• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jilid-15 Depernas 24-Bab-131

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jilid-15 Depernas 24-Bab-131"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 131. BIDANG KOMUNIKASI

SEKTOR : PERHUBUNGAN LAUT PENDJELASAN KEADAAN SEKARANG UMUM

§ 1629. Tindjauan

Hubungan antara pulau dilaksanakan oleh P.T. Negara dan Swasta dengan kapal2 milik sendiri ditambah dengan kapal2 charter sbb :

Djumlah P.T. dengan

izin. Milik Djumlah KapalCharter dalam tahun 1985

46 buah 115 93

Lama pencharteran kebanjakan 3 bln. Ada jang 6 bln, ada jang 1 th. dan 1 kpl. diantaranja dichar-ter untuk 70 bln. mulai 8-‘57

B.R.T. D.W.T.

Kpl. Milik Kpl. Charter Kpl. Milik Kpl. Charter 73.316,74 226.173,13 76.583,46 283.002,—

Keterangan ini diambil dari „LAPORAN MASA TAHUN 1958” jang disusun Kementerian Pelajaran dengan mempergunakan data2 hingga 10 APRIL 1959.

b. Dari 46 buah perusahaan pengangkutan Laut tersebut diatas, maka

a) Perusahaan jang telah memiliki kapal2 sendiri : 38

b) Perusahaan jang belum memiliki kapal2………...: 8

c) Perusahaan jang mencharter kapal : 38

d) Pelajaran Samudera : 22

e) Pelajaran Pantai : 16

(2)

d. Djumlah Tonnage, Menurut keterangan Departemen Perhubungan Laut tersebut, maka kapal2 milik Perusahaan2

mempunjai tonnage

1. D.W.T. 54.352.13 2. B.R.T. 104,527.67 3. N.R.T. 27.682.24 e. Djumlah kapal adalah sebagai berikut

1. djumlah kapal milik ada : 124 buah 2. djumlah kapal charter ada : — buah

f. Pelajaran Samudera hampir seluruhnja masih ditangan Perusahaan Asing,

dengan keterangan sbb.:

Perusahaan Th. D.W.T. % Th. D.W.T. %

S.M.N. ‘58 112.880.78 36,1% ’59

(Per- mula-an).

’59

37.931.69 21,7%

ROTT, LLOYD ,, 76.359.98 24,4% ,, 51.326.83 29,5%

B.F.L. ,, 91.345.61 29,1% ,, 58.064.18 33,3%

HAPAG ,, 32.150.14 10,3% ,, 26.959.65 15,5%

LAIN² ,, 357.76 0,5%

Keterangan2 tersebut didapat dari Pengawasan Pelajaran Niaga A.L.R.I.

Pendjelasan keadaan sekarang:

a. Trajek2 Perhubungan Inter-Insulair menurut „LAPORAN MASA TAHUN 1958” dari Kementerian Pelajaran tertanggal 10 April 1959 dalam garis besar ialah seperti termuat dalam Lampiran „A”.

b. Perusahaan2 Pelajaran Pantai dalam pelaksanaan P.P. 47/1957 beserta nama2 kapal dan trajeknja dalam tahun 1958 termuat pada Lampiran „B”.

c. Djaringan2 Hubungan Laut lainnja dengan Kapal2 Negara. Kapal2 dari Djawatan jang mempunjai tugas Negara dan tidak mempunjai trajek2, djuga melakukan perhubungan antar pulau tetapi tidak ber -hubungan dengan tugas ekonomi.

Djumlah kapal2 besar ketjil dari Djawatan Pelajaran ada 377 buah dengan tonnage 31.737.77 RRT.

Dari djumlah tersebut 152 buah dipergunakan oleh Djawatan2

sbb.:

1. Departemen Dalam Negeri 108 buah

(3)

5. Departemen Kesehatan 1 ,, 6. Departemen Kehakiman 1 ,, 7. Departemen Pertanian 1 ,, 8. Departemen Kepolisian Negara 1 ,, 9. Djawatan Kereta Api 1 ,,

Djumlah kapal² Kepolisian Negara ada 78 buah dan ada sedjumlah kapal2 dari Djawatan Bea & Tjukai.

d. Hubungan perahu lajar merupakan djaringan tidak begitu teratur dan sukar untuk dinas.

Dewasa ini tonnage perahu lajar diduga tak kurang dari 200.000 ton. e. Djenis alat2 pengangkutan.

Kapa12 untuk pelajaran Pantai ialah terdiri atas : 1. kapal2 coasters.

