Oleh:
Isnaini
Vitamin dibagi menjadi 2 golongan:
Larut lemak
: vit A, D, E dan K
Pemberian vitamin hanya dibutuhkan
bila:
Pasokan vitamin yang tidak mencukupi
Peningkatan kebutuhan vitamin
(misalnya selama hamil dan menyusui)
Defisiensi
penyakit beri-beri yang gejalanya terutama tampak pada sistem saraf dan kardiovaskuler.
Pada sistem saraf :neuritis
Pada kardiovaskuler :insufisiensi jantung.
Pada saluran cerna :konstipasi dan nafsu makan berkurang.
Kebutuhan sehari
Kebutuhan minimum 0,3 mg/1000 kcal, sedangkan AKG di Indonesia 0,3-0,4 mg/hari untuk bayi; 1,0 mg/hari untuk orang dewasa dan 1,2 mg/hari untuk wanita hamil.
Farmakokinetik
Pemberian parenteral, absorbsinya cepat dan
sempurna. Absorbsi per oral maksimum 8-15 mg/hr dicapai dengan pemberian oral sebanyak 40 mg. Dalam satu hari sebanyak 1 mg tiamin mengalami degradasi di jaringan tubuh.
Efek samping
Meskipun jarang, reaksi anafilaktoid terjadi setelah pemberian IV dosis besar.
Sediaan
Tiamin HCl (vit B1, aneurin HCl) tersedia dalam bentuk tablet 5-500 mg, larutan steril 100-200 mg (parenteral) dan eliksir 2-25 mg/ml.
dosis 2-5 mg/hari (pencegahan) dan 5-10 mg tiga kali sehari (pengobatan)
Indikasi
Neuritis alkoholik
Wanita hamil yang kurang gizi
Defisiensi
Gejala sakit tenggorokan dan radang di sudut mulut (stomatitis angularis), keilosis, glositis, lidah berwarna merah dan licin.
Kebutuhan sehari
Minimum 0,3 mg/1000 kcal.
Farmakokinetik
Pemberian secara oral atau parenteral akan diabsorbsi dengan baik dan distribusi merata di seluruh jaringan.
Indikasi
Untuk pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pellagra atau defisiensi vitamin B-kompleks lainnya, sehingga riboflavin diberikan
bersama vitamin lainnya.
Defisiensi
Terjadi pellagra (kelainan pada kulit, saluran cerna, dan SSP)
Kebutuhan sehari
Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pellagra rata-rata 4,4 mg/1000 kcal, pada dewasa asupan minimal 13 mg.
Farmakokinetik
Niasin dan niasinamid mudah diabsorbsi. Ekskresinya melalui urin, sebagian kecil dalam bentuk utuh dan
sebagian lainnya dalam bentuk berbagai metabolitnya.
Sediaan dan posologi
Tablet niasin mengandung 25-750 mg. Sediaan untuk injeksi mengandung 50 atau 100 mg niasin/ml. Tablet niasinamid 50-1000 mg, dan larutan untuk injeksi
mengandung 100 mg/ml.
Untuk pengobatan pellagra pada keadaan akut
dianjurkan dosis oral 50 mg diberikan sampai 10 kali sehari, atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari secara
Defisiensi
Kelainan kulit berupa dermatitis seboroik dan peradangan pada selaput lendir, mulut dan lidah
Kelainan SSP berupa perangsangan sampai timbulnya kejang
Gangguan sistem eritropoietik berupa anemia hipokrom mikrositik
Kebutuhan sehari
Kira-kira 2 mg/100 mg protein.
Farmakokinetik
Piridoksin, piridoksal dan piridoksamin mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urin terutama dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal.
Efek samping
Dapat menyebabkan neuropati sensorik atau sindrom neuropati dalam dosis antara 50 mg-2 g per hari untuk jangka panjang.
Sediaan dan indikasi
Tablet piridoksin HCl 10-100 mg dan sebagai larutan steril 100 mg/ml piridoksin HCl untuk injeksi.
Untuk mencegah dan mengobati defisiensi vitamin B6 diberikan bersama vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk
pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B-kompleks. Indikasi lain untuk mencegah atau mengobati neuritis perifer oleh obat,
Kebutuhan sehari
Kebutuhan sehari 5-10 mg.
