• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prospek Kerjasama Maritim IndonesiaChina Paska Klaim Sepihak Laut Natuna oleh Republik Rakyat China T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prospek Kerjasama Maritim IndonesiaChina Paska Klaim Sepihak Laut Natuna oleh Republik Rakyat China T1 BAB II"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Balance of Power

Balance of Power adalah sebuah teori dalam hubungan internasional yang menyatakan bahwa setiap negara atau sebuah kelompok negara melindungi negaranya dengan cara mengimbangi kekuatan negara yang menjadi rivalnya. Negara dapat menciptakan perimbangan kekuasaan dengan beberapa cara diantaranya kerjasama antarnegara, peningkatan armada militer atau perluasan wilayahnya. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perimbangan kekuatan sebelum perang dunia dan paska perang dunia. Paska perang dunia perimbangan kekuatan terjadi karena setiap negara merasakan ketakutan akan adanya dampak kerusakan yang fatal akibat senjata modern, sehingga setiap negara cenderung menahan diri. Maka dari itu daripada sebuah konfrontasi terbuka secara langsung, setiap negara cenderung meningkatkan kemampuan militernya dan yang kedua melalui pendekatan politik atau negara-negara superpower melakukan intervensi militer skala kecil kepada negara-negara dunia ketiga.

(2)

negara-negara sengketa termasuk Indonesia. Pada akhirnya, nampaknya sengketa antar negara ini tidak akan berakhir dalam waktu dekat karena China bertahan pada klaimnya, begitu pula negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Namun tetap saja perang kemungkinan tidak akan terjadi karena banyak faktor yang menjadi pertimbangan dan perimbangan kedua negara baik China maupun Indonesia dan negara sengketa lainnya.

2.2.Neo-realist

Neorealisme adalah sebuah teori yang pertama kali dikembangkan oleh Kenneth Waltz. Waltz mengembang teori ini sebagai jawaban atas kritik Liberalisme terhadap Realisme Klasik. Akan tetapi meskipun begitu, Waltz tetap menggunakan asumsi-asumsi dasar realisme klasik dalam pemikiran Neorealismenya. Neorealisme menempatkan struktur dari sistem internasional untuk mencari tahu hasil akhir dalam sebuah politik internasional, maka dari itu Neorealisme disebut juga sebagai struktural realisme. Dalam konsep yang dikembangkan Kenneth Waltz mengenai struktur, terdapat dua point utama mengenai sistem internasional;

1. Sistem Internasional berjalan dalam sebuah prinsip yang anarki.

Hal ini berarti menurut Waltz, tidak ada otoritas internasional yang kedudukannya berada di atas negara. Maka dari itu setiap negara bergerak dalam keadaan self-help dimana negara harus mampu melakukan apapun yang dibutuhkan agar kepentingan negaranya sendiri dan tujuan utamanya untuk mencapai survival dapat tercapai. Poin utamanya adalah dalam sistem yang anarki, setiap negara dapat bertindak bebas tanpa adanya otoritas yang lebih tinggi.

2. Distribusi Kekuasaan pada setiap aktor dalam sistem internasional

(3)

menjadikan batasan atau hambatan struktural dan berdampak pada perbedaan bagi setiap negara untuk menyikapinya. Di dalam perspektif neorealisme, struktur dalam hubungan internasional adalah hal yang terpenting karena struktur lah yang akan menentukan perilaku negara dalam mencapai kepentingan nasionalnya.

Neorealis memandang bahwa kerjasama antar negara di dalam dunia Internasional masih mungkin saja terjadi selama hal itu dilakukan demi kepentingan negaranya dan juga sebisa mungkin negara dapat mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari kerjasama tersebut, melampaui apa yang tidak bisa dilakukannya sendiri tanpa mempedulikan timbal balik kepada negara lainnya. Hal inilah yang kemudian biasa disebut sebagai Zero-sum Game.

Kedua teori itu baik Balance of Power maupun Neorealist digunakan untuk menggambarkan pola hubungan Indonesia dan China pada saat ini maupun dampaknya paska adanya klaim Pemerintah China yang memasukkan Laut Natuna kedalam apa yang mereka sebut sebagai daerah perikanan tradisional China yang kemudian di kecam oleh Pemerintah Indonesia. Teori neorealist digunakan karena sikap yang ditunjukkan China dalam kasus sengketa di Laut China Selatan ini sangatlah menunjukkan sikap seorang realist, yang mana China mengklaim hampir Zona Ekonomi Esklusif negara lain secara sepihak hanya berdasarkan klaim historisnya secara sepihak. Namun, meskipun begitu berulang kali China berusaha untuk tetap menjaga hubungan kerjasama antar negara meskipun dengan syarat sengketa di Laut China Selatan diselesaikan secara bilateral, tanpa melalui pihak ketiga seperti Permanent Court of Arbitration (PCA) maupun melalui ASEAN, apalagi melalui superpower lainnya seperti Amerika Serikat.