2. kapal² inter-insulair. 3. tongkang pemuat. 4. kapal² tambang. 5. perahu2.

f. Frekwensi.

Menurut „LAPORAN MASA TAHUN 1958”. dari Kementerian Pelajaran maka dalam tahun 1957 tertjatat :

1. K.P.M. -- 79 buah kapal -- 135.034. DWT. mengangkut 60% flow of goods ialah k.l. 3.000.000 ton.

Dengan demikian dapat ditjatat frequentie rata2 3.000.000

135.034 = kira² 22 kali setahun atau kira² 2 kali sebulan.

2. PELNI dan. perusahaan2 lain dengan 72 buah kapal -- 66.838 DWT. mengangkut 40% lainnja dari flow of goods atau kira2 2.000.000 ton. Dengan demikian frequensi rata² dari PELNI dan

2.000.000

perusahaan² lain adalah k.l. 66.838 = 30 kali setahun atau 2 ½ kali sebulan.

g. Kemampuan pengangkutan/daja angkut.

1. Kemampuan mengangkut sama dengan tonnage kapal jang menu-rut „LAPORAN MASA TAHUN 1958” dari Kementerian Pela-jaran pada halaman 127 adalah 188.401,56 B.R.T.

Untuk pelajaran pantai tiap kali mengangkut dapat dimuat 188.401,56 B.R.T.

(4)

2. Kemampuan mengangkut ini akan dipengaruhi oleh : (a) lantjarnja pemeliharaan (dok2).

(b) lantjarnja pemuatan/pemunggahan.

(c) Fasilitas2 lainnja dipelabuhan (dipelabuhan Surabaja) misalnja banjak kapal jang harus tinggal didermaga lebih lama dari pada seharusnja karena menunggu muat air minum sehingga dermaga tersebut tentu tak mungkin ditempati kapal jang akan memunggah/memuat barang2.

(d) Keamanan lain lintas disaluran².

h. Pelabuhan².

1. Menurut laporan „Bahan Nautis” jang disusun oleh N.V. K.P.M. pada tahun 1950, maka tertjatat ada 26 pelabuhan besar dan 727 „rede's” dan „anchorages” jang tersebar diseluruh kepulauan kita. Pelabuhan2 ini menurut prinsip keseluruhannja ada dalam pengu-rusan dan pengawasan Djawatan Pelabuhan. Pelabuhan² ini terbagi dalam

(a) pelabuhan jang diusahakan setjara IBW (b) ,, ,, ,, ,, ICW

(c) ,, ,, tidak diusahakan tetapi merupakan kepen-tingan umum.

2. Kementerian Pelajaran (kini Departemen Perhubungan Laut) dalam usahanja melantjarkan urusah2 pelabuhan telah mengadjukan usul² untuk mengusahakan agar semua pelabuhan jang mempunjai tjorak antar nusa (71 pelabuhan) dapat didjadikan perusahaan IBW tunggal jang meliputi 13 pelabuhan induk 48 pelabuhan jang masuk daerah hukum pelabuhan induk. Daftar dari pelabuhan induk dan pelabuhan² jang masuk daerah hukum pelabuhan induk, termuat pada Lampiran „C”.

3. Pelabuhan² Indonesia (diantaranja 108 pelabuhan telah dinjatakan pelabuhan laut) pada umumnja sangat memerlukan pemeliharaan. Menurut tjeramah seorang ahli dari Departemen Perhubungan Laut dimuka Seksi Distribusi, Komunikasi, Tourisme dari DEPERNAS pada tanggal 15 Desember 1958, didapat keterangan antara lain sbb. :

No. Nama Pelabuhan Keterangan 1. Untuk pelabuhan²

dise-luruh pantai Atjeh dan Sabang diperlukan pe-nambahan gedung² un-tuk pegawai, perbaikan djalan² tambatan, dll.

(5)

2. Teluk Nibung perlu diintensifkan

Karena djarak Teluk Nibung dan pelabuh-an di Asahpelabuh-an spelabuh-angat berdekatpelabuh-an (hpelabuh-anja k.l. 5 km) maka direntjanakan untuk me-ngintensifkan Teluk Nibung sadja dan mengkonsentrasi pelajaran di Teluk Ni-bung. daerah itu, maka Dumai direntjanakan un-tuk diperbesar. Beaja 2 djuta rupiah telah dikeluarkan.

