• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 092011007 BAB VII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 092011007 BAB VII"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

149

Bab Tujuh

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

Dalam kehidupan bersama orang Papua, migran menggunakan pendekatan relasi yang berbeda-beda. M igran Bugis M akassar lebih mengedepankan pendekatan ekstratif dalam membangun relasi bersa-ma orang Papua. Ekstratif merupakan relasi yang berorientasi ekonomi bagi migran yang mengutamakan model relasi ini agar mereka bisa bertahan dalam jangka panjang sehingga yang terjadi adalah prinsip

Zero Zoom Game, permainan nol, satu atau satu. Nol artinya kalau ada

diambil semua untuk apa ditinggalkan dan atau dengan istilah lain saya hidup mereka mati atau mereka hidup saya mati. Dan relasinya tetap eksis karena didukung dengan relasi penutup drum yang hanya terbuka di atas (elit birokrasi dan lokal) dan ke bawah menggunakan pendekatan “saya punya uang mereka punya barang”. M odel relasi ini kurang memberikan implikasi positif bagi orang Papua terutama etos dagang, atau keterampilan lainnya. Sementara implikasi ke depan dari relasi ini adalah penguasaan sumber daya baik lahan-lahan potensi, ruang-ruang ekonomi, kemudian bersaing dan mematikan nelayan Papua.

(2)

150

bisa hidup yang memberikan peluang adanya kehidupan secara bersama terhadap pemanfaatan sumber daya atau peluang-peluang yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Peluang relasi kolaborasi ini tetap kuat dan eksis, didukung dengan relasi model gorong-gorong (vertikal-elit dan horizontal-masyarakat). M odel relasi ini memberikan peluang terjadinya implikasi positif bagi orang Papua terutama etos pertanian, keterampilan, kerja dan peternakan, sementara implikasi ke depan terjadinya pergeseran pola pertanian dan pola konsumsi, serta eksploitasi hutan dan lahan.

Relasi NTT berbeda dengan migran Bugis M akassar atau Jawa. Pada bagian ini peneliti mau membangun argumen bahwa relasi inklusif antara NTT dan orang Papua lebih memberikan peluang orang Papua bertahan dalam jangka panjang. Pemahaman dan perilaku sekolah dan belajar dalam kehidupan migran NTT memberikan pengaruh pada orang Papua baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses pemahaman pentingnya sekolah dan belajar pun merupakan tanggungjawab bersama dalam kehidupan bermasyarakat antara migran NTT dan orang Papua. Adanya kesadaran ini terdorong dengan rasa persaudaran yang kuat lewat kehidupan bersama yang terbangun sejak lama dan dekat, sehingga persoalan yang dihadapi orang Papua pun menjadi persoalan bersama. Etos sekolah dan belajar merupakan salah satu etos yang ada pada migran NTT. Dengan etos inilah lewat relasi inklusif menjadi peluang dan harapan untuk sama- sama membangun sumber daya manusia, karena modal sumber daya manusia menjadi kunci utama bagi setiap manusia dalam mensikapi sebuah kehidupan yang lebih baik. Harapan ini pun menjadi komitmen hati nurani migran NTT terhadap orang Papua baik secara terbuka atau pun tidak, namun komitmen ini sedang terjadi di lingkungan keluarga, ataupun masyarakat Papua baik pada level formal maupun informal, serta terjadi di berbagai tempat baik di kota maupun di pedalaman.

(3)

151 juga ada pada migran M aluku terhadap orang Papua, migran M aluku dalam cerita panjang orang Papua tersimpan beberapa tugas yang dilakukan terhadap orang Papua. Koentjaraningrat (1993) mengatakan mereka dipekerjakan sebagai pegawai, pemerintah Belanda, guru sekolah, dan agama, perawat kesehatan, dan membantu usaha penyiar-an agama nasrpenyiar-ani (Kristen Protestpenyiar-an dpenyiar-an Katolik) di Papua. Sementara migran NTT lebih dekat dan bersama di semua lapisan orang Papua, karena selain pendidikan, mereka juga menekuni, pertanian dan peternakan sehingga lewat kegiatan ini juga membentuk etos kerja keras bagi orang Papua. Di sinilah letak perbedaan antara migran NTT dan M aluku dalam berkonstribusi terhadap orang Papua, dari perbedaan konstribusi ini akan membentuk orang Papua agar tetap

survive dalam berbagai aspek kehidupan.

Rekomendasi

Fenomena kehidupan migran dan penduduk lokal Papua menjadi sebuah kajian yang menarik dan masih sangat mungkin dilakukan di waktu-waktu mendatang dalam perspektif yang berbeda. Karena itu temuan studi ini masih terbuka berbagai kecenderungan dan kemung-kinan dilakukannya penelitian lanjutan untuk mengetahui dan men-dalami kehiduapan migran dan penduduk lokal Papua dengan segala fenomena dan dinamikanya dalam kehidupan bersama. Kemungkinan penelitian lanjutan terhadap migran dan orang Papua yang dapat direkomendaksikan antara lain: Perilaku relasi ekstratif migran Bugis M akassar mungkin juga ada pada migran Toraja dalam kehidupan orang Papua, dan juga secara umum orang Papua di mata migran. Dua rekomendasi ini dengan pertimbangan akan menghasilkan pandangan yang sama dan berbeda, karena yang telah diuraikan dalam tulisan ini merupakan pengalaman pada tempat dan waktu, yang memungkinkan sama atau berbeda pada tempat dan situasi yang lain.

(4)

152

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Ema Sekar Arum, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Faktor yang Menyebabkan Pergantian KAP secara Sukarela di

PROGRAM Pelatihan Pertanian Masuk Kota yang diselenggarakan Dewan Kota (Dekot) dan Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) se- DKI, kembali hadir di wilayah Jakarta Pusat, tepatnya

Telah dilakukan pengamatan pengaruh penambahan gas Oksigen terhadap orientasi sumbu kristal lapisan tipis 2nO yang terdeposit pada substrat gelas mengunakan metode sputering

Untuk perlombaan Regional dari Klub tidak akan dicantumkan dalam Jadwal Kegiatan Olahraga IMl dan pada prinsipnya perlombaan-perlombaan tersebut tidak boleh bertepatan

Dengan demikian, polling pendapat umum itu sendiri dapat digunakan sebagai bentuk dari referendum untuk mencatat dan mengukur pendapat yang benar dari publik tentang suatu

56.Om Sarve Sharyai Namaha 57.Om Sarva Matrukayai Namaha 58.Om Vishnu Svashre Yase Namaha 59.Om Deva Matre Namaha. 60.Om Sarva Sampatpra Daeinyai Namaha 61.Om

Dari wawancara yang berhasil dikumpulkan dari responden yang memasang jerat, ditemukan bahwa tikus adalah hewan yang paling sering dijerat sebesar 65,62%, sebanyak

Tujuan percobaan adalah membuktikan bahwa reaksi brominasi aseton dapat mirip dengan reaksi enzimatis dan menentukan tetapan κ dengan menggunakan beberapa persamaan..