• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Dan Perbandingan Optimum Notch Filter Dan Band Reject Filter Untuk Mereduksi Periodic Noise Pada Citra Digital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Dan Perbandingan Optimum Notch Filter Dan Band Reject Filter Untuk Mereduksi Periodic Noise Pada Citra Digital"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Citra Digital

Citra adalah suatu representasi(gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu media penyimpan[11].

Citra digital adalah citra yang dapat diolah oleh komputer. Seperti pada Gambar 2.1, sebuah citra grayscale ukuran 150 x 150 pixel(elemen terkecil dari sebuah citra) diambil sebagian berukuran 9 x 9 pixel. Maka monitor akan menampilkan sebuah kotak kecil. Namun, yang disimpan dalam memori komputer hanyalah angka-angka yang menunjukkan besar intensitas pada masing-masing pixel tersebut [3].

Gambar 2.1 Citra Digital

(2)

dikenal sebagai resolusi citra, biasanya dalam satuan pixel per inchi(ppi). Sebuah citra dengan resolusi tinggi terdiri atas banyak pixel kecil daripada citra dengan resolusi rendah. Citra digital ukuran 1 inchi x 1 inchi dengan resolusi 72ppi memiliki total pixel 72 x 72 atau 5184 pixel. Citra digital dengan ukuran yang sama dan resolusinya 300ppi memiliki total pixel 90000 pixel [9].

2.1.1. Jenis-Jenis Citra Digital

Citra Biner, adalah citra digital yang hanya memilik dua kemungkinan nilai pixel yaitu hitam dan putih. Citra biner juga disebut sebagai citra B&W (Black and White) atau citra monokrom. Hanya dibutuhkan 1 bit untuk mewakili nilai setiap pixel dari citra biner.

Citra Grayscale merupakan citra digital yang hanya memiliki satu nilai kanal pada setiap pixelnya, dengan kata lain nilai bagian Red = Green = Blue. Nilai tersebut digunakan untuk menunjukkan tingkat intensitas. Warna yang dimiliki adalah warna dari hitam, keabuan, dan putih. Tingkatan keabuan di sini merupakan warna abu dengan berbagai tingkatan dari hitam hingga mendekati putih.

Citra Warna(24 bit) adalah citra yang setiap pixel dari citra warna 24 bit diwakili dengan 24 bit sehingga total 16.777.216 variasi warna. Variasi ini sudah lebih dari cukup untuk memvisualisasikan seluruh warna yang dapat dilihat penglihatan manusia. Setiap informasi warna disimpan ke dalam 1 byte data. 8 bit pertama menyimpan nilai biru, kemudian diikuti dengan nilai hijau pada 8 bit kedua dan 8 bit terakhir merupakan nilai warna merah [4].

2.1.2. Warna

(3)

Pengalaman warna secara natural adalah proses kombinasi dari mata dan otak. Mata bertindak sebagai penerima cahaya dan otak menginterpretasikan data dari mata sebagai informasi visual dan menerjemahkan data tersebut sebagai warna.

Penglihatan manusia didasarkan atas tiga penerima, satu untuk merah, yang lain untuk hijau, sisanya untuknya biru. Ada banyak representasi warna dari banyak perbedaan lingkup warna, atau model yang biasanya memiliki tiga atau empat channel.

2.1.2.1. RGB

Salah satu dari model warna yang paling banyak digunakan adalah RGB. Dalam model warna ini, ada tiga kanal: merah, hijau, dan biru. Setiap warna dalam model ini dibuat menggunakan kombinasi dari ketiga kanal ini.

Setiap pixel dalam model warna RGB di definisikan sebagai (r,g,b) di mana r,g, dan b adalah nilai dari masing channel. Nilai yang mungkin untuk masing-masing kanal dimulai dari 0 (tidak ada cahaya) samapai dengan 255. Perpaduan warna setiap kanal menghasilkan warna yang berbeda-beda seperti pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Kombinasi warna 3 kanal

2.1.2.2. CYMK

(4)

dibentuk menggunakan substrak pencampuran warna, yang menunjukkan bagaimana

pigment warna bekerja.