(4)

putusan PCA ini. Hal ini kemudian menjadi masalah juga bagi Indonesia yang mana wilayah Laut Natunanya menjadi salah satu wilayah yang juga diklaim oleh Pemerintah China. Pasca klaim tersebut, bahkan Presiden Jokowi sendiri yang kemudian hadir dan melakukan rapat di atas KRI Imam Bonjol diatas Laut Natuna untuk membuktikan bahwa Indonesia tidak bisa menerima klaim Pemerintah China atas Laut Natuna.1 Namun meskipun begitu, Indonesia kemudian dihadapkan pada sebuah pertanyaan tentang prospek kelanjutan kerjasama antara Indonesia dan China maritim yang dulu sempat dicanangkan kedua pemerintahan. Peristiwa ini tentunya akan menjadi salah satu pertimbangan Indonesia dalam mengambil sikap terhadap klaim China, begitu pula dengan China yang tentunya akan berpikir ulang. Akhirnya kedua negara akan bertahan pada standnya masing-masing dan sengketa ini akan berakhir dalam keadaan Stalemate karena Balance of Power yang terjadi antara kedua kubu. Baik China maupun negara yang terlibat sengketa

1

(5)

2.3.Penelitian Terdahulu

1. Jurnal “Konflik dan Solusi Laut China Selatan dan dampaknya bagi ketahanan Nasional” (2012)

Oleh : Kolonel Karmin Suharna, S.IP, M.A

Dalam Jurnal ilmiah berjudul Konflik dan Solusi Laut China Selatan dan dampaknya bagi ketahanan Nasional, Kolonel Karmin memaparkan berbagai alasan mengapa Laut China Selatan menjadi perairan yang sangat kemudian tumbuh menjadi jalur laut yang sangat konfliktual. Beliau memaparkan mengenai potensi alam yang terkandung di Laut China Selatan, seperti adanya kemungkinan kandungan minyak gas alam 17,7 miliar ton, yang mana lebih besar dibandingkan Kuwait yang saat ini menjadi peringkat ke 4 negara dengan kandungan minyak terbesar. Jurnal ini juga memaparkan mengenai Prospek Management Penyelesaian Konflik yang memberikan gambaran tentang 2 Resolusi Konflik yang mungkin dilakukan di Laut China Selatan, yang pertama melalui militer. Dalam poin ini, penulis memaparkan perbandingan kekuatan China, Claiman State dan Amerika Serikat. Sedangkan yang kedua adalah melalui hukum dan upaya Politik serta Diplomasi. Dalam point kedua ini, penulis memaparkan bahwa sesungguhnya masalah sengketa Laut China Selatan merupakan masalah hukum, masa seyogyanya masalah ini diselesaikan secara hukum. Penulis lantas membeberkan dasar-dasar hukum yang bisa digunakan dalam kasus ini, namun penulis tidak menguraikan kemungkinan penolakan dari negara yang bersengketa atas putusan hukum internasional seperti yang pada akhirnya terjadi sekarang dimana Pemerintah China menolak putusan PCA.

(6)

mungkin terjadi antara Indonesia dan China di Laut Natuna. Selain itu, Penulis dalam jurnal ini juga tidak memaparkan dampak konflik di Laut China Selatan ini terhadap hubungan kerjasama Indonesia-China.

2. Buku “Security and International Politic in The South China Sea: Toward

a Cooperative Management Regime” (2009)

Oleh : Sam Bateman, Ralf Emmer

Penerbit : Routledge security in Asia Pacific series

Buku ini memarkan berbagai isu yang terdapat dalam sengketa Laut China Selatan dengan cukup jelas dan lengkap. Mulai dari geopolitik di Laut China Selatan, sejarah Laut China Selatan, hingga mengapa laut ini begitu konfliktual. Lebih lanjut, buku yang berisi kumpulan tulisan-tulisan dari banyak peneliti ini memaparkan mengenai Maritime territorial disputes and their impact on maritime strategy, yang mana penulis memberikan gambaran mengenai dampak sengketa ini terhadap strategi maritime negara-negara sengketa yang lantas ditutup dengan gambaran strategis China terhadap Laut China Selatan yang menyebabkan Pemerintah China begitu ngotot ingin mengklaim wilayah Laut China Selatan sebagai bagian dari wilayahnya. Hingga kemungkinan Pemerintah China akan mengambil sikap untuk melakukan konfrontasi bersenjata berangkat dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, dimana China tidak akan segan-segan untuk menggunakan kekuatan militernya untuk menujukkan dirinya sebagai negara besar.

(7)
(8)

2.4.Kerangka Berpikir

Sengketa Laut Natuna

Faktor Pertimbangan Indonesia Faktor Pertimbangan China

- ASEAN - Kerjasama Bilateral & Multi

- Militer Indonesia cukup disegani -Militer China bertumbuh pesat

- Mendukung putusan PCA -Kontra putusan PCA

- Mendapat dukungan USA -Di dukung oleh Russia

- Presiden Jokowi tegas terhadap -Presiden Xi Yinpin tegas masalah kedaulatan Indonesia memaksakan 9 Dash Line

Balance of Power

Stalemate

Kerjasama tidak berjalan baik,

namun juga hubungan antar negara

(9)

Penjelasan Singkat Kerangka Berfikir

Dalam dunia Internasional setiap negara mengatur kebijakan Luar Negerinya berdasarkan National Interestnya masing-masing, begitu pula dengan China dalam kasus Laut China Selatan. Dengan klaimnya terhadap 80% wilayah Laut China Selatan yang merupakan ZEE negara lain, China telah bersikap layaknya seorang Realist. Hal itu lantas memicu sengketa berkepanjangan di Laut China Selatan, karena negara sengketa lainnya tidak mau begitu saja ZEE negaranya di klaim oleh negara lain yang tidak sesuai dengan hukum internasional, dalam hal ini seperti yang dilakukan Republik Rakyat China yang mengklaim Laut China Selatan berdasarkan klaim historis sepihak. Begitu pula dengan Indonesia, Pemerintah Indonesia tentunya tidak ingin Laut Natuna yang merupakan wilayah Indonesia yang sah diklaim sebagai milik Pemerintah China, jika sudah begini maka kelanjutan kerjasama antara Indonesia dan China yang sudah terbangun pun menjadi dipertanyakan karena kedua negara sudah tidak memiliki national interest yang sejalan lagi. Begitupun jika kerjasama dilanjutkan, tentunya akan menjadi dilemma bagi Indonesia, karena negara tetangganya diregional ASEAN sedang bersengketa pula dengan China. Meskipun dalam ASEAN ada prinsip non-intervensi, tetap saja terdapat suara-suara dari dunia internasional yang menginginkan Indonesia mengambil peranan lebih untuk membantu mengatasi sengketa di Laut China Selatan ini. Maka dari itu, apakah hubungan kerjasama Indonesia maritim yang pernah dicanangkan Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping tetap berjalan atau tidak merupakan hal yang masih dipertanyakan kejelasannya hingga sekarang. Andaikan dilanjutkan apakah terdapat penyesuaian, atau jika tidak dilanjutkan lantas kemana arah kerjasama Indonesia yang baru mengingat sebelum terlibat sengketa hubungan Indonesia dan China cenderung sangat dekat.

(10)
(11)

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran Sejarah Berbasis Keunikan Toponimi Kawasan Banten Lama untuk Meningkatkan Historical Empathy Siswa di SMA Negeri Kota Serang. Sariyatun, M.Pd, M.Hum. Program

kembali hasil perhitungan dan mengkomunikasikan jawaban, 3) ke- lompok siswa berkemampuan mate- matika baik mengalami kesulitan pada langkah memeriksa kembali hasil

Data pretest digunakan sebagai data sebelum perlakuan yang diambil dari nilai UAS (Ujian Akhir Semester), yaitu untuk mengetahui kedua kelompok yang diteliti berasal dari

Berdasarkan hal tersebut kiranya perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara jumlah false mounting dengan produksi semen pejantan sapi Madura,

Kontribusi dari kegiatan ini adalah sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga yang memiliki potensi banyak

This study was found that the challenges that were faced by the teacher and students when using song lyrics in the classroom can be concluded, as follows : (1)

Cedera kepala adalah proses patologis pada jaringan otak yang bersifat non- degenerative, non-congenital, dilihat dari keselamatan mekanis dari luar, yang

Acara ini di lakukan oleh para pemu- da datang kerumah si-gadis selepas pukul 17.30-23.00 malam. Para pe- muda yang mengunjungi rumah gadis duduk bersila di berugaq , si gadis