• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Jurnal Status Gizi Farid.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. Jurnal Status Gizi Farid.pdf"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAK

FAKTOR-FAKTOR YANG TOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERHUBUNGAN DENGAN STATUS STATUS GIZI GIZI PADA BALPADA BAL ITAITA USIA

6-USIA 6-23 BULAN DIKELURAHAN PANTOLOAN BOYA WILAYAH 23 BULAN DIKELURAHAN PANTOLOAN BOYA WILAYAH KERJAKERJA PUSKESMAS PANTOLOAN

PUSKESMAS PANTOLOAN  Ab

 Abd. Fard. Far id id LewLewaa

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu

 AB

 AB STRAKSTRAK Indonesia menghadapi masala

Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, h gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah giziyaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Hasil

lebih. Hasil riskesdasriskesdas, , secara nasional secara nasional pada tahun pada tahun 2013 menunjukan 2013 menunjukan prevalensi statusprevalensi status gizi anak balita menurut (BB/U) yaitu prevalensi gizi buruk sebesar 5,7%, dan gizi gizi anak balita menurut (BB/U) yaitu prevalensi gizi buruk sebesar 5,7%, dan gizi kurang 13,9%. Di kota palu tahun 2013 prevalensi status gizi anak balita menurut kurang 13,9%. Di kota palu tahun 2013 prevalensi status gizi anak balita menurut (BB/U), yaitu prevalensi gizi buruk sebesar 6,6%, dan gizi kurang 17,5%.sedangkan di (BB/U), yaitu prevalensi gizi buruk sebesar 6,6%, dan gizi kurang 17,5%.sedangkan di Puskesmas Pantoloan tahun 2014 prevalensi status gizi anak balita menurut (BB/U) Puskesmas Pantoloan tahun 2014 prevalensi status gizi anak balita menurut (BB/U) yaitu prevalensi gizi kurang sebesar 9,7%, gizi buruk 3,9%, dan gizi lebih yaitu prevalensi gizi kurang sebesar 9,7%, gizi buruk 3,9%, dan gizi lebih 4,1%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan, pekerjaan dan 4,1%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI dengan status gizi balita usia 6-23 pengetahuan ibu tentang Makanan Pendamping ASI dengan status gizi balita usia 6-23 bulan di k

bulan di kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas elurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.Pantoloan. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan metode

Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan metode crossectionalcrossectional  dan  dan pengambilan data menggunkan data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah pengambilan data menggunkan data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibuyang memiliki balita umur 6-23 bulan,dilakukan di Posyandu kelurahan seluruh ibuyang memiliki balita umur 6-23 bulan,dilakukan di Posyandu kelurahan Pantoloan Boya wilayah kerja Puskesmas Pantoloan pada bulan Mei-Juni 2015. Pantoloan Boya wilayah kerja Puskesmas Pantoloan pada bulan Mei-Juni 2015. Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik

Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik accidental samplingaccidental sampling yaitu responden yaitu responden yang kebutulan ada atau tersedia disuatu tempat

yang kebutulan ada atau tersedia disuatu tempat yang berjumlah 76 balita.yang berjumlah 76 balita. Hasil penelitian menggunakan uji

Hasil penelitian menggunakan uji fisher’s exactfisher’s exact  menunjukkan bahwa nilai p-value  menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,145 > 0,05 untuk pendidikan , p = 0,075 (p value > 0,05) untk pekerjaan, sebesar 0,145 > 0,05 untuk pendidikan , p = 0,075 (p value > 0,05) untk pekerjaan, berarti secara statistik tidak ada hubungan antara pendidikan, pekerjan ibu dengan berarti secara statistik tidak ada hubungan antara pendidikan, pekerjan ibu dengan status gizi balita, sedangkan dari hasil uji

status gizi balita, sedangkan dari hasil uji fishes’r exactfishes’r exact  didapatkan nilai p = 0,000 (p  didapatkan nilai p = 0,000 (p value < 0,05) artinya secara statistic ada hbungan pengetahuan ibu dengan status gizi value < 0,05) artinya secara statistic ada hbungan pengetahuan ibu dengan status gizi balita umur 6-23 bulan di

balita umur 6-23 bulan di puskesmas Pantoloan Kecamatan Tawaeli Tahun 2015.puskesmas Pantoloan Kecamatan Tawaeli Tahun 2015.

Kesimpulandalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan pendidikan ibu dan Kesimpulandalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan pendidikan ibu dan pekerjaanibu namun ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan Ibu tentang pekerjaanibu namun ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi pada balita usia6-23 bulan di kelurahan Makanan Pendamping ASI dengan Status Gizi pada balita usia6-23 bulan di kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.Kepada Petugas Puskesmas Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.Kepada Petugas Puskesmas Pantoloan agar dapat menjadi sarana penyelenggara penyuluhan kepada ibu tentang Pantoloan agar dapat menjadi sarana penyelenggara penyuluhan kepada ibu tentang Makanan Pendamping ASI.

Makanan Pendamping ASI.

Daftar Pustaka : 16 (2000-2013) Daftar Pustaka : 16 (2000-2013) Kata

Kata kunci kunci : : Pendidikan, Pendidikan, PekerjaanPekerjaan, , Pengatahuan, Pengatahuan, Status Status GiziGizi PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Indonesia menghadapi masalah gizi Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih.Masalah gizi kurang masalah gizi lebih.Masalah gizi kurang pada umunya disebabkan oleh pada umunya disebabkan oleh kemiskinan, kurang persediaan pangan, kemiskinan, kurang persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan kurang baiknya kualitas lingkungan (sanitasi), kurangnya pengetahuan (sanitasi), kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seim

masyarakat tentang gizi, menu seim bangbang dan kesehatan, adanya daerah miskin dan kesehatan, adanya daerah miskin

gizi (iodium).Sebaliknya masalah gizi gizi (iodium).Sebaliknya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi (Almatsier, 2009).

(Almatsier, 2009). Menurut

Menurut World Health OrganizationWorld Health Organization (WHO) lebih dari 50 % kematian bayi dan (WHO) lebih dari 50 % kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk.Oleh karena itu masalah gizi perlu buruk.Oleh karena itu masalah gizi perlu di tangani secara cepat dan di tangani secara cepat dan tetap.Keadaan inilah yang berpengaruh tetap.Keadaan inilah yang berpengaruh

(2)

pada tingginya angka kematian bayi pada tingginya angka kematian bayi (Kemenkes, 2011).

(Kemenkes, 2011).

Hasil survei menunjukkan bahwa Hasil survei menunjukkan bahwa salah satu penyebab terjadinya salah satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi dan gangguan tumbuh kembang bayi dan anak usia 6 sampai 24

anak usia 6 sampai 24 bulan di Indonesiabulan di Indonesia adalah rendahnya mutu MP-ASI adalah rendahnya mutu MP-ASI (makanan pendamping ASI) dan ketidak (makanan pendamping ASI) dan ketidak sesuaian pola asuh yang diberikan sesuaian pola asuh yang diberikan sehingga beberapa zat gizi tidak dapat sehingga beberapa zat gizi tidak dapat mencukupi kebutuhan energi dan zat mencukupi kebutuhan energi dan zat mikro terutama zat besi (Fe) dan Seng mikro terutama zat besi (Fe) dan Seng (Zn). Pemberian makanan adalah salah (Zn). Pemberian makanan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi status satu faktor yang mempengaruhi status gizi bayi. Pemberian makanan yang gizi bayi. Pemberian makanan yang kurang tepat dapat menyebabkan kurang tepat dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi dan terjadinya kekurangan gizi dan pemberian yang berlebihan akan terjadi pemberian yang berlebihan akan terjadi kegemukan. Pada usia 6 bulan, secara kegemukan. Pada usia 6 bulan, secara fisiologis bayi telah siap menerima fisiologis bayi telah siap menerima makanan tambahan, karena secara makanan tambahan, karena secara keseluruhan fungsi saluran cerna sudah keseluruhan fungsi saluran cerna sudah berkembang. Selain itu, pada usia berkembang. Selain itu, pada usia tersebut Air Susu Ibu (ASI) sudah tidak tersebut Air Susu Ibu (ASI) sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan energy bayi lagi mencukupi kebutuhan energy bayi hanya sekitar 65-80 % kebutuhan bayi, hanya sekitar 65-80 % kebutuhan bayi, dan sangat sedikit mengandung dan sangat sedikit mengandung mikronutrien untuk tumbuh kembangnya, mikronutrien untuk tumbuh kembangnya, sehingga Pemberian Makanan sehingga Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) sangat diperlukan (Septiana, dkk.,2010). sangat diperlukan (Septiana, dkk.,2010). Faktor yang mempengaruhi status Faktor yang mempengaruhi status gizi pada bayi, juga dipengaruhi oleh gizi pada bayi, juga dipengaruhi oleh gangguan proses pemberian MP-ASI gangguan proses pemberian MP-ASI disebabkan oleh tingkat pendidikan yang disebabkan oleh tingkat pendidikan yang rendah yang mengakibatkan kurangnya rendah yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu, kurangnya dukungan pengetahuan ibu, kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan (Arisman, dari keluarga dan lingkungan (Arisman, 2010).

2010).

Berdasarkan data riskesdas, secara Berdasarkan data riskesdas, secara nasional tahun 2013 prevalensi status nasional tahun 2013 prevalensi status gizi anak balita menurut gizi anak balita menurut (BB/U),(TB/U),dan (BB/TB), yaitu (BB/U),(TB/U),dan (BB/TB), yaitu prevalensi gizi buruk sebesar 5,7 %, dan prevalensi gizi buruk sebesar 5,7 %, dan gizi kurang 13,9 %, prevalensi sangat gizi kurang 13,9 %, prevalensi sangat pendek 0,8 %, prevalensi pendek 1,2 % pendek 0,8 %, prevalensi pendek 1,2 % prevalensi kurus 0,6 % dan prevalensi prevalensi kurus 0,6 % dan prevalensi gemuk 21 % .

gemuk 21 % .

Berdasarkan data Profil Kesehatan Berdasarkan data Profil Kesehatan Sulawesi Tengah tahun 2013 prevalensi Sulawesi Tengah tahun 2013 prevalensi status gizi anak balita menurut status gizi anak balita menurut

(BB/U),(TB/U), dan (BB/TB) yaitu (BB/U),(TB/U), dan (BB/TB) yaitu prevalensi gizi buruk sebesar 6,6 %, dan prevalensi gizi buruk sebesar 6,6 %, dan gizi kurang 17,5 % prevalensi sangat gizi kurang 17,5 % prevalensi sangat pendek 17,7 %, pendek 23,3 %, dan pendek 17,7 %, pendek 23,3 %, dan prevalensi sangat kurus 3,6 %, kurus prevalensi sangat kurus 3,6 %, kurus sebesar 5,8 %, gemuk 8,5 %.

sebesar 5,8 %, gemuk 8,5 %.

Berdasarkan data yang diperoleh Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Pantoloan tahun 2014 dari Puskesmas Pantoloan tahun 2014 prevalensi status gizi anak balita menurut prevalensi status gizi anak balita menurut (BB/U), (TB/U), dan (BB/TB), yaitu (BB/U), (TB/U), dan (BB/TB), yaitu prevalensi gizi kurang sebesar 9,7%, gizi prevalensi gizi kurang sebesar 9,7%, gizi buruk 3,9%, dan gizi lebih 4,1%, buruk 3,9%, dan gizi lebih 4,1%, prevalensi pendek 8,6% dan sangat prevalensi pendek 8,6% dan sangat pendek 3,1%, prevalensi kurus 12 %, pendek 3,1%, prevalensi kurus 12 %, sangat kurus 0,8% dan gemuk 3,2%. sangat kurus 0,8% dan gemuk 3,2%.

Pendidikan, pekerjaan dan Pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu tentang MP-ASI sangat pengetahuan ibu tentang MP-ASI sangat penting dimiliki oleh setiap ibu, karena penting dimiliki oleh setiap ibu, karena kurangnya pengetahuan dapat kurangnya pengetahuan dapat menyebabkan masalah gizi pada anak menyebabkan masalah gizi pada anak balita.Berdasarkan uraian diatas, peneliti balita.Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti"faktor-faktor yang tertarik untuk meneliti"faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita berhubungan dengan status gizi balita umur 6-23 bulandikelurahan umur 6-23 bulandikelurahan pantoloanboya wilayah kerja puskesmas pantoloanboya wilayah kerja puskesmas pantoloan tahun 2015.

pantoloan tahun 2015. METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan metode adalah analitik dengan metode crossectional

crossectional  dan pengambilan data  dan pengambilan data menggunkan data primer. Populasi menggunkan data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dalam penelitian ini adalah seluruh ibuyang memiliki balita umur 6-23 ibuyang memiliki balita umur 6-23 bulan,dilakukan di Posyandu kelurahan bulan,dilakukan di Posyandu kelurahan Pantoloan Boya wilayah kerja Pantoloan Boya wilayah kerja Puskesmas Pantoloan pada bulan Puskesmas Pantoloan pada bulan Mei-Juni 2015. Sampel dalam penelitian ini Juni 2015. Sampel dalam penelitian ini menggunakan tehnik

menggunakan tehnik accidental samplingaccidental sampling yaitu responden yang kebutulan ada atau yaitu responden yang kebutulan ada atau tersedia disuatu tempat yang berjumlah tersedia disuatu tempat yang berjumlah 76 balita.

