• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN. Meskipun telah lama dipungut hasilnya tetapi masih belum banyak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN. Meskipun telah lama dipungut hasilnya tetapi masih belum banyak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

RINGKASAN

Bahrun. iVRP E03495035. Beberapa Aspek Ekologi Pakem (Pangiztm edule Reinw) d i T a m a n Nasional Meru Betiri J a w a Timur.

Di b a w a l ~ bimbinean Ir. H. Ervizal A.M. ZuBud. M S dan Ir. AEUS Hikmat. MScF.

Pemanfaatan tumbuhan sebagai bahan baku obat-obatan terutama obat hadisional sudah sejak lama dilakukan oleh manusia. Hutan dengan keanekaragaman hayati berupa flora merupakan salah satu sumber terbesar bahan baku obat-obatan. Seperti diongkapkan oleh Zuhud dan Haryanto (1991), bahwa dari 74% bahan baku obai-obatan diantaranya adalah dari tumbuhan liar yang hidup di hutan. Pakem (Pangi~mt edtrle Reiow) merupakan salah satu jenis tumbuhan obat yang hampir langka dan ~nulai dilupakan masyarakat. Meskipun telah lama dipungut hasilnya tetapi masih belum banyak diteliti aspek-aspek ekologi, biologi dan aspek lainnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk lnengetahui beberapa aspek ekologi pakem (Pangium edzrle Reinw) dan penyebarannya yang ada di Taman Nasional Meru Betiri termasuk pengaruh pe~nanfaatan tumbuhan ini oleh masyarakat sekitar terhadap kelangsungan hidupnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat rnenambah informasi atau data mengenai tumbuhan obat pakem di Taman Nasional Meru Betiri sehingga dengan data tersebut dapat digunakan untuk tindakan konservasi baik secara in-sitzr atau ex-sitzr.

Penelitian dilakukan di bagian Timur Taman Nasional Meru Betiri yaitu di daerah sekitar Sukamade. Pengambilan data diawali dengan penetapan plot-plot penelitian ukuran 0,l ha yang dibuat secara sengaja dengan metode pzrrposive sampling dengan jumlah sebaoyak 34 plot (3.4 ha). Data- data yang diambil terdiri dari : data lingkungan tisik, lingkungan biotik dan data sekunder lain yang ~iielidukung penelitian ini.

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa di sekitar habitat pake~n di Taman Nasional Meru Betiri dite~nukau beberapa jenis turnbullan yang loempunyai INP tertinggi adalah Garu (Anfidesma mnontanzml) yaitu sebesar 33.46%. Jenis ini banyak ditemukan pada plot-plot penelitian. Sedangkan untuk jenis tumbuhan yaog mempunyai INP terkecil adalah Kenanga (Canangiumn odoraturn) dan I<emaduh (Laportea sinvara). Secara keseluruhan ditemukan 46 jenis tumbuhan pada plot penelitian. Banyaknya jenis ini merupakan corak dari hutau hujan tropis yang kaya akan jenis-jenis pohon berkayu.

Beberapa jenis satwa yalig dijumpai di plot-plot penelitian meliputi jenis burung seperti Rangkong ( Buceros spp.) , Babi hutan (Szrs barbafus), Rusa (Cervus timorensis), Monyet ekor panjang (Macaca jbscicularis), tupai (Tupaia spp.) dan berbagai jeriis serangga. Pengaruh satwa terhadap pohon paken1 tidak begitu tampak, tetapi biji pakem yang jatuh ke lantai hutan disukai oleh babi hutan.

(5)

Pengaruh manusia terhadap keberadaan pake~n di lokasi penelitian tidak begitu berdampak liegatif walaupun masyarakat memanen dan memanfaatkan buah pakem. Hal ini disebabkan karena cara pemanenan buah pakem diambil langsung dari lantai hutan sehingga tidak merusak pohon induk. Pemanfaatan biji pakem oleh masyarakat Sukamade hanya sebatas untuk konsumsi sendiri. Sedangkan untuk pemanfaatan dala~n jumlah besar banyak dilakukan oleh orang-orang di luar Sukamade seperti orang Jember dan Rajegwesi.

Pengamatan suhu udara di lapangan menunjukkan bahwa suhu udara di sekitar pohon pakem berkisar antara 25'-29°C. Kelembaban udara diukur sejalan dengan pengukuran suhu udara. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kelembaban udara berkisar antara 70-100%.

