• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Ruang Dimensi Tiga Melalui Pembelajaran Kooperatiif Tipe Numbered Head Together Kelas X – F MAN Kunir Tahun Pelajaran 2011-2012 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH NEGERI KUNIR

Status : Reguler

Nomor Telepon : (0342) 553347

Alamat : Ds. KUNIR

Kecamatan : WONODADI

Kabupaten : BLITAR

Kode Pos : 66155

Alamat Website :

-e-mail : mankunirblitar@yahoo.co.id

Tahun Berdiri : 1997

Program : IPA, IPS dan KEAGAMAAN

Waktu belajar : Pagi

2. Sejarah singkat berdirinya MAN Kunir

MAN Kunir berawal dari sebuah Lembaga Pendidikan Swasta yang didirikan oleh Yayasan Al Masyuriyah. Pondok Pesantren Al-Kamal pada tahun 1982 M. Yang pada waktu itu bernama Madrasah Al-Kamal Kunir Srengat Blitar.

Madrasah Aliyah Al-Kamal pertama didirikan di bawah

kepemimpinan Al-Maghfurlah Drs.KH.Mahmud Hamzah. Beliau menjabat

(2)

kepala madrasah semenjak awal didirikan (tahun 1982) sampai dengan tahun 1997. (yang lebih tepatnya sampai Madrasah Aliyah Al-Kamal beralih status Menjadi Madrasah Aliyah Negeri Kunir)

Sekitar tahun 1982-1983 Madrasah Aliyah Al-Kamal ini masih dalam tahapan proses pengembangan dan pengenalan kepada masyarakat luas, sehingga pada waktu itu kuantitas siswa relatif sedikit dari masing-masing angkatan berkisar satu kelas putra dan satu kelas putri. Dan gedungnya masih menempati kelas yang ada di sekitar masjid Al-Kamal.

Pada tahun 1986-1994, Madrasah Aliyah Al-Kamal mengalami perkembangan yang cukup signifikan yakni disamping penambahan gedungnya di lokasi MAN bagian barat, juga jumlah siswa semakin bertambah banyak. Melalui beraneka keterampilan dan kegiatan-kegiatan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa komunikasi sehari-hari serta intensivikasi bimbingan membaca kitab kuning maka cukup memiliki daya tawar dan nilai tambah terhadap masyarakat luas.

Sekitar tahun 1993, Madrasah Aliyah Al-Kamal membuka Madrasah Aliyah Keagamaan, yang merupakan satu-satunya yang

perdana, sebuah sekolah swasta membuka jurusan keagamaan, yang pusat rayonnya mengikuti MAN 3 Malang.

Dengan terbukanya jurusan keagamaan (MAK) di Madrasah Aliyah Al-Kamal, maka terdapat dua (2) sekolahan yaitu :

(3)

2. Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Kamal dengan kepala Al Maghfurlah Drs.KH.Mahmud Hamzah

Kedua jurusan lembaga pendidikan tersebut di atas berjalan semenjak tahun 1994–1997 dalam status swasta.

Sementara sekitar tahun 1995, di wilayah kecamatan Ponggok, Srengat, Udanawu, ketiganya dari kab.Blitar dan Kec.Ngunut, Rejotangan serta Sumbergempol ketiga-tiganya berada di wilayah kabupaten

Tulungagung, berdiri sekolah-sekolah tingkat SLTA Negeri dan swasta, maka tidak pelak siswa siswi yang masuk ke Madrasah Aliyah Al-Kamal mengalami penurunan barang sedikit demi sedikit.

Dengan demikian, muncul gagasan baru dari para pendiri

Madrasah Aliyah Al-Kamal untuk menegerikan lembaga pendidikan yang ada ini, dengan tetap memposisikan gedung-gedungnya di atas tanah milik pondok Al-Kamal dengan menambah tanah yang lebih luas dari swadaya MAN Kunir itu sendiri. Dan permohonan atau usulan tersebut di respon oleh Pemerinhtah Departemen Agama RI. Dengan di terbitkan Surat Keputusan Menteri Agama RI No.107 tanggal 17 Maret 1997.

(4)

3. Visi dan Misi

VISI : Terwujudnya generasi unggul dalam prestasi, mampu berkompetisi, menguasai iptek dan imtaq Misi :

1. Melaksanakan kurikulum yang seimbang dan berkualitas 2. Melaksanakan KBM yang aktif , inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan

3. Membentuk jiwa patriotisme ,mewujudkan life skill, unggul dalam prestasi, meningkatnya lulusan yang berakhlakul karimah dan berguna bagi masyarakat

4. Meningkatkan profesionalisme kinerja dan meningkatkan kesejahteraan warga madrasah

5. Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai dan suasana madrasah yang tertib, indah, aman dan penuh kekeluargaan

4. Kondisi Objektif Madrasah a. Tanah yang di miliki

Luas Tanah seluruhnya : 6.337 m2 Tabel 4.1

Tanah menurut sumber (m2 ) Sumber Tanah Status Kepemilikan Sudah

digunakan

Belum digunakan Sudah

sertifikat

Belum sertifikat

Pemerintah 3.839 2498 1322 5.015

Wakaf/Sumbangan Pinjam/sewa

b. Bangunan

(5)