4. Djambi

Telah baik kembali

Sungguhpun belum tjukup merupakan pe-labuhan jang diinginkan, tetapi untuk se-mentara telah mentjukupi kebutuhan. Gedung jang terbongkar (rusak) baru2 tion D.K.A. agar dapat dengan tjepat di-laksanakan untuk melantjarkan hubungan dengan Palembang dan kota2 lain dengan kereta api di Lampung.

Mengingat letak Tjirebon jang baik (terle-tak antara Djawa Barat dan Djawa Te-buhan dengan suatu pelaTe-buhan coaster jang terdiri dari 2 tambatan 200 meter disertai 2 gudang.

(6)

10. Banjuwangi direntjana-kan penjempurnaan un-tuk hubungan lantjar dengan Bali.

Di Banjuwangi akan dibangun fasilitas gu-na memungkinkan pengangkutan mobil2 ke P. Bali (Gilimanuk) Maksud ialah un-tuk melantjarkan tourisme.

11 I d e m Gilimanuk

— idem — pada 10.

12. Benoa

Pelabuhan Pelabuhan Benoa direntjanakan perluasandengan tambatan gudang dan perpan-djangan tambatan. Pula aluran masuk jang dirintangi oleh batu' karang akan diperba-iki dengan menghantjurkan karang2. Peker-djaan pemetjahan karang akan dimulai pada tahun 1960.

Di Ambon sedang terus dilakukan perlu-asan. Direntjanakan untuk pembangunan pelabuhan coaster, jang untuk penggalian kolam telah diberikan beaja 2,5 djuta ru-piah.

Persiapan² untuk perbaikan tambatan di Parepare dan pelabuhan ketjil di pantai Su-lawesi, telah diadakan.

16. Parepare Perbaikan tambatan

Direntjanakan untuk perluasan.

Untuk melantjarkan perhubungan dan untuk menghindarkan kesulitan2 dengan B.P.M. tentang tambatan2, maka telah di-bangun tambatan baton untuk kapal2 negara dan kapal2 nasional.

Setelah kebakaran di Samarinda, dimana tambatan kaju ikut rusak, maka diadakan langkah² untuk perbaikan tambatan atau direntjanakan pembangunan baru, mengi-ngat letak tambatan lama jang kurang praktis.

(7)

21. Pontianak Di Pontianak dan Bandjarmasin direntja 22. Bandjarmasin, nakan perbaikan2 tambatan dalam rangka

D.L.F.

4. Projek2 Utama dalam rangka perbaikan/perluasan Pelabuhan adalah sebagai berikut :

(a) Balikpapan — Oleh perusahaan „CHITRA” telah dise-lesaikan projek „E” Balikpapan.

(b) Tandjung Priok — Projek2 jang sedang dilaksanakan pula oleh „CHITRA” di Tandjung Priok adalah :

(1) Projek „A” : Jang merentjanakan pembangunan pang-kalan samudera di Birai Barat di pelabuhan III, Projek ini pada achir 1958 telah selesai 77%.

(2) Projek „D”: Perluasan pelabuhan luar.

(3) Pelabuhan minjak direntjanakan dibuat pada bekas pela-buan nelajan,

(c) Belawan — Projek „F” : Meliputi pembangunan der-maga minjak.

5. Projek dengan bantuan D.L.F. Dengan bantuan D.L.F. akan di-lakukan pembuatan2 perluasan dari pelabuhan sbb. :

(a). Pontianak (b). Ternate (c). Sampit (d). Benoa (e). Tenan (f). Bima (g). Ambon

(h). Bagan Siapi--api

6. Pemeliharaan Pelabuhan. banjak pelabuhan2 jang harus di-keruk sentjara periodik. Ini tentu akan memerlukan banjak kapal2 keruk, Pelabuhan jang pasti harus dikeruk ialah :

(a). Belawan — aluran sepandjang 21 km, dan harus dikeruk tiap tahui 4 a 5 djuta m3, (b).Surabaja — aluran Barat dan Timur serta didalam

pelabuhan. (c). Sungai Musi

(8)

Untuk pekerdjaan pengerukan ini Pemerintah memiliki 32 kapal pengeruk dari berbagai tonnage dan berbagai type, Djumlah ini menurut Ir. ONG dari Djawatan Pelabuhan masih djauh dari mentjukupi kini sedang dipesan tambahan kapal keruk lagi.

Pemeliharaan dermaga dan tambatan2 telah diuraikan diatas, pemeliharaan Pelabuhan ini meliputi perbaikan dermaga2 dan tambatan jang telah rusak/tua, pelabuhan2 dan penambahan ge-dung2 dan gudang.

