• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMASARAN DIGITAL DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA DISTRO PAPERSMOOTH BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMASARAN DIGITAL DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA DISTRO PAPERSMOOTH BANDUNG"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemasaran Digital

Setiap hubungan atau organisasi yang menyebabkan saling tukar menukar adalah pemasaran inti dari pemasaran adalah transaksi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Dalam memenuhi kebutuhannya ada pihak yang meminta dan ada pihak yang menawarkan. Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar baik dari perusahaan, lembaga, maupun antar bahasa. Bergesernya sifat dari distribusi dan penjualan menjadi pemasaran dalam suatu kebulatan menyebabkan berbagai organisasi melaksanakan pemasaran seperti lembaga-lembaga pemerintah, organisasi, keagamaan dan lain-lain memandang pemasaran sebagai suatu cara untuk berhubungan dengan masyarakat umum.

Pemasaran merupakan salah satu aktifitas yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan digunakan dalam kegiatan pertukaran atau perdagangan.

Pemasaran menurut Kotler and Keller (2012:5) adalah sebagai berikut: “Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisiyang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.

(2)

media komunikasi yang lebih baik karena keserbagunaannya dan superioritasnya dalam menargetkan konsumen (Shimp, 2010: 395).

Pemasaran digital menurut Chaffey (2002: 14) adalah penerapan teknologi digital yang membentuk online channel ke pasar (website, e-mail, data base, digital TV dan melalui berbagai inovasi terbaru lainnya termasuk didalamnya blog, feed, podcast, dan jejaring sosial) yang memberikan kontribusi terhadap kegiatan pemasaran, yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dan mempertahankan konsumen (di dalam proses pembelian yang multi-channel dan daur hidup pelanggan), lewat usaha mengenali pentingnya teknologi digital dan mengembangkan pendekatan yang terencana untuk meningkatkan kesadaran konsumen (terhadap perusahaan, perilaku, nilai dan pendorong loyalitas terhadap merek produknya), dan kemudian menyampaikan pesan lewat kegiatan komunikasi dan layanan berbasis online yang terintegrasi dan terfokus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang spesifik.

Menurut Heidrick & Struggless (2009:1) perkembangan dari digital marketing melalui web, telepon genggam, dan perangkat games, menawarkan akses baru periklanan yang tidak digembor-gemborkan dan sangat berpengaruh. Jadi mengapa para marketer di seluruh Asia tidak mengalihkan penggunaan budget dari marketing tradisional seperti TV, radio, dan media cetak ke arah media teknologi baru dan media yang lebih interaktif.

Menurut Ridwan Sanjaya & Josua Tarigan (2009:47), Digital marketing adalah kegiatan marketing termasuk branding yang menggunakan

berbagai media berbasis web seperti blog, web site, e-mail, adwords, ataupun jejaring sosial. Tentu saja digital marketing bukan hanya berbicara tentang marketing internet.

(3)

1. Website

Website adalah penghubung dengan dunia digital secara keseluruhan – dan mungkin bagian yang paling penting dalam keseluruhan strategi pemasaran digital, dimana kegiatan online akan terarah langsung ke calon konsumen. 2. Optimasi Mesin Pencari (SEO)

Salah satu bagian penting dari website adalah SEO (search engine optimation), atau proses pengaturan konten dari website agar mudah

ditemukan oleh pengguna internet yang sedang mencari konten yang relevan dengan yang ada di website, dan juga menyajikan konten agar dapat dengan mudah ditemukan oleh mesin-mesin pencari.

3. Periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC advertising)

Periklanan PPC (pay per click) memungkinkan pemasar membeli halaman hasil pencarian internet berdasarkan kata kunci-kata kunci dan kalimat-kalimat yang dipilih.

4. Pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis (affiliate marketing and strategic partnership)

Kegiatan bermitra dengan organisasi/perusahaan lain dan website-website untuk mencapai keuntungan bersama dari sebuah kerjasama untuk mempromosikan produk atau layanan.

5. Hubungan masyarakat online (Online PR)

Menggunakan saluran komunikasi online seperti press release, sindikasi artikel (RSS), dan blog untuk menciptakan persepsi positif atas merek dan/atau untuk menempatkan organisasi/perusahaan sebagai pihak yang berwenang di bidang tertentu.

6. Jejaring sosial (social network)

Sebuah peluang pemasaran, namun saat ini belum ada seseorangpun yang bisa menawarkan sistem periklanan dengan sangat fokus ke kelompok masyarakat yag sangat kecil (niche) atas dasar informasi profil yang didapatkan dari situs-situs jejaring sosial.