Konsisi bangunan MAN Kunir d. Jumlah Siswa

Tabel 4.3

Jumlah Siswa dan Rombongan Belajar dalam Tiga tahun terakhir

No Keadaan

Siswa LkKelas IPr LkKelas II Kelas IIILk TAHUN PELAJARAN 2008-2009

TAHUN PELAJARAN 2008-2009 1 Jumlah

Siswa 64 125 66 123 55 75

2 Rombel 5 5 4

TAHUN PELAJARAN 2009-2010 1 Jumlah

(6)

Setelah mengadakan seminar proposal pada tanggal 9 April 2012 peneliti segera mengantarkan surat izin penelitian ke BAK dengan persetujuan dosen pembimbing. Surat tersebut selesai dibuat pada tanggal 21 April 2012 dan pada tanggal 1 Mei 2012 peneliti mengantarkan surat penelitian ke MAN Kunir. Setiba di MAN Kunir. Setiba di sana peneliti langsung menemui Kepala Sekolah. Dalam pertemuan tersebut peneliti menyampaikan maksud dan tujuan datang ke MAN Kunir yatu untuk minta izin melaksanakan penelitian. Bapak kepala sekolah menyambut baik keinginan peneliti untuk melaksanakan penelitian dan beliau berharap agar penelitian yang dilaksanakan dapat memberikan sumbangan besar bagi praktek pembelajaran. Setelah itu Bapak Kepala Sekolah menyarankan untuk menemui waka kurikulum dan guru matematika kelas X untuk membicarakan keperluan penelitian dan langkah – langkah selanjutnya.

Sesuai dengan saran kepala sekolah pada hari tersebut peneliti langsung menemui guru matematika kelas X yang pada hari itu beliau ada jadwal mengajar di MAN. Pada pertemuan itu peneliti mengutarakan maksud dan tujuan penelitian dan sekaligus melakukan observasi dan wawancara dengan guru bidang study matematika untuk mengetahui situasi dan kondisi kegiatan pembelajaran matematika, keaktivan siswa menyangkut respon siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika.

(7)

matematika. Menurut beliau, kelas yang siswanya berkemampuan heterogen dan belum pernah dilakukan penelitian tindakan kelas adalah kelas X-F. Untuk itu peneliti memilih kelas X-F sebagai obyek penelitian.

Kemudian dilakukan observasi untuk mengetahui bagaimana cara guru mengajar dan kondisi lingkungan sekolah serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu observasi juga digunakan untuk mengetahui gambaran kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal matematika. Untuk mendapatkan hasil yang valid, peneliti masuk kelas X-F pada saat pelajaran matematika yaitu pada tanggal 4 Mei 2012.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap guru bidang studi matematika kelas X-F didapatkan bahwa selama proses mengajar matematika, guru menggunakan metode ceramah dan pengerjaan tugas. Sehingga siswa terlihat pasif saat mengikuti pelajaran matematika. Selain itu siswa cepat bosan karena hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Berdasarkan hal tersebut kemudian direncanakan suatu penelitian yang menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Numberd Head Together (NHT). Dalam penelitian tindakan kelas ini membutuhkan beberapa kali pertemuan. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pelaksana tindakan kelas adalah peneliti sendiri. Sedangkan guru bidang studi dan teman sejawat bertindak sebagai pengamat semua aktivitas peneliti dan siswa dalam belajar mengajar yang sudah direncanakan pada PTK.

(8)

akan diajarkan. Pretest dilakukan pada tanggal 5 Mei 2012 yang terdiri dari 3 soal uraian sebagaimana terlampir dalam lampiran. Adapun hasil pretestvkelas X-F dalam tabel berikut:

Tabel 4.4

30 30 40 Tuntas TuntasTidak

1 Agus Setia Budi 20 20 5 45 70 √ 12 Istaudzanatul Arofah 30 30 20 80 70 √ 13 M. Khafid Anhari 30 20 30 80 70 √

19 Miftakhul Jannah 20 20 20 60 70 √

(9)

Dari hasil pretest menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Ada 47,3% siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, sedangkan rata – rata siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah 52,7% ≤ 85%. Prosentase tersebut belum sesuai dengan syarat mencapai ketuntasan belajar.

2. Paparan Data Siklus 1

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa komponen penting dalam PTK yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang merupakan satu kesatuan utuh dan dipandang sebagai satu siklus. Pengamatan dalam satu siklus disini adalah satu putaran kegiatan yang terdiri atas perancanaan, penberian tindakan, observasi, dan refleksi.

Untuk siklus I materi yang disampaikan adalah kedudukan titik, garis, dan bidang pada ruang tiga dimensi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Adapun secara rinci pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

(10)

1. Melakukan koordinasi dengan guru bidang studi matematika kelas X-F MAN Kunir Wonodadi Blitar.

2. Menyampaikan lembar observasi dan catatan lapangan. 3. Menyampaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) b. Pelaksanaan

Pertemuan I

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 Mei 2012 Sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa.

