• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan WebGIS Pencarian Objek Wisata di Kabupaten Magelang T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan WebGIS Pencarian Objek Wisata di Kabupaten Magelang T1 Full text"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Web GIS

Pencarian Objek Wisata di Kabupaten Magelang

Artikel Ilmiah

Oleh :

Perdinan Oktafianus

NIM : 682009081

Program Studi Sistem Informasi Pariwisata

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)

Perancangan Web GIS

Pencarian Objek Wisata di Kabupaten Magelang

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Oleh :

Perdinan Oktafianus

NIM : 682009081

Program Studi Sistem Informasi Pariwisata

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

Perancangan Web-GIS

Pencarian Objek Wisata di Kabupaten Magelang

1)Perdinan Oktafianus, 2)Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

E-mail: 1)ferdinan.sembiring13@gmail.com, 2)samuel.papilaya@gmail.com

Abstract

Magelang district is one of the districts in Central Java which has a lot of tourism potential. But not all the attractions can be known by tourists because of the lack of information to the general public. WebGIS tourism of Magelang district built using the programming language PHP, MySQL as the database and Google maps to display the digital map. The method used in this research is waterfall method which consists of the analysis, system design, implementation, testing and maintenance system. The results of this study are web-GIS applications that provide location information attractions and search travel route in Magelang district.

Keyword: magelang district, web-gis, google maps

Abstrak

Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah yang memiliki banyak potensi wisata. Tetapi tidak semua objek wisata yang ada dapat diketahui oleh para wisatawan karena kurangnya informasi yang sampai kepada masyarakat umum. Web-GIS pariwisata kabupaten Magelang dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman php, mysql sebagai databasenya dan Google maps untuk menampilkan peta digital. Metode penelitian yang digunakan adalah metode

waterfall yang terdiri dari analisis, perancangan sistem, implementasi, pengujian dan pemeliharaan sistem. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi web-gis yang memberikan informasi lokasi objek wisata dan pencarian rute perjalanan wisata yang ada di kabupaten Magelang.

Kata kunci: kabupaten magelang, web-gis, google maps

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

(10)

1

1. Pendahuluan

Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah yang memiliki banyak potensi wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan. Mulai dari wisata alam, wisata buatan, sejarah, budaya, religi dan kerajinan tangan. Salah satu objek wisata yang terkenal di kabupaten Magelang adalah candi Borobudur. Candi Borobudur merupakan candi yang dibangun oleh raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra pada abad ke-8, dan memiliki relief

yang menggambarkan kehidupan sang Budha dan reinkarnasinya dalam bentuk cerita Jataka dan Lalitavistara. Tetapi tidak semua objek wisata yang ada di kabupaten Magelang dapat diketahui oleh para wisatawan, karena kurangnya informasi tentang objek-objek wisata yang sampai ke masyarakat umum.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magelang merupakan lembaga pemerintah yang bergerak dibidang pariwisata dan kebudayaan di kabupaten Magelang. Dalam mempromosikan objek wisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magelang menggunakan media promosi seperti brosur, buku panduan wisata, baliho, dan website. Website yang dimiki Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magelang masih bersifat statis dan tampilan peta wisatanya hanya berupa gambar biasa. Sehingga para wisatawan kesulitan untuk mengetahui lokasi tempat wisata dan rute perjalanan wisatanya, karena tidak tersedia visualisasi tempat wisata dan rute perjalanan yang dilalui menuju tempat wisata beserta jarak dan waktu tempuhnya. Oleh karena itu melalui perancangan Web-GIS pencarian objek wisata dapat mempermudah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magelang untuk mempromosikan objek wisata yang ada di kabupaten Magelang secara luas kepada wisatawan lokal maupun asing, dengan memberikan informasi lokasi objek wisata serta pencarian rute perjalanan menuju lokasi wisata yang ada di kabupaten Magelang.

Rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu bagaimana menyediakan peta wisata, bagaimana merancang web-gis sebagai media promosi pariwisata di kabupaten Magelang, serta bagaimana membuat suatu Sistem Informasi Geografis yang dapat memberikan informasi kepada pengguna sistem tentang lokasi wisata beserta pencarian rute perjalanan wisata dikabupaten Magelang. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah a) Daerah yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah di kabupaten Magelang; b) Data yang dipakai dalam membuat penelitian ini adalah peta kabupaten Magelang, lokasi wisata ditampilkan dengan ikon berdasarkan kategori wisata, dan data jalur/rute lokasi wisata berdasarkan tempat wisata; c) Aplikasi ini menampilkan informasi wisata, peta wisata dan pencarian lokasi wisata yang ada di kabupaten Magelang; d) Pembangunan aplikasi ini menggunakan teknologi web-gis dengan PHP dan GoogleMAP API.

