• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasannya dimulai dari profil Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang kemudian dilanjutkan dengan proses penerapan sistem “Quality Insurance” layanan akademik serta pencapaian sistem “Quality Insurance” Layanan Akademik di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang.

4.1 Profil Homeschooling Kak Seto (HSKS)

Semarang

Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang dilaksanakan berdasarkan filosofi sederhana “belajar dapat dilakukan kapan saja , dimana saja dan dengan siapa saja”.

Visi Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang yaitu menjadikan HSKS Semarang sebagai salah satu institusi pendidikan anak yang unggul dalam menye-diakan program pendidikan bagi anak untuk dapat terampil, memiliki life skill, dan karakter yang kokoh sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan .

Misi Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang antara lain:

(2)

32

1. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi peserta didik sesuai dengan ke-butuhan, gaya belajar, kekuatan dan keterbatasan yang dimilikinya.

2. Membantu peserta didik menemukan minat dan bakatnya serta mengembangkan bakat dan minat peserta didik secara optimal.

3. Membentuk peserta didik menjadi manusia pem-belajar seumur hidup yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi dan karakter yang kuat.

4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh hubungan dari pelajaran yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata.

5. Mengatasi keterbatasan, kelemahan peserta didik dengan melakukan pendekatan personal.

4.2 Mekanisme Pelaksanaan Sistem

Pen-jaminan Mutu Layanan Akademik di

Homeschooling

Kak

Seto

(HSKS)

Semarang.

Mekanisme merupakan sebuah upaya sistematik yang merupakan bagian dari manajemen untuk me-ngamankan sistem dimana setiap komponen dalam sis-tem memiliki satu keterpaduan dan tidak terjadi pe-nyimpangan yang besar dari rencana yang sudah

(3)

di-33

buat. Substansi utama Sistem Penjaminan Mutu (Quality Insurance) Layanan Akademik di

Home-schooling Kak Seto (HSKS) Semarang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan siklus PDMI (Plan –

Do – Monev – Improvement) pada proses

penyeleng-garaan pendidikan.

Bagan 4.1 Siklus Sistem “Quality Insurance” Layanan Akademik Homeschooling Kak Seto Semarang.

Perencanaan (Plan), dalam hal ini berkaitan dengan perencanaan penetapan standar yang menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan akademik. Pelak-sanaan (Do) pelakPelak-sanaan standar yang telah ditetapkan dalam suatu periode waktu tertentu. Maka untuk dapat menjamin mutu pendidikan setiap proses pendidikan, Peningkatan Mutu PLAN DO IMPROVEMENT Menetapkan Standar Pelaksanaan Standar Yang Telah Ditetapkan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SESUAI Permintaan Evaluasi Benchmark MONEV

(4)

34

termasuk layanan administrasi pendidikan dilaksana-kan sesuai dengan SOP yang telah ditentudilaksana-kan. Moni-toring dan evaluasi (Monev) merupakan upaya untuk mengawasi, memeriksa, mengukur dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan dan hasil pelaksanaan termasuk audit mutu internal. Pengembangan (Improvement) me-rupakan upaya meningkatkan dan mengembangkan tindak lanjut dan perbaikan dari hasil evaluasi. Menyu-sun rencana perbaikan dan menyuMenyu-sun laporan pelak-sanaan program pendidikan secara terus menerus. 4.2.1 Perencanaan (Plan)

Perencanaan (Plan) meliputi penetapan kebijakan dengan membuat kebijakan akademik, standar aka-demik dan standar operasional prosedur (SOP) untuk mencapai standar yang telah ditetapkan. Perencanaan tersebut terdiri dari perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.

Kebijakan akademik diataranya adalah (a) pene-rimaan siswa baru, penepene-rimaan siswa baru dilak-sanakan pada setiap awal tahun ajaran baru. Proses penerimaan melalui tahapan observasi dan assessment anak serta wawancara orang tua murid untuk mem-peroleh informasi awal kondisi dan kemampuan anak. (b) Kalender pendidikan, yang menggunakan sistem semester dan menyesuaikan dengan kalender

(5)

pendidi-35

kan nasional. Informasi tentang kalender pendidikan di sampaikan pada setiap awal semester. (c) Kehadiran siswa, orang tua diharapkan memberikan informasi ke-pada pihak sekolah apabila putra/putrinya tidak masuk sekolah karena sakit atau ada keperluan lain-nya. Apabila tidak masuk karena ada keperluan, maka orang tua diharapkan dapat memberikan informasi 1 (satu) hari sebelumnya pada wali kelas/tutor kelas masing-masing.

Standar akademik yang ada di HSKS dalam hal ini mengenai kurikulum yang digunakan mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Ta-hun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan tematik, aktif, konstruktif, dan kontekstual serta belajar mandiri melalui pene-kanan kepada kecakapan hidup dan keterampilan da-lam memecahkan masalah. Sehingga proses pem-belajaran di HSKS lebih menyenangkan dan tidak ter-paku pada akademik saja.

Siswa di HSKS dapat memperoleh ijazah kese-taraan dari Depdiknas dengan mengkuti kejar paket yaitu Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA. Ijazah tersebut dapat digunakan untuk meneruskan pendidikan ke sekolah formal yang lebih tinggi bahkan ke luar negeri sekalipun.

(6)

36

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator- indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada masing-masing unit kerja yang bersangkutan. Tujuan SOP dapat menciptakan komitmen mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja untuk mewujudkan

good governance.

Manfaat adanya SOP dapat menjaga konsistensi dalam menjalankan suatu prosedur kerja, dapat me-ngetahui lebih jelas mengenai peran dan masing-masing posisi unit kerja, memberikan kejelasan menge-nai prosedur kerja, dan tanggung jawab dalam proses terkait, memberikan keterangan mengenai keterkaitan dengan satu proses kerja dengan proses kerja, memini-malisir kesalahan dalam melakukan pekerjaan, mem-bantu dalam melakukan evaluasi terhadap setiap pro-ses yang telah dilakukan.

Tahap-tahap dalam penyusunan Standar Opera-sional Prosedur (SOP) yaitu dengan melakukan analisis sistem, analisis tugas, dan analisis prosedur kerja. Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang membuat SOP sesuai dengan kondisi homeschooling dan semua unit kerja dalam HSKS terlibat dalam menyusun

(7)

peren-37

canaan (plan). Sebagaimana yang diungkapkan oleh manajer HSKS bahwa:

“Semua harus membuat perencanaan (plan) baik manajer, kepala sekolah, tutor, dan staf. Karena itu yang menjadi pedoman untuk melakukan tugasnya masing-masing”

Hal tersebut juga disampaikan oleh tutor senior di HSKS bahwa:

“Perencanaan (plan) yang dibuat oleh tutor berupa rencana pembelajaran, yang harus dipelajari dahulu sebelum melakukan proses pembelajaran dan tutor harus menguasai materi yang akan diajarkan. Tujuan pembuatan plan sebagai persiapan tutor sebelum masuk kelas untuk memulai proses belajar mengajar”.

