• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin Terhadap Gerakan Organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin Terhadap Gerakan Organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika memahami pola pemikiran individu maupun kelompok atau bahkan

masyarakat, maka hal tersebut sangat erat kaitannya dengan ideologi yang di anut individu,

kelompok, atau masyarakat itu sendiri. Ideologi bermula dari interpretasi seseorang yang

mendalam atas keadaan yang kongkrit (hidup manusia) yang dialaminya sendiri. Pencipta

ideologi itu melihat keburukan-keburukan dari keadaan tersebut, maupun keadaan yang sama

pada masa lampau dan menggambarkan dalam pemikirannya yang teoritis suatu kehidupan

yang ideal, yang harus di usahakan untuk menggantikan keadaan- keadaan yang buruk itu.

Berangkat dari hal itulah kemudian ia menyusun suatu rancangan dasar tentang suatu

kehidupan manusia yang ideal, yang harus dicapai beserta rancangan dasar tentang jalan

untuk mencapai yang ideal tersebut.

Presuposisi pemikiran, atau rancangan dasar yang digunakan oleh pencipta ideologi

untuk mencapai apa yang disebut sebagai keadaan ideal itu, maka pencipta ideologi memiliki

suatu ukuran tertentu berdasarkan kehidupan yang dijalani manusia. Pertanyaannya adalah,

apakah yang menjadi norma atau ukuran yang dipergunakan oleh pencipta ideologi untuk

menentukan yang buruk maupun yang ideal tersebut? Jawaban yang tepat ialah berdasarkan

presuposisi pemikiran pencipta ideologi tersebut. Mungkin presuposisi diangkat dari suatu

filsafat tertentu, mengembangkan sendiri secara kreatif, mengikuti para pemikir dari beberapa

filsuf, pandangan suatu bangsa, atau diangkat berdasarkan dari ajaran agama tertentu.1 Saat

ini, sebuah pemikiran yang cukup menarik untuk di bahas adalah presuposisi pemikiran

1

Lihat P. Anthonius Sitepu. 2012. Studi Ilmu Politik..Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 49-50.

Lihat juga Ian Adams.2004. Ideologi Politik Mutakhir: Konsep, Ragam, Kritik, dan masa depannya . Yogyakarta:Penerbit

(2)

berdasarkan ajaran agama. Hal tersebut di karenakan sejak beberapa dekade terakhir, banyak

bermunculan gerakan-gerakan kebangkitan yang dilakukan oleh pemeluk agama-agama

besar, khususnya agama Islam. Gerakan-gerakan ini berimplikasi sangat signifikan pada peta

perpolitikan global. Islam, yang pernah menjadi kekuatan utama di dalam kancah politik

dunia sejak revolusi Iran tahun 1979, bisa disebut sebagai sebuah contoh paling mencolok

dari gerakan politik keagamaan.2 Dalam kajian ideologi politik, presuposisi pemikiran yang

muncul berdasarkan ajaran agama sering juga disebut dengan istilah fundamentalisme agama.

Fundamentalisme agama adalah sebuah istilah yang memayungi banyak istilah lain

yang memiliki kesan khusus. Fundamentalisme agama diseluruh dunia seringkali muncul

dalam bentuk beragam. Namun demikian, terdapat pula tema-tema khusus yang

menghubungkan berbagai fenomena gerakan agama yang saling terpisah ini, yaitu menolak

modernitas dan keinginan kembali pada masa lalu, nilai-nilai masa lalu, serta otoritas masa

lalu. Tema ini tampaknya lebih erat kaitannya dengan fundamentalisme Islam yang selama

ini sangat mempengaruhi peristiwa-peristiwa perpolitikan dunia.3

Pemikiran politik islam tidak hanya berkutat disekitar gagasan tetang Negara, tetapi

juga membahas ide-ide tentang komunitas Muslim yang ada. Hal tersebut di latarbelakangi

oleh Aqidah Islam yang mewajibkan sebagian kaum muslimin dari berbagai partai,

kelompok, dan organisasi, untuk berjuang melanjutkan kehidupan Islami (Isti‟naf al-hayat

al-islamiyyah) dan menyampaikan dakwah islam dalam rangka memecahkan permasalahan

utama kaum muslimin. Kewajiban4 tersebut sebagaimana yang terdapat dalam Al – Qur‟an

Risalah Tuntunan Sholat Lengkap. Semarang: PT Karya Toha Putra. Hal. 1. Dalam buku Moh.

(3)

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh (berbuat makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah

orang-orang yang beruntung” (QS: Ali Imran: 104)5

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan

Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar

beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS: Al Ankabut: 69).6

Fenomena gerakan kaum fundamentalis Islam pada dasarnya tidak lepas dari

keruntuhan kekhilafahan Turki, sekaligus menjadi penanda awal munculnya politik Islam

modern. Bagi orang-orang fundamentalis Islam, keruntuhan kekhalifahan tersebut justru

membuka jalan untuk mengembangkan ide tentang Negara Islam, yakni sebuah

Negara-bangsa modern yang tersentralisasi, mempunyai wilayah sendiri, namun tetap disemangati

oleh ideal Islam yang bersifat syari‟ah. Pandangan yang terakhir itulah yang dianut oleh

fundamentalisme Islam, yang menampakkan awal mula kemunculannya lebih berupa sebuah

gerakan politik modern pada akhir abad ke 20 di Mesir. Awal masuknya fundamentalisme

Islam ke dalam aktivitas politik konvensional dimulai dari terbentuknya Ikhwanul Muslimin

di Mesir tahun 1928.7

Organisasi Ikhwanul Muslimin merupakan wujud dari gerakan fundamentalisme

Islam yang telah mewarnai kondisi sosial-politik, khususnya di Mesir.8 Nama Ikhwanul

Muslimin sendiri juga sangat lekat dengan pendirinya, yaitu Hasan Al-Banna. Bahkan tidak

oleh setiap orang yang, seperti shalat lima waktu, puasa, dan sebagainya. Sedangkan yang kedua yaitu fardhu kifayah; yaitu

suatu kewajiban yang telah dianggap cukup apabila telah dikerjakan oleh sebagian orang saja, Dan berdosa bagi seluruhnya

jika tidak seorangpun dari mereka yang mengerjakannya, seperti menshalati jenazah dan menguburkannya, serta hal-hal

lainnya.

5

Al-Qur‟an Terjemahan An- Nur, oleh Prof. T.M Hasbi Ash-Siddieqy.

6

Ibid

7

Ian Adams, Op.cit., Hal. 430. 8

(4)

jarang para peneliti menyamakan antara pemikiran Ikhwanul Muslimin dengan pemikiran

Hasan Al-Banna.

Hasan Al-Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin ini di Ismailiya pada Maret

1928. Penyebaran dakwah Ikhwanul Muslimin ini dilatarbelakangi oleh banyak hal, seperti

adanya contoh aplikatif Islam yang disuguhkan oleh Ikhwanul Muslimin sejak awal

berdirinya, yakni disaat Al Azhar dan berbagai organisasi Islam yang ada ketika itu tidak

mampu menyuguhkannya. Kemudian iklim yang memacu bangkitnya sentimen keislaman

yang muncul akibat penjajahan bangsa asing.9 Hal tersebut dikarenakan pada saat itu Mesir

tengah berada dibawah kontrol kuat Negara Inggris. Keadaan inilah yang memicu seorang

pemuda, yaitu Hasan Al-Banna mendirikan organisasi Ikhwanul Muslimin. Hasan Al-Banna

percaya bahwa dunia Islam pada saat itu telah dirusak oleh ide-ide Barat, dan karenanya perlu

dilakukan upaya pemurnian, upaya pemulihan keyakinan yang nantinya akan diletakkan di

pusat kehidupan bangsa. Syariah harus menjadi otoritas sentral, dan prinsip islam harus

diterapkan di seluruh aspek kehidupan sosial dan ekonomi. Masyarakat Islam harus di capai

dengan jihad atau perang suci. Cara ini akan menghancurkan semua kekuatan kolonial dan

membebaskan Mesir dan bagian dunia Islam yang lain dari cengkraman kolonialisme

tersebut.10

Beberapa aktivitas yang dilakukan Ikhwanul Muslimin dalam hal pendidikan dan

pembinaan yakni mengadakan forum kajian untuk mahasiswa, menerbitkan surat kabar setiap

minggu, mendirikan unit kemahasiswaan, memfokuskan dakwah di sekolah-sekolah dan

perguruan tinggi, serta melaksanakan beberapa kali muktamar. Adapun bahasan dalam

muktamar tersebut menyangkut permasalahan politik, sosial dan ekonomi di Mesir pada saat

9Lihat Utsman Abdul Mu‟iz Ruslan. 2000.