7. Penggunaan pelabuhan. Untuk eksploitasi2

maka Djawatan

Pelabuhan mempunjai pegawai sbb.:

(a). Pegawai organik 6.618 orang (b). „ harian/bulanan 1.241 „

(c) Tenaga C.A.C. 5 „

Djumlah 7.864 orang.

Menurut keterangan Ir. ONG, Djawatan Pelabuhan hanja mem-punjai 5 tenaga ingenieur jang merupakan tenaga ahli. Djumlah ini sudah tentu sangat kurang. Selandjutnja tenaga2

perawat/pe-ngurus pelabuhan menurut „LAPORAN MASA TAHUN

1958” dari Kementerian Pelajaran, tertjatat sbb.:

(1). Sjahbandar. 60 orang (2). Pandu 113 „ (3). Djuru menara 382 „

Untuk memenuhi kebutuhan pelabuhan kita, djumlah tersebut djauh dari tjukup.

j. Lalu-lintas barang².

1.Keadaan Lalu-lintas barang dapat dilihat pada Lampiran ,,D" jang dikutip dari „LAPORAN MASA TAHUN 1958” dari Kementerian Pelajaran.

2.Diantara Pelabuhan2 tersebut dalam Lampiran „D”, maka banjak pelabuhan jang belum ada Penguasa Pelabuhan atau gudang. Dari 61 pelabuhan tertjatat 25 jang belum ada penguasanja,

(9)

k. Galangan2 pembuat kapal.

Galangan kapal Pengusaha Nasional jang njata2 madju telah men-dapat order dari Pemerintah jaitu ada 16 galangan kapal antara lain ialah :

7 buah di Djakarta 3 ,, ,, Surabaja 2 ,, ,, Tegal 1 „ ,, Pasuruan 1 „ ,, Tuban 1 ,, ,, Samarinda 1 „ ,, Bandjarmasin

Djumlah gulangan/dok2 nasional jang telah mendaftarkan diri kepada Pemerintah (dibawah jurisdiksi Djawatan Perindustrian Perkapalan) adalah 41 buah. Daftar nama dan alamat dan galangan2 tersebut termuat dalam Lampiran „E”.

Dari daftar tersebut terbukti bahwa ada : 17 buah dengan alamat Djakarta

7 —,,— Surabaja

2 —,,— Tegal

2 —,,— Pekalongan

1 —,,— Djuana

1 —,,— Tuban

1 —,,— Bandjarmasin

1 —,,— Samarinda

1 —,,— Batang.

Menurut tjatatan, maka galangan2 jang tergabung dalam „KAPENI” berkapasitet 20.000 ton tiap tahun, Dalam tahun 1959 galangan2 ini menerima order pembuatan 2.000 ton, suatu djumlah jang hanja 10% dari kapasitet tersebut.

Galangan2 jang tergabung dalam „KAPENI” termuat dalam Lampi-ran „F”.

i. Perbengkelan/alat2 untuk melajani kapal.

1. Bengkel2 kapal masih djauh dari baik dan tidak lantjar melajani pemeliharaan kapal2. Hal ini disebabkan sangat kurangnja onder-dil2/spareparts. Menurut ,,LAPORAN MASA TAHUN 1958” Kementerian Pelajaran, maka PELNI telah 2 tahun tidak mene-rima tambahan onderdil.

Djuga PAL (Penataran Angkatan Laut) sangat kekurangan spares dan material untuk pemeliharaan, jang sangat mempengaruhi kesediaan kapal2.

(10)

Kekurangan alat2 pemeliharaan sematjam ini, Disamping sedikitnja kesempatan untuk naik dok, mengakibatkan:

a. Umur kapal mendjadi pendek. b. Waktu pemeliharaan makin tambah. c. Waktu perbaikan mendjadi pandjang.

d. Kesempatan menganggur bagi anak buah, jang tidak baik akibatnja pada disiplin.

3. Air minum di Tandjung Perak (Surabaja) jang diperlukan untuk kapal djuga tidak dapat memenuhi kebutuhan dengan tjepat.

Ditandjung Priok tempat/tambatan pengambilan minjak HSD berada ditambatan minjak. Alangkah praktisnja apabila disemua dermaga dan tambatan diadakan kemungkinan untuk memuat ber -matjam2 minjak, sehingga untuk memuat minjak apapun kapal2 tidak perlu pindah tambatan. Hal ini untuk mempertjepat waktu kapal bersandar sehingga dengan demikian frequensi kapal sandar tambah banjak.