Farmakokinetik
Pada pemberian oral, absorbsinya baik dan
distribusinya ke seluruh tubuh dengan kadar 2-45 mcg/g. Ekskresi dalam bentuk utuh 70%
melalui urin dan 30% melalui tinja.
Sediaan
Dalam bentuk Ca-pantotenat 10 atau 30 mg dan dalam bentuk larutan steril untuk injeksi dengan kadar 50 mg/ml.
Gejala defisiensi biotin :dermatitis,
sakit otot, rasa lemah, anoreksia,
anemia ringan.
Berfungsi sebagai koenzim pada
berbagai reaksi karboksilasi.
Jumlah biotin yang diperlukan sehari
berkisar antara 150-300 µg.
Fungsinya:
Sebagai prekursor asetilkolin.
Dalam metabolisme lemak, kolin berkhasiat lipotropik (dapat menurunkan kadar lemak dalam hati) dalam pengobatan penyakit hati seperti sirosis hepatis, hepatitis.
Dalam metabolisme intermedier, sebagai donor metil dalam pembentukan berbagai asam amino esensial.
Kebutuhan
Kebutuhan tubuh sehari-hari belum dapat
ditentukan, tetapi dalam makanan sehari-hari rata-rata terdapat 500-900 mg.
Penggunaan per oral cukup aman dengan LD50 200-400 g.
Penderita diabetes mengekskresi inositol
dalam urine dengan kadar tinggi. Inositol
merupakan isomer glukosa dan dalam
badan mudah berubah menjadi inositol.
Gejala defisiensi inositol pada hewan
coba adalah gangguan pertumbuhan,
alopesia dan gangguan laktasi.
Defisiensi
Defisiensi dicegah dengan pemberian sayur-mayur atau buah-buahan segar.
Bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan.
Gejala awal malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, perdarahan hidung dan petekie. Skorbut terlihat bila kadar vitamin C pada
leukosit dan trombosit < 2 mg/dl dan terjadi setelah mendapat diet tanpa vitamin C selama 3-5 bulan. Orang tua, alkoholisme, penderita penyakit menahun sangat peka terhadap timbulnya skorbut.
Farmakokinetik
Mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Ekskresi melalui urine dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg%.
Kebutuhan sehari
AKG vitamin C ialah 35 mg untuk bayi dan meningkat sampai kira-kira 60 mg pada dewasa. Kebutuhan akan vitamin C meningkat 300-500% pada penyakit infeksi, tuberkulosis, tukak peptik, penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, pada
hipertiroid, kehamilan dan laktasi. Pada masa hamil dan laktasi diperlukan tambahan vitamin C 10-25 mg/hari.
Efek samping
Dosis lebih dari 1 g/hari dapat menyebabkan diare dan dapat meningkatkan bahaya terbentuknya batu ginjal, karena sebagian vit C dimetabolisme dan diekskresi sebagai oksalat.
Sediaan dan indikasi
Dalam bentuk tablet & larutan mengandung 50-1500 mg. Untuk sediaan suntik mengandung vitamin C 100-500 mg.
Sumber
berasal dari karoten (provitamin A)
terdapat pada mentega, telur, hati dan daging
terdapat dalam beberapa bentuk, misalnya retinol (vitamin A1) dan 3-dehidroretinol (vitamin A2). Asam retinoat (tretinoin, isotretinoin)
merupakan hasil oksidasi group alkohol dari retinol.
Farmakodinamik
untuk regenerasi pigmen retina mata dalam proses adaptasi gelap.
Retinol (vitamin A1) memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel, karena retinol berperan dalam diferensiasi sel dan proliferasi epitel.
Vitamin A juga diperlukan untuk pertumbuhan tulang, alat reproduksi dan perkembangan embrio.
Defisiensi
Terjadi bila :
1. kesanggupan tubuh untuk menyimpan vitamin A terganggu (sirosis hati)
2. terdapat defisiensi protein (transport) 3. absorpsi di usus terganggu
4. asupan vitamin A yang kurang.
Gejala yang paling dini berupa buta senja. . Defisiensi lebih berat
menyebabkan gangguan pada mata yang berupa xeroftalmia, timbulnya bercak Bitot, keratomalasia, dan akhirnya kebutaan.
terjadi akibat penggunaan vitamin A
lebih dari
700-3000 IU/kg/hari
untuk
beberapa bulan sampai beberapa
tahun.
kerusakan hati pada anak dapat timbul
karena penggunaan vitamin A dengan
dosis yang sesuai AKG untuk orang
dewasa selama beberapa tahun dan
dengan
dosis 5 kali AKG
selama
7-10
Kebutuhan manusia
wanita 500 RE dan pria 600 RE.
Dosis karoten yang diperlukan kurang lebih 2 kali dosis vitamin A.
Farmakokinetik
diabsorpsi sempurna melalui saluran cerna dan kadar puncak dalam plasma setelah 4 jam
Absorpsi berkurang bila diet kurang
mengandung protein, atau pada penyakit infeksi tertentu, dan pada penyakit hati seperti
hepatitis, sirosis hati atau obstruksi biliaris.
disimpan di dalam hati sebagai palmitat, dalam jumlah kecil ditemukan juga di ginjal, adrenal, paru, lemak intraperitoneal dan retina.
Indikasi
untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin A.
tetapi retinol sejumlah 20.000 IU/hari selama 1 atau 2 bulan pada bayi atau anak sehat dengan makanan yang baik dapat menimbulkan gejala keracunan.
Gejala defisiensi vitamin A pada anak diberikan secara suntikan sebanyak 100.000 unit untuk satu kali pemberian dan dilanjutkan dengan pemberian oral. Tambahan suntikan 20.000 unit tiap minggu dapat dianjurkan.
Pemberian vitamin E bersama dengan vitamin A dapat meningkatkan efektivitas vitamin A dan
mencegah atau mengurangi kemungkinan terjadinya hipervitaminosis A.
Vitamin A juga digunakan untuk pengobatan penyakit kulit tertentu seperti akne, psoriasis, dan iktiosis.
Posologi
tersedia secara oral, suntikan dan topikal.
Vitamin A kapsul mengandung 3-15 mg retinol (10.000-50.000 IU) per kapsul.
Pada defisiensi berat, dosis pemberian IM pada orang dewasa dan anak berusia lebih dari 8
tahun: 50.000-100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari untuk 2 minggu. Pada anak 1-8 tahun diberikan dosis 15.000 IU/hari untuk 10 hari dan bayi 5.000-10.000 IU/hari untuk 10 hari.
Dosis oral pada orang dewasa dan anak lebih dari 8 tahun ialah 100.000 IU/hari selama 3 hari diikuti dengan 50.000 IU/hari selama 2 minggu, dilanjutkan dengan 10.000-20.000 IU/hari untuk 2 bulan.
Berguna untuk mencegah dan mengobati
rakitis (dicegah ataupun diobati dengan
minyak ikan atau dengan sinar matahari
yang cukup).
Farmakodinamik
Pengatur homeostatik kalsium plasma.
Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat
melalui usus halus.
Pengaturan kadar kalsium plasma
dipengaruhi juga oleh hormon paratiroid
(HPT) dan kalsitonin.
Defisiensi
Terjadi penurunan kadar kalsium plasma, selanjutnya merangsang sekresi HPT yang berakibat meningkatnya reabsorpsi tulang.
Pada bayi dan anak mengakibatkan gangguan pertumbuhan tulang (penyakit rakitis).
Berkurangnya kalsifikasi menyebabkan
deformitas tulang seperti kifosis, skoliosis, tulang tasbeh pada dada, kraniotabes pada anak usia dibawah 1 tahun dan genu varus
atau genu valgus pada anak yang sudah dapat berjalan.
Hipervitaminosis D
Gejalanya berupa hiperkalsemia,
kalsifikasi ektopik pada jaringan lunak
(ginjal, pembuluh darah, jantung dan
paru), anoreksia, mual, diare, sakit
kepala, hipertensi dan
hiperkolesterolemia.
Kebutuhan sehari
Farmakokinetik
Absorpsi melalui saluran cerna cukup baik. Vitamin D3 diabsorpsi lebih cepat dan
sempurna. Gangguan fungsi hati, kandung empedu dan saluran cerna seperti steatore akan mengganggu absorpsi vitamin D.
Disimpan dalam bentuk inert di dalam tubuh, untuk menjadi bentuk aktif harus
dimetabolisme lebih dahulu melalui
serangkaian proses hidroksilasi di ginjal dan hati.
Ekskresi melalui empedu dan dalam jumlah kecil ditemukan dalam urine.
Sediaan dan indikasi
Tersedia dalam beberapa macam bentuk sediaan
Selain untuk pencegahan dan pengobatan rakitis, vitamin D antara lain digunakan untuk osteomalasia, hipoparatiroidisme dan tetani
infantil, dan untuk keadaan lain dengan alasan penggunaan yang belum atau tidak diketahui misalnya pada psoriasis, artritis, dan hay fever.
Pada rakitis, dosis 1.000 unit/hari akan mengembalikan kadar kalsium dan fosfat plasma menjadi normal setelah ±10 hari, sedangkan hasil pemeriksaan radiologik akan menunjukkan penyembuhan dalam waktu 3 minggu.
Hipoparatiroidisme diperlukan 50.000-250.000 unit (dosis penunjang).
Tambahan vitamin D diperlukan pada masa hamil, laktasi dan pada orang tua agar asupan vitamin D per hari 400 IU.
Pada bayi prematur atau bayi yang mendapat ASI dalam jumlah yang tidak cukup diperlukan dosis pencegahan 400 IU/hari.
Bayi yang kemungkinan besar mengalami rakitis (sindrom malabsorpsi, lahir dari ibu yang mengalami defisiensi
Terdapat pada telur, susu, daging, buah-buahan,
kacang-kacangan dan sayur-sayuran, misalnya selada dan bayam.
Farmakodinamik
Sebagai antioksidan, mencegah oksidasi bagian sel yang penting atau mencegah terbentuknya hasil
oksidasi yang toksik (hasil peroksidasi asam lemak tidak jenuh).
Defisiensi biasanya lebih sering disebabkan oleh
gangguan absorpsi, misalnya steatore, obstruksi biliaris dan penyakit pankreas.
Bayi prematur dengan makanan yang kaya asam lemak tidak jenuh ganda dan kurang vitamin E akan
Kebutuhan sehari
Asupan 10-30 mg cukup untuk
mempertahankan kadar normal di dalam darah.
Farmakokinetik
Diabsorpsi baik melalui saluran cerna. Dalam darah terutama terikat dengan beta-lipoprotein dan didistribusi ke semua jaringan.
Kebanyakan diekskresi secara lambat ke
dalam empedu, sedangkan sisanya diekskresi melalui urine sebagai glukuronida dari asam tokoferonat atau metabolit lain.
Sediaan dan indikasi
Terdapat dalam bentuk d atau campuran d dan I isomer dari tokoferol, tokoferol asetat,
α-tokoferol suksinat.
Sediaan oral (tablet dan kapsul) mengandung 30-1.000 IU. Suntikan (larutan) mengandung 100
atau 200 IU/ml.
Indikasi pada keadaan defisiensi yang dapat
terlihat dari kadar serum yang rendah dan atau peningkatan fragilitas eritrosit terhadap hidrogen peroksida (pada bayi prematur dengan berat
badan yang rendah, pada penderita-penderita dengan sindrom malabsorpsi dan steatore, dan penyakit dengan gangguan absorpsi lemak).
Vitamin K alam:
1. vitamin K1 (filokuinon=fitonadion) Digunakan untuk pengobatan
Terdapat pada kloroplas sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.
2. vitamin K2 (senyawa menakuinon)
Disintesis oleh bakteri usus terutama oleh bakteri gram-positif.
Farmakodinamik
Berguna untuk meningkatkan biosintesis
beberapa faktor pembekuan darah yaitu
protrombin, faktor VII (prokonvertin),
farktor IX (faktor Christmas) dan faktor X
(faktor Stuart) yang berlangsung di hati.
Kebutuhan manusia
Sintesis vitamin K oleh bakteri usus
sekitar 50% dari kebutuhan vitamin K per
hari.
Defisiensi
Menyebabkan hipoprotrombinemia dan menurunnya kadar beberapa faktor pembekuan darah
Defisiensi vitamin K terjadi karena: 1. Gangguan absorbsi vitamin K
2. Berkurangnya bakteri yang mensintesis 3. Pemakaian antikoagulan
Farmakokinetik
Absorpsi melalui usus sangat tergantung dari kelarutannya.
Absorpsi filokuinon dan menakuinon berlangsung baik bila ada garam-garam empedu, sedangkan menadion dan derivatnya yang larut air dapat diabsorpsi
Sediaan dan indikasi
Tablet fitonadion 5 mg. Emulsi fitonadion mengandung 2 atau 10 mg/ml(parenteral)
Tablet menadion 2,5 dan 10 mg. Larutan
menadion dalam minyak yang mengandung 2, 10, dan 25 mg/ml (IM)
Tablet menadion natrium bisulfit 5 mg. Larutan menadion natrium bisulfit mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral)
Tablet menadiol natrium difosfat 5 mg. Larutan menadiol natrium difosfat yang mengandung 5 dan 10 mg/ml (parenteral)
Berguna untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
Pada bayi baru lahir hiprotrombinemia terjadi karena belum adanya bakteri yang mensintesis vitamin K dan tidak adanya depot vitamin K. Filokuinon merupakan obat terpilih untuk tindakan pencegahan tersebut dan diberikan sejumlah 0,5-1 mg IM atau IV segera setelah bayi dilahirkan.
Dilakukan juga pada bayi prematur atau bayi aterm
yang dilahirkan dengan bantuan forseps atau ekstraksi vakum, dan diberikan dengan dosis 2,5 mg untuk 3 hari berturut-turut.
Untuk pengobatan perdarahan pada bayi dapat
diberikan 1 mg IM atau IV dan bila perlu dapat diulangi setelah 8 jam.
Elektrolit ialah molekul yang pecah
menjadi partikel bermuatan listrik yang
terdiri dari kation dan anion.
Kadar (konsentrasi) setiap elektrolit
dalam larutan dari garam terlarut dapat
diukur dan biasanya dihitung dalam
satuan miliekuivalen dalam setiap volume
larutan (mEq/L).
Mengionkan konduktor dari arus listrik yg diperlukan oleh tubuh (sistem saraf )
bekerja secara sinergistik dengan zat-zat
bergizi lain ( sbg penggerak & katalisator) unt menjaga proses pencernaan dan proses
asimilasi lainnya
Membangun kelompok enzim,hormon,dan bahan-bahan kimiawi tubuh lainnya
Menjaga keseimbangan cairan tubuh , tekanan cairan tubuh dan pH
Elektrolit terlarut dalam tiga bagian utama
dari cairan tubuh:
- Cairan dalam sel
- Cairan dalam ruang di sekeliling sel
- Darah (elektrolit terlarut dalam serum,
yang merupakan bagian cair dari
darah).
Ion positif (kation)
- Natrium
- Kalium
- Kalsium
- Magnesium
Ion negatif (Anion)
- Klorida
- Fosfat
Untuk absorpsi diperlukan vitamin D
Kebutuhan kalsium meningkat pada
masa pertumbuhan, selama laktasi dan
pada wanita pascamenopause.
Bayi yang mendapat susu buatan
memerlukan tambahan kalsium.
Pemeliharaan konsentrasi kalsium yang
normal dalam darah tergantung kepada:
- Asupan lewat mulut sedikitnya 500-1.000
mgr/hari
- Penyerapan dalam jumlah yang memadai
dari saluran pencernaan
-
Pengeluaran kelebihan kalsium dalam air
kemih.
Pemindahan kalsium dari tulang dalam
jumlah yang terlalu banyak, pada akhirnya
dapat menyebabkan tulang menjadi lemah
dan terjadi osteoporosis.
