• Tidak ada hasil yang ditemukan

Protokol Pemantauan Pemanfaatan Sumber Daya di Taman Nasional Perairan Laut Sawu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Protokol Pemantauan Pemanfaatan Sumber Daya di Taman Nasional Perairan Laut Sawu"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Protokol Pemantauan Pemanfaatan

Sumber Daya di Taman Nasional

Perairan Laut Sawu

Kompilasi oleh:

Rahmat Hidayat, Dhian Widiyani, Derta Prabuning, Omega Raya, Yusuf Fajariyanto, Purwanto Kontak: bkkpn_kupang@yahoo.co.id

(2)

Protokol Pemantauan

Pemanfaatan Sumber Daya di

Taman Nasional Perairan Laut Sawu

Kompilasi Oleh:

Rahmat Hidayat, Dhian Widiyani, Derta Prabuning, Omega Raya, Yusuf Fajariyanto, Purwanto Kontak: bkkpn_kupang@yahoo.co.id

Sitasi yang disarankan: Rahmat Hidayat, Dhian Widiyani, Derta Prabuning, Omega Raya, Yusuf Fajariyanto, Purwanto. 2014. Protokol Pemantauan Pemanfaatan Sumberdaya di Taman Nasional Perairan Laut Sawu. Balai Kawasan Konservasi dan Perairan Nasional, Kupang.

Kontak: bkkpn_kupang@yahoo.co.id

(3)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... 2 DAFTAR ISI ... 3 DAFTAR GAMBAR ... 4 DAFTAR TABEL ... 5 PENDAHULUAN ... 6

Latar belakang dan rasional ... 6

Tujuan monitoring ... 7

METODE MONITORING ... 8

Definisi & metode ... 8

Material dan kelengkapan survei ... 11

Anggota tim lapang ... 13

Formulir, rute survei dan pencatatan data ... 14

Estimasi luas area yang dicakup dalam survei lapang ... 15

Penyimpanan dan penyebaran data ... 16

MEMASUKKAN DATA, ANALISIS DATA DAN PELAPORAN ... 17

Memasukkan data ... 17

Analisis data ... 17

Penyajian data ... 18

Pelaporan ... 18

PROSEDUR OPERASIONAL LAPANG ... 20

Perlengkapan survei ... 20

Persiapan ... 20

Sebelum berangkat ... 20

Selama kegiatan monitoring ... 21

(4)

Setelah survei ... 21

Catatan untuk pemanfaatan sumberdaya tetap ... 22

ANGGARAN PELAKSANAAN SURVEI ... 23

REKOMENDASI ... 24

BAHAN BACAAN ... 25

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pembagian sektor monitoring pemanfaatan sumberdaya di TNP Laut Sawu... 11 Gambar 2.‘Worksheet Judul’ dalam database monitoring pemanfaatan

sumberdaya ... 37 Gambar 3. Tabel ‘P1’ dalam database monitoring pemanfaatan sumberdaya, mengandung informasi yang rinci tentang masing-masing sorties ... 38 Gambar 4. Tabel ‘P2’ bagian kiri dalam database monitoring pemanfaatan

sumberdaya ... 39 Gambar 5. Bagian kiri dari tabel ‘P3’ dalam database monitoring pemanfaatan sumberdaya, mengandung informasi dari masing-masing pemanfaatan

sumberdaya ... 40 Gambar 6. Bagian kanan dari table ‘P3’ dalam database monitoring

pemanfaatan sumberdaya, mengandung informasi masing-masing

pemanfaatan sumberdaya yang diamati ... 41 Gambar 7. Tabel P5 dalam database monitoring pemanfaatan sumberdaya,

mengandung informasi detail masing-masing ... 42 Gambar 8. Daftar variabel dalam database monitoring pemanfaatan

sumberdaya berdasarkan penempatan dalam sheet dan tabel dengan

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Lokasi awal perjalanan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut ... 9