Pendidikan Politik Ikhwanul Muslimin; Studi Analisis Evaluatif terhadap Proses

Pendidikan Politik “IKHWAN” untuk Para Anggota Khususnya, dan Seluruh Masyarakat Mesir Umumnya, dari Tahun 1028 hingga 1954. Solo: Era Intermedia. Hal. 189.

10

(5)

itu, membongkar aktivitas perusahaan-perusahaan monopoli, serta membicarakan kondisi

para petani dan berbagai penyakit yang mewabah. Sedangkan aktivitas politik dan sosialnya

ialah mengadakan berbagai pertentangan terhadap imperialisme, perusahaan-perusahaan

asing, tradisi barat, dan lain sebagainya.11

Di dalam risalah pergerakan Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-Banna memaparkan

bahwa “Sesungguhnya dalam Islam ada politik, namun politik yang padanya terletak

kebahagiaan dunia dan akhirat. Itulah politik kami”.12 Hal ini sejalan dengan pandangan

Ikhwanul Muslimin tentang dakwah, yakni dakwah Ikhwanul Muslimin adalah dakwah yang

hanya dapat dilukiskan secara integral oleh kata “islamiyah”.13 Kata islamiyah mempunyai

makna yang luas, yaitu Ikhwanul Muslimin memandang bahwa Islam adalah nilai yang

komprehensif, yakni mencakup seluruh dimensi kehidupan. Hal ini berkaitan dengan slogan

Ikhwanul Muslimin, yaitu menjadikan Islam sebagai solusi hidup masyarakat.14

Pemikiran politik Ikhwanul Muslimin ini banyak mempengaruhi munculnya

organisasi-organisasi pergerakan bahkan partai politik yang berazaskan keislaman di banyak

Negara, seperti Palestina (Hamas), Irak (Jamaat Anshar Al-Sunnah), Afghanistan (Taliban).

Gerakan organisasi ini pada perkembangan selanjutnya sering menjadi prototype (pola dasar)

gerakan-gerakan fundamentalis kontemporer di banyak bagian dunia Islam, termasuk

Indonesia.15 Hubungan yang bersifat politis terkait gerakan Islam internasional antara

Indonesia dengan dunia Arab sebenarnya sudah dimulai pada era sebelum kemerdekaan

11 Ibid. Hal. 194.

12

Lihat Hasan Al Banna. 1997. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin Jilid 1. Solo: Intermedia Hal. 75. 13

Diakses melalui https://agendapamel.wordpress.com/politik-islam/pemikiran-politik-ikhwanul-muslimin/ pada 10

November 2015, pukul 20.35 WIB.

14

Mohammad Riza Widyarsa, Syaifuddin Fadillah, Randi M. Ramdhani, Fahmi Salsabilla. 2011. “Pengaruh Ideologi Politik

Islam terhadap Partai Politik di Indonesia. Studi Kasus Partai Keadilan Sejahtera”. Jurnal Al- Azhar Seri Pranata Sosial. Volume 1 nomor 1 tahun 2011. Hal. 29.

15

Lihat Noor Huda. 2007. Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hal.

(6)

Indonesia. Tokoh utamanya adalah HOS Cokroaminoto yang menghadiri konferensi Islam di

Mekah pasca runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmani. Namun, pengaruh ideologisnya

kemudian sangat bisa dirasakan terutama setelah hubungan yang bersifat intensif banyak

dilakukan oleh M. Natsir, seorang intelektual dan politisi Muslim yang sangat disegani dalam

kancah dunia internasional.

M. Natsir mendirikan lembaga Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) pada

1967. Natsir yang ketika menjabat sebagai Perdana Menteri telah banyak menjalin hubungan

dengan Timur Tengah kemudian semakin meningkatkan hubungannya melalui lembaga baru

ini.16 Lewat DDII ini banyak beasiswa diberikan kepada mahasiswa Indonesia yang

disekolahkan di universitas-universitas di Timur Tengah, terutama Mesir dan Arab Saudi.

Bahkan Natsir lewat DDII kemudian mendirikan lembaga pendidikan yang dikenal dengan

Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) pada tahun 1980 di Jakarta Selatan.

Natsir sendiri mendapatkan rekomendasi dari Syaikh Abdul Aziz Bin Baz, ulama kerajaan

Arab Saudi dalam pendirian LIPIA di Indonesia. LIPIA merupakan lembaga internasional

yang didanai oleh Raja Abdul Aziz dan mendapatkan bimbingan dari Muhammad Qutub

(saudara Sayyid Qutub).

Alumni Timur Tengah yang banyak bersentuhan dengan Ikhwanul Muslimin

kemudian mengambil peran strategis dalam diseminasi pemahaman Ikhwanul Muslimin di

Indonesia. Alumni Timur Tengah ini juga sangat besar pengaruhnya dalam menyebarkan

gagasan Ikhwanul Muslimin di kampus-kampus di Indonesia melalui kajian-kajian dan

mentoringnya. Dapat disebutkan misalnya Abu Ridho yang belajar di Arab Saudi, banyak

menyebarkan gagasan Ikhwanul Muslimin melalui metode pengajarannya. Setelah kembali

16

Lihat Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution. 2010. Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Klasik Hingga Indonesia

(7)

dari Arab Saudi pada tahun 1981, ia yang merupakan salah satu generasi awal penerima

beasiswa dari DDII kemudian banyak mempengaruhi para aktivis DDII yang lain.

Persebaran pemikiran Ikhwanul Muslimin semakin luas dengan diterbitkannya

karya-karya tokoh-tokoh gerakan ini. Peran alumni Timur Tengah juga sangat signifikan dalam

upaya penerbitan karya-karya ini. Karya Sayyid Qutub Ma‟alim fi Thariq diterbitkan dengan

judul Petunjuk Jalan. Buku ini diterbitkan oleh lembaga penerbit DDII yang juga

menerbitkan majalah berkala Media Dakwah. Majmu Ar Rasail yang merupakan tulisan dan

pidato Hasan Al Banna kemudian diterbitkan dengan judul Risalah Gerakan Ikhwanul

Muslimin. Gagasan dan ideologi Ikhwanul Muslimin kemudian banyak mempengaruhi

organisasi gerakan Islam di Indonesia seperti Pelajar Islam Indonesia atau yang selanjutnya

disingkat dengan PII dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).17

Metode dakwah Ikhwanul Muslimin banyak dipakai dalam pengkaderan

lembaga-lembaga yang berbasis pelajar dan mahasiswa. Sebut saja Mutammimul Ula dari PII sebagai

salah seorang generasi awal yang menyebarkan ideologi Ikhwanul Muslimin di PII. Lebih

awal dari itu ada Imaduddin Abdulrahim dari HMI yang memperkenalkan konsep Latihan

Mujahid Dakwah (LMD). Imaduddin yang juga ketua Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam

(LDMI) banyak menjalin hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan bahkan menjadi wakil

Sekjend dalam International Islamic Federation of Student Organizations (IIFSO) yang

banyak diwarnai orang-orang Ikhwanul Muslimin di dalamnya. Imaduddin kemudian banyak

memperkenalkan konsep pengkaderan model Ikhwanul Muslimin seperti pola Usroh

(keluarga: kumpulan individu Muslim yang beriman kepada Allah dan saling tolong

menolong) yang selanjutnya bermetamorfosis menjadi tarbiyah, yaitu bermakna

17

(8)

menghantarkan sesuatu secara bertahap sampai tingkat kesempurnaan. Lewat LMD yang

diselenggarakan di masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB) inilah konsep-konsep

Ikhwanul Muslimin banyak disebarluaskan ke dalam lingkungan kampus seluruh Indonesia.