4.2.2 Pelaksanaan (Do)

Untuk menjamin mutu layanan akademik semua kegiatan dilaksanakan berdasarkan SOP yang telah ditetapkan. SOP di HSKS terdiri dari SOP penerimaan siswa dan SOP pembelajaran, SOP sistem keuangan dan SOP mengawas ujian.

SOP penerimaan siswa baru di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang dimulai dari:

(8)

38

1. Pembelian formulir pendaftaran.

2. Tes psikologi untuk mengetahui IQ calon siswa dan syarat untuk menjadi siswa HSKS yaitu me-miliki IQ diatas 70.

3. Orang tua siswa harus menandatangani surat perjanjian yang isinya meliputi kesediaannya sebagai homescholer, parent kit dan kebudayaan berpakaian serta melengkapi persyaratan yang diminta oleh pihak HSKS.

4. Siswa melakukan tes Sidik Jari (Finger Print) tes ini berfungsi untuk mengetahui diagnosa murid dimana dengan tes ini kita bisa mengetahui

hesmisphere brain, learning style, working style

itu semua digunakan acuan tutor dalam proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan lancar. Pengelompokan siswa seperti kategori ABK, korban bullying dan kelas akselesari. Bagi siswa yang berkebutuhan khusus maka dia harus me-lakukan terapis setiap bulannya, di mana orang tua harus aktif dalam berperan serta. Sedangkan anak-anak yang mengalami kasus bullying harus

memberikan informasi setiap perkembangan di rumah maupun di lingkungan dan harus meng-komunikasikan ke tutor (wali kelas). Kelas akse-lerasi dapat diikuti siswa dengan syarat, siswa yang hasil IQ 135 dengan status superior, adanya

(9)

39

rekomendasi dari tutor bahwa siswa tersebut mampu mengikuti kelas akselerasi, siswa harus hadir minimal 4 kali dalam 1 minggu dengan mengikuti semua kegiatan baik outing, project

class, parent meeting secara keseluruhan, tidak

boleh ijin tanpa alasan yang jelas dan rasional serta telah menyelesaikan administrasi di awal program akselerasi.

SOP pembelajaran di HSKS meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Siswa Homeschooling Kak Seto diharapkan mengikuti peraturan-peraturan yang telah di-sepakati diawal, baik dari kebudayaan berpakai-an tentberpakai-ang kedisiplinberpakai-an dberpakai-an ketaatberpakai-an mengikuti pembelajaran.

2. Siswa masuk 15 menit sebelum pelajaran dimulai kemudian masuk keruangan yang sudah tertera dalam jadwal pelajaran.

3. Berdo’a bersama sebelum melakukan pembela-jaran dan mengikuti semua arahan selama pro-ses pembelajaran.

4. Siswa yang mengalami kesulitan dalam pembela-jaran bisa melakukan penambahan jam pelapembela-jaran dan meminta waktu tutor untuk memperdalam kesulitan yang dialami.

(10)

40

5. Setelah proses pembelajaran siswa mengisi porto-folio yang disediakan kemudian diserahkan kepa-da tutor yang mengampu pelajaran.

6. Apabila siswa tidak puas atau tidak paham dengan tutor yang mengajar maka mereka berhak menyampaikan ke wali kelas, kemudian dari wali kelas disampaikan ke kepala sekolah dari kepala sekolah disampaikan ke manager.

Setelah kegiatan pembelajaran di HSKS ber-langsung orang tua siswa juga diwajibkan mengisi for-mulir penilaian terhadap tutor. Selanjutnya hasil penilaian tersebut di evaluasi oleh kepala sekolah dan direksi guna melakukan perbaikan selanjutnya.

SOP sistem keuangan di HSKS meliputi, usulan anggaran dana dari direksi, manajer, dan kepala se-kolah dilanjutkan dengan pengajuan anggaran yang dibahas dalam rapat mingguan, jika ditolak maka akan ada perbaikan usulan jika diterima maka dilanjutkan pada pencairan anggaran yang telah di usulkan dan pembuatan laporan internal bulanan serta laporan eks-ternal tahunan ke HSKS pusat dan Pembina HSKS Semarang.

(11)

41

SOP mengawas ujian di HSKS terdiri dari bebe-rapa hal yaitu:

1. Pengawas bertanggung jawab menjaga ujian baik untuk program komunitas maupun distance

learning.

2. Pengawas bertanggung jawab untuk menyiapkan soal ujian yang akan dibagikan.

3. Pengawas bertanggung jawab mempersiapkan siswa di kelas.

4. Pengawas bertanggung jawab mengisi berita acara ujian.

5. Pengawas bertanggung jawab membagikan soal kepada peserta ujian.

Semua staf harus melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan tersebut, demikian juga ditegaskan oleh manajer HSKS bahwa:

“Yang harus melaksanakan SOP semua staf, baik itu manajer, kepala sekolah, tutor, dan staf karyawan karena itu menjadi pedoman tugas dan tanggungjawab masing-masing”.

(12)

42

Dari proses pelaksanaan tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan yang dilakukan di HSKS telah disesuai-kan dengan tujuan dan standar yang telah ditetapdisesuai-kan dalam SOP, sehingga setelah proses pelaksanaan tersebut dapat dilanjutkan dengan proses monitoring dan evaluasi oleh tim monev HSKS.

4.2.3 Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilakukan oleh tim monev yaitu kepala sekolah dan direksi untuk menilai kegiatan yang telah dilakukan. Beberapa aspek dalam monitoring dan evaluasi adalah pemantauan dan evaluasi mekanisme sistem, mengembangkan alat monitoring dan evaluasi yang akan digunakan, pelak-sanaan monitoring dan evaluasi sesuai dengan meka-nisme, prosedur dan instrumen yang telah dikembang-kan, membuat laporan mengenai hasil monitoring dan evaluasi, mengkomunikasikan hasil monitoring dan evaluasi secara berkala kepada manajer homeschooling. Tujuan dari kegiatan monitoring yaitu untuk mengetahui tahapan pelaksanaan dari SOP, untuk mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan SOP, serta merumuskan pemecahan masalah dari SOP. Instrumen yang digunakan HSKS dalam monitoring yaitu SOP yang telah dibuat oleh HSKS sehingga dapat diketahui sejauh mana penerapannya dapat

(13)

ber-43

pengaruh pada peningkatan mutu layanan akademik di HSKS.

Evaluasi dilakukan setiap seminggu sekali dalam forum meeting yang sudah dijadwalkan oleh HSKS. Evaluasi tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah program yang sudah direncanakan itu mencapai sasa-ran yang diharapkan atau tidak, evaluasi lebih mene-kankan pada aspek hasil yang dicapai (output). Evaluasi baru bisa dilakukan jika program tersebut telah berjalan dalam suatu periode, sesuai dengan tahapan rancangan dan jenis program yang dibuat dan dilaksanakan, misalnya untuk satu semester atau enam bulan ataupun satu tahun pelajaran.

Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang melakukan evaluasi setiap tiga bulan yang dilakukan bersama wali murid dengan manajemen dan tutor HSKS, dimana Kak Seto selaku pembina HSKS juga hadir untuk mendiskusikan mutu pendidikan di home-schooling dan perkembangan anak didiknya. Seperti yang ditegaskan oleh manajer HSKS bahwa:

“Kegiatan evaluasi dilakukan setiap seminggu sekali dalam forum meeting yang dihadiri oleh para staf HSKS dan orang tua siswa dan setiap 3 bulan sekali yang dihadiri juga oleh Kak Seto selaku Pembina HSKS”

(14)

44

4.2.4 Pengembangan (Improvement)

Pengembangan merupakan proses tindak lanjut dari hasil evaluasi, untuk memperbaiki atau mening-katkan mutu layanan akademik dengan menyusun laporan pelaksanaan program yang dilakukan secara terus-menerus. Pengembangan-pengembangan strategi disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan home-schooling agar mampu bertahan dan bersaing dengan lembaga pendidikan yang lainnya. Pengembangan yang dilakukan di HSKS yaitu terkait dengan pengembangan tutor, kebijakan yang ada dan pengembangan sistem guna meningkatkan mutu secara terus menerus. Seperti yang dikemukakan oleh manajer HSKS bahwa:

“Improvement (pengembangan) dilakukan dengan mengadakan pelatihan untuk para tutor sebagai usaha untuk peningkatan kompetensi personal, melakukan evaluasi berkala pada setiap kebijakan yang telah dirumuskan sehingga hal-hal yang dirasa kurang mendukung diganti dengan kebijakan baru sesuai dengan kebutuhan HSKS, dan melakukan analisa sistem apakah sistem yang digunakan sudah tepat atau belum hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian mutu yang telah ditetapkan serta perbaikan secara terus menerus”.

(15)

45

Selain beberapa hal tersebut diatas pengembangan (improvement) juga perlu dilakukan dalam beberapa

aspek yaitu kurikulum, metode pembelajaran, alat evaluasi, media pembelajaran serta sarana prasarana yang ada guna mendukung peningkatan mutu di HSKS. Dalam kegiatan pembelajaran HSKS telah menam-bahkan ekstrakurikuler sebagai muatan lokal seperti, karawitan dan bahasa jawa. Metode pembelajaran yang telah dikembangkan oleh HSKS yaitu metode Spot

Capturing, kemudian materi yang susah untuk

divi-sualisasikan dapat disampaikan dengan menggunakan animasi dan materi yang terpisah-pisah seperti biologi, fisika, kimia telah dibuat terpadu menjadi IPA terpadu dan pelajaran geografi, sejarah, ekonomi menjadi IPS terpadu.

4.3 Pencapaian sistem “Quality Insurance”

Layanan Akademik di Homeschooling

Kak Seto (HSKS) Semarang.

Dalam sistem “Quality Insurance” layanan aka-demik terdapat beberapa 6 komponen yang perlu diper-hatikan yaitu:

4.3.1 Kurikulum

Kurikulum HSKS Semarang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23

(16)

46

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yaitu kurikulum KTSP yang dipadukan antara kurikulum nasional, teori psikologi dan perkem-bangan serta perkemperkem-bangan lingkungan sosial anak didik yang dinamis dan lebih mengedepankan pada proses. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pe-lajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, penge-tahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Dalam kurikulum KTSP tersebut HSKS lebih mengutamakan mata pelajaran yang ada pada ujian nasional dan didukung dengan mata pelajaran tam-bahan yang lain. Komponen KTSP yang ada di HSKS sama seperti pada sekolah formal yang terdiri dari satuan pendidikan, struktur program dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan ren-cana pelaksanaan pembelajaran. Kurikulum yang digunakan juga berkesinambungan dengan tingkat-an kelas seltingkat-anjutnya.

Selain kurikulum KTSP yang diberlakukan di homeschooling terdapat program pengembangan

(17)

ba-47

kat dan minat anak. Seperti yang ditegaskan oleh manajer HSKS bahwa:

“Pelaksanaan kurikulum tersebut difokuskan pada materi untuk ujian nasional, selebihnya ditekankan pada proses untuk mengetahui bakat dan minat anak sehingga dapat mengembangkan bakat dan minat anak tersebut”

Orang tua dalam hal ini sebagai mediator un-tuk menyampaikan bakat dan minat anak. Orang tua juga diwajibkan untuk melakukan konsultasi dengan pihak homeschooling untuk mengetahui per-kembangan anaknya, sehingga homeschooling dapat memfasilitasi dan mengembangkan bakat dan minat anak tersebut. Dapat dikatakan bahwa kurikulum yang ada di HSKS bersifat fleksibel dan dapat di-sesuaikan dengan kondisi dan kemampuan anak. Berdasarkan sistem “Quality Insurance” hal tersebut dapat memberikan jaminan terhadap siswa sehingga siswa dapat mengikuti ujian nasional sesuai dengan materi yang diujikan serta mendapatkan hasil yang baik.

Hal tersebut juga didukung dengan hasil tang-gapan tutor di HSKS terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai kurikulum memperoleh hasil rata-rata 3,81 yang berarti bahwa responden

(18)

48

setuju jika kurikulum yang digunakan di HSKS sudah baik karena telah direview secara berkala (1 tahun sekali), konsisten dengan komponen kuri-kulum (tujuan, isi, proses belajar dan penilaian) ser-ta fleksibel dan dapat disesuaikan dengan laser-tar bela-kang siswa.