Kegiatan awal

Pada kesempatan ini peneliti memperkenalkan materi yang akan dipelajari dan mengingatkan kembali tentang materi bangun ruang yang merupakan dasar dari materi yang akan dipelajari yaitu materi dimensi tiga. Selain itu peneliti juga menjelaskan tentang metode pembelajaran yang akan digunakan. Serta memberikan motivasi kepada siswa.

Kegiatan inti

(11)

memberikan nomor kepada masing – masing siswa dalam setiap kelompok.

Setelah disebutkan nama anggota kelompok beserta nomor tiap individu, guru meminta siswa untuk berkumpul dengan masing – masing kelompok mereka. Kemudian peneliti membagikan tugas belajar dan siswa diminta untuk mengerjakan bersama kelompoknya. Guru : Silahkan kalian berkumpul dengan kelompok kalian, dan

kerjakan soal itu! saya beri waktu 10 menit untuk

mendiskusikan bersama kelompok kalian.

Siswa : Iya Bu, (serempak)

Kemudian peneliti berkeliling untuk mengamati aktivitas siswa pada saat berdiskusi dengan kelompoknya.

Guru : Dari lembar diskusi tersebut Ada yang ditanyakan?

Khafid : Untuk soal nomor 3 yang poin C. Maksud dari bidang

yang memotong itu bagaimana?

Guru : Bidang dikatakan memotong apabila bidang tersebut

tegak lurus dengan bidang yang lain.

Khafidz : Iya, Bu.

Guru : yang lainnya ada yang ditanyakan?

(12)

Setelah diskusi dengan kelompok dirasa sudah selesai, maka peneliti menunjuk dengan menyebutkan siswa dari salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Adapun percakapannya sebagai berikut:

Guru : Sesuai dengan pembelajaran ini, untuk mempresentasikan

hasil kelompok saya akan menunjuk kalian berdasarkan

nomor yang sudah saya berikan sebelumnya.

Untuk soal nomor 1, dipresentasikan oleh siswa nomor 3

dari kelompok 5. Silahkan kedepan!

Diah P. : Titik – titik sudut diluar garis FG = titik A, B, C, D, dan H.

Titik sudut pada sisi ABCD = titik A, B, C, dan D.

Titik yang melalui titik sudut E = ADHE, ABFE, dan EFGH.

bidang yang melalui titik A, E, dan G = bidang diagonal ACGE

Guru :Sekarang siswa nomor 1 dari kelompok 5, silahkan

menanggapi jawaban dari wakil kelompok 3!

Masitoh : Iya Bu,

Menurut saya jawabannya sudah benar, Bu.

Guru : Bagaimana dengan kelompok lain? Apakah sudah sama?

Siswa : Sudah, Bu. ( serempak )

Guru : Dari soal nomor 1 ada yang ditanyakan?

Siswa : Tidak, Bu.

Guru : Sekarang kita lanjutkan soal nomor 2.

Siswa nomor 4 dari kelompok 9, silahkan maju kedepan

(13)

Indah : iya, Bu.

a. Rusuk – rusuk yang sejajar = AB//CD dan BC//AD

b. rusuk yang memotong rusuk AD = AB, CD, TA, dan TD.

c. sisi yang memotong sisi TAB = TBC dan TAB

Guru : silahkan siswa nomor 2 dari kelompok 1 menanggapi hasil dari

kelompok 9.

Yogi : Untuk poin a, b, sudah sama. Tapi untuk poin c ada tambahan

yaitu sisi ABCD.

Guru : iya, jawaban kalian sudah betul.

Dilanjutkan soal nomor 3, yang maju siswa nomor 2 dari

kelompok 7 yaitu Muhanafi Faiza.

Nafi : Maaf Bu, saya belum bisa.

Guru : Kenapa?

Nafi : Kelompok kami masih belum faham, karena ibu terlalu cepat

dalam menerangkan.

Guru : Baiklah nanti kita bahas bersama.

Mungkin dari kelompok lain ada yang ingin menjawab?

Luluk : Iya, Bu. Saya Luluk, nomor 2 dari kelompok 2.

a. Bidang yang berimpit dengan bidang ABCD = ABD, DBC

b. Budang yang sejajar bidang ABFE = DCGH

c. ABFE, BCGF, DCGH, ADHE, dan DBFH

Guru : Ada yang ditanyakan?

Siswa : Tidak, Bu. ( Serempak )

(14)

kelompok yang berbeda. Seperempat atau sepertiga dari jumlah kelompok siswa yang ada, dianggap cukup untuk mewakilinaktivitas rata – rata seluruh kelas.

Kegiatan akhir

Sebelum pelajaran berakhir peneliti mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman, mengadakan evaluasi dan memberikan pekerjaan rumah yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.

Pertemuan II

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 11 Mei 2012. Sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, peneliti mengadakan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi jarak dalam ruang. Peneliti memberikan 5 soal uraian untuk dikerjakan tiap individu.

Guru : Untuk pertemuan hari ini saya akan memberikan 5 soal

untuk dikerjakan secara individu.

