• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERAPI INFEKSI JAMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TERAPI INFEKSI JAMUR"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TERAPI INFEKSI JAMUR 

TERAPI INFEKSI JAMUR 

  Aspergilosis   Aspergilosis..

Aspergilosis umumnya menyerang saluran nafas, namun pada Aspergilosis umumnya menyerang saluran nafas, namun pada  pasien

 pasienimmunocompromisedimmunocompromised berat, bentuk invasifnya dapat mengenai sinus, jantung, otak dan berat, bentuk invasifnya dapat mengenai sinus, jantung, otak dan kulit.

kulit.VorikonazolVorikonazolmerupakan obat pilihan;merupakan obat pilihan;amfoterisinamfoterisin (formulasi liposomal lebih disukai bila(formulasi liposomal lebih disukai bila terjadi gangguan ginjal) dan

terjadi gangguan ginjal) danitrakonazolitrakonazol merupakan alternatif pada pasien yang gagal diterapimerupakan alternatif pada pasien yang gagal diterapi dengan amfoterisin.

dengan amfoterisin.

Kandidiasis Kandidiasis..

Umumnya infeksi kandida pada permukaan kulit dapat diatasi dengan terapi lokal, Umumnya infeksi kandida pada permukaan kulit dapat diatasi dengan terapi lokal, sedangkan untuk infeksi yang meluas

sedangkan untuk infeksi yang meluas atau yang sulit memerlukan terapi antijamur sistemik.atau yang sulit memerlukan terapi antijamur sistemik. Infeksi jamur pada vagina dapat diatasi dengan terapi antijamur lokal atau dengan flukonazol Infeksi jamur pada vagina dapat diatasi dengan terapi antijamur lokal atau dengan flukonazol oral. Untuk organisme yang resisten, dapat diberikan itrakonazol oral. Infeksi jamur pada oral. Untuk organisme yang resisten, dapat diberikan itrakonazol oral. Infeksi jamur pada orofaringeal umumnya memberikan respon terhadap terapi lokal.

orofaringeal umumnya memberikan respon terhadap terapi lokal. lukonazol oral diberikanlukonazol oral diberikan untuk infeksi yang tidak memberikan respon. lukonazol efektif dan dapat diabsorbsi dengan untuk infeksi yang tidak memberikan respon. lukonazol efektif dan dapat diabsorbsi dengan  baik. Itrakonazol dapat digunakan untuk infeksi yang resisten terhadap flukonazol. Untuk infeksi  baik. Itrakonazol dapat digunakan untuk infeksi yang resisten terhadap flukonazol. Untuk infeksi  jamur yang dalam dan menyebar, dapat digunakan infus

 jamur yang dalam dan menyebar, dapat digunakan infusamfoterisinamfoterisin intravena tunggal.intravena tunggal. !

!oorikonazol terutama digunakan rikonazol terutama digunakan untuk infeksi oleh untuk infeksi oleh "andida spp yang "andida spp yang resisten terhadapresisten terhadap flukonazol (termasuk

flukonazol (termasuk C. krusei).C. krusei).

Kriptokokosis Kriptokokosis..

Infeksi ini jarang terjadi, namun infeksi pada pasien

Infeksi ini jarang terjadi, namun infeksi pada pasien immune-compromised immune-compromised , terutama, terutama  pasien A

 pasien AI#$, dapat mengan%am ji&a. 'eningitis kriptokokus merupakan penyebab yang palingI#$, dapat mengan%am ji&a. 'eningitis kriptokokus merupakan penyebab yang paling umum pada infeksi

umum pada infeksi meningitis karena jamur. emeningitis karena jamur. erapi pilihan untuk meningitis kriptokokus rapi pilihan untuk meningitis kriptokokus adalahadalah infus amfoterisin intravena selama  minggu, dilanjutkan dengan

infus amfoterisin intravena selama  minggu, dilanjutkan dengan flukonazol oral selama *flukonazol oral selama * minggu sampai hasil kultur negatif.

(2)

istoplasmosis istoplasmosis..

Infeksi ini jarang terjadi pada daerah deng

Infeksi ini jarang terjadi pada daerah dengan suhu panas. +ada an suhu panas. +ada pasien infeksi I!pasien infeksi I!, i, infeksinfeksi ini dapat mengan%am ji&a. Itrakonazol dapat digunakan untuk terapi infeksi indolent

ini dapat mengan%am ji&a. Itrakonazol dapat digunakan untuk terapi infeksi indolent non-meningeal pada pasien imunokompeten

meningeal pada pasien imunokompeten termasuk histoplasmosis paru kronis. etokonazoltermasuk histoplasmosis paru kronis. etokonazol merupakan terapi alternatif pada pasien imunokompeten.

merupakan terapi alternatif pada pasien imunokompeten. Infus amfoterisin intravena lebihInfus amfoterisin intravena lebih disukai pada pasien dengan

disukai pada pasien dengan infeksi berat atau nyata. $etelah terapi berhasil, itrakonazol dapainfeksi berat atau nyata. $etelah terapi berhasil, itrakonazol dapa tt diberikan untuk men%egah terjadinya kekambuhan.

diberikan untuk men%egah terjadinya kekambuhan.

Infeksi k!lit dan k!k! Infeksi k!lit dan k!k!..

Infeksi jamur ringan dan lokal pada

Infeksi jamur ringan dan lokal pada kulit (termasukkulit (termasuk Tinea corporis, Tinea crurisTinea corporis, Tinea cruris,, dan

dan Tinea pedisTinea pedis) dapat diatasi d) dapat diatasi dengan terapi topikal engan terapi topikal (/0./1.). er(/0./1.). erapi sistemik (itrakonazol atauapi sistemik (itrakonazol atau terbinafin) digunakan jika terapi topikal tidak dapat

terbinafin) digunakan jika terapi topikal tidak dapat mengatasi infeksi jamurnya, infeksi terjadi dimengatasi infeksi jamurnya, infeksi terjadi di  banyak area, atau infeksi sulit diobati, seperti infeksi pada kuku (

 banyak area, atau infeksi sulit diobati, seperti infeksi pada kuku (onchomycosisonchomycosis) atau kulit) atau kulit kepala2ketombe (

kepala2ketombe (tinea capitistinea capitis).).

"riseof!l#in

"riseof!l#in digunakan untukdigunakan untuk Tinea capitisTinea capitis pada de&asa dan anak. 3riseofulvin efektif pada de&asa dan anak. 3riseofulvin efektif terhadap infeksi yang disebabkan oleh

terhadap infeksi yang disebabkan oleh TrTrichophyton ichophyton tonsuranstonsurans dandan Micros Microsporum sppporum spp. 4bat ini. 4bat ini telah digunakan se%ara luas untuk mengatasi tinea di berbagai bagian tubuh. 5amun, sekarang ini telah digunakan se%ara luas untuk mengatasi tinea di berbagai bagian tubuh. 5amun, sekarang ini sudah banyak digantikan oleh

sudah banyak digantikan oleh antijamur yang lebih baru. Anti jamur triazol (terutamaantijamur yang lebih baru. Anti jamur triazol (terutama

itrakonazol) atau imidazol oral dan terbinafin lebih sering digunakan karena memiliki spektrum itrakonazol) atau imidazol oral dan terbinafin lebih sering digunakan karena memiliki spektrum kerja yang lebih luas dan memerlukan lama terapi yang lebih singkat.

kerja yang lebih luas dan memerlukan lama terapi yang lebih singkat. Tinea capitisTinea capitisdiobati se%aradiobati se%ara sistemik, tetapi untuk mengurangi penularan dapat ditambahkan

sistemik, tetapi untuk mengurangi penularan dapat ditambahkan anti jamur topikal.anti jamur topikal. Pityriasis Pityriasis versicolor

versicolor dapat diatasi dengandapat diatasi denganitrakonazolitrakonazol oral jika terapi topikal tidak efektif.oral jika terapi topikal tidak efektif.

Fl!konazol

Fl!konazol oral merupakan alternatif. erbinafin oral tidak efektif untukoral merupakan alternatif. erbinafin oral tidak efektif untuk mengatasi

mengatasi Pityriasis versicolor Pityriasis versicolor..

Ter$inafin

Ter$inafindandanitrakonazolitrakonazol sudah menggantikan griseofulvin untuk terapi sistemiksudah menggantikan griseofulvin untuk terapi sistemik  pada

 padaonychomycosisonychomycosis terutama pada kuku ibu terutama pada kuku ibu jari. ejari. erbinafin merupakan obat pilihan utama,rbinafin merupakan obat pilihan utama, sedangkan itrakonazol diberikan sebagai terapi

(3)

Pasien immunocompromisedmemiliki risiko yang tinggi untuk terinfeksi jamur, oleh sebab itu diperlukan profilaksis antijamur. Imidazol oral atau antijamur triazol merupakan obat  pilihan untuk profilaksis. lukonazol lebih mudah diabsorpsi daripada itrakonazol dan

ketokonazol serta lebih aman dibanding ketokonazol untuk terapi jangka panjang. Infus amfoterisin intravena digunakan untuk terapi empiris pada infeksi jamur serius. lukonazol digunakan untuk mengatasi infeksi Candida albicans.

%&AT 'AN" (I"UNAKAN UNTUK INFEKSI JAMUR 

346453A5 +46I75. ermasuk dalam golongan ini adalah amfoterisin dan nistatin. eduanya tidak diabsorpsi se%ara oral. 4bat ini digunakan u ntuk infeksi oral, orofaringeal dan perioral yang diberikan se%ara topikal di mulut.

/. Infus amfoterisin intravena digunakan untuk infeksi jamur sistemik dan aktif terhadap

sebagian besar jamur dan ragi. 4bat ini terikat kuat pada protein plasma dan penetrasinya ke dalam jaringan dan %airan tubuh buruk. Amfoterisin bersifat toksik dan efek samping sering terjadi. $ediaan amfoterisin dalam lipid bersifat kurang toksik dan direkomendasikan bila sediaan konvensional dikontraindikasikan karena toksisitasnya, terutama nefrotoksisitas atau  jika respon terhadap amfoterisin konvensional tidak memuaskan.

A'478I$I5 (A'478I$I5 9) Indikasi:

 penanganan mi-kosis sistemik berat dan atau deep my%osis +eringatan:

 bila diberikan se%ara parenteral sering menimbulkan efek samping (perlu penga&asan ketat dan uji dosis yang diperlukan); pemeriksaan fungsi h ati dan ginjal, hitung jenis sel darah, dan  pemeriksaan elektrolit plasma (hindari penggunaan obat lain yang bersifat hepatotoksik

seperti kortikosteroid, ke%uali untuk mengendalikan radang); antineoplastik; pergantian tempat suntikan yang terlalu sering (iritasi), infus yang %epat (risiko aritmia). ati-hati pada &anita hamil dan ibu menyusui. 8eaksi anafilaksis kadang-kadang terjadi pada penggunaan amfoterisin intravena. #ianjurkan untuk memberikan dosis per%obaan sebelum infus

amfoterisin dan pasien diamati selama kira-kira 01 menit. Antipiretik dan kortikosteroid sebagai profilaksis hanya diberikan pada pasien dengan ri&ayat reaksi obat sebelumnya, sedangkan amfoterisin harus diberikan.

(4)

 bila diberikan se%ara parenteral: Anoreksia, nausea, muntah, diare, sakit perut; demam, sakit kepala, sakit otot dan sendi; anemia; gangguan fungsi ginjal (termasuk hipokalemia dan hipomagnesemia) dan toksisitas ginjal; toksisitas kardiovaskuler (termasuk a ritmia); gangguan darah dan neurologis (kehilangan pendengaran, diplopia, kejang, neuropati  perifer); gangguan fungsi hati (hentikan obat); ruam; reaksi anafilaksis.

#osis:

oral: untuk kandidiasis intestinal, /11-11 mg tiap  jam. 9ayi dan Anak-anak, /11 mg < kali sehari. Injeksi intravena: infeksi jamur sistemik, dosis per%obaan / mg selama 1-01 menit dilanjutkan dengan =1 m%g2kg bb2hari, pelan-pelan dinaikkan sampai / mg2kg bb2hari; maksimum /,= mg2kg bb2hari atau selang sehari.

"atatan:

9iasanya diperlukan terapi jangka panjang. >ika terputus lebih dari ? hari, ulangi lagi dengan dosis =1 m%g2kg bb2hari dan dinaikkan pelan-pelan. 'ikosis sistemik berat dan atau deep my%osis: terapi dapat dimulai dengan dosis harian /,1 mg2kg bb berat badan. #osis dapat ditingkatkan jika dibutuhkan menjadi dosis yang direkomendasikan yaitu 0,1 - <,1 mg2kg bb. #osis sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien.

