• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat mahasiswa berwirausaha ditinjau dari faktor jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja : studi kasus mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Minat mahasiswa berwirausaha ditinjau dari faktor jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja : studi kasus mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyaka"

Copied!
233
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,

PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,

DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi

Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Wenselinus Nong Kardinus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan;1)jiwa kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;2)pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;3)pandangan tentang kesempatan kerja terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program studi Pendidikan Akuntansi dan pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang berjumlah 127 (seratus dua puluh tujuh) orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011.

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis korelasi produk moment. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis regresi ganda.

(2)

ABSTRACT

THE INTEREST OF STUDENTS IN ENTREPRENEURSHIP

PERCEIVED FROM THE SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP,

UNDERSTANDING THE CONCEPT OF

ENTREPRENEURSHIP,

AND VIEWS OF EMPLOYMENT OPPORTUNITIES

A Case Study of Accounting and Economics Students of Faculty of Education Department Sanata Dharma University Yogyakarta, 2008 Batch

Wenselinus Nong Kardinus Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

   

This study aims to determine whether there is a positive and significant effect of: 1)the spirit of student’s interest in entrepreneurship; 2)understanding the concept of entrepreneurship related to student’s interest in entrepreneurship; 3)views about employment opportunities related to the student’s interest in entrepreneurship. The population in this study were university students of Education Program in Accounting and Economics Department, Faculty of Education Sanata Dharma University, Yogyakarta. Samples of this study were 127 (one hundred twenty-seven) students of Accounting and Economics Department Faculty of Education, 2008 batch. The technique of taking samples was purposive sampling. The research was conducted in July-August 2011.

To test the hypothesis, product moment correlation analysis was applied to test whether the spirit of entrepreneurship influence the interest of students towards entrepreneurship. To test the hypothesis that understanding the concept of entrepreneurship and views on the employment effect on student’s interest in entrepreneurship, multiple regression analysis was applied.

The results show that: (1) variables of entrepreneurship spirit have a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.404;sig.=0.000 <

α0,05), (2) the understanding of the concept of entrepreneurship has a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.298; sig.= 0.001<α0,

(3)

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,

PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,

DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi

Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh

Wenselinus Nong Kardinus NIM : 071334064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,

PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,

DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi

Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh

Wenselinus Nong Kardinus

NIM : 071334064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

“Kamu akan Ku-jadikan penjala manusia”

(Matius 4:19)

Kupersembahkan karya ini untuk :

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,

PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,

DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi

Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Wenselinus Nong Kardinus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan;1)jiwa kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;2)pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;3)pandangan tentang kesempatan kerja terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program studi Pendidikan Akuntansi dan pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang berjumlah 127 (seratus dua puluh tujuh) orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011.

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis korelasi produk moment. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1)variabel jiwa kewirausahaan

memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha(rhitung

=0,404;sig.=0,000<α0,05);(2)variabel pemahaman konsep kewirausahaan

memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha (rhitung=0,298; sig.=0,001<α0,05);(3)variabel pandangan tentang kesempatan kerja

(11)

ABSTRACT

THE INTEREST OF STUDENTS IN ENTREPRENEURSHIP

PERCEIVED FROM THE SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP,

UNDERSTANDING THE CONCEPT OF

ENTREPRENEURSHIP,

AND VIEWS OF EMPLOYMENT OPPORTUNITIES

A Case Study of Accounting and Economics Students of Faculty of Education Department Sanata Dharma University Yogyakarta, 2008 Batch

Wenselinus Nong Kardinus Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

   

This study aims to determine whether there is a positive and significant effect of: 1)the spirit of student’s interest in entrepreneurship; 2)understanding the concept of entrepreneurship related to student’s interest in entrepreneurship; 3)views about employment opportunities related to the student’s interest in entrepreneurship. The population in this study were university students of Education Program in Accounting and Economics Department, Faculty of Education Sanata Dharma University, Yogyakarta. Samples of this study were 127 (one hundred twenty-seven) students of Accounting and Economics Department Faculty of Education, 2008 batch. The technique of taking samples was purposive sampling. The research was conducted in July-August 2011.

To test the hypothesis, product moment correlation analysis was applied to test whether the spirit of entrepreneurship influence the interest of students towards entrepreneurship. To test the hypothesis that understanding the concept of entrepreneurship and views on the employment effect on student’s interest in entrepreneurship, multiple regression analysis was applied.

The results show that: (1) variables of entrepreneurship spirit have a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.404;sig.=0.000 < α0,05), (2) the understanding of the concept of entrepreneurship has a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.298; sig.= 0.001<α0,

(12)

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang

Maha Esa, atas kelimpahan karunia dan rahmat-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana

pada Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.Penulisan skripsi ini tentunya melibatkan bantuan dari berbagai

pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada

kesempatan yang paling berharga ini, penulis ingin menyampaikan rasa

syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah bersedia memberikan arahan dan

bimbingan.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahan Sosial Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang dengan

penuh kesabaran dan setia membimbing, mengarahkan, memberi

(13)

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, selaku pembimbing

akademik yang telah mendampingi penulis selama menempuh tugas

belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis

menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Pimpinan dan seluruh staf berserta karyawan perpustakaan kampus I

Mrican, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang telah bersedia

melayani peminjaman buku-buku serta menyediakan fasilitas selama

belajar hingga penyusunan skripsi ini selesai.

8. Dewan Pimpinan Umum dan Dewan Pimpinan Propinsi Indonesia

Kongregasi Frater-Frater BundaHati Kudus yang telah memberikan ijin

studi dan dukungan dalam tugas belajar.

9. Pimpinan Komunitas St. Gregorius Malang, yang dengan rendah hati dan

setia selalu memberi semangat dalam menyelesaikan tugas studi sampai

pada penyelesaian skripsi ini.

10. Konfrater Komunitas St. Gregorius Malang dengan setia

memperhatikan dan mendukung melalui doa-doa, hidup persaudaraan

setiap saat.

11. Seluruh anggota Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus baik yang ada di

Belanda, Afrika dan Indonesia yang telah memberikan dukungan

(14)

12. Kedua orang tua tercinta, dan adik-adik, sanak keluarga serta sahabat

kenalan yang telah sudi memberikan semangat dan dukungan selama

tugas studi hingga terselesainya skripsi ini.

13. Para Frater CMM Komunitas Provinsialat Mgr. Zwijsen Papringan

Yogyakarta yang telah memberikan dukungan, motivasi dan

persaudaraan sehingga penulis terbantu untuk menyelesaikan skripsi

dengan baik.

14. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan

2007 yang dengan inspirasinya masing-masing selalu memberi

semangat dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang

turut mendukung dengan doa-doa hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan atas kebaikan semua pihak, biarlah

Tuhan membalas semuanya dengan kelimpahan Karunia dan Rahmat

yang tak ada putusnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi tercapainya penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan siapa saja yang tertarik, untuk

mengembangkan minat dalam bewirausaha dan bisa dijadikan sebagai

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penulisan ... 6

E. Manfaat Penulisan ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 8

1. Minat ... 8

(16)

b. Pengaruh Minat Terhadap Kewirausahaan ... 10

2. Jiwa Kewirausahaan ... 12

a. Pengertian Jiwa Kewirausahaan ... 12

b. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha ... 19

3. Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 27

a. Pengertian Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 27

b. Pengaruh Pemahaman Konsep Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha ... 35

4. Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 44

a. Pengertian Kesempatan Kerja ... 44

b. Pengaruh Pandangan Kesempatan Kerja terhadap Minat Berwirausaha ... 47

B. Kerangka Berpikir ... 61

C. Hipotesis ... 66

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 67

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 67

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 68

D. Populasi dan Sampel ... 68

1. Populasi ... 68

2. Sampel ... 69

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 70

1. Pengertian Variabel ... 70

2. Jenis Variabel Penelitian ... 71

(17)

b. Variabel Terikat ... 71

3. Pengukuran Variabel ... 71

a. Variabel Minat ... 71

b. Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 72

c. Variabel Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 73

d. Variabel Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 74

F. Teknik Pengumpulan Data ... 75

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 78

1. Uji Validitas ... 78

2. Uji Reliabilitas ... 82

H. Teknik Analisis Data ... 84

1. Pengujian Prasyarat ... 84

2. Pengujian Hipotesis ... 85

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 88

B. Analisis Data ... 104

C. Pengujian Hipotesis ... 108

D. Pembahasan ... 114

BAB V. PENUTUP A.Kesimpulan ... 136

B.Keterbatasan Penelitian ... 137

C.Saran ... 137

(18)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1.Sampel ... 69

Tabel 3.2.Skala Likert Pengukuran Minat Berwirausaha ... 72

Tabel 3.3.Skala Likert Pengukuran Jiwa Kewirausahaan ... 72

Tabel 3.4.Skala Likert Pengukuran Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 73

Tabel 3.5.Skala Likert Pengukuran Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 74

Tabel 3.6.Kisi-kisi dan Kuesioner. ... 76

Tabel 3.7.Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Berwirausaha ... 80

Tabel 3.8.Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 80

Tabel 3.9.Hasil Pengujian Reliabilitas pada Minat Berwirausaha ... 82

Tabel 3.10.Hasil Pengujian Reliabilitas pada Jiwa Kewirausahaan ... 83

Tabel. 3.11. Interpretasi ... 83

Tabel.4.12. Minat Berwirausaha ... 89

Tabel 4.13. Minat Berwirausaha, Dimensi Rasa Tertarik Menjalankan Wirausaha ... 90

Tabel 4.14. Minat Berwirausaha pada Dimensi Berusaha Mewujudkan Keinginan Berwirausaha ... 91

Tabel 4.15.JiwaKewirausahaan ... 92

Tabel 4.16.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Percaya Diri ... 93

Tabel 4.17.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Berorientasi Tugas ... 94

Tabel 4.18.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Berorientasi Hasil ... 95

Tabel 4.19.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Keberanian Mengambil Resiko .. 96

Tabel 4.20.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Kepemimpinan ... 97

(19)

Tabel 4.22.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Kreativitas ... 99

Tabel 4.23.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Inovasi ... 100

Tabel 4.24.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Memiliki Tenaga Dalam ... 101

Tabel 4.25.Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 102

Tabel 4.26.Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 103

Tabel 4.27.Hasil Uji Normalitas ... 105

Tabel 4.28.Hasil Uji Linieritas Minat dan Jiwa Kewirausahaan ... 106

Tabel 4.29.HasilUji Linieritas Minat dan Pemahaman Konsep Kewirausahaan . 107 Tabel 4.30. Hasil Uji Linieritas Minat dan Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 107

Tabel 4.31.Hasil Pengujian Korelasi Produk Moment... 108

Tabel 4.32.Kriterianilai r ... 109

Tabel 4.33.Hasil Uji F-Regresi ... 110

Tabel 4.34.Hasil Uji f hitung dan f tabel ... 111

Tabel 4.35.Hasil Analisis Koefisien Determinasi Regresi ... 112

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. LAMPIRAN 1

1. Surat Permohonan ... 143

2. Data Kuesioner ... 144

3. Daftar Nama Responden ... 152

B. LAMPIRAN 2 1. Data Induk Variabel Minat Berwirausaha ... 158

2. Data Induk Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 161

3. Data Induk Variabel Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 169

4. Data Induk Variabel Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 172

C. LAMPIRAN 3 1. Penilaian Acuan Patokan (PAP) II ... 177

D. LAMPIRAN 4 1. Uji Validitas Minat Berwirausaha ... 187

2. Uji Validitas Jiwa Kewirausahaan ... 188

3. Uji Reliabilitas Minat Berwirausaha ... 192

4. Uji Reliabilitas Jiwa Kewirausahaan ... 192

5. Uji Normalitas Minat-Jiwa ... 193

E. LAMPIRAN 5 1. Uji Hipotesis 1 (Product Moment) ... 195

2. Uji Hipotesis Regresi Berganda ... 200

3. Tabel Regresi ... 204

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, batasan masalah,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A.Latar Belakang Masalah

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan

banyak pula orang yang menganggur, karena peluang untuk mendapatkan

kesempatan kerja semakin sempit atau sedikit, maka semakin dirasakan

pentingnya dunia wirausaha. Sebagai negara yang sedang berkembang, negara

kita perlu membutuhkan lebih banyak lagi wirausahawan. Hal ini juga perlu

didukung dengan pendidikan dan pembangunan disektor ekonomi. Namun yang

terjadi, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan pendidikan

dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Di satu sisi

institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan

wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang kurang mendorong

semangat kerja masyarakaat.

Faktor lain penyebab kurangnya wirausahawan, muncul dari kalangan

intelektual muda. Padahal mahasisawa dengan daya kreatifitas yang tinggi

memiliki peluang untuk mengembangkan diri dalam dunia bisnis. Hal ini

tampaknya masih belum disadari oleh banyak mahasiswa saat ini. Kepedulian

(22)

Kebanyakan mahasiswa hanya fokus dengan studi agar cepat lulus dan melamar

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau pegawai swasta, di nilai lebih utama

ketimbang harus memulai usaha sendiri sambil kuliah. Anggapan selama ini

bahwa kampus sebagai sebuah incubator tempat melahirkan mahasiswa

intelektual nan kreatif, berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship), masih jarang

dijumpai sampai saat ini. Padahal, dengan menekuni dunia kerja sembari kuliah,

bermakna ganda. Memberi keuntungan finansial sekaligus life skills.

Ironisnya, Perguruan Tinggi (PT), setiap tahun melahirkan sarjana

pengangguran, kuantitasnya ribuan orang. Bila dikalkulasi, jumlah pengangguran

yang notabene sarjana, dapat mencapai angka ratusan ribu. Wajar kiranya, jika

timbul pandangan miring yang menganggap kampus hanya “sarang

pengangguran” (intellectual unemployments). Ijazah pendidikan tinggi saat ini

semakin sulit diandalkan sebagai modal mencari kerja. Hal itu tercermin dari

kondisi pencari kerja disetiap daerah dan kota sebagian besar masih menganggur

karena mencari pekerjaan adalah mereka yang mengantongi ijazah sarjana.