Mulai dari kertas putih, pewarna tinta substrak cahaya dari kertas mengandung warna yang berbeda. Hanya tiga kanal yang dibutuhkan untuk merepresentasikan semua warna(cyan,magenta, dan yellow), tetapi untuk alasan praktikal, hitam juga ditambahkan ke dalam model warna. Dengan mengganti nilai dari tiap kanal, semua perbedaan warna yang dihasilkan dari model warna ini ditunjukkan dalam gambar 2.3

Gambar 2.3 Kombinasi warna dari tiap kanal CYMK

2.1.2.3. HSV

HSV singkatan dari Hue, Saturation dan Value. Dalam model warna ini, Hue merepresentasikan warna utama, dan saturation serta value merepresentasikan bayangan spesifik dari Hue. Penggunaan utama dari model warna ini untuk membuat interaksi yang lebih baik dengan manusia karena manusia biasanya me-recognize perbedaan warna dan kemudian memilih bayangan spesifik untuk HSV.

2.1.2.4. YUV

(5)

2.1.3.Format Citra Digital

2.1.3.1. Joint Photographic Experts Group(JPEG)

JPG, atau JPEG(Joint Photographic Experts Group), adalah format file yang paling popular di dalam digital fotografi. JPEG mendukung kedalaman warna 24 bit (3 saluran warna masing-masing 8 bit). Hampir setiap kamera digital mampu menyimpancitra menggunakan format ini dan secara luas didukung dalam berbagai program penampil citra.

JPEG menghasilkan file dengan ukuran kecil menggunakan kompresi lossy. Setiap kali menyimpan gambar dalam format ini, kualitas terdegradasi oleh kompresi

lossy. Kompresi lossy menghilangkan detail gambar sehingga dapat direpresentasikan

dengan kurangnya informasi.

JPEG juga menggunakan analisis matematis yang komples untuk menghapus bit yang paling terlihat pada gambar sehingga mata manusia tidak dapat membedakannya. Format ini juga mendukung fitur yang disebut progresif JPEG.

Fitur ini memungkinkan untuk menyimpan gambar sehingga informasi yang diperintahkan dengan cara tertentu dari berbagai resolusi gambar yang disajikan kepada pengguna sampai kepada gambar yang lengkap diterima. Hal ini sangat berguna untuk gambar besar yang sedang ditransfer ke komputer melalui koneksi yang lambat.

2.1.3.2. Graphics Interchange Fomat (GIF)

(6)

2.1.3.3. Portable Network Graphics (PNG)

Format citra digital ini secara publik tersedia dan pengembangan dari format citra digital GIF. PNG dapat menangani kedalaman warna sampai dengan 48 bit (3 kanal warna dengan tiap kanal 16 bit).

Format ini memiliki dukungan yang lebih baik untuk transparansi daripada Format citra digital GIF. Secara keseluruhan PNG format yang lebih baik daripada GIF karena menawarkan kompresi yang lebih baik selain itu dapat menyimpan lebih banyak warna [7].

2.2. Noise

Sumber noise pada citra digital bisa terjadi sejak pengambilan dan atau transmisi citra. Kinerja dari sensor citra dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kondisi lingkungan selama pengambilan citra dan oleh kualitas sensitivas elemen itu sendiri. Sebagai contoh, dalam pengambilan citra dengan kamera CCD, level pencahayaan dan suhu sensor adalah faktor utama yang mempengaruhi tingkat noise pada citra yang dihasilkan [10].

2.2.1. Periodic Noise

Noise periodik merupakan noise yang sifatnya periodik(bukan acak). Citra yang

terkorupsi oleh noise periodik secara visual tampak terdapat garis-garis pada citra. Garis-garis tersebut tersebar secara merata dengan periode tertentu. Pada Gambar 2.4 terlihat banyak terkorupsi oleh noise periodik .

(7)

2.3. Pengolahan Citra

Ada dua prinsip daerah aplikasi pengolahan citra digital: peningkatan informasi pictorial untuk interpretasi manusia dan pengolahan citra digital untuk penyimpanan, transmisi dan representasi bagi peralatan persepsi. Tujuan utama dari pengolahan citra digital adalah memperbolehkan manusia untuk mendapatkan kualitas tinggi atau karakteristik deskriptif dari citra asli [15].

