6
ABSTRAK
Banyaknya korban dan kasus gawat darurat di daerah bencana memerlukan pengelolaan yang terpadu dan terintegrasi dengan meningkatkan kapasitas lembaga, petugas dan masyarakat di daerah bencana untuk meminimalkan korban sehingga terhindar dari kecacatan dan kematian. Membangun Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Bencana (SPGDT-B) yang dikembangkan oleh Kementrian Kesehatan merupakan sistim yang tepat dalam mengelola korban di daerah bencana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena yang di alami oleh subjek penelitian tentang korban erupsi gunung sinabung tahun 2014 yang mengalami kasus kesehatan terutama yang menderita gawat darurat ditangani oleh petugas yang terlibat dalam memberikan bantuan terhadap korban dan apakah sistem yang di bangun oleh Kementrian Kesehatan dalam penanggulangan bencana dapat dijalankan oleh Pemerintahan Kabupaten Karo.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan studi fenomenologi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Karo belum menerapkan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu dalam mengelola korban akibat bencana baik korban langsung maupun tidak langsung yang menderita kasus gawat darurat dan belum adanya perencanaan lintas sektoral dan lembaga dalam rencana penanggulangan bencana yang di kembangkan oleh Pemerintahan Kabupaten Karo baik pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana
Disarankan Pemerintahan Kabupaten Karo dapat membangun rencana penanggulangan bencana baik pra bencana, saat bencana maupun paska bencana yang melibatkan stakholder untuk menekan jumlah korban dan kerusakan harta benda , serta meningkatkan peranserta masyarakat dalam mengembangkan Sistem Penaggulangan Penderita Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) bencana.
Kata Kunci : SPGDT, Pemerintahan, Masyarakat
i
7
ABSTRAK
The number of victims and emergency cases in the affected areas requires a unified and integrated management by increasing the capacity of the institution, officials and communities in the affected areas to minimize casualties so avoid disability and death. Building Systems Integrated Emergency Medical Disaster (*SPGDT-B) developed by the Ministry of Health is the right system to manage victims in the affected areas.
This study aims to determine how the phenomenon is experienced by the subject of research on victims of the eruption of Mount Sinabung in 2014 who had suffered health cases primarily dealt with by the emergency personnel involved in providing assistance to victims and whether the system is to be built by the ministry of health in response to disaster can be run by the District Government Karo. Kind of research is qualitative research is qualitative research with phenomenological study.
The results of this study indicator that the government has not implemented Karo Integrated Emergency Medical System in managing the disaster victims either directly or indirectly victims who suffer emergency cases and the lack of cross sectoral planning and institution in disaster management plan that was developed by Karo Government both pre-disaster, during disaster and post-disaster.
Government advised Karo can build a good disaster plan pre-disaster, during disaster and post-disaster involving stakeholder to reduce the number of casualties and property damage, as well as increasing public participation in developing combating System Integrated Emergency Patients (*SPGDT) disaster.
Keywords: SPGDT, Government, Society
ii