(4)

Surat elektronik (e-mail) masih menjadi alat yang penting untuk kegiatan pemasaran digital, yang dikirimkan dengan tujuan untuk menjaga hubungan antara konsumen yang sudah ada maupun calon konsumen yang bersedia menerima informasi lewat e-mail.

8. Manajemen hubungan konsumen (Customer Relationship Management) Menjaga konsumen yang sudah ada dan membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan mereka adalah salah satu elemen penting dari kegiatan pemasaran digital.

Untuk pemasaran digital dalam bentuk periklanan berbasis website, optimasi mesin pencari (SEO), periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC advertising), pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis (affiliate marketing and

strategic partnership), hubungan masyarakat online (online PR) belum dilakukan

oleh Distro Papersmooth dalam mengkomunikasikan saluran penjualan online yang dikelolanya, sehingga lebih lanjut yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah indikator-indikator pemasaran digital berikut ini : jejaring sosial (social network), e-mail pemasaran (e-mail marketing) dan Manajemen hubungan

konsumen (CRM).

2.2 Produk

2.2.1 Pengertian Produk

Produk merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan yang baik hendaknya dapat membuat produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Adapun beberapa pengertian produk menurut beberapa ahli sebagai berikut :

Menurut Kotler dan Keller (2008:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran sebagai berikut:

(5)

barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk merupakan barang, jasa, pengalaman, orang, tempat, properti, organisasi, ataupun gagasan yang memiliki nilai lebih dan dapat ditawarkan kepada konsumen. Dalam hal ini memberikan batasan produk dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. 2.2.2 Tingkatan Produk

Dalam merencanakan tawaran pasarnya di dunia bisnis, kalangan pemasar perlu memahami tingkatan-tingkatan produk. Menurut Kotler dan Keller (2009:4) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran mengenai Lima tingkatan produk antara lain:

1. Manfaat Inti (Core Benefit), yaitu layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan.

2. Produk Dasar (Basic Product), yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

3. Produk yang Diharapkan (Expected Product), yaitu sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk inti.

4. Produk Tambahan (Augmented Product), yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat atau layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk Potensial (Potensial Product), yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

2.2.3 Klasifikasi Produk

(6)

pemasaran agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Adapun klasifikasi produk yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009:5) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran, antara lain:

1. Berdasarkan Ketahan (Durability) dan Keberwujudan (Tangibility) a. Barang yang Tidak Tahan Lama (Non Durable Goods)

Merupakan barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Dengan kata lain, unsur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun.

b. Barang Tahan Lama (Durable Good)

Merupakan barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Produk tahan lama ini biasanya memerlukan personal selling dan pelayanan yang lebih baik daripada barang tidak tahan lama, memberikan margin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi atau jaminan dari penjualnya.

c. Jasa (Services)

Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis, akibatnya jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian.

2. Klasifikasi Barang Konsumen

a. Barang Sehari-hari (Convenience Goods)

Barang yang biasa dibeli konsumen, segera, dan dengan usaha yang minimum.

Staple Goods

Barang-barang yang dibeli konsumen secara teratur. Impulse Goods

Barang-barang yang dibeli tanpa perencanaan atau usaha mencari untuk membelinya.

Emergency Goods

(7)

b. Barang Belanja (Shopping Goods)

Barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Barang shopping dapat dibagi dua yaitu:

Barang Homogen

Barang-barang dengan kualitas serupa tapi harganya berbeda. Barang Heterogen

Barang-barang dengan aneka macam keistimewaan sehingga bagi konsumen sering lebih penting ciri-cirinya dari pada barangnya. Barang Khusus (Speciality Goods)

Barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek dimana untuk memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.

Barang yang Tidak Dicari (Unshought Goods)

Barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berfikir untuk membeli. 3. Klasifikasi Barang Industri

Barang-barang yang dibeli perorangan atau industri untuk diproses lebih lanjut atau digunakan untuk kegiatan bisnis.

a. Bahan dan Suku Cadang (Material And Parts)

Barang-barang yang sepenuhnya memasuki proses produksi dan harga relatifnya.

b. Barang Modal (Capital items)

Barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir.

c. Layanan Bisnis dan Pasokan (Supplies and Business Services)

(8)

2.3 Atribut Produk

2.3.1 Pengertian Atribut Produk

Setiap perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui produk yang ditawarkan, sedangkan para konsumen mencari manfaat tertentu dari suatu produk perusahaan. Manfat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut produk. Atribut produk mempunyai pengaruh besar pada persepsi konsumen terhadap produk. Atribut suatu produk dapat berupa penampilan fisik seperti warna, harga, label, bentuk atau dapat berupa hal lain selain penampilan fisik seperti pelayanan purna jual.