Tabel 2. Rencana perjalanan per sektor ... 9

Tabel 3. Luasan area per sektor ... 15

(7)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang dan Rasional

Taman Nasional Perairan Laut Sawu terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia dan merupakan Kawasan Konservasi Perairan yang terluas di Segitiga Karang Dunia dengan luas 3,35 juta hektar. Laut Sawu memiliki sebaran tutupan terumbu karang dengan keragaman hayati spesies yang sangat tinggi serta memiliki habitat laut dalam yang mendukung keanekaragaman setasea di dalamnya. Total, 22 jenis setasea, termasuk 2 spesies paus yang langka dan kharismatik yaitu Paus Biru dan Paus Sperma ditemukan di daerah ini. Sebagian besar pantai-pantai di wilayah ini teridentifikasi sebagai lokasi peneluran penyu yang termasuk dalam daftar jenis langka dan terancam pada IUCN Red Data Book dan CITES. Aktifitas perikanan yang merusak dan overfishing merupakan ancaman terhadap terumbu karang serta terbelit alat tangkap, by catch dan tertabrak oleh kapal merupakan ancaman bagi setasea.

Perairan Laut Sawu sangat penting bagi pembangunan di Provinsi NTT, karena hampir sebagian besar Kabupaten/Kota di NTT sangat tergantung kepada Laut Sawu. Lebih dari 65 % potensi lestari sumberdaya ikan di Provinsi ini disumbang oleh Laut Sawu (DKP Provinsi NTT, 2010).

Menyadari akan strategisnya Laut Sawu sebagai kawasan yang penting, maka atas dukungan Kementrian Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Daerah NTT dan stakeholder terkait, telah ditetapkan TNP Laut Sawu dan sekitarnya sebagai kawasan konservasi perairan nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 5/KEPMEN-KP/2014, terdiri dari: (a) Wilayah Perairan Selat Sumba dan sekitarnya seluas 557.837,40 hektar; dan (b) Wilayah Perairan Pulau Timor-Rote-Sabu-Batek dan sekitarnya seluas 2.797.515,42 hektar, dengan luas total lebih kurang 3.355.352,82 hektar. Untuk pengelolaan efektif Taman Nasional Perairan Laut, Menteri Kelautan dan Perikanan juga telah mengesahkan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Nasional Perairan Laut Sawu dan sekitarnya untuk periode 2014-2034, dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/KEPMEN-KP/2014. Informasi tentang tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya laut sangat dibutuhkan sebagai salah satu pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan pengelolaan kawasan perlindungan laut. Informasi ini juga akan bermanfaat bagi pengelola perikanan maupun pengguna sumberdaya, seperti nelayan maupun masyarakat lokal. Terkait dengan hal tersebut, BKKPN Kupang merencanakan untuk melakukan kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya di wilayah perairan TNP Laut Sawu. Pembuatan protokol ini ditujukan sebagai pedoman bagi tim monitoring dalam melaksanakan kegiatan di lapang. Protokol ini dihasilkan dari rangkaian lokakarya, try out serta FGD yang dilakukan di Kupang pada periode

November hingga Desember 2014. Lokakarya diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari:

BKKPN Kupang, DKPP NTT, LANTAMAL, Polair, DKP NTT, PSDKP Kupang, BBKDSA NTT, BPSPL Satker Kupang, HNSI; yang sebelumnya telah terlebih dahulu disusun oleh tim inti dari BKKPN Kupang, TNC – Proyek Laut Sawu dan Reef Check Indonesia.

(8)

Tujuan Monitoring

Secara keseluruhan, tujuan utama dari monitoring pemanfaatan sumberdaya adalah untuk:  Memberikan informasi agar pengelolaan bisa adaptif,

 Mengukur kinerja pengelolaan.

Kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya ini secara khusus bertujuan untuk:

 mengumpulkan data pemanfaatan sumberdaya laut, terutama perikanan (pemanfaatan ekstraktif) dan pariwisata (pemanfaatan non-ekstraktif).

 menyampaikan tipe-tipe dan pola spasial dan temporal pemanfatan sumberdaya laut kepada pengguna sumberdaya, melalui pemerintah lokal.

 meningkatkan interaksi dengan pengguna sumberdaya laut di TNP Laut Sawu.

 sebagai informasi bagi pengelola nantinya dalam menyusun perencanaan dan pengeloaan konservasi sumberdaya kelautan perairan TNP Laut Sawu.

(9)

3

METODE MONITORING

Definisi dan Metode

Monitoring pemanfaatan sumberdaya laut disini didefinisikan sebagai suatu kegiatan dimana suatu tim melakukan survei lapangan pada suatu daerah tertentu untuk mengetahui apa tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya yang ada, kapan, dimana, dan oleh siapa (Mous, Wiadnya & Pasya 2004).

‘Pemanfaatan sumberdaya’ disini diartikan sebagai pemanfaatan sumberdaya laut dapat diperbarui (alam hayati); pemanfaatan ekstraktif (penangkapan ikan, pengambilan batu karang, dll) dan pemanfaatan non-ekstraktif (pariwisata, pendidikan, dll).

Pengguna sumberdaya juga dibedakan berdasarkan kategori ‘bergerak’ seperti: pemancing dan alat tangkap sejenisnya maupun pengguna yang tetap seperti budidaya rumput laut, rumah berlabuh dan sejenisnya.

Memonitor pemanfaatan sumberdaya bisa dilakukan melalui analisis statistik (misalkan data dari tempat pelelangan ikan), akan tetapi pada pembahasan ini, monitoring pemanfaatan sumberdaya diartikan sebagai suatu aktivitas dimana kegiatan pemanfaatan sumberdaya itu diamati di tempat kejadian, in situ, misalnya di laut dimana peristiwa tersebut terjadi. Dalam meningkatkan efektifitas pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut di TNP Laut Sawu dibagi ke dalam dua area pemantauan, yaitu:

a) Area Prioritas ≤2 km

Mengingat cakupan luas TNP Laut Sawu maka diperlukan pembagian zona, area ini hanya difokuskan pada jarak ≤ 2 km yang didasarkan pada metode yaitu rute pemantauan pada wilayah pantai yang dihitung dari kedalaman 20 m ditambah 500 m ke arah laut, kondisi lapangan di TNP Laut Sawu berjarak sekitar ±1km, dan ditambah jangkauan jarak pandangan binokuler (1 km).

Tim lapang masing-masing sektor akan menyisir area cakupan pemantauan, mencatat dan mewawancarai nelayan dan pengguna sumberdaya laut lainnya yang ditemui di laut ketika sedang melakukan aktifitas, seperti menangkap ikan, beristirahat atau pindah tempat.

Kegiatan pemantauan keliling dilakukan secara berkala, 3 bulan sekali untuk mendapatkan kecenderungan (perubahan berdasarkan waktu). Pemantauan dilaksanakan selama 1-3 hari dalam satu Sortie_ID atau perjalanan tergantung luasan dan/atau panjang sektor. Rute standar yang diikuti selama melakukan monitoring disajikan pada Gambar 1.

(10)

b) Zona Sekunder >2 mil

Pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut zona >2 mil dilaksanakan terintegrasi dengan tim pengawasan/patroli atau dengan armada yang lebih memadai. Teknis pencatatan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut seperti pada zona ≤3mil. Perjalanan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut untuk zona (a) dimulai dari masing-masing lokasi berdasarkan sektor, sebagai berikut:

Tabel 1. Lokasi awal perjalanan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut No Sektor Awal Sortie 1 Utara Semau – Batek Desa Kolabe 2 Selatan pulau Timor Teluk Kupang 3 Pulau Rote Ndao Desa Tesabela 4 Pulau Sabu Raijua Desa Ledeana 5 Sumba Timur bagian Timur – Selatan Desa Lumbukore 6 Utara Sumba Timur – Sumba Tengah Desa Wendewa Barat 7 Utara Sumba Barat Daya – Sumba Barat Daya Desa Bukambero 8 Manggarai Barat dan Selatan Manggarai Desa Nagabere

Awal sortie merupakan desa-desa dengan akses mudah dan ketersediaan kapal dan logistic pendukung lainnya.

Pelaksanaan di kedua zona, tim dapat bermalam di kapal/rumah penduduk dan mempersiapkan perjalanan pada hari berikutnya, pada tempat yang ditentukan dan disepakati bersama oleh ketua tim dan kapten kapal.

Tabel 2. Rencana perjalanan per sektor

No Sektor Rencana perjalanan

1 Utara Semau – Batek Kapal berangkat dari desa Kolabe menyisir sesuai metode menuju dan mengelilingi pulau Batek, kemudian kembali dan menuju Biobabaru. Dari Biobabaru menuju Sulamu.

2 Selatan pulau Timor Kapal berangkat dari Teluk Kupang, menyisir pesisir Oematnunu dan menuju Lifuleo dan kemudian menyisir pesisir selatan Timor menuju Sahraen dan berakhir di desa Tuafanu di Timor Tengah Selatan.

3 Pulau Rote Berangkat dari desa Tesabela menyisir Sotimori hingga Daiama. Menuju Edalode dan menyisir pesisir utara Rote hingga Tolama. Mengelilingi pulau Ndaonuse dan Nuse, kemudian kembali menyisir pulau Rote di Mbueaian menuju Boa hingga Batutua. Sebelum kembali ke Tesabela, mengelilingi pulau Ndana.

4 Pulau Sabu Raijua Berangka dari desa Ledeana menyisir utara Sabu menuju Lederaga. Menyisir utara pulau Raijua dan mengelilingi pulau Dana. Menyisir selatan pulau

(11)

5 Raijua dan menuju Lobohede dan menyisir selatan pulau Sabu hingga Kajiratu.

5 Sumba Timur bagian Timur – Selatan

Berangkat dari desa Lumbukore menuju Tanaraing, kemudian menyisir menuju Laijanji dan kemudian Praimandita. Kemudian mengelilingi pulau Mengudu dan Salura.

6 Utara Sumba Timur – Sumba Tengah

Berangkat dari desa Wendewa Barat menuju Lenang dan berakhir di Hambapraing di Sumba Timur

7 Utara Sumba Barat Daya – Sumba Barat Daya

Berangkat dari desa Bukambero menuju Atedalo. Dari Atedalo menuju ke Weelondaradamata dan masuk ke Kabupaten Sumba Barat berakhir di Tanambanas

8 Selatan Manggarai dan Manggarai Barat

Berangkat dari desa Nagabere menuju Benteng Desa dan menuju ke Sataruwuk. Mengelilingi pulau Mules dan berakhir di desa Cekaluju.

Pengambilan data dilakukan terhadap seluruh tipe pemanfaatan sumberdaya laut (perikanan dan pariwisata, pemanfaatan sumberdaya bergerak maupun tetap), dengan mewawancarai pengguna sumberdaya bergerak maupun mengamati dan mencatat pemanfaatan sumberdaya tetap. Pengamatan dan pengambilan data hanya dilakukan pada siang hari yang secara ideal selama 6 jam efektif di lapangan.

Seluruh wilayah perairan laut yang dicakup dalam kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya dibagi ke dalam 8 sektor yang berbeda (lihat Gambar 1).

Dengan mengikuti rute pemantauan, tim juga melakukan estimasi terhadap persentase setiap sektor yang dilewati (0 – 100%). Hal ini dilakukan dengan mengisi lembar data yang sudah dipersiapkan yaitu formulir P2 (lihat lampiran 1). Terkait dengan kegiatan pemantauan, tim melakukan wawancara untuk pemantauan sumberdaya bergerak dengan mengisi Formulir P3 (lihat lampiran 1) serta melakukan pengamatan terhadap pemanfaatan sumberdaya tetap dengan mengisi Formulir P4 dan P5 (lihat lampiran 1).

Lama perjalanan diperkirakan bahwa rute tersebut akan memerlukan waktu sekitar 2-4 hari kerja untuk menyelesaikan satu sektor. Sehingga total hari untuk pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut di TNP Laut Sawu sekitar 16-32 hari kerja.

Materi Dan Kelengkapan Survei

Kelengkapan dasar yang dibutuhkan untuk melakukan survei monitoring pemanfaatan sumberdaya laut di TNP Laut Sawu adalah

 Kapal dengan peralatan perlengkapan seperti:  GPS

 Life-jackets/Pelampung keselamatan: sesuai jumlah awak plus cadangan 3 (tiga) buah

 Kompas  Senter

(12)

 Lampu sorot dan senter  Peralatan P3K

 Alat komunikasi; telepon satelit

GPS yang terpasang dalam kapal berfungsi untuk mencatat:  Tracking rute yang dilalui setiap perjalanan

 Panjang tempuh yang diselesaikan setiap melakukan perjalanan dan rata-rata kecepatan.

