• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jilid-12 Depernas 24-Bab-104

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jilid-12 Depernas 24-Bab-104"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 104. PENJUSUNAN ANGKATAN. PERANG DANKEPOLISI­ AN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

§ 1182. Tugas Angkatan Perang menurut keadaad politik

a.  Untuk memenuhi tugasnja Angkatan Perang Republik Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap 'bentuk Pe­ rang jang mengantjam dan melanggar kepentingan­kepentingan Republik Indonesia.

b.  Karena itu perlu disusun kekuatan minter untuk mentjegah dan menindas kegiatan­kegiatan subversif dalam rangka Perang Di­ ngin (pemeliharaan keamanan dalam Negeri) dan untuk meng= hadapi Serangan Terbuka.

c.  Dalam menjusun kekuatan ini, perlu diperhatikan faktor­faktor  pokok sebagai berikut:

1. Indonesia   mendjalankan   politik   babas   dan   aktip   dan   politik defensif, dan karena itu harus mendasarkan pertahanan atas kekuatan sendiri.

2. Dalam pertentangan antara kedua hlok didunia, Indonesia tidak merupakan musuh utama.

3. Indonesia   dalam   tingkat   kemadjuan   ekonani,   terutama   di­ lapangan industri, tergolong negara­negara jang terbelakang, Tetapi urbanisasi masih dalam tingkatan permulaan, sehingga belum terdapat sasaran­sasaran jang berarti untuk sendjata­ sendjata thermonuclear strategis.

4. Masjarakat   Indonesia   berpendapat,   bahwa   sifat   pertahanan negara harus bersifat Pertahanan Rakjat, sebagai sudah ter­ tjantum dalam Undang­undang No. 29 tahun 1945.

5. Indonesia   setjara   geografis   terpisah   oleh   lautan   dari   negara­ negara disekitarnja.

6. Diluar   pulau   Djawa   terdapat   objek   strategis   jang   panting, dimana penduduknja djarang (sedikit).

d.  Mengingat  faktor­faktor    tersebut,     Indonesia     memerlukan Angkatan   Perang   jang.   dalam   rangka   politik   defensif   harus diperhitungkan       benar­benar   oleh   tiap   agressor,   bukan   ka­ rena   kekuatan   menangkisnja,   tetapi   karena   kekuatan   mengi­ katnja.   Meskipun   demikian   ini   tidak   mengurangi   tugas,   chu­ susnja   bagi   Angkatan   Laut   dan   Angkatan   Udara   kita,   untuk menjusun   kekuatan­kekuatan   offensif,       karena   sistim     perta­ hanan  jang tepat bagi   wilajah    lautan    dan    udara kita adalah sistim penjerangan.

(2)
(3)

§ 1183.  Rentjana Penjusunan Angkatan Perang dan Kepolisian Ne­ gara

1.  Penjusunan Angkatan Darat. a.  Pokok­pokok susunan.

Dalam menjusun Angkatan Darat kita berpedoman kepada pokok­ pokok sebagai berikut :

1. Tentara Milisi jang berinti Tentara Sukarela (tentara djabatan)  dibahtu'oleh Pasukan­pasukan Perlawanan Rakjat.

2. Tugas untuk menghadapi Serangan Terbuka maupun Perang Dingin dalam segi militernja.

3. Kamando didesentralisasikan.

4. Pasukan­pasukan   inti   harus   disusun,   dilatih   dan   diperlengkapi setjara   modern  (ready   strength)   dan   diorganisir   pula   setjara   mo­ dern (mobile).

b.  Strategi Militer (Ketentuan­ketentuan Umum).

1.  Dalam   melaksanakan   tugas   mempersiapkan   diri   untuk   mengha­ dapi   setiap   bentuk   perang   jang   mengantjam   dan   melanggar   ke­ pentingan­kepentingan Republik Indonesia, maka kita menghadapi dua keadaan, jaitu

(a) Perang Dingin (b) Serangan Terbuka.

2.  Perang Dingin.

Tugas­tugas strategis Angkatan Darat dalam hal ini, ialah : (a) Terhadap kegiatan­kegiatan non­militer :

Perbantuan kepada alat­alat negara lainnja, (b) Terhadap kegiatan­kegiatan gerilja :

Menjelenggarakan     perang   anti­gerilja,   apabila   gerilja   terse­ but telah meningkat sedemikian rupa, sehingga alat­alat ne­ gara lainnja tidak mampu lagi mengatasinja.

(c) Terhadap pemberontakan bersendjata:

Menjelenggarakan ekspedisi untuk menindasnja.

3.  Serangan Terbuka.

Tugas­tugas strategis dalam hal ini adalah : (a)  Terhadap Serangan Terbatas

(1) Menjelenggarakan perlindungan terhadap penjerangan strategis. (2) Menghantjurkan atau mengikat pasukan­pasukan musuh jang 

telah berhasil mendarat diwilajah kita.

(b).  Terhadap Perang Terbatas dan Perany Umum:

(1)  Menjelenggarakan perlindungan terhadap penjerangan strategis.

(4)

(2)  Dengan tetap memelihara kekuatan sendiri, membawa musuh ke­ pada suatu titik kelemahan sehingga perbandingan kekuatan me­ mungkinkan   serangan   pembalasan   umum   dengan   maksud   mem bebaskan kembali wilajah kita.

Dalam   penjelenggaraannja   ditempuh berturut­turut tiga fase, ja itu : 

a. Fase   frontal,   dimana   diadakan   pertempuran­pertempuran panghambatan   jang   bertudjuan   melindungi   dan   menjediakan waktu dan ruang untuk peralihan ke fase Perang Wilajah  b. Perang Wilajah

c. Serangan Pembalasan Umum

(c)  Operasi dan Organisasi. (1)  Operasi.

Kesimpulan dari fatsal­fatsal tersebut dalam nab 103 §_1180 huruf f. adalah,bahwa operasi­operasi jang dilakukan dapat dibagi dalam dua golongan:

a) Operasi­operasi jang bersifat regular (konvensionil). 

Antara   Operasi­operasi   regular   terdapat   perbedaan   sifat   se­ suai dengan keadaan, jaitu sebagai berikut :

1) Operasi­operasi ekspedisi terhadap pemberontakan ber­ sendjata.

2) Pertahanan terhadap penjergapan strategis.

3) Serangan­serangan terhadap musuh jang melakukan Se­ rangan Terbatas.

4) Operasi­operasi penghambatan dalam fase pertama dari  Perang Terbatas.

5) Serangan­serangan taktis dalam rangka Perang Wilajah. 6) Serangan atau pertahanan dalam rangka Serangan Pem­

balasan Umum.

b)  Operasi jang bersipat chusus dan meliputi : 1) Anti gerilja.

2) Pengendalian huru­hara.

3) Pengerahan tenaga­tenaga Angkatan Darat untuk tugas­ tugas non­militer.

(2)  Organisasi.

1)  Organisasi Komando

Desentralisasi Komando dilakukan berdasarkan keadaan ge­ ografi negara didalam mana Taut merupakan faktor utama.

(5)

2)  Organisasi Pasukan.

Sifat   operasi­operasi   jang   dilakukan   menentukan   organisasi pasukan.   Akan   tetapi   untuk   memperoleh   effesiensi   dalam penggunaan serta kesederhanaan dalam hal'­hal personil, ma teriil dan   pendidikan,   perlu   disusun   organisasi­organisasi   induk   jang dengan   perubahan­perubahan   seperlunja   dapat   disesuaikan dengan   kebutuhan­kebutuhan.   Dalam   hal   ini,   sifat   „mobility” dengan   „administrative   tail”   jang   seketjil­ketjilnja   perlu diutamakan.

2.  Penjusunan Angkatan Laut. A.  Pendahuluan.

1.  Segi­segi geograf is.

Konstellasi geografis Negara adai'ah sebagai berikut:

(a) Suatu Negara Kesatuan jang terdiri dari beribu­ribu pulau jang satu sama lain terpisah oleh laut­laut jang Was.

(b) Laut­laut jang mengelilingi Negara kita adalah terkenal sebagai laut­laut   jang   tersukar   didunia   (dipandang   dari   sudut navigatoris dan ilmu pelaut). Sebab disini terdapat berdam.­ pingan tempat­tempat jang dangkal, berbahaja, batu­batu ka­ rang, arus jang kuat, batu­batu, selat­selat jang sempit dan keadaan   tjuatja   jang   kadang­kadang   tjukup   buruk   untuk membahajakan pelajaran.

2.  Disamping segi­segi geografis perlu ditjatat adanja pakta­pakta  minter jang mengelilingi Negara kita seperti :

SEATO, ANZUS dan lain­lain pakta dari blok jang berlawanan de­ ngan blok­blok tersebut.

3.  „These” serangan jang datang dari filar terhadap Negara kita.  Negara manapun dan pakta apapun, jang bermaksud melantjarkan serangan bersendjata terhadap Negara kita akan datang sebagai  berikut:

(a) Untuk pengintaian, mereka akan datang dari LAUT.

(b) Untuk   serangan­serangan   permulaan   (pre­bombardment), raids,   dll.  mereka   besar  kemungkinannja  akan   datang  dari UDARA.

(c) Untuk serangan Induk Angkatan Perang mereka, mereka akan datang melalui LAUT.

(d) Mereka   akan   menudju   ke   objek­objek   militer   tertentu   dan berusaha merebut pantai­pantai dan tempat demarkasi ter­ tentu.

(6)
(7)

4  Pemerintah kita sendiri untuk melaksanakan kontak dengan be.

ribu­ribu pulau Nusantara, untuk maksud apapun djuga sebagian besar harus melalui LAUT dan melalui sebagian ketjil UDARA.

5.  „These” tangkisan terhadap serangan tersebut pads act (3).

(a) Menghantjurkan sumber­sumber lawan dimana dapat dibangun alat­slat   perang   jang   dipergunakan   untuk   melantjarkan serangan  terhadap  Negara kita dengan   mengirimkan    alat­ alat   penggempur   Angkatan   Udara   kita   dan   alat­alat   peng­ gempur   Angkatan   Laut,   jang   dapat   mentjapai   sumber­sum­ ber lawan tersebut.

(b) Mematahkan   potensi   lawan   jang   sedang   dalam   perdjalanan menudju Negara kita untuk maksud melantjarkan serangan. Setidak­tidaknja   mengurangi   potensi   lawan   dalam   perdja­ lanan   ke   Negara   kita   sehingga   pada   waktu   mereka   akan mendarat dipantai kita (djika mereka dapat loins dari kehan­ tjuran   didalam   perdjalanan)   kekuatan   mereka   telah   djauh berkurang.