(11)

2

Magelang, dapat mengembangkan sistem informasi geografis sebagai media promosi untuk dapat memperkenalkan tempat-tempat wisata yang ada di kabupaten Magelang secara luas kepada para wisatawan; b) bagi pengguna sistem (wisatawan) adalah untuk dapat mempermudah dalam memperoleh informasi pariwata, lokasi objek wisata dan pencarian rute perjalanan wisata yang ada di kabupaten Magelang.

2. Kajian Pustaka

Penelitian sebelumnya yang berjudul “Web Sistem Informasi Geografis Objek Wisata Banten Selatan (Kecamatan Bayah)” dalam penelitian ini

menjelaskan pembuatan suatu Sistem Informasi Geografis objek wisata di kecamatan Bayah yang berbasis web-gis, yang bertujuan untuk memudahkan pengunjung untuk mengetahui informasi objek wisata dan mencari objek wisata yang ada di kecamatan Bayah. Dimana sistem ini dibangun dengan menggunakan aplikasi Arc Gis 9.3, mapserver, Camaleon dan php. Informasi yang diberikan pada penelitian ini adalah informasi peta dan lokasi berbagai objek wisata pantai dan goa yang ada agar lebih memperjelas informasi tentang arah objek wisata yang dituju sehingga mempermudah bagi siapa saja yang ingin mengunjungi, dan dengan adanya web-gis ini diharapkan sangat membantu instansi pemerintah untuk mempublikasikan objek wisata yang ada di kecamatan Bayah Banten[1].

Penelitian lain berjudul “Sistem Informasi Geografis Objek Pariwisata

Pada Kabupaten Banyumas Berbasis Mobile” dalam penelitian ini membahas

tentang pembuatan Sistem Informasi Geografis untuk pemetaan objek wisata yang ada di kabupaten Banyumas berbasis web-gis. Dimana sistem ini digunakan sebagai media informasi pariwisata di kabupaten Banyumas, yang di implementasikan pada komputer (admin) dan telepon selular (pengguna sistem) yang hanya dapat diakses dengan menggunakan jaringan internet. Halaman admin

berfungsi sebagai database yang digunakan sebagai media infomasi pada aplikasi

web gis, sedangkan aplikasi yang digunakan oleh pengguna sistem adalah aplikasi

mobile yang dikembangkan dengan platform J2ME[2].

Penelitian lain berjudul “Sistem Informasi untuk Perjalanan Wisata di Kota Semarang” dalam penelitian ini membahas pembuatan sistem informasi

geografis untuk mendukung perjalanan wisata di kota Semarang. Dimana sistem yang digunakan dapat memberikan informasi langsung kepada user mengenai lokasi dari sarana pariwisata dan fasilitas pendukung yang ada. Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan Map Object dan dikembangkan dengan Visual

Basic dengan menambahkan komponen ESRI Map Object 2.1 lewat menu

Project-Compact. Sedangkan untuk mengolah data spasialnya, aplikasi ini

menggunakan Map info dan ArcView[3].

Sistem Informasi Geografis(SIG) atau GIS (Geographic Information

System) merupakan suau sistem berbasis komputer yang digunakan untuk

(12)

3

memiliki kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis yaitu, a) Masukan; b) Keluaran; c) Manajemen data(penyimpanan dan pemanggilan data); d) Analisis dan manipulasi data[4].

Web-GIS merupakan sistem informasi geografi berbasis web yang terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait. Web-GIS merupakan gabungan antara design grafis pemetaan, peta digital dengan analisa geogafis, pemrograman komputer, dan sebuah database yang saling terhubung menjadi satu bagian web design dan web pemetaan. Nama lain untuk web-gis sendiri bermacam-macam diantaranya adalah web-based GIS, online GIS Distributed GIS, Internet Mapping. Dimana sebuah web-gis yang potensial merupakan aplikasi gis atau pemetaan untuk pengguna diseluruh dunia, tidak memerlukan software GIS, tidak tergantung pada platform atau sistem operasi.

