• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengolahan dan Kualitas Air Serta Keluhan Penyakit Kulit di Beberapa Kolam Renang Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengolahan dan Kualitas Air Serta Keluhan Penyakit Kulit di Beberapa Kolam Renang Kota Medan"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air

2.1.1 Pengertian Air

Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai rawa, danau, telaga, waduk dan muara (PP No. 82 Tahun 2001).

Menurut Soemirat (2009) air merupakan pelarut universal , hampir semua jenis zat dapat larut di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni, didapat di dalam tubuh semua organisme. Dengan demikian, species kimiawi yang ada di dalam air berjumlah sangat besar.

Pengertian air tawar sebagaimana menurut Kusnoputranto (2000) adalah air tawar yang tidak termasuk salju dan es. Di Indonesia jumlah dan pemakaian air bersumber pada air tanah, air permukaan dan air atmosfer, yang ketersediaannya sangat ditentukan oleh air atmosfer atau sering dikenal dengan air hujan.

2.1.2 Sumber – Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letaknya, sumber air dapat dibedakan atas (Chandra, 2007) : 1. Air Angkasa

▸ Baca selengkapnya: bagaimana cara mengambil koin di dalam air kolam renang

(2)

2. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.

3. Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah dialami air hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

2.1.3 Peranan Air Bagi Kehidupan Manusia

Lingkungan air sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Kehidupan manusia dapat berlangsung hanya bila kebutuhan air secara kualitatif dan kuantitatif dapat dipenuhi (Ricki, 2005). Air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian. Karenanya orang dewasa perlu minum minimum 1,5 – 2 liter sehari (Juli Soemirat, 2009).

Adapun fungsi air bagi manusia antara lain adalah sebagai berikut (Harini, 2007):

(3)

4. Untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kulit akan menjadi kasar dan berkerut jika kekurangan air.

5. Sebagai mediator dan saluran dari berbagai reaksi kimia di dalam tubuh, proses metabolisme tubuh memerlukan air.

Pendayagunaan air di berbagai bidang pada kehidupan manusia sebagaimana menurut Soemirat (2009) adalah pendayagunaan air dalam bidang budaya antara lain adalah untuk transportasi, membentuk tenaga mekanis ataupun listrik, untuk industri, dan sarana olahraga dan rekreasi. Perkembangan budaya ini terjadi sebagai akibat dari adanya kebutuhan yang dirasakan manusia dan adanya interaksi antara manusia itu sendiri dengan lingkungan air.

Selanjutnya menurut Soemirat (2009) dari sekian banyak manfaat air, jumlah air yang di konsumsi hanya merupakan sebagian kecil saja, yakni yang tergolong penyediaan air minum dan bersih. Namun demikian dari kelompok inipun, yang betul di konsumsi sangat sedikit. Manusia hanya mengkomsumsi air 2 liter per hari, demikian pula dengan jumlah air yang dikonsumsi hewan dan tumbuhan hanya sedikit saja. Sebaliknya sebahagian besar air digunakan sebagai media untuk mencuci ,menggelontor kotoran, membersihkan rumah dan mandi.

(4)

2.1.4 Peranan Air Terhadap Penularan Penyakit

Menurut Achmadi (2008) penyakit sebagian besar dikaitkan dengan adanya hubungan interaktif antara kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan, atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya atau lingkungannya. Kekuatan, zat, atau bahan yang masuk ke dalam tubuh tersebut bisa merupakan benda hidup atau benda mati. Sehingga dapat menganggu fungsi ataupun bentuk suatu organ.

Dalam peranannya terhadap penularan penyakit sebagaimana menurut Soemirat (2009) peran air dalam terjadinya penyakit menular dapat bermacam – macam yaitu sebagai berikut :

1. Air sebagai penyebar mikroba pathogen 2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

3. Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi ,sehingga orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik

4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit.

Sedangkan dalam hal memindahkan penyakit, menurut Kusnoputranto (2000) air berperan melalui 4 cara yaitu :

1. Cara Water Borne

(5)

2. Cara Water Washed

Cara water washed merupakan penularan penyakit behubungan dengan air yang digunakan untuk kebersihan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit – penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Yang termasuk penyakit karena kurangnya air untuk kebersihan seseorang ini antara lain ; infeksi kulit dan selaput lendir, infeksi oleh insekta parasit pada kulit.

3. Cara Water Based

Cara water based merupakan penularan penyakit melalui penjamu (host) di air. Contoh penyakit yang ditularkan melalui water based adalah

Schistomiasis. Penjamu (host) perantara ini hidup di air contohnya siput air.

Dalam hal ini larva Schistomiasis hidup dalam siput air hingga berubah bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit manusia yang berada dalam air tersebut. Penyakit ini disebut Schistomiasis.

4. Cara Water Related Insecta Vector

Cara water related insect vector merupakan penularan penyakit melalui vector yang menggunakan air sebagai tempat berkembangbiaknya. Contoh

penyakit yang ditularkan melalui vector yang hidupnya bergantung pada air ini seperti malaria oleh vector nyamuk Anopheles dan demam berdarah oleh vector nyamuk Aedes aegypty.

2.2 Kolam Renang

2.2.1 Pengertian Kolam Renang

(6)

Kolam renang pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan banyak tempat dan biaya perawatan yang besar. Kolam renang umum biasanya adalah bagian dari pusat kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi sauna, lapangan olahraga (squash, tenis, dll) dan rumah makan.

Sehubungan dengan banyaknya kolam renang yang dipandang dari beberapa segi maka kolam renang dapat diartikan sebagai tempat pemandian yang termasuk artivical bathing places dapat merupakan out door pool atau indoor pool atau kombinasinya. Arivical bathing places ini sering pula digunakan sebagai

tempat sarana olahraga dan rekreasi. Jadi kolam renang yang kita maksud disini adalah artivical bathing places yang dari segi letaknya termasuk kepada out door pool (Ferdianus, 2007).

Sedangkan menurut Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum tahun 1992, kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya, menggunakan air bersih yang telah diolah.

2.2.2 Air Kolam Renang

Menurut Permenkes RI (1990) tentang syarat – syarat pengawasan kualitas air, air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang digunakan untuk olahraga renang dan kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan.

2.2.3 Pertukaran Air Kolam Renang

(7)

1. Fill and Draw Type

Pada tipe ini, air yang bersih dimasukkan kedalam kolam renang digunakan dalam periode waktu tertentu dan ketika air telah tampak kotor kolam renang akan dikosongkan dan diisi kembali dengan air yang bersih. 2. Flow Through Type

Pada tipe ini air yang bersih dialirkan kedalam kolam renang melalui salah satu bagian kolam dan pada bagian yang lain air dialirkan keluar kolam sehingga air berganti secara terus menerus dan air kolam tetap dalam keadaan bersih. Kolam renang dengan tipe ini merupakan kolam renang terbaik tetapi membutuhkan banyak air. Kolam renang dengan tipe ini terdapat di daerah pegunungan yang dekat dengan sumber aliran air.

3. Recirculating Type

Pada tipe ini air yang telah dipakai dan kotor, secara terus menerus dialirkan melalui instalasi penyaringan dan dipompakan kembali kedalam kolam renang setelah bersih dan diberi desinfektan.

2.3 Sistem Pengolahan Air Kolam Renang

(8)

2.3.1 Sistem Sirkulasi Air Kolam Renang

Secara garis besar, kolam renang dengan tipe pertukaran air resirkulasi

digolongkan atas dua sistem sirkulasi yaitu sistem sirkulasi overflow dan sistem

sirkulasi skimmer dimana keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu memastikan air kolam yang agar tetap bersih dan dapat digunakan kembali.

