ABSTRAK
MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA
DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,
PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,
DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi
Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Wenselinus Nong Kardinus Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan;1)jiwa kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;2)pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;3)pandangan tentang kesempatan kerja terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program studi Pendidikan Akuntansi dan pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang berjumlah 127 (seratus dua puluh tujuh) orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011.
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis korelasi produk moment. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis regresi ganda.
ABSTRACT
THE INTEREST OF STUDENTS IN ENTREPRENEURSHIP
PERCEIVED FROM THE SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP,
UNDERSTANDING THE CONCEPT OF
ENTREPRENEURSHIP,
AND VIEWS OF EMPLOYMENT OPPORTUNITIES
A Case Study of Accounting and Economics Students of Faculty of Education Department Sanata Dharma University Yogyakarta, 2008 Batch
Wenselinus Nong Kardinus Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
This study aims to determine whether there is a positive and significant effect of: 1)the spirit of student’s interest in entrepreneurship; 2)understanding the concept of entrepreneurship related to student’s interest in entrepreneurship; 3)views about employment opportunities related to the student’s interest in entrepreneurship. The population in this study were university students of Education Program in Accounting and Economics Department, Faculty of Education Sanata Dharma University, Yogyakarta. Samples of this study were 127 (one hundred twenty-seven) students of Accounting and Economics Department Faculty of Education, 2008 batch. The technique of taking samples was purposive sampling. The research was conducted in July-August 2011.
To test the hypothesis, product moment correlation analysis was applied to test whether the spirit of entrepreneurship influence the interest of students towards entrepreneurship. To test the hypothesis that understanding the concept of entrepreneurship and views on the employment effect on student’s interest in entrepreneurship, multiple regression analysis was applied.
The results show that: (1) variables of entrepreneurship spirit have a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.404;sig.=0.000 <
α0,05), (2) the understanding of the concept of entrepreneurship has a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.298; sig.= 0.001<α0,
MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA
DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,
PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,
DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi
Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh
Wenselinus Nong Kardinus NIM : 071334064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA
DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,
PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,
DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi
Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh
Wenselinus Nong Kardinus
NIM : 071334064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
“Kamu akan Ku-jadikan penjala manusia”
(Matius 4:19)
Kupersembahkan karya ini untuk :
ABSTRAK
MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA
DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,
PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,
DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA
Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi
Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Wenselinus Nong Kardinus Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan;1)jiwa kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;2)pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;3)pandangan tentang kesempatan kerja terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program studi Pendidikan Akuntansi dan pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang berjumlah 127 (seratus dua puluh tujuh) orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011.
Untuk menguji hipotesis yang menyatakan jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis korelasi produk moment. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1)variabel jiwa kewirausahaan
memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha(rhitung
=0,404;sig.=0,000<α0,05);(2)variabel pemahaman konsep kewirausahaan
memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha (rhitung=0,298; sig.=0,001<α0,05);(3)variabel pandangan tentang kesempatan kerja
ABSTRACT
THE INTEREST OF STUDENTS IN ENTREPRENEURSHIP
PERCEIVED FROM THE SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP,
UNDERSTANDING THE CONCEPT OF
ENTREPRENEURSHIP,
AND VIEWS OF EMPLOYMENT OPPORTUNITIES
A Case Study of Accounting and Economics Students of Faculty of Education Department Sanata Dharma University Yogyakarta, 2008 Batch
Wenselinus Nong Kardinus Sanata Dharma University
Yogyakarta 2012
This study aims to determine whether there is a positive and significant effect of: 1)the spirit of student’s interest in entrepreneurship; 2)understanding the concept of entrepreneurship related to student’s interest in entrepreneurship; 3)views about employment opportunities related to the student’s interest in entrepreneurship. The population in this study were university students of Education Program in Accounting and Economics Department, Faculty of Education Sanata Dharma University, Yogyakarta. Samples of this study were 127 (one hundred twenty-seven) students of Accounting and Economics Department Faculty of Education, 2008 batch. The technique of taking samples was purposive sampling. The research was conducted in July-August 2011.
To test the hypothesis, product moment correlation analysis was applied to test whether the spirit of entrepreneurship influence the interest of students towards entrepreneurship. To test the hypothesis that understanding the concept of entrepreneurship and views on the employment effect on student’s interest in entrepreneurship, multiple regression analysis was applied.
The results show that: (1) variables of entrepreneurship spirit have a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.404;sig.=0.000 < α0,05), (2) the understanding of the concept of entrepreneurship has a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.298; sig.= 0.001<α0,
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang
Maha Esa, atas kelimpahan karunia dan rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana
pada Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.Penulisan skripsi ini tentunya melibatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada
kesempatan yang paling berharga ini, penulis ingin menyampaikan rasa
syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah bersedia memberikan arahan dan
bimbingan.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahan Sosial Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang dengan
penuh kesabaran dan setia membimbing, mengarahkan, memberi
5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, selaku pembimbing
akademik yang telah mendampingi penulis selama menempuh tugas
belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan
Akuntansi yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Pimpinan dan seluruh staf berserta karyawan perpustakaan kampus I
Mrican, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang telah bersedia
melayani peminjaman buku-buku serta menyediakan fasilitas selama
belajar hingga penyusunan skripsi ini selesai.
8. Dewan Pimpinan Umum dan Dewan Pimpinan Propinsi Indonesia
Kongregasi Frater-Frater BundaHati Kudus yang telah memberikan ijin
studi dan dukungan dalam tugas belajar.
9. Pimpinan Komunitas St. Gregorius Malang, yang dengan rendah hati dan
setia selalu memberi semangat dalam menyelesaikan tugas studi sampai
pada penyelesaian skripsi ini.
10. Konfrater Komunitas St. Gregorius Malang dengan setia
memperhatikan dan mendukung melalui doa-doa, hidup persaudaraan
setiap saat.
11. Seluruh anggota Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus baik yang ada di
Belanda, Afrika dan Indonesia yang telah memberikan dukungan
12. Kedua orang tua tercinta, dan adik-adik, sanak keluarga serta sahabat
kenalan yang telah sudi memberikan semangat dan dukungan selama
tugas studi hingga terselesainya skripsi ini.
13. Para Frater CMM Komunitas Provinsialat Mgr. Zwijsen Papringan
Yogyakarta yang telah memberikan dukungan, motivasi dan
persaudaraan sehingga penulis terbantu untuk menyelesaikan skripsi
dengan baik.
14. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan
2007 yang dengan inspirasinya masing-masing selalu memberi
semangat dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.
