25
DESAIN SISTEM PEMBELAJARAN DENGAN E-LEARNING
STUDI KASUS IKIP PGRI BOJONEGORO.
Izzatul Umami 1) Muhamad Warsono2)
1) Dosen Strata I Bidang Studi Teknik Informatika, Teknik, email: [email protected] 2) Jurusan Teknik Informatika UNDAR Jombang,
ABSTRAK
Metode pembelajaran yang sifatnya on-time membuat banyak mahasiswa tidak dapat memaksimalkan pengetahuannya dengan efektif di luar jam perkuliahan, seperti kurangnya waktu komunikasi antar dosen dan mahasiswa, pencarian informasi mengenai materi yang diajarkan, dan tentunya memudahkan dosen untuk memberikan materi pengajaran terhadap mahasiswa.
Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu metode yang bersifat no-limited time atau tanpa batas waktu. Sebagai jawaban dari permasalahan tersebut adalah dibentuknya sistem E-Learning. E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, kuliah secara online.
Dengan adanya E-learning berbasis web ini dapat membantu kegiatan belajar serta memudahkan komunikasi dosen dan mahasiswa, pemberian materi perkuliahan, kemudahan dalam pemberian tugas dan pengumpulan tugas, serta memudahkan dalam penginformasian nilai.
Kata Kunci: Sistem Informasi, E-Learning
1. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini sudah sedemikian pesat dan merambah ke berbagai sisi kehidupan manusia. Perkembangan Teknologi Informasi memiliki dampak yang sangat besar dalam berbagai sisi kehidupan, mulai dari pemerintahan, administrasi, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain. Dalam bidang pemerintahan sekarang ini mulai dikenal istilah
e-government, sedangkan dibidang perekonomian sebagian orang mungkin sudah mengenal apa
yang disebut dengan e-commerce, e-business maupun e-marketing. Demikian pula dibidang pendidikan mulai banyak yang memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan suatu bahan ajar dengan istilah populernya, yakni e-learning. Perkembangan yang demikian tersebut karena didukung oleh tersedianya perangkat keras maupun perangkat lunak yang semakin hari semakin hebat kemampuannya.
Penggunaan media seperti e-learning dalam suatu proses pembelajaran diharapkan dapat membantu kegiatan belajar mengajar, karena penggunaan media ini memungkinkan mengajarkan seorang mahasiswa mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan yang lebih luas di dunia internet sehingga memunculkan kreativitas siswa dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Selain itu dengan pembelajaran e-learning juga diharapkan kognitif dan afektif mahasiswa terhadap hasil belajar dapat mudah tercapai.
Dengan fasilitas ini maka proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih baik dan terutama lebih cepat, misalnya: seorang dosen ingin agar mahasiswanya mempunyai
26
materinya maka sang dosen tidak perlu lagi meletakan master fotocopy-an tetapi cukup
meng-upload ke web site sehingga mahasiswanya dapat men-download langsung melalui web site
tersebut kapanpun dimanapun tanpa terikat oleh waktu dan tempat siswa dapat melakukan proses pembelajaran. Selain itu dosen dan mahasiswa dapat bertukar informasi dengan mengirimkan fasilitas pesan yang sudah disediakan oleh aplikasi e-learning. Dengan metode ini sistem belajar mengajar dapat berjalan lebih baik dan variatif.
2. E- LEARNING
Elektronik learning atau belajar dengan bantuan komputer sudah ada sejak 1970. Dengan
menggunakan monitor layar hijau melalui sebuah komputer mainframe berkecepatan rendah, tetapi apakah metode tersebut dapat dikatakan sebagai E-learning. Tentu saja hal tersebut bukan merupakan jawaban yang tepat mengenai learning. Tanpa definisi yang jelas mengenai
E-learning, sangatlah sulit memutuskan benar atau tidak untuk disebut sebagai E-learning.
Belajar jarak jauh dapat diklasifikasikan berdasarkan kegiatan antar dosen/instruktur dengan mahasiswa ke dalam dua bentuk yakni bentuk synchronous dan asynchronous. Belajar jarak jauh dengan bentuk synchronous adalah bentuk belajar yang terpisah jarak antara dosen dan mahasiswa, tetapi dilakukan dengan secara bersamaan. Sedangkan menurut DeSantis, belajar jarak jauh dengan bentuk asynchronous adalah model belajar terpisah jarak antara dosen/instruktur dan dilakukan tidak dalam bentuk bersamaan sehingga mahasiswa dapat mengatur sendiri kecepatan waktu belajarnya.