1. Sistem Sirkulasi Overflow.

Kolam renang dengan sistem sirkulasi overflow ditandai dengan air kolam yang melimpah baik pada satu sisi atau keseluruhannya. Air kolam yang melimpah tersebut nantinya mengalir kedalam saluran yang berada di sisi luar kolam renang, saluran ini dikenal dengan gutter overflow. Sistem ini mengharuskan kolam renang memiliki balancing tank yang merupakan tempat penampungan air yang mengalir melalui saluran gutter overflow. Air yang ada di balancing tank ini dengan menggunakan mesin pompa akan masuk kedalam filter untuk mengalami proses penyaringan kotoran air kolam renang sehingga air yang masuk kedalam kolam renang melalui lubang inlet merupakan air yang bersih.

2. Sistem Sirkulasi Skimmer

Berbeda dengan sirkulasi overflow, pada kolam renang dengan sistem sirkulasi skimmer air kolam tidak melimpah pada bagian sisi – sisinya karenadinding kolam di desain lebih tinggi dari elevasi kolam renang. Pada sistem ini proses sirkulasi air kolam renang tidak memerlukan balancing tank, air yang mengalir melalui outlet langsung dialirkan dari kolam menuju

(9)

masuk melalui lubang outlet. Air kolam renang yang terkumpul di box skimmer ini kemudian dipompakan kedalam filter dan air bersih yang telah melalui proses filterisasi dikembalikan lagi ke dalam kolam. Jika terjadi penambahan tinggi air kolam renang akibat pengguna kolam atau air hujan, akan langsung dibuang ke saluran buangan. Penambahan air jika terjadi pengurangan volume akibat penguapan dan lain sebagainya dilakukan di dalam kolam.

2.3.2 Perlengkapan Sistem Pengolahan Air Kolam Renang 1. Pompa Sirkulasi

Pompa ini berfungsi sebagai pompa transfer yang mengirim air yang dihisap dari dalam Balancing Tank (untuk system overflow) atau dari skimmer (untuk system skimmer) ke dalam kolam renang. Kapasitas pompa air yang digunakan salam sistem pengolahan air kolam renang harus sesuai dengan volume air dan lama sirkulasi air kolam perharinya, agar sirkulasi air berjalan dengan baik dan menghasilkan kualitas air yang baik untuk digunakan.

(10)

waktu pengoperasian selama 6 – 8 jam perhari, sedangkan untuk kolam renang pribadi selama 4 – 6 jam perhari. Sebagai contoh, kolam renang dengan volume air 76,8 m3 tersebut akan mengalami sirkulasi selama 6 jam perhari, maka pompa yang perlukan adalah pompa yang memiliki kapasitas pompa air sebesar 12,8 m3/ jam.

2. Filter

Sesuai namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan penyaringan atau filtrasi terhadap air yang akan masuk ke dalam kolam. Kotoran – kotoran dalam air akan disaring oleh alat ini, sehingga air yang kembali ke dalam kolam dalam kondisi bersih. Ada 2 tipe filter berdasarkan medianya :

a. Sand Filter : Media filtrasi dari filter jenis ini adalah pasir silica

dengan ukuran agregat tertentu sesuai kebutuhan.

b. Cartridge Filter : Media filtrasi dari filter jenis ini adalah berbentuk spons

atau kasa khusus dengan ukuran dan kerapatan sesuai dengan kebutuhan. Ukuran filter yang digunakan di suatu kolam renang dapat ditentukan berdasarkan kapasitas pompa air yang digunakan dan kekuatan aliran air (flow rate) yang masuk kedalam kolam renang. Standart flow rate yang sering

digunakan dalam menentukan besaran tanki filter kolam renang adalah 40 m3/jam/m2. Semakin kecil nilai flow rate semakin bagus proses filterisasinya, namun dapat dipastikan akan semakin mahal harganya karna semakin kecilnya nilai flow rate akan menjadikan ukuran diameter tanki filternya semakin besar.