Tabel 4.1

Tanggapan Tutor/Guru Terhadap Kurikulum di HSKS KURIKULUM Skor Min Skor Max Mean Standar Deviasi

(SD)

1. Kurikulum yang digunakan sudah di review secara

berkala 1 5 3.60 1

2. Adanya kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses belajar, dan penilaian

1 5 3.80 0.70

3. Kurikulum bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan latar belakang siswa

1 5 4.10 0.70

Keseluruhan 3 15 3.81 0.83

Sumber: Data Primer diolah, 2013

4.3.2 Guru/ Tutor

Sebelum melakukan tugasnya tutor HSKS wajib membuat perencanaan untuk satu semester sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan tugasnya sebagai tutor. Seperti yang diungkapkan oleh tutor senior di HSKS bahwa:

(19)

49 “Perencanaan yang dibuat oleh tutor berupa rencana pembelajaran, yang harus dipelajari dahulu sebelum melakukan proses pembelajaran dan tutor harus menguasai materi yang akan diajarkan”

Perencanaan (plan) tersebut terdiri dari materi pembelajaran, SK, KD, pelaksanaan pembelajaran, metode pembelajaran, alat evaluasi hingga alat peraga yang akan digunakan.

Tutor yang ada di HSKS memiliki kualifikasi akademik yang sesuai dengan bidang studi masing-masing. Berkaitan dengan hal tersebut ditegaskan pula oleh manajer HSKS bahwa:

“Tutor juga wajib mengikuti berbagai kegiatan yang mampu menunjang kompetensi akademiknya, misalnya seminar, workshop, penataran, kursus dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, dan kompetensi lainnya, sehingga dapat disebut sebagai guru professional”.

Mengenai peningkatan kompetensi terhadap tutor di HSKS yang telah dijelaskan oleh manajer HSKS, salah satu tutor senior di HSKS juga mene-gaskan bahwa:

(20)

50 “Di HSKS mempunyai program yang disebut dengan tutor gathering yang bertujuan untuk peningkatan kemampuan sistem belajar mengajar yang diadakan di HSKS setiap satu bulan sekali. Yang sudah pernah dilakukan itu seperti mengundang psikolog untuk sharing mengenai perkembangan psikologi anak, pe-ningkatan kualitas KTSP dengan mengundang nara-sumber yang ahli dalam pembuatan KTSP.”

Kompetensi tutor yang harus dimiliki diantaranya yaitu (a) kompetensi pedagogik dan andragogi, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompeten-si sokompeten-sial, dan (d) kompetenkompeten-si profekompeten-sional.

a. Kompetensi pedagogik dan andragogi merupakan kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pem-belajaran yang partisipatif dan dialogis. Secara substansi kompetensi ini mencakup kemampuan memahami peserta didik, perancangan dan pe-laksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk meng-aktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan per-seorangan yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, da-pat menjadi teladan bagi peserta didik, serta ber-akhlak mulia.

(21)

51

c. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampu-an pendidik sebagai bagikemampu-an dari masyarakat un-tuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif de-ngan peserta didik/warga belajar, sesama pendi-dik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik/warga belajar, dan masyarakat sekitar. d. Kompetensi profesional adalah kemampuan yang

berkaitan dengan penguasaan materi pembelajar-an secara luas dpembelajar-an mendalam ypembelajar-ang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum, mata pelajaran di satuan PNF dan substansi ke-ilmuan yang menaungi materi kurikulum terse-but, serta menambah wawasan keilmuan sebagai PTK-PNF.

Kompetensi yang sudah dimiliki oleh tutor mampu mendukung “Quality Insurance” yang dilak-sanakan di HSKS. Hal tersebut dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran, sehingga apa yang di-sampaikan oleh tutor dapat diterima dengan baik dan siswa memperoleh hasil belajar yang memuas-kan. Seperti yang diungkapkan oleh manajer HSKS bahwa:

(22)

52 “Semua tutor mengajar mata pelajaran sesuai dengan kompetensi dan bidang akademik yang dikuasai oleh masing-masing tutor dan sebagian besar tutor telah memiliki pengalaman mengajar sehingga mampu me-ngelola kelas dengan baik”.

Berdasarkan kemampuan tutor, kompetensi yang dimiliki, pengalaman mengajar, kedispilinan dan tutor yang berkualitas maka “Quality Insurane” di HSKS dapat terpenuhi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Hal tersebut juga didukung pula dengan hasil tanggapan tutor mengenai beberapa pertanyaan yang diajukan mendapatkan hasil rata-rata 4,17 yang berarti bahwa responden setuju jika tutor di HSKS menjalankan SOP yang telah ditetapkan, memiliki kompetensi akademik sesuai dengan bi-dang studi yang diajarkan serta memiliki penga-laman mengajar, mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kepribadian yang baik.

(23)

53

Tabel 4.2

Tanggapan Tutor/Guru Terhadap Tutor/Guru di HSKS TUTOR/ GURU Skor Min Skor Max Mean Standar Deviasi

(SD)

1. Seluruh tutor melakukan perencanaan (plan) sebagai pedoman dalam

melaksanakan tugasnya

1 5 4.17 0.8 2. Seluruh tutor sudah

sepenuhnya melaksanakan

SOP yang telah ditetapkan 1 5 4.23 0.7 3. Seluruh tutor memiliki

kompetensi akademik yang sesuai dengan bidang studi masing-masing

1 5 4.30 0.7 4. Seluruh tutor mengikuti

kegiatan yang dapat menunjang kompetensinya dalam mengajar (seminar, kursus, penataran)

1 5 3.80 1.4 5. Seluruh tutor sudah

memiliki pengalaman mengajar di bidangnya masing-masing

1 5 4.20 0.8 6. Seluruh tutor memiliki

kepribadian yang baik

(disiplin, sabar, bijaksana) 1 5 4.20 0.8 7. Seluruh tutor mampu

mengelola kelas sesuai

dengan prinsip pendidikan 1 5 4.30 0.6

Keseluruhan 7 35 4.17 0.84

Sumber: Data Primer diolah, 2013

Mengenai hal yang sama didukung pula de-ngan tanggapan siswa terhadap beberapa pertanya-an ypertanya-ang diajukpertanya-an mengenai tutor/ guru di HSKS mendapatkan hasil rata-rata 4,12 yang berarti bah-wa responden setuju jika tutor di HSKS menguasai

(24)

54

materi yang diajarkan, mampu menyampaikan ma-teri dengan baik sehingga mendorong siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran, tutor juga disiplin waktu serta dapat memberikan layanan kepada sis-wa yang kesulitan dalam belajar atau memahami materi.