Dalam model ini baik aspek ruang maupun aspek waktu tidak menjadi kepedulian (diabaikan). Mahasiswa mengatur sendiri kebutuhan bahan belajarnya dan mengatur sendiri kecepatan belajarnya. Dengan demikian, baik materi belajar maupun kecepatan belajarnya sepenuhnya menjadi keputusan / pilihan mahasiswa (kamarga, 2002, p42).
Menurut Dong, E-learning adalah kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang tersambungkan ke internet dimana peserta belajar berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya (Kamarga, 2002, p52).
Berdasarkan definisi di atas, kegiatan belajar melalui E-learning tidak dapat disamakan dengan kegiatan belajar konvensional di ruang kelas, sebab kata asynchronous merujuk kepada pemisahan fisik yang tidak dibatasi baik oleh waktu maupun tempat. Kegiatan belajar berbasis komputer (computer assisted) atau pelatihan jarak jauh (telecourses) yang menggunakan bentuk
synchronous tidak dapat dikategorikan ke dalam E-learning sebab keduanya memerlukan
kehadiran peserta belajar dalam waktu bersamaan atau pada suatu tempat tertentu. Secara filosofis, dapat dijelaskan :
a. E-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online.
b. E-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
c. E-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional didalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengembangan teknologi pendidikan.
Disini terlihat bahwa E-learning merupakan kombinasi antara informasi, komunikasi, pendidikan yang merupakan elemen inti dalam strategi mencapai keberhasilan. Dalam hal ini
E-27 learning tidak indentik dengan E-training, sebab E-learning menyangkut solusi terhadap
tantangan pembaharuan (updates) sedangkan E-training adalah pelatihan yang dilakukan melalui komputer berbasis internet dengan teknik synchronous. Di dalam E-learning mahasiswa mempunyai pilihan untuk menetapkan konten (collaborative solution) dan kecepatan (self pace).
Di dalam internet terdapat bermilyar-milyar situs (website) dan situs inilah yang merupakan sumber informasi tidak terbatas, sebab setiap saat jumlah situs ini akan terus bertambah seiring dengan terjadinya pembaharuan sehingga seringkali kita mendengar ungkapan sekarang adalah jaman atau masa informasi. Web atau juga disebut dengan World Wibe Web (WWW) terbentuk dari milyaran website yang berisikan sejumlah dari satu situs dan terhubung (link) dengan informasi lain dari situs yang berbeda. Fungsi link inilah yang menyebabkan seseorang mudah memperoleh informasi yang dibutuhkannya dalam waktu relatif singkat. Bagaimana seseorang dapat mencari dan menemukan informasi yang diperlukan dari sedemikian banyak sumber informasi dengan cara tepat yakni efektif dan efisien merupakan inti dari
E-learning.
Berbagai pendapat dikemukan untuk dapat mendefinisikan E-learning secara tepat.
Elearning atau Internet enabled learning menggabungkan metode pengajaran dan teknologi
sebagai sarana dalam belajar. (Dr. Jo Hamilton-Jones) Menurut Turban (2005,p118), E-learning adalah proses belajar yang didukung oleh web, bisa digunakan dalam kelas biasa atau kelas virtual.
E-Learning (Vaughan Waller, 2001) adalah proses belajar secara efektif yang dihasilkan
dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri dari dukungan dan layanan dalam belajar. Menurut Matt Comerchero (2006,p1), E-learning adalah salah satu bentuk pendidikan yang menggabungkan motivasi, komunikasi, efisiensi dan teknologi. Karena keterbatasan dalam interaksi sosial yang ada mahasiswa harus menjaga motivasi mereka. Pada dasarnya Elearning membutuhkan komunikasi antar mahasiswa dengan pembimbing yang cukup sering untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. E-learning cukup efisien dengan menghilangkan jarak dan kendala lainnya. Jarak dapat di eliminasi karena isi E-learning di desain dengan media yang dapat diakses dengan perangkat yang terhubung dengan internet.
Menurut Matt Commerchero (2006,p1), E-learning dapat dibedakan jenisnya berdasarkan 4 hal, yaitu :
a. Jalan berkomunikasi : terdapat berbagai jenis cara setiap individu untuk berkomunikasi dengan sesamanya atau pun dengan pembimbingnya.
b. Schedule : menurut schedule terjadinya, E-learning dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.Synchronous
Disebut synchronous ketika komunikasi berbasis real-time diimplementasikan dalam
E-learning seperti video confrence, teleconfrence dan on-line chat. 2.Asynchronous
Asynchronous mengindikasikan bahwa komunikasi yang terjadi tidak membutuhkan response
saat itu juga. Contoh dari E-learning Asynchorous adalah email, threaded disscusion, dan
on-line forum.
c. Struktur kelas E-learning
d. Teknologi, seperti media, cd interaktif, dan web aplikasi.