Kondisi topografi di bagian timur Taman Nasional terutama daerah dekat pantai semakin bergelombang dengan perbedaan tinggi tempat bervariisi antara 20-400 mdpl, berbukit-bukit dan banyak lereng. Kelas-kelas ketinggian yang besar terdapat di daerah pegunungan dan perbukitan. Pakem banyak ditemukan di punggung gunung yang mempunyai kemiringan yang cukup curam berkisar antara 20-90%.

Hasil analisis kimia tanah berdasarkan Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor lnenunjukkan bahwa kandungan bahan organik pada masing-masing kedalaman menunjukkan nilai yang tidak begitu jauh perbedaannya. Jenis tanah di lokasi penelitian sebagian besar adalah tanah latosol deugan tekstur geluh lempungan

.

Sedangkan keasaman tanah (pH) berkisar 5,s-6,3.

Menurut Klasifikasi Schniidth dan Fergusson kawasan Taman Nasional Meru Betiri bagian ti~ilur rne~npuliyai iklim tipe C. Berdasarkan data pengukuran curah hujan perkebunan Sukamade curah hujan selama dua bulan terakhir pada bulan Januari 2000 dengan jumlah curah hujan 329 mm dan ju~nlah hari hujan 21 hari. Begitu pula pada bulan Februari mempunyai jumlah curah hujan dan hari hujan yang sama.

Penyebaran pake~n berdasarkan ketinggian telnpat menunjukkan bahwa pakem banyak dite~nukan pada ketinggian 201-300 mdpl. Sedangkan untuk kelas diameter lebih dari 40 cm dite~nukan pada ketinggan 0-400 mdpl dan lebili banyak ditemukan pada ketinggian 0-100 mdpl.

Ju~nlah pohon pakem berdasarkan kemiringan lahan menunjukkan bahwa pohon pakem banyak ditemui pada kemiringan lebih dari 60% dan 21-30% dengan jumlah pohon masing-masing 20 individl~.

Ju~nlah buah pake~n per pohon 1-40 buah. Sedangkan cabang utama pohon pakem diameter 18-95 cm adalah 2-8 cabang. Produksi rata-rata buah pakem per pohon sebanyak 12 buah. Pada kasus tersebut tidak semua pohon pakem menghasilkan buah yang banyak, sehingga produksi rata- ratanya kecil. Berat biji pakem bervariasi tergantung ukuran biji. Diameter biji dapat mencapai 3-6 cm. Sedangkan berat rata-rara biji pakem 4,408 gram. Tiap buah berisi 1-18 biji atau lebih dengar kulit biji sangat tebal dan keras.

(6)

Tingkat pertumbuhan pakem terlihat bahwa tingkat pohon yang paling banyak ditemukan yaitu 74 individu pada ketinggian 0-400 mdpl. Sedangkan untuk tingkat semai tidak ditemukan. Tingkat pancang 6 individu dan tiang 23 individu

.

Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kelangsungan pakem di alam. Persemaian biji pakem yang dilakukan di Laboratorium Konservasi Tumbuhan Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB

,

dari 62 biji pakem yang dise~naikan ternyata 59 biji berkecambah, sehingga prosen tumbuhnya 95%.

Jurnlali pohon pake~n berdasarkan diameter menunjukkan bahwa pakem banyak ditemukan dengan diameter lebih dari 50 cm yaitu dengan jumlah total 29 pohon. Sedangkan untuk kelas ke~niringan lebih dari 60% terdapat 30 pohon dari seluruh kelas diameter. Untuk diameter pohon 0-9 cm hanya ditemukan 6 pohon yaitu pada kemiringan 21-30%. 31-40% dan 51-60%. Pada kemiringan 0-10% di lokasi penelitian pakem jarang ditemukan. +

Pohon pakem di lokasi penelitian banyak terdapat pada arah lereng yang ~nenghadap ke Utara dan Barat de~igan junilali pohon masing-masing 39 dan 24 pohon, ha1 ini berkaitan dengan perolehan sinar matahari dan kondisi telnpat tumbuh yang berada di punggung gunung.

Penyebaran pake~n tingkat pancang berdasarkan jarak dari pohon induk yaitu pada ketinggian 0 sampai 100 m dpl dite~nukan hanya 1 individu pakem dengan jarak dari pohon induk 6 m. Sedangkan untuk ketinggian 201 sampai 300 m dpl ditemukan 3 individu yaitu dengan jarak 4 In, 7 m dan 6 m dari polion induk. Untuk pohon pakern pada ketinggian 301 sampai 400 m dpl hanya dite~nukan 2 i~idividu dengan jarak 6 m dan 8 m dari pohon induk

Asosiasi antara pakem dengan jenis lain terjadi dengan nilai indeks yang dihasilkan antara O- 1. lndeks yang digu~iakan yaitu lndeks Ochiai (IO), lndeks Dice (ID) dan lndeks Jaccard (IJ). Jenis Garu (Antidestna wontanurn) mempunyai nilai indeks yang paling besar yaitu I 0 (0,71), ID (0,67)dan IJ (0,50). Sedangkan jenis Kedondong hutan (Spondias sp.), Bunot, Nyampuh (Aglaia odoratissima), Kerongrong, Jirek (Baccaurea juvanica), Pancal kidang (Aglaia dokko), Glintungan (Bischojia jmanica), Ke~niri (Aleuriles moluccana), Putihan (Symplocos sp.) dan kenanga (Canangium odorala~n) mempunyai nilai indeks yang kecil yaitu 10 (0,17), ID (0,OG) dan 1J (0,03). Garu riienipunyai hubungan asosiasi yang kuat terhadap pakem. Nilai tersebut menunjukkan semakin ~ne~idekati 1 rnaka asosiasi akan semakin kuat.

Kesi~npulan yang dapat diambil adalah 1) Habitat pakem di Taman Nasional Meru Betiri banyak diju~npai di pinggir-pingir daerah aliran sungai dalam hutan dengan kelerengan agak curam 'sampai curam. 2) Komposisi jenis di sekitar polion pakem ditemukan 45 jenis, jenis garu dan bendo adalah jenis yang me~npunyai INP tertinggi yaitu 33.46%. 3) Faktor lingkungan fisik yang berkaitan erat de~igan pake~n adalah : suhu dengan kisaran 25"

-

29"C, kelembaban udara dengan kisaran 70

-

loo%, kemiringan lahan 10

-

90% dan ketinggian tempat dari permukaan laut dengan kisaran 20

-

400 m dpl. Sedangkan untuk jenis tanah yaitu jenis latosol dengan tekstur tanah geluh le~npungan dan keasa~nan tanah berkisar 5,5 - 6,3. 4) Pe~nanenan huah pakem oleh masyarakat sekitar tidak

(7)

inempengaruhi secara fisik pohon pakem itu sendiri tetapi diperlukan usaha untuk mencegah terjadinya pemanenan secara besar-besaran buah pakem yang dapat mempengaruhi regenerasinya. 5) Regenerasi pohon pakem di habitatnya ditentukan oleh faktor hewan, air dan manusia

.

Sedangkan sebagai saran dalam penelitian ini adalah 1) melakukan penelitian untuk mengetahui penyebaran pakem dan asosiasi terhadap jenis lain dengan areal yang lebih luas dan lnenggunakan metode lain. 2) Perlu penelitian lebih lanjut untilk mengetahui pemanfaatan biji pakem sebagai bahan pestisida alami. 3) Budidaya pakcm (Pangitrm edule Reinw) perlu dilakukan di areal rehabilitasi T a ~ n a n Nasional Meru Betiri.

(8)
(9)
(10)

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ini lebih pada memodelkan proses bisnis yang dibutuhkan (business modeling) dan mendefinisikan kebutuhan akan sistem yang akan dibuat (requirements).

Penelitian bertujuan memperoleh gambaran umum gejala adiksi handphone, merancang program intervensi dengan menggunakan teknik assertive training untuk mereduksi

Sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu yaitu pada perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2006-2008, sedangkan penelitian sekarang menggunaka

Tahap ini merupakan tahap dalam merancang desain dari video melalui hasil dari wawancara serta latar belakang masalah mengenai kebutuhan dalam video promosi yang

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan kesadaran masyarakat dalam pembangunan

Adapun yang menjadi faktor pendorong aktualisasi diri adalah: 1) Dorongan karena kekurangan, kekurangan yang dimiliki oleh seseorang baik itu kekurangan dari segi kebutuhan

Selanjutnya dengan penambahan katalis ZnO, persen degradasi rhodamin B meningkat dibandingkan dengan menggunakan penyinaran saja (tanpa katalis), hal ini dikarenakan telah

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan bagi setiap warga