(c) Serangan   balasan   (counter­attack)   terhadap   lawan   dinegara lawan tersebut, dengan mempergunakan Satuan­satuan LAUT dan UDARA.

(d) Mengadakan   pendaratan   balasan   atau   raids   di   pantai­pantai negara lawan.

(e) Dalam  keadaan  darurat,.  A.L.R.I.  melantjarkan  operasi­operasi militer sebagai berikut :

(1) Serangan­serangan   balasan   dari   pangkalan­pangkalan negara bersahabat.

(2) Berusaha   tetap   terselenggaranja   perhubungan   antara pusat Pemerintah dengan pulau­pulau Nusantara.

(3) Gerilja   di   Laut   („Q"   ships,   mine   warfare,   guerre   de course).

B.  Rentjana Pembangunan Kekuatan Laut dan Angkatan Laut  chitsusnja.

1. Pembangunan disesuaikan dengan kemampuan Rakjat untuk me­ mikul biaja pembangunan.

2. Pembangunan dilaksanakan dalam bidang­bidang :

(a) Armada   untuk   meninggikan   Pendapatan   Negara   dan   Rakjat (Armada Niaga, Pelajaran Ekonomi, dsb.).

(b) Armada Pendjamin Keamanan ad. huruf a. Potensi memelihara ad.   huruf   a   dan   ad.   huruf  b.  serta   ad.   huruf   c.   (Industri Maritim, Pelabuhan, dll.).

(c) Armada   Perang   dengan   Satuan­satuan   Pendarat. (Angkatan Laut beserta KKOAL­nja).

(8)

3.  Mengusahakan   Pimpinan   dan   Pembinaan   jang   doktriner  dari   se­ mua Djawatan­djawatan Negara dan Dinas­dinas Negara jang ber­ sifat   Maritim.   Antara   Pemerintah   jang   diserahi   Pimpinan   dan pembinaan  ALRI, Pimpinan  Industri  Maritim,  Perhubungan  Laut, Perikanan dan lain­lain Instansi harus ada doktrin nasional jang sama,     ialah     doktrin     MARITIM.   Untuk   hal   ini   perlu   segera diadakan penindjauan dari sistim pendidikan pads semua Sekolah­ sekolah Maritim, bahkan pada Sekolah Dasar (SR, SM) harus telah dimulai pendidikan jang menjinggung soal­soal Maritim.

4.  Rantjangan Pembangunan Angkatan Laut chususnja.  Dalam djangka waktu 5 tahun direntjanakan :

(a)  Restaurasi dari pangkalan­pangkalan dan penataran­penatar­ an   ALRI,   hingga   dapat   dipertinggi   kemampuan   untuk   mela jani kebutuhan ALRI jang sekarang telah mendesak.

(b)  Memperhebat   input   ahli   bagi   ALRI   dengan   memperhebat pendidikan :

­­­­  melaksanakan Wadjib Militer.

­­­­  mulai input tenaga­tenaga Ahli dalam ikatan dinas pen­ dek.

(c)  Menambah   kekuatan   Satuan­satuan,   menjempurnakan   ke­ mampuan­kemampuan, melaksanakan tugas­tugas keamanan dalam Negeri.

Untuk ini diperlukan : (1) Kapal­kapal Tempur. (2) Kapal­kapal Patroli.

(3) Kapal­kapal Logistik dan Kapal­kapal Bantu. (4) Satuan­satuan KKOAL.

(5) Satuan­satuan Udara ALRI. (6) Batalijon­batalijon Konstruksi.

(d)  Memperbaiki djaminan sosial umumnja, chususnja mengenai perumahan   para   anggota   ALRI   sehingga   dari   tiap   anggota dapat dituntut melaksanakan kewadjiban dengan sebaik­baik­ nja.

5.  Dalam   djangka   5   tahun   ALRI   mengadakan   langkah­langkah   me­ nudju selfsupporting kebutuhan ALRI untuk material­material jang tidak   terlalu   berat.   Untuk   hal   ini   tentu   sangat   diharapkan pengertian dan bantuan dari Departemen­departemen lainnja, te­ rutama Departemen Industri.

6.  Memperhebat Bagian "Research and Development" untuk mentjapai Angkatan Laut Republik Indonesia jang sungguh­sungguh bertjorak Nasional.

(9)

C.  Rantjangan Pertahanan Wilajah Maritim/Susunan Kekuatan  ALRI.

1.  Untuk Tugas Utama :

(a) Armada Utama (Main Striking Force) jang terdiri dari Sa­ tuan­ satuan strategis­offensif.

(b) Armada   "Domestic"   untuk   keamanan   Dalam   Negeri   dan   ke­ wibawaan Pemerintah atas seluruh perairan Nusantara. Ar­ mada   ini   terdiri   dart   kapal­kapal   patroli   medium,   sanggup mendjeladjah seluruh perairan Nusantara.

Armada ini adalah Armada Taktis. (c) Satuan­satuan' KKOAL jang tjukup kuat. 2.  Untuk Tugas Logistik :

(a) Armada Logistik terdiri dari kapal­kapal minjak, kapal­kapal  angkut dan kapal­kapal bantu lainnja.

(b) Fasilitet­fasilitet opslagplaatsen di tempat­tempat tertentu. 3.  Untuk Tugas Pemeliharaan dan Pembangunan :

(a) Penataran­penataran   ALRI   di   pangkalan­pangkalan   jang   di­ tentukan.

