• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. Program Pengembangan Budidaya Perikanan. 1. Pengembangan Bibit Ikan unggul (DAK dan Sharing DAK).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. Program Pengembangan Budidaya Perikanan. 1. Pengembangan Bibit Ikan unggul (DAK dan Sharing DAK)."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

B

B.... URUSAN

URUSAN

URUSAN

URUSAN PILIHAN

PILIHAN

PILIHAN

PILIHAN

1.

KELAUTAN DAN PERIKANAN

I. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

1. Pengembangan Bibit Ikan unggul (DAK dan Sharing DAK).

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dimana pada Tahun Anggaran 2011 alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 198.000.000,- dan realisasi sebesar Rp.197.395.000,- atau 99,69 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pengadaan Kolam dan Bak Pemijahan Ikan UPR Kecamatan Pelepat, Pelepat Ilir dan Rimbo Tengah masing-masing sebanyak 1 unit, pemasangan turap pada kolam UPR sebanyak 1 (satu) unit, lokasi di Kecamatan Rimbo Tengah.

2. Pendampingan Pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dimana pada Tahun Anggaran 2011 alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 152.620.000,- dan realisasi sebesar Rp.150.228.000,- atau 98,43 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah penyusunan statistik perikanan sebanyak 2.500 Lembar, Pembinaan terhadap kelompok tani ikan sebanyak 18 kelompok, pengadaan sarana produksi kolam dalam sebanyak 20 unit.

3. Pembinaan dan pengembangan Budidaya Perikanan (DAK dan Sharing DAK).

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dimana pada Tahun Anggaran 2011 alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 1.759.720.000,- dan realisasi sebesar Rp. 1.749.524.000,- atau 99,40%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah Penyediaan Kolam Dalam sebanyak 20 unit, pembuatan KJA sebanyak 126 unit dan Saung pertemuan sebanyak 3 unit, lokasi Dusun Embacang Gedang, Sirih Sekapur dan Sungai Buluh, tujuan untuk perkembangan volume unit usaha budidaya perikanan.

(2)

4. Peningkatan Mutu Benih Ikan.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dimana pada Tahun Anggaran 2011 alokasi dana sebesar Rp.46.720.000,- dan realisasi sebesar Rp.46.548.000,- atau 99,63 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pengadaan pakan ikan untuk BBI sebanyak 3.000 kg, pupuk organik sebanyak 1.000 Kg, pengadaan benih ikan sebanyak 100.000 ekor, tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan produksi BBI Tanah Tumbuh dan pengembangan budidaya perikanan.

5. Pengembangan Sarana dan Prasarana BBI (DAK dan Sharing DAK) Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dimana pada Tahun Anggaran 2011 alokasi dana sebesar Rp.307.230.000,- dan realisasi sebesar Rp.306.600.000,- atau 99,79 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah rehabilitasi pintu (monik) BBI sebanyak 6 unit, turap dasar kolam BBI sebanyak

6 unit, penimbunan dasar kolam seluas 500 m3 dan renovasi

gedung kantor sebanyak 2 unit, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produksi benih ikan, berfungsinya kolam di BBI dan meningkatkan kualitas induk ikan yang dihasilkan BBI.

II. Program Pengembangan Perikanan Tangkap.

1. Pengawasan dan Peningkatan Kelestarian sumber perikanan

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dimana pada Tahun Anggaran 2011 alokasi dana sebesar Rp.16.172.550,- dan realisasi sebesar Rp.15.924.350,- atau 98,47 %.

Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah pengadaan laporan petugas pengawas perairan lintas sektoral sebanyak 625 eksemplar, pembinaan kepada 4 kelompok masyarakat pengawas.

(3)

2. Pembangunan/Pengadaan sarana dan prasarana Perikanan (DAK dan Sharing DAK).

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dimana pada Tahun Anggaran 2011 alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 96.800.000,- dan realisasi sebesar Rp. 96.700.000,- atau 99,90 %.

Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah Pengadaan papan pengumuman sebanyak 15 unit, pengadaan perahu sampan untuk resevart sebanyak 4 unit, lokasi Koto Jayo, Rantau Pandan, Rantel dan Sepunggur dan instalasi listrik untuk pos pengawasan sebanyak 5 unit, lokasi Embacang Gedang, Koto Jayo, Rantau Pandan, Tukum dan Tanjung Belit.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan :

a. Jumlah petugas teknis masih kurang dibandingkan dengan luas wilayah

kerja serta banyaknya jenis komoditi binaan;

b. Kemampuan petani dalam menerapkan teknologi anjuran masih

sangat bervariasi, karena latar belakang pendidikan petani umumnya relatif rendah dan kurang motivasi;

c. Lemahnya kemampuan modal para petani masih menjadi kendala

utama, walaupun telah diupayakan melalui bantuan sarana produksi /pinjaman penguatan modal yang belum menjangkau patani secara merata;

d. Kurangnya motivasi petani dan informasi yang diterima oleh petani dan keluarganya, sehingga mereka kurang tertarik menerapkan teknologi anjuran;

e. Masih sedikit Panitia PBJ, PPK ataupun PA/KPA yang memiliki sertifikat

Pengadaan Barang/Jasa. Solusi :

a. Membuat kader-kader petugas teknis seperti Petugas IB atau

menggunakan tenaga lain dari instansi terkait dan mengangkat Pegawai Kontrak, serta mengusulkan tenaga medis mejadi PNS sesuai kebutuhan.

(4)

b. Melaksanakan kursus/pelatihan teknis kepada petani dalam menerapkan teknologi anjuran agar mampu melaksanakan anjuran teknis, karena latar belakang pendidikan petani umumnya relatif rendah dan kurangnya motivasi.

c. Melaksanakan penyuluhan dan pembinaan dalam upaya memberikan

motivasi dan informasi, sehingga mereka tertarik menerapkan teknologi anjuran.

d. Meningkatkan kualitas serta sertifikasi pegawai melalui pembekalan

pendidikan, bimbingan teknis/pelatihan dan ujian yang

diselenggarakan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (LKPP) sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.

2.

PERTANIAN

I. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

1. Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan dana sebesar

Rp.25.000.000,- dan realisasi sebesar Rp. 24.189.000,- atau 96,76 %.

Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sosialisasi petani pelaku usaha, peserta sebanyak 50 orang. Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatknya pengetahuan para petani pelaku usaha, sehingga petani terdorong untuk melakukan agribisnis komoditi

tanaman pangan dan hortikultura serta mendorong

berkembangnya ketersediaan beras di Kabupaten Bungo sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan pelaku usaha.

Kegiatan ini dilaksanakan juga oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dimana pada Tahun Anggaran 2011 alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 16.452.000,- dan realisasi sebesar Rp. 16.452.000,- atau 100 %.

Keluaran dan hasil yang telah dicapai adalah terlaksananya pendampingan para petani dan pelaku agribisnis sebanyak 30

(5)

orang petani. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petani dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani.

2. Penyuluhan dan bimbingan pemanfatan dan produktivitas lahan tidur

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, alokasi dana tahun anggaran 2011 sebesar Rp.20.807.850,- realisasi sebesar Rp. 20.807.850,- atau 100 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pengadaan saprodi untuk tanaman semangka seluas 3 ha, lokasi Kecamatan Pelepat Ilir Dusun Tirta Mulya Kelompok Tani Sempulur Tani. Manfaat dari kegiatan adalah meningkatkan pemanfaatan lahan terlantar dan lahan pekarangan, sehingga lahan menjadi produktif. Dampak yang timbul adalah petani di sekitar lokasi termotivasi untuk mengembangkan tanaman semangka.

3. Pengembangan sayuran organik dan tanaman hias.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Bungo, alokasi dana sebesar

Rp.31.412.000,- realisasi sebesar Rp. 31.404.000,- atau 99,97 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pengadaan bibit dan saprodi sayuran untuk dua desa P2WKSS sebanyak 2 paket. Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan petani dalam menerapkan teknologi pengembangan

sayuran organik, pemanfaatan lahan pekarangan serta

meningkatkan ekonomi dan tersedianya tanaman hias dan biofarma. Dampak yang timbul adalah masyarakat memperoleh sayuran yang rendah residu pestisida, tanaman hias dan biofarma serta menguatkan ekonomi serta gizi keluarga.

(6)

II. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) 1. Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Hasil Pertanian.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura dengan dana sebesar Rp. 126.000.000,-

terealisasi sebesar Rp.122.351.000,- atau 97,10 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pengadaan hand sprayer 34 unit, pengadaan alat perlengkapan penanganan panen 5 macam dan pelaksanaan panen raya 1 kali, serta pengadaan barang untuk menghadapi kondisi iklim ekstrim yaitu terpal jemur 200 lembar, sabit bergerigi 200 buah dan pengadaan pestisida 100 liter.

Adapun manfaat dari kegiatan tersebut adalah penanganan panen lebih efektif dan efisien karena mempunyai peralatan yang baik, disamping itu alat yang disediakan dapat menekan tingkat kehilangan hasil serta dapat menjamin tingkat kualitas, kuantitas akibat kondisi ekstrem sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu produk. Dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah tingkat kehilangan hasil disaat panen dan setelah panen dapat dikurangi dari ±13% menjadi ±10% sehingga mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas produksi.

2. Pengembangan Intensifikasi Padi, Palawija.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Bungo, alokasi dana sebesar

Rp.25.326.000,- realisasi sebesar Rp. 12.706.000,- atau 50,17%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah

pengembangan padi gogo seluas 100 ha di Dusun Sungai Puri, Dusun Senamat, Dusun Rantau Duku, Dusun Peninjau, dan Dusun Rantau Keloyang masing-masing seluas 20 ha. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahan terlantar dapat digunakan sebagai lahan usaha tani, meningkatnya ketahanan pangan masyarakat serta dampak yang timbul dari kegiatan ini adalah peningkatan mutu intensifikasi padi, dan perluasan areal tanam dengan mengikuti anjuran teknologi.

(7)

Tidak tercapainya realisasi keuangan 100% karena belum terlaksananya pengadaan benih padi gogo sebanyak 2.500 kg,

disebabkan harga yang tidak terjangkau untuk benih

berlabel/bersertifikat serta keterbatasan ketersediaan benih varietas unggul sehingga benih yang dipakai adalah benih varietas lokal setempat dengan swadaya petani.

3. Perbenihan/Perbibitan.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan

Hortikultura Kabupaten Bungo, alokasi dana sebesar

Rp.78.747.000,- dan realisasi sebesar Rp. 77.980.250,- atau 99.03%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah

pengembangan penangkar padi sawah seluas 30 ha, yakni Dusun Rantau Pandan Kelompok Tani Suka Maju, Dusun Sungai Arang Kelompok Tani Sawah Jadi dan Dusun Sari Mulya Kelompok Tani Sari Makmur masing-masing seluas 10 ha. Kacang tanah seluas 15 ha, lokasi Dusun Panjang Kelompok Tani Sungai Dasung seluas 10 ha dan Dusun Teluk Pandak Kelompok Tani Melati seluas 5 ha.

Manfaat dari kegiatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan benih padi sawah dan kacang tanah bermutu dan meningkatkan penggunaan benih unggul padi sawah dan palawija bermutu bersertifikat. Manfaatnya adalah mendorong berkembangnya petani penangkar dalam penyiapan calon benih unggul bermutu dan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani penangkar dalam menerapkan teknologi perbenihan, sehingga petani mudah mendapatkan benih bermutu.

4. Pengembangan Sistem Informasi Pasar .

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo dengan alokasi dana se besar Rp.45.000.000,- realisasi sebesar Rp. 44.645.000,- atau 99,21%.

Keluaran yang dicapai dari kegiatan ini adalah penyediaan alat dan prasarana publikasi serta pameran dan expo

(8)

bidang pertanian sebanyak 8 paket, hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya alat dan prasarana publikasi serta pameran dan expo bidang pertanian, tersedianya data perkembangan informasi harga pasar dan menciptakan pangsa pasar melalui penyerbarluasan hasil melalui pameran/expo, disamping itu media informasi perkembangan harga komoditas pertanian dan promosi untuk meningkatkan pengembangan agribisnis di Kabupaten Bungo.

Manfaat kegiatan ini adalah masyarakat dapat mengetahui harga setiap komoditi pertanian sehingga dapat mengetahui produk yang berkualitas melalui expo atau pameran.

5. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk

Perkebunan, Produk Pertanian.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana sebesar Rp.12.015.000,- dan realisasi sebesar Rp. 11.980.000,- atau 99,71%

Keluaran dari kegiatan ini adalah pembinaan petani pengembangan jagung komposit seluas 60 ha di Dusun Sungai Telang seluas 20 hektar, Dusun Pedukun seluas 12 hektar, Dusun Sei Gurun seluas 15 hektar, Dusun Sei Arang seluas 5 hektar dan Dusun Karak seluas 8 hektar, hasil kegiatan ini adalah petani mendapat tambahan ilmu pengetahuan, tersedianya produksi dalam mendukung ketahanan pangan masyarakat, serta manfaat yang timbul adalah petani termotivasi untuk menanam dan mengembangkan jagung.

6. Penyusunan dan Pengumpulan Data/Informasi Kebutuhan Dokumen Perencanaan.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana sebesar Rp.203.692.000,- realisasi sebesar Rp. 203.292.000,- atau 99,80 %

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pengumpulan data statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura di 17 Kecamatan,

(9)

kerjasama ubinan dengan Badan Pusat Statistik sebanyak 76 ubinan, manfaat kegiatan ini adalah tersedianya data statistik untuk perencanaan/kebijakan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.

7. Pengembangan Perbenihan/Perbibitan (DAK dan Sharing DAK). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana sebesar Rp.505.727.750,- dan realisasi sebesar Rp. 491.654.000,- atau 97,22 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah :

1. pengadaan alat pembersih gabah,

2. alat ukur kadar air dan penjahit karung masing-masing 1 unit, sebaran alat tersebut adalah Tertiary Demplot Unit (TDU) Sari Makmur Dusun Sari Mulya, BBU Batang Uleh, Dusun Karak Kelompok Tani Sungai Kundo dan Dusun Teluk Pandak Kelompok Tani Sungai Bedah.

3. Rehab lantai Jemur seluas 200 m2 di BBU Batang Uleh, pembuatan rumah contoh pupuk organik sebanyak 3 unit lokasi Dusun Sungai Puri, Rantau Keloyang dan Rantau Pandan, dan

4. rehab pagar BBU Batang Uleh sebanyak 1 paket,

Manfaat dari kegiatan ini adalah gabah yang dihasilkan lebih bersih, kadar air gabah bisa diukur, penjemuran gabah lebih sempurna, tersedianya pupuk organik di kawasan sentra produksi. Dampak dari kegiatan ini harga jual gabah bisa lebih tinggi, pupuk organik bisa selalu diakses dan produksi BBU bisa lebih meningkat.

8. Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk

Perkebunan, Produk Pertanian (DAK dan Sharing DAK).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana sebesar Rp.187.848.000,- dan realisasi sebesar Rp. 133.985.000,- atau 71,33 %.

(10)

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pembukaan lahan kering seluas 42 ha dari rencana 60 ha atau 70 %, lokasi Dusun Rantau Pandan Kelompok Tani Sumber Baru seluas 12 ha, Dusun Sungai Gurun Kelompok Tani Harapan Maju seluas 10 ha dan Dusun Sungai Tembang Kelompok Tani Ujung Tanjung seluas 20 ha.

Manfaat kegiatan tersebut adalah lahan kering bisa dimanfaatkan untuk tanaman padi ladang, sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan petani.

Tidak tercapainya realisasi keuangan 100% karena tidak terealisasinya pembukaan lahan kering seluas 18 ha di Kecamatan Pelepat seluas 10 hektar dan Kecamatan Rantau Pandan 8 hektar disebabkan calon kelompok tani yang ditunjuk sebagai pelaksana tidak menyanggupi kegiatan tersebut karena kondisi lahan yang berat dan biaya per satuan hektar tidak mencukupi untuk pembukaan lahan tersebut.

9. Pengembangan Intensifikasi Tanaman Padi, Palawija (DAK dan Sharing DAK)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana sebesar Rp.304.750.500,- realisasi sebesar Rp. 304.750.500,- atau 100%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah

pengembangan palawija seluas 100 ha, pada kelompok tani di 5 Dusun yakni di Kelompok Tani Tendawan Tumbuh Dusun Senamat, Kelompok Tani Jentayo Harapan Dusun Sungai Puri, Kelompok Tani Tanjung Danau Dusun Rantau Keloyang, Kelompok Tani Tunas Mekar Dusun Rantau Duku serta Kelompok Tani Rio Cano Dusun Peninjau masing-masing seluas 20 ha.

Manfaat dari kegiatan ini adalah lahan terlantar dapat dimanfaatkan sebagai lahan usaha tani, serta dampak yang timbul adalah peningkatan mutu intensifikasi palawija dan perluas areal tanam yang diiringi dengan peningkatan pengetahuan petani dalam mendorong percepatan peningkatan produksi dan pendapatan petani.

(11)

10. Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Hasil Pertanian (DAK dan Sharing DAK)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana sebesar Rp.545.100.000,- dan realisasi sebesar Rp. 539.013.000,- atau 98,88 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah

pembangunan gudang sebanyak 2 unit, lokasi di Balai Benih Hortikultura (BBH) Sungai Binjai Kecamatan Bathin III dan Dusun Sari Mulya Kecamatan Jujuhan Ilir masing-masing sebanyak 1 unit, pembangunan lantai jemur sebanyak 2 unit, lokasi Kecamatan Jujuhan Ilir Dusun Bukit Sari seluas 317,2 M2 dan Sari Mulya seluas 273,6 M2.

Manfaat dari kegiatan ini adalah petani dapat menyimpan hasil panen dengan baik dan proses pengeringan sesuai dengan standar yang dianjurkan, sedangkan dampak yang timbul dari kegiatan tersebut adalah hasil panen petani dapat disimpan pada tempat yang baik dan kualitas gabah kering giling (GKG) bisa dipertahankan.

III. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan.

1. Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan Produksi Perkebunan Rakyat (DAK dan Sharing DAK).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 2.896.172.000,- dengan realisasi sebesar Rp.2.069.355.179,- atau 71,45%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah terlaksananya rehabilitasi jalan produksi sepanjang 17,5 Km (di Dusun Rantau Ikil sepanjang 1,5 Km, Dusun Rantau Panjang 3 Km, Dusun Sungai Tembang 1 Km, Dusun Sungai Mancur 1,5 Km dan Dusun Pulau Kerakap 2,5 Km, Dusun Muara Buat 2 Km, Dusun Senamat 2 Km, Dusun Balai Jaya 2 Km dan Dusun Karya Harapan Mukti 2 Km.

(12)

Tidak terealisasinya kegiatan ini 100 % karena progres perkerjaan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga tidak mencapai 100% karena progres pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak ketiga tidak mencapai 100%.

1. Keterlambatan dalam pembuatan perencanaan sehingga

pelaksanaan kegiatan fisik terhambat

2. Pelaksanaan kegiatan fisik dilaksanakan pada bulan dimana

curah hujan meningkat sehingga progress pekerjaan yg dilaksanakan pihak ketiga tidak mencapai 100%

2. Pembinaan Pengolahan Dan Mutu Hasil Produksi

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan perkebunan Kabupaten Bungo dengan alokasi dana tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 27.680.000,- realisasi sebesar Rp. 26.325.500,- atau 95,10%

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini :

1. Terlaksananya pembinaan peningkatan mutu bahan olah karet

(Bokar) karet di pasar lelang berupa bimbingan secara intensif dan berkelanjutan kepada petani guna mencapai produksi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan pasar lelang dilakukan

dengan memperpendek mata rantai pemasaran Bokar ke pabrikan.

3. Menginformasikan harga tandan buah segar (TBS) Secara rutin

kepada petani/KUD serta menginformasikan harga karet di pasar lelang karet.

IV. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

1. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna (DAK dan Sharing DAK). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana tahun anggaran 2011 sebesar Rp.3.514.963.700,- dan realisasi sebesar Rp. 3.491.160.100,- atau 99,32%.

(13)

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pembuatan saluran tersier pasang sepanjang 6.062 m, pembuatan saluran drainase 4.590 m, pembuatan jalan usahatani sepanjang 1.400 m, lokasi Dusun Sari Mulya 600 m dan Teluk Panjang 800 m. rehab jalan usahatani 675 m lokasi di Dusun Panjang, dan rehab DAM Pengembangan Irigasi Desa (PID) sebanyak 1 unit di Dusun Rantau Duku . Dengan lokasi kegiatan sebagai berikut :

1. Saluran tersier pasang 6.062 m, lokasi Dusun Sari Mulya sepanjang 420 m, Bukit Sari sepanjang 420 m, Peninjau sepanjang 255 m, Pasar Rantau Embacang 272 m, Lubuk Beringin 250 m, Sungai Tembang 250 m, Sungai Puri 260 m, Sungai Telang 220 m, Sungai Arang 280 m, Tanah Tumbuh 250 m, Rambah 270 m, Koto Jayo 290 m, Cilodang 290 m, Laman Panjang 285 m, Panjang 310 m, Sungai Gambir 435 m, Teluk Pandak 425 m, Pelayang 430 m serta Tebing Tinggi 450 m.

2. Saluran drainase 4.590 m lokasi Dusun Sari Mulya 865 m, Tanah Bekali 725 m, Panjang, Sungai Arang dan Sungai Tembang masing-masing sepanjang 1.000 m.

Manfaat kegiatan ini adalah petani dapat mengoptimalkan penggunaan lahan sehingga meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 100 – 200, sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Sedangkan dampak dari kegiatan ini adalah sarana prasarana saluran irigasi dapat dimanfaatkan oleh petani secara optimal untuk tanaman pangan, didukung kelancaran aktivitas kerja dengan tersedianya jalan usaha tani sehingga pengangkutan hasil panen lebih cepat.

2. Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna (DAK dan Sharing DAK)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dengan alokasi dana sebesar Rp.387.550.000,- dan realisasi sebesar Rp.384.470.500,- atau 99,21%

(14)

1. peralatan Unit Pengelolaan Jasa Alsintan (UPJA ) sebanyak 1 unit,

2. pengadaan alat pengolahan hasil pertanian (hand traktor)

sebanyak 7 unit, lokasi UPJA Maju Bersama Dusun Teluk Kecimbung, UPJA Sepulur Tani Dusun Tirta Mulya, UPJA Bedeng Seng Dusun Rantau Pandan, UPJA Sungai Penyengat Dusun Karak, UPJA Putra Maju Dusun Timbolasi, UPJA Lebak Ipuh Dusun Sungai Gambir serta UPJA Ulak Kemang Dusun Teluk Kecimbung, dan

3. pengadaan pompa air sebanyak 10 unit, lokasi UPJA Sepulur Tani Dusun Tirta Mulya, UPJA Sei. Mengkuang Dusun Laman Panjang, UPJA Mekar Jaya Dusun Cilodang, UPJA Bedeng Seng Dusun Rantau Pandan, UPJA Embacang Terapung Dusun Tanah Bekali, UPJA Sungai Limau 1 Dusun Tanah Periuk, UPJA Kepala Pulau Dusun Rantau Duku, Balai Benih Hortikultura Sungai Binjai serta 2 (dua) unit stokist di Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Manfaat kegiatan ini adalah petani dapat memanfaatkan peralatan untuk memperbaiki alsintan dan difungsikan serta meningkatkan mutu pengolahan tanah secara efektif, sehingga UPJA lebih menjadi profesional serta hasil pertanian dapat ditangani dengan cepat. Disamping itu lahan yang tidak bisa dialiri dengan irigasi bisa dialiri. Sedangkan dampak kegiatan ini adalah alsintan bisa terawat dengan baik, UPJA yang dibina dapat memanfaatan alat dan mesin pertanian untuk meningkatkan mutu pengolahan tanah, air selalu tersedia bagi tanaman, menurunkan tingkat kehilangan hasil dan meningkatkan mutu hasil pertanian.

3. Penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana sebesar Rp.81.500.000,- dan realisasi sebesar Rp. 81.440.600,- atau 99,93 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini pengadaan pupuk hayati sebanyak 2 ton, pengadaan kapur pertanian sebanyak 99 ton, dengan titik bagi pada Gapoktan Sumber Tani Dusun Sari Mulya Kecamatan Jujuhan Ilir.

(15)

Manfaat dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman serta menaikkan PH tanah. Dampak dari kegiatan ini dapat meningkatkan hasil pertanian dan PH tanah yang asam dapat menjadi netral.

4. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 26,484,000,- dan terealisasi sebesar Rp. 26,464,000,- atau 99.92%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini Pengadaan Nitrogen cair sebanyak 100 liter, semen beku 100 dosis, dengan tujuan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak.

5. Pengamatan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 92.805.000,- dan terealisasi sebesar Rp.86.305.000,- atau 97,69 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pembinaan/ pengamatan organisme pengganggu tanaman perkebunan terutama penyakit Jamur Akar Putih (JAP) pada tanaman karet dan hama ulat api pada tanaman kelapa sawit di 16 Kecamatan dalam Kabupaten Bungo dengan menggunakan Cendawan Trichoderma koningii/Bayleton untuk tanaman karet dan Decis untuk tanaman kelapa sawit.

6. Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna.

Pelaksana kegiatan adalah Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp.112.240.000,- dan realisasi sebesar Rp. 111.523.000,- atau 99,4%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah :

- Diterbitkan siaran/berita penyuluh pada harian Bungo Pos sebanyak 20 kali, sehingga diharapkan pengetahuan masyarakat mengenai pertanian dapat lebih meningkat.

(16)

- Demplot (lahan percontohan) tanaman Cabai Keriting pada lahan pekarangan di Balai Penyuluh Rantau Keloyang.

- Demplot untuk tanaman Buah Naga pada lahan pekarangan di Balai Penyuluh Rimbo Tengah ( Dusun Sungai Buluh).

Outcome :

- Masyarakat/petani mendapatkan informasi tentang kegiatan

penyuluhan, teknik bercocok tanam dan kegiatan lingkup penyuluhan lainnya secara massive.

- Didapatkannya Referensi teknis bercocok tanam cabe yang

sesuai dengan agroklimak Kabupaten Bungo secara umum.

- Mendapatkan Referensi teknis bercocok tanam buah naga di

dalam wilayah Kabupaten secara umun.

V. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan. 1. Pengembangan Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bungo, dengan dana sebesar

Rp.16.920.000,- dan realisasi sebesar Rp.14.495.250,- atau 83,48 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini pemeliharaan Kebun Entres (KE) karet milik Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo seluas ± 3 (tiga) ha. Lokasi Dusun Senamat Kecamatan Pelepat, jumlah tegakan sebanyak 21.285 batang. Kebun Entres tersebut dibangun pada tahun 2006/2007 dan 2008, sudah dimurnikan pada tahun 2008 dan 2009 oleh Balai Penelitian Sembawa Palembang. Pemeliharaan Kebun Entres ini bertujuan untuk menyediakan bahan tanam berupa mata entres bagi penangkar yang tidak memiliki kebun entres yang sudah

dimurnikan. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi

penyiangan/pengendalian gulma sebanyak 4 kali dalam setahun. Tidak tercapainya realisasi keuangan karena berkurangnya luas kebun entres milik Dinas Kehutanan dan Perkebunan seluas 144 M2 dengan jumlah tegakan sebanyak 250 batang, untuk pembangunan gedung / Kantor perbenihan.

(17)

2. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 15.870.000,- dan realisasi sebesar Rp.13.141.000,- atau 82,80 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah Monitoring

dan evaluasi bantuan bibit karet melalui kegiatan

peremajaan/pengembangan karet rakyat baik yang melalui dana APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten dari tahun 2009 – 2010, Pendampingan Program Pengembangan Karet Rakyat sumber dana APBD-P 2011 Provinsi Jambi seluas 250 ha yang dilaksanakan di 3 (tiga) Kecamatan penerima program Samisake, yaitu Kecamatan Muko-muko Bathin VII seluas 100 ha, Kec. Bathin II Babeko seluas 100 ha dan Kec. Bungo Dani seluas 50 ha. Bantuan yang diberikan berupa bibit karet okulasi label biru sebanyak 500 batang/ha dan pupuk lengkap sebanyak 120 kg/ha.

Tidak tercapainya realisasi keuangan 100 % karena penyaluran bibit dan pupuk dilaksanakan pada pertengahan Desember Tahun 2011 dan petani mulai menanam pada akhir Bulan Desember 2011 sehingga tidak tersedia waktu untuk melaksanakan bimbingan dan pengawalan kegiatan penanam di lahan.

3. Pembinaan Penangkar Bibit Karet

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar

Rp.17.210.000,- dan realisasi sebesar Rp.14.111.000,- atau 81,99%. Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah Monitoring dan pembinaan kepada penangkar bibit tanaman perkebunan (Karet, Kelapa Sawit dan Kakao), tujuan untuk mengawasi asal usul bahan tanam dan jenis bibit yang diproduksi.

Tidak tercapainya realisasi keuangan 100% karena

pertemuan penangkar dalam rangka sosialisasi dan pembinaan yang direncanakan dihadiri oleh Tim dari BP2MB Jambi tidak jadi dilaksanakan.

(18)

4. Pendampingan Program Revitalisasi Perkebunan.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar

Rp.55.797.000,- dan realisasi sebesar Rp.50.475.500,- atau 90,46 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pengawalan kegiatan program revitalisasi perkebunan di Kabupaten Bungo pada 10 Kecamatan. Pengawalan dilaksanakan pada kelompok tani yang sudah akad kredit maupun yang belum akad kredit. Jumlah petani Revitalisasi Perkebunan yang telah melaksanakan akad kredit sebanyak 160 KK / 394,64 Ha dengan jumlah pencairan dana sebesar Rp. 5.299.808.870,- dan yang telah melaksanakan penanaman sejak tahun 2009-2011 sebanyak 127 KK atau 322,64 Ha.

5. Pengembangan/Penyelesaian Sarana dan Prasarana Perbenihan Hortikultura (DAK dan Sharing DAK)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana tahun anggaran 2011 sebesar Rp.1.266.225.000,- dan realisasi sebesar Rp.1.181.685.000,- atau 93,32%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini pembangunan green house sebanyak 1 unit, pembuatan pagar sepanjang 1.370 m, pembuatan sumur bor sebanyak 6 unit, rehab gedung BBH dan rehab gudang BBH masing-masing sebanyak 1 unit lokasi di Balai Benih Hortikultura Sungai Binjai dan pembersihan lahan s.d. siap tanam seluas 15 ha di Kebun Durian Alai Hilir (eks. Lokasi MEE).

Kegiatan pembangunan green house bermanfaat untuk meningkatkan ketersediaan bibit yang bermutu, pembangunan pagar bertujuan untuk menyelamatkan aset daerah serta meningkatkan keamanan. Sumur bor yang dibangun berguna untuk mengantisipasi musim kemarau dan sangat bermanfaat dalam proses pemeliharaan tanaman yang ada. Gudang dan gedung yang direhabilitasi bermanfaat untuk penyimpanan alat-alat dan saprodi yang mendukung kegiatan hortikultura serta kegiatan perkantoran. Sedangkan kegiatan pembersihan lahan berguna untuk pemeliharaan lahan hingga kondisi siap tanam.

(19)

V. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan

1. Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan alokasi dana tahun anggaran 2011 sebesar Rp. 30.100.000,- dan realisasi sebesar Rp.29.870.000,- atau 99,2 %.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembuatan program penyuluh Pertanian, Pertenakan, dan Kehutanan didahului oleh rencana kerja bulanan penyuluh, identifikasi wilayah kerja masing-masing penyuluh dalam Kabupaten Bungo.

Hasil dari kegiatan adalah : tersusun nya program penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebanyak 15 eksemplar.

2. Penyuluhan dan Pendampingan Bagi Pertanian/Perkebunan.

Pelaksana kegiatan ini adalah Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 147.847.500,- dan realisasi sebesar Rp.147.354.000,- atau 99,7%.

Hasil dari kegiatan ini adalah mengikuti pameran dalam acara ulang tahun Daerah Kabupaten Bungo, Pekan Raya Daerah di Provinsi Jambi dan Pekan Raya Nasional di Provinsi Kalimantan Timur.

3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Penyuluh dan Petani.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 127.560.250,- dan realisasi sebesar Rp.126.666.750,- atau 99,3 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah :

1. Terlaksana nya pelatihan di 5 Balai penyuluh yaitu: Balai Penyuluh Rantai Keloyang, Tanah Tumbuh, Tanah Sepenggal Lintas dan Rimbo Tengah.

2. Pembuatan pupuk organic pada 5 wilayah Balai Penyuluhan

(20)

Tumbuh, Tanah Sepenggal Lintas dan Rimbo Tengah serta pelatihan penyuluh di 17 Balai Penyuluhan Kecamatan setiap bulan.

Pelatihan di Balai Penyuluhan di 17 BP :

1. Dengan dilakukan nya pelatihan di Balai Penyuluhan setiap bulan nya sudah memberikan motivasi kepada penyuluh yang ada di Kabupaten Bungo untuk lebih giat lagi mendampingi petani dan kelompok tani

2. Dengan dilakukan nya pelatihan di Balai Penyuluh setiap

bulan nya memberikan bekal kepada penyuluh untuk menyampaikan informasi ( teknologi baru ) yang di berikan oleh pelatih dari kabupaten

4. Pembangunan Rumah Jaga Kantor Balai Penyuluh (DAK dan

Sharing DAK).

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan alokasi dana

kegiatan sebesar Rp.188.205.000,- dan realisasi sebesar

Rp.186.766.199,- atau 99,2 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pembangunan 1 (satu) unit rumah jaga Balai Penyuluh Kecamatan Tanah Tumbuh dan tercipta nya keamanan kantor dan lingkungan kerja yang nyaman.

5. Pembangunan Kantor Balai Penyuluh (DAK dan Sharing DAK).

Pelaksana kegiatan ini adalah Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 431.455.500,- dan realisasi sebesar Rp.430.551.999,- atau 99,8 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pembangunan 1 (satu) unit kantor Balai Penyuluh Kecamatan Tanah Tumbuh dan terpenuhinya sarana dan tempat pelatihan penyuluh dan petani di kecamatan.

(21)

6. Renovasi Kantor Balai Penyuluh (DAK dan Sharing DAK).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 530.272.000,- dan realisasi sebesar Rp.528.250.635,- atau 99,6 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah Renovasi Kantor Balai Penyuluh Kecamatan sebanyak 4 (empat) Unit yakni Balai Penyuluh Jujuhan Ilir, Bathin II Babeko, Muko-muko Bathin VII dan Balai Penyuluh Tanah Sepenggal serta terpenuhi nya sarana dan tempat pelatihan penyuluh dan petani di Tk. Kecamatan.

7. Peningkatan Kemampuan Kelembagaan Kelompok Tani dan

Petugas Perkebunan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 35.000.000,- dan realisasi sebesar Rp.32.289.000,- atau 92,25 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis perkebunan kepada kelompok tani dan petugas pekebunan, melaksanakan pelatihan petani sebanyak 2 kali kepada 2 Kelompok Tani di Dusun Bukit Sari Kecamatan Jujuhan.

VI. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

1. Pemantauan dan pengawasan bahan asal hewan dan ikan

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 38.500.000,- dan realisasi sebesar Rp. 38.492.500,- atau 99,98%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah belanja peralatan kebersihan dan bahan pembersih alat-alat kebutuhan Rumah Potong Hewan (RPH), pengambilan dan pengiriman sampel spesimen Bahan Asal Hewan (BAH), manfaat dari kegiatan ini adalah untuk melakukan pengawasan dan pengendalian kesehatan ternak, ikan serta jaminan keamanan produk yang Aman Sehat Utuh dan Halal.

(22)

2. Pelaksanaan Pendataan, pengendalian dan pengawasan Obat Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 90.050.000,- dan realisasi sebesar Rp. 89.170.000,- atau 99,02 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah telah dilaksanakan penyediaan Obat-obatan sebanyak 6 Jenis, Vaksin SE sebanyak 3.000 Dosis, Rabies sebanyak 1.000 Dosis dan 4 macam kelengkapan untuk pengobatan ternak. Manfaat dari kegiatan ini adalah menurunkan tingkat kematian ternak akibat penyakit serta meningkatkan tingkat kesehatan ternak.

3. Pemeriksaan bahan asal hewan untuk menetapkan diagnosa penyidikan peyakit dan penanggulangannya.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 24.000.00,- dan realisasi sebesar Rp. 24.000.00,- atau 100 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah dilaksanakan pengiriman SPC organ 4 kali, Pengiriman Spesimen Otak Anjing 10 kali, Pengiriman serum 5 kali, dan pengiriman SPC PUD 12 kali. Manfaat kegiatan ini adalah untuk penerapan teknologi dalam mendiagnosa suatu penyakit.

VII. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

1. Pembangunan Sarana dan Prasarana Pembibitan Ternak (DAK dan Sharing DAK).

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan

sebesar Rp 2.867.900.004,- dan realisasi sebesar Rp

2.710.364.500,- atau 94,51%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pengadaan mesin pencacah rumput sebanyak 1 unit, penyediaan bahan peralatan kandang 1 paket, dan konstruksi bangunan sebanyak 20 unit, jalan sepanjang 300 meter, saluran pembuangan/drainase

(23)

sepanjang 700 meter, jaringan air bersih/minum sebanyak 4 unit, serta Pemasangan Instalasi Listrik dan Telepon 2 paket, konstruksi/pembelian rumah dinas sebanyak 3 unit, pembelian gedung kantor sebanyak 4 unit, pembangunan kandang sebanyak 12 unit, dan bangunan pagar 4 unit.

Manfaat dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi kawasan pembibitan ternak di Dusun Sepunggur, sehingga dapat memberikan dampak terhadap peningkatan produksi peternakan secara berkelanjutan.

2. Pengembangan Agribisnis Peternakan.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 26.961.000,- dan realisasi sebesar Rp. 26.846.000,- atau 99,57 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pembinaan kelompok petani ternak sapi sebanyak 10 kelompok tani, manfaat dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan petugas peternakan dan meningkatkan pengetahuan petani ternak dalam budidaya pemeliharaan ternak sapi.

3. Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 27.381.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 21.336.000,- atau 77.92%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah

dilaksanakannya pengawasan lanjutan terhadap bibit ternak yang telah didistribusikan pada tahun sebelumnya. Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan populasi ternak sapi dalam upaya swasembada daging di Kabupaten Bungo.

4. Peningkatan Produksi Hasil Ternak.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan

(24)

sebesar Rp. 27.158.000,- dan realisasi sebesar Rp. 26.678.000,- atau 98,23%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah penyediaan Bibit Hijauan Makanan Ternak (HMT) sebanyak 3.000 stek, pengadaan ayam buras untuk program P2WKSS sebanyak 200 ekor.

VIII. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Peternakan

1. Promosi atas Hasil Produksi Peternakan Unggulan Daerah

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan sebesar Rp. 17.259.000,- dan realisasi sebesar Rp. 17.244.000,- atau 99.01 %.

Keluaran dari kegiatan ini adalah pelaksanaan promosi hasil peternakan dan perikanan melalui pameran pembangunan, dan manfaat dari kegiatan ini adalah untuk mempromosikan hasil pembangunan peternakan dan perikanan kepada masyarakat.

IX. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

1. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat

guna

Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 26.484.000,- dan realisasi sebesar Rp.26.464.000,- atau 99.92 %.

Keluaran dari kegiatan ini adalah Pengadaan Nitrogen cair sebanyak 100 liter, semen beku 100 dosis. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak, disamping itu untuk meningkatkan kualitas ternak.

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Peternakan Tepat

Guna (DAK dan Sharing DAK).

Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 571,440,000,- dan realisasi sebesar Rp.537,805,271,- atau 94.11%.

(25)

Hasil yang telah dicapai dari kegiatan ini adalah pengadaan peralatan Biogas, alat pengolahan pupuk organik dan rumah kompos masing-masing sebanyak 15 unit di Kecamatan Pelepat 2 unit, Kecamatan Pelepat Ilir 11 unit dan Kecamatan Pasar Muara Bungo sebanyak 2 unit, serta pengadaan kendaraan roda tiga sebanyak 1 unit.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan :

1. Tidak tersedianya sumber pakan ternak yang cukup untuk

meningkatkan produktivitas ternak.

2. Tidak tersedianya padang penggembalaan ternak sebagai sumber

bibit maupun sebagai sumber pakan

3. Ternak belum terkelola dengan baik mulai dari pengandangannya,

pemberian pakan, perawatan kesehatan hingga pasca panen.

4. Banyak lahan marginal yang belum dimanfaatkan sebagaimana

mestinya untuk kebutuhan pakan ternak

5. Areal perkebunan belum dimanfaatkan untuk pengembangan

peternakan, hal ini dikarenakan belum adanya kesepakatan untuk memanfaatkan lahan perkebunan dengan usaha pengembangan peternakan

6. Masyarakat belum mendapatkan motifasi yang cukup tentang

pengembangan peternakan secara utuh, meliputi :

- Pengetahuan tentang cara memilih bibit ternak yang baik

- Mengelola bioteknologi reproduksi

7. Sering ditemui pemotongan ternak betina produktif

8. Menurunnya kualitas ternak yang diakibatkan kurangnya penjantan

unggul

9. Lemahnya daya beli petani terhadap penyediaan pupuk untuk

kebutuhan sendiri dikarenakan harga yang tinggi/mahal.

10. Sulitnya mendapatkan benih-benih sumber untuk penangkar benih

kacang tanah dan kedele.

11. Jumlah petugas teknis masih kurang dibandingkan dengan luas

wilayah kerja dan banyaknya jenis komoditi binaan, serta kemampuan kerja petugas yang ada masih banyak yang belum maksimal.

12. Kemampuan petani dalam menerapkan teknologi anjuran masih

sangat bervariasi, karena latar belakang pendidikan petani umumnya relatif rendah serta kurangnya motivasi.

(26)

13. Bervariasinya kesuburan lahan menyebabkan tingkat produktivitas secara rata-rata relatif rendah, sehingga sangat diperlukan penerapan teknologi anjuran lebih baik.

14. Koperasi Unit Desa (KUD) dan Koperasi Tani belum mampu

mengembangkan dan menyediakan sarana pendukung usaha tani.

15. Kurangnya informasi yang diterima oleh petani, sehingga mereka

kurang tertarik menerapkan teknologi anjuran

16. Belum optimalnya pemanfaatan lahan tidur serta daerah aliran

sungai guna memenuhi kekurangan ketersediaan pangan masyarakat.

17. Masih banyak Bokar yang diproduksi petani belum sesuai dengan

Standar Nasional Indonesia (SNI), disamping itu mata rantai pemasaran bokar masih panjang sehingga bagian yang diterima petani menjadi rendah.

18. Terbatasnya bahan obat-obatan untuk pengendalian hama pada

tanaman perkebunan.

19. Masih rendahnya pemahaman penangkar bibit tanaman perkebunan

tentang pentingnya legalitas usaha pembibitan dan aturan tentang peredaran benih/bibit sebar.

20. Sulitnya mendapatkan kecambah kelapa sawit dari PPKS Medan yang

tepat waktu.

21. Masih terbatasnya sarana dan prasarana penyuluh.

22. Pelatihan yang dilaksanakan masih menggunakan metode ceramah

dan diskusi, sehingga hasilnya belum maksimal.

Solusi :

1. Mengupayakan lokasi baru untuk pengembangan padang

penggembalaan

2. Menetapkan lokasi padang penggembalaan serta membuat

ketetapan hukum (sertifikat lahan)

3. Pembinaan teknis yang berkelanjutan mengenai inseminasi buatan

(IB) untuk pengembangan mutu ternak, intensifikasi kawin alam serta manajemen pemeliharaan ternak (pakan, kesehatan hewan dan kandang)

4. Perlu adanya kerjasama antara instansi pemerintah (Dinas Kehutanan

dan Perkebunan) dengan perusahaan perkebunan untuk

mengembangkan integrasi ternak dengan perkebunan

5. Sosialisasi tentang pelarangan pemotongan betina produktif

(27)

6. Penyebaran pejantan unggul untuk meningkatkan kualitas sapi lokal melalui intensifikasi kawin alam (INKA)

7. Penerbitan Peraturan Daerah (Perda) tentang pemeliharaan ternak

8. Memantau keberadaan pupuk bersubsidi dan menginformasikan

kepada petani sehingga petani dapat membeli dengan harga yang lebih murah.

9. Diharapkan Balai Benih Induk Palawija dapat memprogramkan

penyediaan benih sesuai dengan jadwal tanaman penangkar benih di Kabupaten.

10. Memberi peluang yang lebih luas kepada para petugas teknis untuk meningkatkan kemampuannya baik melalui Diklat Kedinasan maupun pendidikan tinggi formal (D3, D4, S1, dan S2).

11. Menyelengarakan Diklat Teknis bagi petani, terutama petani peserta

pelaksana kegiatan program/proyek, termasuk mengirim petani untuk magang di daerah yang lebih maju.

12. Mengembangkan teknologi pembuatan dan pengunaan pupuk

organik (kompos berteknologi baru), melalui bantuan maupun swadaya petani, dalam rangka meningkatkan kesuburan lahan.

13. Mengupayakan penyediaan modal bagi petani, baik melalui

penyediaan kredit maupun pola kemitraan dengan pengusaha agribisnis/agroindustri.

14. Melakukan pendampingan kepada petani dan memberikan motivasi

serta informasi yang lebih luas, sehingga mereka tertarik menerapkan teknologi anjuran.

15. Mengoptimalkan pemanfaatan lahan tidur pada daerah aliran sungai

untuk tanaman pangan dan hortikultura.

16. Perlu dilakukan bimbingan secara intensif kepada petani untuk

mencapai mutu Bokar (Bahan Olah Karet) yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

17. Diperlukan kebijakan pemerintah dalam memfasilitasi gapoktan

pemasaran bokar dengan pabrikan.

18. Memberikan contoh pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih (JAP)

dan Hama Ulat Api pada kebun petani, diharapkan petani dapat melakukan pengendalian secara swadaya.

19. Menyarankan kepada penangkar untuk melaksanakan pemangkasan

kebun entres setiap tahun, walaupun tidak memproduksi bibit karet okulasi.

20. Memfasilitasi penangkar untuk membeli kecambah kelapa sawit ke

Balai Penelitian Sembawa Palembang.

21. Perlunya penambahan alokasi anggaran dalam menyediakan sarana

(28)

22. Merobah pola pelatihan yakni dengan metode ceramah, diskusi dan praktek sehingga penyuluh lebih mudah menguasai hasil dari pelatihan.

23. Pengawasan terhadap ternak yang dikelola masyarakat untuk

mengupayakan peningkatan produktivitas ternak sehingga laju pertumbuhan ternak besar semakin meningkat.

3.

KEHUTANAN

I. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

1. Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan (Dana PSDH)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 40.651.500,- dan realisasi sebesar Rp.27.546.500,- atau 67,76%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini terlaksananya pemeliharaan bibit tanaman kehutanan berupa Mahoni,

Sengon dan Surian. Pemeliharaan tersebut berupa

penyiangan gulma, penyemprotan, pemupukan dan

pengendalian hama penyakit yang berlokasi di Sungai Gurun. Tidak terealisasinya kegiatan ini 100 % karena adanya efisiensi penggunaan dana dalam hal pemeliharaan bibit sebab sebagian bibit telah dibagikan ke masyarakat maupun instansi-instasi pemerintah yang memerlukan untuk penghijauan atau pelindung.

2. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Dana PSDH)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar

Rp.72.140.500,- dan realisasi sebesar Rp. 67.993.000,- atau 94,25%.

(29)

Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tahun 2011 Tingkat Kabupaten Bungo yang dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2011, lokasi Kantor Camat Bathin III. Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kepedulian semua pihak tentang pentingnya menanam dan memelihara pohon.

3. Penanaman Pohon pada Areal Penggunaan Lain dan Kawasan Hutan (Dana DAK dan Sharing DAK).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar

Rp.639.242.000,- dan realisasi sebesar Rp. 570.267.300,- atau 89,21%.

Keluaran kegiatan adalah pembuatan tanaman hutan rakyat pada areal penggunaan lain dalam wilayah kampong trans SP2 Dusun Sungai Telang Kec. Bathin III Ulu seluas 125 Ha dengan jenis dan jumlah tanaman :

1. Bibit Karet Okulasi sebanyak 27.500 Batang

2. Bibit Jabon sebanyak 6.875 Batang

3. Bibit Mahoni sebanyak 6.875 Batang

4. Bibit Durian jenis Montong 6.785 Batang

5. Bibit Pinang 6.785 Batang

Tidak terealisasinya keuangan kegiatan ini 100 % karena tahap pekerjaaan pemeliharaan tahun berjalan bibit tidak dapat dilaksanakan karena pengadaan bibit tanaman kehutanan dan Multi Purpose Trees Species (MPTS) dilaksanakan pada Bulan Nopember Tahun 2011.

2. Penanaman Pohon pada Areal Penggunaan Lain dan Kawasan Hutan (Dana PSDH)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 30.953.000,- dan realisasi sebesar Rp. 29.057.600,- atau 93,88 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini berupa

pembangunan/pembuatan tanaman kehutanan rakyat, kegiatan ini merupakan pendukung dari kegiatan yang sama yang sumber

(30)

dana nya berasal dari DAK bidang kehutanan. Dana pendukung tersebut untuk membiayai kegiatan yang bersifat non fisik seperti ATK, Perjalanan dinas, honorarium dan fotocopi.

3. Kebun Tanaman Kehutanan.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan alokasi dana sebesar Rp.87.055.000,- dan terealisasi sebesar Rp 0 atau 0% tidak terlaksananya kegiatan ini karena dana pembuatan rancangan tidak dapat diambil dari dana DAK tetapi dianggarkan dalam Sharring Kegiatan. Dana dikembalikan ke Kas Negara.

I. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan.

1. Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Dana PSDH)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 49.905.300,- dan realisasi sebesar Rp. 43.952.800,- atau 88,07%.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini terlaksananya sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan pada Dusun Baru Pelepat, Batu Kerbau, Lubuk Beringin, Karak, Timbolasi, Sungai Telang, Renah Sungai Ipuh, Baru Lubuk Mengkuang dan Lubuk Tanah Terban serta pemantauan hotspot didalam maupun diluar kawasan hutan dalam wilayah Kabupaten Bungo.

Tidak terealisasinya kegiatan ini 100% karena peralatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan tidak tersedia, sedangkan kejadian kebakaran hutan dan lahan lokasinya sulit dijangkau oleh mobil pemadaman kebakaran.

