• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Untuk Kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin | Ampaka | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3969 12668 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw Untuk Kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin | Ampaka | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3969 12668 1 PB"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

215

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn

Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif

Learning Tipe Jigsaw

Untuk Kelas IV

SDN Inpres Lesan/Tobungin

Arni Ampaka

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Inpres Lesan/ Tobungin. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran PKn dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV di SDN Inpres Lesan /Tobungin. Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV di SDN Inpres Lesan Tobungin. Subjek melibatkan siswa kelas IV yang berjumlah 25 orang. Rancangan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan (2) Pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pengumpulan data melalui teknik pemberian tes, wawancara, observasi dan pencatatan lapangan. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pratindakan didapatkan hanya terdapat 4 orang siswa (16%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) orang siswa dengan kriteria tidak tuntas. Hasil penelitian menunjukan Pada siklus 1 banyak siswa yang tuntas 11 orang presentase ketuntasan klasikal 44%. Sedangkan Siklus II banyaknya siswa yang tuntas 20 orang, presentase ketuntasan klasikal 80%. Kesimpulan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Inpres Lesan/ Tobungin.

Kata Kunci: Pembelajaran Cooperatif Tipe jigsaw, Hasil Belajar, PPKn

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan membina potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan di tingkat dasar, menengah dan

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

216 atau siswa agar dapat memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap pelajar sebagai bentuk perilaku hasil belajar. Perubahan dari hal ini biasanya dilakukan oleh guru dengan menggunakan beberapa metode dan kegiatan praktik untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar sehingga siswa aktif di dalamnya.

Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan adalah dengan menggunakan pembelajaran aktif dimana siswa melakukan sebagian besar pekerjaan

yang harus dilakukan. Siswa menggunakan otaknya untuk mempelajari berbagai masalah dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung dan menarik hati dalam belajar. Untuk mempelajari sesuatu dengan baik, belajar aktif membantu untuk mendengarkan, melihat, mengajukan pertanyaan tentang pelajaran tertentu dan mendiskusikannya dengan yang lain. Dalam belajar aktif yang paling penting siswa perlu memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba ketrampilan-ketrampilan dan melaksanakan tugas yang tergantung pada pengetahuan yang telah dimiliki.

Proses belajar mengajar, guru memiliki kedudukan sebagai figur sentral. Di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah. Agar para guru mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, hendaknya para guru memahami dengan seksama hal-hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Dalam melakukan proses pembelajaran guru dapat memilih dan menggunakan beberapa metode mengajar. Pemilihan suatu metode perlu

memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan pembelajaran dan kondisi siswa dalam pembelajaran serta hal-hal yang berkaitan dengan

keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

217 Diantaranya yaitu: 1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru pada setiap pembelajaran, 2. Siswa tidak memiliki kemampuan dalam pembelajaran PKn, 3. Konsentrasi siswa kurang terfokus pada pembelajaran PKn dan 4. Kurangnya kesadaran siswa terhadap pembelajaran PKn. Kelemahan-kelemahan di atas

merupakan masalah desain dan strategi pembelajaran di kelas yang penting dan mendesak untuk dipecahkan. Karena interaksi dalam pembelajaran akan berjalan

pincang dan berakibat luas pada rendahnya mutu proses maupun hasil pembelajaran. Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan prestasi belajar Pkn disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran PKn karena dalam mempelajari Pkn tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep PKn tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan PKn dengan baik dan benar. Melalui model pembelajaran ini siswa dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran PKn sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Nur (1996:25) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tidak

hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep PKn yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kerjasama, berfikir kritis, kemauan

membantu teman dan sebagainya. Pada prinsipnya model pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan tingkah laku kooperatif antar siswa sekaligus membantu siswa dalam pelajaran akademisnya. Ada banyak variasi pendekatan dalam model pembelajaran kooperatif. Setiap pendekatan memberi penekanan pada tujuan tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

218 pendekatan struktural. Pendekatan struktural terdiri dari dua tipe yaitu tipe Think Pair Share dan tipe Numbered Heads Together (NHT). Melihat penguasaan siswa terhadap materi PKn, maka dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena pada model ini siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dan terjadinya kerja sama dalam kelompok dengan ciri utamanya adanya diskusi sehingga semua siswa

berusaha untuk memahami setiap materi yang diajarkan dan bertanggung jawab atas nomor anggotanya masing-masing. Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa.