(b) Galangan­galangan untuk pembangunan kapal­kapal ALRI. (c) Satuan­satuan   Konstruksi   (Construction   Battalions)   dipang­

kalan­pangkalan jang ditentukan. 4.  Untuk Tugas­tugas Tambahan :

(a) Komando   Patroli   Pantai   (KOPPNAT)   untuk   membantu   pe­ kerdjaan   polisionil,   membantu   terdjaniinnja   peraturan­per­ aturan hukum Departemen Keuangan dan Perdagangan. (b) Satuan­satuan Penolong Ketjelakaan di Laut:

(c) Armada Hydrografi ALRI.

5.  Pertahanan     Wilajah     Lautan     didasarkan     atas   "these"     bahwa sistim pertahanan jang sempurna adalah penjerangan. 

Untuk hal inilah dibangunnja Armada Tempur Utama.

6.  Selandjutnja  untuk   menguasai  Wilajah  Maritim   jang   sangat  luas Berta sulit seperti Wilajah Maritim Negara kita ini, perlu dihidup­ kan dua Satuan Armada, ialah Armada Barat dan Armada Timur. Dengan demikian diharapkan bahwa Wilajah Laut untuk masing­ masing Armada tidak terlalu luas, sehingga dapat dikuasainja lebih baik.   Untuk   hal   ini   dibangun   dua   Pangkalan   Utama   ALRI,   satu untuk Armada Barat dan satu untuk Armada Timur.

7.  Seperti   telah   dikemukakan, laut­laut Negara kita sangat sukar dan   bertjorak   aneka   ragam,   seperti   :   banjak   tempat   dangkal   di­ samping tempat jang dalam, banjak aluran­aluran sempit disam­ ping   perairan   jang   luas,   banjak   arus   but,   karang   dan   batu   dll. Untuk   daerah­daerah   sempit,   dangkal   dan   sulit   perlu   dibangun Armada   Njamuk   jang   terdiri   dari   Satuan­satuan   Armada   Ketjil, tjepat   dan   berbahaja   (Kapal­kapal   Motor   Torpedo,   Armada   Pan­ tai/Pelabuhan jang tjukup efektif).

(10)
(11)

Sumber untuk kelangsungan hidup Angkatan Laut.

(1) Selama   Industri   Nasional   belum   mampu   melajani   materiil   jang diperlukan   oleh   A.L.R.I.,   maka   A.L.R.I.   akan   sangat   tergantung dari sumber­sumber Luar Negeri, ialah negara­negara jang telah madju.

(2) Sangat diharapkan lekasnja terbangun Industri Maritim Nasional  untuk potensi Maritim demi kepentingan :

a). Pertahanan Negara b).Kesatuan Bangsa

c). Mendjamin tegaknja Kedaulatan Pemerintah atas wilajah lautan territoir, laut dalam, dalam pengertian prinsip Nusantara.

3.  Penjusunan Angkatan Udara.  a.  Pendahuluan.

1. Pembuatan   Rentjana   Penjusunan   Kekuatan   A.U.R.I.   sebe­ tulnja   didasarkan atas penentuan sesuatu "defence policy". Karena  policy  hingga  kini  belum  dapat  ditentukan   oleh Putjuk Pimpinan Pertahanan Nasional atau sesuatu „Dewan Pertahanan Nasional”, maka djalan jang diambil oleh   A.U. R.I. untuk toh dapat menjusun rentjana tersebut adalah de­ ngan menentukan suatu „lawan fiktif” jang telah kita   keta­ hui kekuatan "Air Power"­nja.

Dengan   demikian,   maka   A.U.R.I.   dapat   merentjanakan   ke­ kuatan jang diperlukan untuk dapat mengimbangi kekuatan "Air Power" lawan tersebut.

2. Sebagi   ,,lawan   tersebut   diambil/ditentukan   suatu   negara   te­ tangga kita di Asia dan Australia jang dengan/tidak dengan menggunakan pesawat­pesawat udara. strategis atau dengan menggunakan   kapal­kapal   induk   (aircraft   carrier)   mampu untuk menjerang negara kita ataupun mendapatkan sebagian dari "air superiority" diatas wilajah Indonesia.

3. Penggunaan dari Intermediate Range Ballistec Missiles (IR BM) atau   Intercontinental   Ballistic   Missiles   (ICBM)   oleh   pi­   hak lawan jang kiranja dapat diluntjurkan dari negaranja, belum diperhitungkan dalam rentjana ini.

Demikian djuga penembakan dari Short Range Balistic Mis­ siles. dari kapal­kapal biasa atau kapal­kapal selam musuh jang berhasil menjelundup hingga dekat pantai­pantai negara kita, masih perlu dipeladjari.

4. "National   Air   Power"   tidak   mungkin   tersusun/diwudjudkan hanja dengan sesuatu Angkatan Udara sadja. melainkan ha­ rus mendapat bantuan/dukungan penuh dari:

(a)  Penerbangan   sipil   (civil   aviation)   jang   armada   sipilnja telah dikoordinir sebaik­baiknja sehingga merupakan se­ suatu "Civil Air Reserve Fleet".

(12)

(b)  rakjat   jang   mempunjai   kesadaran   udara   nasional   dan jang merupakan  sumber  tenaga manusia jang berguna bagi penerbangan.

(c) industri penerbangan serta perlengkapanverlengkapannja jang didukung oleh penjelidikan dan perkembangan (research & development) jang madju.