Jadi, dapat ditarik sebuah argumen bahwa LMD-lah kemudian yang menjadi cikal-bakal

LDK (Lembaga Dakwah Kampus) yang kemudian dalam dunia gerakan ekstra kampus

bertransformasi menjadi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).18

Sejarah berdirinya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) tidak

lepas dari kondisi sosial dam politik bangsa Indonesia. Diakhir tahun 1990 an kondisi sosial

politik Indonesia mulai berubah secara drastis, gerakan-gerakan Islam yang tadinya ditekan

oleh aparat pemerintah agar tidak hidup, malah sebaliknya berkembang pesat. Puncak dari

perubahan ini terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 dimana orang nomor satu di Indonesia,

presiden Soeharto mundur dari jabatannya setelah mendapat tekanan yang sangat masif dari

rakyat yang dimotori oleh para mahasiswa dan para tokoh nasional.19

Euforia politik terus berlangsung ditandai dengan berdirinya organisasi maupun partai

baru. Para aktivis dakwah dan sarjana- sarjana lulusan Timur Tengah yang selama ini aktif di

dunia dakwah mencoba memanfaatkan situasi yang sedang berkembang. Akhirnya, setelah

melalui proses panjang, dari pertemuan FSLDK (Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah

Kampus) seluruh Indonesia yang berlangsung di Malang, para aktivis LDK sepakat

mendirikan sebuah “front” yang menggabungkan berbagai komponen mahasiswa Muslim

dalam menuntut keadilan dan kebenaran bagi penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas

18

Ibid.

Lihat juga Miftahuddin. 2008. “Pengaruh Ideologi Ikhwanul Muslimin terhadap Partai Keadilan Sejahtera di Indonesia”.

Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Hal. 4-5. Diakses pada

http//repository.unjkt.ac.id/dspace/bitsream/123456789/18485/1/MIFTAHUDDIN-FUF.pdf, pada 15 November 2015, pukul

22.30 WIB.

19

Lihat Syarifuddin Jurdi. 2008. Pemikiran Politik Islam di Indonesia: Pertautan Negara, Khilafah, Masyarakat Madani dan

(9)

dari KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Keinginan kuat untuk membentuk “front” yang

hanya bersifat wadah “koordinatif” atau berbentuk “federasi” bagi seluruh mahasiswa

Muslim diberbagai kampus dan bukan sebagai suatu ormas, amat kuat menggema dalam

FSLDK. Akhirnya pada 29 Maret 1998 disepakati pembentukan wadah koordinatif yang

diberi nama Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), yang secara organisasi

terpisah dari kelembagaan LDK dan hanya bersifat federasi bagi mahasiswa muslim.20

Namun seiring dengan perkembangan organisasi, KAMMI resmi menjadi organisasi

mahasiswa. Sejak saat itu pula gerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI) tersebar hampir di seluruh perguruan tinggi baik itu di perguruan tinggi

negeri maupun diperguruan tinggi swasta di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, KAMMI

juga menyebar sampai ke Luar negeri, yaitu di Jepang dan Jerman.21

Pemikiran politik organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

tidak terlepas dari konteks keislaman serta berlandaskan kepada Al-Qur‟an dan Hadist.

Tujuan gerakan organisasi KAMMI adalah mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia. Hal

tersebut akan dapat dicapai dengan cara membina keislaman, keimanan, dan ketakwaan

mahasiswa Muslim Indonesia. Selain itu juga dengan cara menggali, mengembangkan, dan

memantapkan potensi dakwah intelektual, sosial, dan politik mahasiswa. Dalam pergerakan

organisasi tersebut, terdapat beberapa prinsip yang harus di patuhi oleh para kader atau

aktivisnya, yaitu; kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI, kebatilan adalah

musuh abadi KAMMI, solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI, perbaikan adalah

20 Ibid., Hal. 447.

21Lihat Anok Sutarno. 2008. “Pengembangan Kepribadian Islam Mahasiswa: Studi Atas Konsep Muslim Negarawan dalam

Buku Manhaj Kaderisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)”. Skripsi Universitas Islam Negerei Sunan Kalijaga. Hal. 5 – 7.

Diakses melalui http//repository.uinsk.ac.id/123456789/18485/3/UNINSUNANKALIJAGA.pdf, pada 15 November 2015,

(10)

tradisi perjuangan KAMMI, kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI, serta

persaudaraan adalah watak muamalah (hubungan) KAMMI.22

Sumatera utara merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat pergerakan

organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) paska kelahirannya pada

tahun 1998. Semangat para aktivis dakwah kampus menyebar ke seluruh wilayah Indonesia,

termasuk Sumatera Utara. Kemunculan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI) di Sumatera Utara pada awalnya hanya ada di kota Medan, atau di

istilahkan dengan KAMMI daerah Medan. Namun, seiring dengan perkembangan sistem

demokrasi di Indonesia, organisasi KAMMI di Sumatera Utara berkembang hampir di

seluruh wilayah Sumatera Utara. Beberapa daerah tersebut adalah Kota Medan (12

Komisariat) Siantar (1 Komisariat), Simalungun (1 Komisariat), Dairi (1 komisariat), Padang

Sidempuan (1 Komisariat), Padang Lawas (1 Komisariat), Labuhan Batu (2 Komisariat),

Mandailing Natal (1 Komisariat), dan Langkat (1 Komisariat). Jadi dapat dikatakan,

tingkatan KAMMI di Sumatera Utara dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni yang pertama

KAMMI Wilayah Sumatera Utara, kemudian KAMMI Daerah, dan tingkatan yang terendah

yakni KAMMI Komisariat.

KAMMI Wilayah, sebagai tingkatan teratas pada tataran provinsi, memiliki fungsi

mengkomando KAMMI Daerah dan KAMMI Komisariat yang ada di provinsi tersebut.

Namun dalam melakukan aksi dan pergerakan, umumnya seluruh KAMMI Komisariat

bersatu atas komando dari KAMMI Wilayah. Sehingga dengan demikian dapatlah dikatakan

bahwa tidak ada perbedaan antara KAMMI Wilayah maupun KAMMI Komisariat. Adapun

letak perbedaan tersebut hanya sebatas kepada struktur saja.

22

(11)

Struktur organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) wilayah

Sumatera Utara terdiri dari beberapa bidang atau departemen. Masing-masing bidang

memiliki program kerja yang berbeda, namun saling berkaitan, diantaranya adalah

Departemen Kaderisasi, Departemen Pemberdayaan Perempuan (DPP), Departemen

Informasi dan Komunikasi (Infokom), Departemen Kebijakan Publik (DKP), Departemen

Pengembangan Wilayah (DPW), dan Departemen Hubungan Masyarakat (Humas). Selain itu

terdapat pula beberapa Lembaga Semi Otonom (LSO) KAMMI wilayah Sumatera Utara,

diantaranya adalah KAMMI Pala (KAMMI Pecinta Alam) dan KAMMI Reaksi Cepat.