Berdasarkan kondisi sekolah tingkat prestasi belajar siswa masih rendah khususnya di pembelajaran PKn. Sampai saat ini, khususnya SDN Inpres Lesan Tobungin diketahui tingkat penguasaannya terhadap pelajaran PKn masih rendah. Oleh karena itu, untuk memperoleh data yang akurat mengenai penguasaan pembelajaran Sains murid kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin perlu dilakukan penelitian.

Dari informasi guru mata pelajaran PKn hanya 10% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan hasil rata-rata prestasi belajar PKn pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 hanya 5,2. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar yang dicapai siswa-siswi kelas IV hanya 52%. Berdasarkan nilai tersebut berarti kegiatan

pembelajaran belum tuntas dan tidak tercapai tujuan yang diinginkan yaitu secara klasikal 80%.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw untuk Kelas IV SDN Inpres Lesan/ Tobungin”

METODE

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

219 refleksi diri yang bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran, yang direncanakan 3

siklus.

Rancangan dari model PTK Gambar 1 Desain Penelitian

(Kemmis dan Mc Taggart dalam Depdiknas, 2005;30)

Penelitian ini dilaksanakan SDN Inpres Lesan Tobungin. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Nopember tahun 2014.

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

220 Agar tidak terjadi penafsiran yang keliru atas istilah dalam penelitian ini maka perlu diberikan definisi sebagai berikut

1. Pembelajaran jigsaw merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan

2. Hasil belajar, merupakan hasil akhir dari suatu proses belajar mengajar Sains dapat ditunjukkan dengan kemampuan kognitif.

Indikator kinerja dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:

1. Indikator kinerja yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar PKn daya serap individu (DSI) siswa minimal 70% siswa telah memperoleh nilai minimal 6,0 (ketetapan sekolah yang bersangkutan).

Daya Serap Secara Individu

Persentase DSI = �� � ℎ ��

� � x 100%

2. Indikator kinerja yang berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ketuntasan belajar klasikal (KBK) yaitu minimal 80%.

Ketuntasan Belajar Klasikal

Persentase KBK = �ℎ �� �� � �

�ℎ �� � x 100%

HASIL

Deskripsi Data Awal

Hasil observasi tentang kegiatan guru dimaksud untuk mengetahui tingkat kemampuan guru (peneliti) dalam menyusun dan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin.

Untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses kegiatan pembelajaran

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

221 observasi yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang dijadikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini, yang diobservasi langsung oleh teman sejawat. Adapun hasil observasi dari kegiatan guru (peneliti) di dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru

No Aspek Yang Dinilai Penilain

1 2 3 4

d) Memotivasi siswa bertanya dan menjawab √

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

222 baik sebanyak 1 komponen. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap pertama.

Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Hasil pengamatan siswa tersebut dapat di lihat pada Tabel 4.2: Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa

No Aspek Yang Diamati

Penilaian

1 2 3 4

1 Memperhatikan penjelasan guru √

2 Mengamati latihan dengan seksama √

3 Siswa memilih kelompok sesuai dengan topik keahlianya

4 Mengikuti latihan menurut keahlian √

5 Mengadakan latihan dengan kelompok asal

dengan tutor anggota ahli

6 Keaktifan √

7 Melaksanakan ujian praktek perindividu √

8 Bertanya √

9 Menerima penghargaan √

10 Melakukan umpan balik pada guru √

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

223 kurang, 7 aspek yang sudah mendapatkan nilai cukup.

Setelah observasi dilaksanakan kemudian peneliti menemui kembali kepala sekolah untuk rencana mengadakan pra tindakan (tes awal) kepada siswa kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin. Tes awal dilaksanakan. Dalam tes

awal ini yang dijadikan dasar penelitian ini adalah hasil ulangan harian siswa kelas IV. Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada ulangan harian tersebut

dapat dilihat pada Tabe1 4.3

Tabel 4.3 Analisis Pra Tindakan Data Awal

No Nama Siswa L/P Nilai Daya Serap

Ketuntasan (%)