Google Maps merupakan suatu layanan gratis yang sangat popular dari

Google dengan memberikan layanan aplikasi dan teknologi pemetaan berbasis

web. Pemrograman Google Maps menggunakan pemrograman JavaScript yang kemudian dipanggil dengan file html, serta dapat dikoneksikan dengan database sebagai penyimpanan data dan hanya dapat diakses secara online[5]. Google Maps

dapat digabungan dengan beberapa bahasa pemrograman yang lain, seperti PHP, perl, cgi dll. Kita dapat menambahkan Google Maps dalam web yang telah kita buat dengan menggunakan Google Maps API. Google Maps API ini merupakan perkembangan dari Google Maps, serta GoogleMaps API juga bisa dikatakan sebagai library yang berbentuk JavaScript. Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan oleh Google, diantaranya adalah:

a) ROADMAP untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi; b) SATELLITE untuk

menampilkan foto satelit; c) TERRAIN untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan menunjukan seberapa tingginya suatu lokasi, contoh: gunung dan sungai; d) HYBRID menunjukkan foto satelit yang diatasnya terdapat pula apa yang tampil pada ROADMAP[5].

3. Metode Penelitian

Tahapan penelitian [6] secara umum yang dilaksanakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

(13)

4

Pengembangan aplikasi ini menggunakan metode waterfall. Metode

waterfall merupakan suatu model proses untuk memodelkan suatu sistem

perangkat lunak yang dibuat secara terstruktur dan berurutan. Metode ini memiliki tahapan-tahapan, yaitu: tahap analisis, perancangan sistem, implementasi, pengujian dan pemeliharaan sistem. Bagan metode waterfall dapat dilihat pada gambar 3[6].

Gambar 2 Metode Waterfall [6]

Langkah-langkah dari Metode Waterfall yaitu:

Analisis kebutuhan sistem, berdasarkan penelitian sistem pada objek wisata di kabupaten Magelang, ditemukan beberapa kelemahan didalamnya. Sehingga analisis yang tepat untuk mengetahui kelemahan sistem adalah dengan menggunakan analisis SWOT, yaitu: a)Analisis Kekuatan (Strenghts), adapun kekuatan dari wisata di Kabupaten Magelang adalah pada tempat wisata terkenal sudah adanya informasi objek wisata dan petunjuk arah jalan yang jelas untuk menuju tempat wisata; b)Analisis Kelemahan (weakness), belum adanya sistem informasi sebagai media informasi bagi masyarakat untuk mengetahui informasi objek wisata dan lokasinya beserta rute perjalanan yang dilalui menuju tempat wisata; c)Analisis Kesempatan (opportunity), semakin berkembangnya era teknologi informasi merupakan sebuah peluang untuk membuat terobosan sistem yang lebih canggih lagi. Selain itu dengan kelebihan yang disebutkan diatas kemungkinan keberhasilan penerapan sistem informasi pendukung berbasis teknologi informasi cukup besar; d)Analisis Ancaman, ancaman berasal dari kurangnya sosialisasi dari pemerintah untuk objek wisata yang belum terkenal, petunjuk arah pada tempat wisata belum terkenal tidak jelas dan pada wisata terkenal petunjuk arah ada yang rusak baik karena alam atau pun di rusak oleh orang tidak bertanggung jawab.

(14)

non-5

fungsional. Kebutuhan fungsional, pada tahap ini analisis terhadap kebutuhan fungsional yaitu: a) Sistem harus bisa melakukan fungsi tambah, ubah, hapus data; b) Sistem harus bisa menampilkan data tempat wisata; c) Sistem harus bisa menampilkan rute perjalanan dengan jarak dan waktu tempuh; d) Sistem harus bisa menampilkan agenda tempat wisata; e) Sistem harus bisa berinteraksi dengan

user melalui komentar pada tempat wisata; f) Sistem harus mampu menampilkan informasi yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Kebutuhan non-fungsional, kendala pada layanan atau fungsi sistem seperti kendala operasional, kendala keamanan, kendala pengembangan. Contohnya sebagai berikut: a) Operasional, dalam media informasi tempat wisata Kabupaten Magelang berbasis website ini dikembangkan secara terkait mempunyai kebutuhan operasional. Contoh perangkat komputer dengan sistem operasi minimal windows xp, pentium

2, dan koneksi internet untuk online; b) Keamanan, sistem ini dilengkapi dengan

password yang hanya bisa diakses oleh user (admin) dan user (member) yang sudah terdaftar dan disetujui oleh user (admin) saja;

c) Kinerja, kinerja dalam sistem informasi ini untuk pengunjung umum hanya bisa mengakses informasi-informasi umum saja dari tempat wisata.