§ 1630, Tenaga2 Pelajaran dan Pendidikan

a. Pendidikan tenaga pelajaran dilakukan didalam dan diluar negeri: Pendidikan didalam negeri pada tahun 1958 menghasilkan sbb.: 1. A.I.P. : 40 Mualim Pelajaran Besar

9 Ahli mesin Pelajaran Besar 2. Sekolah Pelajaran : 6 Mualim Pelajaran Besar III

Menengah 4 Ahli mesin Kapal „VD” 3. Sekolah R.T. 4 Markonis

4. Kursus2 1 „VD” 2 Dip]. „A”

1 Mualim Pelajaran Besar II 16 Mualim Pelajaran Besar III

5. Akademi Pelajaran : belum menghasilkan (siswa ada 34

Niaga orang)

6. Kursus Pelabuhan : belum menghasilkan (siswa ada 32 orang).

7. Mahasiswa2 berikatan dinas jang masih beladjar pada: Fakultas Technik Bandung : 4 orang, jaitu Ahli mesin tingkat C. II : 1 orang dan Ahli elektro tingkat P. II : 3 orang Ahli perpustakaan pada P.P.K. : 1 orang. Pendidikan diluar negeri ada sbb. :

(11)

b. Lama Pendidikan. Waktu jang diperlukan untuk mendidik tenaga2 pelajaran adalah sbb.:

1. A.I.P. menerima tjalon2 dari lulusan S.M.A /S.T.M. untuk dididik mendjadi Mualim Pelajaran Besar III dan Achli Mesin A, Lama Pendidikan ialah 3 tahun. Untuk mentjapai mualim Pelajaran Besar tingkat II dan seterusnja tingkat I diadakan kursus2 udjian². Begitu pula untuk meningkatkan Ahli Mesin A ke B dan achirnja C diadakan kursus2 udjian2.

2. Sekolah Pelajaran Menengah menerima tjalon2 dari lulusan S.M.P./S.T. untuk dididik mendjadi mualim dan ahli mesin. Lama pendidikan ialah 2 tahun ditambah dengan 1 tahun, masa berlajar.

3. Sekolah Radio Telegrafi & Telefoni menerima tjalon2 lulusan S.M.P. (B) untuk dididik mendjadi markonis dan lama pendidikan ialah 2 tahun.

4. Sekolah Latihan Penjeberangan laut „Sulawesi” menerima tjalon2 lulusan S.R. untuk dididik mendjadi mualim pelajaran terbatas dan djuru montir.

5. Kursus Pelabuhan menerima tjalon2 lulusan S.M.A. untuk dididik mendjadi tenaga pelabuhan. Lama pendidikan ialah 1 tahun.

c. „Outpat” dari A.I.P. dan A.P.N, ditambah dengan Sekolah Pelajaran Menengah menurut tjatatan diatas hanja berdjumlah 63 orang dan 16 ahli mesin.

Djika rata2 sebuah kapal memerlukan minimum 4 mualim dan 2 ahli mesin, maka output tersebut hanja dapat melajani 15 kapal (tanpa pengalaman).

d. Djumlah idjazah2 jang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan Laut 1958 --1959 adalah sbb. :

(1). Mualim pelajaran terbatas — 284 (2). Mualim pelajaran Besar III — 95

(3). „ ,, ,, II — 11

(4). ,, ,, ,, I — 1

(5). Pelajaran Laut Inter-insulair — 68 (6), Pelajaran Laut Inter-insulair dinas — 6

(7): Djurumontir, — 204

(8). Djuru mesin — 41

(12)

f . Tenaga2

untuk Pelabuhan tertjatat sebagai berikut:

1. Sjahbandar —60

2. Pandu —11

3. Pendjaga menara —38

Untuk mengawasi/mengatur/mengurus pelabuhan2 besar/ketjil jang djumlahnja ratusan itu, maka djumlah tenaga pelabuhan diatas tentu sangat kurang, sehingga menjebabkan banjaknja kesulitan2 di Pela-buhan2.

Navigasi.

Untuk keamanan Navigasi (lain lintas diperairan keluar-masuk pelabuhan) maka Djawatan Pelajaran menjediakan

a. Djawatan Penerangan dan Perambuan jang mengurus menara2 sinar, rambu2, tanda2 diseluruh Indonesia.

Untuk penerangan, maka pabrik gas acetyleen di Tjilintjing mem-punjai kemampuan untuk mengisi 600 botol. Djumlah botol2 seluruhnja ada 1145, dari djumlah mana 773 buah dapat diedarkan.