Mahasiswa berbisnis, tampaknya masih asing di telinga masyarakat.

Termasuk bagi kalangan praktisi pendidikan dan menganggap mahasiswa

berbisnis hanyalah menjadi “penghalang” dalam tradisi intelektual di kampus.

Sebab selama ini, sosok mahasiswa masih dipahami secara lurus sebagai “siswa

senior” yang bertugas belajar dikelas tidak lebih dan tidak kurang. Memang

tidaklah salah persepsi tersebut. Hanya saja, ada sesuatu yang hilang dalam

mereposisikan sosok yang bernama mahasiswa. Dunia mahasiswa, merupakan

(23)

Karakteristik mahasiswa yang berjiwa dinamis, kreatif, serta inovatif, menjadi

gambaran mahasiswa idaman. Namun, realitas mengatakan lain. Banyak dijumpai,

justru para mahasiswa/i menjadi anak manja, selalu menggantungkan hidup dari

“kiriman” orang tuanya.

Sekian banyak sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan, di sisi lain

ada juga sebagian dari mereka yang sudah mandiri sebelum menyelesaikan studi.

Keberhasilan sebagian intelektual muda itu setidaknya menunjukkan bekal dan

pengetahuan kewirausahaan di bangku kuliah tidak bisa dipandang sebelah mata.

Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi lulusan sarjananya

menjadi seorang wirausahawan muda sangat penting dalam menumbuhkan jumlah

wirausahawan. Dengan meningkatnya wirausahawan dari kalangan sarjana akan

mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah

lapangan pekerjaan. Universitas Sanata Dharma sebagai sebuah institusi

pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

trampil, berkompetensi, dan kreatif, turut campur tangan menyikapi keadaan

lapangan pekerjaan yang semakin terbatas.

Untuk pengembangan sumber daya manusia dalam bidang

kewirausahaan (entrepreneurship) maka mahasiswa mendapat kesempatan untuk

mengembangkan akademik dan softskill melalui mata kuliah kewirausahaan. Hal

ini seturut dalam rumusan visi dan misi universitas, yaitu bahwa pengembangan

kaum muda salah satunya dengan cara membantu mahasiswa menjadi manusia

(24)

Selain peran perguruan tinggi, jiwa kewirausahaan merupakan salah

satu faktor yang mampu mendukung minat mahasiswa untuk terjun dalam dunia

wirausaha. Biasanya orang yang berjiwa wirausaha mempunyai ciri-ciri yang

mampu mendukung minat seseorang untuk menjadi wirausahawan tangguh. Ciri

yang pertama, yaitu percaya diri (self confident), merupakan suatu paduan sikap

dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Mahasiswa

yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan

kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. Ciri yang kedua, yaitu berorientasi

tugas dan hasil. Mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha selalu mengutamakan

nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan,

tekat kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Ciri yang

ketiga, keberanian mengambil resiko. Mahasiswa yang ingin sukses menjadi

wirausahawan harus menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Ciri

keempat, kepemimpinan. Seorang mahasiswa yang ingin menjadi wirausahwan

yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan.

Ciri kelima, berorientasi ke masa depan. Seorang mahasiswa yang berorientasi ke

masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan.

Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

dengan yang sudah ada sekarang. Ciri keenam, kreatifitas dan inovasi. Mahasiswa

yang kreatif dan inovatif memiliki kemampuan mengembangkan ide-ide dan cara

baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang serta mampu

(25)

Ciri ketujuh, memiliki tenaga dalam. Artinya bahwa seorang wirausahawan harus

memiliki jiwa yang ulet, tabah, tekun, jujur, disiplin, tulus, ikhlas, sopan dan

ramah.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

minat mahasiswa berwirausaha dengan judul “Minat Mahasiswa Berwirausaha

di Tinjau dari Jiwa Kewirausahaan, Pemahaman Konsep Berwirausaha,

serta Pandangan Tentang Kesempatan Kerja”. Dalam penelitian ini penulis

melakukan studi kasus pada mahasiswa angkatan tahun akademik 2008 Program

Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mengikuti mata kuliah

kewirausahaan.

B.Batasan Masalah

 

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang

mempengaruhi minat mahasiswa menjadi wirausaha yang meliputi: jiwa

kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan, pandangan tentang

kesempatan kerja.

(26)

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah jiwa kewirausahaan mempengaruhi minat mahasiswa

berwirausaha?

2. Apakah pemahaman konsep kewirausahaan mempengaruhi minat

mahasiswa berwirausaha?

3. Apakah pandangan tentang kesempatan kerja mempengaruhi

minat mahasiswa berwirausaha?

4. Apakah jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan,

dan pandangan tentang kesempatan kerja mempengaruhi minat mahasiswa

berwirausaha ?

 

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Apakah ada pengaruh jiwa kewirausahaan dengan minat mahasiswa

berwirausaha.

2. Apakah ada pengaruh pemahaman tentang konsep kewirausahaan dengan

minat mahasiswa berwirausaha.

3. Apakah ada pengaruh kesempatan kerja dengan minat mahasiswa

berwirausaha.

4. Apakah jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan, dan

(27)

E.Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha.

2. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

pengembangan kurikulum Program Studi.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

Universitas untuk membuat kebijakan pengembangan berwirausaha bagi

calon lulusannya.

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan teoritik yakni: tentang minat;

pengertian minat berwirausaha, faktor-faktor yang mempengaruhi minat, jiwa

kewirausahaan; pengertian jiwa kewirausahaan, pengaruh jiwa kewirausahaan

terhadap minat berwirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan; pengertian

pemahaman konsep kewirausahaan, pengaruh pemahaman konsep kewirausahaan

terhadap minat berwirausaha, pandangan kesempatan kerja; pengertian pandangan

kesempatan kerja, pengaruh pandangan kesempatan kerja terhadap minat

berwirausaha. Serta uraian kerangka berpikir dan hipotesis.

A.Tinjauan Teoritik

1. Minat

a. Pengertian Minat Berwirausaha

Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka

minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih

aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin

bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan. Keterikatan dengan

kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan minat. Sesuai

pendapat yang dikemukakan Hurlock dalam bukunya Winkel,

W.S.“bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka

(29)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,1990. Departemen P&K;

minat adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah dan keinginan

terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Dari pengertian ini maka minat adalah termasuk bagian dari faktor yang

mempengaruhi suatu keberhasilan. Jika di tarik kesimpulan maka minat

berwirausaha adalah usaha dan kemauan karena adanya motivasi untuk

mempelajari, mencari dan berkeinginan menjadi wirausahawan. Kondisi

yang mempengaruhi minat menjadi wirausahawan yakni ; status

ekonomi, pendidikan, tempat tinggal. Berikut ini akan di jelaskan

tentang kondisi-kondisi tersebut, antara lain; status ekonomi; apabila

status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka

untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan.

Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena

tanggung jawab keluarga atau usaha kurang maju, maka orang cenderung

untuk mempersempit minat mereka. Pendidikan; semakin tinggi dan

semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka

semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan.

Tempat tinggal; dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan

yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat

(30)

Winkel (1987:105) menyatakan“bahwa minat merupakan suatu

kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang

studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”.

Adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu; adanya

perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan. Minat dapat

dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala

sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi

keinginannya.

Dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu perhatian

khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan

dan tergantung dari bakat dan lingkungannya.

b. Pengaruh Minat Terhadap Kewirausahaan

Banyak faktor yang membentuk sikap seseorang terhadap minat

berwirausaha. Baik itu faktor dari dalam diri pribadi maupun faktor dari

luar. Salah satu faktornya yaitu adalah minat. Karena minat maka bagi

sebagian besar orang merasa tertarik untuk menekuni profesi

berwirausaha ini. Kesuksesan dalam berwirausaha diawali oleh sikap dan

perilaku yang didasari oleh minat dalam sifat-sifat berwirausaha.

Pengaruh minat dapat menumbuhkan dan meningkatkan

kewirausahaan seseorang. Semakin tinggi minat seseorang terhadap

kerwirausahaan makin banyak peluang terbuka untuk membuka

(31)

Dengan demikian terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki sendiri. Sehingga meningkatkan kemampuan serta potensi

secara penuh. Karena pengaruh minat seseorang sebagai individu

mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk dapat meraih

sukses. Pengaruh minat juga dapat mendorong seseorang untuk berani

berwirausaha.

Pengaruh minat terhadap keiwrausahaan membuat seseorang

mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang

menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk

memanfaatkannya. Memiliki dasar percaya dan sikap mandiri yang tinggi

untuk berusaha mencari penghasilan demi keuntungan melalui usaha.

Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang

dan jasa serta mencoba cara kerja lebih tepat dan efisien. Sehingga

menjadi wirausaha yang baik dan andal.

Menjadi wirausaha tentu saja merupakan hak semua orang.

Maka dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha serta

mengembangkan semangat kewirausahaan perlu memiliki sikap inovatif,

kreatif, dan bekerja efektif dan efisien. Karena hal ini sebagai faktor

pendorong terwujudnya keberhasilan bagi seorang wirausaha. Faktor

eksternal yang ikut berpengaruh, yaitu ; melalui pendidikan formal. Kini

berbagai lembaga pendidikan, di perguruan tinggi menyajikan berbagai

program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan. Melalui

(32)

dengan mengundang pakar dan praktisi kwirausahaan sehingga melalui

media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita.

Melalui pelatihan, berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui

pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan maupun di luar ruangan.

Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan terhadap dinamika

perubahan lingkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan

dikembangkan. Melalui otodidak, melalui berbagai media dapat

menumbuhkan semangat berwirausaha, misalnya melalui biografi

pengusaha sukses, media televisi, radio, majalah, koran, internet,dan

berbagai media lain yang dapat diakses untuk menumbuhkan minat

berwirausaha.

2. Jiwa Berwirausaha

a. Pengertian Jiwa Kewirausahaan

Jiwa kewirausahaan merupakan rasa percaya diri, ulet, disiplin,

mandiri, optimis, memiliki jiwa kepemimpinan, antusiasme, berpikir

positif, serta berani mengambil resiko dalam menjalankan dan mengelola

suatu usaha.

Jiwa kewirausahaan ternyata sangat mempengaruhi minat

seseorang untuk menjadi wirausahawan. Karakteristik yang telah

dianugerahkan kepada kita tersebut merupakan semua karakteristik

(33)

Sesungguhnya semua manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang

entrepreneur dan telah menjadi seorang entrepreneur dalam satu dan lain

hal.

Semua kita adalah manusia kreatif yang selalu memandang ke

depan, selalu mencari jawaban, selalu mencari cara baru untuk

melakukan segala sesuatu dengan lebih benar dan lebih baik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat untuk

menjadi wirausahawan ternyata tidak dapat dipisahkan dari ciri-ciri

sebagai manusia yang berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas

kemampuan pribadi, keberanian mengambil resiko, kejujuran dan

tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan keuletan

dalam berusaha, pemikiran yang kreatif dan inovatif, dan berorientasi

masa depan. Dengan kata lain, bahwa ciri-ciri yang terdapat pada

manusia sesungguhnya merupakan ciri-ciri manusia atau seseorang yang

memiliki jiwa kewirausahaan.

Jiwa adalah roh manusia yang ada di dalam tubuh dan

menyebabkan hidup; nyawa, seluruh kehidupan batin manusia yang

terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, sesuatu yang utama dan

menjadi sumber tenaga dan semangat, isi maksud yang sebenarnya, arti

maksud yang tersirat dalam perkataan, perjanjian, daya hidup orang atau

(34)

Membentuk jiwa kewirausahaan dapat dilakukan secara internal

maupun eskternal. Jiwa kewirausahaan akan relative lebih mudah

dibentuk melalui pribadi masing-masing dari dalam.

Serta lebih efektif bila dilengkapi oleh kegiatan berinteraski dengan

berbagai faktor dari luar. (Suherman Eman, 2008:09) Adapun cara

membentuk jiwa wirausaha dapat dilakukan melalui ;

1) Mengetahui sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.

2) Memahami sikap dan perilaku yang wajib dimiliki dan dilakukan

bila menjadi entrepreneur.

3) Mengerti apa yang harus dilaksankan untuk sukses dijalur ini.

Jiwa kewirausahaan memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut :

1) Percaya diri (Self Confident). Kepercayaan diri merupakan suatu

paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas

atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini

merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan

menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh

karena itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme,

individualitas, dan ketidaktergantungan. Seorang yang memiliki

kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan

kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.

2) Berorientasi tugas dan hasil. Seseorang yang selalu mengutamakan

tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan hilai-nilai

(35)

tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan

berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai.

Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa

yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya

akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin

berkembang.

3) Keberanian mengambil risiko. Kemauan dan kemampuan untuk

mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam

kewirausahaan. Tindakan mengambil risiko merupakan bagian

hakiki dari seorang wirausaha. Wirausaha yang tidak mau

mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Wirausaha

merupakan orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih

menantang untuk mencapai kesuksesan. Dengan demikian,

keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai

kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan

perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila

berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik.

Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat

dicapai. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena

tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena

ingin berhasil. Jangan takut gagal. Seperti contohnya Thomas Alfa

Edison berani mengambil resiko untuk gagal 9.998 kali dalam

(36)

Atas keberhasilan itu.“Apa kunci kesuksesan itu ? Ia menjawab ;

Saya sukses karena kehabisan apa yang disebut kegagalan.”