Gejala hiperkalsemia:
1. Awal : lemas, sakit kepala, mengantuk, mual, muntah, mulut kering, konstipasi, nyeri otot, sakit tulang dan metalic taste
2. Lanjut : poliuria, polidipsi, anorexia, penurunan berat badan, nokturia, konjuntivitis (klasifikasi), pankreatitis,
fotofobia, rinore, pruritus, hipertermia,
libido berkurang, kenaikan BUN, albuminuria, hiperkolesterolemia, kenaikan SGOT dan SGPT, kalsifikasi ektopik, nefrokalsinosis, hipertensi, aritmia jantung.
Hipokalsemia : otot tidak dapat rileks
setelah kontraksi, sehingga tubuh
memperlihatkan gejala kejang-kejang
(titani) (Nieves 2005) & kematian.
Terdapat pada semua jaringan tubuh dan
di dalam tulang dan gigi dalam jumlah
yang hampir sama dengan kalsium.
Fosfor penting sebagai buffer cairan
tubuh.
Perbandingan kandungan kalsium dan
fosfor dalam makanan dianjurkan 1 : 1.
Magnesium mengaktivasi banyak sistem
enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin
aminopeptidase) dan merupakan kofaktor
yang penting pada fosforilasi oksidatif,
pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot
dan kepekaan saraf.
Hipomagnesemia meningkatkan
kepekaan saraf dan transmisi
neuromuskuler. Pada keadaan defisiensi
berat mengakibatkan tetani dan konvulsi.
Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium (kation utama dalam cairan
ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan keseimbangan dan volume cairan tubuh.
Hipokalemia dapat terjadi pada anak-anak yang
makanannya tidak mengandung protein. Penyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama tiazid.
Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang
berkepanjangan terutama pada anak,
hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi, penggunaan
Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi pada
pasien dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik terminal, suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau penggunaan antagonis aldosteron
Gejala hipokalemia: lemah otot, aritmia, ileus paralitik.
Gejala hiperkalemia umumnya tidak jelas,
tetapi pasien biasanya akan mengeluh palpitasi jantung atau jantung berdebar-debar.
Konsentrasi kalium yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah dapat menyebabkan
masalah yang serius, seperti irama
jantung yang abnormal atau henti
jantung.
Sumber kalium: Tambahan kalium ,
garam potasium, pisang, tomat , jeruk,
melon, kentang, kacang-kacangan,
bayam dan sayuran berdaun hijau
lainnya
Natrium penting untuk membantu
mempertahankan volume dan
keseimbangan cairan tubuh.
Kadarnya dalam cairan tubuh diatur oleh
mekanisme homeostatik.
Pembatasan natrium seringkali
dianjurkan pada pasien gagal jantung
kongestif, sirosis hati dan hipertensi.
Kehilangan natrium tubuh tdk menyebabkan hiponatremia tetapi volume darah menurun.
Jika volume darah menurun, tekanan darah akan turun, denyut jantung akan meningkat, pusing dan kadang-kadang terjadi syok.
Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika terlalu banyak natrium (hipernatremia).
Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam ruang di sekeliling sel dan menyebabkan
edema. Salah satu tandanya yaitu
pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan tungkai bawah.
Tubuh secara teratur akan mengontrol
kadar natrium dalam darah dengan
bantuan kelenjar:
1. Adrenal mengeluarkan hormon
aldosteron sehingga ginjal menahan
natrium.
2. Hipofisa mengeluarkan hormon
Klorida merupakan anion yang paling
penting dalam mempertahankan
keseimbangan elektrolit.
Alkalosis metabolik hipokloremik dapat
terjadi setelah muntah yang lama atau
penggunaan diuretik berlebihan.
Kehilangan klorida berlebihan dapat
menyertai kehilangan berlebihan
Kalium klorida digunakan pada pasien yang mengalami hipokalemia yang berhubungan dengan hipokloriaemik alkalosis.
Diberikan melalui oral dengan menggunakan larutan encer, tablet salut enterik atau tablet lepas lambat.
Pada pasien yang kekurangan kalium akut, larutan dari kalium klorida dapat diberikan secara intravena. Pemberiannya secara perlahan dan dibawah kontrol ECG.