15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang
turut mendukung dengan doa-doa hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Terima kasih penulis ucapkan atas kebaikan semua pihak, biarlah
Tuhan membalas semuanya dengan kelimpahan Karunia dan Rahmat
yang tak ada putusnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi tercapainya penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan siapa saja yang tertarik, untuk
mengembangkan minat dalam bewirausaha dan bisa dijadikan sebagai
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penulisan ... 6
E. Manfaat Penulisan ... 7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 8
1. Minat ... 8
b. Pengaruh Minat Terhadap Kewirausahaan ... 10
2. Jiwa Kewirausahaan ... 12
a. Pengertian Jiwa Kewirausahaan ... 12
b. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha ... 19
3. Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 27
a. Pengertian Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 27
b. Pengaruh Pemahaman Konsep Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha ... 35
4. Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 44
a. Pengertian Kesempatan Kerja ... 44
b. Pengaruh Pandangan Kesempatan Kerja terhadap Minat Berwirausaha ... 47
B. Kerangka Berpikir ... 61
C. Hipotesis ... 66
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 67
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 67
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 68
D. Populasi dan Sampel ... 68
1. Populasi ... 68
2. Sampel ... 69
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 70
1. Pengertian Variabel ... 70
2. Jenis Variabel Penelitian ... 71
b. Variabel Terikat ... 71
3. Pengukuran Variabel ... 71
a. Variabel Minat ... 71
b. Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 72
c. Variabel Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 73
d. Variabel Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 74
F. Teknik Pengumpulan Data ... 75
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 78
1. Uji Validitas ... 78
2. Uji Reliabilitas ... 82
H. Teknik Analisis Data ... 84
1. Pengujian Prasyarat ... 84
2. Pengujian Hipotesis ... 85
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 88
B. Analisis Data ... 104
C. Pengujian Hipotesis ... 108
D. Pembahasan ... 114
BAB V. PENUTUP A.Kesimpulan ... 136
B.Keterbatasan Penelitian ... 137
C.Saran ... 137
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.Sampel ... 69
Tabel 3.2.Skala Likert Pengukuran Minat Berwirausaha ... 72
Tabel 3.3.Skala Likert Pengukuran Jiwa Kewirausahaan ... 72
Tabel 3.4.Skala Likert Pengukuran Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 73
Tabel 3.5.Skala Likert Pengukuran Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 74
Tabel 3.6.Kisi-kisi dan Kuesioner. ... 76
Tabel 3.7.Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Berwirausaha ... 80
Tabel 3.8.Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 80
Tabel 3.9.Hasil Pengujian Reliabilitas pada Minat Berwirausaha ... 82
Tabel 3.10.Hasil Pengujian Reliabilitas pada Jiwa Kewirausahaan ... 83
Tabel. 3.11. Interpretasi ... 83
Tabel.4.12. Minat Berwirausaha ... 89
Tabel 4.13. Minat Berwirausaha, Dimensi Rasa Tertarik Menjalankan Wirausaha ... 90
Tabel 4.14. Minat Berwirausaha pada Dimensi Berusaha Mewujudkan Keinginan Berwirausaha ... 91
Tabel 4.15.JiwaKewirausahaan ... 92
Tabel 4.16.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Percaya Diri ... 93
Tabel 4.17.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Berorientasi Tugas ... 94
Tabel 4.18.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Berorientasi Hasil ... 95
Tabel 4.19.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Keberanian Mengambil Resiko .. 96
Tabel 4.20.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Kepemimpinan ... 97
Tabel 4.22.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Kreativitas ... 99
Tabel 4.23.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Inovasi ... 100
Tabel 4.24.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Memiliki Tenaga Dalam ... 101
Tabel 4.25.Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 102
Tabel 4.26.Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 103
Tabel 4.27.Hasil Uji Normalitas ... 105
Tabel 4.28.Hasil Uji Linieritas Minat dan Jiwa Kewirausahaan ... 106
Tabel 4.29.HasilUji Linieritas Minat dan Pemahaman Konsep Kewirausahaan . 107 Tabel 4.30. Hasil Uji Linieritas Minat dan Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 107
Tabel 4.31.Hasil Pengujian Korelasi Produk Moment... 108
Tabel 4.32.Kriterianilai r ... 109
Tabel 4.33.Hasil Uji F-Regresi ... 110
Tabel 4.34.Hasil Uji f hitung dan f tabel ... 111
Tabel 4.35.Hasil Analisis Koefisien Determinasi Regresi ... 112
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A. LAMPIRAN 1
1. Surat Permohonan ... 143
2. Data Kuesioner ... 144
3. Daftar Nama Responden ... 152
B. LAMPIRAN 2 1. Data Induk Variabel Minat Berwirausaha ... 158
2. Data Induk Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 161
3. Data Induk Variabel Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 169
4. Data Induk Variabel Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 172
C. LAMPIRAN 3 1. Penilaian Acuan Patokan (PAP) II ... 177
D. LAMPIRAN 4 1. Uji Validitas Minat Berwirausaha ... 187
2. Uji Validitas Jiwa Kewirausahaan ... 188
3. Uji Reliabilitas Minat Berwirausaha ... 192
4. Uji Reliabilitas Jiwa Kewirausahaan ... 192
5. Uji Normalitas Minat-Jiwa ... 193
E. LAMPIRAN 5 1. Uji Hipotesis 1 (Product Moment) ... 195
2. Uji Hipotesis Regresi Berganda ... 200
3. Tabel Regresi ... 204
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A.Latar Belakang Masalah
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang yang menganggur, karena peluang untuk mendapatkan
kesempatan kerja semakin sempit atau sedikit, maka semakin dirasakan
pentingnya dunia wirausaha. Sebagai negara yang sedang berkembang, negara
kita perlu membutuhkan lebih banyak lagi wirausahawan. Hal ini juga perlu
didukung dengan pendidikan dan pembangunan disektor ekonomi. Namun yang
terjadi, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan pendidikan
dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Di satu sisi
institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan
wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang kurang mendorong
semangat kerja masyarakaat.
Faktor lain penyebab kurangnya wirausahawan, muncul dari kalangan
intelektual muda. Padahal mahasisawa dengan daya kreatifitas yang tinggi
memiliki peluang untuk mengembangkan diri dalam dunia bisnis. Hal ini
tampaknya masih belum disadari oleh banyak mahasiswa saat ini. Kepedulian
Kebanyakan mahasiswa hanya fokus dengan studi agar cepat lulus dan melamar
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau pegawai swasta, di nilai lebih utama
ketimbang harus memulai usaha sendiri sambil kuliah. Anggapan selama ini
bahwa kampus sebagai sebuah incubator tempat melahirkan mahasiswa
intelektual nan kreatif, berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship), masih jarang
dijumpai sampai saat ini. Padahal, dengan menekuni dunia kerja sembari kuliah,
bermakna ganda. Memberi keuntungan finansial sekaligus life skills.