Penemuan yang dipatenkan tercatat sebanyak 1.093 buah. (Agung

K.2010 ;76)

4) Kepemimpinan. Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki

sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu ingin

tampil berbeda lebih dulu lebih menonjol. Dengan menggunakan

kemampuan kreativitas dan keinovasiannya,ia selalu menampilkan

barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih

dulu dan segera berada di pasar. Seorang wirausaha yang memiliki

usaha, perlu juga membutuhkan orang lain dalam pelaksanaannya.

Karena itu dibutuhkan kepemimpinan yang baik. Hal ini berfungsi

untuk mengarahkan orang yang dipimpin agar mau mewujudkan

keinginannya. Maka belajarlah berpikir seperti seorang pemimpin

yang baik. (Setya Wira 2010;55).

5) Berorientasi ke masa depan. Orang yang berorientasi ke masa

depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke

masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa

depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkaya.

Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan

risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang

(37)

Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat

puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab

itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

6) Kreativitas dan inovasi. Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang

baru (thinking new things) dan keinovasian adalah melakukan

sesuatu yang baru (doing new things).

Kreativitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide

baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan

persoalan dan mencari peluang. Orang yang berpikir besar dan

mempunyai kekayaan yang besar, biasanya mempunyai cara

berpikir yang kreatif. Karena dengan kreatifitaslah, permasalahan

dapat diatasi dengan lebih baik. Kreatif dapat dilakukan dengan

cara mengembangkan hal yang sudah ada menjadi lebih baik, lebih

cepat, lebih nyaman. Hal-hal yang masuk dalam criteria kreatif

biasanya mengandung hal-hal seperti kebaruan, keorisinalan,

keunikan, hal-hal di luar kebiasaan, dll. Atas jasa dan kontribusi

dari orang-orang yang kreatif di berbagai bidanglah yang membuat

orang banyak mau memberikan uangnya kepada orang-orang

tersebut sehingga menjadikannya kaya. Contohnya adalah Bill

Gates yang menemukan hal-hal baru dalam dunia computer.

Kolonel Sanders denga resep ayam goring Kentucky-nya yang

dianggap orisinal. (Setya Wira 2010;51). Tips terbaik agar kreatif

(38)

Jika yakin dengan sesuatu dilakukan maka pikiran akan membantu

dan melapangkan jalan cara mendapatkannya. Buanglah kata “tidak

munngkin” tidak akan berhasil, pokoknya segala sesuatu yang yang

berkonotasi destruktif harus dibunuh. (Agung K. 2010 ;76). Dalam

dunia kewirausahaan, kreatifitas sangatlah penting untuk dimiliki

agar tetap bisa bertahan dan maju dalam usaha dan pekerjaan.

Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan

kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan

peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Oleh

karena itu, kewirausahaan adalah “thinking and doing new things

or old thinks in new ways” kewirausahaan adalah berpikir dan

bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama

dengan cara-cara baru.

7) Memiliki tenaga dalam. Memiliki tenaga dalam artinya bahwa

seorang wirausaha harus memiliki keuletan, ketabahan, ketekunan,

kejujuran, kedisiplinan, ketulusan, keikhlasan dan kesopanan, serta

keramahan.

Menurut John J. Kao, (Suhardi Yusuf 2011;11) kewirausahaan

dipandangnya sebagai sebuah usaha untuk menciptakan nilai tambah

melalui pengenalan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan

resiko dan komunikasi. Sedangkan menurut Robert D. Hisrich, wirausaha

adalah seseorang yang membawa sumber daya, pekerja, material dan

(39)

yang lebih tinggi daripada sebelumnya, seorang wirausaha juga

memperkenalkan perubahan dan inovasi.

b. Pengaruh Jiwa Kewirausahan Terhadap Minat Berwirausaha

Manusia diciptakan untuk mengelola bumi dengan segala

isinya untuk kemuliaan Sang Pencipta. Untuk melaksanakan tugas

tersebut, kepada manusia diberikan seperangkat anugerah yang luar

biasa. Seperangkat anugerah tersebut antara lain adalah: akal budi, emosi,

nurani, kemampuan berkehendak, kemampuan mengelola, kemampuan

berkomunikasi, menghendaki kebenaran dan kesempurnaan, kreatif,

imajinatif, dan mampu menciptakan sesuatu. Semua ini adalah miniatur

yang tidak sempurna dari karakter Sang Pencipta yang sempurna.

Tidakkah karakteristik yang telah dianugerahkan kepada kita tersebut

merupakan semua karakteristik seorang entrepreneur? Maka

sesungguhnya semua manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang

entrepreneur dan telah menjadi seorang entrepreneur dalam satu dan lain

hal. Semua kita adalah manusia kreatif yang selalu memandang ke

depan, selalu mencari jawaban, selalu mencari cara baru untuk

melakukan segala sesuatu dengan lebih benar dan lebih baik. Dalam

bisnis, apapun bisa dibeli, kecuali semangat dan cita-cita yang kuat untuk

(40)

Jika ingin sukses, maka tanamkan mentalitas wirausaha dalam kiwa, dan

milikilah cita-cita yang kuat menjadi wirausahawan yang ulung dan tahan

banting.

Seorang entrepreneur adalah seseorang yang bertindak,

mengambil tanggung jawab bagi sebuah bisnis dan bersedia menanggung

risiko yang timbul karenanya.

Dan bukankah semua kita bertindak, mengambil tanggung jawab dan

menghadapi risiko dalam hidup? Selalu ada kemungkinan gagal dalam

semua hal yang kita lakukan, dalam permainan, dalam pendidikan, dalam

persahabatan, dalam pernikahan, dalam pekerjaan, bahkan dalam hidup

itu sendiri.

Tidak pernah ada keberhasilan yang pasti dalam bisnis maupun dalam

hidup. Keterampilan seorang wirausahawan untuk mengkoordinasi

armada kerja, menyusun berbagai sumber daya dan modal, juga

merupakan keterampilan yang hadir dalam dunia kerja. Perbedaan

persepsi akan intensitas risiko yang harus ditanggung antara seorang

wirausahawan dan seorang karyawan lebih karena kadar sense of

belonging dan sense of ownership yang berbeda. Sense of belonging,

adalah perasaan bahwa seseorang diterima dan berarti bagi perusahaan,

sehingga ia dapat mengidentifikasi dirinya sendiri sebagai bagian dari

perusahaan tersebut. Sense ini terbentuk ketika seseorang berbagi sejarah

dan nilai-nilai yang sama dengan perusahaannya, serta memiliki ikatan

(41)

Sehingga sense of belonging yang kuat membuat seseorang yakin, bahwa

apa yang dilakukannya membawa pengaruh bagi perusahaan, dan apa

yang dilakukan atau terjadi pada perusahaan akan mempengaruhi dirinya.

Sense of ownership, terjadi ketika seseorang menolak untuk play safe.

Dengan semangat, antusiasme, dan tanggung-jawab mendedikasikan

dirinya pada visi dan tujuan perusahaan. Pekerjaannya adalah hal yang

penting baginya, dan merupakan hal yang sungguh-sungguh ingin ia

kerjakan. Ia memiliki sikap dan moral kerja seorang pemilik perusahaan,

jatuh-bangun perusahaan adalah pedih bahagia baginya. Ia tidak

dikuasai oleh situasi, melainkan menguasai situasi.

