• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB VIII Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Aktor Pangadangu Mahamu dalam Upaya Adat Kematian di Desa Ramukabupaten Sumba Timur T1 BAB VIII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB VIII Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Aktor Pangadangu Mahamu dalam Upaya Adat Kematian di Desa Ramukabupaten Sumba Timur T1 BAB VIII"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

96 BAB VIII

PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan akhir dari serangkaian penulisan, dengan demikian muatan pokok bab ini adalah kesimpulan dan saran.

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang “Peran Aktor Pangadangu Mahamu Dalam Upaya Penyederhanaan Adat Kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur”, kesimpulan yang diperoleh adalah :

1. Praktek upacara adat kematian yang dilakukan masyarakat Sumba Timur memiliki dua maksud yaitu Pertama, orang yang percaya marapu melakukan upacara adat kematian sebagai bentuk penghargaan terhadap leluhur Marapu. Orang marapu percaya bahwa arwah orang yang meninggal (leluhur) dapat melindungi dan menolong mereka dalam berkebun, beternak maupun berinteraksi. Untuk itu melalui ritual upacara adat kematian bagi mereka sangat menentukan perjalanan orang yang meninggal ke alam baka (parai marapu) sehingga dilakukan dengan baik dan penuh pengorbanan melalui prosesi adat kematian. Kedua, orang Sumba Timur yang sudah beragama Kristen melihat upacara adat kematian sebagai warisan budaya. Kuatnya hubungan sosial kekerabatan yang di ekspresikan melalui upacara adat kematian yaitu adanya sikap saling menghormati dan menghargai satu sama lain sehingga semua pihak yang terkait harus berpartisipasi dalam menguburkan orang mati. Pengetahuan tentang sejarah, makna dan prosesi tata cara adat kematian membentuk karangka pikir masyarakat untuk tetap melakukan praktek upacara adat kematian.

(2)

97

dualisme agama b) membentuk forum sebagai solusi penyederhanaan adat kematian c) aktor melakukan reproduksi ulang adat kematian dan menciptakan penyederhanaan adat kematian.

3. Peran aktor Pangadangu Mahamu dalam upaya praktek penyederhanaan adat kematian yaitu aktor melakukan reproduksi habitus dan membentuk forum untuk melakukan pendekatan di masyarakat. Aktor (forum) melakukan pendekatan melalui beberapa tahap antara lain; tahap pendekatan kabihu, pendekatan sosialisasi dan deklarasi penyederhanaan adat kematian. Upaya penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk merupakan praktek sosial aktor yaitu melalui kemampuan aktor dalam mengolah habitus dan modal maka membentuk forum sebagai praksis aktor. Praktek sosial aktor mengupayakan penyederhanaan adat kematian di Desa Ramuk, Kabupaten Sumba Timur. Forum Adat Pangadangu Mahamu sebagai wadah masyarakat sudah menjalankan perannya yaitu Desa Ramuk telah menerapkan penyederhanaan adat kematian.

8.2Saran

Saran dalam bagian akhir penulisan karya ilmiah ini didasarkan pada

(3)

98

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Timur perlu membuat suatu perangkat hukum yang mengatur pengelolaan penempatan guru PNS maupun non PNS, sehingga dalam

Penelitian ini berjudul PEREMPUAN DAN RUMAH ADAT (Studi Tentang Posisi dan Peran Perempuan dalam Perspektif Rumah Adat Sumba di Suku Loli, Kampung Tarung, Kabupaten

Teori dan Paradigma Penelitian Sosial : Buku Sumber untuk Penelitian Kualitatif.. Jogyakarta:

Seperti yang telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya, bahwa penelitian ini berupaya menjelaskan peran aktor Pangadangu Mahamu dalam upaya penyederhanaan adat

Selain itu juga adanya pemahaman masyarakat tentang stratifikasi sosial yang sudah di tereduksi pada kepentingan ekonomi dan politik yaitu ketika adat kematian di maknai dalam

Dalam budaya orang Sumba, patriarki merupakan sistem budaya yang dianut masyarakat Sumba, kekuasaan patriarki berlangsung juga pada rumah adat, dimana

Responden yang dipilih adalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik pengelolaan meliputi pengelola BPK Kupang, Dinas Kehutanan Kabupaten Sumba Timur, pihak pemerintah daerah,

Responden yang dipilih adalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik pengelolaan meliputi pengelola BPK Kupang, Dinas Kehutanan Kabupaten Sumba Timur, pihak pemerintah daerah,