Tabel 4.3

Tanggapan Siswa Terhadap Tutor/Guru di HSKS TUTOR/ GURU Skor Min Skor Max Mean

Standar Deviasi

(SD)

1. Tutor sudah menguasai

materi yang diajarkan 1 5 4.13 0.76 2. Tutor mampu

menyampaikan materi

dengan baik 1 5 4.20 0.70 3. Tutor dapat merangsang

siswa untuk aktif dalam

kegiatan pembelajaran 1 5 3.88 1.02 4. Tutor sudah disiplin waktu 1 5 4.05 0.93 5. Tutor dapat memberikan

layanan kepada siswa yang

kesulitan dalam belajar 1 5 4.30 0.90

Keseluruhan 5 25 4.12 0.86

Sumber: Data Primer diolah, 2013

4.3.3 Sarana Prasarana

Prasarana pendidikan merupakan fasilitas yang dapat mempermudah dan memperlacar proses pendidikan dan pengajaran, tetapi sifatnya tidak langsung, misalnya ruang kelas/gedung, meja kursi, jalan-jalan yang ada di lembaga pendidikan. Sarana

(25)

55

pendidikan merupakan semua fasilitas yang mem-permudah dan memperlancar proses pendidikan dan pengajaran dan yang sifatnya langsung, misalnya papan tulis, buku, LCD, dan sebagainya.

Sarana prasarana yang telah dimiliki oleh HSKS yang dapat mendukung proses pendidikan di homeschooling diantaranya adalah:

Tabel 4.4

Fasilitas yang dimiliki oleh Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang

No FASILITAS LUAS AREA

1 Gedung Sekolah 700m²

2 Ruang Kelas 150m² (6 kelas/indoor) 100m² (outdoor)

3 Front Office 25m²

4 Ruang Kantor dan Guru 100m² 5 Ruang perpustakaan dengan

koleksi 2500 judul buku 25m² 6 Ruang keterampilan 50m²

7 Outbond area 20.000m² (2 Ha) 8 Gedung pertemuan 1.000m²

9 Mobil operasional 1 buah Avanza 10 Lapangan olahraga dan Kolam

renang 1.000m²

Sumber: Laporan akhir tahun ajaran 2012-2013 HSKS

Sarana prasarana yang telah dimiliki oleh HSKS tersebut bertujuan untuk mendukung dan memfasilitasi siswa dalam proses belajar sehingga mampu menjamin mutu layanan akademik di HSKS. Sarana prasarana yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi kebutuhan siswa untuk

(26)

56

belajar serta dengan fasilitas yang memadai, siswa dapat mengeskplorasi kegiatan belajar mereka deng-an maksimal. Berdasarkdeng-an data sardeng-ana ddeng-an pra-sarana yang ada di HSKS dapat dilihat bahwa sa-rana prasasa-rana yang dimiliki dapat mendukung ke-giatan belajar siswa.

Hal tersebut juga didukung oleh hasil tang-gapan siswa di HSKS terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai sarana prasarana menda-patkan hasil rata-rata 3,59 yang berarti bahwa res-ponden setuju jika sarana prasarana yang ada dapat membantu proses belajar dengan ruang kelas yang bersih dan nyaman, fasilitas komputer, perpustaka-an area outbond, lapperpustaka-angperpustaka-an olahraga mampu mem-berikan rasa nyaman dalam setiap kegiatan belajar yang mereka lakukan.

(27)

57

Tabel 4.5

Tanggapan Siswa Terhadap Sarana Prasarana di HSKS SARANA PRASARANA Skor Min Skor Max Mean Standar Deviasi

(SD)

1. Ruang belajar yang digunakan bersih dan

nyaman 1 5 3.60 0.90

2. Memiliki fasilitas komputer

bagi siswa 1 5 3.50 1.20 3. Memiliki perpustakaan

yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar siswa

1 5 3.40 1.20 4. Memiliki area outbond yang

memadai 1 5 3.20 1.30

5. Tersedianya lapangan

olahraga 1 5 3.50 1.20

6. Sarana dan prasarana yang tersedia dapat melindungi

rasa aman siswa 1 5 3.90 0.90 7. Sarana dan prasarana yang

ada mampu memberi rasa

nyaman pada siswa 1 5 4.10 0.80

Keseluruhan 7 35 3.59 1.12

Sumber: Data Primer diolah, 2013

4.3.4 Siswa

Siswa yang ada di HSKS terdiri dari siswa SD, SMP dan SMA, yang masing-masing terbagi dalam 2 kelompok belajar yaitu distance learning dan komu-nitas. Distance Learning merupakan proses pem-belajaran di mana peserta belajar di rumah dengan modul dan orang tua yang berperan besar sebagai pendidiknya. Adapula program Tutor Visit yaitu

(28)

me-58

tode pembelajaran dimana peserta belajar di rumah dan didampingi oleh tutor.

Komunitas merupakan proses pembelajaran di mana peserta dikumpulkan di sebuah kelas untuk belajar sambil bersosialisasi dengan teman-teman nya. Untuk mengembangkan bakat dan minat anak HSKS juga mengembangkan kegiatan ekstra-kurikuler diantaranya, ekstraekstra-kurikuler wajib dan ekstrakurikuler pendukung.

Ekstrakurikuler wajib merupakan kegiatan ektrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa program komunitas di Semarang. Sedangkan bagi siswa program distance learning juga dapat ikut ber-partisipasi dengan syarat harus datang ke HSKS Semarang. Bentuk kegiatan ekstrakurikuler wajib ada beberapa macam, yaitu ekstrakurikuler olah-raga (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan), ekstra-kurikuler Pendidikan Agama (sesuai kepercayaan masing-masing: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha & Kong Hu Cu), eksrakurikuler teater, kara-witan dan bahasa Jawa.

Kegiatan ekstrakurikuler pendukung merupa-kan kegiatan ekstrakurikuler yang tidak diwajibmerupa-kan bagi siswa-siswa HSKS Semarang, tetapi tetap di-adakan untuk menunjang proses pembelajaran dan wadah bakat, minat dan kreativitas siswa. Beberapa

(29)

59

ekstrakurikuler pendukung yang diadakan di HSKS, antara lain ekstrakurikuler IT smart robotic, ekstra-kurikuler bahasa inggris, ekstraekstra-kurikuler fotografi dan ekstrakurikuler lainnya akan diadakan di HSKS, bila jumlah peminatnya lebih dari tiga orang. Seperti yang dijelaskan oleh manajer HSKS bahwa:

“Kegiatan ekstrakurikuler tersebut bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat anak, sehingga anak dapat menyalurkan bakat dan minatnya sesuai dengan bidangnya masing-masing”

Keadaan peserta didik di HSKS dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.6

Keadaan siswa di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang

No Jenjang DL Program Komunitas Jumlah Siswa

1 SD 33 41 74

2 SMP 21 38 59

3 SMA 25 49 74

Jumlah Total Siswa HSKS 207

Sumber: Laporan akhir tahun ajaran 2012-2013 HSKS

Dalam sistem “Quality Insurance” siswa meru-pakan objek pelanggan yang akan mendukung terca-painya kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Dalam hal ini siswa dapat memilih program-program

(30)

60

pembelajaran yang ditawarkan oleh pihak HSKS dan program tersebut disesuaikan dengan kondisi siswa. Program pembelajaran yang ada juga dapat mendu-kung siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Keikutsertaan siswa secara aktif dan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib yang ber-laku juga dapat mendukung proses belajar menga-jar, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang baik dan memiliki kepribadian yang baik pula.