Ia terbuka terhadap bantuan orang lain, tidak takut mendelegasikan tugas,

bersedia mempelajari hal-hal baru, dan peka terhadap intuisi. Ia menjadi

sumber inspirasi yang mempersiapkan orang lain untuk menjadi lebih

baik. Ia bersyukur untuk apa yang dimilikinya, dan ini bukan melulu

tentang materi, namun mengenai kontribusi, pencapaian, dan kepuasan.

Baik wirausahawan maupun karyawan dapat memiliki kedua

unsur di atas dalam derajat yang berbeda-beda. Rendahnya kedua unsur

tersebut dalam diri seseorang menjadikan ia wirausahawan atau

karyawan yang tanggung. Sebaliknya wirausahawan dan karyawan

mencapai aktualisasi diri ketika memiliki kedua unsur ini sepenuhnya.

Perusahaan yang tidak memiliki orang-orang dengan derajat yang

memadai dari kedua unsur ini hanya akan menjadi perusahaan yang

(42)

Perusahaan mencapai nilai terbaiknya ketika orang-orang didalamnya

memiliki sense of belonging dan sense of ownership yang tinggi.

Seorang wirausaha adalah individu yang memiliki ciri dan

watak serta jiwa untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan

individu-individu yang lainnya. Setiap individu-individu mempunyai jiwa dan kepribadian.

Bagi seorang entrepreneur, tentu harus berkepribadian dan mentalitas

entrepreneur” ini perlu dikembangkan dalam setiap individu. Minat

berwirausaha tumbuh dari dalam jiwa orang-orang yang mempunyai

mental entrepreneur. Perlu disadari bahwa setiap kesempatan bisa diraih

oleh individu yang sudah punya ancang-ancang.

Dalam jiwa seorang entrepeneur ditanamkan sikap kerja keras dan

berlatih untuk selalu siap menerima ketika kesempatan itu datang.

Membentuk jiwa wirausaha dapat dilakukan secara internal

maupun eksternal. Jiwa entrepreneur akan relative lebih mudah dibentuk

melalui pribadi masing-masing dari dalam. Lebih efektif bila dilengkapi

oleh kegiatan berinteraksi dengan berbagai faktor dari luar. Adapun cara

membentuk jiwa kewirausaha dapat dilakukan melalui ; mengetahui sifat

yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Memahami sikap dan

perilaku yang wajib dimiliki dan dilakukan bila menajdi entrepreneur.

Mengerti apa yang harus dilaksanakan untuk sukses. Maka latihan

melalui olah jiwa dalam setiap individu dengan berdoa dan bersyukur

kepada Sang Maha Pencipta. Sehingga mempunyai persaan senang dan

(43)

Dengan demikian entrepreneur menjadi panggilan jiwanya, yang dapat

menyemangati dirinya dalam kondisi apapun dan situasi bagaimanapun.

Aspek mental berpengaruh langsung kepada prestasi seorang

wirausahawan, karena yang menjadi pemicu pada umumnya adalah

tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam bidang usaha itu sendiri.

Kegagalan-kegagalan, kerugian-kerugian, tekanan dari pihak luar dan

sebagaimananya merupakan sebagian kecil yang menjadi penyebab

seorang wirausaha mengalami jatuh mental (mental break down).

Sekalipun seorang wirausahawan jatuh mentalnya secara penuh,

ada harapan ia mengalami trauma, dan kemungkinan bisa saja ia tidak

berkeinginan menjadi wirausaha. Hal ini perlu diwaspadai oleh seorang

wirausahawan. Karena mental, adalah sesuatu yang kasat mata, abstrak

dan terletak di dalam diri pribadi. Aspek ini agak lebih sulit di deteksi

kapan terjadi degradasi (keburukan), rongrongan, pengikisan, dan lain

sebagainya. Untuk mengantisipasi hal sedemikian, para wirausahawan

perlu membekali diri dengan nilai-nilai sikap mental yang kuat yaitu ;

1) Untuk mempersiapkan diri menjadi figur usahawan ulet, adalah

dengan jalan belajar dan membuka wawasan tentang nilai-nilai yang

dibutuhkan.

2) Melatih dan membiasakan diri untuk mempraktekkan apa yang

sudah dipelajari.

3) Berusaha mempertahankan sikap mental yang sudah baik itu,

(44)

Dalam diri seorang wirausahawan ada banyak sifat-sifat yang

menjiwai dirinya menjadi seorang usahawan seperti ; pemberani,

pembuka jalan, pengambil resiko,dll. Untuk menjadi model baru bagi

seorang wirausahawan sejati, perlu memiliki kekuatan batin untuk

menempuh tujuan hidup dan menciptakan hidup yang penuh makna,

bukan sekedar bisnis belaka. Adapun sifat-sifat yang menjiwai seorang

wirausahwan sejati yaitu ;

1) Visioner; seorang wirausahawan yang sejati lebih merupakan

seorang yang visioner. Mempunyai wawasan yang luas akan hidup

dan usaha yang ingin diciptakan dan dikembangkan.

2) Pencipta nasibnya sendiri; seorang wirausahawan mendapat

inspirasi dari sesuatu yang lebih luas daripada sekedar apa yang

bisa ia usahakan. Menggali kekuatan batin yang terdalam (jiwanya

sendiri) dan melangkah penuh percaya diri. Tetap bisa melangkah

meski hambatan tampaknya mustahil dilalui. Dengan demikian,

orang-orang yang tepat, tempat yang tepat dan kesempatan yang

tepat bermunculan untuk menolong wirausahawan sejati meraih

kesuksesannya.

3) Menarik perhatian; seorang wirausahawan memiliki impian.

Mempunyai keinginan dan tujuan yang jelas. Mendorong ide dan

bisnis untuk melakukan sesuatu yang mungkin dan menarik

perhatian. Setiap langkahnya mampu menjadi inspirasi bagi orang

(45)

4) Meraih tujuan; seorang wirausahawan menciptakan usaha dari

dalam diri sebagai perwujudan kesadaran jiwa. Mengerti apa yang

penting untuk menyelaraskan keyakinan dari impian-impian untuk

memenuhi tujuan hidup.

5) Inspirasional; seorang wirausahawan mengetahui pentingnya spirit

team dan bagaimana membangkitkan inspirasi orang lain agar

menjadi kreatif dan mampu mengekspresikan hidup yang penuh

makna. Sikap melangkah maju dan berikrar untuk meraih apa yang

diinginkan yaitu hidup penuh makna dan sejahtera.

Dari sifat inilah munculah kualitas-kualitas diri pribadi seorang

wirausahawan. Kualitas ini hendaknya mampu menjiwa seorang

wirausaha sehingga ia mempunyai minat untuk tetap berwirausaha.