(d) industri   pertambangan,   chususnja   minjak   dan   bahan.bahan penggerak lainnja,serta bahan­bahan baku untuk keperluan pesawat udara seperti : aluminium, pipa­pipa badja, dan se­ bagainja.

b.  Organisasi.

1.  A.U.R.I.   mempunjai   4   tingkat   kekuasaan   dan   tanggung   djawab, jaitu :

(a) Departemen Angkatan Udara. (b) Staf Angkatan Udara.

(c) Komando­komando Angkatan Uddara. (d) Kesatuankesatuan Angkatan Udara.

2.  Departemen A.U. adalah tingkat jang mengandung kekuasaan dan tanggung djawab A.U.R.I. dibidang politis.

3.  Staf  A.U.  adalah  tingkat  jang  mengandung  kekuasaan  dan  tang gung   djawab   A.U.R.I.   idibidang   pengawasan   dan   pengendalian A.U.R.I.ssebagai suatu angkatan bersendjata.

4  Komando  A.U.  adalah   tingkat   jang   mengandung   kekuasaan   dan tanggung djawab A.U.R.I. dibidang penjelenggaraan policy A.U. R.I.

c.  Susunan Kekuatan.

1. „Air   Superiority”   atan   keunggulan   diudara   adalah   sjarat   mutlak untuk   kemenangan   dalam   segala   pertempuran   didarat,   dilaut maupun diudara, „Air Superiority” ini dapat bersifat ,;local" atau setjara „general” dan untuk tetap dapat mempertahankan „supe­ riority”   ini   maka   A.U.R.I.   hams   mempunjai   kesatuan4cesatuan udara untuk:

(a) Tugas­tugas Pertahanan Udara (Air Defence). (b) Tugas­tugas Strategis.

(c) Tugas­tugag Taktis.

(d) Tugas­tugas Logistik/Transport.

2. Selain dari kesatuan4cesatuan operasionil/combat tersebut maka diperlukan pula kesatuan4cesatuan bantuan untuk :

(a) Tugas Pendidikan (menjiapkan personil). (b) Tugas Tehnik (menjiapkan materiil).

(c) Tugas Pertahanan Pangkalan­pangkalan Udara.

(13)

3.  Komando Pertahanan  Udara mempunjai tugas untuk menjergap, menghalang­halangi   atau   membinasakan   tiap­tiag   usaha   penje­ rangan   musuh   terhadap   objek­objek   diwilajah   negara   kita.   Pe­ njergapan   tersebut   sebaiknja   dllkukan   sebelum   pesawat­pesawat atau alat­alat musuh sampai pada sasaran jang ditudjunja. Untuk tudjuan ini, maka Komando Pertahanan Udiara tersusun sebagai berikut :

(a) Djaringan Pemberitahu (early warning system) jang meliputi  pos­pos radar, pos­pos pendjaga bahaja udara, dan laindain. (b) Squadron Penjergap (intercepter squadrons), baik slang 

maupun slang­maim (all weather).

(c) Kesatuan4cesatuan   Penangkis   Serangan   Udara,   chususnja guna melindungi pangkalan­pangkalan udara serta instalasi­ nja.

Untuk   melaksanakan   tugasnja   dengan   sebaikvbaiknja   maka   Ko­

mando   Pertahanan   Udara   perlu   mengikut   sertakan   masjajrakat dalam mengadakan persiapan­persiapan guna menghadapi serang­ an­serangan musuh melalui sesuatu badan „Civil Air Defence”.

4.  Kesatuan­kesatuan   Udara   Strategis  mempunjai   tugas   untuk   me­ lumpuhkan kemampuan perang dari negara musuh dengan dja­ lan   mengadakan   penjerangan­penjerangan   strategis   terhadap objek­objek   diwiiajah   musuh.   Hal   tersebut   adalah   berdasarkan pertimbangan   bahwa   disamping   menghadapi   usaha   serangan musuh perlu pula diusahakan untuk menghentikan usaha musuh itu dengan djalan melumpuhkan sumber­sumber usaha tersebut. Oleh karena itu maka diperlukan kesatuan­kesatuan udara strate­ gis jang terdiri dari :

(a) Squadron­squadron Pengintai/Pembom Strategis

(b) Squadron­squadron   Pesawat­pesawat   Tangki   Udara   (Air   Re­ fuelling Squadrons).

(c) Squadron­squadron Pemburu Pengiring Strategis (Long Range Escort Fighters).

Tjatatan   :  Sedjalan   dengan   taraf   kemampuan   negara   kita   dibi­ dang ekonomi,. industri dan kebutuhan militer, maka berangsur­ ansur   akan   muntjul   peluru­peluru   kendali   udara­darat   dalam Squadron­squadron Pembom Strategis serta kemudian akan me­ njusul Squadron­squadron Roket djarak djauh.

5.  Komando Armada Udara Taktis  mempunjai tugas untuk memberi bantuan­bantuan   taktis   kepada   Angkatan   Darat   dan   Angkatan Laut   didaerah   pertempuran,   seperti   memelihara   „local   air   supe­ riority”, melakukan interdiksi untuk memotong dan meng­isolasi musuh   dari   supplynja,   memberikan   „close   support”   dan   mem­ berikan „air logistical support” serta untuk memelihara keamanan

(14)

dalam Negeri. Untuk melaksanakan tugas itu maka Komando  Armada Udara Taktis terdiri dari :

(a) Squadron­squadron Penempur­Pembom­Pengintai (Fighter­ Bomber­Recce).

(b) Squadron­squadron Pembom­Pengintai Taktis (Tactical­bomber­ Recce).

(c) Squadron­squadron liaeson/utility.

(d) Squadron­squadron Maritime Recce/Search and Rescue.

6.  Komando   Angkatan   Udara  mempunjai   tugas   untuk   menjeleng­ garakan   angkutan   (transpor)   udara,   jang   perlu   guna   keperluan logistik   Angkatan   Perang   serta   guna   memperbesar   mobilitet Angkatan Perang. Disamping melajani kebutuhan­kebutuhan ope­ rasionil   maka   ia   djuga   menjelenggarakan   perhubungan   udara administratif jang tetap (scheduled) guna Angkatan Perang. Djika perlu   Komando   Angkatan   Udara   dapat   djuga   membantu   melan­ tjarkan perhubungan udara, terutama kedaerah­daerah jang sukar ditjapai dan jang tidak termasuk djaringan udara sipil. Komando Angkatan Udara terdiri dari :

(a) Squadron­squadron Transport Herat (heavy transport) (b) Squadron­squadron Transport Sedang (medium transport) (c) Squadron­squadron Transport Ringan (light transport) (d) Squadron­squadron Helikopter

(e) Squadron Perhubungan Udara Kilat.

Squadron   Perhubungan   Udara   Kilat   tersebut   mempunjai   tugas untuk menjediakan pengangkutan udara chusus bagi Pemerintah Agung   dan   Putjuk   Pimpinan   Angkatan   Perang   jang   djika   perlu dapat   diangkut   setjara   tjepat   dan   setiap­waktu   dapat   diangkut kesetiap pelosok tanah air kita.

7.  Disamping   itu   masih   terdapat  Squadron   Pemotret   Udara     dan „Aerial  Survey”  jang   disamping   melakukan   tugas­tugas   guna   ke­ perluan. militer, djuga dapat dikerahkan untuk keperluan „aerial survey” dan pemetaan dari udara dalam rangka pembangunan ne­ gara.   Hal   itu   penting   karena   dengan   demikian   tertjapai   penghe­ matan   keuangan   mengingat   alat­alatnja   sangat   mahal,   sedang security tetap terdjamin karena tetap ditangan A.U.R.I.

Komando   Pendidikan  mempunjai   tugas   untuk   menjelenggarakan pendidikan personil Angkatan Udara, baik „air personel” maupun „ground personel”, dan terdiri dari Kesatuan­kesatuan Pendidikan Udara, Kesatuan­kesatuan Pendidikan Teknis dan Kesatuan­kesa­ tuan   Pendidikan   Administratif.   Kesatuan­kesatuan   Pendidikan pendahuluan   untuk  memupuk   „airmindedness”   diantara   pemuda kita,   serta   kesatuan­kesatuan   pendidikan   tenaga   tjadangan   A.U. jang terdiri dari kesatuan­kesatuan terbang lajang (gliding units), dll. djuga mendjadi tanggung djawab Komando Pendidikan.

(15)
(16)

9.  Disamping  Kesatuan­kesatuan   Pendidikan   tsb. diatas maka Aka­ demi A.U.R.I., Staff College A.U.R.I.  serta Kursus­kursus Chusus lainnja bertugas untuk menjiapkan para Perwira A.U.R.I. men djadi „future leaders” Angkatan Udara kita.

10.  Komando   Teknik/Materiil    mempunjai   tugas   untuk   mengusaha­ kan, memelihara, menjimpan dan menjiapkan materiil.

Angkatan Udara. Komando Teknik/Materiil terdiri dari : (a) Depot­depot Pengusahaan Materiil

(b) Depot­depot Pemeliharaan Materiil (c) Depot­depot Penjimpanan Materiil.

(d) Depot   Penjelidikan   dan   Perkembangan   (research   &   develop­ ment).

Komando Teknik/Materiil tsb. bertanggung djawab pula ialas pe­ meliharaan dan pembangunan (konstruksi) dari lapangan­lapang­ an   udara   minter   (A.U.R.I.)   serta   instalasi­instalasinja,   jang   bila dianggap   pedal   mendapat   bantuan   dari   Kesatuan­kesatuan  Zeni Angkatan Darat dan Djawatan Pekerdjaan Umum.

11.  Kesatuan­kesatuan Pertahanan Pangkalan Udara mempunjai tu­ gas   untuk   mendjaga   pangkalan­pangkalan   dan   mempertahankan pangkalan­pangkalan   terhadap   serangan­serangan   musuh,   baik dari daratan maupun dari udara.

Kesatuan­kesatuan tsb. antara lain ialah : (a). Pasukan­pasukan Pertahanan Pangkalan.

(b). Pasukan­pasukan   Anti   Serangan   Udara,   termasuk   pasukan­ pasukan rocket/recoiles dan bazooka, dan kelak.

(c). PasukanTasukan Anti Atomic, Biological & Chemical War­ fare. (d). Pasukan­pasukan Gerak Tjepat.

Berhubung banjaknja pangkalan maka untuk membatasi djumlah pasukan, diadakan sesuatu kesatuan sangat mobil, jaitu Pasukan Gerak Tjepat.

d. Lain­lain..