Hal tersebut juga didukung dengan hasil tanggapan siswa di HSKS terhadap beberapa per-tanyaan yang diajukan dan memperoleh hasil rata-rata 3,89 yang berarti bahwa responden setuju jika siswa di HSKS disiplin dengan tata tertib yang ber-laku, siswa aktif dan kreatif dalam kegiatan pem-belajaran, dapat memperoleh hasil belajar yang baik serta dapat menyampaikan ketidakpuasan proses belajar kepada wali kelas, sehingga wali kelas dapat menyampaikan pada kepala sekolah dan manajer untuk perbaikan selanjutnya.

(31)

61

Tabel 4.7

Tanggapan Siswa Terhadap Siswa di HSKS

SISWA Skor Min Skor Max Mean Standar Deviasi (SD)

1. Siswa disiplin terhadap aturan dan tata tertib yang

ada 1 5 3.68 0.94

2. Siswa dapat jam pelajaran tambahan kepada tutor jika mengalami kesulitan dalam belajar

1 5 4.00 1.00 3. Siswa turut aktif dan

kreatif dalam kegiatan

pembelajaran 1 5 3.98 0.80 4. Siswa sudah memiliki

semangat belajar yang

tinggi 1 5 3.90 0.80

5. Siswa mengisi portofolio yang disediakan setelah

proses pembelajaran selesai 1 5 3.38 1.00 6. Siswa mampu memperoleh

hasil belajar yang baik 1 5 4.08 0.89 7. Siswa harus merasa

bangga dengan tugas

mereka 1 5 3.98 0.92

8. Siswa berhak menyampaikan ketidakpuasan dalam proses pembelajaran kepada wali kelas

1 5 4.30 0.70

Keseluruhan 7 35 3.89 0.91

Sumber: Data Primer diolah, 2013

4.3.5 Kegiatan Belajar Mengajar

Dalam kegiatan pembelajaran tutor juga dituntut untuk dapat memilih metode dan pen-dekatan yang tepat, penggunaan alat evaluasi pem-belajaran yang sesuai, mampu mengelola kelas

(32)

de-62

ngan baik serta menguasai materi yang akan disam-paikan kepada siswa.

Kegiatan pembelajaran di HSKS menggunakan metode tematik, aktif, konstruktif, dan kontekstual serta belajar mandiri melalui penekanan kepada ke-cakapan hidup dan keterampilan dalam memecah-kan masalah. Pembelajaran yang ada di HSKS dian-taranya Pembelajaran Outing, merupakan proses pembelajaran dimana peserta belajar di luar kelas, baik berupa kunjungan ke tempat terbuka maupun tertutup, seperti kebun raya, kebun satwa, eko-wisata, agroeko-wisata, industri manufacturing, mu-seum, puspitek, pusat seni, peninggalan sejarah.

Pembelajaran Project Class dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran dimana peserta belajar melakukan percobaan-percobaan ilmiah dan kete-rampilan lainnya. Dengan melakukan project class tersebut peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya. Pembelajaran menggunakan alat-alat pembelajaran yang mampu mendukung proses belajar siswa, seperti LCD, gambar, dan alat pem-belajaran yang lain. Materi yang disampaikan juga harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Penggunaan alat evaluasi diakhir pembelajaran juga harus dila-kukan guna mendapatkan data mengenai hasil bela-jar siswa.

(33)

63

Berdasarkan metode-metode pembelajaran yang digunakan, maka hal tersebut mampu men-dukung tercapainya “Quality Insurance” di HSKS Dengan kegiatan belajar mengajar yang sesuai mampu menjamin siswa dalam menerima materi yang disampaikan oleh tutor, siswa dapat mengem-bangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki serta hasil evaluasi siswa mampu memperoleh hasil yang mak-simal.

Hal tersebut juga didukung dengan hasil tanggapan tutor terhadap beberapa pertanyaan me-ngenai kegiatan belajar mengajar di HSKS dengan hasil rata-rata 4,20 yang berarti bahwa responden sangat setuju jika proses belajar mengajar di HSKS sudah menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga materi yang disampaikan dapat di-terima oleh siswa dengan baik, penggunaan media pembelajaran juga mampu mendukung proses be-lajar mengajar. Alat evaluasi yang digunakan juga sesuai dengan apa yang disampaikan kepada siswa dan tutor mampu memahami karakter siswanya masing-masing.

(34)

64

Tabel 4.8

Tanggapan Tutor/ Guru Terhadap Kegiatan Belajar Mengajar di HSKS

TUTOR/ GURU Skor Min Skor Max Mean

Standar Deviasi

(SD)

1. Metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan

materi pelajaran 1 5 4.07 0.74 2. Materi yang disampaikan

dapat diterima siswa

dengan baik 1 5 4.20 0.70 3. Penggunaan alat-alat

pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar (LCD, gambar dll)

1 5 4.40 0.70 4. Alat evaluasi yang

digunakan sudah sesuai dengan materi yang telah disampaikan

1 5 3.97 0.81 5. Perlu memahami karakter

siswanya masing-masing 1 5 4.43 0.63

Keseluruhan 5 25 4.20 0.74

Sumber: Data Primer diolah, 2013

4.3.6 Pengelolaan

Pengelolaan dalam hal ini adalah peran manajer sebagai pemimpin suatu lembaga pendidi-kan. Pengelolaan juga merupakan komponen yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu lem-baga pendidikan dalam menjalankan suatu program yang telah direncanakan. Bagaimanapun lengkap-nya sarana prasarana yang ada, baiklengkap-nya kualitas tutor/ guru dan siswa, tepatnya kurikulum yang digunakan namun jika tidak didukung dengan

(35)

pe-65

ngelolaan manajemen yang baik maka sistem “Quality Insurance” layanan akademik tidak akan

tercapai.