Kualitas itu antara lain sebagai berikut ;

1) Memiliki kemauan yang kuat untuk sukses; seorang wirausahawan

memiliki keinginan untuk sukses dalam mengembangkan

usahanya. Menetapkan tujuan yang jelas dan selalu berkomitmen

untuk mencapai tujuan tersebut meskipun ada rintangan

menghadang.

2) Pandangan yang positif; seorang wirausana memiliki pandangan

yang positif terhadap diri orang lain dan memiliki kepribadian yang

kuat dan tegas. Fokus dalam mencapai tujuan dan sangat percaya

(46)

3) Selalu memiliki ide dan inovasi baru; seorang wirausaha selalu

memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.

Selalu berpikir untuk menciptakan produk-produk baru atau

meningkatkan layanan. Berpikir kreatif dan inovatif.

4) Terbuka terhadap perubahan (open mind); jika sesuatu berjalan

dengan baik, seorang wirausaha cukup mudah untuk berubah.

Bukan berarti tidak konsisten, tapi terbuka dengan ide-ide atau

hal-hal baru. Seorang wirausaha paham bahwa untuk menjaga agar

selalu unggul dalam usahanya. Maka hal yang dilakukan adalah

terus berkembang dan berubah lebih baik seiring waktu. Selalu up

to date terhadap teknologi terbaru atau metode baru serta selalu

siap untuk berubah jika melihat kesempatan baru muncul.

5) Sikap Bersaing atau kompetisi; seorang wirausaha yang sukses

tidak takut menghadapi persaingan. Satu-satunya cara untuk

mencapai tujuan dan agar unggul dalam sebuah usaha adalah siap

bersaing dengan perusahaan yang lainnya.

6) Memiliki motivasi yang tinggi; seorang wirausahawan selalu

bergerak (take action) selalu berenergi, dan memiliki motivasi diri

yang sangat tinggi.

7) Terbuka terhadap kritik; para wirausahawan adalah pioner dalam

usahanya, sehingga banyak orang mencibir bahwa mereka tidak

(47)

Wirausahawan akan menerima kritik yang konstruktif dan

berguna untuk rencananya. Sebaliknya ia akan mengabaikan

komentar-komentar yang pesimis. Jiwa seorang wirausahawan

yang sejati adalah seorang yang memiliki “passion” (keinginan

yang besar) dan memiliki dorongan yang kuat untuk sukses dan

berhasil. Ia adalah pioner-pioner yang siap bersaing digaris

terdepan. Siap ditertawakan, diejek, dikritik, diawal karena

mereka dapat melihat jalan kesuksesan didepan mereka dan selalu

berusaha untuk mencapai apa yang diimpikan. Dalam pengaruh

jiwa kewirausahan terhadap minat berwirausaha, seorang

wirausahawan hendaknya memiliki prinsip; berani mencoba,

berani gagal, berani sukses, dan berani berbeda.

3. Pemahaman Konsep Kewirausahaan

a. Pengertian Pemahaman Konsep Kewirausahaan

Konsep merupakan abstraksi atau generalisasi suatu realita atau

fenomena yang membutuhkan beberapa kata untuk menjelaskan agar

dapat mengkomunikasikannya. Konsep juga merupakan dasar seluruh

pemikiran dan komunikasi. Oleh karena itu keberhasilan dalam suatu

penelitian tergantung pada penyusunan konsep yang jelas dan bagaimana

orang lain mengerti dengan baik konsep yang digunakan.

Konsep adalah bagian yang sangat penting dari pemikiran dan

(48)

yang mendasar untuk melahirkan gagasan-gagasan. Konsep merupakan

hal yang penting untuk menghasilkan gagasan-gagasan dan merancang

jalan ke masa depan. Jika tidak ada rutinitas, konsep sangatlah penting.

Maka perlu mencoba memilih konsep di balik apa yang sedang dikatakan

atau dicoba. Bisa memilih konsep, bisa membandingkan dan

mengkontraskan konsep-konsep tersebut. Apakah konsep-konsep itu

benar-benar berbeda dan manakah letak perbedaannya. Konsep akan

selalu terlihat tidak jelas karena harus diterjemahkan ke dalam

gagasan-gagasan spesifik sebelum bisa digunakan. Kita bisa menggunakan suatu

konsep tanpa menyadari konsep yang kita gunakan.

Ada tipe-tipe konsep ; konsep bisnis, konsep nilai, konsep mekanisme,

konsep operasi, dll. Ketika ada gagasan pasti ada konsep. Konsep tidak

selalu utuh, tetapi konsep mengandung aspek penting dari apa yang

dipikirkan atau dilakukan. Keterampilan berpikir dalam terminologi

konsep hanya bisa diperoleh melalui pelatihan. Bagian dari pikiran, maka

hendaknya dicatat dan melihat konsep-konsep yang digunakan diri

sendiri maupun orang lain.(Bono de Edward 2005;111-123)

Dalam kaitan dengan konsep pemahaman kewirausahaan,

konsep adalah suatu pemikiran yang secara khusus diciptakan untuk

membangun sebuah teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah

kewirausahaan.

Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) sudah tidak asing lagi

(49)

pejuang,pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani

dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat

sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat

sesuatu. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses

mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam

kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih

baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah

penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau

ketidakpastian.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan

oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah

kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru

dikenal pada akhir abad 20. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis

sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.

Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan

kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Sejalan dengan

perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman

kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun

pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi

berkembang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah

orang yang pandai atau berbakat mengenai produksi baru, menentukan

(50)

Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor

961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa; wirausaha adalah orang yang

mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada

upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan

produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih

besar.

Sedangkan menurut Raymond Kao, seorang pakar

kewirausahaan, (entrepreneur) adalah orang yang menciptakan

kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi

gagasan, memadukan sumberdaya, dan membuat gagasan menjadi

kenyataan. Sementara menurut Rhenald Kasali, (entrepreneur) adalah

seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang

membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah dan

memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain (Yopi Hendra & Deny

Riana.2008:2-3). Menurut Suryana, dalam buku kewirausahaan dikatakan

bahwa kewirausahaan (entrepreneur) adalah kemampuan kreatif dan

inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari

peluang menuju suskses. Kewirausahaan menurut Drucker (1959)

adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda

(51)

(Suryana.2006:2). Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur)

adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka

usaha dalam berbagai kesempatan. Sementara itu, Zimmerer mengartikan

kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi

dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk

memperbaiki kehidupan ( Kasmir.2006:16-17).

Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap,

perilaku dan kemampuan kewirausahaan (http://revolsirait.com/definisi

kewirausahaan).

Menurut Stoner,James; kewirausahaan adalah kemampuan

mengambil faktor-faktor produksi, lahan kerja, tenaga kerja dan

modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru.

Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak

dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain. Wirausaha adalah orang yang

mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis,

mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil

keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan kesuksesan.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada

upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan

efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan

(52)

Menurut Joseph Schumeter, (entrepreneur) atau wirausaha

adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan

memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan

bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.

Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang

yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi

untuk memanfaatkan peluang tersebut

(http://revolsirait.com/definisi-kewirausahaan).