. Nistatin terutama digunakan untuk infeksi Candida albicans di kulit dan membran mukosa, termasuk untuk kandidiasis pada usus dan esofageal.

0. 346453A5 I'I#A@46. ermasuk dalam golongan imidazol, klotrimazol, ketokonazol, ekonazol, sulkonazol dan tiokonazol. 4bat-obat ini digunakan untuk terapi lokal kandidiasis vagina dan untuk infeksi dermatofit.

a. Ketokonazol pada pemberian oral diabsorpsi jauh lebih baik dibandingkan dengan golongan imidazol lainnya. 5amun obat ini telah dilaporkan berkaitan dengan kejadian hepatotoksisitas yang fatal. Untuk pemberian per oral, risiko dan manfaat ketokonazol sebaiknya dipertimbangkan se%ara hati-hati terutama yang berkaitan dengan

hepatotoksisitas. 4leh karena itu diperlukan pengamatan k linik dan laboratorium. +emberian per oral tidak untuk infeksi superfisial.

 b. Mikonazol dapat digunakan se%ara topikal untuk infeksi pada rongga mulut. 4bat ini  juga efektif untuk infeksi usus. Absorpsi sistemik dapat terjadi pada penggunaan gel

mikonazol oral sehingga dapat menimbulkan interaksi obat yang bermakna. <. 346453A5 8IA@46. ermasuk golongan ini adalah flukonazol dan itrakonazol.

(5)

a. Fl!konazol diabsorpsi sangat baik setelah pemberian oral. +enetrasi obat ini pada %airan serebro spinal %ukup baik sehingga dapat digunakan untuk mengatasi meningitis fungal.  b. Itrakonazol aktif terhadap semua bentuk infeksi dermatofit. apsul itrakonazol

memerlukan kondisi asam dalam lambung untuk mendapatkan absorpsi yang optimal. Itrakonazol dapat menyebabkan kerusakan hati dan sebaiknya dihindari atau digunakan se%ara hati-hati pada pasien dengan penyakit hati, termasuk pasien anak. lukonazol lebih  jarang menyebabkan hepatotoksisitas. !orikonazol merupakan antijamur dengan

spektrum luas dan diindikasikan untuk infeksi yang mengan%am ji&a.

=. A5I >A'U8 6AI5

a. "riseof!l#in efektif dalam mengatasi infeksi dermatofit yang meluas dan sulit diobati, namun penggunaannya telah banyak digantikan oleh antijamur yang lebih baru, terutama  pada infeksi kuku. 4bat ini merupakan pilihan utama pada infeksi trichophyton pada

anak. 6ama terapi tergantung pada tempat infeksi dan dapat berlangsung selama  berbulan-bulan.

 b. Ter$inafinmerupakan obat pilihan untuk infeksi jamur pada kuku dan juga untuk mengatasi kurap.

. A5I#U6AU53I5

Indikasi)

kandidemia pada pasien de&asa non-neutropenia.

Peringatan)

monitor fungsi hati, tidak direkomendasikan pada anak di ba&ah usia /* tahun, kehamilan, menyusui.

Kontraindikasi)

hipersensitivitas.

Efek Samping)

trombositopenia, koagulapati, hiperkalemia, hipokalemia, hipomagnesemia, kejang, sakit kepala, kemerahan, diare, peningkatan gama-glutamiltransferase, peningkatan alkalin fosfatase dalam darah, peningkatan alanin aminotransferase, ruam, pruritus.

(6)

infus intravena, dosis a&al 11 mg sebagai dosis tunggal, diikuti /11 mg2hari. erapi dilanjutkan selama minimal /< hari sesudah hasil positif terakhir pada kultur.

*+ F,UK%NA-%, Indikasi)

lihat dalam dosis

Peringatan)

gangguan ginjal, kehamilan (dosis tinggi menyebabkan teratogenik pada he&an) dan menyusui, peningkatan enzim hati. Aritmia, hindarkan pemakaian bersama astemizol atau terfenadin atau %isaprid

Efek Samping)

nausea, sakit perut, diare, kembung; gangguan enzim hati; kadang-kadang ruam (hentikan obat atau a&asi se%ara ketat); angioudem, anafilaksis, lesi bulosa, nekrolisis epidermal toksik, sindrom $tevens->ohnson; pada pasien AI#$ pernah dilaporkan reaksi kulit yang hebat

(osis)

oral, vaginitis dan balanitis kandida, /=1 mg dosis tunggal. andidiasis mukosa (ke%uali genitalia) =1 mg2hari (/11 mg2hari untuk infeksi yang sulit sembuh) diberikan selama ?-/< hari, untuk kandidiasis orofarings (maksimal /< hari, ke%uali pasien immuno%o mpromised); /< hari untuk kandidiasis oral atropikans; /<-01 hari untuk infeksi mukosa lainnya (mis. esofagitis, kandiduria, infeksi bronkopulmoner noninvasif).A5A, oral atau infus intravena, 0- mg2kg bb pada hari pertama, kemudian 0 mg2kg bb per hari (tiap ? jam pada neonatus usia sampai  minggu, tiap <* jam pada neonatus usia -< minggu). inea pedis, korporis, kruris, versikolor dan kandidiasis dermal, per oral, =1mg2hari selama -< minggu (sampai  minggu pada tinea pedis); lama pengobatan maksimum  minggu. Infeksi kandida invasif (termasuk kandidemia dan kandidiasis diseminata) dan infeksi kriptokokus (termasuk meningitis), oral atau infus intravena, dosis a&al <11 mg kemudian 11 mg2hari, bila perlu ditingkatkan menjadi <11 mg2hari. +engobatan diteruskan sesuai dengan respons (untuk meningitis kriptokokus, minimal -* minggu).A5A, -/ mg2kg bb2hari (tiap ? jam pada neonatus usia sampai  minggu, tiap <* jam untuk neonatus usia -< minggu). +en%egahan

(7)

kambuhnya meningitis kriptokokus pada pasien AI#$, /11-11 mg2hari (setelah melengkapi terapi primer). +rofilaksis infeksi jamur pada pasien immuno%ompromised, setelah

kemoterapi atau radioterapi, =1-<11 mg2hari disesuaikan deng an risiko; <11 mg2hari jika ada risiko tinggi infeksi sistemik, misalnya setelah transplantasi sumsum tulang. erapi dimulai sebelum terjadinya netropenia dan dilanjutkan smpai ? hari setelah jumlah netrofil yang diinginkan ter%apai.A5A, tergantung dari lama dan beratnya neutropenia, 0-/ mg2kg  bb2hari (tiap ? jam untuk neonatus usia sampai  minggu, tiap <* jam untuk neonatus usia

-< minggu).

.+ "RISE%FU,VIN Indikasi)

infeksi dermatofitosis kulit, kulit kepala, rambut dan kuku, bila terapi topikal gagal

Peringatan)

kadang-kadang menimbulkan atau men%etuskan lupus eritematosus sistemik; ibu menyusui. +engemudi (menurunkan ke&aspadaan); meningkatkan efek alkohol.

Interaksi)

6ampiran / (griseofulvin)

Kontraindikasi)

gangguan fungsi hati berat, $67, porfiria, kehamilan (hindari kehamilan selama pengobatan sampai satu bulan berikutnya)

Efek Samping)

sakit kepala, mual, muntah, ruam, fotosensitivitas, pusing, lelah, agranulositosis dan

leukopenia, $67, eritema multiforme, nekrosis epidermal toksik, neuropati perifer, gangguan koordinasi

(osis)

=11 mg2hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi. #osis dapat digandakan pada infeksi  berat. urunkan dosis bila terjadi perbaikan.A5A, /1 mg2kg bb2hari sebagai dosis tunggal

(8)

/+ ITRAK%NA-%, Indikasi)

kandidiasis orofarings dan vulvo vaginal; ptyriasis versicolor , infeksi dermatofita

lainnya;onychomycosis; histo-plasmosis; terapi alternatif bila antijamur lain tidak %o%ok atau tidak efektif pada infeksi sistemik (aspergilosis, kriptokokosis, kandidiasis termasuk

meningitis), terapi pemeliharaan pada pasien AI#$, profilaksis infeksi jamur pada neutropenia bila terapi standar tidak %o%ok.

Peringatan)

hindari pemakaian pada ri&ayat gangguan fungsi hati. +emeriksaan fungsi hati harus

dilakukan bila pengobatan lebih dari / bulan atau bila timbul mual, anoreksia, muntah, lelah, sakit perut atau urin ber&arna gelap (hentikan obat bila hasil tes abnormal); gangguan fungsi ginjal (bioavailabilitas dapat berkurang); absorpsi berkurang pada pend eria AI#$ dan

neutreopenia (periksa kadar dalam darah dan bila perlu dosis dapat dinaikkan); hentikan obat  bila terjadi neuropati perifer; kehamilan (lihat 6ampiran <) dan ibu menyusui

Interaksi)

6ampiran / (anti jamur, imidazol, triazol).Aritmia : hindarkan penggunaan bersamaan dengan astemizol, terfenadin dan %isaprid.

Efek Samping)

mual, sakit perut, dispepsia, konstipasi, sakit kepala, pusing, kenaikan enzim hati, gangguan haid, reaksi alergi (pruritus, ruam, urtikaria, angioudem), hepatitis dan ikterus kolestatik (terutama bila pengobatan melebihi satu bulan); neuropati perifer (hentikan obat), pernah dilaporkan sindromStevens-Johnson; hipokalemia pada penggunaan jangka panjang, udem dan rambut rontok.

(osis)

kandidiasis orofarings, /11 mg2hari (11 mg pada pasien AI#$ atau neutropenia) selama /= hari.

!ulvovaginitis kandida, 11 mg  kali sehari selama / hari.  Ptyriasis versicolor , 11 mg2hari selama ? hari.

(9)

inea manus dan pedis, /11 mg2hari selama 01 hari.

4nikomikosis, 11 mg2hari selama 0 bulan, atau bertahap 11 mg  kali sehari selama ? hari diulangi setelah interval / hari; dua tahap untuk kuku jari tangan, tiga tahap untuk kuku jari kaki.

istoplasmosis, 11 mg, /- kali sehari. Alternatif pada infeksi sistemik, 11 mg sekali sehari (kandidiasis /11-11 mg2hari), untuk infeksi invasif atau diseminata dan men ingtis kriptokokus sampai 11 mg dua kali sehari. erapi pemeliharaan pada pasien AI#$ dan  profilaksis pada neutropenia, 11 mg sekali sehari; dosis digandakan bila kadar dalam darah

rendah.

A5A dan 6A5$IA, tidak dianjurkan.

01+ KASP%FUN"IN ASETAT Indikasi)

kandidiasis invasif (diantaranya kandidemia, pada pasien neutropenik dan non-neutropenik); kandidiasis esofageal; kandidiasis orofaringeal; aspergilosis invasif (pada pasien yang sukar disembuhkan atau intoleran terhadap terapi lain)

Peringatan)

kehamilan; menyusui; pasien berusia di ba&ah /* tahun

Interaksi)

kaspofungin asetat menurunkan kadar takrolimus dalam darah, maka pada pasien yang menerima kedua obat tersebut, perlu dilakukan monitoring kadar takrolimus dalam darah, dan dilakukan penyesuaian dosis takrolimus; siklosporin meningkatkan AU" kaspofungin asetat, diperkirakan hal ini terjadi karena penurunan pengambilan kaspofungin asetat oleh hati; terjadi peningkatan sementara A6 dan A$ hati apabila kaspofungin asetat dan

siklosporin diberikan bersamaan; pemberian kaspofungin asetat bersama dengan penginduksi klirens obat seperti efavirenz, nevirapin, rifampisin, deksametason, fenitoin, atau

(10)

karbamazepin, sebaiknya dipertimbangkan penggunaan kaspofungin asetat ?1 mg sehari;  penggunaan bersama dengan siklosporin; peningkatan sementaraalanine transaminase (A6)

dan aspartate transaminase (A$)  0 kali lipat dari pper !imit o" #ormal (U65) pada  beberapa subjek sehat yang menerima 0 mg2kg bb, dosis siklosporin dengan kaspofungin

asetat yang akan normal kembali dengan penghentian pemberian obat; terjadi peningkatan B 0=C pada $rea nder the Curve (AU") kaspofungin asetat ketika diberikan bersama dengan siklosporin, kadar siklosporin dalam darah tidak berubah.

Kontraindikasi)

hipersensitif terhadap kaspofungin asetat

Efek Samping)

demam, sakit kepala, nyeri perut, nyeri, kedinginan, mual, muntah, diare, peningkatan jumlah enzim hati (A$, A6, alkalin fosfatase, dire%t bilirubin dan bilirubin total), peningkatan kreatinin serum, anemia (penurunan hemoglobin dan hematokrit), plebitis2tromboplebitis, komplikasi pada tempat pemberian infus, ruam kulit, pruritus, bengkak pada &ajah, sensasi hangat, bronkospasme, anafilaktik, disfungsi hati, udem perifer, dan hiperkalsemia

(osis)

 %nvasive candidiasis, infus intravena lambat (B / jam), dosis muatan (loadin& dose) tunggal ?1 mg diberikan pada hari pertama, selanjutnya diikuti dengan dosis =1 mg sehari. 6ama  pengobatan harus disesuaikan dengan respons klinis dan mikrobiologi pasien. Umumnya,

terapi anti jamur harus dilanjutkan paling tidak /< hari setelah hasil pemeriksaan kultur terakhir yang positif.

 'sopha&eal dan oropharyn&eal candidiasis, infus intravena lambat (B / jam), =1 mg sehari.  %nvasive $sper&illosis, infus intravena lambat (B / jam), dosis tunggal ?1 mg diberikan pada

hari pertama, selanjutnya diikuti dengan dosis =1 mg sehari. 6ama pengobatan sebaiknya disesuaikan dengan keparahan dari penyakit lain yang menyertai, pemulihan dari kondisi imunosupresi dan respon klinis pasien. +emberian bersama dengan penginduksi metabolik efavirenz, nevirapin, rifampin, deksametason, fenitoin, atau karbamazep in, harus

(11)

+asien dengan gangguan fungsi hati ringan dan lansia, tidak memerlukan penyesuaian dosis. 'sopha&eal dan2atau oropharyn&eal candidiasis dengan gangguan fungsi hati sedang, direkomendasikan pemberian kaspo-fungin asetat 0= mg sehari.

 %nvasive candidiasis atau invasive asper&illosis dengan gangguan fungsi hati sedang, setelah dosis a&al ?1 mg, direkomendasikan pemberian kaspofungin asetat 0= mg sehari.

00+ KET%K%NA-%, Indikasi)

mukosa sistemik, kandidiasis mukokutan resisten yang kronis, mukosa saluran %erna resisten serius, kandidiasis vaginal resisten yang kronis, infeksi dermatofita pada kulit atau kuku tangan (tidak pada kuku kaki); profilaksis mikosa pada pasien imunosupresan; kandidiasis mukokutan kronis yang tidak responsif terhadap nistatin dan obat-obat lain; infeksi mikosis sistemik (kandidiasis, paraksidioidomikasis, %o%%i dioidomy%osis, hiptoplasmosis)

Peringatan)

lakukan uji fungsi hati se%ara klinis dan se%ara biokimia untuk pengobatan yang berlangsung lebih dari /< hari lakukan uji fungsi hati sebelum memulainya, /< hari setelah mulai,

kemudian selang sebulan sekali. indari pada porfiria Aritmia. indari pemberian bersama dengan astemizol atau terfenadina. >uga hindari pemberian bersama %isaprid.

Interaksi)

6ampiran / (antifungi, imidazol dan triazol)

Kontraindikasi)

gangguan hati; kehamilan (teratogenesitas pada he&an, pada kemasan %antumkan peringatan kehamilan) dan menyusui; pemberian bersamaan dengan terfenadin atau astemizol

Efek Samping)

mual, muntah, nyeri perut; sakit kepala; ruam, urtikaria, pruritus; jarang trombositopenia,  parestesia, fotofobia, pusing, alopesia, ginaekomastia dan oligospermia; kerusakan hati fatal

+eringatan: risiko terbentuknya hepatitis lebih besar jika diberikan lebih d ari /< hari.

(12)

#7DA$A 11 mg2hari bersama makanan, biasanya untuk /< hari; jika setelah /< hari respons tidak memadai, lanjutkan hingga setidaknya / minggu setelah gejala hilang dan kultur menjadi negatif; maksimum <11 mg2hari. A5A, 0 mg2kg bb2hari dosis tunggal atau dalam dosis terbagi. andidiasis vaginal resisten yang kronis, <11 mg2hari bersama makanan selama = hari.

02+ MIKAFUN"IN NATRIUM Indikasi)

kandidemia, kandidiasis diseminasi akut, peritonitis kandida dan abses; andidiasis

esofagus; +en%egahan infeksi kandida pada pasien yang mengalami transplantasi sel pun%a hematopoietik 

Peringatan)

+antau fungsi ginjal, gangguan fungsi ginjal, kehamilan, menyusui, hepatotoksisitas

Interaksi)

$irolimus, nifedipin atau trakonazol perlu dikurangi dosisnya karena mikafungin meningkatkan toksisitas obat tersebut.

Kontraindikasi)

ipersensitivitas

Efek Samping)

mual, flebitis, muntah, peningkatan enzim aspartat aminotransferase, peningkatan alkali fosfat darah, netropenia, anemia, leukopenia, hipokalemia, hipo-magnesimia, hipokalsemia, sakit kepala, diare, nyeri abdominal, penambahan amino-transferase alanin; peningkatan  bilirubin darah, uji fungsi hati abnormal, kemerahan episodik pada &ajah2leher,

hiperbilirubinemia, ruam, pireksia, kekakuan, gagal ginjal (lebih sering pada anak-anak).

(osis)

Infus intravena,Pengo$atan pasien dengan kandidemia3 diseminasi kandidiasis ak!t3 peritonitis kandida dan a$ses: #7DA$A (bobot badan lebih dari <1 kg) /11 mg per hari, maksimal 11 mg per hari; bobot badan kurang dan sama dengan <1 kg:  mg per kg per

(13)

hari, maksimal < mg per kg per hari. A5A-A5A (kurang dari / tahun) (bobot badan lebih dari <1 kg) /11 mg per hari, maksimal 11 mg per hari; (bobot badan kurang dan sama dengan <1 kg)  mg per kg per hari, maksimal < mg per kg per hari. 6ama pengobatan

minimal /< hari.

Pengo$atan pasien dengan kandidiasis esofag!s: #7DA$A (bobot badan lebih dari <1 kg) /=1 mg per hari; (bobot badan kurang dan sama dengan <1 kg: 0 mg per kg per hari. 6ama  pengobatan minimal / minggu.Profilaksis infeksi kandida pada pasien 4ang mengalami

transplantasi selp!n5a 6ematopoetik  #7DA$A (bobot badan lebih dari <1 kg) =1 mg per hari; bobot badan kurang dan sama dengan <1 kg: / mg per kg per hari. A5A-A5A (kurang dari / tahun) (bobot badan lebih dari <1 kg) =1 mg per hari; (bobot badan kurang dan sama dengan <1 kg) / mg per kg per hari. 6ama pengobatan minimal / minggu setelah  pemulihan netrofil.

07+ NISTATIN Indikasi)

kandidiasis

Efek Samping)

mual, muntal, diare pada dosis tinggi, iritasi oral dan sensitisasi, ruam (termasuk urtikaria) dan dilaporkan terjadi sindroma $tevens->ohnson (jarang)

(osis)

oral, kandidiasis usus =11.111 UI setiap  jam, berikan dosis ganda pada kasus infeksi berat; A5A /11.111 UI < kali2hari. +rofilaksis, / juta unit2 hari. 5eonatal, /11.111 UI2hari

sebagai dosis tunggal. Untuk penggunaan sebagai obat kumur dalam kasus kandidiasis mulut, lihat bagian /.0..

08+ P%SAK%NA-%, Indikasi)

(14)

infeksi jamur Aspergillosis invasif setelah gagal terapi atau intoleran dengan amfoterisin 9 atau itrakonazol; usariosis setelah gagal terapi atau intoleran dengan amfoterisin 9;

"hromoblatomy%osis dan my%etoma pada pasien setelah gagal terapi atau intoleran dengan itrakonazol; "o%%idiomy%osis setelah gagal terapi atau intoleran dengan amfoterisin 9, itrakonazol atau flukonazol; andisiasis orofaringeal pada pasien yang mengidap penyakit  berat atau immuno%ompromised dimana respon terhadap terapi topikal diperkirakan tidak  berhasil.

Peringatan)

hipersensitif; gangguan fungsE hati berat; monitor gangguan elektrolit karena menyebabkan F prolongation; kehamilan; menyusui; tidak dapat diekskresi oleh hemodialisis; khasiat dan keamanan penggunaan pada anak dan remaja diba&ah usia /0 tahun belum diketahui pasti.

Interaksi)

idak boleh digunakan bersamaan dengan terfenadin, astemizol, %isaprid, pimozid,

halofantrin dan Guinidin ($ubstrat "H+0A<) karena dapa t meningkatkan konsentrasi plasma sehingga dapat menyebabkan perpanjangan F dan torsades de pointes (jarang); idak boleh digunakan bersamaan dengan simvastatin, lovastatin dan atorvastatin karena dapat

meningkatkan inhibitor reduktase '3-"oA dalam darah yang menyebabkan

8habdomyolisis; idak boleh digunakan bersamaan dengan alkaloid ergot (ergotamin dan dihidroergotamin) karena akan meningkatkan konsentrasi plasma alkaloid ergot sehingga menyebabkan ergotism; Inhibitor enzim pada jalur metabolisme via U#+ glu%uronidation (verapamil, siklosporin, kuinidin, klaritromisin, eritromisin) dapat meningkatkan kadar  plasma posakonazol, sedangkan penginduksi enzim ((rifampisin, rifabutin, antikonvulsan

tertentu) dapat menurunkan kadar plasma posakonazol; alkaloid vinka (vinkristin dan

vinblastin) meningkatkan kadar posakonazol, se/ hingga dapat menyebabkan neurotoksisitas;  posakonazol dapat meningkatkan "ma dan AU" takrolimus se%ara signifikan sehingga  perlu dilakukan monitor kadar takrolimus, kurangi dosis takrolimus atau hentikan

 penggunaan posakonazol; idak boleh digunakan bersamaan dengan sirolimus atau jika harus dilakukan, dosis sirolimus dikurangi se%ara signifikan; +osakonazol meningkatkan

konsentrasi plasma I! protease Inhibitors, midazolam, antagonis kalsium, digoksin.

(15)

ipersensitivitas; penggunaan bersamaan dengan terfenadin, astemizol, %isaprid, pimozid, halofantrin dan Guinidin ($ubstrat "H+0A<), simvastatin, lovastatin dan atorvastatin (inhibitor reduktase '3-"oA), alkaloid ergot (ergotamin dan dihidroergotamin).

Efek Samping)

umum terjadi: neutropenia, ketidakseimbangan elektrolit, anoreksia, paraestesia, pusing, mengantuk, sakit kepala, muntal, mual, nyeri abdomen, diare dispepsia, mulut kering, flatulens, peningkatan hasil uji fungsi hati (A$, A6, bilirubin, alkalin fosfatase, 33), ruam, pireksia (demam), astenia, lelah.

idak umum terjadi: trombositopenia, leukopenia, anemia, eosinofilia, limfadenopati, reaksi alergi, hiperglikemia, konvulsi, neuropati, hipoanestesi, tremor, +erpanjangan F%2F, 7"3 abnormal, palpitasi, hipertensi, hipotensi, penglihatan kabur, pan%reatitis, kerusakan hati, hepatitis, jaundi%e, hepatomegali, saria&an, alopesia, nyeri punggung, gagal ginjal akut, gagal ginjal, peningkatan kreatinin darah, edema, letih, rasa nyeri, kaku, lemas;

mempengaruhi kadar obat lain: jarang terjadi: sindrom hemolitik uremik, purpura

trombositopenik trombotik, pansitopenia, koagulasi, haemorrhage 54$, $indrom $teven >ohnson, reaksi hipersensitif, insufisiensi adrenal, penurunan kadar gonadotropin, asidosis tubular ginjal, psikosis, depresi, sin%ope, en%efalopati, neuropati periferal, diplopia, skotoma, orsadaes de pointes, mati mendadak, takikardi ventrikular, %ardio-respiratory arrest, gagal  jantung, infark miokard, "erebrovas%ular a%%ident, embolisme paru, deep venous thrombosis  54$, hipertensi paru, pneumonia interstitial, pneumonitis, perdarahan saluran %erna, ileus,

gagal hati, kolestatik hepatitis, kolestasis, hepatosplenomegali, pengerasan hati, asteriksis, ruam vesikular, nefriitis interstisial, nyeri payudara, edema lidah, edema muka

(osis)

#e&asa dan anak usia /0 tahun atau lebih: infeksi jamur Aspergillosis invasif: <11 mg, dua kali sehari atau jika tidak dapat mentoleransi, 11 mg, empat kali sehari. 6ama pengobatan tergantung tingkat keparahan penyakit, kekebalan tubuh dan respon klinis.

"o%%idiodomy%osis: <11 mg, dua kali sehari atau jika tidak dapat mentoleransi, 11 mg, lima kali sehari;

(16)

andisiasis orofaringeal: 6oading dose, 11 mg sekali sehari pa da hari pertama kemudian /11 mg sehari sekali selama /0 hari

4ropharyngeal yang susah disembuhkan atau %andida oesophageal: <11 mg sehari, dua kali sehari. 6amanya pengobatan tergantung pada tingkat keparahan pasien, dan respon klinik. +rofilaksis infeksi jamur invasif: 11 mg, tiga kali sehari. 6amanya pengobatan tergantung  pada penyembuhan dari kondisi neutropenia atau imunosupresi

+osakonazol sebaiknya diberikan dengan makanan atau dengan <1 ml suplemen nutrisi. 4ral suspensi harus diko%ok sebelum digunakan.

09+ TER&INAFIN Indikasi)

infeksi dermatofita pada kuku; infeksi kurap (termasuk tinea ped is, tinea kruris dan tinea korporis), dimana terapi oral diperlukan (disebabkan tempat, keparahan, atau luas)

Peringatan)

gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal (lihat 6ampiran 0); kehamilan (lihat 6ampiran <), menyusui (lihat 6ampiran =); psoriasis (beresiko bertambah buruk); penyakit gangguan kekebalan tubuh (resiko efek serupa 6upus erithematosus)

Interaksi)

lihat lampiran / (terbinafin)

Efek Samping)

ketidaknyamanan pada perut, anoreksia, mual, diare; sakit kepala; ruam kulit dan urtikaria kadang dengan artralgia atau mialgia; gangguan penge%apan (kadang-kadang); hentikan  pengobatan jika terjadi toksisitas liver (jarang) (termasuk jaundi%e, kolestasis, dan hepatitis),

angiodema, pusing, rasa badan tidak enak, paraesthesia, hipoasthesia, fotosensitivitas, reaksi kulit serius termasuk sindrom $teven->ohnson dan nekrolisis epidermal toksik (hentikan  pengobatan jika terjadi ruam kulit yang progresif); gangguan psikiatri (jarang), kelainan

darah (termasuk leukopenia dan trombositopenia), efek menyerupai lupus eritematosus, dan  psoriasis yang memburuk 

(17)

(osis)

=1 mg per hari biasanya selama - minggu untuk tinea pedis, -< minggu untuk tinea kruris, < minggu pada tinea korporis,  minggu Jsampai 0 bulan untuk infeksi kuku (kadang-kadang lebih lama pada infeksi toenail); A5A (tidak dianjurkan) biasanya selama 

minggu, tinea kapitis, pada anak berusia di atas / tahun, berat badan /1-1 kg, ,= mg sekali sehari; berat badan 1-<1 kg, /= mg sekali sehari; berat badan lebih dari <1 kg, =1 mg sekali sehari

0:+ V%RIK%NA-%, Indikasi)

aspergillosis invasif (sebagian besar disebabkan oleh $sper&illus "umi&atus), kandidemia  pada pasien non-neutropenik, infeksi serius "andida (termasuk ". rusei), kandidiasis

esofagal, infeksi serius yang disebabkan oleh Scedosporium apiospermum (bentuk aseksual dari Pseudallescheria boydii) dan (usarium spp., t ermasuk (usarium solani, pada pasien yang intoleran atau refrakter terhadap pengobatan lain.

Peringatan)

monitor fungsi hati sebelum pengobatan dan selama pengobatan; penyakit hematologi yang  berbahaya (meningkatkan risiko reaksi hepatik); gangguan fungsi hati; monitor fungsi ginjal;

gangguan fungsi ginjal (lihat 6ampiran 0); kehamilan (memastikan kontrasepsi efektif

selama pengobatan-lihat 6ampiran ); gangguan elektrolit, kardiomiopati, bradikardi, aritmia simptomatik, ri&ayat perpanjangan interval F,penggunaan bersama obat lain yang

memperpanjang interval F; hindari paparan sinar matahari.Untuk penggunaan invus intravena, dapat timbul reaksi anafilaksis seperti flushing, demam, berkeringat, takikardi, sesak dada, dispnea, faintness (lemah2pingsan), mual, gatal, ruam kulit. +erlu peringatan pula agar menghindari mengendarai kendaraan bermotor pada malam hari atau melakukan

kegiatan yang potensial menimbulakn bahaya karena vorikonazol menyebabkan perubahan  pandangan seperti pandangan kabur, dan atau fotophobia

(18)

menyusui (lihat 6ampiran <), pasien yang hipersensitif terhadap vorikonazol dan golongan azol lainnya

Efek Samping)

3angguan gastrointestinal (termasuk mual, muntah, nyeri abdomen, diare), ikterus; udem, hipotensi, nyeri dada; sindrom sulit pernafasan, sinusitis; sakit kepala, pusing, asthenia, gelisah, depresi, bingung, agitasi, halusinasi, paraestesia, tremor; gejala menyerupai influenza; hipoglikemia; hematuria; kelainan darah (termasuk anemia, trombositopenia,

leu%openia, pansitopenia), gagal ginjal akut, hipokalemia; gangguan visual termasuk persepsi yang berubah, pandangan kabur dengan fotofobia; ruam kulit, pruritus, fotosensitivitas,

alopesia, %heilitis; reaksi pada tempat injeksi; gangguan peng e%apan, kolesistitis, pankreatitis, hepatitis, konstipasi, aritmia (termasuk perpanjangan interval F), sinkop, peningkatan

serum kolesterol, reaksi hipersensitivitas (termasuk flushing), ataksia, nistagmus,

hipoasthesia, ketidak%ukupan adrenokortikal, artritis, blepharitis, neuritis optik, skleritis, glositis, gingivitis, psoriasis, sindrom $teven->ohnson; kolitis pseudomembran (jarang), gangguan tidur, tinnitus, gangguan pendengaran, efek ekstrapiramidal, hipertonia,

hipotiroidisme, hipertiroidisme, lupus eritromatosus dis%oid, nekrolisis epidermal toksik,  perdarahan retina, dan atropi optik 