Analisis kebutuhan data, dalam mendukung pelaksanaan sistem dilakukan studi literature dengan mengumpulkan berbagai data dan informasi yang berhubungan dengan peta digital, SIG, Google maps, dan literatur lain yang mendukung baik dari buku, jurnal, internet dan lain-lain. Data diperoleh dari dinas Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Magelang dan Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Mineral. Data yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu: data spasial dan data non spasial. Data spasial berupa peta googlemap kabupaten Magelang. Sedangkan data non spasial berupa gambar peta wisata, deskripsi wisata, data statistik daftar kebutuhan dan jumlah marka jalan, data kuesioner dan dokumentasi pribadi objek wisata.

Dalam perancangan sistem dilakukan beberapa tahap yaitu, perancangan proses, perancangan basis data, dan perancangan antar muka(interface). Perancangan proses dilakukan secara logikal mode dengan menggunakan notasi-notasi yang ada pada DFD(Data Flow Diagram) dengan tujuan memberikan penjelasan tentang fungsi-fungsi dari sistem secara logical. DFD memfokuskan pada aliran data kedalam system dan sekaligus memproses data tersebut. Komponen-komponen dasar dari setiap program komputer ini digambarkan secara detail dan digunakan untuk menganalisis keakuratan dan kompetensi sistem. Proses logikal model sistem pengolahan data pada sistem informasi wisata kabupaten Magelang adalah sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi kesatuan luar yang terlihat pada sistem yaitu: user

(15)

6

Gambar 3 DFD level 0

Gambar 3 menjelaskan terdapat dua entitas luar yang berhubungan dengan sistem yaitu admin dan user member. Dari admin, sistem akan mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan dipublikasikan ke user member maupun user umum. Data-data tersebut meliputi data user, kategori, kecamatan, kelurahan, tempat wisata dan data agenda. Sedangkan pengguna sistem (user) akan mendapatkan informasi mengenai tempat wisata dan agenda. Berdasarkan gambar 3 dapat dikembangkan lagi menjadi DFD level 1 yang lebih detail lagi.

Gambar 4 DFD level 1

Gambar 4 merupakan pengembangan dari DFD level 0, pada DFD level 1 terlihat proses sistem informasi pariwisata lebih terlihat detail. Untuk user

(admin) dapat melakukan input data-data yang dibutuhkan sistem untuk

(16)

7

menambahkan dan melihat data tempat wisata dan data agenda. Sedangkan pengunjung umum hanya bisa menambahkan dan melihat komentar pada tempat wisata. Sedangkan user (admin) memiliki peran penuh, dalam sistem pada DFD level 0 user (admin) dapat menambah, mengubah dan menghapus data yang di

input oleh user (member), umum maupun di input oleh user (admin) itu sendiri. Untuk memudahkan membuat sistem maka dibuat suatu alur program yang dapat menunjukkan proses sistem dari awal sampai mendapatkan kesimpulan. Untuk alur pada program di gambarkan sebagai berikut :

Gambar 5 Alur program user (member)

Gambar 5 menunjukan alur program yang di miliki oleh user member.

Prosesnya adalah untuk dapat melakukan proses tambah data tempat wisata maupun tambah data agenda, user member terlebih dahulu harus melakukan login kedalam sistem.

(17)

8

Gambar 6 menunjukan alur program yang di miliki oleh user admin.

Prosesnya adalah user admin harus melakukan login terlebih dahulu untuk masuk kedalam menu halaman admin, selanjutnya admin dapat melakukan proses tambah atau ubah data kategori, kecamatan, kelurahan, tempat wisata dan agenda.

Perancangan basis data digunakan untuk menentukan entitas, atribut, serta relasi yang terjadi antara masing-masing entitas sehingga membentuk sistem basis data yang normal. Dalam perancangan basis data pada sistem informasi ini dapat menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) yang dapat merepresentasikan secara grafis hubungan antar entitas. ERD pada sistem dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 7 Entity Relationship Diagram

Gambar 7 menunjukkan hubungan relasi antar entitas. Berdasarkan ERD yang dibuat, maka penjelasan hubungan relasi antar entitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Penjelasan relasi antar entitas

No Relasi Keterangan

1 many-to-many entitas komentar dapat mempunyai banyak data komentar pada tiap-tiap data Agenda. Pada tiap-tiap data agenda bisa mempunyai banyak data komentar.

2 many-to-one entitas komentar dapat mempunyai banyak data komentar pada salah satu data tempat wisata. Untuk satu tempat wisata bisa mempunyai banyak data komentar.