Secara konsep, kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut

pandang dan konteks, yaitu menurut pandangan ahli ekonomi; wirausaha

adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti

sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan perlatan lain untuk

meningkatkan nilai sehingga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.

Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan

perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Menurut pandangan

ahli manajemen; wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi

unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi,

optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang

usaha. Pandangan pelaku bisnis; Menurut Scarborough dan Zimmerer

(Saefullah Asep,dkk 2010;9)

an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and

uncertainty fot the purpose of achieving profit and growth by identifying

opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on

(53)

Wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru

dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk

memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan mengenali peluang

dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk

memanfaatkan peluang tersebut.

Kewirausahaan adalah suatu konsep yang akan terus

berkembang mengikuti perubahan perilaku para wirausahawan

sebagaimana dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi di sekitarnya.

Kewirausahaan dapat dipandang sebagai suatu perilaku yang mencakup

upaya-upaya seseorang dalam meraih kesempatan tanpa memandang

seberapa besar sumber daya yang berada di bawah control orang tersebut

(Ritonga,2007:156). Jadi secara menurut penulis pengertian

kewirausahaan (entrepreneurship) diartikan sebagai sikap dan perilaku

mandiri yang mampu menggabungkan unsur cipta, rasa dan karya, atau

mampu menggabungkan unsur kreativitas, inovasi, tantangan, kerja keras

dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.

Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai

kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis;

mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil

keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna

memastikan sukses. Menjadi seorang wirausaha berarti memadukan

perwatakan pribadi, keuangan dan sumber-sumber daya di dalam usaha.

(54)

mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak

untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dari peluang itu. Dalam

pembangunan perekonomian Indonesia saat ini, meskipun kontribusi

ekonominya masih terbatas, ada jutaan orang yang menggeluti usaha

mikro, kecil dan menengah. Mereka andalan perekonomian Indonesia.

Usaha-usaha itu belum memiliki karyawan dalam jumlah besar, dipimpin

seorang atau beberapa orang wirausaha. Mereka mandiri, tahan banting,

fleksibel dalam bergerak, efisien karena dikerjakan dengan seluruh

anggota keluarga, tidak bergantung pada utang, dan berbasiskan sumber

daya lokal. Tidak semua orang yang berusaha itu adalah entrepreneur.

Karena entrepreneur adalah seorang yang berusaha dengan keberanian

dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan. Ada orang

yang memilih bekerja pada orang lain dan membuka usaha sendiri, tetapi

mereka belum layak disebut entrepreneur. Kalau mereka hanya sekedar

membuka warung, berusaha seadanya, sekedar untuk hidup, maka

mereka hanyalah pedagang biasa.

Ciri-ciri mereka adalah usaha dan stagnant, tak ada perubahan

dari waktu ke waktu, dan dikerjakan tanpa rencana kemajuan sama

sekali. Seorang entrepreneur adalah seorang yang “moving forward”,

maju terus kedepan. Usahanya tumbuhnya dari waktu ke waktu, dari satu

kedai menjadi lima kedai, sepuluh, seratus, lalu seribu. Dari warung kecil

menjadi usaha besar. Dari lima karyawan menjadi puluhan, ratusan, atau

(55)

Salah satu karakter utama seorang wirausaha adalah persahabatan yang

kental dengan ketidakpastian (uncertainity). Artinya usahawan

menggeluti ketidakpastian dari hari ke hari.

b. Pengaruh Pemahaman Konsep Kewirausahaan terhadap Minat

Berwirausaha

Sebelum memaparkan teori kewirausahaan, terlebih dahulu

mengulas pengertian “teori”. Kita biasanya menggunakan teori untuk

menjelaskan sebuah fenomena. Fenomena yang akan dijelaskan disini

adalah kehadiran entrepreneurship yang mempunyai kontribusi besar

dalam pengembangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari konsep dan

konstruksi.

Teori adalah “sekumpulan konstruksi (konsep), definisi, dan

proposisi yang saling berhubungan” yang menunjukkan pandangan

sistematis terhadap sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar

variabel dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi fenomena.

Ada beberapa teori yang menjelaskan dan memprediksi fenomena

mengenai kewirausahaan.

Secara teoritis, perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,

dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan

penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis

(56)

Jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang

kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaan.

Maka, dalam pendekatan teoritis tidak cukup mampu untuk

menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Tapi sebagai titik awal masih

bermanfaat juga.

Konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih

mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Dan

individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau

intrapreneur, yang akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.

Dari sisi teori keseimbangan (equilibrium theory). Menurut teori

ini, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan

aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang

sama” sampai mencapai keseimbangan.

Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang disebut

“situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan.

Artinya, orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang

tidak akan membawa perubahan. Schumpeter berupaya melakukan

investigasi terhadap dinamika di balik perubahan ekonomi yang

diamatinya secara empiris.

Singkat cerita, akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-nya yang

disebut “inovasi“. Aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut

disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang akan

(57)

Masalah ekonomi sebetulnya mencakup mobilisasi sosial dari

pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang

terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para

entrepreneur yang bersiang.

Ada dua konsep utama yang perlu kita perhatikan, yaitu

pengetahuan tersembunyi artinya orang lain belum tahu, dan

kewirausahaan. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi

melalui tindakan entrepreneur.

Seorang entrepreneur mengarahkan usahanya untuk mencapai

potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang

mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan.

Artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan

atau informasi baru dimana orang banyak belum mengetahuinya.

Pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk

memperoleh keuntungan. Dengan inovasi juga seorang wirausaha bisa

mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.

Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses

perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan titik

awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Keti

Gambar

Tabel 3.1. Sampel
Tabel 3.2 Skala Likert Pengukuran Minat Berwirausaha
Tabel 3.5 Skala Likert
Tabel 3.6 Kisi-kisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode bermain peran perlu dipertimbangkan untuk digunakan di sekolah sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran berbiacara, sebab metode bermain peran tidak

The parameter are: owning mixfarming (sum of buffalo’s), age that farmers bufallo’s and experiences of the farmers to influence of Income’s Farmers who arise buffalo in Subdistrict

PELATIHAN PENYUSUNAN RPP DAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK GURU IPA-BIOLOGI SMK. DI KABUPATEN

(1) Dalam hal Pemerintah Daerah belum dapat menyediakan rumah negara dan perlengkapannya serta kendaraan dinas jabatan bagi Pimpinan DPRD sebagaimana

jurusan Multimedia SMK Saraswati Salatiga meningkat dari 46.15% pada siklus I dan dikategori sedang, meningkat pada siklus II menjadi 75.78% dan dikategori tinggi. Kata

Rendahnya tingkat kelangsungan hidup ikan tengadak pada perlakuan dosis 0 ppt diduga karena pakan yang diberikan tidak ditambahkan dengan serbuk kulit lidah

[r]

smartphone kepada mahasiswa Yogyakarta telah membentuk ruang simulasi melalui aplikasi Instant Messengger dan jejaring sosial di smartphone sehingga mengubah persepsi