Pengertian atribut produk menurut Lovelock dan Wright (2011:69) yang dialih bahasakan oleh Agus Widyantoro adalah sebagai berikut:

“Atribut produk adalah semua fitur (baik yang berwujud maupun tidak berwujud) suatu barang atau jasa yang dapat dinilai pelanggan”.

Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2012:272) mendefinisikan atribut produk sebagai berikut:

“Atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut”.

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa atribut produk merupakan unsur dari produk, yang dianggap penting oleh konsumen serta dijadikan bahan pertimbangan konsumen untuk dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam pembelian.

2.3.2 Unsur-unsur Atribut Produk

Setiap perusahaan memiliki unsur-unsur yang berbeda untuk setiap produknya, sehingga perusahaan harus dapat menyesuaikan atribut produk tersebut sudah dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

(9)

1. Merek (Brand)

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol / lambang, warna, geral atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Merek yang baik dapat memberikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan yaitu sebagai identitas, alat promosi, untuk membina citra, dan untuk mengendalikan pasar.

2. Kemasan (Package)

Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Kemasan yang inovatif dapat memberikan perusahaan keunggulan terhadap pesaingnya. Terdapat beberapa fungsi, utama kemasan yaitu melindungi produk, memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen, dan mempromosikan produk kepada konsumen.

3. Pemberian Label (Labeling)

Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Secara garis besar terdapat tiga macam label, yaitu:

a. Brand Label

Brand label yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.

b. Descriptive Label

Descriptive label yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan konstruksi/pembuatan, perawatan/perhatian dan kinerja produk, serta karakteristik/karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.

c. Grade Label

(10)

4. Layanan Pelengkap (Supplementary Services)

Layanan pelengkap (supplementary services) dapat diklasifikasikan menjadi depalapn kelompok, yaitu informasi, konsultasi, ordertaking, hospitality, caretaking, expection, billing, dan pembayaran.

5. Jaminan (Guarantee)

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

6. Harga (Price)

Harga merupakan uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan yang diterima. Selain itu harga diartikan sebagai nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan, atau kepemilikkan barang atau jasa.

Untuk atribut produk yang telah diterapkan oleh Distro Papersmooth akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : merek, kemasan, pemberian label, layanan lengkap, jaminan dan harga.

2.4 Keputusan Pembelian

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Pengambilan keputusan adalah aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen. Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan sehari-hari dalam manajemen sehingga kita perlu mengetahui apakah pengambilan keputusan itu, bagaimana kita tiba pada keputusan, apa keputusan itu, tingkat-tingkat klasifikasinya, dan jenis-jenisnya.

Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2009:184) yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran adalah sebagai berikut:

(11)

Sedangkan menurut Tjiptono (2008:19) pengertian keputusan pembelian didefinisikan sebagai berikut:

“Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan individu yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan suatu produk atau jasa yang dibutuhkan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif yang dibutuhkan konsumen dan kemudian dilanjutkan dengan tindakan nyata. Setelah tahap tersebut, barulah konsumen dapat mengevaluasi pilihannya dan menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh setelah pembelian.

Gambar 2.1 Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2009:185)

a. Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adalanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara yang nyata dan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal.

b. Pencarian Informasi

(12)

produk itu berada di dekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak, kebutuhan konsumen ini hanya akan menjadi ingatan saja.

c. Evaluasi Alternatif

Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek atau membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. d. Keputusan Pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai. Tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi seperti sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan tidak terduga.

e. Perilaku Sesudah Pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan.

1. Kepuasan sesudah pembelian

Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka merasa tidak puas. Bila produk tersebut memnuhi harapan, mereka akan merasa puas. 2. Tindakan sesudah pembelian

(13)

sekitarnya, yang membuat konsumen lain tidak menyukai produk tersebut.

2.4.2 Faktor Utama yang Mempengaruhi Pembelian

Menurut Kotler (2012:173), perilaku konsumen dalam membeli sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi. Berikut ini ditampilkan tabel 2.1 yang memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.