(11)

diameter filter yang dibutuhkan dengan menghitungnya dengan cara sebagai berikut :

Untuk menentukan diameter filter yang diperlukan :

Dengan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa filter yang diperlukan dalam proses filterisasi air kolam renang adalah filter dengan ukuran diameter 63cm. 3. Balancing Tank

Alat ini juga sesuai dengan namanya, berfungsi melakukan penyeimbangan terhadap volume air kolam dan dipergunakan untuk kolam yang menggunakan sistem sirkulasi overflow. Ketika kolam digunakan atau ketika terjadi hujan, air kolam akan meluap dan ditampung oleh balancing tank. Sebaliknya, ketika pengguna kolam keluar dari kolam atau terjadi

penguapan, maka air yang tertampung dalam balancing tank tadi akan dikirim kembali ke dalam kolam. Sehingga semaksimal mungkin tidak terdapat air yang terbuang, kecuali jika sudah tidak tertampung lagi dalam balancing tank.

12,8 m3 / jam 40 m3 /jam/m2

= 0,32 m2

¼ π D2 = 0,32 m2 0,785 D2 = 0,32 m2 0.32 m2 D2 =

0,785

(12)

5. Skimmer Box

Alat ini dipergunakan untuk kolam dengan sistem sirkulasi skimmer, fungsinya sebagai titik hisap untuk pompa sirkulasi.

6. Inlet

Inlet adalah titik dimana air masuk kembali ke dalam kolam setelah

melalui proses pengolahan. Jumlah inlet yang diperlukan oleh suatu kolam renang dapat ditentukan berdasarkan kapasitas pompa yang digunakan oleh kolam renang tersebut. Kapasitas yang dimiliki oleh satu inlet dalam mengalirkan air berkisar 5-7m3/jam, maka apabila kolam renang menggunakan pompa dengan kapasitas 12,8 m3/jam maka diperlukan 2 buah titik inlet pada kolam renang tersebut.

7. Maindrain

Maindrain pada dasarnya dipergunakan khusus untuk membuang atau

menguras air kolam, namun pada sebagian sistem kolam yang menggunakan sistem sirkulasi overflow, maindrain dipergunakan pula sebagai titik hisap untuk pompa – pompa fitur kolam seperti air mancur dan lain- lain.

2.3.3 Bahan Kimia Pengolahan Air Kolam

Kejernihan air kolam tidak semata – mata tergantung pada sistem sirkulasi. Dalam air dapat muncul bakteri atau tumbuhan kecil yang dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan pengguna kolam renang dan tidak dapat tersaring oleh filter. Oleh sebab itu, air kolam perlu mendapatkan perawatan dengan menggunakan bahan – bahan kimia tertentu dengan kadar tertentu.

(13)

1. Kaporit : Bahan kimia ini dipergunakan untuk menahan dan mencegah timbulnya lumut atau bakteri.

2. Soda Ash : Bahan kimia ini berfungsi untuk menaikkan kadar pH air kolam. 3. Tawas : Bahan kimia ini dipergunakan untuk mengendapkan partikel –

partikel pengotor air kolam yang tidak tersaring oleh filter.

4. Bahan – bahan kimia lain seperti HCl, PAC dan lain sebagainya (Isnanto, 2010)

Pemberian bahan kimia di air kolam renang bertujuan untuk menjaga kualitas air kolam renang tetap baik, pemberian bahan kimia dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Khlorinasi

(14)

Selain pemberian zat khlor sesuai dengan dosis perharinya, perlu dilakukan juga shock treatment perbulannya, pada beberapa jenis dari lumut dan bakteri akan timbul kekebalan terhadap pemberian zat khlor yang berkadar rendah, oleh karena itu perlu pemberian dengan kadar tinggi. Shock treatment ini dilakukan sebulan sekali dengan dosis yang diberikan adalah 4 kali lipat dari dosis rata-rata pemberian zat khlor perharinya.

b. Pemberian Soda Ash

Soda Ash atau disebut juga Karbonat Natrium (Na2CO3) berbentuk

serbuk halus putih. Pemberian Soda Ash pada air kolam renang dimaksudkan

untuk menaikkan pH air kolam renang agar sesuai dengan baku mutu kualitas air kolam renang. Jika hasil test pH air dinyatakan masih dibawah nilai baku mutu, maka dilakukan pemberian soda ash pada air kolam renang sedikit demi sedikit hingga nilai pH nya sesuai dengan baku mutu, adapun dosis yang diberikan adalah 1 Kg per 64 m3 air kolam. Setelah penambahan Soda Ash, air dalam kolam renang di sirkulasikan kembali, setelah 1/2 jam lalu di check lagi pHnya. Jika nilai pH nya belum ideal, tambahkanlah bahan kimia yang sesuai dengan petunjuk diatas. c. Pemberian Terusi

Terusi (CuSo4) pada umumnya berupa kristal biru yang mudah larut

dalam air. Bahan kimia yang ini berguna untuk mengendalikan mikro organisme

yang hidup dalam air, merupakan fungisida yaitu mencegah pertumbuhan jamur

di dinding kolam renang. Selain itu terusi ini banyak digunakan karena dapat

membirukan air kolam renang.Dosis yang dapat ditambahkan pada kolam renang

adalah dengan melarutkan terlebih dahulu terusi dengan air bersih, dengan

(15)

diaduk sampai semua terlarut dan diamkan sampai mengendap. Setelah ada

endapan hanya gunakan air larutan terusi yang bersih saja, endapan tidak

digunakan. Penggunaan terusi pada kolam renang umum sebaiknya apabila

sedang banyak pengguna kolam renang saja, pemberian dilakukan sore hari untuk

kemudian keesokan paginya dilakukan proses vakum.

d. Pemberian Tawas

Tawas (Kal(SO4)2.12H2O) digunakan untuk menjernihkan air kolam

renang, dengan prinsip kerja sebagai koagulan yang berfungsi untuk membentuk flokuasi partikel – partikel dalam air sehingga dapat terikat dan mengendap di dasar kolam. Fungsi tawas hampir sama dengan penggunaan PAC yaitu sebagai koagulan.

e. Pemberian HCl

Hcl digunakan untuk menurunkan PH dalam air dan menurunkan anggka

sisa khlor yang terlalu tinggi di air kolam renang.

2.4 Kualitas Air Kolam Renang

Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kelayakan secara kualitas menurut Effendi (2003) adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air yang mencakup kualitas fisik, kimia dan biologis.

(16)

2.4.1 Kualitas Fisik 1. Bau

Air kolam renang yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau yang mengganggu. Biasanya bau disebabkan oleh bahan – bahan organik yang dapat membusuk serta senyawa kimia lainnya seperti phenol, jika air berbau maka akan mengganggu estetika.

2. Benda Terapung

Air kolam renang yang memenuhi standar harus bebas dari benda – benda terapung. Biasanya benda – benda terapung disebabkan oleh sampah disekitar kolam renang.

3. Kejernihan

(17)

2.4.2 Kualitas Kimiawi

Adanya permasalahan seperti senyawa – senyawa kimia yang beracun, perubahan warna, rasa dan bau, serta reaksi – reaksi kimia yang tidak diharapkan menyebabkan diperlukannya standar kualitas air. Standar kualitas air memberikan batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan diperbolehkan bagi berbagai parameter kimia, pada konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur – unsur tersebut dalam air akan memberikan pengaruh – pengaruh negative, baik bagi kesehatan maupun sipemakainya (Suriawiria, 2003).

1. Aluminium

Aluminium (Al) adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak digunakan, sehingga banyak terdapat di lingkungan. Sumber alamiah Al terutama adalah bauxite dan cryolit. Dalam dosis yang tinggi Al dapat menimbulkan luka pada usus. Al dalam bentuk debu akan diakumulasikan di dalam paru – paru, selain itu Al juga dapat menyebabkan iritasi kulit, selaput lendir dan saluran pernafasan (Soemirat, 2009). Dalam air kolam renang keberadaan Al disebabkan oleh penggunaan bahan kimia Tawas (KAl(SO4)2.12H2O) yang berfungsi sebagai koagulan.

2. Kesadahan (CaSO3)

(18)

3. Oksigen (O2)

Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air. Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terabsorbsi yang tidak sesuai standar dapat mengakibatkan bakteri / kuman yang ada dalam air berkembang sehingga dapat menginfeksi di dalam tubuh jika tertelan (Depkes RI, 1996).

4. pH

pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004). Sesuai dengan standar kualitas air kolam renang, pH air kolam renang berada pada nilai 6,5 – 8,5. Bila pH air lebih kecil atau lebih besar dari 6,5 – 8,5 akan

menyebabkan tidak efektifnya pelaksanaan proses desinfeksi yang dilakukan pada air kolam renang dan juga dapat menyebabkan korosi pada pipa – pipa air kolam renang. Menurut Soemirat (2009) air merupakan bahan pelarut yang sangat baik, dengan pH yang tidak netral air dapat melarutkan berbagai element kimia yang dilaluinya.

5. Sisa Chlor

(19)

rasa asin dan merusak pipa – pipa air kolam. Sebaliknya jika sisa khlor air kurang, maka tidak dapat membunuh bakteri dalam air sehingga menjadi penyebab tersebarnya penyakit melalui air yang didistribusikan (Depkes RI, 1991).

6. Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala gastro-intestinal, mengganggu system saraf pusat, kerusakan ginjal dan hati, muntaber, pusing kepala, anemia, kramp, konvulsi, shock, dan dapat meninggal. Dalam dosis rendah dalam air, Cu dapat menyebabkan kesat, perubahan warna, serta korosi pada pipa, sambungan dan peralatan dapur (Soemirat, 2009).

Cu sering digunakan sebagai desinfektan dalam bentuk CuSO4 yaitu terusi.

Senyawa CuSO4 selanjutnya akan mengalami akumulasi, dan karena adanya

paparan sinar matahari akan mengakibatkan naiknya suhu air, hal ini mengakibatkan aktifnya logam Cu yang bersifat toksik (Irawan, 1994).

2.4.3 Kualitas Mikrobiologi 1. Koliform Total

(20)

mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004).

Sesuai dengan standar kualitas air kolam renang pada PERMENKES RI (1990) bahwa pada air kolam renang koliform total harus berjumlah 0 per 100 l air, artinya tidak diperbolehkan adanya koliform total pada air kolam renang.

2. Jumlah Kuman

Sesuai dengan standar kualitas air pada PERMENKES RI (1990) jumlah kuman /1 ml air adalah 0 – 200. Bila jumlah koloni melebihi 200 dalam 1 ml air akan banyak mengakibatkan infeksi pada kulit ataupun jaringan selaput lendir seperti dermatitis, kurap air dan konjungtivitis.

2.5 Cara Pemeriksaan Kualitas Air

Didalam pemeriksaan air dikenal dua cara yaitu (Depkes RI, 1991): 1. Pemeriksaan air di lapangan

2. Pemeriksaan air di laboratorium

Pemeriksaan air dilapangan dimaksudkan untuk mengadakan pemeriksaan air di lokasi dimana contoh air itu diambil. Biasanya pemeriksaan air dilapangan dilakukan untuk parameter suhu, bau, rasa, warna sedangkan yang lainnya dilakukan dilaboratorium.

2.6 Kulit

2.6.1 Anatomi Kulit

(21)

essensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu:

1. Lapisan Epidermis, terdiri atas stratum korneum atau lapisan tanduk, stratum lusidum, stratum granulosum atau lapisan keratohialin, stratum spinosum atau stratum malphigi dan stratum basale.