Berbagai gerakan yang di lakukan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI) wilayah Sumatera Utara juga tidak jauh berbeda dengan gerakan pada

tataran nasional. Beberapa di antaranya ialah melakukan pengkaderan, yakni merekrut para

mahasiswa Muslim di perguruan tinggi di Sumatera Utara. Selain itu juga rutin melaksanakan

kelompok-kelompok pengajian yang disebut dengan halaqoh, melakukan aksi damai terkait

dengan fenomena sosial dan politik bangsa serta kegiatan-kegiatan lainnya. Berbagai aksi

yang dilakukan organisasi KAMMI berkaitan dengan fenomena yang terjadi, seperti aksi

menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Aksi damai untuk Palestina, Aksi

damai dalam rangka memperingati hari buruh nasional, aksi damai memperingati satu tahun

kepemimpinan Presiden Jokowi, serta berbagai aksi lainnya. Selain itu, bentuk gerakan

organisasi KAMMI dapat pula berupa diskusi, seminar, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya, baik Ikhwanul Muslimin maupun organisasi KAMMI memiliki

banyak kesamaan, terutama dari pemikiran serta gerakan atau aktivitas KAMMI. Dari segi

pemikiran, Ikhwanul Muslimin lebih mengutamakan nilai-nilai universalitas Islam serta

berlandasakan Al-Qur‟an dan Hadist. Hal ini serupa dengan konsep pemikiran KAMMI yang

(12)

dan Hadist. Selain itu juga terdapat kesamaan berbagai gerakan, yakni berupa Halaqoh,

mengadakan Muktamar, dan lain sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut cukup menarik untuk dikaji mengenai pengaruh pemikiran

politik Ikhwanul Muslimin yang di bawa oleh para sarjana Timur tengah terhadap gerakan

organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) khususnya KAMMI

wilayah Sumatera Utara. Hal tersebut dikarenakan berdasarkan urutan sejarahnya, terdapat

keterkaitan antara penyebaran pemikiran Ikhwanul Muslimin dengan kelahiran KAMMI di

Indonesia, serta terdapat kesamaan antara pemikiran-pemikiran maupun gerakan Ikhwanul

Muslimin dengan KAMMI Wilayah Sumatera Utara.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah atau pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh

pemikiran politik Ikhwanul Muslimin terhadap Gerakan Organisasi Kesatuan Aksi

Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) wilayah Sumatera Utara?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membuat batasan masalah yang akan diteliti. Hal ini

dimaksudkan agar pembahasan tetap fokus. Oleh sebab itu batasan penelitian penulis

berfokus kepada:

1. Seberapa besar pengaruh pemikiran politik Ikhwanul Muslimin terhadap

gerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

wilayah Sumatera Utara berdasarkan pengetahuan Kader KAMMI terkait

(13)

2. Bagaimana pengaruh pemikiran politik Ikhwanul Muslimin terhadap aksi-aksi

nyata yang dilakukan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(KAMMI) wilayah Sumatera Utara?

D. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian tentu memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemikiran politik

Ikhwanul Muslimin terhadap gerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim

Indonesia (KAMMI) wilayah Sumatera Utara berdasarkan pengetahuan kader

KAMMI wilayah Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui pergerakan atau aksi-aksi nyata yang telah dilakukan organisasi

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim indonesia (KAMMI) wilayah Sumatera Utara

terkait dengan pengaruh pemikiran politik Ikhwanul Muslimin.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang

jelas tentang pemikiran politik Islam serta teori organisasi terkait dengan politik

Islam.

2. Secara akademis atau kelembagaan, penelitian ini diharapkan berguna kedepannya

sebagai bahan literatur dalam kajian ilmu politik, khususnya pada Departemen Ilmu

(14)

kajian tersebut berhubungan dengan pengaruh pemikiran Ikhwanul Muslimin terhadap

gerakan-gerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

wilayah Sumatera Utara.

3. Bagi Masyarakat luas, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan tentang pemikiran politik Ikhwanul Muslimin dan gerakan organisasi

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), serta pengaruh pemikiran

tersebut terhadap gerakan organisasi KAMMI wilayah Sumatera Utara. Khususnya

masyarakat Sumatera Utara.

F. Kerangka Teori

F.1. Pemikiran Politik Islam

Politik atau siyasah mempunyai makna mengatur urusan umat manusia, baik secara

dalam, maupun luar negeri. Politik dalam bahasa Arab (Siyasah) diambil dari kata (Saasa)

yang artinya memimpin, memerintah, mengatur, melatih dan memanajemen.23 Al- Mu‟jam

Al Qonuni mengartikan kata siyasah sebagai dasar-dasar atau disiplin ilmu yang membahas

tentang cara mengatur berbagai persoalan yang bersifat umum.24

Sejak runtuhnya abad kejayaan khilafah, mulai berkembang berbagai konsep

pemikiran politik barat yang ditegakkan di atas ideologi kapitalisme. Namun pada

kenyataannya umat Islam kembali tersadarkan bahwa antara agama dan kehidupan tidak

dapat dipisahkan, dan bahwa memisahkan politik Islam dari kehidupan dan agama berarti

menghancurkan Islam, sistem, dan hukum-hukumnya, serta memusnahkan umat, nilai-nilai,

peradaban serta risalah Islam itu sendiri.25 Sebagaimana yang ditulis oleh Prof. Sukron

23 Farid Nu‟man Hasan. 2009.

Seuntai Bunga Rampai Politik Islam: Memahami Politik Islam Secara Tekstual dan

Kontekstual. Jakarta: Tuhid Media Center. Hal. 1. 24

Lihat Sukron Kamil.2013. Pemikiran Politik Islam Tematik: Agama dan Negara, Demokrasi, Civil Society, Syariah dan

HAM, Fundamentalisme, dan Antikorupsi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal. 20. 25

(15)

Kamil, bahwa baik itu dalam tradisi pemikiran Islam Klasik dan pertengahan, hubungan

agama dan negara merupakan sesuatu yang saling melengkapi, sehingga keduanya tidak bisa

dipisahkan. Agama membutuhkan negara, demikian juga sebaliknya. Al Mawardi misalnya

mengatakan bahwa kepemimpinan politik dalam Islam didirikan untuk melanjutkan

tugas-tugas kenabian dalam memelihara agama (harasah ad-din) dan mengelola kebutuhan

duniawiyah masyarakat (siyasah al-dunya).26 Hal ini memungkinkan umat islam kembali

membangun konsepsi pemikiran islam itu sendiri.

Dalam konsepsi islam, pemikiran politik adalah pemikiran yang berkaitan dengan

pengaturan dan pemeliharaan urusan umat. Aqidah Islam adalah suatu pemikiran politik, oleh

karena itu ia harus menjadi pondasi bagi pemikiran politik kaum muslimin. Aqidah Islam

adalah suatu ideologi, sistem, dan din, yang termasuk didalamnya Negara. Ad din adalah

hukum Tuhan yang mengajak orang-orang yang berakal menuju inti kebaikan sesuai dengan

kehendak mereka sendiri. Abul Baqa dalam bukunya yang berjudul Al-Kulliyah mengartikan

kata ad-din yaitu hukum Tuhan yang diberlakukan kepada orang-orang yang berakal agar

memperoleh inti kebaikan sesuai dengan kehendak mereka yang terpuji, baik berupa teori

maupun perbuatan lahir, seperti keyakinan, ilmu pengetahuan, dan shalat.27

Perbedaan aqidah Islam dengan ideologi lain adalah bahwa Islam merupakan aqidah

politik dan spiritual. Hukum-hukum dan pemikiran yang bersumber darinya menekankan

perhatiannya pada urusan dunia dan sekaligus urusan akhirat. Aqidah Islam memberikan

hukum dan pemikiran yang memperhatikan semua urusan kehidupan dan hubungan manusia

didalamnya. Aqidah Islam mengatur semua urusan dan hubungan tersebut, baik yang

berkaitan dengan masalah pemerintahan, ekonomi, hubungan sosial, pendidikan, politik

Lihat juga Farid Nu‟man Hasan. Op.cit. Hal. 3. 26

Sukron Kamil. Op.cit., Hal. 3.

27

Yusuf Al-Qaradhawi. 2008. Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik: Bantahan Tuntas Terhadap Sekularisme dan

(16)

dalam dan luar negeri, maupun hubungan antara penguasa dan rakyatnya, serta hubungan

Negara dengan negara lain. Umat Islam memeluk aqidah Islam sebagai suatu pemikiran yang

menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan; sebagai aqidah politik; sebagai

dasar pemikiran intelektual (Qa‟idah fikriyah), kepemimpinan ideologis (Qiyadah fikriyah)

dan sebagai sudut pandang yang khas dalam kehidupan. Menurut Warjio, merujuk kepada

pemikiran Sayyid Qutub, menjelaskan bahwa ketidakfahaman akan akidah Islam dalam diri

umat Islam akan merusakkan kemurnian akidah mereka. Apabila akidah mereka tidak benar,

maka wujud dalam pemikiran mereka juga akan turut rusak.28 Oleh karena itu, menyaksikan

keadaan dunia yang berantakan, dilanda ketidakadilan ekonomi dan politik, perbudakan oleh

para tiran, serta hidup dalam mimpi buruk penderitaan, kehinaan, maka umat Islam

diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya menyelamatkan dunia dan

menyingkirkan kegelapan akibat kesesatan dan tipu muslihat, serta membawa umat manusia

kepada cahaya terang kebenaran dan kebahagiaan. Umat Islam memeluk suatu pemikiran

politik tentang kehidupan, dan mereka juga menerima suatu metode (thariqah) untuk

menerapkan pemikiran tersebut dalam kehidupan. ketika umat memiliki pemikiran yang

shahih beserta metode tersebut, maka tanpa ragu ia layak untuk menyebarluaskan kebaikan

dan ideologi tersebut. Dengan demikian umat Islam tidak hanya mampu mencapai

kebangkitan sejati, tetapi juga dapat menjadi sumber kebaikan bagi orang lain serta dapat

menyampaikan ideologi tersebut kepada umat manusia.29 Berdasarkan perkembangan dan

peta perpolitikannya, pemikiran politik Islam dapat dikategorikan kedalam tiga bagian, yaitu

pemikiran politik islam organik tradisional, sekuler, dan moderat.30

28 Lihat Warjio, Ph.D. 2013. Politik Pembangunan Islam: Pemikiran dan Implementasi. Medan: Perdana Publishing. Hal. 13 29

Abdul Zallum. Op.cit., Hal. 5-6. 30

(17)

a. Tipologi Pemikiran Politik Islam Organik Tradisional

Tipoogi pemikiran ini melihat bahwa Islam adalah agama sekaligus Negara (din wa

daulah). Islam dan Negara merupakan dua entitas yang menyatu. Hubungan Islam dan

Negara benar-benar organik, yaitu Negara berdasarkan syariat Islam dengan ulama sebagai

penasihat resmi eksekutif atau pemegang kekuasaan tertinggi. Sebagai agama sempurna, bagi

pemikir politik Islam tipologi ini, Islam bukan hanya agama dalam pengertian barat yang

sekuler, melainkan juga pola hidup yang lengkap dengan pengaturan untuk segala aspek

kehidupan, termasuk politik. Tokoh yang termasuk kedalam tipologi ini adalah Rasyid Ridha

(1865-1935), Sayyid Qutub (1906-1966), Abu Al- „Ala Al Maududi (1903-1979), dan di

Indonesia Muhammad Natsir.

b. Tipologi Pemikiran Politik Islam Sekuler

Kebalikan dari tipologi pertama, menurut tipologi ini Islam adalah agama yang tidak

berbeda dengan agama lainnya dalam hal tidak mengajarkan cara-cara pengaturan tentang

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebagaimana yang pernah dikemukakan oleh

Syaikh Khalid Muhammad Khalid didalam kitab Ar-Rijal Haular Rasul sebelum beliau

merevisi kitab tersebut mengatakan bahwa Islam dan Negara adalah dua hal yang tidak boleh

dan tidak benar untuk disatukan. Islam sama sekali tidak memiliki hak untuk mencampuri

urusan pemerintah dan negera.31 Sesungguhnya tipologi kedua ini sama saja dengan tipologi

yang pertama. Jika yang pertama terbelenggu oleh pemikiran dan praktik politik Islam klasik,

tipologi pemikiran politik Islam kedua ini terbelenggu dan terlalu terpesona oleh pemikiran

nation state Barat yang modern. Tokoh- tokoh yang masuk kedalam tipologi ini adalah Ali

Abdur Raziq (1888- 1966), A. Luthfi Al-Sayyid (1872- 1963), dan di Indonesia seperti

Soekarno.

31Farid Nu‟man Hasan.

(18)

c. Tipologi Pemikiran Politik Islam Moderat

Tipologi pemikiran politik Islam moderat pada dasarnya menolak klaim ekstrim bahwa

Islam adalah agama yang lengkap, yang mengatur semua urusan, termasuk politik. Namun

demikian, tipe ini juga menolak klaim ekstrem kedua yang menyatakan bahwa Islam tidak

ada kaitannya dengan politik. Menurut tipologi ini, kendati Islam tidak menunjukkan

preferensinya pada sistem politik tertentu, dalam Islam terdapat prinsip moral atau etika bagi

kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Untuk pelaksanaanya, umat Islam bebeas memilih

sistem manapun yang terbaik. Tokoh yang termasuk kedalam tipologi ini adalah Muhammad

Abduh (1862-1905), Fazlurrahman, Mohammed Arkoun, dan di Indonesia adalah Nurcholish

Madjid.

F.1.1. Prinsip- Prinsip Dasar Politik (Siyasah) Islam

Dalam Islam, Negara didirikan atas prinsip-prinsip tertentu yang ditetapkan

Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Prinsip pertama adalah bahwa seluruh kekuasaan alam semesta ada

pada Allah karena Dia yang telah menciptakannya. Menurut keimanan seorang Muslim,

hanya Allah yang harus ditaati; orang dapat ditaati jika Allah memerintahkannya. Prinsip

kedua adalah bahwa hukum Islam ditetapkan oleh Allah dalam Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi,

sedangkan sunnah Nabi merupakan penjelasan otoritatif tentang Al-Qur‟an.32

Sistem politik dalam pandangan Islam adalah hukum atau pandangan yang berkaitan

dengan cara mengelola urusan masyarakat agar sesuai dengan hukum Islam. Hal itu

dikarenakan politik dalam pandangan Islam adalah mengurus urusan umat dengan

menerapkan hukum Islam, baik dalam maupun luar negeri. Oleh karena itu, Islam telah

menetapkan asas bagi sistem politiknya, yang terdiri atas empat macam:

32

(19)

1. Kedaulatan di tangan syara‟ (as-siyadah li as-syar‟i)

2. Kekuasaan di tangan umat (as-sulthan li al-ummah)

3. Pengangkatan khalifah untuk seluruh kaum muslimin hukumnya wajib (wujub

al-khalifah al-wahid li al-muslimin)

4. Khalifah satu-satunya yang berhak mengadopsi hukumsyara‟ untuk dijadikan undang

-undang (li al-khalifah wahdah haqq at-tabbani).33

F.2. Teori Organisasi

Organisasi adalah sekelompok orang yang secara terkoordinasi bekerjasama

mencapai tujuan melalui pembagian kerja dan fungsi dan melalui satu hierarki otoritas dan

tanggung jawab.34 Talcott Parson di dalam bukunya Structure and Process in Modern Society

menjelaskan bahwa organisasi adalah unit sosial (pengelompokkan manusia) yang sengaja

dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai

tujuan-tujuan tertentu.35 Organisasi dalam masyarakat sangatlah penting, diantaranya sebagai sarana

sosial, artinya mahluk yang hidup secara berkelompok penting untuk berorganisasi demi

pergaulan. Selanjutnya sebagai sarana pemenuhan kebutuhan, melalui bantuan organisasi

manusia dapat melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri.