Tabel 2.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Konsumen

Cultural Social Personal Psychologica l

Sumber : Kotler dan Amstrong (2012:173) Penjelasan pada gambar di atas adalah sebagai berikut :

1. Faktor kebudayaan a. Kebudayaan

(14)

sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

b. Sub-budaya

Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub-budaya yang lebih kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.

c. Kelas sosial

Sebenarnya semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Kelas sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu orang berada dalam setiap kelas sosial cenderung berperilaku serupa daripada orang yang berasal dari dua kelas sosial yang berbeda dan seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai dengan kelasnya, serta kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan, pendapatan, kekayaan, pendidikan dan orientasi terhadap nilai, daripada hanya berdasarkan sebuah variabel. Kelas sosial menunjukan perbedaan pilihan produk dan merek dalam suatu bidang tertentu seperti pakaian, perabot rumah tangga, aktivitas waktu senggang dan mobil.

2. Faktor-faktor sosial a. Kelompok referensi

Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok. Sebuah kelompok referensi bagi seseorang adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b. Keluarga

(15)

orang tua, dimana dari orang tua seseorang dapat sumber orientasi terhadap agama, politik, ekonomi, ambisi pribadi harga diri serta cinta kasih. Sedangkan sebagai sumber keturunan yakni pasangan-pasangan suami istri beserta anak-anaknya. Keluarga adalah organisasi konsumen pembeli yang terpenting dalam masyarakat.

c. Peranan dan status

Sepanjang kehidupannya, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yakni keluarga, klub dan organisasi, dimana kedudukan seseorang dalam kelompok dapat ditentukan dengan peranan dan status.

3. Faktor pribadi

a. Usia dan tahap daur hidup

Orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama hidupnya, mereka makan makanan bayi pada waktu tahun-tahun awal kehidupannya, memerlukan makanan paling banyak pada waktu meningkat besar dan menjadi dewasa serta memerlukan diet khusus pada waktu menginjak usia lanjut. Selera orang pun dalam pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.

b. Pekerja

Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjanya, dimana seseorang pekerja kasar akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak makanan. Sedangkan seorang manajer perusahaan akan membeli pakaian yang lebih baik dan mahal rekreasi dengan pesawat terbang, menjadi anggota perkumpulan.

c. Keadaan ekonomi

(16)

d. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan sesuatu yang lebih dari sub-budaya kelas sosial, bahkan dari pekerjaan yang sama mungkin memiliki gaya hidup yang berbeda, misalnya dengan gaya hidup yang serasi dengan lingkungan, dalam mengenakan pakaian yang konservatif, menghabiskan sebagian waktunya bersama keluarga, aktif dalam kegiatan organisasi, kebiasaan bekerja keras. e. Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi perilaku pembeli, dimana kepribadian tersebut adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan seseorang yang menyebabkan terjadinya jawaban secara relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian seseorang biasanya digambarkan dalam istilah seperti : percaya diri, gampang mempengaruhi, berdiri sendiri, menghargai orang lain, bersifat sosial, sifat membela diri.

4. Faktor psikologis a. Motivasi

Motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu, dimana pemuasan kebutuhan dapat mengurangi rasa ketegangan.

b. Persepsi

(17)

c. Belajar

Sewaktu orang berbuat, mereka belajar-belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

d. Kepercayaan dan sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap dimana hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli mereka, dimana suatu kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang sesuatu.

Dari beberapa pendapat tersebut bahwa di dalam mengambil keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat mempengaruhi konsumen.

2.4.3 Indikator Keputusan Pembelian

Hsu dan Chang (2008) mengemukakan indikator untuk mengukur keputusan pembelian sebagai berikut :

1. Keinginan untuk menggunakan produk 2. Keinginan untuk membeli produk

3. Memprioritaskan pembelian suatu produk

4. Kesediaan untuk berkorban (waktu, biaya, dan tenaga) mendapatkan suatu produk

Sedangkan Sweeney (2008) menyatakan bahwa indikator keputusan pembelian adalah buy or not buy berhubungan dengan keyakinan dalam membeli dan would not expect any problem yaitu harapan untuk tidak mendapatkan masalah atau risiko, serta pertimbangan untuk mendapatkan manfaat dari produk.

Berdasarkan beberapa uraian di atas maka indikator keputusan pembelian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(18)

Menurut Schiffman dan Kanuk (2007:485), keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih.

2.5 Penelitian Terdahulu

Pada kajian ini terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan pembahasan ini, yaitu tentang pemasaran digital, atribut produk dan juga terhadap keputusan pembelian.

Judul Penelitian Variabel Temuan Hasil

(19)

positif dan

Adapun referensi tambahan dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mengambil beberapa jurnal internasional yang berhubungan dengan pemasaran digital dan atribut produk. Peneliti Oghojafor Ben Akpoyomare, et al. (2012) menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut produk merupakan peranan penting untuk konsumen memutuskan pembelian. Dalam penelitian Christian Tirelli, et al. (2014) menunjukkan bahwa atribut produk yang diukur oleh beberapa indikator dalam penelitian ini memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian di Spanyol. Penelitian dari Jenyo Gabriel K, et al. (2015) menyatakan bahwa digital marketing yang dilakukan secara online mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Berdasarkan penelitian sebelumnya dan jurnal internasional diatas, penulis menggunakan hasil-hasil penelitian yang menyatakan pemasaran digital dan atribut produk berpengaruh terhadap keputuan pembelian sebagai referensi untuk menyelesaikan penelitian ini.

2.6 Pengaruh Pemasaran Digital Terhadap Keputusan Pembelian

(20)

diperhatian untuk di lakukan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan yaitu dengan merancang strategi pemasaran yang tepat dan terarah, salah satunya menggunakan pemasaran digital. Dengan demikian, semakin tepat perusahaan menentukan strategi pemasaran, keputusan pembelian akan semakin tinggi. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Harwindra Yoga Prasetya dan Adi Nurmahdi (2015) menyatakan variabel pengaruh Pemasaran Digital terhadap Keputusan Pembelian memiliki pengaruh yang positif dan signifikan.

2.7 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Atribut produk merupakan salah satu alasan konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen akan lebih memilih membeli apabila atribut produk yang digunakan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Keputusan pembelian adalah keputusan yang diambil oleh seorang calon pembeli yang menyangkut kepastian akan membeli atau tidak dimana tujuannya untuk mengetahui kebutuhan apa yang mereka butuhkan tentang manfaat, kegunaan dari produk/jasa yang akan dipilih serta rincian dari produk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemilihan atribut produk yang tepat akan memberikan pegaruh positif terhadap keputusan pembelian pada konsumen. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh M. Lukmanul Hakim (2013) menyatakan variabel Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian memiliki pengaruh yang positif dan signifikan.

2.8 Kerangka Pemikiran

(21)

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

2.9 Hipotesis

Hipotesis1 : Pemasaran Digital pada Distro Papersmooth Bandung telah

baik.

Hipotesis2 : Atribut Produk pada Distro Papersmooth Bandung telah

baik. (X1)

Pemasaran Digital - jejaring sosial

(social network) - e-mail pemasaran

(e-mail marketing) - Manajemen

hubungan

konsumen (CRM).

(X2)

Atribut Produk - Merek (Brand) - Kemasan

(Package) - Pemberian Label

(Labeling)

- Layanan Lengkap (Supplementary Services) - Jaminan

(Guatantee) - Harga (Price)

(Y)

Gambar

Gambar 2.1 Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2009:185)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian oleh Tabel 2.1 Konsumen
Tabel 2.2 Kumpulan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun pada tahun 2002, Mahanagari adalah satu-satunya perusahaan yang mengusung kaos yang bertema Kota Bandung, tapi karena pasar tekstil yang semakin luas

Marketing Research : An Applied Orientation , Pearson education, Inc., Fifth Edition, New Jersey,

[r]

Terima kasih untuk Anak Komplek Permata Kopo (Karina Widiyanti, Ovilia Febrianti, Trisha Nurfitriandini, Sifa Fauzia K.P. dan Regina Awalia K.) yang selalu saling

Dan hasil penelitian menunjukan bahwa variabel atribut produk berpengaruh secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian dengan pertimbangan tingkat

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Pada Fakultas Bisnis Dan Manajemen.

Abdul Mukhyi, SE, MM, Mujiyana, SE,MM Pengaruh Pemasaran Melalui E-mail di Internet Terhadap Pemrosesan Informasi Produk UKM Pada Sektor Perdagangan Bahan Bangunan dan Percetakan di

Indikator yang digunakan untuk mengukur strategi digital meliputi Tingkat investasi dalam teknologi digital, keberhasilan kampanye pemasaran digital, dan tingkat integrasi teknologi