Ironisnya, Perguruan Tinggi (PT), setiap tahun melahirkan sarjana
pengangguran, kuantitasnya ribuan orang. Bila dikalkulasi, jumlah pengangguran
yang notabene sarjana, dapat mencapai angka ratusan ribu. Wajar kiranya, jika
timbul pandangan miring yang menganggap kampus hanya “sarang
pengangguran” (intellectual unemployments). Ijazah pendidikan tinggi saat ini
semakin sulit diandalkan sebagai modal mencari kerja. Hal itu tercermin dari
kondisi pencari kerja disetiap daerah dan kota sebagian besar masih menganggur
karena mencari pekerjaan adalah mereka yang mengantongi ijazah sarjana.
Mahasiswa berbisnis, tampaknya masih asing di telinga masyarakat.
Termasuk bagi kalangan praktisi pendidikan dan menganggap mahasiswa
berbisnis hanyalah menjadi “penghalang” dalam tradisi intelektual di kampus.
Sebab selama ini, sosok mahasiswa masih dipahami secara lurus sebagai “siswa
senior” yang bertugas belajar dikelas tidak lebih dan tidak kurang. Memang
tidaklah salah persepsi tersebut. Hanya saja, ada sesuatu yang hilang dalam
mereposisikan sosok yang bernama mahasiswa. Dunia mahasiswa, merupakan
Karakteristik mahasiswa yang berjiwa dinamis, kreatif, serta inovatif, menjadi
gambaran mahasiswa idaman. Namun, realitas mengatakan lain. Banyak dijumpai,
justru para mahasiswa/i menjadi anak manja, selalu menggantungkan hidup dari
“kiriman” orang tuanya.
Sekian banyak sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan, di sisi lain
ada juga sebagian dari mereka yang sudah mandiri sebelum menyelesaikan studi.
Keberhasilan sebagian intelektual muda itu setidaknya menunjukkan bekal dan
pengetahuan kewirausahaan di bangku kuliah tidak bisa dipandang sebelah mata.
Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi lulusan sarjananya
menjadi seorang wirausahawan muda sangat penting dalam menumbuhkan jumlah
wirausahawan. Dengan meningkatnya wirausahawan dari kalangan sarjana akan
mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah
lapangan pekerjaan. Universitas Sanata Dharma sebagai sebuah institusi
pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
trampil, berkompetensi, dan kreatif, turut campur tangan menyikapi keadaan
lapangan pekerjaan yang semakin terbatas.
Untuk pengembangan sumber daya manusia dalam bidang
kewirausahaan (entrepreneurship) maka mahasiswa mendapat kesempatan untuk
mengembangkan akademik dan softskill melalui mata kuliah kewirausahaan. Hal
ini seturut dalam rumusan visi dan misi universitas, yaitu bahwa pengembangan
kaum muda salah satunya dengan cara membantu mahasiswa menjadi manusia
Selain peran perguruan tinggi, jiwa kewirausahaan merupakan salah
satu faktor yang mampu mendukung minat mahasiswa untuk terjun dalam dunia
wirausaha. Biasanya orang yang berjiwa wirausaha mempunyai ciri-ciri yang
mampu mendukung minat seseorang untuk menjadi wirausahawan tangguh. Ciri
yang pertama, yaitu percaya diri (self confident), merupakan suatu paduan sikap
dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Mahasiswa
yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan
kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. Ciri yang kedua, yaitu berorientasi
tugas dan hasil. Mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha selalu mengutamakan
nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan,
tekat kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Ciri yang
ketiga, keberanian mengambil resiko. Mahasiswa yang ingin sukses menjadi
wirausahawan harus menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Ciri
keempat, kepemimpinan. Seorang mahasiswa yang ingin menjadi wirausahwan
yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan.
Ciri kelima, berorientasi ke masa depan. Seorang mahasiswa yang berorientasi ke
masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan.
Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
dengan yang sudah ada sekarang. Ciri keenam, kreatifitas dan inovasi. Mahasiswa
yang kreatif dan inovatif memiliki kemampuan mengembangkan ide-ide dan cara
baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang serta mampu
Ciri ketujuh, memiliki tenaga dalam. Artinya bahwa seorang wirausahawan harus
memiliki jiwa yang ulet, tabah, tekun, jujur, disiplin, tulus, ikhlas, sopan dan
ramah.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti
minat mahasiswa berwirausaha dengan judul “Minat Mahasiswa Berwirausaha
di Tinjau dari Jiwa Kewirausahaan, Pemahaman Konsep Berwirausaha,
serta Pandangan Tentang Kesempatan Kerja”. Dalam penelitian ini penulis
melakukan studi kasus pada mahasiswa angkatan tahun akademik 2008 Program
Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mengikuti mata kuliah
kewirausahaan.
B.Batasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang
mempengaruhi minat mahasiswa menjadi wirausaha yang meliputi: jiwa
kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan, pandangan tentang
kesempatan kerja.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah jiwa kewirausahaan mempengaruhi minat mahasiswa
berwirausaha?
2. Apakah pemahaman konsep kewirausahaan mempengaruhi minat
mahasiswa berwirausaha?
3. Apakah pandangan tentang kesempatan kerja mempengaruhi
minat mahasiswa berwirausaha?
4. Apakah jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan,
dan pandangan tentang kesempatan kerja mempengaruhi minat mahasiswa
berwirausaha ?
D.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Apakah ada pengaruh jiwa kewirausahaan dengan minat mahasiswa
berwirausaha.
2. Apakah ada pengaruh pemahaman tentang konsep kewirausahaan dengan
minat mahasiswa berwirausaha.
3. Apakah ada pengaruh kesempatan kerja dengan minat mahasiswa
berwirausaha.
4. Apakah jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan, dan
E.Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha.
2. Bagi Program Studi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengembangan kurikulum Program Studi.
3. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
Universitas untuk membuat kebijakan pengembangan berwirausaha bagi
calon lulusannya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan teoritik yakni: tentang minat;
pengertian minat berwirausaha, faktor-faktor yang mempengaruhi minat, jiwa
kewirausahaan; pengertian jiwa kewirausahaan, pengaruh jiwa kewirausahaan
terhadap minat berwirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan; pengertian
pemahaman konsep kewirausahaan, pengaruh pemahaman konsep kewirausahaan
terhadap minat berwirausaha, pandangan kesempatan kerja; pengertian pandangan
kesempatan kerja, pengaruh pandangan kesempatan kerja terhadap minat
berwirausaha. Serta uraian kerangka berpikir dan hipotesis.
A.Tinjauan Teoritik
1. Minat
a. Pengertian Minat Berwirausaha
Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka
minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih
aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin
bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan. Keterikatan dengan
kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan minat. Sesuai
pendapat yang dikemukakan Hurlock dalam bukunya Winkel,
W.S.“bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,1990. Departemen P&K;
minat adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah dan keinginan
terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Dari pengertian ini maka minat adalah termasuk bagian dari faktor yang
mempengaruhi suatu keberhasilan. Jika di tarik kesimpulan maka minat
berwirausaha adalah usaha dan kemauan karena adanya motivasi untuk
mempelajari, mencari dan berkeinginan menjadi wirausahawan. Kondisi
yang mempengaruhi minat menjadi wirausahawan yakni ; status
ekonomi, pendidikan, tempat tinggal. Berikut ini akan di jelaskan
tentang kondisi-kondisi tersebut, antara lain; status ekonomi; apabila
status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka
untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan.
Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena
tanggung jawab keluarga atau usaha kurang maju, maka orang cenderung
untuk mempersempit minat mereka. Pendidikan; semakin tinggi dan
semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka
semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.
Tempat tinggal; dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan
yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat
Winkel (1987:105) menyatakan“bahwa minat merupakan suatu
kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang
studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”.
Adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu; adanya
perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan. Minat dapat
dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala
sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi
keinginannya.
Dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu perhatian
khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan
dan tergantung dari bakat dan lingkungannya.
b. Pengaruh Minat Terhadap Kewirausahaan
Banyak faktor yang membentuk sikap seseorang terhadap minat
berwirausaha. Baik itu faktor dari dalam diri pribadi maupun faktor dari
luar. Salah satu faktornya yaitu adalah minat. Karena minat maka bagi
sebagian besar orang merasa tertarik untuk menekuni profesi
berwirausaha ini. Kesuksesan dalam berwirausaha diawali oleh sikap dan
perilaku yang didasari oleh minat dalam sifat-sifat berwirausaha.
Pengaruh minat dapat menumbuhkan dan meningkatkan
kewirausahaan seseorang. Semakin tinggi minat seseorang terhadap
kerwirausahaan makin banyak peluang terbuka untuk membuka
Dengan demikian terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki sendiri. Sehingga meningkatkan kemampuan serta potensi
secara penuh. Karena pengaruh minat seseorang sebagai individu
mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk dapat meraih
sukses. Pengaruh minat juga dapat mendorong seseorang untuk berani
berwirausaha.
Pengaruh minat terhadap keiwrausahaan membuat seseorang
mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang
menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk
memanfaatkannya. Memiliki dasar percaya dan sikap mandiri yang tinggi
untuk berusaha mencari penghasilan demi keuntungan melalui usaha.
Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang
dan jasa serta mencoba cara kerja lebih tepat dan efisien. Sehingga
menjadi wirausaha yang baik dan andal.
Menjadi wirausaha tentu saja merupakan hak semua orang.
Maka dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha serta
mengembangkan semangat kewirausahaan perlu memiliki sikap inovatif,
kreatif, dan bekerja efektif dan efisien. Karena hal ini sebagai faktor
pendorong terwujudnya keberhasilan bagi seorang wirausaha. Faktor
eksternal yang ikut berpengaruh, yaitu ; melalui pendidikan formal. Kini
berbagai lembaga pendidikan, di perguruan tinggi menyajikan berbagai
program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan. Melalui
dengan mengundang pakar dan praktisi kwirausahaan sehingga melalui
media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita.
Melalui pelatihan, berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui
pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan terhadap dinamika
perubahan lingkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan
dikembangkan. Melalui otodidak, melalui berbagai media dapat
menumbuhkan semangat berwirausaha, misalnya melalui biografi
pengusaha sukses, media televisi, radio, majalah, koran, internet,dan
berbagai media lain yang dapat diakses untuk menumbuhkan minat
berwirausaha.
2. Jiwa Berwirausaha
a. Pengertian Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan merupakan rasa percaya diri, ulet, disiplin,
mandiri, optimis, memiliki jiwa kepemimpinan, antusiasme, berpikir
positif, serta berani mengambil resiko dalam menjalankan dan mengelola
suatu usaha.
Jiwa kewirausahaan ternyata sangat mempengaruhi minat
seseorang untuk menjadi wirausahawan. Karakteristik yang telah
dianugerahkan kepada kita tersebut merupakan semua karakteristik
Sesungguhnya semua manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang
entrepreneur dan telah menjadi seorang entrepreneur dalam satu dan lain
hal.
Semua kita adalah manusia kreatif yang selalu memandang ke
depan, selalu mencari jawaban, selalu mencari cara baru untuk
melakukan segala sesuatu dengan lebih benar dan lebih baik.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat untuk
menjadi wirausahawan ternyata tidak dapat dipisahkan dari ciri-ciri
sebagai manusia yang berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas
kemampuan pribadi, keberanian mengambil resiko, kejujuran dan
tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan keuletan
dalam berusaha, pemikiran yang kreatif dan inovatif, dan berorientasi
masa depan. Dengan kata lain, bahwa ciri-ciri yang terdapat pada
manusia sesungguhnya merupakan ciri-ciri manusia atau seseorang yang
memiliki jiwa kewirausahaan.
Jiwa adalah roh manusia yang ada di dalam tubuh dan
menyebabkan hidup; nyawa, seluruh kehidupan batin manusia yang
terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, sesuatu yang utama dan
menjadi sumber tenaga dan semangat, isi maksud yang sebenarnya, arti
maksud yang tersirat dalam perkataan, perjanjian, daya hidup orang atau
Membentuk jiwa kewirausahaan dapat dilakukan secara internal
maupun eskternal. Jiwa kewirausahaan akan relative lebih mudah
dibentuk melalui pribadi masing-masing dari dalam.
Serta lebih efektif bila dilengkapi oleh kegiatan berinteraski dengan
berbagai faktor dari luar. (Suherman Eman, 2008:09) Adapun cara
membentuk jiwa wirausaha dapat dilakukan melalui ;
1) Mengetahui sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.
2) Memahami sikap dan perilaku yang wajib dimiliki dan dilakukan
bila menjadi entrepreneur.
3) Mengerti apa yang harus dilaksankan untuk sukses dijalur ini.
Jiwa kewirausahaan memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut :
1) Percaya diri (Self Confident). Kepercayaan diri merupakan suatu
paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas
atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini
merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh
karena itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme,
individualitas, dan ketidaktergantungan. Seorang yang memiliki
kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan
kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.
2) Berorientasi tugas dan hasil. Seseorang yang selalu mengutamakan
tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan hilai-nilai
tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan
berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai.
Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa
yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya
akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin
berkembang.
3) Keberanian mengambil risiko. Kemauan dan kemampuan untuk
mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Tindakan mengambil risiko merupakan bagian
hakiki dari seorang wirausaha. Wirausaha yang tidak mau
mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Wirausaha
merupakan orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan. Dengan demikian,
keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai
kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan
perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila
berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik.
Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat
dicapai. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena
tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena
ingin berhasil. Jangan takut gagal. Seperti contohnya Thomas Alfa
Edison berani mengambil resiko untuk gagal 9.998 kali dalam
Atas keberhasilan itu.“Apa kunci kesuksesan itu ? Ia menjawab ;
Saya sukses karena kehabisan apa yang disebut kegagalan.”
Penemuan yang dipatenkan tercatat sebanyak 1.093 buah. (Agung
K.2010 ;76)
4) Kepemimpinan. Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki
sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu ingin
tampil berbeda lebih dulu lebih menonjol. Dengan menggunakan
kemampuan kreativitas dan keinovasiannya,ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih
dulu dan segera berada di pasar. Seorang wirausaha yang memiliki
usaha, perlu juga membutuhkan orang lain dalam pelaksanaannya.
Karena itu dibutuhkan kepemimpinan yang baik. Hal ini berfungsi
untuk mengarahkan orang yang dipimpin agar mau mewujudkan
keinginannya. Maka belajarlah berpikir seperti seorang pemimpin
yang baik. (Setya Wira 2010;55).
5) Berorientasi ke masa depan. Orang yang berorientasi ke masa
depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke
masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa
depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkaya.
Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan
risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang
Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat
puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab
itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
6) Kreativitas dan inovasi. Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang
baru (thinking new things) dan keinovasian adalah melakukan
sesuatu yang baru (doing new things).
Kreativitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide
baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan
persoalan dan mencari peluang. Orang yang berpikir besar dan
mempunyai kekayaan yang besar, biasanya mempunyai cara
berpikir yang kreatif. Karena dengan kreatifitaslah, permasalahan
dapat diatasi dengan lebih baik. Kreatif dapat dilakukan dengan
cara mengembangkan hal yang sudah ada menjadi lebih baik, lebih
cepat, lebih nyaman. Hal-hal yang masuk dalam criteria kreatif
biasanya mengandung hal-hal seperti kebaruan, keorisinalan,
keunikan, hal-hal di luar kebiasaan, dll. Atas jasa dan kontribusi
dari orang-orang yang kreatif di berbagai bidanglah yang membuat
orang banyak mau memberikan uangnya kepada orang-orang
tersebut sehingga menjadikannya kaya. Contohnya adalah Bill
Gates yang menemukan hal-hal baru dalam dunia computer.
Kolonel Sanders denga resep ayam goring Kentucky-nya yang
dianggap orisinal. (Setya Wira 2010;51). Tips terbaik agar kreatif
Jika yakin dengan sesuatu dilakukan maka pikiran akan membantu
dan melapangkan jalan cara mendapatkannya. Buanglah kata “tidak
munngkin” tidak akan berhasil, pokoknya segala sesuatu yang yang
berkonotasi destruktif harus dibunuh. (Agung K. 2010 ;76). Dalam
dunia kewirausahaan, kreatifitas sangatlah penting untuk dimiliki
agar tetap bisa bertahan dan maju dalam usaha dan pekerjaan.
Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan
peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Oleh
karena itu, kewirausahaan adalah “thinking and doing new things
or old thinks in new ways” kewirausahaan adalah berpikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama
dengan cara-cara baru.
7) Memiliki tenaga dalam. Memiliki tenaga dalam artinya bahwa
seorang wirausaha harus memiliki keuletan, ketabahan, ketekunan,
kejujuran, kedisiplinan, ketulusan, keikhlasan dan kesopanan, serta
keramahan.
Menurut John J. Kao, (Suhardi Yusuf 2011;11) kewirausahaan
dipandangnya sebagai sebuah usaha untuk menciptakan nilai tambah
melalui pengenalan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan
resiko dan komunikasi. Sedangkan menurut Robert D. Hisrich, wirausaha
adalah seseorang yang membawa sumber daya, pekerja, material dan
yang lebih tinggi daripada sebelumnya, seorang wirausaha juga
memperkenalkan perubahan dan inovasi.
b. Pengaruh Jiwa Kewirausahan Terhadap Minat Berwirausaha
Manusia diciptakan untuk mengelola bumi dengan segala
isinya untuk kemuliaan Sang Pencipta. Untuk melaksanakan tugas
tersebut, kepada manusia diberikan seperangkat anugerah yang luar
biasa. Seperangkat anugerah tersebut antara lain adalah: akal budi, emosi,
nurani, kemampuan berkehendak, kemampuan mengelola, kemampuan
berkomunikasi, menghendaki kebenaran dan kesempurnaan, kreatif,
imajinatif, dan mampu menciptakan sesuatu. Semua ini adalah miniatur
yang tidak sempurna dari karakter Sang Pencipta yang sempurna.
Tidakkah karakteristik yang telah dianugerahkan kepada kita tersebut
merupakan semua karakteristik seorang entrepreneur? Maka
sesungguhnya semua manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang
entrepreneur dan telah menjadi seorang entrepreneur dalam satu dan lain
hal. Semua kita adalah manusia kreatif yang selalu memandang ke
depan, selalu mencari jawaban, selalu mencari cara baru untuk
melakukan segala sesuatu dengan lebih benar dan lebih baik. Dalam
bisnis, apapun bisa dibeli, kecuali semangat dan cita-cita yang kuat untuk
Jika ingin sukses, maka tanamkan mentalitas wirausaha dalam kiwa, dan
milikilah cita-cita yang kuat menjadi wirausahawan yang ulung dan tahan
banting.
Seorang entrepreneur adalah seseorang yang bertindak,
mengambil tanggung jawab bagi sebuah bisnis dan bersedia menanggung
risiko yang timbul karenanya.
Dan bukankah semua kita bertindak, mengambil tanggung jawab dan
menghadapi risiko dalam hidup? Selalu ada kemungkinan gagal dalam
semua hal yang kita lakukan, dalam permainan, dalam pendidikan, dalam
persahabatan, dalam pernikahan, dalam pekerjaan, bahkan dalam hidup
itu sendiri.
Tidak pernah ada keberhasilan yang pasti dalam bisnis maupun dalam
hidup. Keterampilan seorang wirausahawan untuk mengkoordinasi
armada kerja, menyusun berbagai sumber daya dan modal, juga
merupakan keterampilan yang hadir dalam dunia kerja. Perbedaan
persepsi akan intensitas risiko yang harus ditanggung antara seorang
wirausahawan dan seorang karyawan lebih karena kadar sense of
belonging dan sense of ownership yang berbeda. Sense of belonging,
adalah perasaan bahwa seseorang diterima dan berarti bagi perusahaan,
sehingga ia dapat mengidentifikasi dirinya sendiri sebagai bagian dari
perusahaan tersebut. Sense ini terbentuk ketika seseorang berbagi sejarah
dan nilai-nilai yang sama dengan perusahaannya, serta memiliki ikatan
Sehingga sense of belonging yang kuat membuat seseorang yakin, bahwa
apa yang dilakukannya membawa pengaruh bagi perusahaan, dan apa
yang dilakukan atau terjadi pada perusahaan akan mempengaruhi dirinya.
Sense of ownership, terjadi ketika seseorang menolak untuk play safe.
Dengan semangat, antusiasme, dan tanggung-jawab mendedikasikan
dirinya pada visi dan tujuan perusahaan. Pekerjaannya adalah hal yang
penting baginya, dan merupakan hal yang sungguh-sungguh ingin ia
kerjakan. Ia memiliki sikap dan moral kerja seorang pemilik perusahaan,
jatuh-bangun perusahaan adalah pedih bahagia baginya. Ia tidak
dikuasai oleh situasi, melainkan menguasai situasi.
Ia terbuka terhadap bantuan orang lain, tidak takut mendelegasikan tugas,
bersedia mempelajari hal-hal baru, dan peka terhadap intuisi. Ia menjadi
sumber inspirasi yang mempersiapkan orang lain untuk menjadi lebih
baik. Ia bersyukur untuk apa yang dimilikinya, dan ini bukan melulu
tentang materi, namun mengenai kontribusi, pencapaian, dan kepuasan.
Baik wirausahawan maupun karyawan dapat memiliki kedua
unsur di atas dalam derajat yang berbeda-beda. Rendahnya kedua unsur
tersebut dalam diri seseorang menjadikan ia wirausahawan atau
karyawan yang tanggung. Sebaliknya wirausahawan dan karyawan
mencapai aktualisasi diri ketika memiliki kedua unsur ini sepenuhnya.
Perusahaan yang tidak memiliki orang-orang dengan derajat yang
memadai dari kedua unsur ini hanya akan menjadi perusahaan yang
Perusahaan mencapai nilai terbaiknya ketika orang-orang didalamnya
memiliki sense of belonging dan sense of ownership yang tinggi.
Seorang wirausaha adalah individu yang memiliki ciri dan
watak serta jiwa untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan
individu-individu yang lainnya. Setiap individu-individu mempunyai jiwa dan kepribadian.
Bagi seorang entrepreneur, tentu harus berkepribadian dan mentalitas
“entrepreneur” ini perlu dikembangkan dalam setiap individu. Minat
berwirausaha tumbuh dari dalam jiwa orang-orang yang mempunyai
mental entrepreneur. Perlu disadari bahwa setiap kesempatan bisa diraih
oleh individu yang sudah punya ancang-ancang.
Dalam jiwa seorang entrepeneur ditanamkan sikap kerja keras dan
berlatih untuk selalu siap menerima ketika kesempatan itu datang.
Membentuk jiwa wirausaha dapat dilakukan secara internal
maupun eksternal. Jiwa entrepreneur akan relative lebih mudah dibentuk
melalui pribadi masing-masing dari dalam. Lebih efektif bila dilengkapi
oleh kegiatan berinteraksi dengan berbagai faktor dari luar. Adapun cara
membentuk jiwa kewirausaha dapat dilakukan melalui ; mengetahui sifat
yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Memahami sikap dan
perilaku yang wajib dimiliki dan dilakukan bila menajdi entrepreneur.
Mengerti apa yang harus dilaksanakan untuk sukses. Maka latihan
melalui olah jiwa dalam setiap individu dengan berdoa dan bersyukur
kepada Sang Maha Pencipta. Sehingga mempunyai persaan senang dan
Dengan demikian entrepreneur menjadi panggilan jiwanya, yang dapat
menyemangati dirinya dalam kondisi apapun dan situasi bagaimanapun.
Aspek mental berpengaruh langsung kepada prestasi seorang
wirausahawan, karena yang menjadi pemicu pada umumnya adalah
tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam bidang usaha itu sendiri.
Kegagalan-kegagalan, kerugian-kerugian, tekanan dari pihak luar dan
sebagaimananya merupakan sebagian kecil yang menjadi penyebab
seorang wirausaha mengalami jatuh mental (mental break down).
Sekalipun seorang wirausahawan jatuh mentalnya secara penuh,
ada harapan ia mengalami trauma, dan kemungkinan bisa saja ia tidak
berkeinginan menjadi wirausaha. Hal ini perlu diwaspadai oleh seorang
wirausahawan. Karena mental, adalah sesuatu yang kasat mata, abstrak
dan terletak di dalam diri pribadi. Aspek ini agak lebih sulit di deteksi
kapan terjadi degradasi (keburukan), rongrongan, pengikisan, dan lain
sebagainya. Untuk mengantisipasi hal sedemikian, para wirausahawan
perlu membekali diri dengan nilai-nilai sikap mental yang kuat yaitu ;
1) Untuk mempersiapkan diri menjadi figur usahawan ulet, adalah
dengan jalan belajar dan membuka wawasan tentang nilai-nilai yang
dibutuhkan.
2) Melatih dan membiasakan diri untuk mempraktekkan apa yang
sudah dipelajari.
3) Berusaha mempertahankan sikap mental yang sudah baik itu,
Dalam diri seorang wirausahawan ada banyak sifat-sifat yang
menjiwai dirinya menjadi seorang usahawan seperti ; pemberani,
pembuka jalan, pengambil resiko,dll. Untuk menjadi model baru bagi
seorang wirausahawan sejati, perlu memiliki kekuatan batin untuk
menempuh tujuan hidup dan menciptakan hidup yang penuh makna,
bukan sekedar bisnis belaka. Adapun sifat-sifat yang menjiwai seorang
wirausahwan sejati yaitu ;
1) Visioner; seorang wirausahawan yang sejati lebih merupakan
seorang yang visioner. Mempunyai wawasan yang luas akan hidup
dan usaha yang ingin diciptakan dan dikembangkan.
2) Pencipta nasibnya sendiri; seorang wirausahawan mendapat
inspirasi dari sesuatu yang lebih luas daripada sekedar apa yang
bisa ia usahakan. Menggali kekuatan batin yang terdalam (jiwanya
sendiri) dan melangkah penuh percaya diri. Tetap bisa melangkah
meski hambatan tampaknya mustahil dilalui. Dengan demikian,
orang-orang yang tepat, tempat yang tepat dan kesempatan yang
tepat bermunculan untuk menolong wirausahawan sejati meraih
kesuksesannya.