Sisanja bertahan didaerah2 karena kekurangan angkutan laut. Pabrik Blaugas ada di Surabaja. Seluruh botol berdjumlah 526. diantaranja 109 buah tertahan didaerah, sisanja dapat diedarkan, Djumlah 526 tsb. ialah setelah dikurangi dengan jang ikut tenggelam dengan kapal „BELANTIK”.

Bengkel Penerangan Perambuan Pantai, bertempat di Tandjung Priok membantu membuat peralatan seperti : trekslangen, toptekens, mengubah konstruksi ketel carbid, dsb.

b. Djawatan Hydrografi. Pertjetakan petal laut telah dapat dilaksana-kan di ,.Pertjetadilaksana-kan Kebajoran" dari Djawatan Topografie Angkatan Darat. Usaha pertjetakan tersebut djuga dilakukan dipertjetakan2 partikelir.

Disamping ini sedang diusahakan supaja seluruh pertjetakan peta2 laut Indonesia, dapat dipindahkan dari negeri Belanda ke Indonesia. Hasil perpetaan laut adalah peta Dumai, Sei Siak dan Tandjung Priok,

Untuk tugas Hydrografi Djawatan Pelajaran memiliki kapal „BUR-DJAMHAL.” dan kapal „DEWA KEMBAR”. Jang sedang diker-djakan oleh kapal tersebut ialah :

1. Triangulasi di Palembang

2. Pemetaan ulangan Natuna Besar dan Tandjung Man, Donggala dan Surabaja.

3. Pemetaan pelabuhan Surabaja, Kontrole Selat Dumai, Kapuas Ketjil dan Selat Karimata,

(13)

c. Keselamatan/kelantjaran navigasi djuga terpengaruh oleh dalamnja dari aluran2. Aluran2 jang dangkal (aanslibbing sungai) sangat menghambat, merintangi navigasi. Untuk ini perlu dipergiat penge-rukan setjara continue di-tempat' tertentu.

§ 1631. Pengaruh Perhubungan laud terhadap Produksi/Distribusi dalam Negeri

a. Hal berikut ini adalah factor2 jang mempengaruhi Distribusi, Mengi-ngat Produksi djuga tergantung pada pertukaran bahan2 dari tempat satu ketempat lain, maka djuga produksi akan dipengaruhi oleh : 1. Daja angkut armada niaga. Menurut keterangan Departemen

Perhubungan Laut kepada D.P.R. Komisi „E”, maka tonnage Armada Niaga adalah : 104.527.67 BRT, sedangkan djumlah NRT adalah 27.682.24.

Dengan demikian maka sekali mengangkut dapatlah diangkut 27.682.24 NRT keseluruh peloksok Indonesia (bahan2 keperluan hidup, bahan2 lainnja). Djika kita taksir frekwensi pengangkutan k.l. 2 kali sebulan maka dalam satu tahun daja angkut adalah 24 X 27.000 NRT = 648,000 NRT.

2. Teraturnja Perhubungan Laut. Karena kesukaran2 jang dialami dalam pemeliharaan alat2 pengangkutan laut tersebut, maka schedule pelajaran tidak dapat dipenuhi dan akan sangat mengham -bat pengangkutan laut umumnja.

Pengaruh buruk ini dari tahun ke tahun selalu terasa dengan beratnja. Dari tjatatan percentage bezetting tambatan2/gudang2 dipelbagai pelabuhan dapat dilihat bahwa gudang2 hampir selalu penuh untuk menunggu pengangkutan, baik pengangkutan kelaut maupun penja-luran dari gudang kepedalaman.

Timbunan barang2 digudang ini tentu sangat mempengaruhi kelan-tjaran distribusi/produksi.

Terdjadinja gedjala2 ini adalah akibat dari

a. "Regelmaat" pengangkutan jang kurang baik

b. Penjaluran dari gudang ke Konsumen jang kurang Baik djuga. 3. Keamanan Pengangkutan, Kapal2 jang mengalami tjelaka atau

tenggelam, karena pendjagaan keamanan jang tak sempurna, tentu akan menghambat djalannja Distribusi, karena :

(a) bahan jang diangkut terlambat datangnja atau hilang.

(b) kehilangan alat pengangkutan (kapal) sementara atau sete-rusnja,

Djuga pentjurian2 dikapal, dipelabuhan (dalam proses distribusi) akan menghambat lantjarnja distribusi.

(14)

seperti pembadjakan. Untuk pembrantasan pembadjakan ini semua kapal perang (djuga kapal perang acing) ikut mengambil aksi, karena badjak adalah musuh perikemanusiaan,

4. Fasilitas pelabuhan jang kurang baik djuga sangat menghambat lantjarnja pengangkutan tersebut,

b. Pengaruh tersebut dari factor2 diatas sangat menghambat pemba-ngunan di Indonesia, Banjak peralatan Negara terganggu kelantjar-annja karena terlambat datangnja pelengkapan2nja. Banjak jang lama menanti bahan2 jang harus didatangkan melalui laut, Pemindahan pegawai negeri, dan anggauta masjarakat lainnja dari pulau kepulau terlambat karena kurangnja pengangkutan dilaut,

c. Fungsi perhubungan laut. Djuga sangat penting untuk :

1. Mewudjudkan tjita2 persatuan seluruh rakjat di Tanah Air, Apa-bila kundjungan2 dari suku satu kesuku jang lain dapat dilaksa-nakan dengan lantjar, maka akan tertanamlah saling pengertian jang mendalam, jang mentjiptakan rasa persaudaraan lebih erat. Perhubungan bait dapat dianggap sebagai djembatan2 dari pulau kepulau jang tersebar diseluruh Nusantara, dan dengan demikian merupakan simbol njata dari persatuan seluruh rakjat di Nusan-tara.

2. Mendjamin garis logistik jang sangat vital bagi negara kepulauan kita ini, Kevitalan perhubungan laut untuk logistik ini sangat tampak dengan djelas pada waktu pergolakan/pemberontakan didaerah. Waktu itu hampir seluruh keuangan negara dan hampir seluruh armada perang dan niaga dikerahkan untuk mendjamin lantjarnja logistik dan lantjarnja operasi militer.

Dapat ditjatat disini bahwa :

17 buah kapal dari Djawatan Pelajaran dipergunakan untuk logistik/operasi;

25 buah kapal niaga (dari djumlah 61 kapal PELNI) dicharter oleh DAAD dan dipergunakan untuk logistik/pengangkutan militer,

3. Dalam waktu darurat/perang ikut membantu kelantjaran operasi militer,

(15)

1632. Kesimpulan2 Tonnage Kapal.

a. Tonnage kapal2, niaga Pemerintah dan Swasta masih perlu diperbesar Djumlah Tonnage Kapal dewasa ini jaitu 104.527.67 Ton masih sangat sedikit untuk Negara-Kepulauan seperti Negara kita.

Djumlah tsb. hingga sekarang belum dapat mendekati tonnage kapal2 ex. K.P.M. Djuga djika dibandingkan dengan tonnage kapal2 niaga negara tetangga kita, maka tonnage kapal2

niaga kita masih kurang,

mitsalnja :

I n d i a — 625.641 B.R.T. Pakistan — 143.588 B.R.T. I s r a e l — 173.847 B.R.T. M e s i r — 125.012 B.R.T, Filipina — 115.487 B.R.T. Tiongkok — 541.690 B.R.T.

Djumlah Kapal,

b. Untuk melajani tiap pelabuhan jang bertebaran di Tanah Air kita ini, ketjuali djumlah tonnage, maka sangat diperlukan pula djumlah kapal jang tjukup banjak. Dewasa ini Armada Niaga kita berkekuatan 124 kapal,

Pemeliharaan.

c. Pemeliharaan dari alat2 pengangkutan laut masih djauh dari sempurna. Banjak dari kapal2 niaga (jang djumlahnja tidak banjak) tidak mam-pu menunaikan tugas karena kerusakan, hal mana disebabkan pemeli-haraan jang kurang baik.

Dok2 peninggalan Belanda sudah landjut umurnja dan tidak lantjar lagi bekerdjanja. Untuk perlu diadakan pemeliharaan dan restaurasi besar.

Management.

d. Apabila kita teliti djumlah kapal2 milik nasional ditambah dengan kapal2 charter, maka seharusnja perhubungan laut tidak perlu seburuk keadaan sekarang. Karena itu perlu kiranja diadakan penelitian tentang tjara2 membina pelajaran nasional. Antara lain perlu ditjegah adanja kapal2 jang meninggalkan pelabuhan dalam keadaan kosong atau dalam keadaan kurang muatan, Djuga djanganlah terdjadi schedule pela-jaran terlambat sampai ber-hari2 dan djanganlah sampai terdjadi ter-timbunnja barang2 di-gudang2 jang menunggu pengangkutan.

Pengawasan.

(16)

Industri :

f. Keadaan Industri Maritiem sekarang, belum dapat

diharapkan untuk dapat melajani kebutuhan2 dari

pelajaran dan faciliteit2 pengangkutan laut umumnja.

Industri Perkapalan masih bertingkat membuat

rangka kapal, sedang perlengkapannja (mesin2, dll.)

masih tergantung dari luar negeri. Meskipun demikian, sambil menunggu terbangunnja industri permesinan, industri jang sekarang ada, dapat di-intensifeer.

Terutama industri untuk melajani kebutuhan pelajaran,

antara lain

perahu2 dan kapal2 ringan.

Tenaga2 Ahli,

g. Tenaga2 ahli masih sangat kurang dan perlu setjara

radicaal dan tjepat dipenuhi kekurangan2nja. Perlu pula

dibangkitkan djiwa kedjuruan maritiem dikalangan pemuda2 kita.

Pendidikan,

h. Data mentjiptakan tenaga2 pelaut di Sekolah2 Pelajaran

dan Akademi Pelajaran sangat kurang. Hal ini mungkin disebabkan karena beaja untuk mengikuti Akademi Pelajaran harus dipikul oleh para siswa sendiri, Djika beaja dapat dibebankan kepada negara

dan kepada siswa2 dikenakan ikatan2 dinas, mungkin

minat mengikuti pendidikan ilmu pelaut dan ilmu maritiem akan lebih banjak. Hingga kini A.I.P. rata2

menghasilkan 100 orang ahli pelaut.

Fasilitet2 Pelabuhan.

i. Veem2 jang sekarang tergabung dalam DEVI belum

menundjukkan kemampuan untuk ikut merealisir distribusi dengan baik.

Usaha Pemerintah untuk mengadakan retooling dikalangan pemilik Veem menundjukkan keadaan jang kurang baik dibidang perusahaan Veem.

pendirian2 dipelabuhan dan pengawasan teraturnja lain

lintas diperairan, perlu sangat disempurnakan.

k. Perairan Indonesia termasuk perairan jang sukar untuk navigasi, karena banjaknja selat2, gugusan2 karang,

(17)

Trajek-trajek.

1. Trajek2 pelajaran telah tjukup banjak, Hanja beberapa

daerah, seperti gugusan. pulau2 sebelah Barat Sumatera

perlu diperhatikan.

Demikian djuga pulau2 udjung perbatasan wilajah

Indonesia, seperti Natuna, Sangir Talaut, Maluku Utara-Timur, Aru, Kai dan Tanimbar. Trajek dari Djawa ke Aru atau Tanimbar adalah terlalu djauh.

(18)

kah baiknja kalau pelabuhan2 induk dapat didjadikan gudang sandang-pangan untuk melajani daerah2 lingkungan sendiri. Pelabuhan induk tersebut djika perlu dapat didatangi langsung oleh kapal2 samudera asing, dalam pengawasan Pemerintah Pusat.

Frekwensi.

m. Mengingat kurangnja alat2 pengangkutan, alat2 pemeliharaan dan tena-ga-tenaga ahli, maka frekwensi belum mungkin hingga memuaskan. Projek2 Pelabuhan.

n. Projek2 basin harus direntjanakan sesuai dengan kekuatan/kemampuan rakjat untuk memikul biaja dan bila perlu dengan dana bantuan asing. Dengan terbatasnja anggaran2 belandja untuk melaksanakan ini, maka tidak mungkin direntjanakan projek pembangunan jang segera dapat memenuhi tjita2 kita. Pembangunan kebanjakan bersifat restaurasi dan sedikit perluasan dan/atau penambahan2 faciliteit.

Keamanan.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA IV KEGIATAN APBD TAHUN ANGGARAN

Atas dasar hal tersebut, dalam rangka mendukung pelaksanaan UU Desa dan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Surat Pernyataan Kesanggupan melaksanakan ketentuan yang berkaitan dengan Gerakan Kemitraan Usaha Nasional

Kegiatan – 2. Secara cepat, bagi kelompok menjadi dua. Jika terlalu besar, peserta bisa dibagi menjadi 3. Masing-masing kelompok terdiri maksimal 15 anggota. Peserta

Penghijauan untuk kepentingan konservasi dipertahankan, kemudian dalam BWK X ini juga menyatakan bahwa di wilayah BWK X tidak lagi diperpanjang areal galian C nya

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.. PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA IV

Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran e-learning pada mata kuliah Termodinamika

Mulyasa, beliau mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang