• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN USIA WAJIB AJAR SEMBILAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN USIA WAJIB AJAR SEMBILAN TAHUN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

69

BAB IV

ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN USIA WAJIB AJAR SEMBILAN TAHUN

A. Tingkat Pendidikan Anak Perempuan di Desa Bawang

Tingkat pendidikan anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun di desa Bawang tergolong masih rendah didukung dengan data desa dan dengan ditemukanya anak-anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun yang tidak melanjutkan hingga jenjang pendidikan sekolah menengah pertama. Adapun jumlah data tingkat pendidikanya anak perempuan usia sekolah yaitu 444 berpendidikan SD dan 65 anak berpendidikan SMP. Adapun persebaranya yaitu, Sinangka 75 SD 10 anak berpendidikan SMP Ketawang SD 97anak SMP 15 anak Wonolobo SD 98 anak SMP 14 anak Wonosari SD 86 anak SMP 13 anak Bawang 88 anak berpendidikan SD 13 anak berpendidikan SMP. Padahal pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh institusi persekolahan (school education)

untuk membimbing dan melatih peserta didik agar tumbuh kesadaran tentang eksistensi dan kemampuan menyelesaikan setiap persoalan kehidupan yang selalu muncul1. Di desa Bawang kebanyakan anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun yang

1 Suparlan Suhartono, Wawasan Pendidikan Sebuah Pengantar Pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),43-46.

(2)

70

tidak melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama membantu tulang punggung keluarga, baik bekerja di perantauan sebagai asisten rumah tangga ataupun membantu orang tuanya berdagang di Jakarta.

Proses pelaksanaan program pendidikan wajib ajar sembilan tahun di desa Bawang dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yang menghambat Program pendidikan wajib ajar sembilan tahun bagi anak perempuan di desa Bawang yaitu :

a. Faktor ekonomi

Fungsi ekonomi dalam dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses pendidikan. Bukan merupakan modal untuk dikembangkan, bukan untuk mendapatkan keuntungan. Ekonomi pendidikan sama pentingnya dengan sumber-sumber pendidikan yang lain, seperti guru, kurikulum, alat peraga, dan sebagainya, untuk menyukseskan misi pendidikan, yang semuanya bermuara pada perkembangan peserta didik2.

Faktor ekonomi merupakan faktor yang menghambat dalam proses pelaksanaan program pendidikan wajib ajar sembilan tahun bagi anak perempuan di desa Bawang kecamatan Blado kabupaten Batang. Faktor ekonomi ini menghambat karena tingkat ekonomi di desa Bawang yang masih rendah sehingga

2

(3)

71

untuk menyekolahkan anaknya terhambat faktor biaya. Terdapat biaya tambahan karena letak sekolah menengah pertama yang jaraknya cukup jauh sehingga menambah biaya tambahan untuk uang saku dan ongkos kendaraan. Hal ini lebih diperparah lagi dengan pekerjaan utama dari orang tua murid sebagai perantauan yang hasilnya tidak dapat diprediksi di setiap bulanya membuat orang tua sulit untuk menyekolahkan anaknya hingga jenjang Menengah Pertama.

Di desa Bawang terdapat cukup banyak tenaga kerja namun sebagian dari tenaga kerja tersebut kurang terlatih sehingga hanya bekerja jika ada ajakan dari orang lain. Hal ini juga mengakibatkan kurang maksimalnya pendapatan warga desa Bawang. Selain sebagai pekerja warga desa Bawang juga bekerja sebagai petani, namun petani nanggung dikarenakan lahan yang sempit karena sebagian besar wilayah dipergunakan oleh sebuah perusahaan swasta. Disamping itu juga pekerjaan sampingan ibu rumah tangga hanya mengupulkan daun kliang yang jatuh yang akan disetorkan kepada pengepul yang hasilnya tidak seberapa.

b. Faktor anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun

Faktor anak menghambat pelaksanaan program pendidikan wajib ajar Sembilan tahun bagi perempuan di desa Bawang kecamatan Blado kabupaten Batang dikarena sebagian anak

(4)

72

berfikiran jika mereka ingin belajar diluar sekolah yaitu dengan belajar di lingkunganya tanpa harus perlu melanjutkan kejenjang sekolah menengah dan memutuskan untuk tidak melanjutkan ke sekolah menengah pertama.

Dengan bergaulnya anak-anak perempuan usia wajib ajar Sembilan tahun dengan anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah membuat mereka malas untuk belajar dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikanya.3

c. Faktor Sarana pendidikan

Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum4.

Kurangnya Perhatian dan Fasilitas yang memadai disegala bidang pendidikan serta halaman yang kurang nyaman

3

Muhibin syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru (Bandung: Remaja Rosda Karya,2010), hlm. 43-45.

(5)

73

sehingga mengakibatkan siswa malas untuk bersekolah, ruang kelas sekolah dasar yang sempit mengakbatkan siswa susah untuk berkosentrasi dan sulit menangkap pelajaran yang diberikan oleh guru. 5

5

(6)

74

B. Persepsi Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Perempuan Usia

Wajib Ajar Sembilan Tahun

Persepsi orang tua terhadap pendididikan anak perempuan wajib ajar sembilan tahun tergolong sudah baik. Hal ini terlihat dengan adanya dukugan penuh terhadap program wajar dijdas yang dicanangkan oleh pemerintahan desa, sekaligus dengan diterimanya, program ini dalam MUSDUS (musyawarah dusun), MUSRENBANGDES (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa), dari data wawancara orang tua anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun dan juga dari distkusi antar anggota diskusi HPB (Himpunan Perempuan Bawang).