28
3. PERANCANGAN DAN DESAIN SISTEM
3.1 Gambaran Umum Sistem
E-Learning IKIP PGRI Bojonegoro merupakan aplikasi berbasis web atau online, di mana pada sistem informasi web ini disediakan fitur bagi user admin, mahasiswa dan dosen untuk melakukkan kegiatan belajar mengajar melalui web. Aplikasi ini memberikan layanan seperti:
a. Dosen dapat mengupload materi pelajaran dan mahasiswa bisa mendownload materi pelajaran dari dosen
b. Dosen dapat mengupload tugas dan soal dan mahasiswa bisa mendownload lalu mengupload jawaban kepada dosen
c. Admin mengatur segala keperluan mahasiswa dan dosen.
d. User elearning dapat bertukar informasi melalui fitur pesan yang telah disediakan
e. Dosen dapat memberi index nilai dan mahasiswa dapat melihat nilai yang di dapat selama kuliah online.
3.2 Perancangan Sistem
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai analisis kebutuhan sistem, yang meliputi desain
Flow map, context diagram dan Data Flow Diagram.
3.2.1 Context Digram / Diagram Konteks
Pada context diagram akan dipaparkan tentang identifikasi kesatuan external entity disertai dengan output maupun input yang ada didalamnya. Context diagram bertujuan memberikan gambaran umum aliran data yang terlibat dalam suatu program (web e-learning).
Ada tiga user yang terlibat (digambarkan dengan symbol persegi), yaitu : administrator, mahasiswa dan dosen. Ketiga user saling berinteraksi (dalam sistem) dengan melibatkan berbagai data, selain itu di dalam context diagram ini akan diketahui data-data yang mengalir keluar ataupun masuk kedalam sistem web e-learning ini.
Input dan output data yang terlibat dengan sistem web yaitu : a. Administrator
Input Administrator yang terlibat dalam sistem web, yaitu : data mahasiswa, data dosen, data
mata kuliah yang sedang berjalan, dan data mengajar.
Output adiministrator yang terlibat, yaitu: data mahasiswa, data dosen, data mata kuliah
yang sedang berjalan, data mengajar. b. Dosen
Input dosen yang terlibat dengan sistem web, yaitu: username dan password login, data
dosen, data materi, upload tugas, beri nilai, pesan.
Output dosen yang terlibat dengan entitas dosen, yaitu: username dan password, jawaban
tugas, jawaban pesan. c. Mahasiswa
Input Mahasiswa yang terlibat dalam sistem web adalah username dan password login, data
mahasiswa, pesan, dan jawaban tugas.
Output Mahasiswa yang terlibat dalam sistem web adalah username dan password login,
data materi, tugas, nilai, jawaban pesan.
Paparan alur diatas akan mudah dipahami dengan context diagram yang disajikan pada gambar 3.1.
29
3.2.2 Diagram Hubungan Antar Entitas (Entity Relationship Diagram) Sistem yang diusulkan
Data-data yang ada di dunia nyata ditransformasikan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat koseptal menjadi sebuah diagram data. Berbagai data yang mewakili dunia nyata disebut juga entitas.
ERD web e-learning ini terdiri dari 6 buah entitas yaitu: dosen, mahasiswa, mata kuliah, materi, soal, jawaban, dan nilai. Berikut ini adalah sifat hubungan antar entitas, yaitu:
a. Hubungan dosen dan matakuliah bersifat many to many, yaitu banyak dosen dapat mengajar banyak matakuliah dan banyak matakuliah dapat diajar oleh banyak dosen.
b. Hubungan mahasiswa dengan matakuliah bersifat many to many, yaitu banyak mahasiswa dapat mengambil banyak matakuliah dan banyak matakuliah dapat diambil banyak mahasiswa.
c. Hubungan antara matakuliah dengan materi bersifat one to many. Yaitu dalam satu mata kuliah terdapat banyak materi dan satu materi terdapat dalam banyak matakuliah.
d. Hubungan antara matakuliah dengan soal bersifat one to many, yaitu dalam satu matakuliah terdiri atas banyak soal dan satu soal hanya terdapat pada banyak matakuliah.
e. Hubungan antara soal dengan jawaban bersifat one to many, yaitu dalam tiap soal memperoleh banyak jawaban dari mahasiswa dan satu jawaban mahasiswa ditampung dalam banyak soal Sistem E-learnig admin dosen mhs jawaban_tugas jawab_pesan jawab_pesan nilai tugas materi data_mhs jawaban_tugas
username dan password login data_dosen materi tugas nilaikirim_pesan data_mhs data_dosen data matakuliah data_mengajar data_mhs data_dosen data_matakuliah data_mengajar data_kuliah data_kuliah
username dan password login kirim_pesan
username dan password login
username dan password login
jawab_pesan
kirim_pesan
30 MENGAJAR NID_N Nama E-mail Username Password Kode_MK Nama_MK Semester SKS NID_N Kode_MK BELAJAR
DOSEN KULIAHMATA MAHASISWA
NIM Nama E-mail Username Username Password Kode_MK NIM Nilai Semester MEMILIKI TUGAS MATERI Judul Path_Materi Expired Kode_MK Judul Expired Path_Tugas MEMILIKI JAWABAN NIM Path_Jawab Tgl_Kirim Checked MEMBERI Jurusan Status bayar alamat alamat
Gambar 3.6 Entity Relation Diagram Web E-learning
4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Lingkungan Perangkat Keras
Adapun spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan dan implementasi perangkat lunak, harus memenuhi standart spesifikasi yang telah ditentukan. Standart kebutuhan minimum harus memenuhi hardware dan softwarenya.
Pemenuhan Persyaratan Kebutuhan ini sangat penting berguna untuk mendukung berjalannya sistem informasi akademis ini. Selain itu spesifikasi ini dapat dijadikan tolak ukur untuk tingkat kehandalan sistem
Tabel 4.1 Lingkungan Perangkat Keras Dan Perangkat Lunak
Kriteria Soft
Dan Hard Spesifikasi
Processor Intel P4 3.00 GHz RAM DDRII 1024GB Hardisk 500GB SATA
VGA SIS 3 Mirage Graphics
Monitor 14.1” WXGA wide TFT LCD Sistem Operasi Window XP Profesional SP 2 Pemrograman PHP
WEB Server XAMPP 1.7.1
Server Database MySQL 5.0.51b-community-nt Browser Web Firefox 3.6
31
Editor Code Dreamweaver CS4 Editor Gambar Photoshop CS
DFD Modeler Microsoft Office Visio 2003
4.2 Implementasi Program
Secara sederhana akan digambarkan hasil dari perancangan dan desain sistem yang lebih fokus pada E- Learning. Bahwasanya sistem terdiri dari interface utama, yang terdiri dari : a. Interface untuk pengguna atau user
Halaman yang ditujukan untuk user umum, yang berfungsi untuk sistem informasi yang bersifat umum. Informasi bisa dikonsumsi oleh banyak masyarakat tanpa ada batasan.
b. Interface Untuk siswa
Halaman ini hanya digunakan siswa yang terdaftar dalam universitas, yang mana user ini berkepentingan untuk mendownload atau upload data perkuliahan.
c. Interface yang ditujukan untuk admin
Halaman yang hanya ditujukan untuk pihak admin yang bertujuan update data atau update sistem E- Learning .
5 KESIMPULAN
Dengan adanya rancangan aplikasi E-learning berbasis web Studi Kasus IKIP PGRI Bojonegoro dan diperkuat oleh semua hasil wawancara yang telah dilakukan serta dibantu dengan studi literatur yang ada di kampus, maka disimpulkan sebagai berikut :
a. Aplikasi E-learning membantu dosen dalam pendistribusian materi, tugas dan mengolah nilai.
b. Aplikasi E-learning mempermudah mahasiswa mendapatkan materi perkuliahan dan informasi nilai serta pengumpulan tugas.
c. Aplikasi E-learning mempermudah kampus baik dosen maupun mahasiswa dalam menerima informasi dan berkomunikasi.
6. DAFTAR REFERENSI
[1] Kamarga, Hanny.(2002).”Belajar sejarah melalui e-learning: alternatif mengakses sumber informasi kesejarahan”. Bandung. Intimedia.
[2] Turban Efraim, R Kelly Rainer.(2005).” Introduction to Information Systems: Supporting and Transforming Business”.
[3]Waller, Vaughan and Wilson, Jim. (2001). “A Definition for E-Learning” in Newsletter of Open and Distance Learning Quality Control. October 2001. (sumber dari internet: 16 September 2002. http://www.odlqc.org.uk/odlqc/n19-e.html).
[4] Siahaan, Sudirman. “E-learning (Pembelajaran Elektronik) sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran. http://www.depdiknas.go.id..
[5] Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alf