• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine Max) L.) Terhadap Aplikasi Pupuk Hayati Dan Tepung Cangkang Telur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine Max) L.) Terhadap Aplikasi Pupuk Hayati Dan Tepung Cangkang Telur"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai

dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut

(Cahyono, 2007) : Kingdom : Plantae; Divisi : Spermatophyta; Sub – divisi :

Angiospermae; Kelas : Dicotyledonae; Ordo : Polypetales; Famili : Leguminosea;

Sub – famili : Papilionoideae; Genus : Glycine; Species : Glycine max (L.) Merill.

Struktur akar tanaman kedelai terdiri atas akar lembaga, akar tunggang dan

akar cabang berupa akar rambut. Perakaran kedelai dapat menembus tanah pada

kedalaman ± 150 cm, terutama pada tanah yang subur. Perakaran tanaman kedelai

mempunyai kemampuan membentuk bintil (nodula - nodula) akar yang

merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri Pupuk hayati

bersimbiosis dengan akar tanaman kedelai untuk menambat Nitrogen bebas dari

udara. Unsur nitrogen tersebut dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman kedelai,

sedangkan bakteri Rhizobium memerlukan makanan yang berasal dari tanaman

kedelai, sehingga proses ini merupakan hubungan hidup yang saling

menguntungkan (Rukmana, 1996).

Tanaman kedelai termasuk berbatang semak yang dapat mencapai

ketinggian antara 30 - 100 cm, batang beruas - ruas dan memiliki percabangan

antara 3 - 6 cabang. Daun kedelai mempunyai ciri - ciri antara lain helai daun

oval, bagian 5 ujung daun meruncing dan tata letaknya pada tangkai daun bersifat

(2)

Umur keluarnya bunga tergantung pada varietas kedelai, pengaruh suhu,

dan penyinaran matahari. Tanaman kedelai menghendaki penyinaran pendek, ± 12

jam per hari. Tanaman kedelai di Indonesia pada umumnya mulai berbunga pada

umur 30 – 50 hari setelah tanam. Buah kedelai disebut buah polong seperti buah

kacang -kacangan lainnya. yang tersusun dalam rangkaian buah. Polong kedelai

yang sudah tua ada yang berwarna coklat, coklat tua, coklat muda, coklat

kekuning - kuningan, coklat keputih - putihan dan kehitaman. Tiap polong kedelai

berisi antara 1 – 5 biji, jumlah polong pertanaman tergantung pada varietas

kedelai, kesuburan tanah, dan jarak tanam yang digunakan. Kedelai yang ditanam

pada tanah subur pada umumnya dapat menghasilkan antara 100 – 200

polong/pohon (Suhaeni, 2007).

Biji kedelai umumnya berbentuk bulat atau bulat pipih sampai bulat

-lonjong. Warna kulit biji bervariasi antara lain kuning, hijau, coklat dan hitam.

Ukuran biji berkisar antara 6 – 30 gram/100 biji. Di indonesia ukuran biji kedelai

diklasifikaikan dalam 3 kelas, yaitu biji kecil (6 – 10 gr/100 biji),

sedang (11 – 12 gr/100 biji) dan besar (13 gr atau lebih/100 biji). Biji - biji

kedelai dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif

(Cahyono, 2007).

Syarat Tumbuh Iklim

Tanaman kedelai memerlukan kondisi yang seimbang antara suhu udara

dengan kelembapan yang dipengaruhi oleh curah hujan. Secara umum tanaman

(3)

rendah. Apabila suhu udara rendah dan curah hujan (kelembaban) berlebihan,

menyebabkan penurunan kualitas kedelai yang dihasilkan (Suprapti, 2005).

Pada umumnya, kondisi iklim yang paling cocok untuk pertumbuhan

tanaman kedelai adalah daerah – daerah yang mempunyai suhu antara 250 -280 C,

kelembaban udara rata - rata 60%, penyinaran matahari 12 jam/hari atau minimal

10 jam/hari, dan curah hujan paling optimum antara 100 -400 mm/bulan atau

berkisar antara 300 - 400 mm/3 bulan (Cahyono, 2007).

Sewaktu masih mudah, kedelai memerlukan iklim basah, menjelang tua

memerlukan iklim kering. Untuk memperoleh produksi yang baik, tanaman

kedelai memerlukan hawa panas. Jika iklim terlalu basah, kedelai tumbuh subur

tetapi produksi bijinya kurang (Suhaeni, 2007).