1. Agar   dari   semua   anggota   A.U.R.I.   dapat   diharapkan   untuk   me­ laksanakan tugas mereka dengan sebaik­baiknja, maka usaha da lam perbaikan djaminan sosial para anggota umumnja, chususnja untuk para tamtama dan bintara perlu mendapat perhatian.

2. Hal­hal   jang   perlu   segera   diatasi   adalah   soal   perumahan   dan asrama­asrama untuk para anggota, soal .pemeliharaan kesehatan para anggota dan keluarganja serta penjaluran dari anggota­ang­ gota jang harus mendapat pensiun ke masjarakat.

3. Sebagai   penutup   kiranja   perlu   dikemukakan   bahwa   Rentjana   Pe­ njusunan Kekuatan Angkatan Perang pada umumnja, Angkatan

(17)

Udara   pada   chususnja,   sejogjanja   segera   dikoordinir   dan   disjali­ kan oleh Pemerintah sehingga bagi masing­masing Angkatan ada pegangan   guna   menjelenggarakan   pembangunannja   setjara   effi­ sien.   Untuk   menjelaraskan   perkembangan   kekuatan   militer   de­ ngan perkembangan kekuatan ekonomi/sosial/politik, maka perlu dibentuk sesuatu Dewan Pertahanan Nasional.

Untuk     menjelaraskan     perkembangan   ketiga   Angkatan   Perang perlu   diadakan   koordinasi   melalui   Gabungan   Kepala­kepala   Staf jang telah ada.

4.  Penjusunan Kepolisian Negara. (a).  Dasar­dasar Penjusunan.

(1). Tudjuan Negara kita ialah menjusun masjarakat  jang adif dan makmur berdasarkan Pantja­sila, jang akan ditjapai dengan pelaksanaan Manifesto Politik RI. 1959.

(2). Salah  satu sjarat untuk mentjapai tudjuan tsb. ialah seperti bunji pepatah kuno jang   diutjapkan   oleh   Presiden    jaitu Tata Tentrem Kerta Rahardja, jang benarti bahwa kesibukan usaha dapat dilaksanakan bila ada ketertiban dan keamanan. (3). Atas   dasar   tersebut   diatas   maka   Kepolisian   Negara   sebagai

organisasi Negara harus menundjukan usahanja kearah ter­ sebut diatas jaitu mendjaga ketertiban dan keamanan umum, jang berarti bahwa hal ini terutama merupakan pentjegahan dan pemberantasan gangguan jang datang dari dalam. Satu dan   lain   dengan   bekerdja­sama   dengan   Angkatan   Perang dalam rangka penjelenggaraan keamanan Nasional.

(b).  Rentjana Penjusunan Kepolisian Negara.

(1). Atas dasar tersebut diatas, maka haruslah disusun Kepolisian Negara sebagai alat kekuasaan Negara dan sebagai alat ber­ djoang jang dahsjat dan jang dengan njata dapat memenuhi „mission”   sebagai   jang   dipaparkan   diatas,   baik   dalam   orga.

nisasinja maupun djiwanja.

(2). Polisi   Negara   harus   merupakan   alat   kekuasaan   Negara   jang anggota­anggotanja sadar dan insjaf (doordrongen) akan pang­ gilan tugasnja.

(c).  Pola Pembangunan diarahkan kepada segi­segi sebagai berikut (1)  Organisasi.

a).  Segi ketata­negaraan

1). Meletakkan status bagi Kepolisian Negara, antara status sipil  dan status minter.

2). Berusaha   memberikan   tempat/kedudukan   kepada   Kepolisian Negara antara djawatan­djawatan lain jang seimbang dengan sifat tugasnja dan dharma baktinja.

(18)

b). Segi Tata Usaha Negara.

Status hukum dalam lingkungan kepegawaian dan segala sesuatu jang   bersangkutan   dengan   itu  jang   terletak  antara   sipil  dan   mi­ liter.

c). Tehnis — Operatif.  Umum.

Mentjapai   taraf   aktivitet   dari   kesatuan­kesatuan   operatief   Kepo­ lisian Negara jang lebih sempurna, terutama Mobrig Polisi, Polisi Perairan dan Udara.

Chusus.

1).Menjempurnakan   susunan,   dislokasi   dan   peralatan   dari   ke­ satuan­kesatuan tersebut disegala bidang.

2).Menjempurnakan   pendidikannja   baik   kedjurusan   kemahiran maupun achlaknja.

3).Menguasai   daerah­daerah   perbatasan­perbatasan,   untuk menghentikan penjelundupan­penjelundupan.

4).Penguasaan dan  menjempurnakan bidang kriminalistik (dalam arti   kata   luas)   sehingga   lapangan   jang   chusus   bersif   at Kepolisian ini, ada ditangan Kepolisian pub. al :

— Memusatkan daripada administrasi dactyloscopi. — Memusatkan daripada pemeriksaan uang palsu. — Mengusahakan   tersusunnja   bagian   „gerechtelijke genees­ kunde” di M.B.P.N.

5). Menjempurnakan   laboratorium   Kepolisian   Negara,   sehingga mentjapai mutu jang tinggi diantara negara­negara Asia, Pe­ njempurnaan itu hendaknja sedemikian rupa sehingga  latih­ an­latihan keachlian didalam rangka plan­Colombo  beralih da­ ri Kuala Lumpur ke Djakarta, sehingga lewat  djalan  ini  geng­ si dari Kepolisian dimata Internasional naik karenanja.