2. Lapisan Dermis, lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen – elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian yaitu pars pailare yaitu bagia yang menonjol ke epidermis yang berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah dan pars retikulare yaitu bagian dibawahnya yang menonjol kearah subkutan.

3. Lapisan Subkutis, kelanjutan dari lapisan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgarberisi sel – sel lemak didalamnya.

2.6.2. Fungsi Kulit

Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit juga menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetik, ras, indikator sistemik dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan yang lainnya.

(22)

1. Fungsi Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis misalnya tekanan, gesekan atau tarikan, gangguan kimiawi misalnya zat kimia yang bersifat iritan, gangguan yang bersifat panas seperti radiasi dan sinar UV dan gangguan infeksi luar terutama kuman / bakteri maupun jamur.

2. Fungsi Absorbsi

Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.

3. Fungsi Ekskresi

Kelenjar – kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.

4. Fungsi Persepsik

Kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan – badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan – badan Krause yang terletak di dermis.

5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh

(23)

6. Fungsi Pembentukan Pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10:1. Jumlah melanosit dan jumlah sel serta besarnya butiran pigmen (melanosom) menentukan warna kulit ras maupun individu.

7. Fungsi Pembentukan Vitamin D

Pembentukan vitamin D dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin d sitemik tetap perlu dilakukan.

8. Fungsi Keratinisasi

Keratinosit terjadi melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal selama kira – kira 14 – 21 hari, dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik. 2.6.3 Penyakit Kulit

Jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit sangat banyak, antara lain (Fregert, 1988) :

a. Agen – agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi cuaca, panas, radiasi, dan serat – serat mineral. Agen – agen fisik menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit. Kebanyakan iritan langsung merusak kulit dengan jalan :

1. Mengubah pH nya

2. Bereaksi dengan protein – protein

(24)

4. Merendahkan daya tahan kulit

b. Agen – agen kimia terbagi menjadi empat kategori yaitu :

1. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, detergen, garam – garam, dan logam.

2. Sensitizer berupa logam dan garam – garamnya, senyawa – senyawa yang berasal dari analin, derivat nitro aromatik, resin, bahan – bahan kimia karet, obat – obatan, antibiotik, kosmetik, terpentin, tanam – tanaman dan lain – lain.

3. Agen – agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil , minyak mineral dan lain – lain.

4. Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amino benzoat, hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin dan lain – lain.

c. Agen – agen biologis , seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk – produknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu terjadinya penyakit kulit, karena penggunaan air yang tidak meningkatkan aktifitas mikroorgnisme yang terdapat pada kulit. Contoh : panu dan kurap.

Menurut Graham (2005) keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal – gatal (pada saat pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari), muncul bintik – bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah pada kulit permukaan tubuh timbul ruam – ruam.

(25)

a. Gangguan kulit oleh jamur

1. Dermatofitosis merupakan penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang disebabkan golongan jamur dermatofita. Disebut juga tinea, kurap, herpes sirsinata.

2. Pitiriasis Versikolor adalah penyakit jamur kronik, berupa bercak berskuama halus berwarna putih dapat kemerahan maupun coklat sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang – kadang menyerang ketiak, lipatan paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut. Pitiriasis Versikolor sering disebut panu.

b. Gangguan kulit oleh parasit hewani

1. Skabies : Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi kulit terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis. Cara penularannya yaitu dengan kontak langsung dan kontak tidak langsung (melalui benda) misalnya pakaian, handuk, sprai, bantal, dll.

(26)

Infeksi ini juga dapat mengenai anak – anak yaitu di alis atau bulu mata dan pada tepi batas rambut kepala.

c. Gangguan kulit yang disebabkan oleh bakteri

Salah satu gangguan kulit yang disebabkan oleh adanya bakteri adalah penyakitkusta yang disebabkan oleh M.leprae. M.leprae merupakan basil tahan asam (BTA), bersifat obligat intraseluler, menyerang syaraf perifer, kulit, organ alin seperti mukosa saluran nafas bagian atas, dan sumsum tulang kecuali susunan saraf pusat.

Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup sehat, alergi dan lain-lain. Adapun gejala gangguan kulit antara lain (Widoyono, 2008) :

1. Gatal – gatal (saat pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari)

2. Muncul bintik – bintik merah (kemerahan), kehitaman, bercak keputihan, bentol – bentol, berair dan bengkak.

3. Muncul ruam – ruam, bersisik. 4. Kadang disertai demam.

Beberapa jenis gangguan kulit antara lain (Widoyono, 2008) :

1. Gatal, merupakan ejenis sensasi yang sebenarnya merupakan sejenis rasa nyeri yang sangat ringan. Gatal dapat ditimbulkan oleh macam – macam sebab dan tidak selalu menunjukkan kelainan kulit.

(27)

dan dingin yang berlebihan pada kulit (eksim basah). Bagian tubuh yang sering diserang eksim yaitu tangan, kaki, lipatan paha dan telinga.

3. Kudis, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit/tungau yang gatal yaitu Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis lebih sering terjadi di daerah yang hygiene perorangannya buruk.

4. Kurap, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Gjalanya antara lain yaitu: kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran – lingkaran, bersisik, lembab, berair dan terasa gatal, kemudian timbul bercak keputih – putihan. Kurap biasanya timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit. Bagian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher dan kulit kepala.

5. Bisul, merupakan infeksi kulit berupa tonjolan, tampak memerah yang akan membesar, berisi nanah dan terasa panas, dapat tumbuh di semua bagian tubuh yang lembab. Faktor yang meningkatkan resiko terkena bisul antara lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, kosmetik yang menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.

6. Dundruff (ketombe) yaitu sejenis eksim yang mengenai kulit kepala dan ditandai dengan terbentuknya sisik halus yang mudah lepas dari kulit.

(28)

8. Panu merupakan penyakit kulit akibat infeksi jamur. Infeksi jamur dapat macam – macam, pengobatannya biasanya membutuhkan waktu lama, paling sedikit 30 hari dengan obat khusus jamur.

9. Jerawat (Acne vulgaris) merupakan penyakit yang terjadi akibat terganggunya aliran sebum oleh benda asing sehingga terbentuk pimple yang diikuti infeksi ringan. Benda asing itu juga dinamakan komedo. Dengan demikian, pangkal penyakit ini adalah sebum yang banyak diproduksi.

(29)

Referensi

Dokumen terkait

gambar ar dima dimana na gam gambar bar & & lamb lambat at laun memuda laun memudar r dan dan meng menghila hilang, ng, tamp tampak ak deng dengan

Dengan kata lain, seorang anak dapat mempelajari sikap yang tidak baik ataupun kenakalan perilaku orang lain, secara nyata dalam aktivitas sosial maupun saat menonton

Injuri pulpa secara mekanis ini biasanya disebabkan oleh trauma atau pemakaian Injuri pulpa secara mekanis ini biasanya disebabkan oleh trauma atau

Selanjutnya, dalam Pasal 4 dikemukakan bahwa penyelenggaraan pangan tersebut bertujuan untuk (a) meningkatkan kemampuan memproduksi pangan secara mandiri; (b)

Bintarto (1977) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitra, menerangkan sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk serta mempelajari

Dari segi isi program, aplikasi ini mempunyai rambu-rambu lalu lintas sudah memadai, penggunaan tombol sudah sesuai dengan fungsinya, tingkat kesulitan pada aplikasi ini sudah

Angka Perkawinan Umum adalah suatu angka yang menunjukan proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas pada pertengahan

Kondisi ini dikarenakan pada dosis 650 mg/l koagulan bekerja tidak optimum pada saat proses koagulasi, sehingga proses adsorbsi kation untuk terjadinya tumbukan antar