• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE TERHADAP KOMPETENSI DASAR DEMOKRASI PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2011 2012 | . | 7311 15370 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE TERHADAP KOMPETENSI DASAR DEMOKRASI PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 2 KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2011 2012 | . | 7311 15370 1 SM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2011/20121 Oleh:

Parsono2 ABSTRAK

Based on the analysis results, the implementation of Think-Pair-Share method showed that defining democracy concept increased from 78% to 98%, elaborating the history of the first enforcement of democracy increased from 76% to 98%, explaining types of democracy implementation in nation s life, increased from 79% to 97%, and explaining the nature of Pancasila democracy and its implementation in nation s life increased from 81% to 96%. These results denoted that Think-Pair-Share method could improve the Civic Educationsubject performance in showing participation in nation defense effort. Think-Pair-Share is a right initial step to motivate students to follow the next stage of learning. Moreover, in this step, students are given chances to decide their answer and the problems delivered by the teachers, and write their own ideas, so that the individual thinking ability can be improved. This step is more effective than when the teacher presents a problem or a question, and asks the answer to the students one by one. In the next activity, which is a discussion with a partner, students who never or rarely speak in front of the class can be able to express his/her ideas to the partner.

KATA KUNCI :Demokrasi danThink-Pair-Share

1

Artikel Penelitan 2

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, perlu ditingkatkan terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan yang memasung hak-hak asasi manusia, hak-hak warganegara untuk dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Kehidupan yang demokratis didalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non pemeritahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi serta demi peningkatan martabat kemanusian, kesejahteraan, kebahagiaan, kecerdasan dan keadilan.

Mata Pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara yang baik, yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Untuk mendukung

tercapainya tujuan pendidikan

kewarganegaraan, harus didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif.Iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar siswa.Selanjutnya dikatakan pula, bahwa kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketetapan guru dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran (Wahab, 1986:36).

Mata Pelajaran PKn merupakan bagian-bagian dari ilmu sosial yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menumbuhkan rasa nasionalisme, hal ini PKn merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas.

Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran PKn siswa terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh. Sebabnya mungkin karena guru kurang menguasai materi dan strategi pembelajarannya kurang memiliki daya dukung terhadap hasil belajar siswa.Pelajaran PKn menurut siswa hanyalah mengulangi hal yang sama dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat pendidikan menengah. Model dan teknik pengajarannya juga kurang menarik, biasanya guru memulai pelajarannya dengan cerita atau membacakan yang telah tertulis didalam buku ajar (Soewarso, 2000:2).

(3)

belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik.

Sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, disinilah tugas guru PKn untuk senantiasa meningkatkan ketrampilan dan kualitas intelektual didalam kegiatan pembelajaran, bahkan guru Pelajaran PKn perlu tampil disetiap kesempatan baik sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator, fasilisator maupun sebagai dinamisator dengan cara menerapkan

model pembelajaran PKn yang

berkompeten. Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, dan mengemukakan pendapat.Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaranThink-Pair-Share.

Model pembelajaran Think-Pair-Share termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dipilih model pembelajaran Think-Pair-Share karena model pembelajaran ini memberi kesempatan pada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain dan akan menambah variasi model pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan, meningkatkan aktivitas dan kerja sama siswa. Pembelajaran kooperatif dengan model Think-Pair-Share ini mudah diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk PKn (Lie, 2004).

Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.

Dengan metode klasikal yang

memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, tipe Think-Pair-Share ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada

orang lain (Lie, 2004:57). Di samping

mempunyai keunggulan, model

pembelajaran Think-Pair-Share juga mempunyai kelemahan. Kelemahannya adalah: (1) metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di sekolah, (2) sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal, (3) menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf berfikir anak dan, (4) mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa (Lie : 2004).

Media pembelajaran lengkap seperti dijelaskan di atas namun model pembelajaran yang diterapkan di SMP Negeri 2 Kebakkramat masih belum bisa menumbuhkan minat siswa untuk belajar secara aktif khususnya mata Pelajaran PKn. Minimnya jam Pelajaran PKn membuat siswa bertambah malas dan bosan karena harus dipaksa belajar dengan sistem cepat. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti realitas yang terjadi dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar mata Pelajaran PKn guru memegang kendali penuh didalam kelas.Siswa menjadi pendengar yang baik dan pencatat yang tekun tetapi kurang aktif dalam merespon materi pelajaran yang disampaikan guru.Sementara ini terdapat kecenderungan daripada pendidik menggunakan metode ceramah yang lebih menitik beratkan pada peran guru sehingga memungkinkan terjadinya bahaya verbalisme yaitu siswa hafal dengan kata-katanya tanpa memahami makna yang terkandung didalamnya.

(4)

PKn Pada Siswa Kelas VIII SMPNegeri 2Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 .

TINJAUAN PUSTAKA 1. Pembelajaran PKn

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa,Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.Kep. Mendikbud No. 056/U/1994 tentang

Pedoman Penyusunan Kurikulum

PendidikanTinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa menetapkan bahwa ³Pendidikan Pancasila,Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan termasuk dalam Mata Kuliah Umum(MKU) dan wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi´.Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000, menurut Kep. Dirjen dikti No.267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewiraan disamping membahas tentang PPBN jugadimembahas tentang hubungan antara warga negara dengan negara. Sebutan PendidikanKewiraan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Materi pokok PendidikanKewarganegaraan adalah tentang hubungan warga negara dengan negara, dan PendidikanPendahuluan Bela Negara (PPBN).

Sebagaimana lazimnya semua mata

pelajaran, mata pelajaran

pendidikankewarganegaraan memiliki visi, misi, tujuan dan ruang lingkup isi.mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan pemberdayaan warganegara. Adapun MISI mata pelajaran ini adalah membentuk warga Negara yang baik, yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan

UUD 1945.Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah mengembangkan kompetensi sebagai berikut :

a. memiliki kemampuan berfikir secara rasional, kritis dan kreatif, sehingga mampu memahami berbagai wacana kewarganegaraan.

b. memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secarademokratis dan bertanggung jawab.

c. memiliki watak dan kepribadian yang baik, sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Rumusan tersebut sejalan dengan aspek-aspek kompetensi yang hendak

dikembangkandalam pembelajaran

pendidikan kewarganegaraan. Aspek-aspek

kompetensi tersebut

mencakup pengetahuan kewarganegaraan

(civic knowledge), keterampilan

kewarganegaraan (civic skills), ,dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic dispositions)

Berdasar permendiknas No 22 tahun

2006 tersebut. Pendidikan

(5)

untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya, (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Adapun standar isi atau yang menjadi materi kajian mata pelajaran PKn di sekolah mencakup 8 ruang lingkup. Kedelapan runag lingkup kajian tersebut adalah :

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. b. Norma, hukum dan peraturan,

meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.

c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.

d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan

berorganisasi, Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara. e. Konstitusi Negara meliputi:

Proklamasi kemerdekaan dan

konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara

sesama anggota kelompok akan

meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar (Solihatin, 2007:5).

(6)

anggota kelompok memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh dan memberi

masukan untuk mengembangkan

pengetahuan, sikap, nilai, dan moral, serta ketrampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran (Solihatin, 2007:6).

Pembelajaran kooperatif mencakup suatu kelompok kecil yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya (Erman, dkk, 2003:260). Ada beberapa hal yang perlu dipenuhi dalam pembelajaran koperatif agar lebih menjamin para siswa bekerja secara kooperatif, hal-hal tersebut meliputi: (1) para siswa yang bergabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari sebuah tim dan mempunyai tujuan bersama yang harus dicapai, (2) siswa yang tergabung dalam sebuah kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok dan bahwa berhasil atau tidaknya kelompok itu akan menjadi tanggung jawab bersama oleh semua anggota kelompok itu, (3) untuk mencapai hasil yang maksimal, para siswa yang tergabung dalam kelompok itu harus berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya dan, (4) para siswa tergabung dalam suatu kelompok harus menyadari bahwa setiap pekerjaan siswa mempunyai akibat langsung pada keberhasilan kelompoknya (Erman, 2003 :260).

Untuk mengoptimalkan pembelajaran kooperatif, keanggotaannya sebaiknya hiterogen, baik dari kemampuan atau karakteristik lainnya.Untuk menjamin heterogenitas keanggotaan kelompok, sebaiknya gurulah yang membagi kelompok. Jika para siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda dimasukkan dalam satu kelompok, maka dapat memberikan keuntungan bagi siswa yang

berkemampuan rendah dan sedang, sedangkan siswa yang pandai akan dapat menstransfer ilmu yang dimilikinya. Ukuran kelompok akan berpengaruh pada kemampuan produktivitas kelompoknya. Ukuran kelompok yang ideal untuk pembelajaran kooperatif adalah 3-5 orang.

Agar siswa dapat bekerjasama dengan baik didalam kelompoknya perlu diajarkan ketrampilan-ketrampilan kooperatif pada peserta didik. Ketrampilan-ketrampilan tersebut adalah: (1) berada dalam tugas, yaitu siswa tetap berada dalam kerja kelompok, merumuskan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan melatih ketrampilan ini siswa akan menyelesaikan tugas dalam waktu yang tepat dengan karakteristik yang lebih baik, (2) mengambil giliran dan berbagi tugas, yaitu siswa bersedia menerima tugas dan membantu menyelesaikan tugas sehingga kegiatan akan terselesaikan pada waktunya, (3) mendorong partisipasi, yaitu memotivasi teman sekelompok untuk memberikan kontribusi tugas kelompok, (4) mendengarkan dengan aktif, yaitu

memperhatikan informasi yang

disampaikan teman sehingga anggota kelompok yang menjadi pembicara akan merasa senang karena apa yang mereka sumbangkan itu berharga, (5) bertanya, yaitu siswa menanyakan informasi atau penjelasan lebih lanjut dari teman sekelompok apabila teman sekelompok tidak tahu jawabannya, baru menanyakan pada guru, hal ini penting karena siswa yang pasif dapat didorong untuk ikut aktif.

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif

yang membedakannya dengan

(7)

a. Saling ketergantungan positif, yakni

untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri dan saling bekerjasama dalam kelompok, siswa dalam kelompok saling bekerjasama dan mereka menyadari bahwa diantara mereka saling membutuhkan satu sama lain dalam bekerja untuk mencapai kesuksesan bersama.

b. Tanggung jawab perseorangan, yakni seorang guru dalam pembelajaran kooperatif perlu membuat tugas sedemikian rupa agar setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk

belajar dan mengembangkan

kemempuan mereka masing-masing sebagai sumbang saran dalam kelompok untuk mencapai kesuksesan bersama.

c. Tatap muka, yakni setiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi, saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi antar pribadi.

d. komunikasi antar anggota, yakni

menghndaki agar para pembelajar dibekali dengan ketrampilan berkomunikasi, karena tidak setiap

siswa mempunyai keahlian

mendengarkan dan berbicara.

e. Evaluasi proses kelompok, yakni pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok agar selanjutnya bisa bekerjasama secara efektif.

Guru memainkan peran yang

menentukan dalam menerapkan

pembelajaran kooperatif yang efektif. Materi harus disusun agar setiap siswa dapat bekerja untuk memberikan sumbangan pemikirannya kepada kelompoknya. Guru

harus mengatur ruang kelas agar setiap anggota kelompok duduk berdekatan sehingga dapat bekerja dengan nyaman. Jarak antara kelompok yang satu dengan yang lain jangan terlalu berdekatan agar tidak saling mengganggu.

3. Model PembelajaranThink-Pair- Share Model pembelajaran Think-Pair- Share dikembangkan oleh Frank Lyman dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1985. Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana. Teknik ini memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa (Lie, 2004:57). Model pembelajaran Think-Pair-Shareadalah salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi kepada orang lain.

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Think-Pair- Share adalah: (1) guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok, (2) setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri, (3) siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya, (4) kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat (Lie, 2004: 58).

(8)

permasalahan yang ada dalam topik/bacaan tersebut.

Menurut Spencer Kagan ( dalam Maesuri, 2002:37) manfaatThink-Pair-Share adalah: (1) para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak siswa yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para siswa mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik, dan (2) para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share.Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi siswa, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan kepada siswa SMP kelas VIIID di SMP Negeri 2 Kebakkramat Karanganyar sebanyak 31

siswa. Sedangkan waktu untuk

melaksanakan penelitian ini adalah selama 6 bulan (Januari Juni 2012). Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksperimen, dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share terhadap hasil belajar PKN. Suharsimi Arikunto (1998: 4) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes, dokumentasi, observasi dan wawancara.Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) untuk memperoleh

nilai hasil belajar PKN.Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis dengan menggunakan bentuk tes obyektif. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa tindakan dan hasil observasi proses pembelajaran. Di dalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, daftar nilai, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.Suharsimi Arikunto (2006: 158) menyebutkan bahwa dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis.

Observasi yang merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap subjek yang diamati, yaitu cara pengumpulan data

berdasarkan pengamatan yang

menggunakan mata atau telinga secara langsung tanpa melalui alat bantu yang terstandar (Sujana dan Sudrajat, 2005: 143). Tujuan dari observasi dalam penelitian ini adalah mengamati proses pembelajaran yang terjadi dalam kelas populasi yang dipilih peneliti dalam mencari tahu keadaan siswa selama mengikuti proses pembalajaran tersebut. Observasi kembali dilakukan ketika peneliti mengadakan perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share kepada siswa kelompok eksperimen mengenai keaktifan, minat dan psikomotorik siswa dengan menggunakan lembar pengamatan.

(9)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah data diperoleh terkumpul, maka data tersebut di dengan membandingkan data data yang telah didapat terhadap hal hal yang berkaitan dengan penelitian guna mendapatkan informasi yang baik dan mudah dipahami, kemudian hasil dari metode metode diatas dilakukan evaluasi atau tes.

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIIID dengan jumlah siswa 32orang, 16orang laki-laki dan 16 orang perempuan dengan kemampuan siswa yang heterogen. Dalam pelaksanakan pembelajaran di SMP Negeri 2 Kebakkramat cukup kondusif untuk melakukan proses belajar mengajar. Dari segi fisik, bangunan SMP ini cukup baik, ada beberapa gedung atau ruangan yang belum tersedia. Adapun hasil dalam penelitian dibagi menjadi 2 siklus, dapat ditampilkan tabel dibawah ini:

Tabel Hasil Tiap Aspek Selama 2 Siklus

No Aspek Siklus I Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diperoleh hasil sebelum permainan think-pair-share yaitu mendefinisikan konsep demokrasi sebesar 78%, Menguraikan sejarah pelaksanaan demokrasi pertama sebesar 76%, Menjelaskan macam-macam pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan bernegara79% Menjelaskan hakekat demokrasi Pancasila dan pelaksanaannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebesar 81%. Dari hasil ini menunjukkan bahwa masih dibawah tingkat kemampuan mempelajari pelajaran PKn semester 2,

SIKLUS II

Berdsarkan pada Siklus II setalah penerapan metode think-pair-share

menunjukkan bahwa tentang

Mendefinisikan konsep demokrasi sebesar 78% meningkat menjadi 98%, Menguraikan sejarah pelaksanaan demokrasi pertama sebesar 76% meningkat menjadi 98%, Menjelaskan macam-macam pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan bernegara sebesar 79% meningkat menjadi 97% dan Menjelaskan hakekat demokrasi Pancasila dan pelaksanaannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebesar 81% meningkat menjadi 96%. Dari hasil ini menunjukkan bawah metode Think-Pair-Share dapat meningkatkan prestasi belajar PKn tentangmenampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan Negara.

(10)

siswa kelas VIIID SMP Negeri 2 Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012, dapat dijadikan acuan untuk memberikan strategi menyenangkan dan tidak membosankan, dan supaya anak tidak merasa kesulitan dalam memahami nilai-nilai Pancasila bermasyarakat dan bernegara.

Pada siklus I, dengan penerapan metode think-pair-share ternyata ada peningkatan hasil nilai ulangan formatif.Pada siklus II, diterapkan lagi meode think-pair-share, ternyata semua anak hasilnya bisa memuaskan.Sebab kemampuan dasar anak kurang dan metode yang diterapkan kurang sesuai.

Jadi dari hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan prestasi belajar PKn siswa kelas VIIID SMP Negeri 2 Kebakkramat,Tahun Pelajaran 2012/ 2013 dengan ditandai meningkatkan perolehan nilai dan anak lebih senang untuk belajar memahami dan mengerti pelajaran PKn.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdsarkan pada Siklus II setalah

penerapan metode

think-pair-sharemenunjukkan bahwa tentang Mendefinisikan konsep demokrasi sebesar 78% meningkat menjadi 98%, Menguraikan sejarah pelaksanaan demokrasi pertama sebesar 76% meningkat menjadi 98%, Menjelaskan macam-macam pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan bernegara sebesar 79% meningkat menjadi 97% dan Menjelaskan hakekat demokrasi Pancasila dan pelaksanaannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebesar 81% meningkat menjadi 96%. Dari hasil ini menunjukkan bawah metode Think-Pair-Share dapat meningkatkan prestasi belajar PKn tentangmenampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan Negara. Think-Pair-Share merupakan langkah awal yang baik untuk memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya. Selain itu, dalam

tahapan ini siswa diberi kesempatan untuk menentukan sendiri jawaban dan permasalahan yang disampaikan oleh guru dan menuliskan hasil pemikiran masing-masing sehingga kemampuan berpikir individu turut berkembang. Langkah ini lebih efektif daripada guru menyampaikan suatu permasalahan atau pertanyaan, kemudian menanyakan jawabannya kepada siswa satu persatu. Dalam kegiatan selanjutnya yaitu berdiskusi dengan pasangannya, siswa yang tidak atau jarang bebicara di depan kelas sekurang-kurangnya mengemukakan ide kepada pasangannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka diajukan saran-saran bahwa 1) Bagi guru hendaknya meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan merancang proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share sehingga peran siswa lebih besar dan pembelajaran akan menjadi lebih aktif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. 2) Bagi siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan serta lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. 3) Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis hendaknya sedapat mungkin menganalisa kondisi pembelajaran dan kemampuan siswa dengan lebih teliti. Selain itu dapat memanfaatkan model pembelajaran inovatif dengan maksimal sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

(11)

Ananom.2001. Mengenal Model Pembelajaran Kooperatif.Semarang : DEPDIKNAS.

Arikunto, Suharsimi, 2003.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Erman, Suherman dkk, 2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Common Teks Books). Bandung : JICA Universitas Pendidikan Indonesia.

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2000.Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press.

Spencer Kagan. 2002. Strategis For Reading Comprehensin, TPS. http: curry. Edschool. Virginia.

Solihatin, Etin dkk,2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.Jakarta : Bumi Aksara.

Gambar

Tabel Hasil Tiap Aspek Selama 2 Siklus

Referensi

Dokumen terkait

2010 : Pengaruh Pelayanan Purna Jual Terhadap Kepuasan Konsumen Produk Sepeda Motor Merek Suzuki (studi pada PT. HERO SAKTI MOTOR Malang) Fakultas Ekonomi

Akuntabilitas dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, dengan tiga pilar

Soal

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder akan diperoleh dari tegalkota.bps.go.id dan Disperindag atau

Asis, Hukum Acara P idana Suatu Pengantar, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2014. Sutiyoso, Bambang, Sri Hastuti Puspitasari, Aspek – Aspek Perkembangan

Maka jumlah plastik paling banyak yang bisa digunakan adalah sebanyak .... Sinta membeli kue bolu dan kue donat untuk sajian

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional

Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa jenis mineral magnetik yang dominan pada sampel guano Gua Solek dan Gua Rantai melalui analisa dengan kurva saturasi IRM