3) Menarik perhatian; seorang wirausahawan memiliki impian.
Mempunyai keinginan dan tujuan yang jelas. Mendorong ide dan
bisnis untuk melakukan sesuatu yang mungkin dan menarik
perhatian. Setiap langkahnya mampu menjadi inspirasi bagi orang
4) Meraih tujuan; seorang wirausahawan menciptakan usaha dari
dalam diri sebagai perwujudan kesadaran jiwa. Mengerti apa yang
penting untuk menyelaraskan keyakinan dari impian-impian untuk
memenuhi tujuan hidup.
5) Inspirasional; seorang wirausahawan mengetahui pentingnya spirit
team dan bagaimana membangkitkan inspirasi orang lain agar
menjadi kreatif dan mampu mengekspresikan hidup yang penuh
makna. Sikap melangkah maju dan berikrar untuk meraih apa yang
diinginkan yaitu hidup penuh makna dan sejahtera.
Dari sifat inilah munculah kualitas-kualitas diri pribadi seorang
wirausahawan. Kualitas ini hendaknya mampu menjiwa seorang
wirausaha sehingga ia mempunyai minat untuk tetap berwirausaha.
Kualitas itu antara lain sebagai berikut ;
1) Memiliki kemauan yang kuat untuk sukses; seorang wirausahawan
memiliki keinginan untuk sukses dalam mengembangkan
usahanya. Menetapkan tujuan yang jelas dan selalu berkomitmen
untuk mencapai tujuan tersebut meskipun ada rintangan
menghadang.
2) Pandangan yang positif; seorang wirausana memiliki pandangan
yang positif terhadap diri orang lain dan memiliki kepribadian yang
kuat dan tegas. Fokus dalam mencapai tujuan dan sangat percaya
3) Selalu memiliki ide dan inovasi baru; seorang wirausaha selalu
memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.
Selalu berpikir untuk menciptakan produk-produk baru atau
meningkatkan layanan. Berpikir kreatif dan inovatif.
4) Terbuka terhadap perubahan (open mind); jika sesuatu berjalan
dengan baik, seorang wirausaha cukup mudah untuk berubah.
Bukan berarti tidak konsisten, tapi terbuka dengan ide-ide atau
hal-hal baru. Seorang wirausaha paham bahwa untuk menjaga agar
selalu unggul dalam usahanya. Maka hal yang dilakukan adalah
terus berkembang dan berubah lebih baik seiring waktu. Selalu up
to date terhadap teknologi terbaru atau metode baru serta selalu
siap untuk berubah jika melihat kesempatan baru muncul.
5) Sikap Bersaing atau kompetisi; seorang wirausaha yang sukses
tidak takut menghadapi persaingan. Satu-satunya cara untuk
mencapai tujuan dan agar unggul dalam sebuah usaha adalah siap
bersaing dengan perusahaan yang lainnya.
6) Memiliki motivasi yang tinggi; seorang wirausahawan selalu
bergerak (take action) selalu berenergi, dan memiliki motivasi diri
yang sangat tinggi.
7) Terbuka terhadap kritik; para wirausahawan adalah pioner dalam
usahanya, sehingga banyak orang mencibir bahwa mereka tidak
Wirausahawan akan menerima kritik yang konstruktif dan
berguna untuk rencananya. Sebaliknya ia akan mengabaikan
komentar-komentar yang pesimis. Jiwa seorang wirausahawan
yang sejati adalah seorang yang memiliki “passion” (keinginan
yang besar) dan memiliki dorongan yang kuat untuk sukses dan
berhasil. Ia adalah pioner-pioner yang siap bersaing digaris
terdepan. Siap ditertawakan, diejek, dikritik, diawal karena
mereka dapat melihat jalan kesuksesan didepan mereka dan selalu
berusaha untuk mencapai apa yang diimpikan. Dalam pengaruh
jiwa kewirausahan terhadap minat berwirausaha, seorang
wirausahawan hendaknya memiliki prinsip; berani mencoba,
berani gagal, berani sukses, dan berani berbeda.
3. Pemahaman Konsep Kewirausahaan
a. Pengertian Pemahaman Konsep Kewirausahaan
Konsep merupakan abstraksi atau generalisasi suatu realita atau
fenomena yang membutuhkan beberapa kata untuk menjelaskan agar
dapat mengkomunikasikannya. Konsep juga merupakan dasar seluruh
pemikiran dan komunikasi. Oleh karena itu keberhasilan dalam suatu
penelitian tergantung pada penyusunan konsep yang jelas dan bagaimana
orang lain mengerti dengan baik konsep yang digunakan.
Konsep adalah bagian yang sangat penting dari pemikiran dan
yang mendasar untuk melahirkan gagasan-gagasan. Konsep merupakan
hal yang penting untuk menghasilkan gagasan-gagasan dan merancang
jalan ke masa depan. Jika tidak ada rutinitas, konsep sangatlah penting.
Maka perlu mencoba memilih konsep di balik apa yang sedang dikatakan
atau dicoba. Bisa memilih konsep, bisa membandingkan dan
mengkontraskan konsep-konsep tersebut. Apakah konsep-konsep itu
benar-benar berbeda dan manakah letak perbedaannya. Konsep akan
selalu terlihat tidak jelas karena harus diterjemahkan ke dalam
gagasan-gagasan spesifik sebelum bisa digunakan. Kita bisa menggunakan suatu
konsep tanpa menyadari konsep yang kita gunakan.
Ada tipe-tipe konsep ; konsep bisnis, konsep nilai, konsep mekanisme,
konsep operasi, dll. Ketika ada gagasan pasti ada konsep. Konsep tidak
selalu utuh, tetapi konsep mengandung aspek penting dari apa yang
dipikirkan atau dilakukan. Keterampilan berpikir dalam terminologi
konsep hanya bisa diperoleh melalui pelatihan. Bagian dari pikiran, maka
hendaknya dicatat dan melihat konsep-konsep yang digunakan diri
sendiri maupun orang lain.(Bono de Edward 2005;111-123)
Dalam kaitan dengan konsep pemahaman kewirausahaan,
konsep adalah suatu pemikiran yang secara khusus diciptakan untuk
membangun sebuah teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah
kewirausahaan.
Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) sudah tidak asing lagi
pejuang,pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani
dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat
sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat
sesuatu. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam
kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih
baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau
ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan
oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah
kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru
dikenal pada akhir abad 20. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis
sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.
Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan
kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Sejalan dengan
perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman
kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah
orang yang pandai atau berbakat mengenai produksi baru, menentukan
Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor
961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa; wirausaha adalah orang yang
mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
Sedangkan menurut Raymond Kao, seorang pakar
kewirausahaan, (entrepreneur) adalah orang yang menciptakan
kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi
gagasan, memadukan sumberdaya, dan membuat gagasan menjadi
kenyataan. Sementara menurut Rhenald Kasali, (entrepreneur) adalah
seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang
membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah dan
memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain (Yopi Hendra & Deny
Riana.2008:2-3). Menurut Suryana, dalam buku kewirausahaan dikatakan
bahwa kewirausahaan (entrepreneur) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari
peluang menuju suskses. Kewirausahaan menurut Drucker (1959)
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
(Suryana.2006:2). Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur)
adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka
usaha dalam berbagai kesempatan. Sementara itu, Zimmerer mengartikan
kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan ( Kasmir.2006:16-17).
Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan kewirausahaan (http://revolsirait.com/definisi
kewirausahaan).
Menurut Stoner,James; kewirausahaan adalah kemampuan
mengambil faktor-faktor produksi, lahan kerja, tenaga kerja dan
modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru.
Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak
dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain. Wirausaha adalah orang yang
mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan kesuksesan.
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan
Menurut Joseph Schumeter, (entrepreneur) atau wirausaha
adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan
bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang
yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi
untuk memanfaatkan peluang tersebut
(http://revolsirait.com/definisi-kewirausahaan).
Secara konsep, kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut
pandang dan konteks, yaitu menurut pandangan ahli ekonomi; wirausaha
adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti
sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan perlatan lain untuk
meningkatkan nilai sehingga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan
perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Menurut pandangan
ahli manajemen; wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi
unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi,
optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang
usaha. Pandangan pelaku bisnis; Menurut Scarborough dan Zimmerer
(Saefullah Asep,dkk 2010;9)
an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and
uncertainty fot the purpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on
Wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru
dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk
memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan mengenali peluang
dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
Kewirausahaan adalah suatu konsep yang akan terus
berkembang mengikuti perubahan perilaku para wirausahawan
sebagaimana dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi di sekitarnya.
Kewirausahaan dapat dipandang sebagai suatu perilaku yang mencakup
upaya-upaya seseorang dalam meraih kesempatan tanpa memandang
seberapa besar sumber daya yang berada di bawah control orang tersebut
(Ritonga,2007:156). Jadi secara menurut penulis pengertian
kewirausahaan (entrepreneurship) diartikan sebagai sikap dan perilaku
mandiri yang mampu menggabungkan unsur cipta, rasa dan karya, atau
mampu menggabungkan unsur kreativitas, inovasi, tantangan, kerja keras
dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.
Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai
kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna
memastikan sukses. Menjadi seorang wirausaha berarti memadukan
perwatakan pribadi, keuangan dan sumber-sumber daya di dalam usaha.
mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak
untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dari peluang itu. Dalam
pembangunan perekonomian Indonesia saat ini, meskipun kontribusi
ekonominya masih terbatas, ada jutaan orang yang menggeluti usaha
mikro, kecil dan menengah. Mereka andalan perekonomian Indonesia.
Usaha-usaha itu belum memiliki karyawan dalam jumlah besar, dipimpin
seorang atau beberapa orang wirausaha. Mereka mandiri, tahan banting,
fleksibel dalam bergerak, efisien karena dikerjakan dengan seluruh
anggota keluarga, tidak bergantung pada utang, dan berbasiskan sumber
daya lokal. Tidak semua orang yang berusaha itu adalah entrepreneur.
Karena entrepreneur adalah seorang yang berusaha dengan keberanian
dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan. Ada orang
yang memilih bekerja pada orang lain dan membuka usaha sendiri, tetapi
mereka belum layak disebut entrepreneur. Kalau mereka hanya sekedar
membuka warung, berusaha seadanya, sekedar untuk hidup, maka
mereka hanyalah pedagang biasa.
Ciri-ciri mereka adalah usaha dan stagnant, tak ada perubahan
dari waktu ke waktu, dan dikerjakan tanpa rencana kemajuan sama
sekali. Seorang entrepreneur adalah seorang yang “moving forward”,
maju terus kedepan. Usahanya tumbuhnya dari waktu ke waktu, dari satu
kedai menjadi lima kedai, sepuluh, seratus, lalu seribu. Dari warung kecil
menjadi usaha besar. Dari lima karyawan menjadi puluhan, ratusan, atau
Salah satu karakter utama seorang wirausaha adalah persahabatan yang
kental dengan ketidakpastian (uncertainity). Artinya usahawan
menggeluti ketidakpastian dari hari ke hari.
b. Pengaruh Pemahaman Konsep Kewirausahaan terhadap Minat
Berwirausaha
Sebelum memaparkan teori kewirausahaan, terlebih dahulu
mengulas pengertian “teori”. Kita biasanya menggunakan teori untuk
menjelaskan sebuah fenomena. Fenomena yang akan dijelaskan disini
adalah kehadiran entrepreneurship yang mempunyai kontribusi besar
dalam pengembangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari konsep dan
konstruksi.
Teori adalah “sekumpulan konstruksi (konsep), definisi, dan
proposisi yang saling berhubungan” yang menunjukkan pandangan
sistematis terhadap sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar
variabel dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi fenomena.
Ada beberapa teori yang menjelaskan dan memprediksi fenomena
mengenai kewirausahaan.
Secara teoritis, perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,
dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan
penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis
Jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang
kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaan.
Maka, dalam pendekatan teoritis tidak cukup mampu untuk
menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Tapi sebagai titik awal masih
bermanfaat juga.
Konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih
mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Dan
individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau
intrapreneur, yang akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.
Dari sisi teori keseimbangan (equilibrium theory). Menurut teori
ini, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan
aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang
sama” sampai mencapai keseimbangan.
Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang disebut
“situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan.
Artinya, orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang
tidak akan membawa perubahan. Schumpeter berupaya melakukan
investigasi terhadap dinamika di balik perubahan ekonomi yang
diamatinya secara empiris.
Singkat cerita, akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-nya yang
disebut “inovasi“. Aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut
disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang akan
Masalah ekonomi sebetulnya mencakup mobilisasi sosial dari
pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang
terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para
entrepreneur yang bersiang.
Ada dua konsep utama yang perlu kita perhatikan, yaitu
pengetahuan tersembunyi artinya orang lain belum tahu, dan
kewirausahaan. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi
melalui tindakan entrepreneur.
Seorang entrepreneur mengarahkan usahanya untuk mencapai
potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang
mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan.
Artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan
atau informasi baru dimana orang banyak belum mengetahuinya.
Pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk
memperoleh keuntungan. Dengan inovasi juga seorang wirausaha bisa
mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.
Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses
perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan titik
awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Keti