76 balita. HASIL HASIL

Hasil penelitian dalam bentuk data primer Hasil penelitian dalam bentuk data primer diperoleh melalui wawancaralangsung diperoleh melalui wawancaralangsung pada responden mengenai pendidikan, pada responden mengenai pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu tentang pekerjaan dan pengetahuan ibu tentang MP-ASI serta pengukuran status gizi pada MP-ASI serta pengukuran status gizi pada balita umur 6-23 bulan.

balita umur 6-23 bulan. 1. Analisis Uivariat 1. Analisis Uivariat

(3)

Pada penelitian ini, hasil analisis Pada penelitian ini, hasil analisis univariat akan menggambarkan variabel univariat akan menggambarkan variabel independen yang meliputi pendidikan, independen yang meliputi pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan ibu tentang pekerjaan dan pengetahuan ibu tentang

MP-ASI serta variable dependen status MP-ASI serta variable dependen status gizi pada balita umur 6-23 bulan.adalah gizi pada balita umur 6-23 bulan.adalah

sebagai berikut:

sebagai berikut:

Tabel 1 Tabel 1

Distribusi Menurut Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan dan Status Gizi Balita Umur Distribusi Menurut Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan dan Status Gizi Balita Umur

6-23 Bulan di Kelurahan Pantoloan Boya Tahun 2015 23 Bulan di Kelurahan Pantoloan Boya Tahun 2015 No

No Variabel Variabel KategoKatego ri ri n n = = 76 76 %% 1 Pendidikan

1 Pendidikan RendahRendah Tinggi Tinggi 53 53 23 23 69,7 69,7 30,3 30,3 2 Pekerjaan

2 Pekerjaan Tidak BekerjaTidak Bekerja Bekerja Bekerja 73 73 3 3 96,1 96,1 3,9 3,9 3 Pengetahuan

3 Pengetahuan Kurang BaikKurang Baik Baik Baik 25 25 51 51 32,9 32,9 67,1 67,1 4

4 Status Status GiziGizi Tidak NormalTidak Normal Normal Normal 14 14 62 62 18,4 18,4 81,6 81,6 Sumber : Data primer yang diolah

Sumber : Data primer yang diolah Tabel 1, menunjukkan dari 76 Tabel 1, menunjukkan dari 76 responden yang memiliki pendidikan responden yang memiliki pendidikan rendah lebih banyak yaitu 53 responden rendah lebih banyak yaitu 53 responden (69,7%) dan yang memiliki pendidikan (69,7%) dan yang memiliki pendidikan tinggi yaitu hanya 23 responden (30,3%). tinggi yaitu hanya 23 responden (30,3%). Responden yang tidak bekerja lebih Responden yang tidak bekerja lebih banyak yaitu 73 responden (96,1%) banyak yaitu 73 responden (96,1%) sedangkan responden yang bekerja sedangkan responden yang bekerja hanya 3 (3,9%). Responden yang hanya 3 (3,9%). Responden yang memiliki pengetahuan baik lebih banyak memiliki pengetahuan baik lebih banyak yaitu 45 responden (67,1%) dan yang yaitu 45 responden (67,1%) dan yang memiliki pengetahuan kurang baik memiliki pengetahuan kurang baik

sebanyak

sebanyak 29 29 responden responden (32,9%).(32,9%). Responden yang memiliki balita dengan Responden yang memiliki balita dengan status gizi normal lebih banyak yaitu 62 status gizi normal lebih banyak yaitu 62 (81,6%) dan yang tidak normal yaitu 14 (81,6%) dan yang tidak normal yaitu 14 responden (18,6%).

responden (18,6%). 1. Analisis Bivariat 1. Analisis Bivariat

a. H

a. Hubungubung anPeanPendidndid ikan Ibu ikan Ibu DeDenganngan Status Gizi B

Status Gizi B alita Umur alita Umur 6-26-233 Bulan Di Kelur

Bulan Di Kelur ahaahan Pan Pantolntol oanoan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan

Pantoloan Tabel 2

Tabel 2

Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Balita Umur 6-23 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Balita Umur 6-23

Bulan Di Kelurahan Pantoloan Boya Bulan Di Kelurahan Pantoloan Boya Pendidikan

Pendidikan

Status Gizi

Status Gizi TotalTotal n n

P value P value ((Fisher ExactFisher Exact))

Tidak

Tidak Normal Normal NormalNormal f f % % f f %% Rendah Rendah 7 7 13,2 13,2 46 46 86,8 86,8 5353 0,075 0,075 Tinggi Tinggi 7 7 30,4 30,4 16 16 69,6 69,6 2323 Ju Jumlmlah ah 14 14 18,4 18,4 62 62 81,6 81,6 7676 Sumber: Data Primer Tahun 2015

Sumber: Data Primer Tahun 2015 Tabel 2 m

Tabel 2 menunjukkan, bahwaenunjukkan, bahwa ibu yang memiliki pendidikan rendah ibu yang memiliki pendidikan rendah lebih banyak memiliki balita dengan lebih banyak memiliki balita dengan status gizi normal dengan proporsi status gizi normal dengan proporsi 86,8% dibandingkan yang tidak 86,8% dibandingkan yang tidak normal.Sedangkan ibu yang memiliki normal.Sedangkan ibu yang memiliki pendidikan tinggi memiliki balita pendidikan tinggi memiliki balita dengan status gizi normal lebih besar dengan status gizi normal lebih besar

dengan proporsi 69,6% dibanding dengan proporsi 69,6% dibanding dengan yang tidak normal.

dengan yang tidak normal.

Berdasarkan perhitungan Berdasarkan perhitungan nilai

nilai expected countexpected count  setiap kolom  setiap kolom yang telah dilakukan, didapatakn yang telah dilakukan, didapatakn lebih dari 20% kolom yang memiliki lebih dari 20% kolom yang memiliki nilai

nilai expected countexpected count< 5, karena< 5, karena penelitian ini mengg8unakan table penelitian ini mengg8unakan table

(4)

2x2 sehingga uji fisher’s exact di pilih 2x2 sehingga uji fisher’s exact di pilih sebagai uji statistic yang digunakan. sebagai uji statistic yang digunakan. Dari hasil uji fishes’r exact Dari hasil uji fishes’r exact didapatkan nilai p = 0,075 (p value > didapatkan nilai p = 0,075 (p value > 0,05) dalam uji statistic apabila 0,05) dalam uji statistic apabila P>0,05 menunjukkan bahwa Ho P>0,05 menunjukkan bahwa Ho diterima dan berarti tidak ada diterima dan berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara hubungan yang bermakna antara

pendidikan ibu dengan status gizi pendidikan ibu dengan status gizi balita umur 6-23 bulan di Kelurahan balita umur 6-23 bulan di Kelurahan pantoloan Boya Wilayah Kerja pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas PantoloaPantoloan.n.

b. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan b. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Status Gizi Balit

Status Gizi Balit a Ua Umur mur 6-26-23 Bulan Di3 Bulan Di Kelurahan Pa

Kelurahan Pantolntol oan Boya Wilayahoan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pa

Kerja Puskesmas Pantolntol oanoan Tabel 3

Tabel 3

Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Ibu Dengan Status Gizi Balita Umur 6-23 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Ibu Dengan Status Gizi Balita Umur 6-23

Bulan Di Kelurahan Pantoloan Boya Bulan Di Kelurahan Pantoloan Boya Pekerjaan

Pekerjaan

Status Gizi

Status Gizi TotalTotal N N

P value P value ((Fisher ExactFisher Exact))

Tidak

Tidak Normal Normal NormalNormal f

f % % f f %% Tidak

Tidak Bekerja Bekerja 14 14 19,2 19,2 59 59 80,8 80,8 73 73 0,5380,538 Bekerja

Bekerja 0 0 0 0 16 16 100,0 100,0 2323 Ju

Jumlmlah ah 14 14 18,4 18,4 62 62 81,6 81,6 7676 Sumber: Data Primer Tahun 2015

Sumber: Data Primer Tahun 2015 Pada tabel 3 menunjukkan, Pada tabel 3 menunjukkan, bahwa ibu yang tidak bekerja lebih bahwa ibu yang tidak bekerja lebih banyak memiliki balita dengan status banyak memiliki balita dengan status gizi normal dengan proporsi 80,8% gizi normal dengan proporsi 80,8% dibandingkan yang tidak dibandingkan yang tidak normal.Sedangkan ibu yang bekerja normal.Sedangkan ibu yang bekerja memiliki balita dengan status gizi memiliki balita dengan status gizi normal lebih besar dengan proporsi normal lebih besar dengan proporsi 100% dibanding dengan yang tidak 100% dibanding dengan yang tidak normal.

normal.

Berdasarkan perhitungan Berdasarkan perhitungan nilai

nilai expected countexpected count  setiap kolom  setiap kolom yang telah dilakukan, didapatakn yang telah dilakukan, didapatakn lebih dari 20% kolom yang memiliki lebih dari 20% kolom yang memiliki nilai

nilai expected countexpected count< 5, karena< 5, karena penelitian ini menggunakan tabel 2x2 penelitian ini menggunakan tabel 2x2 sehingga uji

sehingga uji fisher’s exactfisher’s exact  di pilih  di pilih

sebagai uji statistik yang digunakan. sebagai uji statistik yang digunakan. Dari hasil uji

Dari hasil uji fishes’r fishes’r exactexact didapatkan nilai p = 0,075 (p value > didapatkan nilai p = 0,075 (p value > 0,05) dalam uji statistik apabila 0,05) dalam uji statistik apabila P>0,05 menunjukkan bahwa Ho P>0,05 menunjukkan bahwa Ho diterima dan berarti tidak ada diterima dan berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan status gizi pekerjaan ibu dengan status gizi balita umur 6-23 bulan di Kelurahan balita umur 6-23 bulan di Kelurahan pantoloan Boya Wilayah Kerja pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas PantoloPantoloan.an. c. Hubung

c. Hubung an Pengean Pengetahuan Ibu tahuan Ibu DeDenganngan Status Gizi Balit

Status Gizi Balit a Ua Umur mur 6-26-23 Bulan3 Bulan Di Kelurahan Pa

Di Kelurahan Pantolntol oan Boyaoan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan

Pantoloan

Tabel 4 Tabel 4

Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Balita Umur 6-23 Bulan Pendidikan Ibu Dengan Status Gizi Balita Umur 6-23 Bulan

Di Kelurahan Pantoloan Boya Di Kelurahan Pantoloan Boya Pengetahuan

Pengetahuan

Status Gizi

Status Gizi TotalTotal N N

P value P value ((Fisher ExactFisher Exact))

Tidak

Tidak Normal Normal NormalNormal f

f % % f f %% Kurang

Kurang baik baik 13 13 52,0 52,0 12 12 48,0 48,0 25 25 0,0000,000 Baik

Baik 1 1 2,0 2,0 50 50 98,0 98,0 5151 Ju

(5)

Sumber: Data Primer Tahun 2015 Sumber: Data Primer Tahun 2015 Pada tabel 4 menunjukkan, Pada tabel 4 menunjukkan, bahwa ibu yang memiliki bahwa ibu yang memiliki pengetahuan kurang baik lebih pengetahuan kurang baik lebih banyak memiliki balita dengan status banyak memiliki balita dengan status gizi tidak normal dengan proporsi gizi tidak normal dengan proporsi 52% dibandingkan yang 52% dibandingkan yang normal.Sedangkan ibu yang memiliki normal.Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuanbaik memiliki balita pengetahuanbaik memiliki balita dengan status gizi normal lebih besar dengan status gizi normal lebih besar dengan proporsi 98% dibanding dengan proporsi 98% dibanding dengan yang tidak normal.

dengan yang tidak normal.

Berdasarkan perhitungan Berdasarkan perhitungan nilai

nilai expected countexpected count  setiap kolom  setiap kolom yang telah dilakukan, didapatakn yang telah dilakukan, didapatakn lebih dari 20% kolom yang memiliki lebih dari 20% kolom yang memiliki nilai

nilai expected countexpected count< 5, karena< 5, karena penelitian ini menggunakan tabel 2x2 penelitian ini menggunakan tabel 2x2 sehingga uji

sehingga uji fisher’s exactfisher’s exact  di pilih  di pilih sebagai uji statistik yang digunakan. sebagai uji statistik yang digunakan. Dari hasil uji

Dari hasil uji fishes’r fishes’r exactexact didapatkan nilai p = 0,000 (p value < didapatkan nilai p = 0,000 (p value < 0,05) dalam uji statistik apabila 0,05) dalam uji statistik apabila P>0,05 menunjukkan bahwa Ho P>0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan berarti ada hubungan ditolak dan berarti ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita umur 6-23 dengan status gizi balita umur 6-23 bulan di Kelurahan pantoloan Boya bulan di Kelurahan pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.

Pantoloan. PEMBAHASAN PEMBAHASAN

1.

1. Hubungan Hubungan PePendidndid ikan ikan Ibu Ibu DeDenganngan Status Gizi B

Status Gizi B alita Umur alita Umur 6-26-233 Bulan

Bulan Di Di Kelurahan Kelurahan PaPantolntol oanoan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan

Pantoloan

Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan ibu tergolong masih pendidikan ibu tergolong masih rendah sebesar 69,7%. Hal ini rendah sebesar 69,7%. Hal ini disebabkan karena motivasi yang disebabkan karena motivasi yang kurang untuk mendapatkan kurang untuk mendapatkan pendidikan yang lebih pendidikan yang lebih baik.Rendahnya pendidikan orang baik.Rendahnya pendidikan orang tua khususnya ibu m

tua khususnya ibu m erupakan faktorerupakan faktor penyebab mendasar terpenting penyebab mendasar terpenting karena sangat mempengaruhi karena sangat mempengaruhi kemampuan individu, keluarga dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat dalam mengelola masyarakat dalam mengelola

sumber daya yang ada untuk sumber daya yang ada untuk mendapatkan kecukupan bahan mendapatkan kecukupan bahan mkanan serta sejauh mana mkanan serta sejauh mana pelayanan kesehatan, gizi dan pelayanan kesehatan, gizi dan sanitasi lingkungan yang tersedia sanitasi lingkungan yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik-dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya (Depkes RI, 2000). baiknya (Depkes RI, 2000). Selanjutnya rendahnya tingkat Selanjutnya rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan pendidikan dapat menyebabkan rendahnya pemahaman terhadap rendahnya pemahaman terhadap apa yang dibutuhkan pada apa yang dibutuhkan pada pengasuhan dan perkembangan pengasuhan dan perkembangan optimal anak.

optimal anak.

Hasil analisa bivariat status Hasil analisa bivariat status gizi berdasarkan pendidikan ibu di gizi berdasarkan pendidikan ibu di Puskesmas Pantoloan Kecamatan Puskesmas Pantoloan Kecamatan Tawaeli Tahun 2014 dengan Tawaeli Tahun 2014 dengan menggunakan uji

menggunakan uji fisher’s exactfisher’s exact menunjukkan bahwa nilai p-value menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,145 > 0,05. Hal ini sebesar 0,145 > 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan menunjukkan tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status antara pendidikan ibu dengan status gizi balita di puskesmas Pantoloan gizi balita di puskesmas Pantoloan Kecamatan Tawaeli Tahun 2015. Kecamatan Tawaeli Tahun 2015.

Hasil Penelitian ini sejalan Hasil Penelitian ini sejalan dengan Suhendri (2009) dengan Suhendri (2009) mendapatkan bahwa tidak ada mendapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan hubungan antara pendidikan dengan status gizi balita di Puskesmas status gizi balita di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten

Kabupaten Tangerang. Tangerang. NamunNamun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Terati,dkk di Kelurahan Kuto Batu Terati,dkk di Kelurahan Kuto Batu Kecamatan Ilir Timur II Kota Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang Tahun 2011 yang Palembang Tahun 2011 yang mendapatkan bahwa adanya mendapatkan bahwa adanya hubungan antara pendidikan dan hubungan antara pendidikan dan status gizi balita 06-60 Bulan.

status gizi balita 06-60 Bulan. 2.

2. HubunHubun gan gan Pekerjaan Pekerjaan Ibu Ibu DenganDengan Status Gizi Balita Umur 6-23 Status Gizi Balita Umur 6-23 Bulan Di Kelurahan Pantoloan Bulan Di Kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan

Pantoloan

Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menemukan kecenderungan ibu menemukan kecenderungan ibu yang tidak bekerja berpeluang untuk yang tidak bekerja berpeluang untuk mempunyai anak gizi normal lebih mempunyai anak gizi normal lebih banyak dibandingkan dengan ibu banyak dibandingkan dengan ibu

(6)

yang bekerja.Hal ini disebabkan yang bekerja.Hal ini disebabkan karena ibu yang tidak bekerja karena ibu yang tidak bekerja mempunyai kesempatan yang lebih mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memberikan dan banyak untuk memberikan dan mendampingi balita dalam mendampingi balita dalam menyediakan asupan yang lebih menyediakan asupan yang lebih baik dan ibu-ibu yang bekerja tidak baik dan ibu-ibu yang bekerja tidak mempunyai cukup waktu untuk mempunyai cukup waktu untuk memperhatikan makanan anak yang memperhatikan makanan anak yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan kebutuhan dan kecukupan serta kurang perhatian kecukupan serta kurang perhatian dan pengasuhan kepada anak

dan pengasuhan kepada anak

Hasil analisa bivariat status Hasil analisa bivariat status gizi berdasarkan pekerjaan ibu di gizi berdasarkan pekerjaan ibu di Puskesmas Pantoloan Kecamatan Puskesmas Pantoloan Kecamatan Tawaeli Tahun 2014 dengan Tawaeli Tahun 2014 dengan menggunakan uji

menggunakan uji fisher’sfisher’s exact

exactmenunjukkan bahwa nilai p-menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,538 > 0,05. Hal ini value sebesar 0,538 > 0,05. Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan menunjukkan tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan status antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita di puskesmas Pantoloan gizi balita di puskesmas Pantoloan Kecamatan Tawaeli Tahun 2015. Kecamatan Tawaeli Tahun 2015.

Hasil penelitian ini sejalan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Miko (2003) dengan hasil penelitian Miko (2003) mendapatkan bahwa proporsi gizi mendapatkan bahwa proporsi gizi kurang pada anak umur 6 – 60 kurang pada anak umur 6 – 60 bulan yang mempunyai ibu tidak bulan yang mempunyai ibu tidak bekerja lebih banyak (22,4%) bekerja lebih banyak (22,4%) dibandingkan dengan anak yang dibandingkan dengan anak yang mempunyai ibu bekerja (19,9%) di mempunyai ibu bekerja (19,9%) di Kecamatan Bojongasih Kabupaten Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini juga Tasikmalaya. Penelitian ini juga sejalan dengan Suhendri (2009) sejalan dengan Suhendri (2009) mendapatkan bahwa tidak ada mendapatkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan hubungan antara pekerjaan dengan status gizi balita di Puskesmas status gizi balita di Puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Sepatan Kecamatan Sepatan Kabuapaten

Kabuapaten Tangerang.KusuTangerang.Kusumawatimawati  juga

 juga mendapatkmendapatkan an bahwa bahwa tidak tidak adaada hubungan antara pekerjaan dan hubungan antara pekerjaan dan status gizi balita umur 7-24 bulan. status gizi balita umur 7-24 bulan. Sedangkan menurut Astuti (2004) Sedangkan menurut Astuti (2004) yang menganalisa data Susenas yang menganalisa data Susenas tahun 1990 di lima daerah tahun 1990 di lima daerah perkotaan, yaitu Medan, perkotaan, yaitu Medan, Palembang, Bandung, Semarang Palembang, Bandung, Semarang dan Surabaya, menunjukkan bahwa dan Surabaya, menunjukkan bahwa status pekerjaan ibu berhubungan status pekerjaan ibu berhubungan dengan Mutu Gizi Makanan (MGM). dengan Mutu Gizi Makanan (MGM). Ibu yang bekerja mempunyai MGM Ibu yang bekerja mempunyai MGM

lebih tinggi dibandingkan dengan lebih tinggi dibandingkan dengan ibuibu yang tidak bekerja dan selanjutnya yang tidak bekerja dan selanjutnya MGM tersebut berdampak terhadap MGM tersebut berdampak terhadap status gizi balita.

status gizi balita. 3.

3. HubunHubun gan gan Pekerjaan Pekerjaan Ibu Ibu DenganDengan Status Gizi Balita Umur 6-23 Status Gizi Balita Umur 6-23 Bulan Di Kelurahan Pantoloan Bulan Di Kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan

Pantoloan

Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi menunjukan bahwa proporsi pengetahuan ibu yang baik sebesar pengetahuan ibu yang baik sebesar 67,1%, Pengetahuan yang baik 67,1%, Pengetahuan yang baik merupakan modal penting untuk ibu merupakan modal penting untuk ibu balita karena dengan pengetahuan balita karena dengan pengetahuan yang baik diharapkan ibu balita yang baik diharapkan ibu balita dapat memberikan Makanan dapat memberikan Makanan Pendamping ASI kepada bayinya. Pendamping ASI kepada bayinya.

Berdasarkan hasil uji Berdasarkan hasil uji hipotesisi bivariat diperoleh hasil hipotesisi bivariat diperoleh hasil bahwa Ho ditolak (P< 0,05) yang bahwa Ho ditolak (P< 0,05) yang mengindikasikan bahwa ada mengindikasikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hubungan antara pengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan status gizi tentang MP-ASI dengan status gizi balita umur 6-23 bulan di Kelurahan balita umur 6-23 bulan di Kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan tahun 2015. Puskesmas Pantoloan tahun 2015.

Pengetahuan merupakan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan orang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek

terhadap suatu objek

tertentu.Penginderaan terjadi tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan

penciuman, rasa, dan

raba.Sebagian besar pengetahuan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Riyanto, 2013).

telinga (Riyanto, 2013).

Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya ada pengetahuan diantaranya ada tingkat pendidikan, informasi, tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, sosial budaya, pengalaman, sosial ekonomi (Notoadmojo, 2007).

ekonomi (Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan ibu adalah Pengetahuan ibu adalah suatu faktor yang penting dalam suatu faktor yang penting dalam pemberian makanan tambahan pemberian makanan tambahan pada bayi karena dengan pada bayi karena dengan pengetahuan yang baik, ibu tahu pengetahuan yang baik, ibu tahu kapan waktu pemberian makanan kapan waktu pemberian makanan

(7)

yang tepat. Pengetahuan dapat yang tepat. Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi yang diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, media disampaikan orang lain, media cetak, media elektronik, atau cetak, media elektronik, atau penyuluhan-penyuluhan.

penyuluhan-penyuluhan.

Pengetahuan didukung oleh Pengetahuan didukung oleh pendidikan karena pendidikan pendidikan karena pendidikan merupakan suatu proses untuk merupakan suatu proses untuk mengenbangkan semua aspek mengenbangkan semua aspek kepribadian manusia, meliputi kepribadian manusia, meliputi pengetahuan, nilai sikap, dan pengetahuan, nilai sikap, dan ketrampilan sehingga terjadi ketrampilan sehingga terjadi perubahan perilaku yang positif. perubahan perilaku yang positif. Ketidaktahuan tentang akibat Ketidaktahuan tentang akibat pemberian makanan pendamping pemberian makanan pendamping  ASI

 ASI dini dini dan dan cara cara pemberiannpemberiann yaya serta kebiasaan yang merugikan serta kebiasaan yang merugikan kesehatan, secara langsung kesehatan, secara langsung ataupun tidak secara langsung ataupun tidak secara langsung menjadi penyebab masalah gizi menjadi penyebab masalah gizi kurang pada anak, khususnya pada kurang pada anak, khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun (Aryani, anak usia dibawah 2 tahun (Aryani, 2008 dalam Dewanti .T 2009).

2008 dalam Dewanti .T 2009).

Selain itu Tingkat Selain itu Tingkat pendidikan sangat berpengaruh pendidikan sangat berpengaruh

terhadap tingkat

terhadap tingkat

pengetahuan.Pendidikan pengetahuan.Pendidikan

mempunyai peranan penting dalam mempunyai peranan penting dalam pembentukan kecerdasan manusia pembentukan kecerdasan manusia maupun perubahan tingkah maupun perubahan tingkah lakunya.Tidak dapat dipungkiri lakunya.Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang maka semakin mudah pula mereka menerima informasi. pula mereka menerima informasi. Pada akhirnya banyak pula Pada akhirnya banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang memiliki sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah tingkat pendidikan yang rendah

maka akan menghambat

maka akan menghambat

perkembangan sikap seseorang perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi terhadap penerimaan informasi (Mubarak& Chayatin, 2009).

(Mubarak& Chayatin, 2009).

Kemudian Tingkat

Kemudian Tingkat

pendidikan ibu menunjukkan pendidikan ibu menunjukkan berpendidikan tinggi yaitu SMP, berpendidikan tinggi yaitu SMP, SMA dan perguruan tinggi. Dalam SMA dan perguruan tinggi. Dalam penelitian ini masih terdapat ibu penelitian ini masih terdapat ibu yang berpendidikan rendah yaitu yang berpendidikan rendah yaitu SD, hal ini yang menyebabkan SD, hal ini yang menyebabkan kemampuan ibu dalam menyerap kemampuan ibu dalam menyerap informasi yang diterima kurang informasi yang diterima kurang

dimengerti terhadap informasi yang dimengerti terhadap informasi yang diberikan sehingga dalam penelitian diberikan sehingga dalam penelitian pengisian jawaban kuesioner ibu pengisian jawaban kuesioner ibu sering bertanya karena tidak tahu, sering bertanya karena tidak tahu, berbeda dengan ibu yang berbeda dengan ibu yang berpendidikan SMP, SMA dan berpendidikan SMP, SMA dan perguruan tinggi lebih mudah perguruan tinggi lebih mudah menerima informasi yang diterima menerima informasi yang diterima karena pendidikan yang relatif baik. karena pendidikan yang relatif baik. Responden sebagian besar Responden sebagian besar ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 73 ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 73 responden (96%) menjadikan ibu responden (96%) menjadikan ibu cenderung lebih memperhatikan cenderung lebih memperhatikan kebutuhan keluarga sehingga ibu kebutuhan keluarga sehingga ibu dapat mengurus anaknya secara dapat mengurus anaknya secara langsung.Ibu juga lebih banyak langsung.Ibu juga lebih banyak memperoleh informasi dan memperoleh informasi dan penyuluhan untuk meningkatkan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi terutama pengetahuan tentang gizi terutama makanan pendamping ASI. makanan pendamping ASI. Penyuluhan tentang gizi diberikan Penyuluhan tentang gizi diberikan oleh petugas Puskesmas secara oleh petugas Puskesmas secara khusus kepada ibu-ibu yang khusus kepada ibu-ibu yang memiliki anak dengan status gizi memiliki anak dengan status gizi buruk atau kurang dengan frekuensi buruk atau kurang dengan frekuensi penyuluhan satu bulan sekali di penyuluhan satu bulan sekali di Puskesmas

Puskesmas

Pengetahuan Makanan Pengetahuan Makanan Pendamping ASI perlu diketahui Pendamping ASI perlu diketahui oleh seorang ibu, karena jika anak oleh seorang ibu, karena jika anak tidak mendapat makanan tidak mendapat makanan pendamping ASI dengan tepat dan pendamping ASI dengan tepat dan benar, maka akan berdampak benar, maka akan berdampak terhadap status gizi. Makanan terhadap status gizi. Makanan almiah tebaik bagi bayi yaitu Air almiah tebaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu (ASI). Sesudah usia enam Susu Ibu (ASI). Sesudah usia enam bulan anak akan mendapatkan bulan anak akan mendapatkan makanan pendamping ASI dengan makanan pendamping ASI dengan tepat dan benar baik jumlah m

tepat dan benar baik jumlah m aupunaupun kualitasnya (Nency& Arifin, 2005) kualitasnya (Nency& Arifin, 2005) KESIMPULAN

KESIMPULAN 1.

1. Tidak Tidak ada ada hubungan hubungan antaraantara pendidikan ibu dengan status gizi pendidikan ibu dengan status gizi balita umur 6-23 bulan di Kelurahan balita umur 6-23 bulan di Kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas

Puskesmas PantoloaPantoloann 2.

2. Tidak Tidak ada ada hubungan hubungan antaraantara pekerjaan ibu dengan status gizi pekerjaan ibu dengan status gizi balita umur 6-23 bulan di Kelurahan balita umur 6-23 bulan di Kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas

(8)

3.

3. Ada Ada hubungan hubungan antara antara pengetahuanpengetahuan ibu tentang MP-ASI dengan status ibu tentang MP-ASI dengan status gizi balita umur 6-23 bulan di gizi balita umur 6-23 bulan di Kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kelurahan Pantoloan Boya Wilayah Kerja Puskesmas Pantoloan

Kerja Puskesmas Pantoloan

SARAN SARAN

1.

1. Bagi Bagi petugas petugas kesehatan kesehatan PuskesmasPuskesmas Pantoloan untuk lebih proaktif dalam Pantoloan untuk lebih proaktif dalam memberikan penyuluhan kepada memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu balita, khususnya mengenai ibu-ibu balita, khususnya mengenai MP-ASI dan Status Gizi. Sehingga MP-ASI dan Status Gizi. Sehingga ibu-ibu memiliki pengetahuan yang ibu-ibu memiliki pengetahuan yang lebih baik.

lebih baik. 2.

2. Bagi Bagi peneliti peneliti berikutnya berikutnya diharapkadiharapkann dapat melanjutkan penelitian ini dapat melanjutkan penelitian ini dengan

dengan variabel variabel yang yang lebih lebih luas.luas. DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA  Almatsier, S.20

 Almatsier, S.2009.09. Prinsip Dasar IlmuPrinsip Dasar Ilmu Gizi

Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Utama.  Arisman, 2011

 Arisman, 2011..Gizi Dalam DaurGizi Dalam Daur Kehidupan

Kehidupan. Penerbit Buku. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kedokteran EGC.  Astuti,

 Astuti, Rahayu Rahayu 2004. 2004. Peran Peran PenyakitPenyakit Infeksi, Sosial Ekonomi dan Sanitasi Infeksi, Sosial Ekonomi dan Sanitasi Lingkungan Dalam Mempengaruhi Lingkungan Dalam Mempengaruhi Status Gizi Balita di Pedesaan Status Gizi Balita di Pedesaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2002. Provinsi Jawa Tengah Tahun 2002. Tesis FKM UI. Depok 2004

Tesis FKM UI. Depok 2004

Depkes RI, 2000. Rencana Aksi Pangan Depkes RI, 2000. Rencana Aksi Pangan

dan Gizi Nasional. Jakarta dan Gizi Nasional. Jakarta

Dewanti, T. 2009. Hubungan Tingkat Dewanti, T. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pendamping ASI dengan Perubahan Pendamping ASI dengan Perubahan Berat Badan Balita Usia 6-24 Berat Badan Balita Usia 6-24 bulandi Posyandu Desa Banjarsari bulandi Posyandu Desa Banjarsari Kecamatan Gajah Kabupaten Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.

Demak.Skripsi.Skripsi.UniversitasUniversitas Diponegoro. Semarang. Diponegoro. Semarang. Dinkes Sulteng , 2013.

Dinkes Sulteng , 2013.Profil KesehatanProfil Kesehatan Lengkap

Lengkap. Dinas . Dinas Kesehatan ProvinsiKesehatan Provinsi Sulawesi

Sulawesi Kemenkes, 2011.

Kemenkes, 2011.Pedoman PelayananPedoman Pelayanan  Anak Gizi Buruk

 Anak Gizi Buruk. Jakarta :. Jakarta : Kementerian

Kementerian Kesehatan RI Kesehatan RI

Miko, Hadiyat, 2003. Faktor-Faktor Yang Miko, Hadiyat, 2003. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Berhubungan Dengan Status Gizi (KEP) Anak Umur 6-60 Bulan Di (KEP) Anak Umur 6-60 Bulan Di Kecamatan Bojongasih Kabupaten Kecamatan Bojongasih Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2002.Depok : Tasikmalaya Tahun 2002.Depok : Tesis FKM UI. 2003.

Tesis FKM UI. 2003.

Mubarak, W.I., Chayatin, N., 2009. Mubarak, W.I., Chayatin, N., 2009. IlmuIlmu

Kesehatan Masyarakat Teori dan Kesehatan Masyarakat Teori dan  Aplikasi

 Aplikasi.Jakarta : Salemba Medika..Jakarta : Salemba Medika. Nency Y, Arifin M.T., 2005. Gizi Buruk Nency Y, Arifin M.T., 2005. Gizi Buruk

 Ancaman

 Ancaman Generasi Generasi yangyang Hilang.Diakses tanggal 13 Januari Hilang.Diakses tanggal 13 Januari 2015,

2015,http://ppi-jepang.org.http://ppi-jepang.org. Notoadmojo, S, 2007.

Notoadmojo, S, 2007. KesehatanKesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni

Masyarakat Ilmu dan Seni.Jakarta :.Jakarta : PT Rineka Cipta.

PT Rineka Cipta.

Puskesmas Pantoloan, 2014.

Puskesmas Pantoloan, 2014. ProfilProfil Kesehatan Puskesmas Pantoloan Kesehatan Puskesmas Pantoloan ,, Puskesmas

Puskesmas PantoloaPantoloann

Riyanto, A & Budiman, 2013.

Riyanto, A & Budiman, 2013.KapitaKapita Selekta Kuesioner Pengetahuan Selekta Kuesioner Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian Dan Sikap Dalam Penelitian Kesehatan

Kesehatan. . Jakarta Jakarta : : PenerbitPenerbit Salemba Medika.

Salemba Medika.

Septiana, R, Djannah, R & Djamil, M. Septiana, R, Djannah, R & Djamil, M.

2010.

2010.Hubungan Hubungan Antara Antara PolaPola Pemberian Makanan Pendamping Pemberian Makanan Pendamping  Asi

 Asi (MP-ASI) (MP-ASI) Dan Dan Status Status Gizi Gizi BalitaBalita

Usia 6-24

Usia 6-24

Bulan

Bulan..http://www.acamedia.edu/834http://www.acamedia.edu/834 4704.pdf.Diakses pada tanggal 2 4704.pdf.Diakses pada tanggal 2 Januari 2015

Januari 2015

Suhendri, Ucu. 2009. Faktor-faktor yang Suhendri, Ucu. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi berhubungan dengan status gizi anak dibawah lima tahun (balita) di anak dibawah lima tahun (balita) di puskesmas Sepatan Kecamatan puskesmas Sepatan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tanggerang Sepatan Kabupaten Tanggerang tahun 2009.

tahun 2009. SkripsiSkripsi. . FakultasFakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Hidayatullah. Jakarta. Tengah

Tengah

Terati, Nilawati N.S., Fatonah R.D., Terati, Nilawati N.S., Fatonah R.D., (2011)Faktor-Faktor Yang (2011)Faktor-Faktor Yang Berhubungan DenganStatus Gizi Berhubungan DenganStatus Gizi Balita Usia 06-60 Bulan Di Balita Usia 06-60 Bulan Di Kelurahan KutoBatu Kecamatan Ilir Kelurahan KutoBatu Kecamatan Ilir Timur Ii Kota Palembang Tahun Timur Ii Kota Palembang Tahun 2011.

Gambar

Tabel  1Tabel  1

Referensi

Dokumen terkait

Peserta yang telah mengikuti uji kompetensi ini diharapkan mampu memperdalam dasar-dasar gerak senam yang dimilikinya, mampu menguasai musik, hitungan atau beat,

Oksida-oksida ini sebenarnya mempunyai resistansi yang sangat tinggi, tetapi dapat diubah menjadi bahan semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain yang mempunyai

2012 Perbedaan kejadian inkontinensia urin pada pasien post kateterisasi yang dilakukan bladder training setiap hari dengan bladder training sehari sebelum kateter

Dapat dikatakan use case digunakan untuk mengetahui fungsi apa saja yang ada di dalam sistem informasi dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi- fungsi

Hasil penelitian menjelaskan, berdasarkan data sejarah dan bukti-bukti arkeologi, Tidore berkembang sebagai pusat kekuasaan dengan ciri sebagai kota kesultanan,

1. Nasabah menunggak angsuran. Hal tersebut terjadi karena keadaan ekonomi yang tidak stabil serta dana yang tersedia terkadang digunakan untuk membayar angsuran

Mivel ez az egy szándéka volt a tiszteletreméltó Ambrosovszky Mihálynak, számos titulusfelsorolás mellett, a „mi püspöki iskolánk igazgatójának” írja Barkóczy, hogy

Failover clustering menyediakan solusi high availability server dimana jika terjadi kegagalan pada sistem hardware yang menyebabkan server mati total maka server