Persepsi orang tua sudah tergolong baik meski tingkat pendidikan anak perempuan wajib ajar sembilan tahun di desa Bawang masih rendah. Yang menyebabkan seakan adanya kontradiksi antara data rendahnya tingkat pendidikan anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun di desa Bawang. Persepsi orang tua saya nilai baik disebabkan meningkatnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun. Dan juga dilihat dari lingkungan masyarakat yang mendukung program wajib ajar sembilan tahun di desa Bawang kecamatan Blado kabupaten Batang.

Orang tua anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun sudah mulai sadar akan arti pentingnya pendidikan bagi anak perempuan usia sekolah sebagai bekal di kehidupan yang akan datang sebagai mana disampaikan oleh MS sebagai berikut,.

(7)

75 “Nek sini anak kampong itu biasane kan terus membantu tulang punggung keluarga biasane harus kerja ke jarkarta atau keluar daerah kalau disini kan harus ngerti. Harus punya bekal pendidikan paling nggak kan pendidikan Sembilan tahun kan harus”

Adapun faktor yang mendukung orang tua untuk melanjutkan anaknya untuk melanjutkan anaknya untuk bersekolah adalah sebagai berikut.

1. Faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan anak perempuan usia wajib ajar Sembilan tahun.

a. Fakor pendidikan orang tua

Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatanya. orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang atas dasar tugas dan kedudukanya mempunyai kewajiban untuk mendidik6.

Di desa Bawang sebagaian besar orang tuanya sudah sadar akan pentingan pendidikan bagi anak perempuan usia wajib ajar sembilan tahun. Tingkat Pendidikan orang tua sudah tidak terlalu berpengaruh pada persepsi orang tua terhadap pendidikan anak perempuan usia sekolah di desa Bawang

6 Muhibin syah, psikologi pendidikan dengan pendekatan baru (Bandung: Remaja Rosda Karya,2010), hlm. 11.

(8)

76

karena tingkat kesadaran orang tua didesa bawang sudah baik. Hal ini terindikasi dari pandangan orang tua bahwa pendidikan wajib ajar Sembilan tahun itu penting bahkan leih. Hal ini terwakili dari pernyataan LN selaku Ketua Karang Taruna desa Bawang yang sekaligus sebagai Orang Tua anak perempuan usia wajib ajar Sembilan tahun sebagai berikut.

“sebenernya keinginan dalam hati sebagai orang tua itu ya wajib bagaimana ingin anaknya sekolah yang pintar jadi murid yang pandai dan sekolahnya Sembilan tahun kalau bisa ya lebih”

b. Faktor lingkungan Sosial.

Faktor lingkungan sosial di desa Bawang justru mendukung pelaksanaan pendidikan wajib ajar Sembilan tahun. Hal ini dibuktikan dengan adanya program desa yaitu pengentasa wajar dikdas sembilah tahun dalam MUSRENBANGDES (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa) dan MUSDUS (Musyawarah Dusun) di desa Bawang. Desa Bawang selain sebagai desa siaga juga merupakan sebuah desa yang mencanangkan program wajar dikdas Sembilan tahun dan sangat mendorng masyarakatnya untuk menyekolahkan anak nya singga jenjang smp. Program pembinaan dan juga penyuluhan baik pertnian, kewirausahaan, penyuluhan pendidikan juga dilakukan, baik dilingkungan

(9)

77

formar kedesaan maupun lingkungan nonformal yaitu ketika kegiataan slapanan, yang bergilir di tiap dukuh desa setiap bulanya juga membahas tentang pentingnya sekolah dan pendidikan.

Selain itu hal ini diperkuat dengan pernyataan AG selaku Kepala Bawang sebagai berikut :

“Yo karena sekarangkan mungkin kan melihat dengan lingkungan mas karena kadang walaupun orang tuanya nol pendidikan tapikan berpengaruh pada temen-temen lah intine gitu.” Iya temen-temenya sekolah tetangga, saudara dengan dorongan itu dengan adanya teman-teman yang melanjutkan kan ada keinginan ikut gitu.

Referensi

Dokumen terkait

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada

Menurut Depkes RI (2007), cara penularan penyakit DBD adalah sebagai berikut : 1)DBD ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina. Ada berbagai macam jenis nyamuk, tetapi yang

Dalam pemberian fasilitas Implan kepada karyawan-karyawati sekolah, skim yang digunakan adalah murabahah, karena sesuai dengan tujuan pembiayaan yaitu konsumtif

Demi Iancarnya kegiaian mohon hadir tepat wakiu clan tidak diwakilkan, Demikian ams perhatian dan kcrjasarnanya disarnpaikan terima kasih.. : Evaluasi UA.MJJ:-.l

(Form a clan b data siswa sama ditambah jika ada data pcncrima tahun 2015 data diambilkan zyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA dari database tahun 2015

Ieu panalungtikan miboga udagan pikeun ngadéskripsikeun jeung nganalisis kaulinan barudak anu aya di Désa Tanjungwangi, struktur lumangsungna kaulinan barudak, jeung unsur

novel Tanah Tabu karya Anindita S. 3) Ketiga, peneliti akan menganalisis bagaimana tinjauan dari segi feminisme. terhadap citra perempuan yang direpresentasikan dalam

Jangka Waktu Pelaksanaan : 150 ( Seratus Lima Puluh ) hari kalender.. Adapun hasil evaluasi adalah sebagai berikut :