Tanah

Menurut Firmanto (2011), tanaman kedelai mempunyai daya adaptasi

yang luas terhadap berbagai jenis tanah. Kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis

tanah asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik. Dalam

praktek di lapangan, sering digunakan pedoman yaitu apabila tanaman jagung

dapat tumbuh dengan baik pada suatu jenis tanah, tanaman kedelaipun dapat

tumbuh baik pada jenis tanah tersebut. Selain itu, tanaman kedelai akan tumbuh

dengan baik dan berproduksi tinggi pada tanah yang subur dan gembur, kaya akan

humus atau bahan organik dan memiliki pH (derajat keasaman) antara 5,8 – 7,0

dan ketinggian kurang dari 600 m dpl.

Cangkang Telur

Kandungan gizi kulit telur yang tak kalah tinggi dari telurnya, saat ini

(4)

protein 3,3% dan air 1,6%. Komposisi kimia dari kulit telur terdiri dari protein

1,71%, lemak 0,36%, air 0,93%, serat kasar 16,21%, abu 71,34% (Nursiam,

2011).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Miles, serbuk kulit telur

ayam mengandung kalsium sebesar 401±7,2 gram atau sekitar 39% kalsium,

dalam bentuk kalsium karbonat. Terdapat pula strontium sebesar 372±161μg, zat

-zat beracun seperti Pb, Al, Cd, dan Hg terdapat dalam jumlah kecil, begitu pula

dengan V, B, Fe, Zn, P, Mg, N, F, Se, Cu, dan Cr (Garry dan Richard, 2009).

Chang (2005), menyatakan bahwa komposisi utama dari cangkang telur

adalah kalsit, yaitu bentuk kristalin dari kalsium karbonat (CaCO3).Bobot

rata-rata sebuah cangkang telur sekitar 5g dan 40 persennya adalah kalsium.Kalsium

dipasok oleh masa-masa tulang yang terdapat dalam tulang ayam, yang

mengumpulkan cadangan kalsium dalam jumlah besar untuk pembentukkan

cangkang. Komponen kalsium anorganik dari tulang ini ialah kalsium fosfat,

Ca3(PO4)2, satu senyawa yang juga tak larut.

Pemberian tepung cangkang telur dapat dijadikan pengganti kapur, karena

menaikkan pH tanah. Secara umum semua jenis kapur bagi pertanian untuk

mengurangi kemasaman tanah dan menambah Ca sebagai unsur hara tanaman

(Nurjayanti, 2012).

Kulit telur kering mengandung sekitar 95% kalsium karbonat dengan berat

5,5 gram (Butcher dan Miles, 1990). Sementara itu, menurut Hunton dalam Gary

(2009) melaporkan bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Selain itu,

rerata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium,

(5)

Kulit telur mengandung Ca yang sangat tinggi sehingga bias dimanfaatkan

sebagai pengganti Ca. Unsur Ca merupakan hara yang paling menentukan tingkat

kebernasan polong. Polong-polong hampa (pops) sering kali berhubungan dengan

tanah-tanah yang kalsiumnya rendah (Nurjayanti, 2012).

Pupuk Hayati

Rhizobium adalah mikrobia di dalam tanah dan berguna untuk

meningkatkan dalam pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara.

Pada umumnya digunakan mikrobia yang mampu hidup bersama (simbiosis)

dengan tanaman inangnya. Keuntungan yang diperoleh kedua belah pihak,

tanaman inang mendapatkan tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan

mikrobia mendapatkan bahan organik untuk aktivitas dan pertumbuhannya.

Mikrobia yang digunakan sebagai pupuk hayati (biofertilizer) dapat diberikan

langsung ke dalam tanah, disertakan dengan pupuk organik atau disalurkan

kepada benih yang akan ditanam. Penggunaan yang menonjol adalah mikrobia

penambat N dan mikrobia untuk meningkatkan serapan P (Hanum, 2008).

Rhizobia merupakan kelompok penambat nitrogen yang bersimbiosis

dengan tanaman kacang-kacangan. Kemampuan penambatan pada simbiosis

Rhizobium ini dapat mencapai 80 kg N2/ha/thn atau lebih. Ada beberapa jenis

Rhizobium yang mampu bersimbiosis dengan tanaman tertentu, dapat dilihat pada

Tabel 1 di bawah ini.