Organisasi merupakan suatu wadah untuk mencapai tujuan yang sama serta visi dan

misi yang jelas. Organisasi memegang peranan penting dalam suatu masyarakat, karena

organisasi dapat membantu/mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam lingkungan dan

kehidupannya. Organisasi bisa sebagai pendukung proses sosialisasi yang berjalan di sebuah

lingkungan bermasyarakat. Lebih lanjut, Keit Devis menjelaskan bahwa organisasi pada

dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerja

33

Ibid., Hal. 43.

34

Ulber Silalahi. 2002. Pemahaman Praktis Asas-asas Manajemen. Bandung: Penerbit Mandar Maju. Hal. 195. 35

(20)

sama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam

memanfaatkan sumber daya, sarana- prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan

secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.36

Dalam organisasi terdapat tiga dimensi optimasi kerjasama organisasional yang

harus dipenuhi, yaitu tujuan, orang, dan struktur organisasi. Tujuan merupakan sasaran

menyeluruh ke arah mana organisasi digerakkan. Tujuan adalah centerpiece dari tiap

organisasi. Selanjutnya tujuan-tujuan harus dikomunikasikan ke bawah menurut garis dengan

ide komitmen dan kesepakatan bersama sebagai nilai, kerasionalan, fasibilitas.

Daerah-daerah fungsional, unit-unit departemen individu-individu juga harus memiliki tujuan spesifik

yang dikembangkan dari tujuan sentral. Jadi sering organisasi meliputi satu kombinasi dari

tujuan-tujuan daripada satu tujuan tunggal. Bahkan organisasi memiliki satu mix of goals.

Tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi di antaranya yaitu memberikan pengarahan

dengan cara menggambarkan keadaan masa akan datang yang berusaha dikejar dan

diwujudkan oleh organisasi. Dengan demikian, tujuan tersebut menciptakan pula sejumlah

pedoman bagi landasan kegiatan organisasi. Tujuan juga merupakan sumber legitimasi yang

membenarkan setiap kegiatan organisasi, serta tentunya eksistensi organisasi itu sendiri.37

Dimensi kedua dalam organisasi ialah orang. orang dalam organisasi memiliki

tujuan yang sama dan yang secara bersama-sama atau bekerjasama mencapai tujuan

organisasi. Akhirnya, organisasi harus memiliki struktur yang memperlihatkan pembagian

kerja untuk tiap individu dan unit organisasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan memerlukan pembagian kerja

dan pembagian kerja memerlukan koordinasi. Sementara pembagian keja dan koordinasi

(21)

dalam organisasi tampak dalam struktur organisasi. Struktur organisasi ialah pola-pola

formal dari interaksi dan koordinasi yang dirancang oleh manajemen untuk menghubungkan

tugas-tugas dari individu-individu dan pembagian kelompok dalam mencapai tujuan

organisasional. Jadi dalam struktur jelas pembagian kerja, hirarki otoritas dan responsibilitas

dari dan saling tergantung (interdependency) dari tiap anggota organisasi yang melakukan

kerjasama atau tiap unit dan sub unit departemental.38

F.2.1. Jenis- Jenis Organisasi

Berdasarkan pembagiannya, organisasi dapat dibedakan bedasarkan dua bagian,

antara lain adalah sebagai berikut;

 Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikat diri

dengan suatu tujuan bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional.

Contoh dari organisasi formal ini adalah perseroan terbatas, sekolah, Negara, dan lain

sebagainya. Organisasi formal cenderung relative menjadi permanen (langgeng).

Kebanyakan diciptakan untuk menjalankan tugasnya sepanjanjang waktu. Meskipun

organisasi formal ini dapat berubah strukturnya, keanggotaannya, dan bahkan

tujuannya diwaktu yang lampau, tetapi perkembangannya dapat tetap berlangsung.39

 Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada

suatu aktivitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh dari organisasi

informal ini adalah arisan ibu-ibu, kelompok berlajar, dan lain sebagainya. Organisasi

informal terorganisir secara bebas, fleksibel, dan tidak jelas. Begitu orang-orang

38

Ibid., Hal. 196.

39

(22)

bersekutu satu sama lain, maka hubungan menjadi berkembang dan berkelanjutan.

Hubungan tersebut dapat dikatakan organisasi informal.40

F.2.2. Jenis- jenis Kekuatan Organisasi

Kekuatan merupakan alat yang digunakan oleh lembaga maupun organisasi untuk

beraksi dalam peranan keorganisasian. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempertahankan

orientasi pandangan mengenai jenis-jenis kekuatan.41

a. Kekuatan Fisik

Jenis kekuatan yang pertama yang digunakan dalam organisasi oleh orang-orang yaitu

kekuatan phisik. Mereka yang memeiliki otoritas yang legal sering sering member jalan

kepada yang mempunyai kekuatan fisik untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Selanjutnya

penggunaan kekuatan fisik seringkali disaksikan dalam pembubaran gerombolan. Para

pekerja yang melakukan pemogokan serta pihak-pihak manajemen yang kadang-kadang

melakukan tindakan fisik yang keras terhadap yang satu dan lainnya. Contoh dari organisasi

ini yaitu kekuatan militer dan kepolisian.

b. Kekuatan Ekonomi

Kekuatan ekonomi diusahakan dengan pemberian, janji untuk member, pemotongan,

atau ancaman pemotongan pembayaran atau benda-benda ekonomi lainnya. Kekuatan

ekonomi, seperti kepemilikan kekayaan atau sumber-sumber lainnya merupakan suatu jenis

kekuatan yang demikian penting. Kekuatan ekonomipun dapat digunakan oleh para politisi

40

Ibid., Hal. 193.

41

(23)

dan para manajer yang professional yang tidak memiliki sumber-sumber terhadap

penyelesaian masalahnya.

c. Kekuatan Ilmu Pengetahuan

para pegawaistaf dan spesialis lainnya memiliki keahlian yang seringkali membuatnya

punya kekuatan. Selanjutnya, pemegangan tugas-tugas penting membutuhkan tingkatan

pegawai yang tinggi yang penuh dengan jenis-jenis pengetahuan. Pengendalian informasi

merupakan suatu cara yang baik sehingga pengetahuan dapat dapat menjadi kekuatan.

Pengenadalian mass media seperti halnya surat kabar, stasiun radio dan stasiun televise

secara jelas telah menunjukkan hal ini

d. Prestasi

Singkatnya, prestasi yang penuh dengan keberhasilan akan membimbing pemimpin

dalam suatu organisasi sampai pada suatu promosi atas posisi/kekuasaan yang lebih besar.

e. Personalitas

Beberapa orang memiliki karisma, auatu personalitas yang sangat menarik yang

menguasai respek dan rasa kebanggan. Kadang-kadang perasaan cinta dan kasih sayang itu

ditunjukkan. Secara luas telah diketahui bahwa para pemimpin politik dan keagamaan adalah

punya karisma. Para pemimpin dunia bisnis, pendidikan, serta organisasi lainnya biasanya

memperoleh kekuasaan justru pada penampilan kepribadian mereka. Penampilan fisik dapat

merupakan hal yang penting dalam memperoleh kekuatan.

f. Ideologis

Jika seseorang mempunyai suatu gagasan atau cara pemikiran, yang mempesona atau

yang memuaskan kepentingan orang lain, ia bisa mendapatkan kekuasaan. Agama-agama

yang besar didunia merupakan contoh yang jelas dalam hal dalam hal kekuatan ideologis ini.

(24)

oleh para pemimpin mereka. Seorang manajer bisnis seringkali keberhasilannya ditunjang

oleh sumbangan atau penarikan gagasan (contohya suatu gagasan atau sebuah produk)

terhadap karyawan dan para langganannya. Biasanya, dalam bentuk suatu corak organisasi,

sang pemimpin muncul yang menyerukan dengan mengemukakan gagasan dengan cara yang

sebaik-baiknya.

G. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang didefenisikan dengan baik mengenai karakteristik

populasi. Ada dua macam hipotesis yang dibuat dalam suatu percobaan penelitian, yaitu

hipotesis nol dan hipotesis alternative. Hipotesis nol adalah hipotesis yang akan diterima

kecuali bahwa data yang kita kumpulkan salah. Hipotesis alternative akan diterima hanya jika

data yang kita kumpulkan mendukungnya. Biasanya hipotesis nol dilambangkan dengan H0

dan hipotesis alternative dengan H1.42Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Adanya Pengaruh Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin Terhadap Gerakan

Organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah

Sumatera Utara.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

untuk membuktikannya yaitu:

 Hipotesis Nol (H0) : Pernyataan yang menyatakan tidak ada hubungan antara

pemikiran politik Ikhwanul Muslimin (Variabel x) dengan gerakan Organisasi

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah Sumatera

Utara (Variabel y). Dengan kata lain, variabel independen tidak

mempengaruhi variabel dependen.

42

Ety Rochaety, Ratih Tresnati, H. Abdul Madjid Latief. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Penerbit

(25)

 Hipotesis Alternatif (H1) : Pernyataan yang menyatakan terdapat hubungan antara pemikiran politik Ikhwanul Muslimin (Variabel x) dengan gerakan

organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah

Sumatera Utara (Variabel y). Dengan kata lain, variabel independen

mempengaruhi variabel dependen.

H. Metodologi Penelitian

H.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu

suatu tipe penelitian untuk memberikan gambaran objek penelitian berdasarkan suatu gejala

sosial, fakta dan data yang ada melalui konsep- konsep dalam teori sosial. Penelitian

deskriptif ini dapat diartikan sebagai prosedur dalam memecahkan masalah yang sedang di

teliti atau di selidiki dengan menggambarkan keadaan subyek dan obyek penelitian

seseorang, masyarakat, lembaga- lembaga sosial masyarakat dan gerakan organisasi

masyarakat berdasarkan fakta – fakta yang ada. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah

pencarian masalah-masalah dalam masyarakat, serta cara yang berlaku dalam masyarakat

serta dituasi-situasi tertentu, termasuk hubungan-hubungan kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu

fenomena.43

H.2. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian Mix method,

yaitu metode campuran yang menggabungkan jenis penelitian kuantitatif sebagai metode

utamanya, serta metode kualitatif sebagai pendukungnya. Menurut Sutarmanto (1999)

43

(26)

pendekatan kualitatif ini dapat digunakan sebagai suplemen dari laporan kuantitatif (terutama

penelitian survey). Pembahasan hasil analisis (yang cenderung statistika) dapat lebih

mendalam dan tidak kering dengan penambahan informasi kualitatif.44

H.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek yang terdiri dari manusia, benda, hewan,

tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik

tertentu dalam penelitian.45 Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 5125 orang

anggota atau yang biasa disebut dengan kader dari organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa

Muslim Indonesia (KAMMI) di Sumatera Utara.

Adapun penarikan sampel penelitian yaitu menggunakan teknik pengumpulan data

Taro Yamane dengan perhitungan sebagai berikut:

Keterangan: n =Jumlah Sampel

N= Jumlah Populasi = 5125

d= Presisi (10% dengan derajat kepercayaan 90%)

44

Ida Bagoes Mantra. 2004. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 31. 45

(27)

n = 98.08 = 98

dengan demikian telah diperoleh sampel penelitian sebanyak 99 jiwa, namun dibulatkan

menjadi 100 sebagai responden penelitian. Dalam penelitian ini, penarikan sampel akan

difokuskan di 12 Komisariat yang ada di Kota Medan, yaitu dengan cara jumlah sampel

dibagi dengan jumlah komisariat (100/12 = 8.3) dengan demikian, berdasarkan hasil

perhitungan tersebut, maka responden penelitian perkomisariat minimal 8 dan maksimal 9.

Hal ini akan disesuaikan dengan jumlah kader atau anggota KAMMI dilapangan, yakni

terdapat beberapa komisariat di Universitas yang sama, sehingga jumlah kader tidak

sebanding dengan jumlah kader KAMMI tunggal di Universitas tertentu. Misalnya di USU

terdapat tiga komisariat (Merah Putih, Nusantara, dan Teknik), sedangkan di UMSU

misalnya hanya ada satu komisariat, yaitu komisariat UMSU saja.

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Snowball

Sampling (Sampel Bola Salju). Dalam teknik ini dimulai dengan kelompok kecil yang

diminta untuk menunjuk kawan masing-masing. Kemudian kawan-kawan ini diminta pula

menunjukkan kawan masing-masing dan begitu seterusnya sehingga kelompok itu senantiasa

bertambah besarnya, bagaikan bola salju yang kian membesar bila meluncur dari puncak

bukit ke bawah46

H.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian tersebut

akan dilakukan. Adapun penelitian yang akan dilakukan oleh penulis mengambil lokasi di

46

(28)

Medan, Sumatera Utara karena dianggap sudah mewakili beberapa daerah lainnya. Jumlah

keseluruhan komisariat yang ada di Sumatera Utara sebanyak 21 komisariat. Beberapa daerah

tersebut adalah Kota Medan (12 Komisariat) Siantar (1 Komisariat), Simalungun (1

Komisariat), Dairi (1 komisariat), Padang Sidempuan (1 Komisariat), Padang Lawas (1

Komisariat), Labuhan Batu (2 Komisariat), Mandailing Natal (1 Komisariat), dan Langkat (1

Komisariat). Untuk wilayah kota Medan sendiri komisariat yang ada sudah mewakili

komisariat lainnya, yaitu sekitar 60%, yakni dengan perhitungan sebagai berikut:

x 100 = 57.1% (60%)

H.5. Defenisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk

memfokuskan penelitian sehingga memudahkan peneliti. Konsep adalah defenisi, abstraksi

mengenai gejala atau realita ataupun suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu

gejala.47 Disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah suatu penelitian,

konsep juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk

menindaklanjuti sebuah kasus yang diteliti dan menghindari terjadinya kekacauan akibat

kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian.

Adapun beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah:

 Pemikiran politik Ikhwanul Muslimin dalam penelitian ini adalah ide-ide atau

gagasan-gagasan Ikhwanul Muslimin terkait dengan politik serta hubungannya

dengan agama Islam.

47

(29)

 Gerakan organisasi KAMMI dalam penelitian ini adalah aktivitas-aktivitas yang

dilakukan oleh para anggota atau kader KAMMI, misalnya berupa pengajian, aksi,

seminar, dan lain sebagainya.

H.6. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Hal

tersebut dimaksudkan untuk memastikan keakuratan hasil penelitian:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang dilakukan

secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data tersebut dilakukan

dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:

a. Penyebaran kuisioner, yaitu suatu alat untuk mengumpulkan data

melalui penyebaran kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang

harus dijawab oleh responden. Kuisioner yang digunakan adalah

kuisioner tertutup, sehingga responden hanya memberi jawaban sesuai

dengan pilihan jawaban yang disediakan.

b. Wawancara, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan langsung

kepada sejumlah pihak yang terkait yang didasarkan pada percakapan

intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi penelitian

yang telah ditetapkan. Wawancara adalah pertemuan antara periset dan

responden, dimana jawaban responden akan menjadi data mentah.48

Dalam hal ini pengambilan informan yaitu dengan orang-orang yang

bersangkutan, diantaranya:

48

(30)

 Ketua organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(KAMMI) wilayah Sumatera Utara

 Anggota Majelis Pertimbangan Wilayah KAMMI Sumatera

Utara

 Serta Informan yang besangkutan terhadap pencarian data

penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan instrumen sebagai berikut:

a. Studi Pustaka, yaitu pengumpulan data yang di peroleh dari

buku-buku, karya ilmiah, jurnal, dokumen, dan pendapat para ahli yang

memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti yang terkait dengan

pergerakan organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(KAMMI) wilayah sumut.

b. Studi Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan

menggunakan catatan-catatan tertulis yang ada dilokasi penelitian serta

sumber- sumber lain yang menyangkut masalah yang sedang di teliti.