(osis)

#7DA$A: terapi harus dimulai dengan regimen dosis muatan loadin& dose) vorikonazol intravena untuk men%apai kadar plasma pada hari pertama yang mendekati steady state. +erpindahan dari intravena ke oral dapat dilakukan bila diindikasikan se%ara klinis. #osis muatan adalah vorikonazol intravena  mg2kg bb setiap / jam untuk  dosis, dilanjutkan dengan < mg2kg bb setiap / jam. >ika pasien dapat mentolerir pengobatan peroral, dapat digunakan vorikonazol oral. +asien dengan berat badan K<1 kg harus menerima dosis

 pemeliharaan vorikonazol sebesar 11 mg setiap / jam. +asien de&asa dengan berat badan L <1 kg harus menerima dosis pemeliharaan /11 mg setiap / jam.

9ila pasien tidak memberikan respon yang adekuat, dosis pemeliharaan oral dapat dinaikkan dari 11 mg setiap / jam sampai 011 mg setiap / jam. Untuk pasien dengan berat L <1 kg, dosis pemeliharaan oral dapat dinaikkan dari /11 mg setiap / jam menjadi /=1 mg setiap /  jam. 9ila pasien tidak dapat mentolerir pengobatan, dosis pemeliharaan intra venus

(19)

diturunkan menjadi 0 mg2kg bb setiap / jam dan dosis pemeliharaan oral dengan penurunan =1 mg sampai dosis minimum 11 mg setiap / jam (atau /11 mg setiap / jam untuk pasien dengan berat L <1 kg).

6ansia: tidak diperlukan penyesuaian dosis. 3angguan fungsi hati: +ada pasien dengan gangguan fungsi hati ringan hingga sedang, dosis muatan sama dengan pada pasien normal, namun dosis pemeliharaan diturunkan menjadi setengah dosis normal. +ada pasien dengan gangguan fungsi hati berat, penggunaan vorikonazol hanya diberikan apabila kemanfaatan lebih tinggi dibandingkan dengan risiko.

3angguan fungsi ginjal: tidak diperlukan penyesuaian dosis, namun pada gangguan ginjal sedang hingga berat, harus dilakukan pemantauan ketat terhadap serum kreatinin dan

vorikonazol hanya diberikan apabila kemanfaatan lebih tinggi dibandingkan dengan risiko. Apabila terjadi peningkatan serum kreatinin, terapi diganti menjadi terapi vorikonazol oral.

/?.KA,IUM I%(I(A

alium Iodida adalah obat terpilih untuk Cutaneous lymphatic sporotrichosis

Efek samping

mual rinitis salivasi lakrimasi

rasa terbakar pada mulut dan tenggorok  iritasi pada mata

sialodenitis dan akne pustularis pada bagian atas bahu

(osis

alium iodida diberikan dengan dosis 0 kali sehari / ml larutan penuh (/g2ml). #osis ditingkatkan / ml sehari sampai maksimal /-/= ml.

+enyembuhan terjadi dalam -* minggu, namun terapi masih dilanjutkan sampai sedikitnya < minggu setelah lesi menghilang atau tidak aktif lagi

(20)

>amur kandida yang mengenai paru dinamakan pulmonary candidiasis.

Pengo$atan antif!ngi pada i$! 6amil

'erupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dan bayi setelah pengobatan

antibiotik. 'anifestasinya seperti area merah muda yang menyolok men yebar dari area puting, kulit mengkilat, nyeri akut selama dan setelah menyusui; pada keadaan yang parah, dapat melepuh. Ibu mengeluh nyeri tekan yang berat dan rasa tidak nyaman, khususnya selama dan segera setelah menyusui 9ayi dapat menderita ruam popok, dengan pustula yang menonjol,

merah, tampak luka dan2atau seperti luka terbakar yang kemerahan. +ada kasus-kasus yang berat,  bintik-bintik atau ber%ak-ber%ak putih mungkin terlihat merasakan nyeri dan menolak untuk

mengisap.  Pen&obatan *

M 4bati ibu dan bayinya

M 4leskan krim atau losion topikal antijamur ke puting dan

 payudara setiap kali sehabis menyusui, dan seka mulut, lidah dan gusi bayi setiap kali sehabis menyusui

M Anjurkan ibu untuk mengkompreskan es pada puting sebelum menyusui untuk mengurangi nyeri

(21)

MARSE,A

81:07*107

PEM&IM&IN")

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses dekomposisi tandan kosong kelapa sawit, kandungan unsur hara kalium yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan kandungan nitrogen dan phosfor pada

Fungsi dan makna warna pada elemen interior toko bertema anak ini merupakan hasil analisis sampel data diperoleh dengan menggunakan data sekunder guna menghasilkan

Untuk sampel mikrobiologi pada gambar 4 pengambil sample harus terlebih dahulu mencuci tangan dengan alkohol agar tangan benar-benar steril bebas dari bakteri dan

Kekerasan email setelah demineralisasi hingga penyikatan setara 2 minggu hanya pada kelompok penyikatan dengan pasta gigi Nano kalsium karbonat dan pasta gigi mengandung

Gabungkan tabel-tabel yang diidentifikasi pada langkah 1 dan 2 (dengan purchase dates &amp; quantities ), group by inventory item , tentukan batasan ending date (tanpa batasan

Dari penelitian diperoleh hasil sistem dispersi padat Kofein dengan menggunakan Polivinil pirolidon (PVP) K-30 dapat meningkatkan kelarutan Kofein dibandingkan

Enam objektif digariskan iaitu;i mengenalpasti Dimensi Tempat, ii Dime Koleksi, Hi Dimensi Capaian,iv Dimensi Kebolehpercayaan, dan v mengenalpasti Dimensi Empati yang menyumbang

Manajemen lingkungan pada wilayah endemis malaria di Puskesmas Atapupu, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu serta dampaknya terhadap kejadian malaria melalui