Kelompok Inokulasi Pupuk hayati sp Genera Tanaman

Anggota Kelompok

Alfafa Rh. mililoti Medicago, Mililotus,

Trigonella

Clover Rh. trifolii Trifolium

(6)

Sumber (Sumardi. 2007)

Menurut Soepardi (1983), peningkatan produktivitas kedelai salah satunya

dengan menggunakan inokulan Rhizobium sebagai pupuk hayati. Keuntungan

menggunakan inokulan tersebut adalah dari sebagian N yang ditambat tetap

berada dalam akar dan bintil akar yang terlepas kedalam tanah, nitrogen tersebut

akan dimanfaatkan oleh jasad lain dan berakhir dalam bentuk ammonium dan

nitrat. Apabila jasad tersebut mati maka akan terjadi pelapukan, amonifikasi dan

nitrifikasi, sehingga sebahagian N yang ditambat dari udara menjadi tersedia bagi

tumbuhan itu sendiri dan tumbuhan lain disekitarnya.

Pasaribu et al,. (1989) juga mengemukakan bahwa peningkatan hasil

kedelai jelas terjadi dengan mengadakan inokulasi Rhizobium. Selain itu bakteri

Rhizobium juga memberikan dampak positif terhadap sifat fisik dan kimia tanah

yaitu memperbaiki struktur tanah, sumber bahan organik tanah, meningkatkan

sumber hara N, serta memiliki wawasan lingkungan (Alexander, 1977).

Bakteri Rhizobium telah lama digunakan sebagai pupuk hayati terhadap

tanaman kacang-kacangan karena dapat membentuk bintil akar sehingga dapat

mengikat nitrogen bebas. Secara umum inokulasi dilakukan dengan memberikan

biakan Rhizobium kedalam tanah agar bakteri ini berasosiasi dengan tanaman

kedelai mengikat N2 bebas dari udara (Rao, 1994).

Pemberian Rhizobium untuk tanaman kedelai pada lahan rawa lebak

mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai baik jumlah polong isi,

penyerapan N aktif, tanaman tumbuh lebih tinggi, hasil biji kering tertinggi

mencapai yaitu 2.696,3 kg/ha, meningkatkan bobot bintil akar (115,3

(7)

mg/tanaman) pada tanah bekas pertanaman kedelai di lahan lebak, pemberian

Pupuk hayati dapat mengefisienkan pupuk N sampai 22,5 kg N/ha, hal ini berarti

bahwa inokulan Rhizobium mampu bersimbiosis secara aktif sehingga

menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik (Noortasiah, 2005).

Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila berada di dalam

bintil akar dari mitra legumnya. Jumlah Nitrogen sangat mempengaruhi gagal

tidaknya pembentukan bintil akar. tanaman legum akan gagal membentuk bintil

akar apabila tanah mengandung nitrogen lebih dari 100 kg N. Kekurangan

Nitrogen pada inang selama fase antara saat infeksi dan awal fiksasi N2 akan

mengganggu pembentukan luas daun yang dapat mencukupi penyediaan fotosintat

Referensi

Dokumen terkait

masalah, akan diberikan usulan perbaikan untuk mengurangi jumlah produk rusak dengan 5W+1H. Hasil penelitian menujukkan bahwa akar penyebab terjadinya kegagalan produk akhir

Variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa (Y) dengan menerapkan model pembelajaran CTL berbasis interactive handout (X 1 ) dan model pembelajaran

Untuk sisi client pengembangan dijalankan pada mobile application berbasis android, dirancang dengan tampilan yang mudah dan menarik agar user dapat mengoperasikan aplikasi

Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan rerata kadar IL-2 dalam serum darah di antara Kelompok mencit kontrol; diberi bisa Naja sputatrix ; B(a)P, serta kelompok menerima

Universitas Negeri

[r]

H0 = Tidak terdapat aktivitas hepatoprotektif dari pemberian ekstrak kurma ruthab ( Phoenix dactylifera ) terhadap sayatan histologi hepar mencit ( Mus musculus )

1. Pemain mobile game Mobile Legend yang bermain dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Usia lebih dari 17 tahun. Ukuran sampel yang digunakan merupakan jenis multivariate