6).  Follow­up keamanan i.e. didaerah­daerah jang kini dikuasai oleh minter.

(2)  Peralatan. Umum.

Perlu diusahakan, agar peralatan dari Kepolisian Negara disegala bidang memenuhi kebutuhan minimaal, untuk melaksanakan tu­ gas setjara sempurna.

Chusus.

a). Mengusahakan   modernisasi   peralatan   selaras   dengan   kema­ djuan tehnik, kemadjuan masjarakat Indonesia serta selaras dengan kedudukan geografis dari Indonesia.

b). Mengusahakan pentjukupan daripada kantor­kantor disemua  tingkat daerah beserta alat­alat jang diperlukan.

(19)

c). Mengusahakan   pentjukupan   kebutuhan   perumahan/perasra­ maan disemua tingkat daerah, sehingga taraf kehidupan war­ ga Polisi selaras dengan kedudukannja dialam kemerdekaan. d).Mengusahakan   pentjukupan   peralatan   dan   kebutuhan­kebu­

tuhan lainnja disegala tingkat pendidikan Kepolisian.

(3).  Personalia. Umum.

Berusaha kearah pengisian pos­pos panting dengan tenaga­tenaga jang   mampu,   berbakat,   valid   dan   progresif   sesuai   dengan   kebu tuhan  revolusi dewasa ini, sehingga perubahan  djiwa dikalangan kepolisian dapat lebih dirasakan oleh masjarakat.

Chusus.

a). Penentuan formasi organik (i.e. diskolasi, rangverdeling) sesuai dengan kebutuhan sekarang.

b). Mentjapai   imbangan   antara   penduduk   dan   kekuatan   polisi =700:1.

c). Menjesuaikan ketentuan­ketentuan kepegawaian selaras dengan kebutuhan revolusi.

d). Mengusahakan   penjaluran   tenaga­tenaga   jang   tidak   mampu menjesuaikan   diri   dengan   wadjah   barn   Kepolisian   Negara dengan   tjara­tjara   jang   sesuai   dengan   azas­azas   perikema­ nusiaan.

e). Mempertinggi kegembiraan bekerdja ; menjempurnakan „uiterlijk vertoon” daripada warga korps polisi.

(4)  Pendidikan. Umum

Berusaha   mengisi.kekurangan­kekurangan   tenaga   chusus dewasa   ini,   dengan   tenaga­tenaga   jang   baik   kemahirannja maupun achlaknja sesuai dengan usaha pembangunan dewasa int.

Chusus.

a). Menjesuaikan   usaha­usaha   pendidikan   dengan   kebutuhan­ke­ butuhan jang dirasakan oleh Urusan Pegawai M.B.P.N.

b).Mengusahakan   penjempurnaan   alat­alat   pendidikan   disegala tingkat   (dari   pendidikan   rendah   sampai   ke   P.T.I.K.),   baik tentang peralatan maupun tenaga­tenaga pendidikannja. c). Didalam pendidikan, selain peladjaran­peladjaran jang ber­ sifat

tehnis, akan lebih diperhatikan pula pendidikan dila­ pangan moral  serta'kesadaran   bernegara     dengan     segala   se­   gi­ seginja.

(5)  Kesedjahteraan.

a).  Mengusahakan sedapat mungkin pentjukupan kebutuhan se­ hari­hari bagi para warga Kepolisian.

(20)
(21)

b).Menjempurnakan usaha­usaha jang kini telah berdjalan.

c). Mengusahakan adanja sebuah poliklinik di tiap­tiap ressort, dibawah manteri­verpleger sendiri.

d).Mengusahakan pendidikan   tenaga­tenaga   Polisi   untuk   men­ djadi djururawat.

e). Membentuk sebuah B.K.I.A. ditiap­tiap ressort.

f). Mentjukupi serta  memudahkan  tjara­tjara mendapatkan  obat­obatan untuk daerah­daerah.

g). Menjediakan peralatan untuk rekreasi, olah­raga, dsb. untuk anggota Korps, chususnja jang diasramakan.

(6)  Mental.

Untuk mentjapai basil sebaik­baiknja perlu digiatkan : a). Penanaman arti Tribrata.

b).Penanaman arti Manifesto Politik R.I. 1959.

c). Penanaman arti Demokrasi Terpimpin dan Sosialisme Indonesia. d).Penanaman arti kembali ke Undang­undang Dasar 1945.

Referensi

Dokumen terkait

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Tradisi ataupun budaya yang ada dalam suatu wilayah secara tidak langsung akan membiasakan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan budaya yang telah dimilikinya,

Sebagaimana dimak- sudkan dalam tulisan ini bahwa religi atau kepercayaan masyarakat Baduy yaitu yang disebut Sunda Wiwitan, merupakan religi yang menggambarkan konsep

dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (4) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, perlu menetapkan

[r]

Berdasarkan hasil penelitian dari 34 orang yang mengalami TB Paru terdapat 4 pasien dengan kepadatan hunian memenuhi syarat karena pasien denga ventilasi rumah

Melalui temuan dan analisis data di atas dapat dilihat bahwa adanya pembongkaran representasi kulit hitam dalam aspek kepemimpinan dan heroisme. Namun pembongkaran itu

Hal ini berarti delapan alternatif kebijakan tersebut akan memberikan dampak kenaikan terhadap seluruh variabel endogen, yaitu: pengambilan kredit, modal usaha, penggunaan bahan