Ketuntasan

10 ya Tidak

1 Andini P 6 60% √

2 Ari Sigit Setiawan L 6 60% √

3 Fitri Rahayu P 6 60% √

4 Dial P 7 70% √

5 Fani Nofriani P 6 60% √

6 Ferdiansyah Madina L 6 60% √

7 Fito ramadhan L 6 60% √

8 Ika Citra Pratiwi P 5 50% √

9 Muh.Rayyan L 6 60% √

10 Muh. Fajar L 7 70% √

11 Moh.Rizki L 7 70% √

12 Moh. Samrisno L 6 60% √

13 Moh.Saiful L 6 60% √

14 Nur.Rahmat Ramadani P 6 60% √

15 Fitriani P 6 60% √

16 Retno Maidita P 6 60% √

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

224

18 Ridwan Jasirudin L 6 60% √

19 Ridwan Jafar L 6 60% √

20 Rizki Fani L 7 70% √

21 Serum Indah Lestari P 6 60% √

22 Siti Hadija P 6 60% √

23 Sandi Saputra L 6 60% √

24 Syahrul Ramadhan L 6 60% √

25 Seftina Wati Lutfi P 6 60% √

Skor yang diperoleh 153 4 21

Skor maksimal 250

Persentase skor tercapai 61,2%

Tuntas Klasikal 16%

Daya Serap Klasikal = 61,2%

Memperhatikan hasil observasi di atas, nyatalah produktifitas hasil belajar-mengajar belum tercapai secara maksimal, dimana hanya terdapat 4 orang siswa (16%) dengan kriteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) orang siswa dengan kriteria tidak tuntas. Dengan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa daya serap individu belum berjalan dengan baik dan ketuntasan klasikal dalam pembelajaran selama ini tidak tercapai dengan baik. Daya serap individu masih berada pada nilai

kurang dari 70% dan tercatat hanya 4 orang siswa yang memperoleh nilai ketuntasan individu di atas 60%, serta ketuntasan klasikal hanya mencapai 16%,

hasil ini masih sangat jauh dari ketuntasan klasikal yang di inginkan.

Berdasar atas hasil di atas, maka perlu dipikirkan konsep pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi siswa yang bermuara pada peningkatan hasil yang akan diberikan. Pada pelaksanaan tindakan penelitian selanjutnya.

Deskripsi Siklus 1

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

225 penilaian pada pra tindakan, pemberian tes awal di mana daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari 70% dan ketuntasan klasikal masih 16%. Dari hasil observasi awal tersebut di adakan tes perbaikan-perbaikan strategi pengajaran yang baik untuk meningkatkan hasil yang dicapai tersebut.

Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang

dalam skenario pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada Tabel 4. 4:

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

No Aspek Yang Dinilai Penilain

1 2 3 4

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

226 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di kelas IV SD Inpres Lolu. Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati 2 komponen yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 4 dan bernilai baik

sebanyak 5 komponen. Dengan melihat komponen guru dalam melaksanakan proses pelajaran perlu diperbaiki pada tahap kedua.

Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan tentang pemberian metode kooperatif tipe jigsaw siswa tersebut dapat di lihat pada Tabel 4. 5:

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

No Aspek Yang Diamati

Penilaian

1 2 3 4

1 Memperhatikan penjelasan guru √

2 Mengamati latihan dengan seksama √

3 Siswa memilih kelompok sesuai dengan topik keahlianya

4 Mengikuti latihan menurut keahlian √

5 Mengadakan latihan dengan kelompok asal dengan tutor anggota ahli

6 Keaktifan √

7 Melaksanakan ujian praktek perindividu √

8 Bertanya √

9 Menerima penghargaan √

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

227 Berdasarkan hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data

siklus pertama kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori kurang, 5 aspek yang sudah mendapatkan nilai cukup dan 4 yang sudah

berkategori baik.

Tuntas Klasikal = 44%

Daya Serap Klasikal = 64,8%

Dari data tersebut terdapat peningkatan ketuntasan dibandingkan dengan tes awal hasil belajar siswa, skor tertinggi di data awal 70% menjadi 80% yang tuntas di data awal 4 orang menjadi 11 orang setelah diberi tindakan pada siklus I, sedangkan daya serap klasikal dari 16% di data awal mengalami peningkatan menjadi sebesar 44% pada siklus 1.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan Siklus I selama kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh kekurangan-kekurangan yang harus direfleksikan pada Siklus II sebagai berikut:

a. Kurangnya kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

b. Perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar masih kurang.

c. Sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan yang diberikan.

d. Motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar masih kurang. Dengan demikian peneliti dan teman sejawat menyepakati bahwa keadaan tersebut harus dilanjutkan lagi dengan tindakan pada siklus II.

Deskripsi Siklus 2

(14)

perbaikan-Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

228 perbaikan penerapan metode tipe jigsaw. Meskipun hasil yang diperoleh sudah memperlihatkan peningkatan nilai, namun masih ditemukan beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan individu. begitu pula dengan ketuntasan klasikal baru memperoleh 44%, seiring tindakan penelitian pembelajaran dengan

model kooperatif tipe jigsaw dilanjutkan pada siklus yang kedua untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna.

Setelah menerapkan model kooperatif tipe jigsaw dalam kegiatan belajar-mengajar, langkah terakhir adalah memherikan tes untuk mengevaluasi kembali tingkat efektifitas penerapan metode kooperatif tipe jigsaw di dalam kelas dengan hasil sebagai berikut:

Pengamatan terhadap guru dalam pembelajaran pada tindakan siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan. Pengamatan didasarkan pada intisari kegiatan yang tertuang dalam skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil pengamatan terhadap guru dapat dilihat pada tabel 4. 8 berikut ini :

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

No Aspek Yang Dinilai Penilain

1 2 3 4

d) Memotivasi siswa bertanya dan menjawab

√ √ √

(15)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

229 3 Kegiatan akhir

a) Menyimpulkan b) Mengadakan post test c) Memberi tugas

d) Memotivasi belajaar dirumah

√ √

√ √

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diperoleh gambaran tentang kemampuan guru (peneliti) dalam melakukan proses pembelajaran pada siklus pertama di Kelas IV SD Inpres Lolu. Hal ini bisa diketahui dari 11 komponen yang diamati tidak satu pun yang bernilai kurang sementara yang bernilai cukup 2 komponen dan bernilai baik sebanyak 5 komponen yang bernilai sangat baik 4 komponen.

Berdasarkan pengamatan dari teman sejawat diperoleh data hasil

pengamatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil pengamatan tentang pemberian model pembelajaran tipe jigsaw siswa

tersebut dapat di lihat pada Tabel 4. 8:

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

No Aspek Yang Diamati

Penilaian

1 2 3 4

1 Memperhatikan penjelasan guru √

2 Mengamati latihan dengan seksama √

3 Siswa memilih kelompok sesuai dengan topik keahlianya

(16)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

230 5 Mengadakan latihan dengan kelompok asal

dengan tutor anggota ahli

6 Keaktifan √

7 Melaksanakan ujian praktek perindividu √

8 Bertanya √

9 Menerima penghargaan √

10 Melakukan umpan balik pada guru √

Berdasarkan hasil observasi yang ada pada Tabel di atas tentang langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa di atas juga memiliki 10 langkah kegiatan yang dijadikan sebagai sasaran observasi peneliti, pada data siklus kedua kesemua aspek (10 aspek) pembelajaran di atas 1 aspek yang berkategori cukup, 4 aspek yang sudah mendapatkan nilai yang baik dan 5 aspek yang berkategori sangat baik.

Adapun hasil analisis tes hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabe1 4.9

Tabel 4.9 Analisis Siklus II

Dari hasil refleksi siklus I, ternyata masih ada ditemukan kekurangan, disamping kelebihan. Oleh karena itu, perlu mencoba membuat alternatif tindakan untuk menutupi kekurangan pada siklus 1. Setelah pelaksanaan siklus

II dengan mengacu pada perbaikan kekurangan siklus I, maka dapat dikemukakan kelebihan-keiebihan dari siklus II antara lain:

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa

(17)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

231 5. Aktivitas peneliti dalam pembelajaran dengan menerapkan media gambar

Memperhatikan hasil yang di capai pada pelaksanaan siklus dua dimana rata-rata siswa sudah mencapai ketuntasan individu serta secara klasikal sudah memberikan hasil yang baik, sehingga pelaksanaan penelitian tindakan penerapan model

pembelajaran tipe jigsaw ini tidak lagi di lanjutkan pada siklus berikutnya. PEMBAHASAN

Sebelum melaksanakan proses tindakan penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran PPKn di Kelas IV SDN Inpres Lesan Tobungin diadakan tindakan observasi awal dengan memberikan soal tes kepada siswa, di mana nilai yang didapatkan dari hasil observasi awal ternyata daya serap individu masih jauh berada pada level di bawah rata-rata. Daya serap individu masih berada pada nilai kurang dari (70) % sebagai patokan ketercapaian ketuntasan individu dalam pembelajaran, begitu pula dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh yang hanya mencapai 16%. Jika di lihat dari hasil ketuntasan klasikal ini cukup jauh dari standar ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80%.

Hal tersebut di atas terjadi karena pemberian pembelajaran di setiap proses belajar-mengajar hanya menekankan pada pemberian materi semata, sehingga hilanglah rasa beban dan tanggung jawabnya sebagai guru yang bertugas memberikan pengajaran pada siswa. Setiap hari belajar siswa

dipenuhi dengan metode ceramah.

Proses belajarmengajar sangat monoton, selama kegiatan belajar

(18)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

232 dapat menurunkan kualitas siswa dalam belajar yang berdampak pada minimnya hasil yang diperoleh siswa.

Komponen-komponen pembelajaran tersebut dapat diterapkan dan berlangsung dalam keadaan interaksi yang harmonis, kemungkinan besar tujuan

pembelajaran yang telah di rencanakan sebelumnya akan tercapai. Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Slameto (2003:180), mengembangkan

minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu.

Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya.

Hasil evaluasi yang didapatkan pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA dimana terdapat 11 oran'g anak (44%) berhasil mendapatkan kategori tuntas individu dan masih tersisa 14 orang anak (56%) berada pada kategori tidak tuntas individu. Begitu pula ketuntasan klasikal

mengalami peningkatan yaitu dari 61,2 % menjadi 64,8%, namun demikian proses pembelajaran pada siklus I ini belum dikatakan berhasil karena secara

klasikal harus memperoleh nilai 80%.

(19)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

233 ketuntasan individu pada siklus 2, dengan demikian siswa perlu mendapatkan bimbingan khusus untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka di simpulkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Inpres Lesan/ Tobungin 1. Data awal hasil belajar mengajar belum tercapai secara maksimal, dimana hanya

terdapat 4 orang (16%) dengan criteria tuntas dan sebanyak 21 (84%) siswa yang belum tuntas.

2. Siklus I hasil belajar mengajar setelah di berikan tindakan meningkat menjadi 11 (44%) dan sebanyak 14 (56%) belum tuntas.

3. Siklus II hasil belajar mengajar setelah diberikan perlakuan tindakan meningkat menjadi 20 (80%) dan sebanyak 5 (20%) yang belum tuntas.

Saran

Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi cara mengajarnya dan menyadari dampaknya terhadap anak didik. Untuk menghasilkan manusia yang bisa berdamai

dan bekerja sama dengan sesamanya dalam pembelajaran di sekolah, model pembelajaran Cooperative Learning perlu lebih sering digunakan karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah / guru. Selain itu, siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir.

DAFTAR PUSTAKA

(20)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

234 Anonim, 1999. Penelitian Tindakan Kelas Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru

Sekolah Menengah. Jakarta : PGSM.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Bahar. 2002. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Peta. Pelangi Pendidikan

Bengga I. 2003.Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran kooperatif dengan Pendekatan Tipe Jigsaw dengan Tipe Stand Pada Pokok Bahasan FBP dan PKP di Kelas SDN 213 Lapangkoda Kabupaten Wajo, Skripsi tidak diterbitkan. Makasar UNM.

Ibrahim, M. Fida Racmadiarti, Moh. Nur dan Iswanto,2000. Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

James W. Popham dan Eval L. Baker.2001. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Nana Sudjana. 2000. Dasar-dasa r Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Sinar Baru Algesindo

Ratumanan, 2002.Kualitas Proses dan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada MA Pompes Nurul Haramain Lombok Barat NTB. Tesis tidak Diterbitkan . Surabaya: PPS UNES.

Riyanto, Yatimu. 2008.Paradigma Baru Pembelajaran.Surabaya: Predana Media Roy Killen, 2004.Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika Melalui Pendekatan

Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Pada Siswa Kelas II SLTP Negeri 19 Palu.FKIP, Skripsi UNTAD (tidak dipublikasikan). Sardiman A.N. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja

Grafindo Persada

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta

(21)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 9 ISSN 2354-614X

235 Tanwey, 2002.Belajar dan Pembelajaran.Surabaya: University Press

Yahya. 2006. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Veithzal Rifa.i, 2003.Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan

Peserta Diklat Spama Survei di DiklatDepkes.Jakarta :Depdiknas

Gambar

Gambar 1 Desain Penelitian
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kelemahan bahan dari eternit atau asbes tidak tahan terhadap goncangan dan benturan sehingga harus berhati-hati dalam proses pemasangan plafon supaya tidak

Area cagar budaya memiliki keterikatan yang sangat jelas terhadap waktu, terutama berkaitan dengan aspek kesejarahannya, sehingga untuk menghadirkan objek yang ’abadi’,

Rikrik Gemi Setelah dilakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi dengan menggunakan metode Konvensional dan metode Activity Based Costing (ABC) maka dapat diambil

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR

Jika kendala diatas tidak dapat dipecahkan maka akan menghambat kelancaran kegiatan pada bagian keuangan.Pengaturan gaji membutuhkan suatu sistem, dimana sistem penggajian

8.6.1.Guru dapat mengolah hasil penilaian proses pembelajar-an untuk berbagai tujuan pada setiap standar kompetensi teknik Pemelihara-an Mekanik Industri 8.7 Melakukan

internet en las prácticas de producción periodística en la versión digital del periódico El. Universal de Cartagena

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara