• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESOFAGOSKOPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ESOFAGOSKOPI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ESOFAGOSKOPI ESOFAGOSKOPI Oleh:

Oleh:Dwi Prawitasari RadhiatniDwi Prawitasari Radhiatni

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Esofagoskopi merupakan suatu tindakan pemeriksaan esofagus dengan Esofagoskopi merupakan suatu tindakan pemeriksaan esofagus dengan menggunakan alat esofagoskop. Esogoskopi diperlukan untuk membuktikan diagnosis menggunakan alat esofagoskop. Esogoskopi diperlukan untuk membuktikan diagnosis dari berbagai penyakit esofagus, terutama pada pasien dengan penyakit saluran cerna dari berbagai penyakit esofagus, terutama pada pasien dengan penyakit saluran cerna yan

yang g etietioloologi gi dan dan proproses ses patpatoloologinginya ya tidtidak ak dikdiketahetahui ui dendengan gan jeljelas. as. TujTujuan uan dardarii tindakan ini ialah untuk melihat secara langsung isi lumen esofagus, keadaan dinding tindakan ini ialah untuk melihat secara langsung isi lumen esofagus, keadaan dinding atau mukosa esofagus serta bentuk lumen

atau mukosa esofagus serta bentuk lumen esofagus.esofagus. 11 Hal-hal yang

Hal-hal yang perlu diperhatperlu diperhatikan ikan dalam melakukadalam melakukan n esofagesofagoskooskopi pi yaituyaitu: : (1)(1) dinding esofagus tipis dan licin sehingga mudah terjadi perforasi, (2) daerah anterior  dinding esofagus tipis dan licin sehingga mudah terjadi perforasi, (2) daerah anterior  esofagus berbatasan dengan trakea, dinding ini disebut

esofagus berbatasan dengan trakea, dinding ini disebut trachea-esotrachea-esofageal party fageal party wall wall ,, (3)

(3) PanPanjanjang g ratarata-rat-rata a esoesofagfagus us dardari i giggigi i incincisiisivus vus tertergangantuntung g usiusia, a, (4) (4) TerTerdapdapatat beberapa penyempitan di daerah esofagus. Penyempitan pertama terletak pada bagian beberapa penyempitan di daerah esofagus. Penyempitan pertama terletak pada bagian proksimal disebabkan oleh otot krikofaring (sphincter atas esofagus /

proksimal disebabkan oleh otot krikofaring (sphincter atas esofagus /upper upper  esophageal sphincter 

esophageal sphincter ) dan kartila) dan kartilago krikogo krikoid id memilmemiliki diametiki diameter transveer transversal 23 mmrsal 23 mm dan

dan antanteroeroposposterterior ior 17 17 mm. mm. PadPada a penpenyemyempitpitan an kedkedua ua setsetinginggi gi arkarkus us aoraorta ta yanyangg menyilang ke esofagus, diameter transversal esofagus 23 mm dan anteroposteriornya menyilang ke esofagus, diameter transversal esofagus 23 mm dan anteroposteriornya 19 mm. Penyempitan ketiga yaitu pada daerah dinding anterior kiri akibat penekanan 19 mm. Penyempitan ketiga yaitu pada daerah dinding anterior kiri akibat penekanan bro

bronkunkus s kirkiri i dendengan gan diadiametmeter er tratransvnsversersal al 23 23 mm mm dan dan antanteroeroposposteriterior or 17 17 mm.mm. Peyempitan keempat pada wa

Peyempitan keempat pada waktu esofagus menembus diaphragma.ktu esofagus menembus diaphragma.

GEJALA UTAMA KELAINAN ESOFAGUS GEJALA UTAMA KELAINAN ESOFAGUS11 1.

1. DisDisfagfagiaia 2.

2. RegRegurgurgitasitasii 3.

3. OdiOdinofnofagiagi 4.

4. Rasa terbakar Rasa terbakar atau panas atau panas di daerah di daerah epigastrium atau epigastrium atau substernal substernal ((heart burnheart burn)) 5.

5. Rasa Rasa nyeri nyeri di sdi sepanjaepanjang eng esofagsofagus:us: -

- Nyeri di daeNyeri di daerah subsrah substernal menternal menunjuunjukkan adakkan adanya kelainya kelainan di daerahnan di daerah esofagus bagian servikal

esofagus bagian servikal -

- NyeNyeri di ri di daedaerah prekrah prekordordial menuial menunjunjukkakkan n adaadanynya a kelkelainainan di an di esoesofagfagusus torakal

(2)

- Nyeri di daerah epigastrium menunjukkan adanya kelainan di esofagus abdominal

INDIKASI ESOFAGOSKOPI 1. INDIKASI DIAGNOSTIK 2

Esofagoskopi diindikasikan untuk mengetahui penyebab sebenarnya berdasarkan gambaran radiografik yang abnormal

Indikasi diagnostic dilakukannya esofagoskopi antara lain:

a. Menyelediki penyebab terjadinya disfagia atau odinofagi ketika gambaran dari barium yang tertelan tidak menunjukkan kelainan.

b. Pemeriksaan pada faring dan sfingter atas esofagus dilakukan bila dipikirkan adanya kemungkinan neoplasma, ulserasi, cedera, divertikulum, dan kelainan radiologis yang tidak dapat dijelaskan

c. Pemeriksaan pada esofagus torakal dilakukan apabila terdapat kemungkinan adanya striktur akibat inflamasi, ulserasi mukosa, tumor benign dan maligna, kelainan perkembangan, benda asing, infeksi, retensi makanan, kelainan radiologis dan disfagia yang tidak dapat dijelaskan

d. Pemeriksaan pada esofagus bagian distal dilakukan untuk membuktikan adanya refluks atau esofagitis, striktur benigna atau maligna, divertikulum, varises.

2. INDIKASI TERAPI2

Indikasi esofagoskopi sebagai salah satu alat terapi adalah sebagai berikut: 1. Pengambilan benda asing

2. Dilatasi akibat striktur benigna atau maligna

3. Injeksi dengan menggunakan larutan sklerosing pada varises esofagus 4. Pemasangan pipa pada karsinoma esofagus.

5. Penggunaan obat-obatan atau agen fisik untuk lesi tertentu (laser atau krikoterapi)

KONTRAINDIKASI ESOFAGOSKOPI3 a. Perforasi esofagus

b. Varises esofagus

c. Sindroma Mallory-Weiss d. Ankilosis atau trauma servikal

(3)

Ankilosis merupakan kontraindikasi pada penggunaan esofagoskop kaku tetapi bukan merupakan kontraindikasi pada penggunaan esofagoskop lentur.

e. Trismus

f. Aneurisma aorta g. Kantong faring

INSTRUMEN UNTUK ESOFAGOSKOPI

Terdapat dua kategori alat esofagoskopi yaitu esofagoskop kaku atau esofagoskop serat optic (lentur). Kebanyakan pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan esofagoskop lentur, karena penggunaan alat ini mengurangi rasa tidak  nyaman, memberikan gambaran yang lebih baik, dan bisa memeriksa sampai ke pylorus dan duodenum.2

Esofagoskop lentur memiliki panjang yang bervariasi mulai dari 100-110 cm dan diameter mulai dari 7,8 sampai 12 mm. Masing-masing alat tersebut juga dilengkapi dengan suction, air insufflation,dan forsep biopsi. 2

Esofagoskop kaku memiliki dua ukuran. Ukuran 50 cm untuk memeriksa esofagus torakal dan sfingter bagian bawah, dan ukuran 20-30 cm untuk memeriksa faring dan esofagus servikal. 2

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN ESOFAGOSKOP KAKU

1. Pemeriksaan faring bagian bawah, sfingter bagian atas dan esofagus servikal dapat dilakukan dibawah control dan penglihatan yang lebih baik 

2. Tekanan atmosfir yang menetap selama pemeriksaan memungkinkan untuk  melihat fungsi sfingter bawah secara lebih akurat.

3. Lebih mungkin untuk mendapatkan specimen biopsy yang lebih besar, dalam dan lebih informatif.

4. Memungkinkan untuk melihat gambaran dilatasi striktur esofagus dengan lebih baik 

5. Pengambilan benda asing lebih mudah dilakukan karena ukuran forsep yang lebih besar.

6. Penggunaan protesa endoluminal pada striktur malignansi dan pipa esofagus lebih mudah dilakukan.

(4)

7. Injeksi larutan skrelosing pada varises esofagus yang aktif berdarah dapat dilakukan dengan bantuan suction yang membuat lingkungan sekitar perdarahan tetap bersih.

8. Instrumen yang digunakan relatif lebih murah, mudah dijaga dan disterilisasikan.

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN ESOFAGOSKOP LENTUR 

1. Penggunaan esofagoskop lentur dilakukan pada kebanyakan kasus dimana tidak terdapat faktor-faktor pertimbangan diatas.

2. Memungkinkan pemeriksaan pylorus dan duodenum 3. Pemeriksaan yang lebih akurat terhadap lesi di mukosa

4. Pengambilan gambaran secara endoskopik dapat dilakukan secara rutin sebagai tambahan informasi pada catatan medis perjalanan penyakit.