H.7. Pengukuran Variabel Penelitian

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi skala

Likert, yaitu dari 1 sampai 4. Adapun penggunaan skala 1 sampai 4 untuk setiap jawaban

responden selanjutnya dibagi kedalam empat kategori yakni:

 Sangat Setuju (SS) diberi skor 4

 Setuju (S) diberi skor 3

(31)

 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 149

H.8. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik analisa

data kuantitatif dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 20. Selain itu dilakukan

pula teknik analisa data kualitatif sebagai pendukung data kuantitatif, dimana jenis penelitian

ini bersifat deskriptif, yaitu suatu metode lebih didasarkan kepada pemberian gambaran yang

terperinci.

Analisa data kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun metode pengujian yang digunakan adalah:

H.8.1. Analisis Tabel Frekuensi

Analisis tabel frekuensi merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan

membagi-bagi variabel kedalam kategori- kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel-

tabel frekuensi merupakan langkah awal atau bahan dasar untuk analisis selanjutnya.

Tabel frekuensi biasanya memuat dua kolom, terdiri dari frekuensi dan presentasi

untuk setiap ketegori.50

H.8.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah suatu uji yang digunakan untuk melihat apakah instrumen

penelitian memerlukan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Reliabilitas dapat

diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan reliability analisis dengan

SPSS 20. Jika Alpha Cronbach ≥ 0.6 dikatakan reliable, sebaliknya jika Alpha

Cronbach≤ 0.6 maka dikatakan tidak reliable.

H.8.3. Korelasi Product Moment

49

Sugiono.2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Hal. 70. 50

(32)

Korelasi Product Moment merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengukur

hubungan antara dua variabel, yaitu variabel x (Pengaruh Pemikiran Politik Ikhwanul

Muslimin) terhadap variabel y (Gerakan organisasi KAMMI Wilayah Sumatera

Utara). Korelasi dapat menghasilkan angka positif (+) atau (-). Angka korelasi

berkisar antara -1 sampai dengan 1. Jika angka mendekati 1 maka hubungan kedua

variabel semakin kuat. Jika korelasi mendekati -1, maka hubungan kedua variabel

semakin lemah. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol, berarti tidak ada

hubungan.51 Dalam penelitian ini, korelasi kriteria penerimaan atau penolakan

hipotesis dalam SPSS adalah sebagai berikut:

 Tolak HO jika nilai probabilitas yang dihitung < probabilitas yang

ditetapkan sebesar 0.1 (sig. 2-tailed < α 0.1)

 Terima H1 jika nilai probabilitas yang dihitung > probabilitas yang ditetapkan

sebesar 0.1 (sig.2-tailed > α 0.1)

H.8.4. Uji Normalitas

Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan dalam

statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekali uji statistik yang

memerlukan data yang berdistribusi normal. Ciri penting dari distribusi normal

adalah:

1. Berbentuk seperti lonceng

2. Simetrik pada nilai tengah μ

3. Sekitar 68% pengamatan berada pada satu standar deviasi dari nilai rata-rata;

sekitar 95% pengamatan berada pada dua kali standard deviasi dari nilai

51

(33)

rata; dan hampir semua pengamatan (99.7%) pengamatan berada pada tiga kali

standard deviasi dari nilai rata-rata.52

 Uji Grafik Histogram

Histogram dari data yang berdistribusi normal ditunjukkan dengan ciri

bentuknya yang menyerupai lonceng; oleh karenanya kita dapat

memeriksa sebuah histogram (diagram dahan daun) untuk melihat

kenormalan data. Apabila data dalam bentuk melengkung keatas seperti

lonceng menandakan data berdistribusi normal.

 Uji Normalitas P-P Plot

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

berdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis

grafik yaitu pada normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual.

Gambar dari hasil uji normalitas tersebut menggunakan software SPSS 20

akan menunjukkan apakah titik menyebar disekitar garis diagonal, ada

yang menyebar diatas garis diagonal dan ada yang menyebar dibawah

garis diagonal maka data telah berdistribusi normal.

H.8.5. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dilakukan dengan bantuan software SPSS 20 dengan tujuan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.53

Model regresi linier sederhana yaitu:

Y = a + bx

Keterangan:

Y = Variabel Gerakan Organisasi KAMMI Wilayah Sumatera Utara

52

Ibid., Hal. 99.

53

(34)

X = Variabel Pemikiran Politik Ikhwanul Muslimin

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

H.8.7. Pengujian Hipotesis

 Uji T

Uji T (uji parsial) dilakukan untuk melihat secara individual pengaruh secara

positif dan signifikan dari variabel bebas (variabel independen) yaitu x, terhadap

variabel terikat (variabel dependen) yaitu y, dengan asumsi bahwa variabel lain

dianggap konstan, dengan tingkat keyakinan 90% (α = 0.1).54 Kriteria Penilaian:

Tolak HO jika nilai probabilitas (sig < α 0.1)

Tolak HO jika nilai probabilitas (sig > α 0.1).

Selain itu juga dilakukan pembandingan nilai t hitung dan nilai t tabel dengan

kriteria penerimaan sebagai berikut:

Tolak H0 jika nilai t hitung ≥ t tabel

Terima H1 jika nilai t hitung ≤ t tabe

I. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari penelitian ini, maka penulisan

dilakukan secara terperinci dan sistematis sebagai salah satu syarat penelitian ilmiah.

Penelitian ini terdiri atas 4 bab, yaitu:

54

(35)

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II :SEJARAH DAN PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL MUSLIMIN

SERTA SEJARAH KAMMI DI SUMATERA UTARA

Dalam bab ini akan dibahas sekilas mengenai sejarah Ikhwanul Muslimin,

pemikiran politik Ikhwanul Muslimin serta Sejarah KAMMI di Sumatera

Utara, sejak awal kemunculannya hingga saat ini.

BAB III :ANALISIS PENGARUH PEMIKIRAN POLITIK IKHWANUL

MUSLIMIN TERHADAP GERAKAN ORGANISASI KAMMI

WILAYAH SUMATERA UTARA

Dalam bab ini akan di uraikan perolehan data yang didapat dari pengisian

kuisioner. Selanjutnya akan diuraikan analisis penelitian pengaruh pemikiran

politik Ikhwanul Muslimin terhadap gerakan organisasi KAMMI wilayah

Sumatera Utara berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan

metode SPSS Versi 20.

BAB IV :PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan akhir dari hasil penelitian serta saran – saran yang

Referensi

Dokumen terkait

Pada siklus I dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual, nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 72,50 dengan

Pada penulisan ilmiah ini Penulis membuat sebuah desain dan bentuk website dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX yang menyajikan mengenai informasi maskapai

bupati/walikota atau gubernur berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang ditetapkan sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang,

(2) Pemegang perizinan atau perjanjian di bidang pertambangan yang AMDAL-nya masih berlaku tetapi belum mendapat izin pinjam pakai kawasan hutan lindung pada saat

Pada kesempatan ini, penulis ingin memanfaatkan cara kriptografi yang berarti penulisan rahasia dalam bahasa Yunani yaitu Crypto dan Graphia, untuk mengamankan data-data

Pemerintah selanjutnya memberikan kesempatan kepada badan usaha yang berbadan hukum Indonesia, koperasi, perseorangan, mallpun masyarakat setempat untuk melakukan

This book gives detailed descriptions of the radio network planning and optimisation of UMTS networks based on Frequency Division Duplex (FDD) WCDMA technology up to Release 5 of

Dari hal tersebut, dapat ditarik benang merah bahwa proses perencanaan telah dilakukan dengan baik oleh pemerintah Kulon Progo, sehingga proses komunikasi