2.3.1. Pengolahan Citra dalam Domain Frekuensi

2.3.1.1. Transformasi Fourier Diskrit 2-D dan Domain Frekuensi

f(x,y) untuk x=0,1,2,…M-1 dan y=0,1,2,…N-1 menyatakan citra M x N. Discrete

Fourier Transformation(DFT) 2-D dari f dinyatakan oleh F(u,v) yang diberikan oleh

formula 2.1:

�(�,�) =∑�−=01∑�−=01�(�,�)�−�2�(���+���) ... 2.1 [10]

untuk u=0,1,2,..,M-1 dan v=0,1,2,..N-1. Domain frekuensi adalah rentang sistem koordinat oleh F(u,v) dengan u dan v sebagai variable frekuensi. Ini merupakan analogi domain spasial di mana rentang sistem koordinat oleh f(x,y) dengan x dan y sebagai variabel spasial. Region persegi panjang M x N didefinisikan oleh u=0,1,2,…M-1 dan v= 0,1,2,…N-1 sering disebut sebagai rentang frekuensi yang memiliki ukuran yang sama dengan citra input.

Invers dari transformasi Fourier diberikan oleh formula 2:

�(�,�) = 1

��∑ ∑ �(�,�)� −�2����

�+����

�−1 �=0 �−1

�=0 ... (2.2)[10]

untuk x=0,1,2,…,M-1 dan y=0,1,2,…,N-1. Jadi dengan F(u,v) bisa mendapatkan f(x,y) kembali dengan merata-rata invers DFT. Nilai F(u,v) dalam formula ini kadang disebut sebagai Fourier coefficients dari ekspansi.

(8)

F(u,v) : nilai intensitas spectrum fourier pada titik (u,v) f(x,y) : nilai intensitas citra noise pada titik(x,y) e : natural number(2.718281828459045….) M,N : M lebar citra, N tinggi citra

j : bilangan imajiner(konstanta fourier)

Nilai transformasi pada origin domain frekuensi [F(0,0)] disebut dengan komponen dc transformasi Fourier. Jika f(x,y) adalah real, transformasinya secara umum kompleks. Metode prinsip analisis secara visual sebuah transformasi adalah untuk menghitung spektrum dan menampilkannya sebagai citra. Jika R(u,v) dan I(u,v) merepresentasikan real dan komponen imaginary F(u,v), spektrum Fourier didefinisikan sebagai:

�(�,�) =��2(,) + �2(,) ...(2.3)[6]

2.3.1.2. DFT Terpusat

Perhitungan DFT 2-D sekarang mentransformasikan titik-titik ke dalam interval persegi panjang seperti ditunjukkan pada gambar 2.3. Persegi panjang dengan garis putus-putus adalah pengulangan periodik. Daerah dengan garis utuh menunjukkan nilai F(u,v) yang sekarang meliputi empat back-to-back perempatan periode yang bertemu pada titik yang ditunjukkan pada gambar 2.3(a). Analisis visual spektrum hanya dengan memindahkan nilai origin transformasi ke pusat dari persegi panjang frekuensi.

(9)

Gambar 2.5 Spektrum Fourier 2D, (a) kiri, (b) kanan [10]

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan untuk mendapatkan DFT terpusat dapat dihitung dengan menggunakan formula 2.4:

�(�′,�′) ≡ � �� −�

2,� − � 2�

... (2.4)[11 ]

(10)

Gambar 2.6 Proses pemusatan DFT dapat dilakukan dengan menukarkan kuadran 1 dengan 3, dan 2 dengan 4 [11]

2.3.1.3. Fast Fourier Transform (FFT)

Banyaknya perkalian dan penjumlahan bilangan kompleks untuk menghitung Diskrit Fourier Transform adalah �(�2). Dengan mengadopsi pendekatan algoritma

divide-and-conquer proses penghitungan bilangan kompleks menjadi �( ����2�).

Algoritma ini dikenal sebagai Fast Fourier Transform (FFT) [2]. Berdasarkan hal inilah untuk mendapatkan transformasi Fourier dan inversnya, penulis menggunakan FFT untuk mendapatkan hasil transformasi dan invers Fourier.