5. Memungkinkan para mahasiswa untuk belajar dengan lebih baik karena tersedianya fasilitas eyepieceyang dapat disambungkan ke video.

6. Prosedur hampir selalu dapat dilakukan tanpa anestesi umum.

PERSIAPAN ESOFAGOSKOPI

Persiapan esofagoskopi meliputi persiapan operator dan persiapan pasien. Persiapan operator meliputi pengetahuan operator tentang indikasi, metoda dan jenis anestesi yang akan dilakukan dan anatomi serta gambaran radioopak pada esofagus pada bagian servikal harus dilakukan sebelum dilakukannya esofagoskop. Esofagoskop yang dilakukan tanpa adanya gambaran mengenai obstruksi meningkatkan kemungkinan terjadinya perforasi.

Pasien dipuasakan 4-6 jam sebelum esofagoskopi dilakukan. Khusus untuk  pasien dengan riwayat sumbatan esofagus seperti akalasia, maka 5 hari sebelum tindakan, pasien hanya diberikan makanan cair.

Pemeriksaan darah dan urin terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan faktor pembekuan dan perdarahan. Pemeriksaan fisik ditujukan khusus untuk jantung, paru, dan ginjal

ANESTESI UNTUK ESOFAGOSKOPI2

1. Anestesi topical

Orofaring disemprot dengan Benzocain 20% atau cetacain 20%. Pasien diminta untuk berkumur-kumur dengan menggunakan 10 ml lidokain 2%. Apabila efek 

(5)

anestesi yang dihasilkan tidak adekuat, pasien dapat menelan beberapa SIPS lidokain. Tehnik ini biasanya cukup adekuat untuk endoskopi lentur. Bila pasien merasa gelisah, maka dapat ditambahkan dengan 5 mg diazepam dan 50 mg meperidine IV.

2. Anestesi Lokal

Pemakaian esofagoskopi kaku dengan anestesi lokal, dapat dengan menggunakan 1 ml lidokain 1% yang disuntikkan ke dinding orofaring lateral pada titik  dibelakang pertengahan pillar tonsil posterior. Bungkus carotid terbentang di dekat daerah tersebut, sehingga perlu dilakukan aspirasi sebelum dilakukan injeksi.

3. Anestesi Umum

Indikasi penggunaan anestesi umum adalah:

a. Untuk bayi dan anak-anak atau untuk orang dewasa yang gelisah dan tidak  kooperatif setelah pemberian premedikasi dan sedasi.

b. Penggunaan esofagus kaku pada keadaan striktur esofagus.

TEHNIK MELAKUKAN ESOFAGOSKOPI3

Posisi pasien pada esofagoskop kaku sama dengan posisi pada saat dilakukan bronkoskop dengan bronkoskop kaku. Pasien terlentang dengan leher fleksi ke arah dada dan kepala ekstensi terhadap leher. Verteks pasien kira-kira terletak 15 cm dari bagian teratas meja, sehingga esofagoskop memasuki daerah esofagus servikal dan 2 cm dari bagian teratas meja sehingga esofagoskop dapat melewati daerah esofagus abdominal. Posisi ini menyebabkan kepala tidak terletak di atas meja, tetapi harus dipegang oleh seorang asisten dan seorang asisten lagi memegang bagian bawah bahu. Ujung dan badan esofagus dilumasi dengan minyak mineral steril sebelum digunakan. Bibir atas diangkat dengan jari ketiga dan keempat tangan kiri operator  (operator tidak kidal). Esofagoskop ditahan dengan jari telunjuk dan telunjuk tangan kiri. Ujung proksimal esofagoskop dipegang seperti memegang pensil dengan jari-jari tangan kanan. Digunakan mata kanan untuk melihat ke dalam esofagoskop.

Jika esofagoskop telah masuk sampai pada batas hipofaring dan esofagus, dapat dilakukan tekanan ringan ke sisi posterior dari bagian cincin kartilago krikoid, dengan menggunakan ibu jari tangan kiri melalui ujung esofagoskop. Pada waktu melihat introitus esofagus pada posisi ini, otot krikofaring tampak membuka dan menutup secara periodic pada pasien dengan anestesi lokal. Pada saat otot krikofaring

(6)

relaksasi, lumen esofagus dapat terlihat. Esofagoskop didorong masuk perlahan-lahan hanya pada saat otot krikofaring relaksasi, dan tidak boleh dipaksakan pada saat otot krikofaring sedang kontraksi. Esofagoskop tidak boleh diteruskan bila tidak terlihat lumen dengan jelas. Daerah ini paling sering terjadi perforasi.

Pada saat esofagus servikal dilalui dan masuk ke bagian atas esofagus torakal, esofagoskop dipertahankan pada posisi hampir vertikal. Jika esofagoskop dimajukan lagi, akan mengenai dinding posterior dari esofagus. Kepala diturunkan sedikit demi sedikit, sehingga esofagoskop dapat dimasukkan ke bagian tengah esofagus torakal. Pada saat ini kepala, leher dan dada berada pada satu bidang yang sama pada meja operasi.

Pada sepertiga bawah esofagus, esofagoskop mulai mengenai dinding posterior esofagus lagi, dan kepala harus diturunkan sehingga esofagoskop dapat dimasukkan. Kepala perlu diturunkankan karena jalannya esofagus agak ke anterior  pada 1/3 bawah. Pada posisi ini kepala reltif lebih randah daripada toraks dan kepala perlu digeser ke kanan, karena esofagus membelok ke kiri pada 1/3 bawah. Jalannya esofagus sampai melalui diaphragma dan pertemuan esofagos-gaster harus dilalui dengan perlahan-lahan dan hanya diteruskan bila terlihat lumen di muka esofagoskop.

Lumen esofagus tampak sebagai celah atau roset pada saat menembus diaphragma. Pada beberapa pasien terutama bila terdapat dilatasi esofagus torakal mungkin tedapat kesukaran menemukan hiatus esofagus. Biasanya tampak sebagai celah oblik antara pukul 10 ke pukul 4. Dalam keadaan normal, bila hiatus ditemukan, esofagus abdominal dan kardia akan mudah dilalui.

KOMPLIKASI ESOFAGOSKOPI4

Komplikasi pada esofagoskopi terdiri dari komplikasi pada saat esofagus dan komplikasi setelah esofagoskopi. Komplikasi pada saat esofagoskopi yang mungkin terjadi adalah dispnu. Dispnu pada anak terjadi karena penggunaan tube yang terlalu besar yang akan menekan lumen trakea pada daerah party wall 

Komplikasi setelah esofagoskopi yang terjadi antara lain cedera pada persendian krikoaritenoid yang akan menstimulasi paralisis rekurent. Paralisis posticus dapat terjadi karena penekanan nervus rekuren atau nervus vagus dikarenakan esofagoskop yang salah arah. Perforasi dinding esofagus dapat

(7)

menyebabkan kematian karena sepsis mediastinitis. Mediastinitis ditandai dengan rasa nyeri pada bagian tulang belakang, bagian kepala belakang, dan di balik sternum. Dan semua gejala ini disertai dengan demam sedang. Pus dapat masuk ke bagian pleura yang menyebabkan pyopneumothoraks yang memerlukan thoracotomy dan biasanya disertai dengan gastrotomy.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi EA. Esofagoskopi. In Iskandar N, Soepardi EA, editors. Buku Ajar  Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung Tenggorok, Kepala Leher . 5th ed. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2003.p.258-60

2. Skinner BD, Belsey RHR. Endoscopy:Instruments, Anesthesia, Techniques. In Management Esophageal Disease. Philladelphia. WB Saunders Company; 1988.p.65-76

3. Jackson, Jackson. Esofagology. In Jackson, Jackson Disease of the Nose, Throat and Ear. 2nd ed. Philladelphia.WB Saunders;1959.p.648-51

4. Jackson, Jackson. Esophagoscopy. In Bronchoesofagology.Philladephia, London. WB Saunders;1955.p. 233-44

Referensi

Dokumen terkait

Lanskap Camplong memiliki kawasan TWA Camplong yang di kelilingi oleh beberapa desa yaitu; Desa Camplong I, Camplong II, Naunu, Silu dan Oebola Dalam yang.. merupakan desa enclave

ECAcak adalah Pmsedur untuk membangkitkan parameter a dan b (persamaan kurva) dengan b tidak no1 (agar kurva tidak memuat tit& [O,O]), secara acak. ECAcak :=

Project Integration Management kumpulan aktivitas dan proses yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mendefinisi, mengkombinasi, menyatukan dan mengkoordinasi berbagai

Setelah serangkaian aktivitas yang dilakukan, maka produk akhir yang didapat adalah 3 buah soal yang merupakan instrumen tes kemampuan pemecahan masalah matematis

Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak Krisis hipertensi adalah Suatu keadaan peningkatan tekanan darah yang mendadak (sistole ≥180 mmHg

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Orang-orang dengan tipe bebas mengungkapkan kepuasan pada kehidupannya, tetapi dengan sukarela melepaskan diri dari berbagai peran (Indriana, 2012). Sebelum tinggal di wisma

kepala rekam medis dan perekam medis yang bekerja di ruang Unit Rekam Medis saat ini sudah merasa tidak nyaman dengan ruang kerja saat ini dikarenakan ruang kerja dan