Luluk : boleh buka buku, Bu?

Guru : Tidak, karena soal ini untuk mengukur pemahaman kalian

tentang materi ini.

Siswa : Iya, Bu. ( serempak )

(15)

Tahab observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti, guru bidang studi dan teman sejawat. Dari hasil observasi ini peneliti akan mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya.

Pengamatan dilakukan sesuai dengan pedoman pengamatan yang sudah disediakan oleh peneliti. Jika ada hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam pedoman pengamatan maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil catatan lapangan.

Observasi sangat diperlukan untuk mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti membagi lembar observasi menjadi 3 bagian yaitu lembar aktivitas guru, lembar aktivitas kelompok dan lembar aktivitas individu. Lembar aktivitas peneleliti akan diamati oleh guru bidang studi dan teman sejawat, sedangkan lembar aktivitas kelompok dan individu akan diamati oleh peneliti dan teman sejawat.

Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

(16)

Hasil observasi aktivitas guru siklus I

Tahap Indikator Pengamat I Pengamat II

Nilai Ket Nilai Ket

Awal

1. Melakukan aktivitas rutin sehari – hari 2. Menyampaikan tujuan 3. Menentukan materi dan

pentingnya materi 2. Menjelaskan tugas

kelompok

3. Pemberian nomor 4. Meminta siswa

berdiskusi dengan kelompok

5. Membimbing dan mengarahkan kelompok dalam mengerjakan tugasnya.

6. Meminta siswa

mempresentasikan hasil

Berdasarkan tabel diatas beberapa hal yang tidak sampai tidak dilakukan peneliti adalah pentingnya materi dalam kehidupan sehari-hari secara terperinci. Secara umum kegiatan peneliti adalah sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Nilai yang diperoleh dari pengamat I adalah 49 dan nilai yang diperoleh oleh pengamat II adalah 48. Jadi nilai rata-rata yang diperoleh sebagai berikut:

(17)

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah:

Maka taraf keberhasilan peneliti berada pada kategori baik.

Hasil pengamatan aktivitas siswa secara keseluruhan selama kegiatan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil observasi aktivitas siswa siklus I

Tahap Indikator Pengamat I Pengamat II

Nilai Ket Nilai Ket

Awal

1. Melakukan aktivitas rutin sehari – hari 2. Memahami tujuan

1.Keterlibatan dalam membentuk kelompok 2. Memahami lembar

kerja

3. Keterlibatan dalam mengerjakan soal 4. Pengerjaan tugas 5. Mempresentasikan indicator pengamatan muncul dalam aktivitas kerja siswa. Nilai yang diperoleh dari pengamat I adalah 45 dan dari pengamat II adalah 43

(18)

Sedangkan skor maksimal adalah 55, sehingga nilai rata-rata yang diperoleh adalah:

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah:

Maka taraf keberhasilan peneliti berada pada kategori baik.

Untuk jenis pengamatan yang kedua adalah pengamatan aktivitas siswa secara individu selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.7

Tabel aktivitas siswa setiap indikator siklus I

No Indikator Skor Prosentase Kategori

1 Perhatian siswa 123 85,4 % Sangat baik

2 Diskusi dengan kelompok 118 81,9 % baik

3 Pengertian tugas 107 74,3 % cukup

4 Bertanya 97 67,3 % kurang

5 Presentasi 95 65,9 % kurang

Jumlah 108 74,9 % cukup

Berdasarkan kategori keaktifan siswa, maka aktivitas siswa pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa keaktifan siswa untuk memperhatikan dan diskusi dalam kategori baik. Sedangkan untuk pengerjaan tugas tergolong cukup. Dan untuk aktifitas bertanya dan berpresentasi tergolong kurang.

d. Hasil catatan lapangan

Untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, maka peneliti juga membuat catatan lapangan. Catatan lapangan ini dapat dipakai untuk

(19)

menunjukkan kecenderungan yang bersifat positif atau negatife. Hasil dari catatan lapangan dari siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil catatan lapangan siklus I

Observer Catatan

1. Aktivitas guru dalam pembelajaran

kooperatif tipe NHT  Cara menyampaikan tujuan kurang jelas.

 Dalam menjelaskan materi terlalu cepat

 Kurang memberikan penguatan

2. Aktivitas siswa dalam

pembelajaran kooperatif tipe NHT  Masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru

 Masih ada siswa yang berbincang

– bincang dengan temannya saat diskusi berlangsung.

3. Aktivitas siswa secara individu dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT

 Masih banyak siswa yang malu

bertanya.

 Masih ada siswa yang tidak mau presentasi.

e. Hasil Tes Evaluasi

Berdasarkan pada hasil tes evaluasi siklus I diperoleh data berupa skor dengan menggunakan skala 100 dan KKM 70. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil test siklus I

NO Nama Siswa

(20)

10 Ida Lutfina 15 15 10 10 5 55 √ 11 Indah Khoirun N. 15 15 10 10 15 65 √ 12 Istaudzanatul A. 20 15 10 20 20 85 √

13 M. Khafid Anhari 20 20 10 20 15 85 √ 14 Kunia Dewi 20 15 10 20 15 80 √ 15 Leni Fifiana 20 20 10 10 15 75 √ 16 Linda Elfi D 20 20 15 20 15 90 √ 17 Luluk Zulfa 20 20 20 10 15 85 √ 18 Mahanufi Faiza 15 15 10 10 10 70 √ 19 Miftakhul Jannah 10 20 10 20 10 70 √

20 Miftakhul Riski 10 15 - 10 5 40 √

21 M. Ainudin Zuhri 20 20 10 20 15 85 √

22 M. Aris R H 15 10 10 10 15 60 √

23 M. Aris S 15 15 10 10 15 70 √

24 M. Danang Eko 20 15 10 10 15 70 √ 25 M. Himatul Zuhri 15 20 20 10 15 80 √

26 M. Irkam Z. 10 15 10 10 10 55 √

27 Mila Silfia Nur K. 10 15 10 10 15 60 √ 28 Muji Rahayu 10 15 20 10 15 70 √

29 Ria Kumala Sari 15 20 10 10 15 70 √

30 Siti Masyitoh 15 10 10 10 5 50 √

31 Ummu Qoyyimah 20 10 10 10 15 75 √ 32 Wifa Kusnawa 20 15 10 10 15 70 √ 33 Yogi Laksana 20 15 20 10 15 80 √ 34 Zuhrufin F. N 20 15 20 20 15 90 √ 35 Risatul Hasanah 20 20 10 20 10 80 √ 36 M. lutfi Azhar 20 20 10 10 5 70 √

Jumlah 605 595 445 495 480 2620 27 9

Rata – rata 16,8 16,5 12,7 13,1 12,9 72,77 75% 25%

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata hasil belajar 72,77 dengan ketuntasan mencapai 75% ≤ 85%. Prosentase tersebut belum mencapai indikator keberhasilan tindakan. Sehingga perlu diadakan perbaikan pada siklus II.

f. Refleksi

(21)

1. Masih ada siswa yang kurang faham dengan langkah kerja pembelajaran kooperatif tipe NHT.

2. Masih banyak siswa yang belum faham tentang materi yang diajarkan, karena peneliti tidak rinci dalam menerangkan.

3. Pada saat berkelompok, masih ada siswa yang berbincang-bincang dengan temannya.

4. Tugas banyak yang dikerjakan secara individu.

5. Siswa tidak mau bertanya saat merasa kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh peneliti.

6. Masih ada siswa yang tidak mau mampresentasikan hasil diskusi. 7. Hasil belajar yang dicapai belum mencapai ketuntasan belajar yaitu

≥85% dari jumlah siswa dalam satu kelas.

Dari hasil refleksi diatas, kemudian peneliti memberikan tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya. Tindakan tersebut antara lain:

1. Peneliti menjelaskan kembali langkah kerja pembelejaran kooperatif tipe NHT.

2. Peneliti menjelaskan materi secara rinci.

3. Peneliti memberikan sanksi kepada anggota kelompok yang tidak ikut mengerjakan tugas bersama bersama dengan kelompoknya.

(22)

5. Mengurangi nilai kelompok yang salah satu anggotanya tidak mau mempresentasikan tugas dari peneliti.

6. Memberikan soal-soal tentang jarak dalam ruang untuk meningkatkan hasil belajar.

3. Paparan Data Siklus II

Pembelajaran siklus II ini merupakan perbaikan dari pembelajaran siklus I. Dari hasil observasi dan pengamatan pada siklus I, aktivitas siswa pada indikator bertanya dan presentasi masih tergolong kurang. Sedangkan hasil belajar siswa masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM. Oleh karena itu pada siklus II ini difokuskan pada aktivitas bertanya dan presentasi siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun proses secara rinci pada siklus II ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1. Melakukan koordinasi dengan guru bidang study matematika kelas X-F MAN Kunir.

2. Menyampaikan lembar obsrevasi dan catatan lapangan. 3. Menyiapkan kerangka pembelajaran.

(23)

Pembelajaran pada pertemuan III ini difokuskan pada bagaimana cara meningkatkan aktivitas siswa dalam bertanya dan presentasi. Karena pada siklus I aktivitas siswa dalam bertanya dan presentasi tergolong kurang. Selain itu pada siklus II ini peneliti juga berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa , karena berdasarkan hasil evaluasi I masih ada siswa yang belum mencapai KKM.

Pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan pada hari jum,at tanggal 11 April 2012 dengan materi jarak dalam ruang. Adapun rincian pelaksanaan sebagai berikut:

Kegiatan awal

Pada pertemuan ini peneliti menjelaskan kembali langkah kerja pembelajaran kooperatif agar siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Kemudian peneliti memberikan motovasi kepada siswa dan mengingatkan materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Percakapannya sebagai berikut:

Guru : Apakah kalian masih ingat dengan Theorema

Phytagoras?

Siswa : Masih, Bu. ( serempak )

Guru : Masih ingat rumus Theorema Phytagoras?

Siswa : Masih, Bu. ( serempak )

Guru : materi kita selanjutnya adalah jarak dalam ruang, untuk

menghitungnya kita akan menggunakan aturan Theorema

(24)

Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan materi jarak dalam ruang secara rinci agar siswa mampu memahaminya. Peneliti memberikan lembar diskusi kelompok untuk dikerjakan masing – masing kelompok. Guru : Silahkan kalian berkumpul dengan kelompok kalian, dan

kerjakan soal itu! saya beri waktu 10 menit untuk

mendiskusikan bersama kelompok kalian.

Siswa : Iya Bu, (serempak)

Kemudian peneliti berkeliling untuk mengamati aktivitas siswa pada saat berdiskusi dengan kelompoknya.

Guru : Dari lembar diskusi tersebut Ada yang ditanyakan?

Linda : Bagaimana cara mencari sisi AC, Bu?

Guru : Kita cari dengan menggunakan Teorema Phytagoras.

Karena AC merupakan sisi miring maka, untuk mencari

rumusnya: √ AB2 + BC2

Linda : Iya, Bu.

Guru : dari kelompok lain ada yang ditanyakan?

Azhar : Ada, Bu.

Bagaimana cara mencari sisi AG?

Guru : Untuk mencari AG kita harus menentukan dulu jarak AC.

Setelah itu kita cari dengan menggunakan Teorema

(25)

Setelah diskusi dengan kelompok dirasa sudah selesai, maka peneliti menunjuk dengan menyebutkan siswa dari salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.

Guru : Untuk soal nomor 1, dipresentasikan oleh siswa nomor 2

dari kelompok 6. Silahkan maju kedepan!

Azhar : untuk menentukan sisi AC kita gunakan rumus pythagoras: AC = √ AB2 + BC2

= √ a2 + a2

= √ 2a2

= a√2 cm

Guru :Sekarang siswa nomor 1 dari kelompok 8, silahkan

menanggapi jawaban dari wakil kelompok 3!

Eni : Iya Bu,

Menurut saya jawabannya sudah benar bu.

Guru : Bagaimana dengan kelompok lain? Apakah sudah sama?

Siswa : Sudah, Bu. ( serempak )

Guru : Dari soal nomor 1 ada yang ditanyakan?

Siswa : Tidak, Bu.

Guru : Sekarang kita lanjutkan soal nomor 2.

Siswa nomor 3 dari kelompok 7, silahkan maju kedepan

untuk presentasi.

Aris : iya, Bu.

Untuk menentukan jarak AD kita harus mengetahui jarak

AC. Karena jarak AC sudah di bahas pada soal nomor 1

(26)

AG = √ AC2 + CG2 = √ ( a√2 )2 + a2

= √ 2a2 + a2

= √ 3a2

= a√3cm

Guru : Silahkan siswa nomor 3 dari kelompok 2 menanggapi hasil dari

kelompok 7.

Ummu : Jawabannya sudah sama, Bu.

Guru : Dilanjutkan soal nomor 3, yang maju siswa nomor 4 dari

kelompok 1.

Mila : Jarak titik B ke H adalah panjang ruas garis BH.

Ruas garis BH terletak pada bidang diagonal BDHF. Pada segitiga BDH berlaku rumus phytagoras, yaitu:

BH2 = BD2 + DH2 = (8√2)2 + 82 = 128 + 64 BH = √192 = 8√3 Guru : Ada yang ditanyakan?

Siswa : Tidak, Bu. ( Serempak )

Kurang lebih 3 anak yang ditunjuk untuk mempresentasikan kedepan dan 3 anak yang ditunjuk untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang berbeda. Seperempat atau sepertiga dari jumlah kelompok siswa yang ada, dianggap cukup untuk mewakilinaktivitas rata – rata seluruh kelas.

Kegiatan akhir

(27)

Pertemuan IV

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari sabtu, 12 Mei 2012 pada pertemuan ini peneliti mengadakan tes evaluasi II untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa pada materi jarak dalam ruang. Peneliti memberikan 5 soal uraian. Berikut kutipan percakapan peneliti dengan siswa:

Guru : dari ke lima soal yang saya berikan, apa ada yang belum

jelas?

Siswa : Tidak, Bu. ( serempak )

Guru : Baiklah, sekarang kalian kerjakan secara mandiri!

Siswa : Iya, Bu.

c. Observasi

Tahab observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti, guru bidang studi dan teman sejawat. Dari hasil observasi ini peneliti akan mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya.

(28)

Observasi sangat diperlukan untuk mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini peneliti membagi lembar observasi menjadi 3 bagian yaitu lembar aktivitas guru, lembar aktivitas kelompok dan lembar aktivitas individu. Lembar aktivitas peneleliti akan diamati oleh guru bidang studi dan teman sejawat, sedangkan lembar aktivitas kelompok dan individu akan diamati oleh peneliti dan teman sejawat.

Hasil observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil observasi aktivitas guru siklus II

Tahap Indikator Pengamat I Pengamat II

Nilai Ket Nilai Ket

Awal

1. Melakukan aktivitas rutin sehari – hari

2. Menyampaikan tujuan 3. Menentukan materi dan

pentingnya materi

1. Meminta siswa berkumpul dengan anggota kelompok kelompok

2. Menjelaskan tugas kelompok

3. Pemberian nomor

4. Meminta siswa berdiskusi dengan kelompok

5. Membimbing dan mengarahkan kelompok dalam mengerjakan tugasnya.

(29)

Berdasarkan tabel diatas beberapa hal yang tidak sampai tidak dilakukan peneliti adalah pentingnya materi dalam kehidupan sehari – hari secara terperinci. Secara umum kegiatan peneliti adalah sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Nilai yang diperoleh dari pengamat I adalah 52 dan nilai yang diperoleh oleh pengamat II adalah 51. Jadi nilai rata-rata yang diperoleh sebagai berikut:

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah:

Maka taraf keberhasilan peneliti berada pada kategori sangat baik.

Hasil pengamatan aktivitas siswa secara keseluruhan selama kegiatan pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil observasi aktivitas guru siklus II

Tahap Indikator Nilai Pengamat IKet Nilai Pengamat IIKet

Awal

1. Melakukan aktivitas rutin sehari – hari

1. Keterlibatan dalam membentuk kelompok 2. Memahami lembar kerja 3. Keterlibatan dalam

mengerjakan soal 4. Pengerjaan tugas 5. Mempresentasikan hasil

kelompok

6. Menyiapkan pertanyaan

5

akhir 1. Menanggapi evaluasi 5 semua 4 a, c, d

(30)

2. Mengakhiri pembelajaran 5 semua 5 semua

Jumlah 51 50

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan belajar siswa secara umum sudah sesuai dengan harapan. Sebagian besar indicator pengamatan muncul dalam aktivitas kerja siswa. Nilai yang diperoleh dari pengamat I adalah 50 dan dari pengamat II adalah 51. Sedangkan skor maksimal adalah 55, sehingga nilai rata-rata yang diperoleh adalah:

Jadi nilai akhir yang diperoleh adalah:

Maka taraf keberhasilan peneliti berada pada kategori sangat baik. Untuk jenis pengamatan yang kedua adalah pengamatan aktivitas siswa secara individu selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.12

Tabel aktivitas siswa setiap indikator siklus II

No Indikator Skor Prosentase Kategori

1 Perhatian siswa 120 83.3% baik

2 Diskusi dengan kelompok 125 86.8% Sangat baik

3 Pengerjaan tugas 123 85,4% baik

4 Bertanya 112 77,7% cukup

5 Presentasi 110 76,3% cukup

Jumlah 118 81,9% baik

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa indikator pada perhatian siswa menurun. Sedngkan pada indikator yang lain cenderung meningkat.

g. Hasil Tes Evaluasi

(31)

Tabel 4.12 Hasil test siklus II

NO Nama Siswa

(32)

Prosentase tersebut sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan. Untuk itu tidak perlu diadakan perbaikan.

g. Refleksi

Adapun hasil refleksi berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil tes evaluasi maka diperoleh beberapa hal, yaitu:

1. Hasil belajar siswa pada test evaluasi siklus II menunjukkan peningkatan yang sangat baik. Sebagian besar siswa dapat mencapai KKM yaitu ≥70 dan ketuntasan belajar sudah mencapai 94.4%. sehingga tidak perlu diadakan pengulangan siklus.

2. Aktifitas peneliti telah menunjukkan tingkat keberhasilan dalam kategori sangat baik.

3. Aktifitas siswa telah menunjukkan tingkat keberhasilan dalam kategori sangat baik terutama pada indikator presentasi dan bertanya.

4. Kegiatan belajar sudah sesuai dengan rencana pembelajaran.

5. Kegiatan pembelajaran menunjukkan siswa aktif dalam berdiskusi dan bertanya.

Berdasarkan hasil refleksi diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak perlu diadakan lagi pengulangan siklus untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

(33)

Wawancara dilakukan terhadap subjek yang berjumlah tiga siswa untuk mengetahui respon terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah mereka ikuti, dan pemahaman terhadap materi. Wawancara dilakukan peneliti terhadap subjek wawancara setelah pelaksanaan penelitian. Siswa menyatakan bahwa teman-teman di kelas mereka merasa lebih jelas menerima materi dan konsep dengan jelas karena pembelajaran dilakukan dengan bekerja sama dengan kelompok.

Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa akan lebih mudah menerima pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Adapun transkrip hasil wawancara bias dilihat pada lampiran.

D. Temuan Peneliti

Berdasarkan penelitian diatas, temuan yang diperoleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Siswa merasa senang ketika mengikuti pembelajaran menggunakaan model kooperatif model NHT.

2. Siswa dapat memperoleh pengalaman baru saat mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe NHT.

3. siswa terlihat aktif saat mengikuti pembelejeran, sehingga suasana kelas tidak membosankan.

(34)

5. Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini juga melatih siswa untuk menghargai pendapat siswa lain sat mempresentasikan hasil kerja.

6. Pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajr siswa, sehingga nilai-nilai yang mereka peroleh bisa maksimal.