2. Patroli dan Pengawasan Peredaran Hasil hutan (Dana PSDH) Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 64.631.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 49.686.000,- atau 76,87%.

(31)

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini berupa terlaksananya Patroli Rutin dan gabungan dalam rangka pencegahan dan penindakan kegiatan Illegal Logging wilayah Kabupaten Bungo. Pengawasan peredaran hasil hutan dengan melakukan penjagaan di Pos Chek Point Hasil Hutan di KM. 35 Kecamatan Pelepat.

Tidak terealisasinya kegiatan ini 100 % karena minimnya sarana dan prasarana perlindungan dan pengamanan hutan sehingga kegiatan patrol dan pengawasan peredaran hasil hutan belum berjalan dengan optimal.

3. Pemeliharaan Paal Batas Kawasan Hutan (Dana PSDH)

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 46.650.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 36.164.000,- atau 77,52 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini terlaksananya pemasangan patok sepanjang + 20 Km di batas luar Kawasan Hutan Lindung Bukit Panjang Rantau Bayur, mulai dari Nomor Paal Batas B.1509/HL.592 s.d. B.1718/HL.150.

Tidak terealisasi nya kegiatan ini 100% karena direncanakan tenaga bantu/buruh rintis yang akan membantu semula 13 orang dengan jumlah hari kerja 12 hari, akan tetapi realisasi yang hadir dan ikut kerja hanya 10 orang dan kegiatan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 10 hari, kondisi demikian berdampak kepada realisasi anggaran yang lebih kecil/tidak sesuai dengan target RKA.

4. Pembinaan Masyarakat disekitar Kawasan Hutan (dana PSDH) Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan

Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar

Rp.55.388.000,- realisasi sebesar Rp.47.080.500,- atau 85,00 %. Keluaran dan hasil dari kegiatan ini terlaksananya Pembinaan/Penyuluhan kepada masyarakat di 17 Dusun pada 3 Kecamatan dalam Kabupaten Bungo yaitu : Kecamatan Pelepat (Dusun Batu Kerbau, Baru Pelepat, Rantel, Balai Jaya, Rantau

(32)

Keloyang, Senamat). Kecamatan Bathin III Ulu (Dusun Sungai Beringin, Sungai Telang, Timbolasi, Karak, Muara Buat, Laman Panjang, Senamat Ulu, Aur Cino) dan Kecamatan Rantau Pandan (Dusun Rantau Pandan, Leban, dan Talang Sungai Bungo).

II. Program Pembinaan dan Penerbitan Industri Hasil Hutan

1. Pembinaan, Pengawasan dan Monitoring TUK Industri

Kehutanan

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bungo dengan dana sebesar Rp. 32.691.000,00 dan terealisasi sebesar Rp. 31.708.000,00 atau 96.99%

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini terbina nya dan tertib nya pelaku nya pelaku usaha industry hasil hutan sebanyak 9 IPHHL dan 2 IUPHHK-HTI dalam kabupaten Bungo dengan melaksanakan pelatihan dan uji kompetensi petugas penerbit dokumen dan sosialisasi peraturan tentang piñata usahaan hasil hutan dan pungutan peredaran hasil hutan

PERMASALAH DAN SOLUSI : Permasalahan

1. Minimnya dana dan sarana prasarana pemadam kebakaran hutan dan lahan sehingga kejadian kebakaran hutan atau lahan belum dapat ditanggulangi dengan cepat.

2. Pos komando pengendalian kebakaran lahan dan hutan

(Poskodalkarlahut) Kabupaten Bungo yang telah dibentuk belum berfungsi sebagaimana yang diharapkan.

3. Jumlah personil PPNS Kehutanan dan Polisi Kehutanan yang ada, tidak sebanding dengan luas kawasan hutan yang harus diawasi.

4. Masih ada Bokar yang di produksi petani di bawah standar yang telah di tetapkan sesuai Standar nasional Indonesia (SNI)

5. Mata rantai pemasaran bokar masih panjang sehingga bagian yang diterima petani menjadi rendah.

6. Belum terbentuknya tim koordinasi program pengawasan tentang peredaran hasil hutan antar instasi vertical.

7. Terbatas nya bahan obat-obatan untuk pengendalian.

8. Masih rendahnya pemahaman penangkar bibit tanaman perkebunan tentang penting nya legalitas usaha pembibitan dan aturan tentang peredaran benih/bibit sebar.

(33)

9. Lamanya waktu untuk mendapatkan kecambah kelapa sawit dari PPKS Medan (waktu dari pemesanan sampai kecambah diterima).

Solusi :

1. Pengadaan sarana dan prasarana pemadam kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan dana DAK maupun APBD Tahun Anggaran 2012. 2. Mengefektifkan Poskodalkarlahut Kabupaten Bungo dan membentuk

regu-regu pemadam kebakaran serta mengajukan anggaran yang memadai.

3. Menambah jumlah personil PPNS Kehutanan dan Polisi Kehutanan. 4. Perlu dilakukan bimbingan secara intensif dan berkelanjutan kepada

petani dalam hal untuk mencapai mutu Bokar ( Bahan olah Karet) yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

5. Untuk memperpendek mata rantai pemasaran Bokar diperlukan kebijakan pemerintah dalam memfasilitasi gapoktan pemasaran bokar dengan pabrikan.

6. Untuk program pengawasan peredaran hasil hutan perlu dibentuk tim koordinasi dengan surat keputusan.

7. Untuk pengeluaran ijin usaha bansal kayu dengan bahan baku kayu perlu direkomandasikan dari dinas teknis.

8. Memberikan pengendalian penyakit jamur Akar putih (JAP) Dan Hama Ulat Api hanya beberapa batang saja pada kebun petani dan di harapkan kepada petani untuk melakukan pengendalian secara swadaya.

9. Menyarankan kepada penangkar untuk melaksanakan pemangkasan kebun entres setiap tahun walaupun sedang tidak memproduksi bibit karet okulasi

10. Memfasilitasi penangkar untuk membeli kecambah kelapa sawit ke

balai penelitian sembawa Palembang jika pemesanan ke PPKS Medan membutuhkan waktu yang lama.

4.

ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

I. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

1. Pengembangan Ketenagalistrikan

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana

(34)

kegiatan Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp, 1.180.897.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 982.354.196,- atau 83.19 %.

Keluaran dan hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah pembangunan jaringan listrik SUTM dan SUTR di 2 (dua) lokasi, yaitu Kelurahan Cadika Kecamatan Rimbo Tengah dengan panjang Jaringan SUTM ±50 ms dan SUTR ±823 ms dan Dusun Renah Jelmu Kecamatan Tanah Tumbuh dengan Panjang Jaringan SUTM ±1.235 ms dan SUTR ±1.157 ms.

Realisasi fisik mencapai 100% sedangkan realisasi keuangan hanya mencapai 83,19% karena nilai kontrak pemenang tender berada di bawah harga HPS dan nilai pagu anggaran sehingga menyebabkan adanya sisa anggaran.

II. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan Umun

1. Kegiatan Pembinaan Usaha pertambangan Umum Bahan Galian Golongan A,B dan C .

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana sebesar Rp. 46.245.500.- dan realisasi keuangan sebesar Rp.42.496.180.- atau sebesar 92 %.

Keluaran dan hasil dari kegiatan ini adalah pembinaan usaha pertambangan umum bahan galian golongan a,b dan c terhadap 15 (lima belas) perusahaan pertambangan. Hasil yang di capai pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

• Terlaksana nya rekonsiliasi (pendaftaran) data IUP Eksplorasi dan IUP Operasi produksi yang diterbitkan pemerintah Kabupaten Bungo ke Direktorat jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral di Jakarta sebanyak 70 (tujuh puluh) izin.

• Terlaksananya pembinaan usaha pertambangan umun khusus

nya bahan galian golongan A (batubara) terhadap 15(lima belas) perusahaan pertambangan batubara yang sudah melakukan kegiatan penambangan (coal getting). Pembinaan lebih bersifat administrasi yang harus di penuhi oleh perusahaan sesuai dengan aturan perundang-undang yang berlaku dan sesuai dengan hak dan kewajiban selaku pemegang izin.

(35)

2. Kegiatan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Kegiatan Penambangan

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 273.467.500.- dan realisasi sebesar Rp. 230.509.890.- atau sebesar 84 %.

Adapun hasil yang telah dicapai dalam kegiatan ini adalah :

a. Terlaksananya pengawasan terhadap 15(lima belas)

perusahaan pertambangan yang melakukan kegiatan

penambangan (coal getting) yaitu dengan melakukan inspeksi lapangan ke lokasi perusahaan untuk melihat pelaksanaan teknik penambangan,K3 dan lingkungan.

b. Terlaksananya pengawasan terhadap produksi batubara pada

3(tiga) titik pos pengawasan batubara yaitu di perbatasan jambi dengan sumatera Barat, Simpang kemini arah ke jambi dan perbatasan merangin dengan kabupaten bungo.untuk tahun 2011 produksi batubara mencapai 3.759.453,94 MT dengan rincian sebesar 1.126.748,51 MT berasal dari PT.NTC selaku PKP2B dan Sebesar 2.632.705,43 MT Berasal dari IUP Operasi produksi yang diterbitkan pemerintah kabupaten bungo.

Realisasi keuangan hanya mencapai 84% karena pada APBD perubahan dianggarkan penambahan jumlah petugas pos pengawasan batubara sebanyak 7 (tujuh) orang dengan alokasi dana untuk honorarium dan jasa kerja selama 6 bulan namun realisasi honorarium dan jasa kerja hanya dibayarkan selama 4 bulan sesuai dengan pelaksanaan tugas dilapangan.

3. Penelitian Bahan Galian Golongan C.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bungo, dengan alokasi dana kegiatan Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 169.870.000,- dan realisasi sebesar Rp 131.001.539.- atau sebesar 77 %.

Hasil yang telah dicapai untuk kegiatan ini adalah :

1. Penelitian potensi dan pemanfaatan Andesit di Bukit Manggis

(36)

Kayu Aro Kecamatan Rantau Pandan dan Dusun Karak Kecamatan Bathin III Ulu, hasil yang diperoleh antara lain :

a. Teridentifikasinya cadangan Potensi Andesit dan Granit untuk Kabupaten Bungo.

b. Potensi Andesit dan Granit ini akan dapat dikelola oleh Investor, yang pada giliran nya dapat dijadikan salah satu potensi untuk pendapatan asli Daerah (PAD)

2. Pemetaan wilayah pertambangan Rakyat

Pada tahun anggaran 2011 salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah pemetaan wilayah pertambangan rakyat(WPR) sebagai kegiatan awal untuk penerbitan izin pertambangan rakyat (IPR) yang di khususkan untuk bahan galian golongan C (Sirtu pasir, Bebatuan dan pasir silika).

a. Melakukan Inventarisasi terhadap Potensi Komoditas

Tambang Batuan (Kerikil Sungai, Batu Kali, Kerikil Sungai Ayak Tanpa Pasir, Pasir Urug dan Kerikil Berpasir Alami ( Sirtu)).

b. Melakukan Pemetaan terhadap luasan Potensi Bahan

Galian tersebut, yang akan ditetapkan sebagai WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat )

c. Menyesuaikan rencana WPR dengan RT/RW Kabupaten

Bungo melalui BAPPEDA dengan beberapa kali tahap Pembahasan, baik di Tingkat Kabupaten dan Provinsi Jambi dan Terakhir di Kementrian PU di Jakarta.

d. Mengkonsultasikan Pemetaan Rencana WPR dengan

pihak Dirjen Minerba Kementrian Energi dan SDM di Jakarta, sehingga terdaftar dan termasuk dalam wilayah Usaha Petambangan secara Nasional.

e. Menyusun Draf Surat Keputusan Bupati untuk penetapan

Wilayah Pertambangan Rakyat.

f. Menyusun Draf Keputusan Bupati terhadap Proses Izin

Pertambangan Rakyat sekaligus SOP nya.

Realisasi fisik mencapai 100% sedangkan realisasi keuangan hanya mencapai 77% karena pada APBD perubahan dianggarkan penambahan perjalanan dinas rencananya dialokasikan untuk koordinasi tentang pengolahan Andesit dan Granit di badan Geologi dan badan penelitian pengembangan Teknologi mineral dan Batubara bandung namun pada pelaksanaannya koordinasi dapat dilakukan melalui via telepon dan email. Untuk masa yang

(37)

akan datang kami akan merencanakan anggaran dengan sebaik-baiknya.

4. Pembinaan dan Pemanfaatan Air Tanah.

Instansi teknis pelaksana kegiatan adalah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bungo, alokasi dana kegiatan Tahun Anggaran 2011 sebesar Rp. 25.441.000,- dan realisasi sebesar Rp 15,076.500,- atau sebesar 59 %.

Hasil yang dicapai untuk kegiatan ini adalah pengelolaan dan Pembinaan Air Tanah, merupakan salah satu kegiatan yang baru pertama dilakukan, disamping amanat Undang Undang Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dengan pertimbangan antara lain :

• Air merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan umat

manusia/masyarakat, bak untuk kebutuhan rumah tangga, industry dan jasa, maka perlu dijaga kelestariannya dan diatur pengelolaannya dengan pengawasan yang lebih intensif.

• Pengaturan air tanah dalam rangka memelihara kelestarian

sumber daya alam dan lingkungan hidup akibat pengambilan air bawah tanah sebagai air tetap, mendukung mengantisipasi tuntutan perkembangan pembangunan yang berkelanjutan seta berpihak kepada kepentingan rakyat;

• Pengelolaan Air Tanah dan Air Permukaan sebelumnya telah

diatur dengan Peraturan Daerah Nomor : 33 Tahun 2008,sehingga untuk pelaksanaanya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati Bungo tentang Izin Pemanfaatan dan Pengambilan Air Tanah, sehingga dapat dijadikan sebagai

payung hukum serta pengaturan system/tata cara

pengelolaannya, disamping dapat dijadikan salah satu sumber PAD.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk Tahun 2011 antara lain :

a. Identifikasi Sumber Mata Air di beberapa Wilayah Kecamatan yakni Kecamatan Rimbo Tengah, Bathin II Babeko, Pelepat dan Kecamatan Rantau Pandan.

b. Inventarisasi Penggunaan Air Tanah di 2 ( dua ) Kecamatan, yaitu Rimbo Tengah dan Pasar Muara Bungo, dengan lokusnya

(38)

“ ”Kegiatan Usaha Isi Ulang, Restoran /Rumah Makan dan Perhotelan.”

Realisasi keuangan hanya mencapai 59% karena perjalana dinas dan biaya makan, minum rapat direncanakan untuk sosialisasi peraturan Bupati tentang izin pemanfaatan dan pengambilan air tanah, yang mana peraturan bupati tersebut sampai saat ini masih dalam proses.

PERMASALAHAN DAN SOLUSI Permasalahan :

1. Permintaan masyarakat terhadap pembangunan listrik sampai tingkat

Dusun sangat banyak sementara kemampuan pendanaan sangat terbatas.

2. Masih terbatasnya tenaga teknis di bidang pertambangan Umum dan

energi (ketenagalistrikan).

Solusi :

1. Perlunya tambahan alokasi dana dari APBD Kabupaten Bungo maupun

sumber pendanaan lainnya untuk pembangunan jaringan listrik kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bungo.

2. Perlunya penambahan tenaga teknis dalam pengelolaan

pertambangan umum dan tenaga kelistrikan serta peningkatan koordinasi dengan instansi terkait terutama pada PT. PLN.

5.

PARIWISATA

I. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

1. Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga dengan anggaran sebesar Rp.142.275.000,00 terealisasi sebesar Rp. 136.815.000,00 atau 96%.

Referensi

Dokumen terkait

 Apakah pendekatan yang dilakuakn benar untuk.. mencapai hasil

-tiotrio"n uaroninon f iormuta B ) dan t-butilhidrokuinon ( fo.rmula C-) rerhadap laju peruraian d;"6i; hidrokloridum dalam krim vanishing nonionik ouanan*an a*g-

Yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Prodi Teknik Industri STTA, mengajukan permohonan untuk melaksanakan Sidang Tugas Akhir dengan :. Nama

Other priority activities under the Sole Fishery program carried out in the 3 rd Quarter were the following: the setting up of sole co-management committees in seven (7)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode perhitungan persediaan bahan baku yang diterapkan perusahaan dengan cara pembelian bahan baku, penggunaan bahan baku, biaya

This project will provide advanced naturalist and interpretive training for GNLG at Belize’s premier ecotourism site, the BAS-managed Cockscomb Basin Wildlife Sanctuary (CBWS),

kerja kepada siswa untuk menyelesaikan masalah mengenai pemanfaatan gerak parabola dalam kehidupan.  Guru mengarahkan dan menuntun siswa dalam menganalisis dan membuat

 Siswa dapat menguraikan prinsip-prinsip tata letak, antara lain : proporsi, irama (rythm), keseimbangan, kontras, kesatuan (unity), dan harmoni dalam pembuatan