(18)

9

mempunyai satu jenis kategori saja.

4 many-to-one untuk setiap data agenda hanya dapat mempunyai satu tempat wisata saja. Untuk satu tempat wisata dapat mempunyai banyak agenda.

5 many-to-one untuk tiap-tiap tempat wisata hanya dapat ditambahkan oleh satu user saja. Untuk satu user dapat menambah banyak data tempat wisata

6 many-to-one untuk tiap-tiap data agenda hanya dapat ditambahkan oleh satu user saja. Untuk satu user dapat menambahkan banyak data agenda.

7 many-to-one untuk tiap-tiap tempat wisata hanya mempunyai satu kelurahan saja. Untuk satu kelurahan dapat mempunyai banyak data tempat wisata.

8 many-to-one untuk tiap-tiap data kelurahan hanya mempunyai satu kecamatan saja. Untuk satu kecamatan dapat mempunyai banyak data kecamatan.

Untuk memudahkan user menggunakan aplikasi, maka dibuat suatu rancangan antar muka aplikasi untuk desain website. Rancangan antar muka aplikasi dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 8 Rancangan Antar Muka Aplikasi

Dalam perancangan ini header berisi Logo, menu aplikasi yang terdiri dari menu home, menu tambah data wisata atau agenda, menu login, menu daftar anggota dan kotak pencarian. Bagian tengah merupakan isi tampilan dari menu navigasi yang ada, seperti peta wista, menu kategori wisata, menu kelurahan, menu kecamatan, menu tampat wisata terbaru dan agenda terbaru. Bagian footer

(19)

10

4. Hasil Implementasi Sistem

Halaman utama sistem dapat dilihat pada Gambar 9 yang menunjukkan Sistem Informasi Peta Wisata Magelang dimulai ketika user membuka halaman

website. Halaman utama dibagi menjadi dua bagian utama, bagian header terdapat

menu seperti tambah lokasi atau agenda, login member, daftar sebagai anggota, dan search; bagian tengah terdapat menu peta wisata, kategori, kecamatan, kelurahan, lokasi tempat wisata dan agenda terbaru.

(20)

11

Gambar 10 menjelaskan menu informasi objek wisata, merupakan fasilitas untuk mengetahui informasi objek wisata yang ada di kabupaten Magelang. Pada menu objek wisata terdapat informasi secara lengkap mengenai objek wisata tersebut mulai dari akses menuju objek wisata, daftar harga masuk, fasilitas yang ada, serta galeri foto objek wisata.

(21)

12

Gambar 11 menjelaskan menu pencarian rute perjalanan, merupakan fasilitas untuk mengetahui rute perjalanan menuju suatu lokasi objek wisata yang ada di kabupaten Magelang. Apabila saat input data untuk pencarian rute perjalanan tidak ditemukan, maka bisa menggunakan titik koordinat dari lokasi tempat dan tujuan yang sedang kita cari. Titik koordinat dapat dicari pada alamat objek wisata atau pada menu cari koordinat.

(22)

13

5. Pengujian Sistem

Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, perancangan, dan pengkodean[8]. Pengujian yang digunakan untuk menguji sistem ini adalah menggunakan pengujian alpha (alpha testing) dengan menggunakan metode black-box[8], yaitu pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan fungsional perangkat lunak dapat berjalan (apakah masih terdapat

error), memastikan kesesuaian antara input dengan ouput. Hasil pengujian alpha

dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 Tabel Hasil Pengujian alpha

No. Pengujian Hasil Keteragan

1 User mengakses website aplikasi

Tampilan home berfungsi dengan baik Valid

2 User mengakses pencarian rute perjalanan

Tampilan pencarian rute perjalanan berfungsi dengan baik

Valid

3 User mengakses tempat wisata Tampilan tempat wisata berfungsi dengan baik

Valid

4 User meperbesar dan memperkecil peta

Ikon zoom in dan zoom out berfungsi dengan baik

Valid

5 User klik semua ikon objek wisata pada peta

Semua ikon objek wisata pada peta merespon dengan baik dan aplikasi

8 User mengakses Cari Koordinat Tampilan Cari Koordinat berfungsi dengan baik

Valid

9 User mengakses Agenda Wisata Tampilan Agenda Wisata berfungsi dengan baik

Valid

10 User mengakses Tambah Lokasi dan Agenda

Tampilan Tambah Lokasi dan Agenda berfungsi dengan baik

Valid

11 User mengakses Daftar member Tampilan Daftar member berfungsi dengan baik

Valid

12 User login Member Sistem merespon dengan baik username dan password member

Valid

13 User login Admin Sistem merespon dengan baik username dan password Admin

Valid

Berdasarkan hasil pengujian alpha pada tabel 2, dapat disimpulkan bahwa semua fungsi-fungsi dalam aplikasi sudah fungsi dengan baik. Serta tidak adanya error

dan adanya kesesuaian antara input dengan ouput dalam program aplikasi.

6. Kesimpulan

(23)

14

objek wisata yang ada di kabupaten Megelang secara luas kepada wisatawan lokal maupun asing. Aplikasi yang dibuat juga dapat mempermudah wisatawan untuk mendapatkan inforamasi pariwisata, lokasi objek wisata dan pencarian rute perjalanan menuju lokasi wisata yang ada di kabupaten Magelang. Penggunaan

Google maps untuk pemetaan lokasi wisata di kabupaten Magelang dapat

memperjelas letak lokasi wisata dalam pencarian lokasi wisata atau pencarian rute perjalanan wisata karena disertai dengan petunjuk arah perjalanan.

7. Daftar Pustaka

[1] Angelasari, Shinta. 2010. Web Sistem Informasi Geografis Objek Wisata

Banten Selatan (Kecamatan Bayah). Universitas Gunadarma.

[2] Faradiansyah, Yoga. 2011. Sistem Informasi Geografis Objek Wisata pada

Kabupaten Banyumas Berbasis Mobile. Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer AMIKOM.

[3] Pandie, Selfiana. 2008. Sistem Informasi Geografis untuk Perjalanan

Wisata di kota Semarang. Fakultas Teknologi Informasi , Universitas

Kristen Satya Wacana.

[4] Prahsta,Edy. 2002. Sistem Informasi Geografis: Tutorial Arcview. Jakarta: Informatika Bandung.

[5] Shodiq, Amri. 2005. Tutorial Pemrograman Google Maps API. Bandung: Sekolah Tinggi Sandi Negara Jakarta.

[6] Hasibuan, A. Zainal. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu

Komputer Dan Teknologi Informasi. Depok: Universitas Indonesia..

[7] Cahyo, Nur W. 2009. Teknik Pengujian Perangkat Lunak.

http://bluejundi.files.wordpress.com/2009/08/teknik-pengujian-perangkat-lunak.ppt. Diakses pada tanggal 5 November 2014.

[8] Candra. 2013. Dasar-dasar Google Maps API.

http://www.candra.web.id/2012/09/28/dasar-dasar-google-maps-api/. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2014.

[9] Candra. 2013. Script Petunjuk Arah Direction Google Maps.

http://www.candra.web.id/2013/03/04/script-petunjuk-arah-direction-google-maps/. Diakses tanggal 2 Oktober 2014.

[10] Developer, Google. 2014. Google Maps JavaScript API v3.

Gambar

Gambar 1  Diagram Alir Tahapan Penelitian[6]
Gambar 2 Metode Waterfall [6]
Gambar 3 DFD level 0
Gambar 5 Alur program user (member)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di luar instrumen suku bunga dan operasi pasar yang biasa digunakan oleh sistem perbankan konvensional, setidaknya terdapat tiga instrumen yang dapat

Jika dilihat dari tahun berdirinya Masjid, Masjid yang berdiri sebelum abad ke 19 tidak memiliki beranda pada keliling bangunan, beranda hanya berada di belakang

ةيبرعلا ةغللا ىف مهت دق ةيقرتل ةباتكلا ىف يماتلا ة اهم نع فارشإا ةسا د يم كحلا يلاعلا سردماب يليلحت سارد( ت ي ساردلا ماعلل يامردنإ اتجنأ 2ةت5 / 2ةت6 ) ةلاس

Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak sosial menganggap perjanjian sebagai dasar negara dan masyarakat. Teori ini meletakkan negara untuk tidak berpotensi menjadi negara

Sub DAS Paninggahan dengan luas wilayah 11.704,29 ha adalah Sub DAS cukup luas pada daerah tangkapan air (DTA) Danau Singkarak yang merupakan bagian dari hulu DAS

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Ishmatuzzahra Ash Shakinnah 2016

Suatu sistem yang mempunyai dasar perbedaan dengan sistem yang telah lama digunakan di Indoensia, beberapa kendala yang dihadapi dalam perkembangan perbankan syariah, pemahaman

Bank Indonesia telah merumuskan Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek