• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMURNIAN MINYAK IKAN SARDIN (Sardinella sp.) MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DAN BLEACHING EARTH AFIF ZULFIKAR GHANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMURNIAN MINYAK IKAN SARDIN (Sardinella sp.) MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DAN BLEACHING EARTH AFIF ZULFIKAR GHANI"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PEMURNIAN MINYAK IKAN SARDIN (Sardinella sp.)

MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DAN BLEACHING EARTH

AFIF ZULFIKAR GHANI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemurnian Minyak Ikan Sardin (Sardinella sp.) Menggunakan Arang Aktif dan Bleaching Earth adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juli 2014

Afif Zulfikar Ghani

(4)

ABSTRAK

AFIF ZULFIKAR GHANI. Pemurnian Minyak Ikan Sardin (Sardinella sp.) Menggunakan Arang Aktif dan Bleaching Earth. Dibimbing oleh SUGENG HERI SUSENO dan PIPIH SUPTIJAH.

Minyak ikan hasil samping penepungan sardin umumnya memiliki kualitas yang rendah sehingga tidak dapat dikonsumsi dengan aman. Salah satu metode peningkatan kualitas minyak ikan adalah melalui pemurnian menggunakan bahan adsorben. Adsorben yang digunakan berasal dari bahan sintetik yaitu berupa arang aktif dan bleaching earth dengan konsentrasi masing-masing 1%, 3%, dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan pemurnian menggunakan adsorben mampu menurunkan asam lemak bebas, bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan anisidin, bilangan total oksidasi dan kejernihan yaitu sebesar 1.30% - 3.85%; 2.59 – 7.67 mgKOH/g; 4.46 – 10.38 meq/kg; 3.03 – 6.21 mmol/kg; 14.24 – 26.05 meq/kg dan 60% - 104.95%.Perlakuan terbaik diperoleh dari adsorben bleaching earth pada konsentrasi 5% dengan nilai kadar asam lemak bebas, bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan p-anisidin dan bilangan total oksidasi sebesar 1.30 ± 0.21 %; 2,6 ± 0.75 mg KOH/g; 4.46 ± 0.71 meq/kg; 3.80 ± 0.29 meq/kg dan 14.23 ± 0.26 meq/kg.

Kata kunci: minyak ikan, adsorben, pemurnian, arang aktif, bleaching earth

ABSTRACT

AFIF ZULFIKAR GHANI. Purification of Sardines Oil Using Activated Carbon and Bleaching Earth. Supervised by SUGENG HERI SUSENO and PIPIH SUPTIJAH.

Generally fish oil as by product of sardine flouring industries has low quality so it can not be safely consumed. Purification using adsorbant is as a method to improve the quality of fish oil. Adsorbants from activated carbon and bleaching earth were used with the concentration of 1%, 3%, and 5%, respectivelly. The results show that purification using adsorbant could reduced free fatty acids, acid value, peroxide, anisidin value, the total oxidation value and increased purity of 1.30% - 3.85%; 2.59 – 7.67 mgKOH/g; 4.46 – 10.38 meq/kg, 3.03 – 6.21 mmol/ kg and 14.24 – 26.05 meq/kg and 60% - 104.95 %, respectively. The best result was obtained from bleaching earth at 5% with adsorbent of free fatty acid value, acid value, peroxide, anisidin value and the total oxidation value of 1.30 ± 0.21 %; 2.6 ± 0.75 mg KOH/g; 4.46 ± 0.71 meq/kg; 3.80 ± 0.29 meq/kg and 14.23 ± 0.26 meq/kg, respectively.

(5)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan

PEMURNIAN MINYAK IKAN SARDIN (Sardinella sp.)

MENGGUNAKAN ARANG AKTIF DAN BLEACHING EARTH

AFIF ZULFIKAR GHANI

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Pemurnian Minyak Ikan Sardin (Sardinella sp.) Menggunakan Arang Aktif dan Bleaching Earth

Nama : Afif Zulfikar Ghani NIM : C34080090

Program Studi : Teknologi Hasil Perairan

Disetujui oleh

Dr Sugeng Heri Suseno, SPi, MSi Pembimbing I

Dr Pipih Suptijah, MBA Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi Ketua Departemen

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wata’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 dengan judul Pemurnian Minyak Ikan Sardin (Sardinella sp.) Menggunakan Arang Aktif dan Bleaching Earth.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1 Bapak Dr Sugeng Heri Suseno, S.Pi, M.Si dan ibu Dr. Pipih Suptijah, MBA selaku dosen pembimbing.

2 Bapak Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi selaku dosen penguji dan ibu Dr Ir Iriani Setyaningsih, MS selaku ketua progran studi.

3 Kepada Ibu, Ayah dan kakak ku, terima kasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan.

4 Kepada Riza Zamzami dan Siti Raudoh selaku tim penelitian minyak ikan, terima kasih atas doa dan dukungan nya yang telah di berikan.

5 Kepada Anggi Putra Prayoga, Trinita S, Theorema H, Elka Firmanda, Yafqori A, Drajat S, dan Nurrahman, terimakasih untuk kebersamaanya beserta keluarga THP 45, THP 46 dan THP 47.

Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa depan. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Perumusan Masalah ... 2 Tujuan Penelitian ... 2 Manfaat Penelitian ... 2 METODE PENELITIAN ... 2

Waktu dan tempat ... 2

Bahan ... 2

Alat ... 3

Prosedur Penelitian ... 3

Analisis Data ... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 7

Karakteristik Awal ... 7

Profil Asam Lemak Bahan Baku ... 8

Kadar Asam Lemak Bebas ... 9

Bilangan Asam ... 11

Bilangan Peroksida ... 12

Bilangan p-Anisidin ... 13

Bilangan Total Oksidasi ... 15

Karakteristik Akhir ... 16

Kejernihan ... 17

KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 18

(12)

DAFTAR TABEL

1 Mutu minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin ... 7 2 Profil asam lemak minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin ... 8 3 Karakteristik awal dan karakteristik akhir minyak ikan hasil samping

penepungan ikan sardin ... 16 4 Pengaruh perlakuan terhadap tingkat kejernihan minyak ikan hasil samping

penepungan ikan sardin ... 17

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir prosedur pemurnian minyak ikan ... 3 2 Sampel minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin ... 7 3 Pengaruh perlakuan terhadap bilangan asam lemak bebas minyak ikan hasil

samping penepungan ikan sardin ... 10 4 Pengaruh perlakuan terhadap bilangan asam minyak ikan hasil samping

penepungan ikan sardin ... 11 5 Pengaruh perlakuan terhadap bilangan peroksida minyak ikan hasil samping

penepungan ikan sardin ... 12 6 Pengaruh perlakuan terhadap bilangan anisidin minyak ikan hasil samping

penepungan sardin ... 14 7 Pengaruh perlakuanterhadap bilangan total oksidasi minyak ikan hasil

samping penepungan ikan sardin ... 15

DAFTAR LAMPIRAN

1 Dokumentasi hasil penelitian... 20 2 Analisis data minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin ... 20

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan sardin (Sardinella sp.) merupakan salah satu jenis ikan ekonomis penting di Indonesia. Populasi terbanyak ikan sardin terdapat di perairan Selat Bali dan sekitar 80% ikan sardin merupakan hasil tangkapan nelayan di Kecamatan Muncar yang beroperasi di Teluk Bali. Produksi ikan sardin menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2010 sebesar 40.382 ton.

Ikan Sardin merupakan salah satu ikan yang kaya akan asam lemak tak jenuh majemuk omega-3 yang berlemak tinggi (lebih dari 8%) dengan kandungan lemak bervariasi dan dapat dimanfaatkan sebagai minyak ikan (Rasyid 2000). Jenis asam lemak omega-3 yakni EPA (Eicosapentaenoic Acid) dan DHA (Docosahexaenoic Acid). Hasil penelitian Dewi (1996) menunjukkan bahwa kandungan EPA dan DHA pada minyak ikan sardin masing-masing sebesar 15% dan 11%. Minyak ikan sardin ini merupakan hasil samping dari industri pengalengan dan penepungan ikan sardin yang banyak terdapat di daerah Muncar Jawa Timur.

Pada proses pengolahan tepung ikan atau pengalengan ikan mempunyai hasil samping berupa minyak ikan. Biasanya minyak ikan ini diperdagangkan untuk pakan ternak, pelumas penyamak kulit, industri cat dan tinta dengan harga murah. Menurut hasil penelitian Dewi (1996) kadar total asam lemak omega-3 pada kosentrat asam lemak omega-3 minyak hasil samping pengalengan ikan sardine sebesar 29,68%. Dengan tingginya kandungan asam lemak omega-3 minyak hasil samping tersebut maka dapat dimanfaatkan menjadi suatu produk yang mempunyai nilai tambah.

Minyak yang berasal dari hasil samping industri biasanya memiliki kualitas yang rendah yang ditandai dengan tingginya bilangan peroksida (Ahmadi dan Mushollaeni 2007). Menurut Estiasih (2009), limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan ikan sardin untuk seluruh Indonesia sebanyak 1.176 ton per tahun. Upaya lebih lanjut untuk mendapatkan minyak yang bebas dari komponen yang tidak diinginkan atau komponen pengotor (impurities) sangat diperlukan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas minyak ikan adalah dengan proses pemurnian dengan menghilangkan pengotor melalui mekanisme adsorpsi dengan menggunakan adsorben (Ahmadi dan Mushollaeni 2007).

Arang aktif adalah arang yang diaktivasi dengan cara kimia atau fisika sehingga daya serapnya tinggi dengan kadar karbon yang bervariasi. Permukaan arang aktif relatif telah bebas dari deposit hidrokarbon dan mampu melakukan adsorpsi karena permukaannya lebih luas dan pori-porinya telah terbuka (Baker, et al. 1997). Bleaching earth merupakan sejenis tanah liat dengan komposisi utama terdiri ion Al3+ pada permukaan partikel penjerap sehingga dapat mengadsorbsi zat warna (Grim, 1968).

Salah salah satu metode alternatif peningkatan kualitas minyak ikan adalah dengan menghilangkan pengotor dengan adsorben. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sulistya dan Rahayu (2007) diperoleh hasil bahwa bleaching earth lebih efektif digunakan untuk pemurnian minyak ikan jika dibandingkan

(14)

2

karbon aktif. Bleacing earth digunakan sebagai adsorben. Hal ini digunakan sebagai penyerap cairan seperti asam, pupuk cair, minyak, air dan alkohol (Engh, 1993).

Perumusan Masalah

Hasil proses penepungan ikan sardin menghasilkan hasil samping minyak ikan yang cukup besar dengan kandungan asam lemak omega-3 dalam kadar tinggi dan dapat digunakan sebagai sumber asam lemak omega-3. Upaya pemurnian minyak ikan dengan metode yang efektif dan efisien sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas minyak ikan sehingga layak untuk dikonsumsi. Salah satu yang digunakan adalah metode adsorpsi. Dengan menggunakan arang aktif dan bleaching earth merupakan salah satu bahan adsorben yang memiliki kemampuan sebagai penyerap dan dapat dimanfaatkan sebagai adsorben sintetik dan aman di gunakan untuk bahan makakanan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi terbaik dari arang aktif dan bleaching earth tehadap kualitas minyak ikan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi metode alternatif pemurnian minyak ikan yang efektif dan efisien. Manfaat yang lainnya adalah mengoptimalkan penggunaan arang aktif dan bleaching earth yang aman terhadap bahan makanan.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Februari - Oktober 2013. Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Laboratorium Terpadu, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Bahan

Bahan utama penelitian ini adalah minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin yang berasal dari Banyuwangi. Adsorben yang digunakan adalah arang aktif dan bleaching earth yang didapatkan berasal dari toko kimia Bratachem. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk analisis kimia bilangan asam, kadar asam lemak bebas antara lain KOH, ethanol 96%, indikator fenoltalin,

(15)

3 akuades. Bahan-bahan untuk analisis bilangan peroksida adalah 30 ml pelarut (60% asam asetat dan 40% pelarut), 30 ml aquades, Natriumtiosulfat 0,02 N, 1 gram KI, pati 1%. Bahan-bahan untuk analisis p-anisidin antara lain iso-oktan, reagen p-anisidine dan asam asetat glasisal.

Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian meliputi gelas ukur, penangas air, pipet volumetrik, alumunium foil, freezer, buret, statif, erlenmeyer, timbangan analitik, magnetik stirer, tabung reaksi, sentrifuge CR Gseries Himac CR 21G, spectro UV-VIS RS spectrophotometer UV-2500.

Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan dengan perlakuan penambahan adsorben dengan konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas minyak ikan yang dihasilkan. Tahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan meliputi, (1) preparasi sampel arang aktif dan bleaching earth yang dicampurkan dengan minyak ikan dengan berbagai konsentrasi (2) analisis mutu minyak ikan dengan parameter uji yang mengacu pada Celik (2002) yaitu standar minyak ikan untuk konsumsi meliputi bilangan asam dan kadar asam lemak bebas (AOAC 1995), bilangan peroksida (AOAC1995), p-anisidin (IUPAC1987), bilangan total oksidasi (Perrin 1996) dan kejernihan. Diagram alir prosedur pnelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir prosedur pemurnian minyak ikan Analisis:

Analisis kimia: bilangan asam, asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan anisidin, bilangan total oksidasi dan kejernihan

Minyak ikan adsorben

Penambahan adsorben (0%, 1%, 3%, 5% b/b) pada suhu ruang Minyak ikan hasil samping

penepungan sardin

Pemisahan minyak dengan adsorben menggunakan sentrifugasi (100 C, 10 menit, 10.000 rpm)

(16)

4

Preparasi Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin yang diperoleh dari Banyuwangi pada bulan Desember tahun 2012. Minyak ikan dimasukan dalam wadah (jerigent) yang tidak tembus cahaya dan tertutup rapat. Pencegahan terhadap oksidasi dilakukan dengan cara menyimpan sampel di freezer (atau suhu minus 3 - 4 oC) (Boran et al. 2006).

Kemudian sampel minyak ikan sardin dicampurkan dengan bahan arang aktif dan bleaching earth, kemudian dilakukan proses homogenisasi dengan menggunakan stirer. Setelah itu dilakukan proses pemisahan residu dan supernatant dengan menggunakan sentrifugasi dengan suhu 10 0C selama 10 menit dengan kecepatan 10.000 rpm.

Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas (AOAC 1995)

Prinsip bilangan asam dan asam lemak bebas adalah pelarutan contoh lemak atau minyak dalam pelarut organik tertentu (alkohol netral 96%) dilanjutkan dengan titrasi menggunakan basa (KOH). Contoh yang akan diuji, ditimbang sebanyak lebih kurang 2 gram di dalam Erlenmeyer 250 ml, lalu ke dalam contoh ditambahkan alkohol netral 96% sebanyak 25 ml dan dipanaskan sampai mendidih. Larutan ditambahkan 2 tetes indikator PP, kemudian dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N hingga berwarna merah muda (konstan selama 15 detik).

Keterangan :

V = Volume KOH untuk titrasi contoh (ml) T = Normalitas larutan KOH

M = Bobot molekul asam dominan (asam oleat 282) m = Bobot contoh (g)

56,1 = Bobot molekul KOH Bilangan Peroksida (AOAC 1995)

Analisis bilangan peroksida dilakukan dengan menimbang minyak lebih kurang sebanyak 2 g contoh dalam erlenmeyer 250 ml kemudian ditambahkan 30 ml pelarut (60% asam asetat dan 40% kloroform) dan dikocok sampai sampel larut. Selanjutnya ditambahkan 0,5 ml KI jenuh kemudian didiamkan selama 2 menit di ruang gelap sambil sekali-kali dikocok. 30 ml aquades ditambahkan, kemudian titrasi dengan natriumthiosulfat 0,01 N hingga warna kuning hampir menghilang. Analisis terhadap blanko dilakukan dengan cara yang sama. Sampel diganti dengan akuades sebagai blanko. Bilangan peroksida didapatkan dari perhitungan rumus :

(17)

5

Keterangan:

W = Berat sampel minyak (g)

Vs = Volume Na2S2O3 untuk titrasi contoh (ml) Vb = Volume Na2S2O3 untuk titrasi blanko (ml) N = Konsentrasi Na2S2O3 hasil standardisasi (N) Bilangan p-Anisidine (IUPAC1987)

Dua gram minyak ikan sardin dilarutkan dalam iso-oktan kemudian diencerkan sampai volume dalam labu ukur 25 ml. Adsorbansi dari larutan minyak setelah reaksi dengan reagen p-anisidine(Ab) kemudian diukur pada panjang gelombang 350 nm menggunakan spektrofotometri. Lima milliliter larutan dipindahkan dalam tabung reaksi, dan 5 mililiter larutan ditambahkan ke tabung reaksi lain sebagai blanko. Satu milliliter reagen p-anisidine (2,5 g/l larutan dalam asam asetat glasial) ditambahkan ke masing-masing tabung reaksi, kemudian tabung reaksi dikocok. Setelah 10 menit, adsorbansi dari larutan minyak (As) diukur pada panjang gelombang 350 nm. Nilai p-anisidine (PAV) ditentukan dengan rumus:

As = Adsorbansi dari larutan minyak setelah reaksi dengan reagen p-anisidine Ab = Adsorbansi dari larutan minyak

m = Massa sampel dalam gram

Bilangan Total oksidasi (Perrin 1996)

Penentuan bilangan total oksidasi diperoleh dari hasil 2PV + PAV, dimana PV adalah bilangan peroksida dan AV sebagai bilangan p-anisidin.

Kejernihan (AOAC 1995)

Panjang gelombang pada spektrofotometer untuk mengukur kejernihan minyak dipilih terlebih dahulu. Dalam penelitian ini, digunakan panjang gelombang 450, 550, 620, 665, dan 700 nm. Setelah itu kuvet dibersihkan dan diisi dengan standar yang akan digunakan. Standar diukur hingga jarum skala menunjukkan skala 100 %. Selanjutnya kuvet yang berisi standar diganti dengan kuvet berisi minyak dan diukur kejernihan minyak dalam bentuk % transmisi. Pengukuran dilakukan dengan pengenceran sebanyak 10 kali yaitu dengan cara mencampurkan 1 bagian minyak (1 ml) dengan 9 bagian pelarut (9 ml). Pada penelitian ini digunakan heksan sebagai pelarut.

(18)

6

Analisis Data

Model rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak faktorial, untuk mengetahui pengaruh linier dari kedua variabel terhadap respon yang diinginkan adalah sebagai berikut :

Yijk = µ + Ai + Bj + ABij + Єijk

Keterangan :

Yijk : Pengamatan faktor A taraf ke-i , faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k µ : Rataan umum

Ai : Pengaruh faktor A pada taraf ke-i Bj : Pengaruh faktor B pada taraf ke-j ABij : Interaksi antara faktor A dengan faktor B

Єijk : Pengaruh galat pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k

Hipotesis :

Ho : Perbedaan jenis adsorben tidak berpengaruh terhadap kualitas minyak ikan H1 : Perbedaan jenis adsorben berpengaruh terhadap kualitas minyak ikan Ho : Perbedaan konsentrasi adsorben tidak berpengaruh terhadap kualitas

minyak ikan

H1 : Perbedaan konsentrasi adsorben berpengaruh terhadap kualitas minyak ikan

Ho : Interaksi jenis adsorben dan konsentrasi adsorben tidak berpengaruh terhadap kualitas minyak ikan

H1 : Interaksi jenis adsorben dan konsentrasi adsorben berpengaruh terhadap kualitas minyak ikan

Nilai hasil interaksi antar faktor kemudian diolah secara statistik menggunakan software statistika (SAS V9) untuk melihat koefisien parameter regresi, persen signifikansi (selang kepercayaan), dan pola interaksi faktor yang berpengaruh signifikan terhadap respon. Uji lanjut yang digunakan dalam analisis data ini adalah uji Duncan untuk melihat pengaruh signifikan dari faktor.

(19)

7

Gambar 2 Sampel minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin (Sardinella sp.)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Awal

Minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin (Sardinella sp.) terlihat berwarna jingga kemerahan pada karakteristik awal. Penampakan warna dari sampel minyak ikan hasil penepungan ikan sardin (Sardinella sp.) dapat dilihat pada Gambar 2.

Minyak ikan hasil samping pengolahan tepung ikan biasanya memiliki kualitas yang lebih rendah dibanding dengan minyak ikan hasil samping pengolahan ikan kaleng. Hal tersebut ditandai oleh warna yang lebih gelap serta kandungan asam lemak bebas yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak ikan hasil samping industri pengalengan ikan. Minyak ikan dengan bilangan peroksida yang tinggi menunjukkan bahwa minyak tidak diproses dan disimpan dengan cara yang benar sehingga menyebabkan terjadinya oksidasi yang berlebihan. Kadar asam lemak bebas yang tinggi dapat disebabkan oleh mutu bahan baku yang cukup rendah, adanya proses termal yang memungkinkan minyak ikan terhidrolisis lebih cepat, serta kandungan air yang tinggi yang menyebabkan terjadinya proses hidrolisis dan menyebabkan oksidasi minyak (Irianto dan Giyatmi 2009).

Karakterisasi awal minyak ikan perlu dilakukan sebagai perbandingan dengan kondisi sampel minyak ikan sebelum dan setelah perlakuan. Analisis tersebut dilakukan setelah 14 hari sampel minyak ikan diterima, dimana sebelumnya disimpan dalam freezer. Hasil analisis mutu minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Mutu minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin

Keterangan IFOS Sampel Ikan Sardin

Kadar asam lemak bebas (%) <7 5,16 ± 0,29 5,17 ± 0,24 Bilangan peroksida (meq/kg) < 5 12,44 ± 0,70 5,33 ± 0,29 Bilangan anisidin (meq/kg) < 15 7,66 ± 0,16 3,88 ± 0,18 Bilangan total oksidasi (meq/kg) < 20 28,95 ± 1,51 14,55 ± 0,51

(20)

8

Analisis yang dilakukan meliputi kadar asam lemak bebas dan bilangan anisidin. Berdasarkan hasil karakterisasi minyak ikan hasil samping penepungan sardin (Tabel 1), dapat dilihat bahwa bilangan asam dan bilangan anisidin dari sampel dan hasil penelitian ikan sardin (Zamzami 2013) masih memenuhi batas aman untuk di konsumsi dari standar minyak ikan komersial yang ditentukan oleh IFOS (Internasional Fish Oil Standards), namun pada bilangan peroksida dan bilangan total oksidasi melebihi batas standar mutu minyak ikan, yaitu sebesar 12,43 ± 0,70 meq/kg untuk bilangan peroksida dan 28,95 ± 1,51 (meq/kg) untuk bilangan total oksidasi. Hal ini menunjukkan bahwa minyak ikan hasil samping penepungan sardin sudah mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh oksidasi. Profil Asam Lemak Bahan Baku

Analisis profil asam lemak dari minyak ikan hasil samping penepungan sardin dilakukan dengan menggunakan gas chromatography. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kandungan asam lemak yang terdapat pada masing-masing bahan baku. Asam lemak terbagi menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh tidak memiliki ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap yang dibagi menjadi asam lemak tak jenuh tunggal ( monounsaturated fatty acid/MUFA ) yang hanya memiliki satu ikatan rangkap dan asam lemak tak jenuh ganda ( polyunsaturated fatty acid/PUFA ) yang memiliki dua atau lebih ikatan rangkap (Estiasih et al. 2009). Profil asam lemak minyak ikan hasil samping penepungan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Profil asam lemak minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin

Profil asam lemak (% b/b)

Asam Laurat (C12:0) 0,06 Asam Miristat (C14:0) 8,12 Asam Pentadekanoat (C15:0) 0,41 Asam Palmitat (C16:0) 15,69 Asam Heptadekanoat (C17:0) 0,42 Asam Stearat (C18:0) 3,46 Asam Arasidat (C20:0) 0,31 Asam Heneikosanoat (C21:0) 0,03 Asam Behenat (C22:0) 0,14 Asam Trikosanoat (C23:0) 0,02 Total SFA 28,68 Asam Miristoleat (C14:1) 0,02 Asam Palmitoleat (C16:1) 7,06 Asam Elaidat (C18:1n9t) 0,10 Asam Oleat (C18:1n9c) 9,56 Total MUFA 16,74 Asam Linolelaidat (C18:2n9t) 0,03 Asam Linoleat (C18:2n6) 0,99

(21)

9 Asam Linolenat (C18:3n3) 0,72 Asam Arakhidonat (C20:4n6) 2,61 EPA (C20:5n3) 13,31 DHA (C22:6n3) 11,99 Total PUFA 29,65

Total yang teridentifikasi 75,05

Total yang tidak teridentifikasi 24,95

Sumber : Faradiba (2013)

Tabel 2 menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tertinggi dalam minyak ikan yaitu EPA dan DHA dengan persentasi 13,31% dan 11,99%. Pada minyak ikan, SFA (Saturated Fatty Acid) yang terdeteksi sebanyak 11 jenis, MUFA (Monounsaturated Fatty Acid) sebanyak 3 jenis, dan PUFA (Polyunsaturated Fatty Acid) sebanyak 6 jenis. Asam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA), asam linoleat (PUFA) merupakan asam lemak yang banyak terdapat di alam dan secara khusus banyak dikandung pada seed oil (Mardiana 2011).

Asam lemak omega-3 dapat membantu peningkatan daya ingat bagi para penderita Alzheimer (Cole et al. 2005), pengembangan psikologi klinis dan penyembuhan berbagai penyakit mental, seperti depresi, deficit hyperactivity disorder, dan demensia (Freeman et al. 2006), EPA banyak berperan dalam penurunan risiko serangan jantung. DHA berperan penting dalam otak dan retina pada tiga bulan terakhir kehamilan dan tahun pertama pertumbuhan (Syakiroh 2012) serta berperan penting dalam bidang psikologi untuk mengetahui tingkat pertumbuhan, perkembangan dan perilaku serta pertumbuhan anak-anak pada usia dini, seperti anak-anak pada penderita autism spectrum disorders (Schuchardt 2010).

Kadar Asam Lemak Bebas

Kadar asam lemak bebas merupakan salah satu indikator untuk mengetahui tingkat hidrolisis trigliserida di dalam minyak ikan. Asam lemak bebas mempunyai stabilitas rendah terhadap oksidasi dibandingkan bentuk trigliserida sehingga keberadaannya dalam produk berlemak bisa diukur. Peningkatan asam lemak bebas dapat menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap oksidasi dan produk oksidasi yang terbentuk dapat berpotensi menimbulkan ketengikan pada minyak ikan (Estiasih et al. 2009)

Berdasarkan hasil yang diperoleh (Gambar 3) perlakuan terbaik dengan kadar asam lemak bebas terendah ditemukan pada minyak ikan yang menggunakan bahan adsorben bleacing earth dengan konsentrasi 5 % yaitu sebesar 1,3 % ± 0.21 % mampu mengurangi kadar asam lemak bebas ikan sebesar 74,7 %, sedangkan penggunaan adsorben bleaching earth dengan konsentrasi 1 % memiliki kadar asam lemak bebas paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya yaitu sebesar 3,85 % dengan tingkat adsorpsi asam lemak bebas sebesar 25,2 %. Minyak ikan hasil pemurnian memenuhi standar mutu minyak ikan konsumsi yang ditetapkan IFOS dengan kadar asam lemak bebas kurang dari 7 %.

(22)

10

Gambar 3 Pengaruh penambahan adsorben terhadap kadar asam lemak bebas minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin. Subscribe huruf kecil menunjukkan pengaruh jenis adsorben; subscribe huruf kapital menunjukkan pengaruh konsentrasi adsorben. ( kontrol; arang aktif; bleaching earth)

Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan jenis dan konsentrasi adsorben memberikan pengaruh nyata terhadap kadar asam lemak bebas minyak ikan hasil samping penepungan sardin (P<0,05). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan penggunaan adsorben arang aktif memberikan hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan bleaching earth. Perlakuan dengan konsentrasi 1 % menunjukkan hasil yang berbeda nyata tehadap konsentrasi 3 % dan 5 %, tetapi perlakuan konsentrasi 3 % dan 5 % tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.

Asam lemak bebas yang terdapat pada minyak tesebut disebabkan oleh minyak tersebut mengalami proses hidrolisis (Winarno 2004). Dengan terjadinya proses hidrolisis ini maka jumlah asam lemak bebas yang terukur akan semakin besar sehingga meningkatkan kadar asam lemak bebasnya. Penggunaan bahan adsorben bleaching earth dan arang aktif dengan seiring penambahan konsentrasi menunjukkan nilai kadar asam lemak bebas semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa minyak yang dipucatkan menggunakan arang aktif memiliki nilai asam lemak bebas yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan bleaching earth. Adanya kontak antar luas pemukaan minyak sehingga lebih banyak komponen asam lemak bebas yang diserap. Hal ini menunjukkan terdapat kemampuan kedua jenis adsorben untuk menyerap komponen-komponen asam lemak bebas yang terdapat pada minyak tanpa menyebabkan minyak tersebut terhidrolisis. Hal ini terjadi karena asam lemak bebas yang terserap oleh bahan adsorben (arang aktif dan bleaching earth) dalam penelitian ini dimungkinkan karena tejadinya proses adsorpsi secara fisika, dimana setiap partikel-partikel adsorbat terperangkap ketika terjadinya kontak dengan permukaan adsorben yang melibatkan gaya yang terjadi antar molekul.

(23)

11 Menurut Winarno (2004), hidrolisis trigliserida dalam minyak akan menghasilkan komponen asam lemak dan monogliserida. Pada tahap akhir akan menghasilkan gliserol dan asam lemak. Tingkat hidrolisis pada minyak yang tinggi dapat disebabkan oleh besarnya jumlah konstituen penghidrolisis minyak yaitu jumlah air yang cukup tinggi atau tingginya aktivitas enzime lipase dalam minyak.

Bilangan Asam

Bilangan asam didefinisikan sebagai jumlah kalium hidroksida yang dibutuhkan untuk netralisasi asam bebas yang terdapat dalam 1 gram senyawa. Dalam hal ini bilangan asam digunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Pengaruh pemberian konsentrasi dan jenis adsorben terhadap bilangan asam minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin dapat dilihat pada Gambar 4.

Berdasarkan hasil yang diperoleh (Gambar 4), peningkatan konsentrasi adsorben menghasilkan bilangan asam yang semakin rendah. Perlakuan terbaik dengan bilangan asam terendah adalah penambahan bahan adsorben bleaching earth pada konsentrasi 5 % yang memiliki bilangan asam sebesar 2,6 ± 0,75 mg KOH/g dan dapat mampu mengurangi bilangan asam pada minyak ikan mencapai 74,76 %, sedangkan perlakuan penambahan adsorben bleaching earth dengan konsentrasi 1 % memiliki bilangan asam yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya yakni sebesar 7,7 ± 0,43 mg KOH/g dengan tingkat adsorbsi sebesar 25,31 %.

Gambar 4 Pengaruh penambahan adsorben terhadap bilangan asam minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin. Subscribe huruf kecil menunjukkan pengaruh jenis adsorben; subscribe huruf kapital menunjukkan pengaruh konsentrasi adsorben. ( kontrol; arang aktif; bleaching earth)

(24)

12

Berdasarkan hasil uji ANOVA, perbedaan jenis adsorben dan konsentrasi setiap perlakuannya memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai bilangan asam yang terdapat pada minyak ikan hasil samping penepungan sardin (P<0,05). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan penggunaan adsorben arang aktif memberikan hasil yang berbeda nyata dibandingkan dengan penggunaan bleaching earth pada setiap perlakuannya. Perlakuan konsentrasi adsorben 1 % menunjukkan hasil yang berbeda nyata dengan konsentrasi adsorben 3 % dan 5 %. Perlakuan konsentrasi adsorben 3 % tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemberian konsentrasi adsorben 5 %. Semakin besar bilangan asam yang terdapat pada minyak maka semakin besar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak ikan tersebut. Jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak menunjukkan kualiatas minyak, dimana semakin tinggi nilai asam lemak bebas maka semakin turun kualitas minyak tersebut.

Peningkatan hidrolisis pada minyak ikan berdampak pada peningkatan jumlah bilangan asam yang dihasilkan dan dapat menurunkan kualitas minyak ikan karena meningkatkan potensi terjadinya kerusakan minyak ikan (Raharjo 2008). Reaksi antara asam lemak bebas tak jenuh dengan oksigen akan menyebabkan teroksidasinya asam lemak bebas tak jenuh sehingga menghasilkan hidroperoksida sebagai produk antara, yang selanjutnya akan menghasilkan produk oksidasi sekunder yang berpengaruh terhadap aroma.

Bilangan Peroksida

Penentuan bilangan peroksida ditujukan untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak ikan. Pengukuran bilangan peroksida pada dasarnya adalah mengukur kadar peroksida dan hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi lemak (Raharjo 2008). Pengaruh konsentrasi dan jenis adsorben terhadap bilangan peroksida minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin dapat dilihat pada Gambar 5.

Hasil menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi adsorben menghasilkan bilangan peroksida yang semakin rendah. Perlakuan terbaik dengan bilangan peroksida terendah adalah perlakuan penambahan bleaching earth pada konsentrasi 5 %, nilai bilangan peroksidanya adalah sebesar 4,46 ± 0,71 meq/kg. Perlakuan tesebut mampu mengurangi komponen peroksida minyak ikan mencapai 60,08 %. Penggunaan bahan adsorben arang aktif dengan konsentrasi 1 % memiliki bilangan peroksida yang paling tinggi dibandingkan dengan bilangan peroksida lainnya, yaitu sebesar 10,38 ± 2,80 meq/kg yang berarti perlakuan tersebut hanya mampu mengurangi komponen peroksida minyak ikan sebesar 16,55 %. Minyak ikan hasil proses pemurnian dinilai masih cukup memenuhi standar mutu minyak ikan konsumsi yang di tetapkan oleh IFOS (Internasional Fish Oil Standards) dengan bilangan peroksida kurang dari 5 meq/kg.

Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan jenis adsorben dan konsentrasi setiap perlakuannya memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai bilangan peroksida yang terdapat pada minyak ikan hasil samping penepungan sardin (P<0,05). Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan penambahan adsorben arang aktif dengan konsentrasi 1 % tidak berbeda nyata dengan perlakuan penambahan bleaching earth dengan konsentrasi 3 %. Namun konsentrasi lain memberikan pengaruh yang signifikan baik pada bahan adsorben

(25)

13 arang aktif maupun bleaching earth. Hal ini menunjukkan bahwa arang aktif dan bleaching earth mampu mengadsorpsi komponen-komponen peroksida dan hidroperoksida yang terdapat pada minyak ikan.

Gambar 5 Pengaruh penambahan adsorben terhadap bilangan peroksida minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin. Subscribe huruf kecil menunjukkan pengaruh jenis adsorben; subscribe huruf kapital menunjukkan pengaruh konsentrasi adsorben. ( kontrol; arang aktif; bleaching earth)

Minyak ikan mengandung asam lemak tidak jenuh dengan ikatan rangkap yang cukup tinggi (polyunsaturated fatty acid/PUFA) dan mudah teroksidasi bila bereaksi dengan oksigen. Oksidasi spontan asam lemak tidak jenuh didasarkan pada serangan oksigen terhadap ikatan rangkap sehingga terbentuk peroksida. Kenaikan nilai bilangan peroksida merupakan indikator bertambahnya jumlah peroksida yang dapat menyebabkan kerusakan minyak ikan dan menimbulkan bau tengik (Almunady et al. 2011).

Bilangan peroksida yang tinggi mengindikasikan lemak atau minyak sudah mengalami oksidasi. Angka peroksida rendah bisa disebabkan laju pembentukan peroksida baru lebih kecil dibandingkan dengan laju degradasinya menjadi senyawa lain, mengingat kadar peroksida cepat mengalami degradasi dan bereaksi dengan zat lain (Raharjo 2008).

Bilangan p-Anisidin

Prinsip penentuan bilangan anisidin adalah berdasarkan pada reaksi antara anisidin dengan α- dan β- aldehid tidak jenuh yang tidak volatil. Aldehid merupakan produk dekomposisi dari ALB teroksidasi. Aldehid tersebut dapat digunakan sebagai sebuah tanda untuk menentukan berapa banyak komponen-komponen peroksida yang telah mulai terpecah (Stier 2001). Pengaruh konsentrasi dan jenis adsorben terhadap bilangan p-anisidin minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin dapat dilihat pada Gambar 6.

(26)

14

Gambar 6 Pengaruh penambahan adsorben terhadap bilangan anisidin minyak ikan hasil samping penepungan sardin. Subscribe huruf kecil menunjukkan pengaruh jenis adsorben; subscribe huruf kapital menunjukkan pengaruh konsentrasi adsorben. ( kontrol; arang aktif; bleaching earth)

Gambar 6 menunjukkan bahwa perbedaan jenis adsorben menunjukkan tingkat penurunan bilangan anisidin yang berbeda. Pelakuan terbaik dengan bilangan p-anisidin terendah adalah penggunaan bleaching earth pada konsentrasi 3 % sebesar 3,03 ± 0,11 meq/kg. Perlakuan tersebut mampu mengurangi komponen aldehid beserta turunannya pada minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin sebesar 61,5 %, sedangkan penggunaan adsorben arang aktif dengan konsentrasi 5 % memiliki bilangan p-anisidin yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya, yaitu sebesar 6,21 ± 0,34 meq/kg dengan tingkat adsorpsi mencapai 29 %. Minyak ikan hasil proses pemurnian memenuhi standar mutu minyak ikan konsumsi yang ditetapkan IFOS dengan bilangan anisidin kurang dari 20 meq/kg

Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan jenis dan konsentrasi adsorben memberikan pengaruh yang nyata terhadap bilangan anisidin minyak ikan hasil samping sardin (P<0,05). Hasil uji Duncan menunjukkan perbedaan bahan adsorben arang aktif memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap bahan adsorben bleaching earth, sedangkan perbedaan konsentrasi masing-masing adsorben 1 %, 3 % dan 5 % menunjukkan hasil yang berbeda. Pada perlakuan yang di berikan konsentrasi 1% dan 5 % tidak memberikan perbedaan yang signifikan namun konsentrasi 3 % memberikan pengaruh yang nyata.

Asam lemak tidak jenuh sangat mudah teroksidasi apabila berinteraksi dengan oksigen dan suhu tinggi hingga menjadi senyawa aldehid, keton, dan turunannya yang lain. Aldehid dapat digunakan sebagai penanda untuk menentukan berapa banyak bahan-bahan yang berubah menjadi peroksida telah dipecah (Krishnamurthy dan Vernon 1996). Hal ini menunjukkan bahwa bahan

(27)

15 adsorben arang aktif dan bleaching earth mampu mengadsorpsi senyawa-senyawa aldehid serta turunannya yang terbentuk dari proses dekomposisi asam lemak pada minyak ikan. Komponen senyawa aldehid yang terserap oleh adsorben dalam penelitian ini dimungkinkan terjadi karena proses adsorbsi secara fisika, dimana setiap partikel-partikel adsorbat terperangkap ketika terjadinya kontak dengan permukaan adsorben yang melibatkan gaya antar molekuler.

Bilangan Total oksidasi

Pengamatan tingkat oksidasi lemak dapat dilihat dari pengukuran bilangan peroksida sebagai produk primer dan bilangan anisidin sebagai produk sekunder secara bersamaan sehingga diperoleh jumlah total produk oksidasi minyak yang disebut total oksidasi.

Bilangan total oksidasi dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak yang disebabkan oleh oksidasi lemak. Bilangan total oksidasi selanjutnya dapat digunakan sebagai parameter kritis titik kemunduran mutu untuk pendugaan umur simpan. Pengaruh konsentrasi dan jenis adsorben terhadap bilangan total oksidasi minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Pengaruh penambahan adsorben terhadap bilangan total oksidasi minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin. Subscribe huruf kecil menunjukkan pengaruh jenis adsorben; subscribe huruf kapital menunjukkan pengaruh konsentrasi adsorben. ( kontrol; arang aktif; bleaching earth)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seiring dengan peningkatan konsentrasi adsorben, bilangan total oksidasi menjadi semakin rendah. Perlakuan terbaik dengan bilangan total oksidasi terendah adalah perlakuan penambahan bleaching earth pada konsentrasi 5 % dengan nilai total oksidasi sebesar 14,23 ±

(28)

16

0,26 meq/kg dan tingkat adsorpsinya mencapai 56,13 %. Penggunaan bahan adsorben arang aktif dengan konsentrasi 1 % memiliki bilangan total oksidasi paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, yaitu sebesar 26 ± 1,10 meq/kg dengan tingkat adsorpsi 19,74 %. Pada penelitian ini, minyak ikan hasil proses pemurnian pada perlakuan bleaching earth pada konsentrasi 3 % dan 5 % memenuhi standar mutu minyak ikan konsumsi yang ditetapkan IFOS dengan bilangan total oksidasi kurang dari 20 meq/kg, namun perlakuan lainnya memberikan hasil yang tidak memenuhi standar mutu minyak ikan konsumsi karena memiliki bilangan total oksidasi lebih dari yang ditentukan.

Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan jenis dan konsentrasi adsorben memberikan pengaruh yang nyata terhadap bilangan total oksidasi minyak ikan hasil samping pengolahan ikan sardin (P<0,05). Hasil uji Duncan menunjukkan perbedaan bahan adsorben dan konsentrasi memberikan pengaruh yang berbeda nyata, namun perlakuan bahan adsorben arang aktif dengan konsentrasi 5 % memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan penambahan adsorben bleaching earth pada konsentrasi 3 %.

Karakteristik Akhir

Hasil menunjukkan bahwa perlakuan penambahan adsorben dapat menghasilkan perubahan kualitas minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin. Analisis yang dilakukan pada minyak ikan hasil samping proses penepungan ikan sardin meliputi nilai kadar asam lemak bebas, nilai bilangan asam, nilai p-anisidin, nilai peroksida, dan nilai total oksidasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Karakteristik awal dan karakteristik akhir minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin

Nilai uji Sebelum Sesudah Persentase

penurunan (%) Kadar asam lemak bebas (%) 5,16 ± 0,29 1,3 ± 0.21 74,70 Bilangan asam (mg KOH/g) 10,27 ± 0,47 2,6 ± 0,75 74,76 Bilangan peroksida (meq/kg) 12,44 ± 0,70 4,46 ± 0,71 60,08 Bilangan anisidin (meq/kg) 7,66 ± 0,16 3,03 ± 0,11 61,50 Bilangan total oksidasi (meq/kg) 28,95 ± 1,51 14,23 ± 0,26 56,13

Bleaching earth memiliki struktur yang berlapis tiga yang memungkinkan molekul trigliserida terserap melalui adanya interaksi dengan ion H+ aktif pada selubung yang terdapat pada struktur bleaching earth. Komponen-komponen warna dan juga logam juga dapat teradsorpsi ke dinding partikel bleaching earth (Neuman dan Dunford 2004). Dengan memiliki luas permukaan yang tinggi sekitar 40-120 m2/g, bleaching earth memiliki kapasitas penyerapan yang sangat baik karena struktur berpori (Calvert 1930; Tsai et al. 2006).

Arang aktif memiliki luas permukaan sekitar 1000 m2/g dan bahkan sangat tinggi (Neuman dan Dunford 2004). Ukuran pori-pori yang terdapat pada arang aktif merupakan parameter yang penting dalam kemampuan daya serap arang aktif. Proses adsorpsi zat pengotor pada adsorben terjadi melalui tiga tahap, yaitu

(29)

17 zat terjerat pada bagian luar, kemudian zat bergerak menuju pori-pori yang ada, dan zat terjerap ke bagian dinding dalam dari bahan adsorben.

Kejernihan

Kejernihan memiliki peranan penting sebagai daya tarik bagi konsumen dalam memilih minyak ikan.Tingkat kejernihan minyak ikan diukur dengan menggunakan beberapa panjang gelombang yaitu 450, 550, 620, 665, dan 700 nm. Tingkat kejernihan minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin yang menggunakan adsorben dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Pengaruh penambahan bahan adsorben terhadap tingkat kejernihan minyak ikan hasil samping penepungan sardin. Subscribe huruf kecil menunjukkan pengaruh jenis adsorben; subscribe huruf kapital menunjukkan pengaruh konsentrasi adsorben.

Berdasarkan hasil pada Tabel 4, tingkat kejernihan minyak ikan pada panjang gelombang 450, 550, 665 dan 700 nm kejernihan minyak ikan masing-masing memiliki nilai berkisar antara 63,55 ± 2,75 - 61,80 ± 0,70 %, 98,25 ± 2,47 - 92,90 ± 1,41 %, 102,75 ± 1,20 - 99,70 ± 0,00 % dan 104,95 ± 0,91- 100,45 ± 1,90 %. Tingkat efisiensi adsorben dalam meng adsorpsi komponen warna pada minyak ikan masing-masing berkisar antara 0,62 – 3,36 %, 0,20 – 5,63 %, 1,02 – 3,67 % dan 0,04 – 4,24 %. Berdasarkan hasil uji ANOVA pada panjang gelombang 450, 550, 665 dan 700 nm perbedaan jenis dan konsentrasi adsorben pada setiap perlakuannya tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P>0,05).

Panjang gelombang 620 nm nilai kejernihan berkisar antara 102,75 ± 1,6 - 97,20 ± 2,68 % dengan adsorpsi berkisar antara 0,78 – 4,65 % memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kejernihan minyak ikan (P<0,05). Hasil uji lanjut Duncan yang dilakukan menunjukkan perbedaan jenis adsorben memberikan pengaruh yang nyata dan pemberian konsentrasi 1 % memberikan hasil yang berbeda terhadap konsentasi 3 % dan 5 %, namun konsentrasi 3 % dan 5 % tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata.

Adsorben Panjang Gelombang (nm)

450 550 620 665 700

Kontrol 63.95 ± 1,20 98,45 ± 1,76 101,95 ± 2,47 103,50 ± 3,11 104,90 ± 2,26

Arang Aktif (%)

1 63,55 ± 2,75 a.A 98,25 ± 2,47 a.A 102,75 ± 1,62 a.A 102,75 ± 1,20 a.A 104,95 ± 0,91 a.A 3 63,70 ± 2,68 a.A 93,35 ± 2,33 a.AB 99,25 ± 1,90 a.AB 99,25 ± 1,62 a.AB 100,56 ± 2,18 a.AB 5 60,85 ± 0,21 a.A 89,05 ± 1,20 a.B 92,30 ± 1,83 a.C 95,25 ± 4,17 a.B 95,15 ± 2,89 a.B Bleaching

Earth (%)

1 60,70 ± 1,27 a.A 94,40 ± 3,67a.AB 98,70 ± 2,26 b.AB 98,70 ± 3,53 b.AB 100,30 ± 3,67 a.AB 3 60,00 ± 0,42 a.A 93,60 ± 1,2 b.AB 97,30 ± 0,42 b.B 99,05 ± 0,07 b.AB 101,35 ± 0,77 a.A 5 61,80 ± 0,70 a.A 92,90 ± 1,41 b.AB 97,20 ± 2,68 b.B 99,70 ± 0,00 b.AB 100,45 ± 1,90 a.AB

(30)

18

KESIMPULAN DAN SARAN

Penggunaan adsorben arang aktif dan bleaching earth dinilai cukup efektif dalam meningkatkan kualitas minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin (Sardinella sardin). Perlakuan terbaik adalah penggunaan bleaching earth pada konsentrasi 5 % yang dapat menurunkan kadar asam lemak bebas hingga 74,7 %, penurunan bilangan asam mencapai 72,9 %, penurunan bilangan peroksida 60,08 %, penurunan bilangan anisidin 61,5 %, penurunan bilangan total oksidasi 56,13 %, dan kenaikan tingkat kejernihan berkisar dari 0,04 - 5,63 %.

Saran untuk penelitian ini adalah dilakukannya penelitian lanjutan dengan mengaplikasikan pengaruh penyimpanan terhadap kualitas minyak ikan. Serta melakukan perbandingan dengan bahan adsorban alami.

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemistry. 1995. Officials Methods of Analysis of AOAC Internasional. Washington (US): AOAC Int.

[IFOS] International Fish Oil Standards. 2013. Best Practices for Submitting Fish Oil Samples for IFOS Program Testing. Canada. Nutrasource Diagnostics. [IUPAC] International Union of Pure and Applied Chemistry.1987. Standar

Methods for Analysis of Oils, Fats, and Derivates.Ed ke-6. England: Pergamon Press.

[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2010. Statistics marine and fishery 2008. Jakarta ministry: maritime and fisheries.

Ahmadi K, Mushollaeni W. 2007. Aktivasi zeolite alam untuk pemurnian minyak ikan dari hasil samping penepungan ikan sardin (Sardinella longiceps).J. Teknologi Hasil Pertanian 8(2): 71-79.

Almunady T, Yohandini H, Gultom UJ. 2011. Analisis kualitatif dan kuantitatif asam lemak tak jenuh omega-3 dari minyak ikan patin (Pangasius pangasius) dengan metode kromatografi gas. J. Penelitian Sains 14: 4. Baker FS, Miller, CE, Repik AJ, Tollens ED. 1997. Activated carbon.

Encyclopedia of separation technology. New York (US): John Wiley and Sons.

Boran G, Karacam H, Boran M. 2006. Change in the quality of fish oils due to storage and time. Food Chemistry 98 (6): 693-698.

Calvert R. 1930. Diatomaceous earth. New York (US): American Chemical Society Monograph Series, J. J. Little and Ives Company.

Celik H. 2002. Commercial fish oil. Istanbul: Department of Chemistry, Faculty of Engineering, Istanbul University. J. of Chemistry 3 (1): 1-6.

Cole GM, Lim GP, Yang F, Teter B, Begum A, Ma Q, Harris-White ME, Frautschy SA. 2005. Prevention of Alzheimer's disease: Omega-3 fatty acid and phenolic anti-oxidant interventions. Neurobiol Aging. 1 : 133-136.

Dewi EN. 1996. Isolasi asam lemak omega-3 dari minyak hasil limbah penepungan dan pengalengan ikan sardin [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Teknik Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

(31)

19 Estiasih T. 2009. Minyak Ikan Teknologi dan Penerapannya untuk Pangan dan

Kesehatan. Yogyakarta (ID) : Graha Ilmu.

Faradiba T. 2013. Karakterisasi dan Kestabilan Produk Kombinasi Minyak Ikan dan Minyak, [skripsi]. Bogor (ID) : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Freeman MP, Hibbeln JR, Wisner KL, Davis JM, Mischoulon D, Peet M, Keck P.E Jr, Marangell LB, Richardson AJ, Lake J, Stoll AL. 2006. Omega-3 fatty acids: evidence basis for treatment and future research in psychiatry. J. Clin Psychiatry. 67 (12) : 1954-1967.

Grim RE 1968. Clay Minerology. United States : McGraw-Hill Inc.

Irianto HE, Giyatmi S. 2009. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Jakarta (ID) : Penerbit Universitas Terbuka.

Krishnamurthy RG, Vernon CW. 1996. Salad oil and oil-based dressings. Di dalam: Bailey’s Industrial Oil and Fat Technology; Edible Oil and Fat Product: Product and Application Technology (4th ed., Vol 3). New York (US): Wiley-Interscience Publication. pp. 193-224.

Mardiana 2011. Karakteristik asam lemak dan kolesterol rajungan (Portunus pelagicus) akibat proses pengukusan [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Neuman TE, Dunford NT. 2004. Edible oil bleaching. In: Dunford NT and Dunford HB (Ed.). Nutritionally Enhanced Edible Oil and Oilseed Processing. AOCS Publishing.

Perrin JL. 1996. Determination of alteration Oil and Fats. Karleskind A, Wolff JP, editor. Paris (FR): Lavoisier Publishing.

Raharjo S. 2008. Melindungi kerusakan oksidasi pada minyak selama penggorengan dengan antioksidan. Foodreview Indonesia. 3(4). April 2008.

Rasyid A. 2000. Isolasi Asam Lemak tak Jenuh Majemuk dari Ikan Lemuru (Sardinella sp). Prosiding Seminar Riptek Kelautan Nasional.

Schuchardt JP, Huss M, Stauss-Grabo M, Hahn A. 2010. Significance of long-chain polyunsaturated fatty acids (PUFAs) for the development and behaviour of children. Eur J Pediatr. 169 (2) : 149-164.

Stier RF. 2001.The measurement of frying oil quality and authenticity. Di dalam: Rossell JB (Ed.). Improving Quality Frying. New York (US) :CRC Press. pp.165-190.

Sulistya, H, Rahayu, S. 2007. Pemisahan Asam Lemak Tak Jenuh dalam Minyak Nabati dengan eksitasi pelarut dan Hidrolisa Multistage. Jurnal teknik kimia Vol (6):1. Yogya. Fakultas Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada. Syakiroh NM. 2012. Peningkatan kualitas asam lemak omega-3 minyak ikan

limbah pengalengan ikan melalui proses degumming, netralisasi, dan bleaching dengan karbon aktif biji kelor (Moringa oleifera Lamk) teraktivasi NaCl. [skripsi]. Malang (ID) : Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Tsai WT, Lai CW, Hsien KJ (2006). Characterization and adsorption properties of diatomaceous earth modified by hydrofluoric acid etching. Journal of Colloid and Interface Science, 297 (2006): 749–754.

Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): PT.Gramedia Pustaka Utama.

(32)

20

Zamzami R. 2013. Pemurnian Minyak Ikan Menggunakan Sisik Ikan Mas (Cyprinus carpio) dan Cangkang Simping (Placuna placenta). [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi hasil penelitian

Lampiran 2 Analisis data minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin FFA

Prosedur GLM Informasi tingkat kelas

kelas tingkat Nilai

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

Jumlah observasi yang digunakan 18 Jumlah observasi yang digunakan 18

(33)

21 Variabel Dependen : FFA

Sumber DF Total jumlah kuadrat

Nilai Rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 15.81251287 3.16250257 30.66 <.0001 Tingkat Kesalahan 12 1.23764562 0.10313713 Koreksi Total 17 17.05015849

Nilai R Variabel koefisien Root MSE Nilai rata-rata FFA 0.927411 11.30829 0.321150 2.839949

Sumber DF Tipe I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 15.81251287 3.16250257 30.66 <.0001

Sumber DF Tipe III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 15.81251287 3.16250257 30.66 <.0001

Tingkat perlakuan N FFA

Nilai tengah Standar Dev AR1 3 3.29364483 0.29920852 AR3 3 3.52385944 0.41002769 AR5 3 3.24062043 0.19211534 BE1 3 3.85791616 0.37911744 BE3 3 1.81997030 0.36361495 BE5 3 1.30368309 0.21981857

(34)

22

Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian Nilai FFA

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 12 Tingkat kesalahan nilai rata-rata 0.103137

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis .5713 .5980 .6142 .6249 .6323

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai tengah N perlakuan

A 4.8139 3 BE1 A B A 4.5430 3 AR3 B A B A 3.7021 3 AR1 B B 3.0600 3 AR5 C 2.7864 3 BE3 C C 2.7772 3 BE5 PV : Prosedur GLM Informasi tingkat

(35)

23

Informasi tingkat

kelas Tingkat Nilai

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

Jumlah observasi yang dilihat 12 Jumlah observasi yang digunakan 12

Dependent Variable: PV

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 46.13180000 9.22636000 47.76 <.0001 Tingkat kesalahan 6 1.15910000 0.19318333 Koreksi Total 11 47.29090000

Nilai R Variabel koefisien Root MSE Nilai rata-rata PV 0.975490 5.624136 0.439526 7.815000

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F perlakuan 5 46.13180000 9.22636000 47.76 <.0001

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F perlakuan 5 46.13180000 9.22636000 47.76 <.0001

Tingkat perlakuan N PV

Nilai rata-rata Std Dev

AR1 2 10.3800000 0.02828427

(36)

24

Tingkat perlakuan N PV

Nilai rata-rata Std Dev

AR5 2 6.4700000 0.70710678

BE1 2 9.4050000 0.70003571

BE3 2 7.4600000 0.00000000

BE5 2 4.4650000 0.00707107

Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian Nilai PV

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 6

Tingkat kesalahan nilai rata-rata 0.193183

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis 1.075 1.115 1.134 1.144 1.148

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai tengah N perlakuan

A 10.3800 2 AR1 A B A 9.4050 2 BE1 B B 8.7100 2 AR3 C 7.4600 2 BE3 C

(37)

25

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai tengah N perlakuan

C 6.4700 2 AR5 D 4.4650 2 BE5 AV : Prosedur GLM Informasi tingkat

kelas Tingkat Nilais

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

Jumlah observasi yang dilihat 18 Jumlah observasi yang digunakan 18

Dependent Variable: AV

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 62.57896816 12.51579363 30.66 <.0001 Tingkat kesalahan 12 4.89805677 0.40817140 Koreksi Total 17 67.47702493

Nilai R Variabel koefisien Root MSE Nilai rata-rata AV 0.927411 11.30829 0.638883 5.649686

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F perlakuan 5 62.57896816 12.51579363 30.66 <.0001

(38)

26

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F perlakuan 5 62.57896816 12.51579363 30.66 <.0001

Tingkat perlakuan N AV

Nilai rata-rata Std Dev

AR1 3 6.55225089 0.59523396 AR3 3 7.01023102 0.81569338 AR5 3 6.44676617 0.38218689 BE1 3 7.67479065 0.75420172 BE3 3 3.62057921 0.72336165 BE5 3 2.59349721 0.43729865

Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian Nilai AV

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 12 Tingkat kesalahan nilai rata-rata 0.408171

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis 1.137 1.190 1.222 1.243 1.258

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai tengah N perlakuan

A 7.6748 3 BE1

A

B A 7.0102 3 AR3

(39)

27

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai tengah N perlakuan

B A 6.5523 3 AR1 B B 6.4468 3 AR5 C 3.6206 3 BE3 C C 2.5935 3 BE5 ANISIDIN : Prosedur GLM Informasi tingkat kelas Tingkat Nilai

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

Jumlah observasi yang dilihat 18 Jumlah observasi yang digunakan 18

Dependent Variable: ANISIDIN Sumber DF Total jumlah

kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 26.25592173 5.25118435 74.66 <.0001 Tingkat kesalahan 12 0.84400984 0.07033415 Koreksi Total 17 27.09993157

(40)

28

Nilai R Variabel koefisien Root MSE Nilai rata-rata ANISIDIN 0.968856 5.925415 0.265206 4.475735

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F perlakuan 5 26.25592173 5.25118435 74.66 <.0001

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F perlakuan 5 26.25592173 5.25118435 74.66 <.0001

Tingkat perlakuan N ANISIDIN Nilai rata-rata Std Dev AR1 3 5.76030327 0.24767261 AR3 3 4.78160969 0.36087971 AR5 3 6.21088616 0.34650738 BE1 3 3.26478856 0.08516746 BE3 3 3.03416667 0.11449163 BE5 3 3.80265340 0.29999972

Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian Nilai ANISIDIN

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 12 Tingkat kesalahan nilai rata-rata 0.070334

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

(41)

29

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

A 6.2109 3 AR5 A A 5.7603 3 AR1 B 4.7816 3 AR3 C 3.8027 3 BE5 D 3.2648 3 BE1 D D 3.0342 3 BE3 TOTOKS : Prosedur GLM Informasi tingkat kelas Tingkat Nilais

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

Jumlah observasi yang dilihat 18 Jumlah observasi yang digunakan 18

Dependent Variable: TOTOKS Sumber DF Total jumlah

kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F

(42)

30

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 4 93.28424000 23.32106000 42.20 0.0005 Tingkat kesalahan 5 0.84400984 0.55264000 Koreksi Total 9 96.04744000

Nilai R Variabel koefisien Root MSE Nilai rata-rata TOTOKS 0.971231 3.759470 0.743398 19.77400

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F perlakuan 4 93.28424000 23.32106000 42.20 0.0005

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F perlakuan 4 93.28424000 23.32106000 42.20 0.0005

Tingkat perlakuan N totoks

Nilai rata-rata Std Dev AR1 2 5.76030327 0.24767261 AR3 2 22.3850000 0.60104076 AR5 2 20.7050000 0.24748737 BE1 2 22.5450000 0.78488853 BE3 2 19.0000000 1.28693434 BE5 2 14.2350000 0.26162951

Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian NILAI totoks

(43)

31

Tingkat kesalahan derajat bebas 5 Tingkat kesalahan nilai rata-rata 0.55264

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis 1.911 1.970 1.996 1.996 2.005

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

A 26.0500 2 AR1 B 22.5450 2 BE1 B B 22.3850 2 AR3 B C B 20.7050 2 AR5 C C 19.0000 2 BE3 D 14.2350 2 BE5 N450 Prosedur GLM Informasi tingkat kelas Tingkat Nilai

(44)

32

Jumlah observasi yang dilihat 12 Jumlah observasi yang digunakan 12

Dependent Variable: 450

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 24.03666667 4.80733333 1.68 0.2720 Tingkat kesalahan 6 17.17000000 2.86166667 Koreksi Total 11 41.20666667

Nilai R Variabel koefisien Root MSE N450 Nilai rata-rata 0.583320 2.738769 1.691646 61.76667

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 24.03666667 4.80733333 1.68 0.2720

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 24.03666667 4.80733333 1.68 0.2720

Tingkat perlakuan N N450

Nilai rata-rata Std Dev AR1 2 63.5500000 2.75771645 AR3 2 63.7000000 2.68700577 AR5 2 60.8500000 0.21213203 BE1 2 60.7000000 1.27279221 BE3 2 60.0000000 0.42426407

(45)

33

Tingkat perlakuan N N450

Nilai rata-rata Std Dev BE5 2 61.8000000 0.70710678 Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian N450

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 6

Tingkat kesalahan nilai rata-rata 2.861667

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis 4.139 4.290 4.365 4.402 4.419

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

A 63.700 2 AR3 A A 63.550 2 AR1 A A 61.800 2 BE5 A A 60.850 2 AR5 A A 60.700 2 BE1 A A 60.000 2 BE3

(46)

34 N550

Prosedur GLM Informasi tingkat kelas Tingkat Nilai

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

Jumlah observasi yang dilihat 12 Jumlah observasi yang digunakan 12

Dependent Variable: 550

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 87.0341667 17.4068333 3.46 0.0812 Tingkat kesalahan 6 30.1550000 5.0258333 Koreksi Total 11 117.1891667

Nilai R Variabel koefisien Root MSE Nilai rata-rata N550 0.742681 2.395338 2.241837 93.59167

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 87.03416667 17.40683333 3.46 0.0812

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 87.03416667 17.40683333 3.46 0.0812

Tingkat perlakuan N N550

Nilai rata-rata Std Dev AR1 2 98.2500000 2.47487373

(47)

35

Tingkat perlakuan N N550

Nilai rata-rata Std Dev AR3 2 93.3500000 2.33345238 AR5 2 89.0500000 1.20208153 BE1 2 94.4000000 3.67695526 BE3 2 93.6000000 1.27279221 BE5 2 92.9000000 1.41421356 Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian N550

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 6

Tingkat kesalahan nilai rata-rata 5.025833

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis 5.486 5.685 5.784 5.834 5.856

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

A 98.250 2 AR1 A B A 94.400 2 BE1 B A B A 93.600 2 BE3 B A B A 93.350 2 AR3

(48)

36

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

B A B A 92.900 2 BE5 B B 89.050 2 AR5 N620 Prosedur GLM Informasi tingkat kelas Tingkat Nilai

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

Jumlah observasi yang dilihat 12 Jumlah observasi yang digunakan 12

Dependent Variable: N620

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 113.7866667 22.7573333 6.15 0.0235 Tingkat kesalahan 6 22.1900000 3.6983333 Koreksi Total 11 135.9766667

Nilai R Variabel koefisien Root MSE Nilai rata-rata N620 0.836810 1.966030 1.923105 97.81667

(49)

37

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 113.7866667 22.7573333 6.15 0.0235

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 113.7866667 22.7573333 6.15 0.0235

Tingkat perlakuan N N620

Nilai rata-rata Std Dev AR1 2 102.750000 1.62634560 AR3 2 98.650000 1.90918831 AR5 2 92.300000 2.26274170 BE1 2 98.700000 1.83847763 BE3 2 97.300000 0.42426407 BE5 2 97.200000 2.68700577 Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian N620

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 6

Tingkat kesalahan nilai rata-rata 3.698333

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis 4.706 4.877 4.962 5.004 5.023

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

(50)

38

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

A B A 98.700 2 BE1 B A B A 98.650 2 AR3 B B 97.300 2 BE3 B B 97.200 2 BE5 C 92.300 2 AR5 N665 Prosedur GLM Informasi tingkat kelas Tingkat Nilai

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

Jumlah observasi yang dilihat 12 Jumlah observasi yang digunakan 12

Dependent Variable: N665

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 53.16666667 10.63333333 1.88 0.2327 Tingkat 6 34.00000000 5.66666667

(51)

39

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F kesalahan Koreksi Total 11 87.16666667

Nilai R Variabel koefisien Root MSE Nilai rata-rata N665 0.609943 2.402903 2.380476 99.06667

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 53.16666667 10.63333333 1.88 0.2327

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 53.16666667 10.63333333 1.88 0.2327

Tingkat perlakuan N N665

Nilai rata-rata Std Dev AR1 2 102.450000 1.20208153 AR3 2 99.250000 1.62634560 AR5 2 95.250000 4.17193001 BE1 2 98.700000 3.53553391 BE3 2 99.050000 0.07071068 BE5 2 99.700000 0.00000000 Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian N665

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 6

(52)

40

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis 5.825 6.037 6.142 6.195 6.218

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

A 102.450 2 AR1 A B A 99.700 2 BE5 B A B A 99.250 2 AR3 B A B A 99.050 2 BE3 B A B A 98.700 2 BE1 B B 95.250 2 AR5 N700 Prosedur GLM Informasi tingkat kelas Tingkat Nilai

perlakuan 6 AR1 AR3 AR5 BE1 BE3 BE5

(53)

41

Jumlah observasi yang digunakan 12

Dependent Variable: N700

Sumber DF Total jumlah kuadrat Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Model 5 98.3660417 19.6732083 3.71 0.0707 Tingkat kesalahan 6 31.7940500 5.2990083 Koreksi Total 11 130.1600917

Nilai R Variabel Koefisien Root MSE Nilai rata-rata N700 0.755731 2.291436 2.301958 100.4592

Sumber DF Type I SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 98.36604167 19.67320833 3.71 0.0707

Sumber DF Type III SS Nilai rata-rata Nilai F Pr > F Perlakuan 5 98.36604167 19.67320833 3.71 0.0707

Tingkat perlakuan N N700

Nilai rata-rata Std Dev AR1 2 104.950000 0.91923882 AR3 2 100.555000 2.18495995 AR5 2 95.150000 2.89913780 BE1 2 100.300000 3.67695526 BE3 2 101.350000 0.77781746 BE5 2 100.450000 1.90918831

(54)

42

Tes Jarak Berlapis Duncan Untuk Pengujian N700

Alpha 0.05

Tingkat kesalahan derajat bebas 6

Tingkat kesalahan nilai rata-rata 5.299008

Jumlah rata-rata 2 3 4 5 6

Jarak kritis 5.633 5.838 5.939 5.990 6.013

Nilai tengah dengan huruf yang sama tidak berbeda signifikan Pengelompokan duncan Nilai rata-rata N perlakuan

A 104.950 2 AR1 A A 101.350 2 BE3 A B A 100.555 2 AR3 B A B A 100.450 2 BE5 B A B A 100.300 2 BE1 B B 95.150 2 AR5

Gambar

Gambar 1 Diagram alir prosedur pemurnian minyak ikan Analisis:
Tabel 1 Mutu minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin
Tabel 2 Profil asam lemak minyak ikan hasil samping penepungan ikan sardin
Tabel  2  menunjukkan bahwa kandungan asam lemak tertinggi  dalam  minyak ikan yaitu EPA dan DHA dengan persentasi 13,31% dan 11,99%
+7

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi kesesuaian lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tata guna tanah yang membandingkan persyaratan yang diminta untuk penggunaan lahan yang akan diterapkan

Mohon maaf untuk setiap download hanya 5 nomor soal, silahkan anda ulangi download untuk mendapatkan soal lebih lengkap. Jika anda ingin melihat kunci jawaban silahkan berkunjung di

[r]

Tahap analisis data dilakukan dengan mengolah ide musikal, menyusun motif, juga dengan mendengarkan beberapa komposisi untuk menjadi acuan, sekaligus menentukan instrumen

Diharapkan bagi pihak sekolah mengadakan pertemuan dengan orang tua untuk mendiskusikan dan memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja, kegiatan

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan suatu penilaian terhadap harapan pelanggan dengan hasil kinerja pelayanan dari suatu

[r]

Berdasarkan pada perhitungan skor OES dan penilaian akhir dapat diketahui dari 18 proses yang diamati, terdapat 9 proses dengan nilai OES berada pada rentang 0,4 &lt; OES ≤ 0,5