Peran pemimpin dalam hal ini manajer di HSKS merupakan hal penting untuk mencapai tu-juan layanan akademik kepada pelanggan/ siswa. Manajer yang mampu mengelola dan memperhati-kan kualitas program yang dijalanmemperhati-kan serta meng-evaluasi layanan yang diberikan kepada pelanggan/ siswa. Tugas dan tanggung jawab manager HSKS dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Menjalankan Quality Insurance bidang kemana-geran (P-D-M-I) dengan membuat setiap proses kerja manager dengan SOP (Plan) agar mudah dikerjakan (Do), dimonitor dan dievaluasi (Monev) agar cepat diperbaiki (Improvement).

b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses belajar mengajar.

c. Bertanggung jawab kepada kelancaran tugas administrasi dan keuangan.

d. Memberikan pelayanan HSKS Semarang kepada semua pihak yang membutuhkannya baik langsung, tertulis maupun via telepon dan inter-net serta melakukan pendaftaran siswa baru sesuai SOP penerimaan siswa.

(36)

66

e. Membantu tugas Wali Kelas & Kepala Sekolah dalam Pelayanan Konsultasi Siswa dan Orang Tua Murid mengenai permasalahan pada proses belajar. Untuk keperluan itu manager harus selalu mengikuti perkembangan siswa melalui portofolio yang dibuat oleh wali kelas dan ber-koordinasi dengan tutor secara langsung.

f. Menjalin hubungan dengan semua pihak

(net-working) dalam rangka koordinasi, promosi dan

kehumasan.

g. Mengontrol pekerjaan staf kebersihan harian dalam menjaga kebersihan dan kerapian HSKS Semarang.

h. Pengadaan ATK dan fasilitas pendukung lainnya berkoordinasi dengan direksi.

i. Melakukan koordinasi dan monitoring dengan perwakilan cabang HSKS Semarang diseluruh Jawa Tengah yang sudah ada.

j. Memberikan ide dan gagasan kepada direksi khususnya dengan usaha promosi, serta mem-buat laporan berkala baik tertulis atau lisan melalui pertemuan mingguan (hari Jum’at de-ngan pihak direksi)

Manager harus melaksanakan tugas dan tang-gungjawab tersebut sehingga “Quality Insurance” di

(37)

67

diharapkan. Hal tersebut juga didukung dengan hasil tanggapan tutor terhadap beberapa pertanyaan yang diajukan mengenai pengelolaan manajer di HSKS menunjukkan rata-rata 4,15 artinya bahwa responden setuju jika manajer HSKS memiliki visi misi yang jelas dan dapat menjalankannya dengan baik, serta dapat mengelola manajemen sesuai pro-sedur yang ditetapkan. Manajer juga menempatkan mutu sebagai prioritas utama dan mampu ber-inovasi guna meningkatkan mutu pendidikan di HSKS.

Tabel 4.9

Tanggapan Tutor/ Guru Terhadap Pengelolaan di HSKS TUTOR/ GURU Skor Min Skor Max Mean

Standar Deviasi

(SD)

1. Manajer memiliki visi misi dan mampu

menjalankannya 1 5 4.07 0.64 2. Manajer mampu mengelola

manajemen sesuai

prosedur yang ditetapkan 1 5 3.93 0.74 3. Manajer menjalankan

tugasnya dengan baik 1 5 4.13 0.73 4. Manajer menempatkan

mutu sebagai prioritas

pelayanan 1 5 4.17 0.79

5. Manajer harus mampu berinovasi guna

meningkatkan mutu pendidikan

1 5 4.40 0.60

Keseluruhan 5 25 4.15 0.71

(38)

68

Tabel 4.10

Keseluruhan Pencapaian Sistem “Quality Insurance” Layanan Akademik Di HSKS

Indikator Rata-Rata Kategori

1. Kurikulum 3.81 Setuju

2. Tutor/ Guru - Tutor

- Siswa 4.17 4.11 Setuju Setuju 3. Sarana Prasarana 3.57 Setuju

4. Siswa 3.89 Setuju

5. Kegiatan Belajar Mengajar 4.20 Sangat Setuju 6. Pengelolaan 4.15 Setuju Sumber: Data Primer diolah, 2013

4.4 PEMBAHASAN

4.4.1 Mekanisme Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Layanan Akademik di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang.

Hasil penelitian mengenai mekanisme sistem “Quality Insurance” layanan akademik di

Home-schooling Kak Seto Semarang menggunakan siklus P-D-M-I (Plan – Do – Monev – Improvemet). Berdasarkan siklus tersebut segala proses kegiatan pembelajaran di HSKS harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam SOP. SOP yang dibuat oleh HSKS digunakan sebagai pedoman dan acuan oleh semua staf HSKS baik manajer, kepala sekolah, tutor/ guru dan para staf administrasi.

Mekanisme sistem “Quality Insurance” layanan akademik dimulai dari plan (perencanaan),

(39)

perencana-69

an tersebut dibuat dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Perencanaan berkaitan dengan peren-canaan mutu, meliputi penetapan kebijakan mutu, pe-netapan tujuan mutu beserta indikator pencapaiannya, serta penetapan prosedur untuk pencapaian tujuan mutu. Setiap perencanaan yang dibuat kemudian diaplikasikan dalam do (pelaksanaan), pelaksanaan ini merupakan tindakan dari apa yang sudah diren-canakan sebelumnya. Maka untuk menjamin mutu pendidikan, seluruh proses pendidikan, termasuk pela-yanan administrasi pendidikan dilaksanakan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.

Pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran dilak-sanakan oleh tutor/ guru. Kegiatan pembelajaran di-laksanakan sesuai dengan SOP hingga proses evaluasi menggunakan portofolio yang sudah dibuat oleh HSKS serta penilaian orang tua siswa kepada tutor. Setiap hal dalam kegiatan pembelajaran yang masih dirasa kurang atau belum mencapai tujuan, maka perlu dilakukan evaluasi untuk peningkatan perbaikan mutu selanjutnya.

Proses monitoring dan evaluasi dilakukan oleh tim monev HSKS yaitu direksi, manajer serta kepala sekolah. Kegiatan monitoring merupakan proses pemeriksaan, pengukuran dan evaluasi terhadap pe-laksanaan dan hasil yang telah dicapai. Evaluasi

(40)

70

merupakan proses untuk memberikan informasi kepa-da pihak yang terkait mengenai pencapaian suatu program kegiatan yang dinilai dengan sistematis ber-dasarkan suatu standar tertentu yang telah ditetapkan. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan di HSKS adalah monitoring dan evaluasi terhadap SOP yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

Monitoring dan evaluasi tersebut dimulai dari menetapkan tujuan dari monev, mempersiapkan tim

monev, menyiapkan alat evaluasi yang akan digunakan

dalam monev serta metode yang akan digunakan dalam

monev. Setelah proses monev tersebut dilakukan,

selanjutnya ditindaklanjuti dengan menyajikan hasil

monev tersebut dalam bentuk laporan yang akan

dipertanggungjawabkan kepada direksi dan manajer HSKS. Rekomendasi terhadap hasil monev juga diperlukan untuk rencana perbaikan dan peningkatan mutu pada tahap selanjutnya.

