• Tidak ada hasil yang ditemukan

59513057-kelainan-lidah.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "59513057-kelainan-lidah.docx"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang1

Lidah merupakan salah satu organ penting pada tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi. Lidah memiliki peran dalam proses pencernaan, mengisap, menelan, persepsi rasa, bicara, respirasi, dan perkembangan rahang. Lidah dapat mencerminkan kondisi kesehatan seseorang sehingga digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kesehatan oral dan kesehatan umum pasien.

Lidah dapat mengalami anomali berupa kelainan perkembangan, genetik, dan enviromental. Penyakit-penyakit lokal dan sistemik juga mempengaruhi kondisi lidah dan menimbulkan kesulitan pada lidah yang biasanya menyertai keterbatasan fungsi organ ini. Lesi pada lidah memiliki diagnosa banding yang sangat luas yang berkisar dari proses benigna yang idiopatik sampai infeksi, kanker dan kelainan infiltratif. Bagaimanapun, lesi lidah yang terlokalisasi dan non-sistemik lebih sering dijumpai.

Suatu studi epidemiologi dapat memberikan pemahaman mengenai prevalensi, perluasan, dan keparahan suatu lesi pada suatu populasi. Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti di berbagai negara untuk mengetahui prevalensi kelainan lidah.Angka prevalensi kelainan lidah berbeda di setiap daerah di seluruh dunia. Variasi ini dapat disebabkan oleh perbedaan ras, jenis kelamin dan usia pada setiap populasi. Demikian juga perbedaan dalam kriteria diagnostik, metodologi dan prosedur sampling pada setiap penelitian.

Penelitian mengenai kelainan lidah telah dilakukan di luar negeri seperti Iran, Jordania, Israel, Hungaria, Turki, India dan Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di negara-negara tersebut, kelainan-kelainan lidah yang paling sering dijumpai pada pasien berupa hairy tongue, coated tongue, fissured tongue, bald tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis, scalloped tongue, macroglossia, dan ankyloglossia.

Motallebnejad, dkk dalam penelitiannya terhadap 1901 pasien di Iran menemukan bahwa 672 atau 35,3% dari 1901 pasien memiliki kelainan lidah, 38,6% pada wanita dan 47,7% pada pria. Secara rinci hasil penelitian yang diperoleh berupa coated tongue 13,4%, fissured tongue 10%, crenation tongue 6,8%, geographic tongue 3,6%, ankyloglossia 2,7%, median rhomboid glossitis

(2)

2,7%, bald tongue 1,2%, hairy tongue 1,2%, dan macroglossia 0,5%.6 Penelitian mengenai prevalensi hairy tongue, coated tongue, fissured tongue, bald tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis, scalloped tongue, macroglossia, dan ankyloglossia juga dilakukan oleh Avcu dan Kanli. Mereka mendapati 2690 atau 52,5% dari 5150 pasien rawat jalan di Turki memiliki kelainan lidah. Namun, penelitian-penelitian yang berkenaan dengan prevalensi kelainan dan penyakit lidah berupa hairy tongue, coated tongue, fissured tongue, bald tongue, geographic tongue, median rhomboid glossitis, scalloped tongue, macroglossia, dan ankyloglossia sangat jarang dilakukan di Indonesia.

1. Nirwanda,D.2010.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19493/5 /Chapter%20I.pdf. 12Juni2011

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Anatomi Lidah Normal1

Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari epitel skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan, pengecapan dan bicara. Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang membentuk papila-papila. Ada 4 tipe papila pada dorsum lidah : papila filiformis, papila fungiformis, papila sirkumvalata dan papila foliata. Papila filiformis merupakan papila terkecil dan berjumlah paling banyak. Papila itu berupa batang-batang ramping, seperti rambut, bertanduk, tampak berwarna merah, merah muda atau putih tergantung pada derajat iritasi yang dialami lidah. Papila fungiformis lebih sedikit jumlahnya, warna merahnya lebih cerah dan diameternya lebih lebar dibandingkan dengan papila filiformis. Papila fungiformis tidak bertanduk, berbentuk bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila ini paling banyak terdapat di tepi lateral dan ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang papila fungiformis mengandung pigmen coklat, terutama melanoderm.

Papila sirkumvalata adalah papila terbesar yang tampak sebagai papula-papula berwarna merah muda 2 sampai 4 mm. Papula tersebut dikelilingi oleh suatu parit sempit dan juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila-papila ini berjumlah 6 sampai 12 dan tersusun dalam suatu deretan berbentuk V di sepanjang ujung-ujung sulkus di sisi posterior dorsum lidah. Papila-papila tersebut secara anatomis membagi lidah menjadi 2 bagian yang tidak sama, 2/3 anterior dan 1/3 posterior. Pada sisi lateral daerah posterior lidah terdapat papila foliata. Papila-papila ini seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Terkadang tonsil lingual yang meluas ke daerah ini dari akar dorsal posterior lidah dapat salah disebutkan sebagai papila foliata.

(4)

Gambar 1. Papila-papila pada lidah5

Gambar 2. Lidah normal5

II.2 Kelainan dan Penyakit Lidah

Banyak kondisi yang dijumpai pada lidah termasuk kedalam istilah “anomali lidah”. Beberapa kelainan tersebut tidak menunjukkan gambaran yang berarti yang cukup sering terjadi sehingga dapat dianggap sebagai suatu variasi normal. Beberapa kelainan menunjukkan kondisi klinis yang nyata pada lidah, pada beberapa kasus, dapat membantu untuk menentukan sejumlah kelainan yang diturunkan, dan sekelompok kondisi lainnya yang membuktikan bahwa kelainan lidah dapat disebabkan oleh berbagai kelainan.

1. Makroglosia2,3

Pembesaran lidah dapat merupakan kelaina perkembangan yang disebabkan oleh hipertrofi otot lidah. Lidah yang besar akan mendorong gigi dan tapakan gigi akan terbentuk pada lateral lidah, seperti kerang. Makroglosia dapat terlihat pada sindrom Down dan kretinisme congenital akibat kekurangan hormone kelenjar tiroid pada ibu. Makroglosia juga dapat merupakan kelainan yang didapat, selain Karena faktor perkembangan misalnya, karena kehilangan gigi geligi rahang bawah dalam jumlah banyak. Pembesaran lidah dapat juga disebabkan oleh tumor, radang dan perubahan

(5)

hormonal (misalnya pada kretinisme dan akromegali). Bergantung pada derajad keparahan dan potensinyauntuk menimbulkan masalah pada rongga mulut, pembesaran lidah dapat dikurangi dengan tindakan bedah.

Gambar 3. Makroglosia3 2. Mikroglosia

Mikroglosia adalah lidah yang kecil. Keadaan ini sangat jarang ditemukan, dapat ditemukan pada sindrom Pierre robin yang merupakan kelainan herediter.2 Pada hemiatrofi lidah, sebagian lidah mengecil. Penyebabnya dapat berupa cacat nervus hipoglosus yang mempersarafi otot lidah. Tanpa rangsangan, otot lidah menjadi atrofi dan tubuh lidah menjadi mengecil. Pada kasus ini, selain cacat pada lidah juga menimbulkan kerusakan di tempat lain.2,3

Gambar 4. Mikroglosia2 3. Ankyloglosia (tongue tie)2,4

Ankyloglosia merupakan perlekatan sebagian atau seluruh lidah ke dasar mulut. Frenulum lingualis melekat terlalu jauh ke depan dan terlihat pada posisi bervariasi, yang paling parah bila terletak pada ujung anterior lidah. Pergerakan lidah dapat terhambat dan penderita tidak dapat menyentuh palatum durum dalam posisi mulut terbuka. Bicara dapat terganggu. Kasus ringan tidak membutuhkan perawatan, sedangkan kasus berat berhasil diobati dengan bedah untuk memperbaiki perlekatan frenulum.

(6)

Gambar 5. Ankyloglosia2

Gambar 6. Teknik frenulectomi2 4. Sumbing lidah (cleft tongue)11

Tidak sempurnanya penyatuan bagian tengah lidah selama masa perkembangan embrional, disertai groove yang dalam pada permukaan dorsal lidah. Pada kelainan ini, fungsi pengecapan akan terganggu dan terjadi penumpukan serta retensi sisa makanan pada lidah.

5. Tiroid lingual

Tiroid lingual tampak sebagai suatu penonjolan pada pangkal lidah sekitar foramen caecum yang mengandung jaringan tiroid. Patogenesis: kelenjar tiroid dibentuk pada pangkal lidah (foramen caecum).2,5 Pada minggu ke-5 intrauterin akan turun ke bawah di depan trakea dan berhenti di depan os hyoideum dan os tiroid. Jika sebagian tidak turun, terjadi tiroid lingual. Secara normal, perjalanan penurunan ini merupakan suatu saluran yang akhirnya menghilang karena atrofi. Tetapi kadang-kadang sisa saluran tertinggal dan terbentuk kista (kista tiroglosus).2,5,7

(7)

Gambar 7. Tiroid lingual7

6. Kista tiroglosus

Selalu terletak pada garis tengah depan leher. Mikroskopis: dinding kista mengandung sisa jaringan tiroid yang terdiri atas folikel kelenjar tiroid yang mengandung koloid.2,7 Kista ini perlu dibedakan dengan kista lain yang ditemukan juga pada leher, misalnya kista brankiogenik yang letaknya tidak pada garis tengah, tetapi lebih ke samping.2,5 Pada gambaran mikroskopis, kista brankiogenik tidak mengandung sisa tiroid tetapi terdiri atas folikel jaringan limfoid yang padat serta dilapisi oleh epitel gepeng berlapis sebagai lapisan dalam dinding kista.2,5,7

7. Median rhomboid glositis2

Merupakan kelainan kongenital akibat kelainan perkembangan embrional. Kedua tuberkulum lateral lidah tidak bertemu di tengah lidah dan tidak menutup bagian tengah yang disebut tuberkulum impar. Bagian tengah tampak sebagai suatu daerah berbentuk belah ketupat berwarna kemerahan seperti terkena radang dengan permukaan licin karena tidak berpapil.

Gambar 8. Median rhomboid glositis8 8. Lidah geografik (benign migratory glossitis atau wandering rash)2,4,9

Biasanya terjadi pada anak-anak. Tampak daerah kemerahan pada dorsum lidah akibat deskuamasi papilla filiformis dikelilingi daerah sedikit

(8)

menonjol dan berbatas tegas dengan tepi tidak teratur dan berwarna putih kekuningan. Papilla fungiformis tetap ada. Gambaran dapat berubah-ubah sehingga dinamakan glositis migratoris jinak. Lesi umumnya tidak sakit, tetapi kadang-kadang timbul rasa sakit, terutama ketika memakan makanan asin atau pedas. Jarang sekali disertai stomatitis areata migrans pada sisi lain mukosa mulut yang umumnya pada mukosa labial atau bukal.

Gambar 9. Lidah geografik9 9. Hairy tongue

Hairy tongue adalah pemanjangan secara abnormal dari papila-papila filiformis yang membuat dorsum lidah tampak seperti berambut.2,7 Perubahan pada papila ini terutama berdampak pada middorsum lidah yang seringkali menjadi berubah warna. Pemanjangan papila ini dapat berwarna putih, kuning, coklat atau hitam. Perubahan warna tersebut merupakan akibat dari faktor-faktor intrinsik (organisme-organisme kromogenik) dikombinasikan dengan faktor-faktor ekstrinsik (warna makanan dan tembakau).7 Penyebab terjadinya hairy tongue tidak diketahui secara pasti. Perokok berat, terapi antibiotik, oral hygiene yang buruk, terapi radiasi dan perubahan pH mulut meningkatkan kemungkinan terjadinya hairy tongue. Hairy tongue lebih sering terjadi pada pria terutama yang berusia di atas 30 tahun dan prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.7,9

(9)

10.Leukoplakia

Suatu kondisi di mana ada gangguan pada gusi, bagian dalam pipi, bagian bawah mulut dan lidah. Gangguan itu berupa penebalan atau adanya bercak putih. Penyebab leukoplakia tidak diketahui, tetapi tembakau, baik merokok atau mengunyah, dianggap sebagai penyebab utama gangguan ini. Leukoplakia biasanya tidak berbahaya, tetapi kadang-kadang bisa serius. Meskipun kebanyakan leukoplakia jinak, persentasenya sangat kecil untuk menunjukkan tanda-tanda awal kanker mulut. Leukoplakia dapat terlihat dalam beberapa bentuk. Perubahan biasanya terjadi pada gusi, bagian dalam pipi, bagian bawah mulut dan kadang-kadang di lidah, dan mungkin muncul bercak putih atau keabu-abuan, serta ada daerah yang menebal atau mengeras. Bagi kebanyakan orang, berhenti merokok atau konsumsi alkohol membantu memulihkan gangguan ini. Ketika ini cara itu sudah ditempuh dan tidak efektif atau menunjukkan tanda-tanda awal kanker, kemungkinan untuk mneyembuhkannya dengan operasi atau laser untuk menghancurkan sel-sel kanker (cryoprobe).7,9

Gambar 11. Leukoplakia9 11.Burning Mouth Syndrome8,9

Sindrom mulut terbakar (juga disebut oral dysesthesia) terjadi sangat sering terjadi pada wanita setelah menopause. Bagian mulut yang paling sering terkena adalah lidah (nyeri pada lidah disebut glossodynia). Rasa terbakar menyakitkan bisa mempengaruhi seluruh mulut (terutama lidah, bibir, dan atap mulut [palate]) atau hanya lidah. Rasa tersebut kemungkinan berlanjut atau sebentar-sebentar disertai rasa terbakar termasuk mulut kering, haus, dan rasa yang berubah. Kemungkinan konsekwensi termasuk perubahan kebiasaan makan, sifat lekas marah, depresi, dan penghindaran pada orang lain. Sindrom mulut terbakar tidak sama dengan rasa tidak nyaman sementara yang kebanyakan orang alami setelah makanan yang mengiritasi atau makanan asam. Sindrom mulut terbakar kurang baik dipahami. Yang kemungkinan menghadirkan sejumlah keadaan yang berbeda dengan penyebab yang berbeda tetapi gejala yang umum. Penyebab umum adalah penggunaan antibiotik,

(10)

yang merubah keseimbangan bakteri di dalam mulut, menyebabkan jamur candida sangat berkembangbiak (keadaan yang disebut sariawan). Gigi palsu yang tidak pas dan alergi terhadap bahan-bahan gigi kemungkinan penyebab paling mungkin. Penggunaan berlebihan pada pencuci dan semprotan mulut yang bisa menyebabkan sindrom lidah terbakar, seperti apa saja yang membuat mulut kering, seperti alkohol atau penggunaan tembakau, dan berbagai pengobatan. Kepekaan terhadap makanan tertentu dan pewarna makanan, terutama sekali asam sorbic dan asam benzoat (bahan pengawet makanan), propylene glycol (ditemukan sebagai moustirising agen pada makanan, obat-obatan, dan kosmetik), chicle (ditemukan pada beberapa permen karet), dan kayu manis, bisa memainkan beberapa peranan.

Kekurangan vitamin, termasuk B12, asam folat, dan B-kompleks, bisa menyebabkan sindrom mulut terbakar. Kekurangan zat besi juga termasuk di dalamnya. Keadaan tersebut mudah didiagnosa oleh dokter tetapi sulit untuk diobati. Sering minum air atau mengunyah permen karet bisa membantu mulut tetap lembab. Antidepresan, seperti nortriptyline, atau obat-obatan antianxiety, seperti clonazepam, kadangkala sangat membantu, meskipun obat-obatan ini bisa membuat gejala-gejala memburuk karena menyebabkan mulut kering.

12. Glossitis7

Glossitis adalah peradangan atau infeksi pada lidah yang bisa diakibatkan oleh bakteri, virus dan jamur. Kontak dengan bahan iritan, trauma mekanik, thermal, dan juga reaksi alergi dapat juga menjadi predisposisi kelainan ini. Fissure tongue merupakan lesi yang paling sering ditemukan diikuti geographic tongue , median rhomboid glossitis dan hairy tongue. Semua lesi tersebut ditemukan lebih sering ditemukan pada pria. Fissure tongue, geographic tongue,median rhomboid glossitis dan hairy tongue memiliki prevalensi paling tinggi pada kelompok usia 61-68 tahun, 5-1 2 tahun, 53-60 tahun dan 13-20 tahun, secara berurutan.

(11)

Gambar 12. Lesi pada glositis7,9

Glositis secara umum dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Infeksi bakteri dan virus adalah penyebab umum menularnya glossitis. Infeksi jamur lidah lebih sering terlihat pada pasien immunocompromised (HIV, diabetes mellitus tidak terkontrol).

2. Trauma adalah penyebab umum glossitis, mungkin karena faktor mekanis atau kimia yang mengiritasi atau melukai lidah antara lain:

- Burns

- Makanan dan minuman yang mengandung pewarna buatan - Produk perawatan gigi

- Merokok dan narkotika

- Tembakau dan daun sirih / mengunyah pinang - Alkohol

- Gigi bergerigi dan peralatan gigi kurang pas (implan,gigi palsu) - Tindik lidah (buruk dilakukan), terutama bila terinfeksi 3. Alergi lebih cenderung terjadi pada individu hipersensitif.

- produk oral higiene produk

- makanan, minuman, permen karet, permen dengan flavorants tertentu, pewarnaatau bahan pengawet

- Obat dengan efek samping tertentu seperti bronkodilator dan penghambat ganglion. - Gigi protesa

4. Defisiensi vitamin dan mineral adalah penyebab umum dari glossitis atrofi. Penipisan lapisan mukosa lidah dan atrofi papila menyebabkan terpaparnya pembuluh darah sehingga lidah menjadi kemerahan.

(12)

5. Banyak dari penyakit kulit juga melibatkan selaput lendir mulut, termasuk lapisan mukosa lidah.

Penegakkan Diagnosis

1. Dengan melihat tanda dan Gejala secara umum: lidah sakit, kemerahan, kesulitan bicara dan kesulitan dalam makan.

2. Pemeriksaan fisik pada lidah: lidah bengkak, lunak dan atrofi papilla 3. Pemeriksaan Penunjang: Lab Darah

4. Rawat Bersama : Bagian Penyakit Dalam, Bagian THT Prinsip Terapi

Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi peradangan. Perawatan biasanya tidak memerlukan rawat inap kecuali lidah bengkak sangat parah. Untuk prinsip penatalaksanaan antara lain dengan:

 Medikasi sumber infeksi

Antibiotik, obat antijamur, atau antimikroba lainnya mungkin diresepkan jika penyebab glossitis adalah infeksi. Kortikosteroid seperti prednison dapat diberikan untuk mengurangi peradanganglossitis. Untuk kasus ringan, aplikasi topikal (seperti berkumur prednison yang tidak ditelan) mungkin disarankan untuk menghindari efek samping dari kortikosteroid ditelanatau disuntikkan.

 Peningkatan oral hygiene yaitu menyikat gigi menyeluruh setidaknya dua kali sehari, dan flossing sedikitnya setiap hari.

 Menghindari bahan iritan bila ada seperti makanan panas atau pedas, alkohol, dan tembakau untuk meminimalkan ketidaknyamanan pada lidah.

 Untuk glossitis yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi, pasien diberikan diet makanan yang bergizi dan suplemen.

Komplikasi

1.Tersumbatnya jalan nafas

2.Kesulitan menelan, mengunyah dan bicara 13. Scalloped tongue

Scalloped tongue adalah suatu keadaan yang ditandai oleh lekukan-lekukan pada tepi lateral lidah. Tekanan abnormal dari gigi-gigi pada lidah akan mencetak pola tertentu, yang tampak sebagai daerah oval dan cekung yang dibatasi tepi seperti kerang berwarna putih dan menimbul. Keadaan tersebut biasanya bilateral, tetapi dapat unilateral atau terisolasi pada daerah dimana lidah berkontak erat dengan gigi-gigi. Penyebabnya meliputi keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan tekanan abnormal pada lidah seperti gesekan dari lidah terhadap gigi dan diastema, kebiasaan menjulurkan lidah, mengisap lidah, clenching atau lidah yang membesar. Kondisi ini tidak berbahaya dan sering tanpa gejala. Pengobatan ditujukan pada eliminasi kebiasaan.2,4

(13)

Gambar 13. Scalloped tongue2 14. Kista Blandin-Nuhn (Kista retensi Lingual mukosa)

Kelenjar Blandin-Nuhn adalah kelenjar ludah accesorius pada permukaan ventral lidah yang terdiri dari unsur-unsur campuran serosa dan mukosa. Ketika terjadi trauma bagian ventral lidah akan menginduksi ekstravasasi air liur ke dalam jaringan sekitarnya, proses ini akan menyebabkan pembengkakan tanpa rasa nyeri yang disebut kista dari Blandin-Nuhn. Kista memiliki bentuk seperti balon dengan ujung bertangkai dengan permukaan bewarna merah hingga merah muda dan berfluktuasi. Meskipun biasanya trauma merupakan faktor predisposisi, kista Blandin-Nuhn mungkin juga bawaan. Kista ini jarang melebihi diameter 1 cm. Terapi adalah biopsi eksisional, dan kekambuhan jarang terjadi.5,7

Gambar 14. Kista Blandin-Nuhn5 15.Fissured Tongue

Fissured tongue disebut juga lingua fissurata, lingua plicata, scrotal tongue dan grooved tongue. Fissured tongue merupakan malformasi klinis berupa alur-alur atau lekukan-lekukan pada permukaan dorsal lidah. Bagian lidah yang berfisur tidak memperlihatkan adanya papila-papila yang normal. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, diduga kuat merupakan kelainan yang diturunkan. Kondisi ini biasanya asimtomatis, kecuali bila sisa-sisa makanan terkumpul di dalam fisur, dapat menyebabkan iritasi fokal, sensitif terhadap makanan pedas, dan menimbulkan halitosis yang terkadang diikuti dengan rasa agak perih atau tidak nyaman seperti

(14)

agak nyeri. Kekerapan terjadinya fissured tongue adalah sama untuk laki-laki dan perempuan. Fissured tongue bertambah parah seiring pertambahan usia, begitu juga jumlah, lebar, dan kedalaman fisur.2,4

Gambar 15. Fissured tongue2 16.Bald tongue

Bald tongue merupakan kelainan lidah yang mempunyai gambaran klinis berupa tidak adanya papila filiformis pada lidah yang mengakibatkan permukaan lidah menjadi licin dan berwarna merah yang disertai rasa sakit. Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi pengecapan dan dapat juga menimbulkan sensasi terbakar pada lidah. Atropi papilla lidah dapat disebabkan oleh trauma kronis, defisiensi nutrisi dan abnormalitas hematologi, dan obat-obatan. Namun dapat juga dijumpai atropi papilla lidah pada pasien tanpa adanya penyebab tertentu. Pada pasien lanjut usia, atropi papilla lidah dianggap sebagai perubahan akibat pertambahan usia.7

Gambar 16. Bald tongue7 17. Keganasan Lidah

14

Pengelolaan neoplasma ganas dasar lidah tetap sulit meskipun kemajuan terbaru dalam teknik bedah dan program pengobatan multidisiplin. Muncul pada usia yang lebih tua dengan penyakit lanjut karena sifat gejala asimptomatik dari banyak pasien. Proses penyakit dan pengobatan seringkali mempengaruhi struktur yang berdekatan, seperti laring. Hasil klinis ditentukan terutama oleh histologi, tingkat penyakit, dan modalitas pengobatan. Penilaian yang hati-hati, multidisiplin dan pengobatan selektif berdasarkan probabilitas menyembuhkan dan memperpanjang

(15)

fungsi yang sangat penting dalam pengobatan pasien tersebut. Tingkat kekambuhan tinggi, kelangsungan hidup miskin, dan perubahan signifikan dalam berbicara dan fungsi menelan adalah pengalaman umum untuk pasien dengan keganasan di daerah anatomis ini. Meskipun frustrasi, pasien berpotensi disembuhkan dan harus ditawarkan regimen yang mempertimbangkan morbiditas dan hasil dalam konteks secara keseluruhan pada kondisi kesehatan pasien.

Alkohol kronis dan penggunaan tembakau termasuk faktor resiko berkembangnya karsinoma lidah, usia lebih tua, lokasi geografis, dan riwayat keluarga menderita kanker saluran cerna. Paparan Lingkungan untuk polisiklik hidrokarbon aromatik, asbes, dan asap pengelasan dapat meningkatkan resiko kanker faring. Kekurangan gizi dan agen infeksi (terutama papillomavirus dan jamur) juga dapat memainkan peran penting.

Gambar 17. Ca sel squamosa pada lateral lidah14

Dasar lidah memainkan peran penting dalam berbicara dan menelan. Selama fase faring menelan, makanan dan cairan didorong menuju oropharynx dari rongga mulut oleh lidah dan otot-otot pengunyahan. Posisi laring tinggi, efektif mengompresi epiglottis dan laring supraglottic yang memaksa makanan, cairan, dan air liur ke hipofaring dan kerongkongan leher. Lokasi anatomi saraf hypoglossal dalam dasar lidah menempatkan risiko invasi atau kompresi dari neoplasma ganas atau penyakit metastasis di leher. Meskipun laring menghasilkan suara, lidah dan faring adalah organ utama yang membentuk suara agar ucapan dimengerti. Setiap perubahan dalam mobilitas lidah dan pharynx diakui sebagai berubahnya berbicara. Setiap hilangnya jaringan dasar dari daerah lidah mencegah penutupan kedap air dengan laring selama gerakan menelan. Ketidaksesuaian ini memungkinkan makanan dan cairan masuk ke dalam faring dan laring, mengubah refleks menelan dan sering mengakibatkan aspirasi. Baik penurunan neurologis dan perubahan dalam koordinasi gerakan menelan dari keganasan di daerah ini dapat mempengaruhi pada kemampuan berbicara dan menelan.

Gejala yang paling umum yang terkait dengan neoplasma ganas dasar lidah adalah disfagia, odynophagia, sensasi massa di tenggorokan, atau adanya massa di leher. Pasien juga mungkin mengeluh sakit telinga atau disebut hemoptysis. Keterlambatan diagnosis tidak jarang karena sifat umum dan kadang-kadang gejala samar dan relatif tidak dapat diaksesnya dasar lidah untuk pemeriksaan. Setelah pemeriksaan fisik, massa biasanya teraba di daerah ini. Penyakit ekstensif submukosa atau refleks muntah yang kuat dapat membuat palpasi lebih sulit. Pasien mungkin memiliki adenopati bilateral karena lokasi garis tengah dan kecenderungan tinggi

(16)

untuk metastasis ke kelenjar getah bening regional. Laringoskop tidak langsung atau laringoskopi serat optik yang fleksibel adalah tambahan yang berguna untuk pemeriksaan.

Gambar 18. Squamous cell Ca14

Menurut American Joint Committee on Cancer, dasar lidah adalah sub bagian dalam orofaring dan dibatasi oleh papilla anterosuperior circumvallate dan aspek posterior lidah oral (dua pertiga anterior), inferoposterior oleh vallecula, permukaan katup nafas lingual, dan lateral oleh lipatan glossoepiglottic. Pembentukan lidah dimulai di lantai rongga mulut primitif selama minggu keempat embrionik dan berkembang dari daerah 3-4 lengkungan pertama branchial. Lidah juga dialiri oleh arteri dan memiliki sistem kapiler dan vena yang kompleks. Persarafan lidah termasuk saraf bahasa dan hypoglossal untuk sensasi dan gerakan dan serat sensorik simpatik, parasimpatis, dan khusus untuk air liur dan kemampuan rasa. Otot Lidah mencakup otot intrinsik dan ekstrinsik yang berkontribusi terhadap gerakan bervariasi dan halus yang terlibat dalam berbicara dan menelan. Karena mukosa dasar lidah mengandung epitel skuamosa, kelenjar liur minor, jaringan limfoid,dan histologi neoplasma ganas yang muncul dari daerah orofaring yang cukup bervariasi dan kadang-kadang membingungkan.

Kontraindikasi untuk koreksi bedah dari tumor ganas dasar lidah didasarkan pada komorbiditas pasien dan kemampuan nya untuk toleransi operasi. Suatu kontraindikasi yang jelas adalah penolakan pasien. Pertimbangan utama adalah kemampuan pasien untuk mentoleransi beberapa derajat aspirasi sebagai konsekuensi dari pengobatan. Penyakit dasar paru-paru harus dinilai dengan hati-hati sebelum operasi. Informed consent harus diperoleh sebelum intervensi bedah. Selain itu, tumor dapat dianggap bisa dioperasi karena ukuran (tingkat) atau lokasi. Seperti halnya dengan regio lain dari kepala dan leher, tahap awal karsinoma sel mucosalsquamous dari dasar lidah dapat diobati cukup dengan radioterapi atau reseksi bedah. Kemoradiasi telah dianjurkan karena morbiditas yang terkait dengan bedah reseksi luas. Kemajuan terbaru dalam teknik bedah, termasuk reseksi endoskopik / dibantu-video dan transfer jaringan bebas, telah menurunkan morbiditas historis yang terkait dengan operasi dasar lidah.

(17)

18. Xerostomia10

Xerostomia adalah perasaan subjektif mulut kering, kondisi dimana terjadi penurunan produksi saliva. Kondisi ini akan mengakibatkan kesulitan saat berbicara dan makan. Sekitar 10% dari populasi di dunia pernah mengalami keluhan ini. Xerostomia biasanya dialami oleh lansia karena angka kejdiannya meningkat seiring pertambahan usia. Ada beberapa hal yang menyebabkan kelainan ini, tetapi umumnya diakibatkan karena efek samping obat seperti antihistamin, antihipertensi, antiepilepsi, antiansietas dan obat-obatan yang berhubungan dengan gangguan mood. Faktor predisposisi lain yang menyebabkan mulut kering antara lain penyakit otoimun yaitu sindrom Sjogren, sarkoidosis, DM tipe II, dan setelah terapi radiasi untuk kanker kepala dan leher.

Gambar 19. Permukaan mukosa yang kering, erosi dan debris epithelial di permukaan gigi.10

Gambar 20. Mulut kering pada sindrom Sjogren, tidak ada papilla pada permukaan lidah.10

Saliva memainkan peranan yang penting dalam perlindungan jaringan lunak dan keras oral dan mendukung fungsi oral. Saliva akan melumasi mulut kita dan dapat mencegah pembentukan karies pada gigi. Manajemen pengobatan untuk xerostomia dimulai dari mengurangi keluhan dengan minum banyak air agar kekeringan dikurangi, mudah menelan, hidrasi jaringan di dalam mulut dan membersihkan rongga mulut. Mengunyah permen karet juga dapat menstimulasi aliran saliva. Pillocarpine diindikasikan untuk pengobatan xerostomia karena terapi radiasi pada leher dan kepala.

(18)

19. Granular Cell Tumor (granular cell myoblastoma)14

Tumor sel granulosa adalah tumor jaringan lunak yang terdiri dari sel-sel oval yang memiliki sitoplasma yang bergranula. Tumor ini dapat terjadi pada berbagai daerah yang dilapisi kulit, mukosa, dan bagian visceral, namun predileksi utama di rongga mulut biasanya di permukaan dorso-lateral lidah. Terdapat kontroversi pada teori histogenesis. Sebagian besar peneliti berpendapat bahwa tumor ini merupakan proliferasi jinak sel neurogenik. Tumor sel granulosa dapat terjadi pada usia berapa pun dan pada semua jenis kelamin, tetapi perempuan memiliki resiko lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Lesinya asimptomatis, soliter, terdapat nodul submucosa berbentuk kubah yang menutupi jaringan normal, berwarna kuning atau putih. Bila telah mengalami trauma permukaannya menjadi ulserasi. Tumor sel granulosa memiliki batas yang tegas, konsistensi padat. Pertumbuhannya sangat lambat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Jarang lesi ini tumbuh pada permukaan ventral lidah. Terapinya dengan eksisi lokal konservatif dan lesi ini cenderung tidak berulang.4

Gambar 21. Myeloblastoma lidah14 20. Candidiasis oral

Candidiasis oral merupakan infeksi oportunistik di rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari jamur Candida albikans. Terdapat sekitar 30-50% Candida albikans pada rongga mulut orang dewasa sehat,45% pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang,90% pada pasien leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasienHIV/AIDS.15

Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita.Meningkatnya prevalensi infeksi Kandida albikan ini dihubungkan dengan kelompok penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi maligna. Dalam sebuah penelitian mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita kandidiasis.15,16

Pada pemeriksaan fisik rongga mulut: Candidiasis oral berwarna putih kekuningan, bias ditemukan dimana saja di rongga mulut, dengan bentuk seperti bercak susu tapi sulit dihilangkan. Ditemukannya oval yeast form merupakan manifestasi yang berbentuk papul putih menyebar dan plak yang bila dirobek akan berdarah. Bentuk klinis dari kandidiasis oral: Trush, Kronis hiperplastik, Denture stomatitis, akut atrofik kandidiasis, angular cheilitis. Untuk pemeriksaan Penunjang dapat

(19)

dilakukan pemeriksaan mikroskopis yaitu dengan swab / scraping lesi pada mukosa dan dengan KOH hasilnya akan terlihat pseudohyphae yang tidak beraturan atau blastospora. 16