Untuk menghitung DFT satu dimensi digunakan formula 2.5,

�(�) = 1

�∑�−�=01�(�)���� ... (2.5)[2]

Dimana

�� = exp[ −��2�]

Asumsikan bahwa N adalah nilai pangkat dari bilangan 2 maka untuk mendapatkan

Fast Fourier Transformation satu dimensi diperoleh dengan formula 2.6,

�(�) = 1

�∑�− �(�)�−�� 2 �� /� 1

�=0 ... (2.6)[2]

sedangkan untuk menghitung invers Fast Fourier Transformation diperoleh dengan formula 7,

�(�) =∑�−=01 �(�)�−�� 2 �� /� ... (2.7)[2]

(11)

2.3.2. Konsep Filter dalam Domain Frekuensi

Dasar untuk filter linier dalam domain spasial dan frekuensi adalah teori konvolusi, yang dapat dituliskan dengan:

�(�,�)∗ ℎ(ℎ,�) ⟺ �(�,�)�(�,�)

dan sebaliknya:

�(�,�)ℎ(ℎ,�)⟺ �(�,�)∗ �(�,�)

Simbol * menunjukkan konvolusi dari dua fungsi dan pernyataan di sisi panah dobel mengatur pasangan transformasi Fourier. Sebagai contoh, formula yang pertama adalah konvolusi dua fungsi spasial yang bisa didapatkan dengan menghitung invers transformasi Fourier dari perkalian dua fungsi transformasi Fourier. Sebaliknya transformasi Fourier dari konvolusi dua fungsi spasial memberikan hasil transformasi dua fungsi [10].

Pemfilteran dalam domain spasial berisi konvolusi citra f(x,y) mask filter h(x,y). Seperti halnya teori konvolusi, juga bisa mendapatkan hasil yang sama dalam domain frekuensi dengan perkalian antara F(u,v) dengan H(u,v), transformasi Fourier

filter. Biasanya H(u,v) disebut sebagai filter transfer function[10].

Keuntungan melakukan pemfilteran di dalam domain frekuensi adalah proses konvolusi dapat diterapkan dalam bentuk perkalian langsung. Untuk melakukan pemfilteran dalam domain frekuensi harus mengikuti diagram pada gambar 2.7:

Pre-Processing

Transformasi Fourier

Fungsi Filter H(u,v)

Invers Transformasi

Fourier

Pre-Processing

F(u,v) H(u,v)F(u,v)

f(x,y) Citra Input

g(x,y) Citra ter-enhance

(12)

Penjelasan gambar 2.7:

1. Input citra digital berupa citra *.jpg dengan ukuran lebar = ukuran tinggi serta lebar dan tinggi merupakan nilai dari 2�.

2. Lakukan proses transformasi fourier dari citra input dengan menggunakan FFT 2D untuk mendapatkan F(u,v) yang merupakan nilai kompleks dari transformasi fourier.

3. Hitung filter mask H(u,v) dengan ukuran lebar dan tinggi sama dengan ukuran citra input. Filter mask yang dibahas di dalam skripsi ini adalah Band Reject Filter dan Optimum Notch Filter.

4. Kalikan F(u,v) dengan H(u,v) untuk mendapatkan G(u,v) yang merupakan hasil perkalian antara transformasi dengan filter mask.

5. Lakukan proses invers transformasi fourier dari G(u,v) menggunakan invers FFT2D sehingga diperolehlah citra hasil g(x,y).

2.3.3. Selective Filter

Noise periodik dapat dianalisis dan difilter dengan sangat efektif menggunakan teknik domain frekuensi. Ide dasar noise periodik dimunculkan sebagai konsentrasi ledakan energi dalam transformasi Fourier, pada lokasi yang bersesuaian dengan frekuensi dari interferensi periodik. Pendekatannya adalah menggunakan selective filter untuk mengisolasi noise [10].

(13)

1. Ideal, merupakan tipe filter yang sangat tajam. Artinya penerapannya sangat tajam di dalam proses filter.

2. Butterworth, merupakan filter antara dimana untuk nilai yang tinggi, Butterworth Filter mendekati bentuk dari ideal filter. Sementara untuk nilai yang rendah, Butterworth lebih lembut mendekati bentuk dari Gaussian filter

3. Gaussian, merupakan filter yang sangat lembut di dalam proses penerapan filternya.

Masing-masing dari selective filter memiliki kriteria dari kategori filter tersebut. Sehingga di dalam implementasinya, Band Reject Filter dan Optimum Notch

Filter diterapkan dan ujicoba untuk masing-masing ideal, butterworth, dan gaussian.

2.3.3.1. Band Reject Filter (BRF)

Band Reject Filter adalah filter yang memproses pada band frekuensi tertentu atau

region kecil dari persegi panjang frekuensi. Formula untuk Ideal Bandreject Filter

�(�,�) =�0 �����0− �

2 ≤ � ≤ �0+ �

2

1 ������� ...(2.8)[10]

Formula untuk Butterworth Bandreject Filter

�(�,�) = 1

1+� ��

�2−� 0 2�

2� ...(2.9)[10]

Formula untuk Gaussian Bandreject Filter

�(�,�) = 1− �−�

�2−� 0 2 �� �

2

(14)

Gambar 2.8Perspective plot dari (a)Ideal, (b)Butterworth, dan (c)Gaussian Band Reject Filter [11]

Keterangan formula 2.8, 2.9 dan 2.10:

H(u,v) : merupakan nilai intensitas filter mask pada pixel (u,v) D0 : radius filter

D atau D(u,v): merupakan jarak antara titik (u,v) dalam domain frekuensi W : lebar pita (band)

M, N : menyatakan lebar dan tinggi citra n : orde (khusus untuk Butterworth)

Filter ini nantinya akan menghasilkan filter mask H(u,v) yang sebelumnya telah disinggung pada Gambar 2.5. Nilai dari tiap-tiap elemen pada filter mask yang dihasilkan tidak dipengaruhi oleh intensitas citra digital asli melainkan dipengaruhi oleh dimensi sebuah citra digital itu sendiri.

Sebagai contoh, sebuah citra input dengan ukuran dimensi citra 3 x 3. Maka untuk filter mask dari Band Reject Filter akan menghasilkan filter mask dengan ukuran yang sama yaitu 3 x 3. Banyaknya elemen dari filtermask diketahui dengan mengalikan jumlah lebar dan tinggi citra input. Pada contoh ini akan menghasilkan 9 elemen filter mask.

Dengan D0=80 dan W=10 maka sebelum melakukan pemfilteran terlebih dahulu menghitung nilai array jarak dari D.

Perhitungan array jarak dari D

�(0,0) = �02+ 02 = 0

(15)

�(0,2) = �02+ 22 = 2

�(1,0) = �12+ 02 = 1

�(1,1) = �12+ 12 = 1.414214

�(1,2) = �12+ 22 = 2.236068

�(2,0) = �22+ 02 = 2

�(2,1) = �22+ 12 = 2.236068

�(2,2) = �22+ 22 = 2.828427

maka diperolehlah array dari jarak D hasil perhitungan :

0 1 2

1 1.41 2.24

2 2.24 2.83

Perhitungan filter mask untuk ideal Band Reject Filter

1. Hitung nilai untuk a1= �0−�

2

a1= 80−10

2 = 75

2. Hitung nilai untuk a2= �0 +�

2

a2= 80 +10

2 = 85

3. Hitung nilai intensitas untuk tiap elemen pixel filter mask H(0,0)  D(0,0)= 0

75 ≤ �(0,0)≤85 (salah) maka H(0,0)= 1

H(0,1)  D(0,1)= 1

75 ≤ �(0,1)≤85 (salah) maka H(0,1)= 1

(16)

75 ≤ �(0,2)≤85 (salah) maka H(0,2)= 1

H(1,0)  D(1,0)= 1

75 ≤ �(1,0)≤85 (salah) maka H(1,0)= 1 H(1,1)  D(1,1)= 1.41

75 ≤ �(1,1)≤85 (salah) maka H(1,1)= 1

H(1,2)  D(1,2)= 2.23

75 ≤ �(1,2)≤85 (salah) maka H(1,2)= 1

H(2,0)  D(2,0)= 2

75 ≤ �(2,0)≤85 (salah) maka H(2,0)= 1 H(2,1)  D(2,1)= 2.23

75 ≤ �(2,1)≤85 (salah) maka H(2,1)= 1

H(2,2)  D(2,2)= 2.28

75 ≤ �(2,2)≤85 (salah) maka H(2,2)= 1

maka diperolehlah mask filter dari ideal band reject filter sebagai berikut:

1 1 1

1 1 1

1 1 1

Perhitungan filter mask untuk Butterworth Band Reject Filter dengan n=1

�(0,0) = 1

1 + � �(0,0)∗� �(0,0)2−�02�

2 =

1

1 + � 0

0−6400�

2 = 1

�(0,1) = 1

1 + � �(0,1)∗� �(0,1)2−�02�

2 =

1

1 + � 10

1−6400�

2 = 0.999

�(0,2) = 1

1 + ��(0,2)∗�

(0,2)2−�02�

2 =

1

1 + � 20

4−6400�

(17)

�(1,0) = 1 1 + � �(1,0)∗�

�(1,0)2−�02�

2 =

1

1 + � 10

1−6400�

2 = 0.999

�(1,1) = 1

1 + ��(1,1)∗�

(1,1)2−�02�

2 =

1

1 + � 14.14

2−6400�

2 = 0.999

�(1,2) = 1

1 + � �(1,2)∗� �(1,2)2−�02�

2 =

1

1 + � 22.36

5−6400�

2 = 0.999

�(2,0) = 1

1 + � �(2,0)∗� �(2,0)2−�02�

2 =

1

1 + � 20

4−6400�

2 = 0.999

�(2,1) = 1

1 + � �(2,1)∗� �(2,1)2−�02�

2 =

1

1 + � 22.36

5−6400�

2 = 0.999

�(2,2) = 1

1 + � �(2,2)∗� �(2,2)2−�02�

2 =

1

1 + � 28.28

8−6400�

2 = 0.999

maka diperolehlah mask filter butterworth Band Reject Filter sebagai berikut:

1 0.99 0.99

0.99 0.99 0.99

0.99 0.99 0.99

Perhitungan filter mask untuk Gaussian Band Reject Filter

�(0,0) = 1− �−�

(�2(0,0)−�02 �(0,0)� �

2

= 1− �−�

0−6400 0 ∗0 �

2

= 0

�(0,1) = 1− �−�

(�2(0,1)−�02 �(0,1)� �

2

= 1− �−�

1−6400 1 ∗10 �

2

= 1

�(0,2) = 1− �−�

(�2(0,2)−�02 �(0,2)� �

2

= 1− �−�

4−6400 2 ∗10 �

2

= 1

�(1,0) = 1− �−�

(�2(1,0)−�02 �(1,0)� �

2

= 1− �−�

1−6400 1 ∗10 �

2

= 1

�(1,1) = 1− �−�

(�2(1,1)−�02 �(1,1)� �

2

= 1− �−�

2−6400 1.41 ∗10�

2

(18)

�(1,2) = 1− �−�

(�2(1,2)−�02 �(1,2)� �

2

= 1− �−�

5−6400 2.23 ∗10�

2

= 1

�(2,0) = 1− �−�

(�2(2,0)−�02 �(2,0)� �

2

= 1− �−�

4−6400 2 ∗10 �

2

= 1

�(2,1) = 1− �−�

(�2(2,1)−�02 �(2,1)� �

2

= 1− �−�

5−6400 2.23 ∗10�

2

= 1

�(2,2) = 1− �−�

(�2(2,2)−�02 �(2,2)� �

2

= 1− �−�

8−6400 2.82 ∗10�

2

= 1

maka diperolehlah mask filter GaussianBand Reject Filter sebagai berikut: 0 1 1

1 1 1

1 1 1

2.3.3.2.Optimum Notch Filter (ONF)

Optimum Notch Filter sama halnya dengan Notch Reject Filter menolakfrekuensi dalam tetangga yang didefinisikan terhadap pusat frekuensi. Filter notch reject dibuat sebagai hasil filter highpass yang pusatnya telah ditranslasikan ke pusat notch. Format umum Notch Reject Filter bisa dilihat pada formula 2.11:

���(�,�) = ��(�,�)�−�(�,�) ...(2.11)[6]

Di mana Hk(u,v) dan H-k(u,v) adalah filter highpass yang pusatnya pada lokasi(uk, vk). Q adalah jumlah pasangan notch dalam filter. Komputasi jarak untuk setiap filter dilakukan dengan formula 2.12 dan formula 2.13:

Dk(u,v) =[(u –M/2 – uk)2 + v – N/2 - vk)2]1/2 ... (2.12)[6] dan

(19)

Gambar 2.9. perspective plot dari (a) Ideal, (b) Butterworth, dan (c) Gaussian Notch Filters [6]

Formula Ideal Notch Reject Filter diperoleh dengan:

���(�,�) =�0 1 ���������(�,�) ≤ �0 ���� �−�(�,�) ≤ �0 ...(2.14)[6]

Formula Butterworth Notch Reject Filterdiperoleh dengan:

���(�,�) = �1+ [��/1(,)]2�� �

1

1+ [���/�−�(�,�)]2�� ...(2.15)[6] Formula Gaussian Notch Reject Filter diperoleh dengan:

���(�,�) = �1− �−

��(�,�)2

2 �02 � �1− �−

�−�(�,�)2

2 �02 � ...(2.16)[6]

2.4. Penilaian Kualitas Citra

Hasil evaluasi mengenai kegunaan sejumlah langkah kualitas objektif untuk gambar menggunakan perhitungan numerik dapat digunakan untuk menspesifikasikan besarnya degradasi dalam gambar yang direkonstruksi. Kombinasi dari perhitungan numerik dan grafis terbukti lebih berguna dalam menilai kualitas gambar [1].

(20)

objek gambar. Hal ini yang menjadi kelemahan dari penilaian kualitas gambar menggunakan HVS. Untuk itulah penulis menggunakan perhitungan numerik MSE dan PSNR sebagai parameter penilai kualitas citra hasil pemfilteran [14].

2.4.1. Mean Square Error(MSE) dan Peak Signal to Noise Ratio(PSNR)

MSE adalah rata-rata kuadrat nilai kesalahan antara citra asli dengan citra hasil pengolahan yang secara matematis dapat dirumuskan pada formula 2.17:

��� = 1

��∑ ∑�− |(�(�,�)− �(�,�))2| 1

�=0 �−1

�=0 ...(2.17)[12]

Keterangan:

F(x,y): intensitas citra asli

g(x,y): intensitas citra hasil filter

Semakin kecil nilai MSE,maka semakin bagus kualitas citra hasil filter.

PSNR merupakan nilai perbandingan antara harga maksimum warna pada citra hasil filtering dengan kuantitas gangguan(noise) yang dinyatakan dalam satuan decibel(dB), noise yang dimaksud adalah akar rata-rata kuadrat nilai kesalahan (√���). Secara matematis, nilai PSNR dapat dirumuskan pada formula 2.18:

���� = 20 . log 10 ( 255

√���) ...(2.18) [13]

Gambar

Gambar 2.1, sebuah citra grayscale ukuran 150 x 150 pixel(elemen terkecil dari
Gambar 2.2 Kombinasi warna 3 kanal
Gambar 2.4 Citra dengan periodik noise
Gambar 2.7 Diagram proses filter dalam domain frekuensi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Secara visualisasi, Hasil citra yang tereduksi salt & pepper noise lebih bagus pada metode Harmonic Mean Filter dan metode Contra-Harmonic Mean Filter dengan nilai

Setelah mengaplikasikan perangkat lunak Implementasi Contra Harmonic Mean Filter untuk mereduksi noise pada citra digital maka dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak

Mean Filter dalam mengurangi noise Gaussian yang terdapat pada suatu citra digital. dan melihat hasil kualitas citra setelah mengalami

Pengolahan citra adalah sebuah merupakan disiplin ilmu yang memplajari hal- hal yang berkaitan dengan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna,

Analisis Penerapan Metode Median Filter Untuk Mengurangi Noise Pada Citra Digital. Teori Pengolahan Citra digital, Yogyakarta:

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat membantu dalam memperbaiki citra digital yang dimiliki guna memperoleh informasi yang lebih akurat dari citra digital tersebut,

kanan menunjukan kernel hasil yang mewakili citra setelah mengalami proses filter. Dari kernel awal dilakukan proses Midpoint filter yaitu dengan

Penelitian ini menggunakan metode harmonic mean filter untuk mereduksi noise pada citra