• Tidak ada hasil yang ditemukan

EL2101_4_13213060

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EL2101_4_13213060"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL IV GEJALA TRANSIEN MODUL IV GEJALA TRANSIEN

Rosana Dewi Amelinda (13213060) Rosana Dewi Amelinda (13213060)

 Asisten : Juli Dwi Kejora (132111  Asisten : Juli Dwi Kejora (132111 32)32)

Tanggal Percobaan: 31/10/2014 Tanggal Percobaan: 31/10/2014 EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik EL2101-Praktikum Rangkaian Elektrik

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

 Abstrak  Abstrak

 Abstrak 

 Abstrak 

  Pada praktikum modul IV Gejala Transien  Pada praktikum modul IV Gejala Transien dilakukan beberapa percobaan yaitu pertama percobaan 1 dilakukan beberapa percobaan yaitu pertama percobaan 1 adalah pengamatan bentuk sinyal pada tegangan masing-  adalah pengamatan bentuk sinyal pada tegangan masing-  masing kapasitor serta perhitungan konstanta waktu masing kapasitor serta perhitungan konstanta waktu untukuntuk setiap keadaan. Percobaan kedua adalah pengamatan setiap keadaan. Percobaan kedua adalah pengamatan bentuk sinyal pada tegangan Capasitor dan perhitungan bentuk sinyal pada tegangan Capasitor dan perhitungan konstanta waktu untuk masing-masing nilai Resistor dan konstanta waktu untuk masing-masing nilai Resistor dan Capasitor yang berbeda-beda. Ketiga adalah pengamatan Capasitor yang berbeda-beda. Ketiga adalah pengamatan tegangan steady state dan konstanta waktu untuk nilai tegangan steady state dan konstanta waktu untuk nilai sumber tegangan yang berbeda. Terakhir yaitu pengamatan sumber tegangan yang berbeda. Terakhir yaitu pengamatan bentuk gejala transien yang dihasilkan untuk nilai bentuk gejala transien yang dihasilkan untuk nilai Capasitansi yang berbeda-beda. Serta percobaan tambahan Capasitansi yang berbeda-beda. Serta percobaan tambahan untul mencari nilai Resistor variable yang menunjukan untul mencari nilai Resistor variable yang menunjukan  gejala critically damped.

 gejala critically damped.

Kata kunci: Gejala transien, Konstanta waktu,

Kata kunci: Gejala transien, Konstanta waktu,

Kapasitor, Resistor variabel.

Kapasitor, Resistor variabel.

1.

1. PPENDAHULUANENDAHULUAN

Gejala peralihan atau transien merupakan Gejala peralihan atau transien merupakan perubahan nilai tegangan atau arus maupun perubahan nilai tegangan atau arus maupun keduanya baik sesaat dalam jangka waktu keduanya baik sesaat dalam jangka waktu tertentu (dalam orde mikro detik) dari kondisi tertentu (dalam orde mikro detik) dari kondisi tunaknya (steady state). Penyebabnya adalah tunaknya (steady state). Penyebabnya adalah dapat dari lingkungan atau factor eksternal dapat dari lingkungan atau factor eksternal seperti petir, dan data juga akibat perlakuan seperti petir, dan data juga akibat perlakuan terhadap system atau factor internal seperti terhadap system atau factor internal seperti pensaklaran.

pensaklaran.

Transien sudah lama digunakan dalam istilah Transien sudah lama digunakan dalam istilah tenaga listrik sebagai kejadian yang sebenarnya tenaga listrik sebagai kejadian yang sebenarnya tidak diinginkan dan sifatnya sangat cepat, tidak diinginkan dan sifatnya sangat cepat, namun merupakan suatu kejadian yang alami namun merupakan suatu kejadian yang alami sehingga tidak dapat dicegah. Kondisi transien sehingga tidak dapat dicegah. Kondisi transien dapat berupa tegangan ataupun arus. Untuk dapat berupa tegangan ataupun arus. Untuk transien arus lebih dikenal secara khusus transien arus lebih dikenal secara khusus sekarang ini sebagai arus inrush.

sekarang ini sebagai arus inrush.

Pada rangkaian listrik, transien merupakan suatu Pada rangkaian listrik, transien merupakan suatu karakteristik respon alami tegangan atau arus karakteristik respon alami tegangan atau arus dari system yang terdiri dari komponen resistif dari system yang terdiri dari komponen resistif (R), induktif (L), dan kapasitif (C). Ada 3 respon (R), induktif (L), dan kapasitif (C). Ada 3 respon yang dikenal, yaitu respon alami kurang teredam yang dikenal, yaitu respon alami kurang teredam ((underdampedunderdamped), teredam kritis (), teredam kritis (critically dampedcritically damped),), dan sangat teredam (

dan sangat teredam (overdampedoverdamped).).

Terdapat dua jenis transien yang dikenal, yaitu Terdapat dua jenis transien yang dikenal, yaitu Oscillatory transien dan Impulsive transient. Oscillatory transien dan Impulsive transient.

Oscillator trasien adalah suatu respon lonjakan Oscillator trasien adalah suatu respon lonjakan sesaat dari karakteristik arus atau tegangan tanpa sesaat dari karakteristik arus atau tegangan tanpa mengubah frekuensi dari kondisi steady state mengubah frekuensi dari kondisi steady state dengan bentuk gelombang yang memiliki dengan bentuk gelombang yang memiliki polaritas bolak-balik. Transien osilasi ini dapat polaritas bolak-balik. Transien osilasi ini dapat terjadi karena adanya gangguan atau karena terjadi karena adanya gangguan atau karena operasi pensaklaran. Sedangakan Impulsive operasi pensaklaran. Sedangakan Impulsive transsien adalah suatu respons kondisi lonjakan transsien adalah suatu respons kondisi lonjakan sesaat karakteristik arus atau tegangan tanpa sesaat karakteristik arus atau tegangan tanpa mengubah frekuensi dari kondisi tunak dengan mengubah frekuensi dari kondisi tunak dengan bentuk gelombang yang memiliki polaritas bentuk gelombang yang memiliki polaritas searah. Bentuk gelombangnya sesuai dengan searah. Bentuk gelombangnya sesuai dengan persamaan eksponensial murni.

persamaan eksponensial murni.[1][1]

Sehingga untuk lebih memahami gejala transient Sehingga untuk lebih memahami gejala transient tersebut , melalui praktikum ini diharapakan tersebut , melalui praktikum ini diharapakan mahasiswa

mahasiswa dapat dapat :: a.

a. Mengenali adanya respon natural, responMengenali adanya respon natural, respon paksa, dan respon lengkap dari suatu paksa, dan respon lengkap dari suatu rangkaian yang mengandung komponen rangkaian yang mengandung komponen penyimpan tenaga.

penyimpan tenaga. b.

b. Memahami dan menghitung konstantaMemahami dan menghitung konstanta waktu rangkaian RC dari respon waktu waktu rangkaian RC dari respon waktu rangkaian.

rangkaian. c.

c. Memahami pengaruh tenaga sumberMemahami pengaruh tenaga sumber tegangan bebas pada nilai tegangan tegangan bebas pada nilai tegangan tegangan transien dalam rangkaian RC. tegangan transien dalam rangkaian RC. 2.

2. SS TUDI TUDIPPUSTAKA USTAKA 

Gejala transien terjadi pada Gejala transien terjadi pada rangakaian-rangkaian yang mengandung komponen rangkaian yang mengandung komponen penyimpan energi seperti inductor dan/atau penyimpan energi seperti inductor dan/atau kapasitor. Gejala timbul karena energy yang kapasitor. Gejala timbul karena energy yang diterima atau dilepaskan oleh komponen tersebut diterima atau dilepaskan oleh komponen tersebut tidak ddapat diubah seketika (arus pada inductor tidak ddapat diubah seketika (arus pada inductor dan tegangan pada kapasitor).

dan tegangan pada kapasitor).

Gambar 1 Gejala transien pengisian muatan pada Gambar 1 Gejala transien pengisian muatan pada kapasitor

(2)

Gambar 2 Gejala transien pengosongan muatan pada kapasitor

Pada rangkaian diatas terdapat dua kapator C1 dan C2. Kapasitor C1 berfungsi untuk menyimpan muatan yang pada awalnya didapat dari power supply, yang lalu akan disimpan dan dibuang ke C2 (saklar S2 ‘on’) ketika sudah tidak lagi tersambung dengan power supply (saklar S1‘off’). Saklar S1  dan S2  menggunakan rangkaian terintegrasi analog switch 4066 yang memiliki

resistansi kontak (on) sekitar 80Ω.

Gambar 3 Rangkaian dasar percobaan gejala transien

Untuk lebih jelasnya, terdapat tahapan :

1. Titik-titik A, B, C dan Gnd akan membentuk loop tertutup (ketika S1 ‘on’ dan S2‘off’), sehingga muatan di C1 akan terisi. Sampai pada akhirnya tegangannya sama dengan 5V.

2. Titik-titik C, D, E, dan Gnd membentuk loop tertutup (ketika S1 ‘off’ dan S2 ‘on’), maka muatan yang terdapat pada C1 akan mengalir mengisi C2 hingga pada suatu saat tegangan di C2 sama dengan tegangan di C1.

Pada percobaan kali ini, mekanisme menyala-matikan saklar-saklar (saklar elektrik) akan dikendalikan otomatis oleh sebuah rangkaian controller. Sehingga keseluruhan siklus yang akan diamati :

1. Mengisi C1

2. Memindahkan sebagian isi C1 ke C2 3. Mengosongkan kedua kapasitor dan

kembali ke 1.

Siklus ini dilakukan secara otomatis oleh controller selama 20 ms agar dapat ditampilkan pada osiloskop.

2.1  JUDULSUB-BAB

Sub-bab pada percobaan ini, yaitu :

a. Plot tegangan-waktu untuk kedua kapasitor

b. Plot tegangan –waktu untuk masing-masing kapasitor untuk nilai R1, R2, C1, dan C2 yang berbeda-beda.

c. Pengaruh perubahan sumber tegangan dengan tegangan steady state dan konstanta waktu kapasitor

d. Berntuk gejala transien untuk nilai kapasitor yag berbeda

(3)

3. METODOLOGI

Pada percobaan modul 4 ini, alat dan bahan yang digunakan yaitu :

a. Kit Transien (1 buah)

b. Osiloskop (1 buah)

c. Sumber daya DC (1 buah)

d. Multimeter (1 buah)

e. Kabel 4mm-4mm (max. 10 buah) f. Kabel BNC-4mm (max. 3 buah)

Pada praktikum ini digunakan tegangan catu + 12 V dan– 12 V untuk rangkaian op amp.

Memulai percobaan

Percobaan 1

Sebelum memulai percobaan, diisi dan ditanda tangani lembar penggunaan meja yang tertempel

pada masing-masing meja praktikum. Dicatat jua nomor meja Kit Praktikum yang digunakan dalam BCL.

Dikumpulkan tugas pendahuluan pada asisten yang bertugas.

Dipastikan kapasitor dalam keadaan kosong dengan menghubung-singkatkan

kaki tiap kapasitor.

Disiapkan rangkaian seperti pada gambar 3, dengan nilai komponen pada tabel 1.

DIsiapkan Osiloskop (dicek kalibrasi terlebih dahulu)

Dihubungkan kabel power supply AC (outlet) dari kit Transien ke jala-jala.

Dihubungkan Vcc dan Ground ke Power Supply dengan tegangan 5V dc.

Digunakan sinyal "Vcontrol S1" atau VCS1 sebagai siyal sinkronasi.

Digunakan kanal-1 Osiloskop untuk melihat tegangan yang terjadi di C1 (VC1). Dan dicatat plot tegangan-waktu dari VC1.

Digunakan kanal-2 Osiloskop untuk melihat tegangan yang terjadi di C2 (VC2). Dan dicatat plot tegangan-waktu dari VC2.

Digabugnkan kedua channel dengna fungsi "DUAL" di osiloskop. Dilakukan plot secara detail gabungan dari VC1dan VC2vs waktu.

Ditulis hasil laporan dalam bentuk tabel pada BCL.

(4)

 Table 1 Nilai komponen RC pada percobaan 1 Komponen Nilai R1 2.2 KΩ R2 4.7 KΩ C1 220 nF C2 470 nF Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4

Gambar 4 Rangkaian percobaan gejala transien dengan fungsi orde 2

Dengan nilai komponen lain seperti percobaan 1, diulangi percobaan

dengan 2 nilai R1 lainnya.

Dengan nilai komponen lain seperti percobaan 1, diulangi percobaan

dengan 2 nilai R2 lainnya.

Dengan nilai komponen lain seperti percobaan 1, diulangi percobaan

dengan 2 nilai C1 lainnya.

Dengan nilai komponen lain seperti percobaan 1, diulangi percobaan

dengan 2 nilai C2 lainnya.

Dianalisa data yang didapatkan dan dibuat kesimpuland dari percobaan

ini.

Disusun kembali rangakaian seperti percobaan 1.

Diubah tegangan simber tegangan DC dari 5 V menjadi 4 V. Dibaca dan dicatat nilai tegangan keadaan mantap

pada C1 dan C2. Dibaca dan dicatat juga konstanta waktunya.

Dilakukan sekali lagi untuk sumber tegangan DC tegangan 2 V. Dibandingkan nilai-nilai tegangan mantap pada C1 dan C2 yang diperoleh dengan tegangan dari sumber tegangan yang berbeda-beda

tersebut. Dibandingkan juga konstanta waktunya. DItulis hasil pengamatan dan analisa dalam laporan.

Disusun rangkaian seperti pada gambar 4

Diamati tegangan pada titik E (Petunjuk : diatur setting osiloskop menjadi 0.2 V/div, waktu 40

µs, slope turun, dan external trigger dari VCS4.

Diamati perubahan tegangan untuk nilai C2 yagn berbeda.

Dianalisa data yang didapat dan dibuat kesimpulan dari percobaan ini.

(5)

Percobaan Tambahan Gejala Transien

Gambar 5 Susunan rangkaian gejala transien orde 2

Gel. Kotak 1Khz ~2Vpp + -2,5mH Rvar  8,2 nF Vc + -50Ω ~50Ω RL RG Induktor  Frekuensi Generator  Mengakhiri Percobaan

4. H ASIL DAN A NALISIS

Percobaan 1

Pada percobaan 1 ini digunakan tegangan DC dari sumber tegangan sebesar 5 V (terukur pada multimeter 4.98 V). Komponen yang digunakan

yaitu R1 = 2.2 kΩ, R2 = 4.7 kΩ, C1 = 220 nF, dan

C2 = 470 nF. Didapatkan output dari osiloskop sebagai berikut :

 Table 2 Tabel hasil percobaan 1

Chanel 1 Vmax 5 V 1 V/div 2.5 ms/div Chanel 2 Vmax 1.5 V 500 mV/div 2.5 ms/div Chanel 1 dan 2 Vmax 5 V 2 V/div 2.5 ms/div Vmax 1.5 V 2 V/div 2.5 ms/div

Disusun rangkaian menggunakan KIT Rangkaian RL & RC sehingga membentuk rangkaian pada gambar 5.

Diukur nilai RL yang ada pada kit percobaan , dan dicatat pada BCL.

Dipasang probe oscillator pada posisi Vc di channerl 1 dan output dari generator fungsi di channel 2

osiloskop.

Diubah-ubah tampilan osiloskop, sehingga untuk nilai Rvar sekitar 50 Ohm, gambar yang terlihat pada kanal

1 adalah seperti pada gamabr 6.

Diubah-ubah nilai Rvar menjadi sekitar 100 Ohm, diamati bentuk gelombang di osiloskop kanal 1 dan

dicatat di BCL.

Diubah-ubah nilai Rvar menjadi sekitar 2K ohm, diamati bentuk gelombang dan dicatat di BCL.

Dicari nila Rvar yang membuat kondisi 'critically damped'. Dicatat nilai dan gambar di BCL.

Sebelum keluar dari ruang praktikum, dirapikan meja praktikum. Dibareskan kabel, dimatikan osiloskop, power supply DC, dan dicabut catu daya dari jala-jala

ke kit praktikum. Dipastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan dalam keadaan

mati (selektor menunjuk ke pilihan off).

DIperiksa lagi lembar penggunaan meja.

Dipastikan asisten telah menandatangani catatan percobaan kali ini pada BCL.

(6)

Dari hasil percobaan tersebut selanjutnya dilakukan perhitungan time konstan pada setiap keadaan.

*ket :τ1 pengisian C1,τ2 pengosongan C1, τ3 pengisian C2

Didapatkan konstanta waktu sebagai berikut : τ1 = 0.67 x Vmax1 = 560 µs

τ2 = 0.67 x Vmax2 = 320 µs τ3= 0.67 xVmax3 = 680 µs Berdasarkan teori

Pada pengisian kapasitor 1 berlaku rumus :

 = (1  

− ⁄

)

τ1 = R1C1

= 2.2 k x 220 nF = 484 µs

Pada pengosongan kapasitor 1 berlaku rumus :

 =  + (  )

− ⁄

τ2 = R1(C1//C2)

= 2.2 k x (220 nF//470 nF) = 329.68 µs

Pada pengisian kapasitor 2 berlaku rumus :

 = (1  

− ⁄

)

τ2 = R2C2

= 4.7 kΩ x 470 nF = 2.209 ms

Dapat dilihat bahwa nilai τ1 dan τ2  hasil percobaan mendekati nilai τ1 dan τ2  hasil perhitungan. Namun untuk nilai τ3  hasil percobaan jauh berbeda dengan hasil perhitungan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa factor yaitu kapasitor yang tidak

menyebabkan pembacaan nilai konstanta waktu yang kurang presisi.

Percobaan 2

Pada percobaan 2 diamati bentuk sinyal yang muncul pada osiloskop dengan rangkaian sama seperti pada percobaan 1 namun untuk nilai R1,

R2, C1, dan C2  yang berbeda-beda. Berikut data

yang bentuk gelombang yang berhasil teramati :

 Table 3 Hasil percobaan 2

Komponen τ lab τ teori

2 V/div, 2.5 ms/div R1 = 1 kΩ R2 = 4.7 kΩ C1 = 220 nF C2 = 470 nF τ1 = 280 µs τ2 = 440 µs τ3 = 760 µs τ1 = 220 µs τ2 = 149.85 µs τ3 = 2.209 ms CH1 : 2 V/div, CH2 : 2.5 V/div 2.5 ms/div R1 = 4.7 kΩ R2 = 4.7 kΩ C1 = 220 nF C2 = 470 nF τ1 = 1.08 ms τ2 = 440 µs τ3 = 840 µs τ1 = 1.034 ms τ2 = 704.3 µs τ3 = 2.209 ms 1 V/div, 2.5 ms/div R1 = 2.2 kΩ R2 = 2.2 kΩ C1 = 220 nF C2 = 470 nF τ1 = 480 µs τ2 = 240 µs τ3 = 360 µs τ1 = 484 µs τ2 = 329.68 µs τ3 = 1.034 ms

(7)

2 V/div, 2.5 ms/div R1 = 2.2 kΩ R2 = 10 kΩ C1 = 220 nF C2 = 470 nF τ1 = 560 µs τ2 = 600 µs τ3 = 1.44 ms τ1 = 484 µs τ2 = 329.68 µs τ3 = 4.7 ms 2 V/div, 2.5 ms/div R1 = 2.2 kΩ R2 = 4.7 kΩ C1 = 100 nF C2 = 470 nF τ1 = 280 µs τ2 = 240 µs τ3 = 560 µs τ1 = 220 µs τ2 = 181.4 µs τ3 = 2.209 ms 2 V/div, 2.5 ms/div R1 = 2.2 kΩ R2 = 4.7 kΩ C1 = 470 nF C2 = 470 nF τ1 = 1.04 ms τ2 = 560 µs τ3 = 1.08 ms τ1 = 1.034 ms τ2 = 517 µs τ3 = 2.209 ms 2 V/div, 2.5 ms/div R1 = 2.2 kΩ R2 = 4.7 kΩ C1 = 220 nF C2 = 220 nF τ1 = 520 µs τ2 = 240 µs τ3 = 560 µs τ1 = 484 µs τ2 = 242 µs τ3 = 1.034 ms 2 V/div, 2.5 ms/div R1 = 2.2 kΩ R2 = 4.7 kΩ C1 = 220 nF C2 = 1000 nF τ1 = 480 µs τ2 = 400 µs τ3 = 920 µs τ1 = 484 µs τ2 = 396.72 µs τ3 = 4.7 ms

*ket :τ1 adalah konstanta waktu pengisian C1, τ2 adalah konstanta waktu pengosongan C1, dan τ3

adalah konstanta waktu pengisian C2 Perhitungan untuk τ1, τ2, dan τ3 diatas sama dengan perhitungan untuk τ1, τ2, dan τ3 pada percobaan 1.

Berdasarkan hasil pada table diatas dapat dilihat bahwa nilai τ1dan τ2 (untuk 4 percobaan akhir) hasil percobaan mendekati nilai τ1  dan τ2 hasil perhitungan. Contohnya saat komponen R1 = 2.2 kΩ,R2 = 4.7kΩ,C1 = 220 nF, dan C2 = 1000 nF,τ1 bernilai 480 µs dan τ1 hasil perhitungan bernilai 484 µs serta τ2 lab bernilai 400 µs dan τ2 perhitungan bernilai 396.72 µs. Namun hal tersebut berbeda dengan nilai τ2 (4 percobaan awal) dan τ3 hasil percobaan di lab yang jauh berbeda dari hasil perhitungan. Penyimpangan ini kemungkinan disebabkan beberapa factor yaitu pengaturan time/div yang terlalu besar sehingga menyebabkan kurang presisinya pembacaan nilai tegangan pada osiloskop. Selain itu penyebabkan lain dapat berasal dari kapasitor yang tidak dihubung singkatkan terlebih dahulu sehingga hasil yang didapatkan kurang presisi. Dengan data τ1  dan τ2  (yang sesuai) tersebut dapat teramati bahwa semakin besar nilai resistansi atau capasitansi dalam suatu rangkaian maka semakin besar pula nilai konstanta waktu pada tegangan capasitansi tersebut. Hal tersebut membuktikan kebenaran rumus τ

= 

, yang menyatakan bahwa besar nilai resistansi dan kapasitansi berbanding lurus dengan nilai konstanta waktunya.

Percobaan 3

Dilakukan percobaan dengan menggunakan rangkaian seperti pada percobaan 1. Namun yang berbeda kali ini dilakukan pengubahan pada sumber tegangan menjadi 4 V dan 2 V. Didapatkan nilai tegangan steady state dan

(8)

konstanta waktu pada masing – masing kapasitor sebagai berikut : Vs VC1 VC2 τ1 τ2 4 V 1.44 V 1.22 V 400 µs 800 µs 2 V 0.72 V 0.584 V 360 µs 720 µs

Berdasarkan hasil percobaan yang didapatkan, diamati bahwa dengan memperkecil sumber tegangan menjadi setengah kalinya maka akan memperkecil tegangan steady state kapasitor menjadi setengah kalinya juga. Hal ini sesuai dengan rumus:

 = (1  

− ⁄

)

yang menunjukan bahwa tegangan kapasior berbanding lurus dengan tegangan steady state nya. Namun diketahui bahwa perubahan pada sumber tegangan tidak mempengaruhi nilai konstanta waktu kapasitor. Sedikit perubahan nilai konstanta waktu yang ditunjukan pada table kemungkinan disebabkan factor luar seperti skala yang terlalu besar sehingga menyebabkan pembacaan nilai yang kurang presisi dan kapasitor yang belum dihubung singkatkan terlebih dahulu sebelumnya.

Percobaan 4

Dilakukan pengamatan gejala transien dengan fungsi orde 2 dan didapatkan hasil sebagai berikut :

Gambar 6 Gejala transien untuk berbagai nilai C2

0.2 V/div, 40 µs/div

Dari hasil percobaan diatas diamati bahwa untuk nilai kapasitansi yang kecil, lonjakan gejala transien yang dihasilkan adalah tinggi. Sedangkan untuk nilai kapasitansi yang besar, lonjakan transien yang dihasilkan adalah landai. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besat nilai kapasitansi maka lonjakan (gejala) transien yang hasilkan akan semakin landai (teredam), dan begitu pula sebaliknya.

Pada percobaan ini dilakukan pengamatan pada rangakain RLC dengan mengubah ubah nilai Rvariabel (Rvar) sehingga didapatkan tampilan gelombang transien yang berbeda-beda. Nilai RL

yang terukur yaitu sebesar 47 Ω. Hasil bentuk

sinyal pada osiloskop sebagai berikut :

 Table 4 Gelombang transien 1 (Rvar 50 Ω)

 Table 5 Gelombang transien 2 (Rvar 100 Ω)

 Table 6 Gelombang transien 3 (Rvar 2 kΩ)

 Table 7 Gelombang transien 4 (Rvar 300 Ω)

Berdasarkan data hasil percobaan diatas dapat dilihat bahwa nilai Rvar yang membuat kondisi

‘critically damped’ adalah saat nilai Rvar sebesar 300 Ω. Hal ini dikarenakan saat Rvar = 300 Ω

adalah kondisi dimana gelombang transien yang dihasilkan paling landai (teredam) dibandingkan dengan gelombang transien 1 dan 2. Sedangkan

(9)

dengan perhitungan yang dilakukan, yaitu untuk kondisi critically damped didapatkan Rvar senilai 206 Ω.

5. K ESIMPULAN

Dari percobaan didapatkan kesimpulan :

 .Gejala transien terjadi pada rangkaian

yang mengandung komponen

penyimpan energi seperti Capasitor.

 Konstanta waktu rangkaian RC

bergantung pada nilai masing –  masing

Resistor dan Capasitornya. Dimana semakin besar nilai resistansi/capasitansi maka semakin besar pula nilai konstanta waktunya, Belaku juga sebaliknya.

 Sumber tegangan bebas berbanding lurus

dengan nilai tegangan pada kapasitor namun tidak berpengaruh teradap besarnya konstanta waktu.

D AFTARPUSTAKA 

Mervin T Hutabarat,

Praktikum Rangkaian  Elektrik, Laboratorium Dasar Teknik Elektro

ITB,Bandung, 2014.

Data percobaan tambahan gejala transien

didapatkan dari praktikan Nur Adhianti

(13213011) yang melakukan percobaan pada

shift Jumat pagi di laboratorium-2 Gedung

Labtek VIII lt 3.

[1]. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126806

-R0308159-Analisis%20karakteristik-Literatur.pdf , 2 November 2014 , 21:57

Gambar

Gambar  1  Gejala  transien  pengisian  muatan  padaGambar  1  Gejala  transien  pengisian  muatan  pada kapasitor
Gambar 3 Rangkaian dasar percobaan gejala transien
Gambar  4  Rangkaian  percobaan  gejala  transien  dengan fungsi orde 2
Gambar 5 Susunan rangkaian gejala transien orde 2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kaisa ng buong Simbahan, pinararangalan namin ngayon unang-una ang Ina ng Diyos at Panginoong Jesukristo, si Maria na maluwalhating Inang Birhen

Memastikan aktiviti yang dirancang bagi tahun 2020 dilaksanakan pada tahun 2021 dalam bentuk fizikal mahupun maya, bergantung kepada keadaan pandemik COVID19..1. KPI JUSTIFIKASI

Kesultanan Melayu Melaka ini merupakan kerajaan Melayu tradisional yang terawal dan juga merupakan pengasas kepada kepada sistem pemerintahan beraja di negara Malaysia

Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa terdapat perbaikan gejala klinis pada keempat pasien otomikosis yang mendapatkan terapi tetes larutan cuka apel pada hari

[r]

Dalam konteks penggunaan aplikasi teknologi perbankan (m-banking), dapat dijelaskan bahwa saat risiko yang dirasakan semakin turun, maka kepercayaan mereka untuk menggunakan

Kapasitas produksi sorbitol dengan bahan dasar tepung singkong ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sorbitol yang semakin melonjak dan mengimbangi produksi sorbitol di

Pada LD ini dibuat rangkaian seri antara tombol START (NO), dan tombol STOP (NO) dengan ditambahkan timer TOF (Timer OFF) dengan waktu 5 detik. Prinsip kerja dari Timer TOF