Prinsip Terapi untuk kandidiasis oral adalah cari faktor predisposisi dan diterapi dengan anti jamur topikal maupun sistemik. Obat jamur topical yang dapat digunakan: Gentian violet, nistatin, amfoterisin B, Ketokonazole,Miconazole, Imidazol, sedangkan untuk obat jamur sistemik: Nistatin oral, tablet kotrimazol, flukonazole, itraconazole. Selain itu, penting juga menjaga oral Hygiene. Prognosis kelainan ini baik dengan pengobatan yang tepat dan efektif.15,16

Gambar 22. Kandidiasis oral15 Daftar Pustaka

1. Wray,D., Lowe,G.D.O., Dagg,J.H., Felix,D.H., Scully,C. 1999 : Textbook of General and Oral Medicine. Churchill Livingstone. Toronto.

2. Sudiono J. Kelainan Perkembangan Lidah Dalam Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta: EGC 2008. H 12-17.

3. Laing MR, Murthy P. Macroglossia. BMJ 309: 1386. Available from http://www.bmj.com/content/309/6966/1386.extract cited june 2, 2011.

4. Langlais RP, Miller CS. Conditions Pediculiar to the Tongue in Color Atlas of Common Oral Diseases. Philadelphia: J.B.Lippincott Company 1998. Ed 2. p 42-49.

5. Greenberg, M.S. and Glick, M. , 2003 : Burket’s Oral Medicine Diagnosis and Treatment. 10th ed. BC Decker Inc. New Jersey.

(20)

6. Lynch, M.A. 2003. Tongue Dissorder in Burket's Oral Medicine Diagnosis and Treatment.10th ed. BC Decker Inc. New Jersey.

7. Anonymous. Kelainan - Kelainan Lidah. Available from: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8493/1/960.pdf. cited June 6 2011

8. Anonymous. Tongue Disorder . available from

www.mayoclinic.com/health/ tongue disorders. Cited June 6 2011

9. Syafitri N, Geographic Tongue. Available from

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8493/1/960600057.pdf cited June 6, 2011

10. Anonimous. Tongue Abnormalities in Developmental Disturbances of the

Tongue. Available from

http://www.medindia.net/patients/patientinfo/tongueabnormalities.htm Cited june 2, 2011

11. Anonymous. Cleft tongue. in Stedman's Medical Spellchecker. Lippincott Williams & Wilkins. 2006 Available from http://www.wrongdiagnosis.com/medical/cleft_tongue.htm Cited June 2, 2011

12.Fox PC. Xerostomia: Recognition and management. American

Dental Hygiene Association. 2008. Available from

http://www.adha.org/downloads/Acc0208Supplement.pdf Cited

June 11,2011

13.Guggenheimer J, Moore PA. Xerostomia: etiology, recognition and treatment. J

Am Dent Assoc 2003; 134(1): 61-9.

14.Spiro RH. Malignants Tumor of The Base of Tongue. Available from

http://emedicine.medscape.com/article/847955-overview#a05 Cited June 1,2011.

15.Wikipedia. Oral candidiasis. Available from

http://en.wikipedia.org/wiki/Oral_candidiasis Cited June 11, 2011.

16.Muzyka,B. and Glick,M., 1992 : Host Factors Associated With HIV-Related Oral Candidiasis. Oral Surg, Oral Med, Oral Pathol., Vol.73. 181-6.

Gambar

Gambar 2. Lidah normal 5 II.2 Kelainan dan Penyakit Lidah
Gambar 3. Makroglosia 3 2. Mikroglosia
Gambar 6. Teknik frenulectomi 2 4. Sumbing lidah (cleft tongue) 11
Gambar 8. Median rhomboid glositis 8 8. Lidah geografik (benign migratory glossitis atau wandering rash) 2,4,9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan khusus penelitian adalah: (1) menganalisis perubahan penggunaan lahan di sekitar kawasan konservasi Tahura Djuanda; (2) menganalisis kaitan antara nilai scenic beauty

Ujian Masuk Bersama (UMB) merupakan jalur penerimaan melalui ujian secara online (online test) di Kampus UNPAR atau Universitas lain yang tergabung dalam Perhimpunan

Untuk mempelajari tentang simulasi pada proses enkapsulasi dan dekapsulasi, user harus memilih menu “SIMULASI” pada menu awal dan kemudian akan muncul frame yang berisi

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan

Rekomendasi dari penelitian ini yaitu, diperlukan penyebaran kuisioner yang lebih luas mengenai tingkat kepatuhan dalam membaca label pangan kepada responden yang

Luaran pengabdian ini ialah keterampilan melakukan praktikum IPA kontekstual oleh guru, dan panduan praktikum IPA untuk siswa SD materi air, fotosintesis, makanan,

Dokter dinasehatkan untuk memberikan keterangan kepada penyidik secepat mungkin pada kasus kematian mendadak, kematian dengan abortus, kematian yang disebabkan oleh