Pada tahap pengembangan (improvement)

dilaku-kan dengan menyusun rencana perbaidilaku-kan dan me-nyusun laporan pelaksanaan program pendidikan. Pro-gram yang dirasa belum mencapai tujuan maka akan diperbaharui atau diganti dan yang dirasa kurang akan ditingkatkan kembali. HSKS telah melakukan tahap pengembangan ini dalam berbagai aspek yaitu dalam kurikulum, program pembelajaran serta metode

(41)

pem-71

belajaran yang digunakan. Pengembangan ini perlu dilakukan secara terus menerus demi meningkatkan mutu yang ada di HSKS.

Dari setiap proses mekanisme sistem “Quality

Insurance” layanan akademik di HSKS disebut juga

sebagai siklus untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu secara berkelanjutan. Sehingga sistem yang ada tersebut terus menerus dilakukan dan berkesinam-bungan sehingga tujuan yang ditetapkan akan dapat tercapai, serta mutu yang ada di HSKS akan terus da-pat ditingkatkan. Dengan proses tersebut maka HSKS dapat mempertahankan eksistensinya dalam dunia pendidikan.

4.4.2 Pencapaian sistem “Quality Insurance”

Layanan Akademik di Homeschooling Kak Seto (HSKS) Semarang.

Dari beberapa indikator evaluasi yang telah dilakukan mengenai pencapaian sistem “Quality

Insurance” layanan akademik di HSKS, secara

kese-luruhan kualitas yang ada dapat dikatakan telah ter-capai. Pada indikator kurikulum HSKS menggunakan kurikulum KTSP dan dimodifikasi dengan kurikulum HSKS yang bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat anak. Dengan kurikulum yang diberlakukan di HSKS tersebut siswa dapat meningkatkan

(42)

penge-72

tahuan dan potensi bakat yang dimiliki oleh masing-masing anak. Kurikulum yang ada juga dapat disesuai-kan dengan kondisi serta kemampuan anak.

Pada indikator tutor/ guru di HSKS dapat dilihat bahwa tutor/ guru yang ada di HSKS telah memiliki kompetensi akademik yang sesuai dengan bidang yang diajarkan sehingga apa yang disampaikan sesuai de-ngan materi yang diajarkan, siswa juga dapat mene-rima materi yang diajarkan tersebut dengan baik. Tutor di HSKS juga dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa bisa turut aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Tutor juga memiliki kepribadian yang baik, disiplin, juga bijaksana, serta melayani siswa dengan baik jika ada siswa yang kesulitan dalam belajar atau mema-hami materi yang diajarkan.

Sarana prasarana yang ada di HSKS mampu mendukung proses belajar siswa. Dengan fasilitas yang ada siswa dapat menambah pengetahuannya serta dapat selalu mengupdate informasi baru. Sarana prasana yang tersedia juga dapat memberikan rasa nyaman dalam setiap proses pembelajaran yang dilaku-kan. Selanjutnya siswa merupakan indikator yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Siswa di HSKS telah memiliki semangat belajar yang tinggi, siswa juga aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran, disiplin

(43)

73

terhadap tata tertib yang berlaku di HSKS. Hal tersebut mampu mendukung kegiatan belajar mengajar yang berlangsung sehingga siswa juga memperoleh hasil be-lajar yang memuaskan.

Dalam kegiatan belajar yang dilakukan di HSKS guru merupakan faktor penting untuk menentukan kualitas anak didiknya. Dalam kegiatan belajar me-ngajar di HSKS tutor menggunakan berbagai metode belajar mengajar yang disesuaikan dengan kondisi siswanya. Berbagai kegiatan pembelajaran yang dilaku-kan juga dapat membantu siswa untuk mengembang-kan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Untuk mengu-kur hasil belajar siswa tutor juga melakukan evaluasi sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga tutor dapat mengetahui kemampuan masing-masing siswa-nya. Penyampaian materi yang didukung dengan alat-alat pembelajaran sehingga dapat memudahkan siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh tutor.

Dari beberapa indikator yang telah dijelaskan, perlu didukung pula dengan pengelolaan yang baik. Pengelolaan dalam hal ini adalah peran pemimpin atau manajer di HSKS. Peran manajer faktor yang terpenting dalam keberhasilan program-program yang telah di-rencanakan. Manajer akan menilai setiap program yang dilaksanakan sehingga dapat mengetahui apakah pro-gram tersebut telah mencapai tujuan atau belum.

(44)

74

Manajer pula yang mengelola manajemen yang ada di HSKS serta mengontrol fungsi manajemen yang ada di HSKS. Manajer juga menjadi panutan bagi bawahannya sehingga manajer harus memberikan contoh yang baik terhadap tugas dan tanggung jawab yang dilaksana-kannya.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk melihat jumlah rata-rata leukosit, dan rasio heterofil/limfosit pada ayam broiler yang diberi metionina untuk melihat efek metionina dalam

Heinz ABC Indonesia, maka pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengurangi waktu changeover dan set-up saat pertukaran model atau

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa manfaat Customer Relationship Management dalam wujud membership yang meliputi financial benefits, social benefits dan structural

Empat jenis ternak yang umumnya dimiliki oleh keluarga petani pekarangan yaitu ternak ayam buras, kambing, sapi dan babi. Ternak yang dintegrasikan dalam usaha tani

Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan menanyakan tentang benda dengan pewatas berupa sifat, jenis, dan fakta keadaan/kejadian, dengan memperhatikan

* Spesial design dibangun oleh kontraktor perusahaan sendiri 3.. *Bagi para perusahaan yang membangun booth melebihi limit waktu yang telah disepakati 2. Fasilitas tambahan

Konsultan aktif menggali informasi mengenai perkembangan proyek CCDP-IFAD di Kabupaten Yapen, khususnya perkembangan seputar kelompok masyarakat (pokmas) dan

Salah satu penelitian yang perlu dilakukan adalah untuk mengidentifikasi karakteristik pelanggan dan pengaruh kualitas produk dan layanan pelanggan terhadap kepuasan