E. Pembahasan

Numbered Head Togetrer adalah pembelajaran saling berdiskusi dengan kelompok dan pemberian nomor sehingga setiap siswa harus siap sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Pembelajaran ini merupakan suatu pembelajaran yang efektif untuk membuat variasi suasana diskusi didalam kelas. Dengan prosedur yang digunakan dalam NHT dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berfikir, untuk merespon dan saling membatu. Dalam pembelajaran ini guru hanya melengkapi penyajian singkat, sedangkan siswa dituntut untuk aktif dalam berfikir.

Dalam penelitian ini pembentukan kelompok disesuaikan dengan kemampuan siswa sehingga dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Sehingga semua kelompok menjadi seimbang dan bisa aktif semua.

(35)

dan nomor yang tadi sudah dibagikan. Pemberian nomor tersebut bertujuan agar semua siswa siap dan sungguh-sungguh dalam memahami materi yang diajarkan.

Berdasarkan penelitian yang dihasilkan oleh peneliti diperoleh bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika kelas X-F MAN Kunir pada pokok bahasan ruang dimensi tiga. Dengan pembelajaran ini siswa bisa berdiskusi dengan kelompok dan aktif bertanya apabila belum memahami materi. Suasana kelas yang membosankan berubah menjadi suasana kelas yang menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan refleksi pada siklus I, masih terdapat kekurangan pada proses pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together ini. Diantaranya masih ada siswa yang kurang aktif dan kurang memahami tujuan pembelajaran. Selain itu siswa masih kurang percaya diri untuk mempresentasikan hasil kerja mereka. Dari kekurangan tersebut, maka perlu diadakan perbaikan pada tindakan selanjutnya.

(36)

Untuk hasil observasi pengamatan peneliti pada siklus I adalah 74,6 % masuk pada kategori cukup. Pada siklus II adalah 93 % masuk pada kategori sangat baik. Pada hasil observasi pengamatan siswa pada siklus I adalah 80 % masuk pada kategori baik. Pada siklus II adalah91 % masuk pada kategori sangat baik.

Sedangkan untuk aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dijelaskan sebagai berikut:

1. Aktivitas Siswa

pada pembelajaran Ruang Dimensi Tiga dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbereh Head Together, siswa tampak begitu aktif. Kondisi didalam kelas sangat menyenangkan, siswa saling antusias berdiskusi dengan kelompoknya. Siswa juga berusaha memahami materi, karena dalam pembelajaran ini guru menunjuk nomor untuk mempresentasikan hasil belajar mereka. Untuk itu setiap siswa harus siap dan juga harus memahami materi dengan baik.

Berdasarkan analisis aktivitas siswa dari siklus I dan siklus II selama menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu dari 74,9% menjadi 81,9%. sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe NHT dikategorikan baik.

(37)

aktivitas berdiskusi, bertanya, dan presentasi. Pembelajaran ini juga dapat mengurangi dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam pembelajaran bangun ruang dimensi tiga dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together diperoleh dari hasil tes akhir siswa (lihat lampiran). Test ini dilakukan pada akhir siklus I dan II, Setelah siswa memahami materi siklus I dan II. Masing-masing siswa mengerjakan test secara individu.

Dari hasil analisis nilai tes siswa pada siklus I terlihat bahwa rata-rata hasil belajar siswa adalah 72,77. Sedangkan berdasarkan hasil analisis ketuntasan siswa mencapai 75 %. Untuk itu pada siklus I tindakan yang diberikan belum bisa dikatakan berhasil karena belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti yaitu ketuntasan belajar siswa terhadap bahan ajar mencapai ≥85% dari jumlah siswa dalam satu kelas.

(38)

Penelitian tersebut sudah bisa dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa sudah paham dengan metode pembelajaran yang diterapkan guru (peneliti).

Gambar

Tabel 4.6Hasil observasi aktivitas siswa siklus I
Tabel aktivitas siswa setiap indikator siklus I
Tabel 4.9Hasil test siklus I
Tabel 4.10Hasil observasi aktivitas guru siklus II
+4

Referensi

Dokumen terkait

Klaim Pizza Hut India bahwa mereka adalah perusahaan Internasional dengan hati India, sepenuhnya telah dibuktikan dengan menyediakan menu yang sesuai dengan

Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak

environment sanitation, local community knew and ready to implemented community-based environment sanitation in their location. Local community also knows what the

In Pagar Alam, the temperature and the longer period of dry season affects coffee production. While 23.33% of farmers said that the drought did not affect

Dari hasil analisis tersebut, didapatkan konsep sistem informasi geografis untuk pemetaan dan pencarian rumah sakit dan puskesmas di majalengka dengan memanfaatkan

The result of the study shows the decrease area of wetlands is up to 12,265 Ha during 2009-2013 for various purposes, the implementation of spatial plan and coordination among

Demikian Berita Acara Penutupan Upload Dokumen Penawaran pekerjaan ini dibuat dengan sebenarnya, atas perhatian diucapkan terima kasih.. Desfa

Penggunaan metode guided note taking dapat meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V SDN 2 Kalirejo Kebumen Tahun