Catatan lainnya:

 Kompas adalah peralatan yang juga terdapat di dalam kapal, berfungsi sebagai cadangan jika GPS tidak berfungsi.

 Lampu sorot dimaksudkan untuk memberikan tanda-tanda lambung ketika (dengan sangat terpaksa) harus melakukan perjalanan pada malam hari.

 Lampu senter digunakan untuk memberikan penerangan haluan di depan dalam melakukan perjalanan malam hari (jika ada kayu atau benda lainnya yang menghalangi haluan).

 Kapal dilengkapi dengan setidaknya 10 unit live-jacket yang menunjukkan jumlah penumpang maksimal bisa diakomodasi oleh kapal, termasuk kapten dan ABK. Kapal juga selalu dilengkapi dengan kotak P3K dengan beberapa obat dan peralatan pertolongan pertama.

 Kapal dipegang oleh seorang kapten yang memiliki sertifikat untuk mengemudikan kapal dan berpengalaman serta mengenal wilayah laut yang akan dijadikan rute monitoring.

 Kapal juga dilengkapi dengan seorang ABK yang bertugas untuk memandu perjalanan (jika diperlukan), menambatkan kapal, memelihara kebersihan kapal, memperbaiki jika ada kerusakan ringan dan menjaga kapal.

 Kapten kapal bertugas dalam menjaga keselamatan penumpang dan mengatur perjalanan di laut.

 Jika kapten kapal menyatakan tidak memungkinkan untuk menempuh rute yang sudah ditentukan, maka ketua tim yang memimpin perjalanan monitoring tidak bisa melewati kewenangan dari kapten kapal.

(13)

7 G a m b a r 1 . P e m b a g ia n s e kt o r m o n it o ri n g p e m a n fa a ta n s u m b e rd a ya d i T N P L a u t S a w u .

(14)

Peralatan dan perlengkapan standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan survei adalah  GPS handheld

 Teropong (binokular) – 2buah  Kamera digital – waterproof (anti-air)  Papan alas tulis dengan penjepit  Alat tulis

 Panduan alat tangkap dan identifikasi ikan (anti air)

 Peraturan-peraturan yang terkait dengan pemanfaatan sumberdaya laut Beberapa catatan:

 GPS tangan berfungsi untuk mencatat posisi koordinat pengguna sumberdaya di dalam peta, ketika melakukan wawancara dengan mereka (pengisian formulir P3).  Jika ditemukan ikan atau alat tangkap yang baru dan tidak terdapat dalam kategori

yang ada di dalam formulir, bisa dilakukan dokumentasi dengan menggunakan kamera digital.

 Kamera digital dengan fasilitas audio-visual bisa bertindak sebagai bukti di lapangan, jika pengguna sumberdaya melakukan tindakan yang melanggar hukum, seperti menangkap ikan dengan menggunakan bom atau potasium, dll.

 Alat teropong (binokular) berfungsi untuk mengidentifikasi pengguna sumberdaya secara lebih jelas, jika pengamatan dengan pandangan mata biasa tidak memungkinkan. Sebagai contoh, kapal pembeli dan pengumpul ikan kerapu hidup dari Hongkong, biasanya berlabuh sedikit di luar pantai.

 Binokular membantu dalam mengidentifikasi kapal tersebut, sebelum mengambil keputusan untuk mendekati kapal dan melakukan wawancara.

Anggota Tim Lapangan

Tim pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut di TNP Laut Sawu, dalam menyelesaikan satu Sortie_ID / perjalanan, paling tidak terdiri dari 6 (enam) orang:

a) Petugas Monitoring BKKPN Kupang Bertindak sebagai ketua tim dan bertugas:

 Menyiapkan seluruh formulir lapang (P1, P2, P3, P4, P5)

 Menentukan jalur perjalanan/trip melalui konsultasi dengan kapten kapal

 Mempersiapkan seluruh peralatan survei (GPS tangan dengan batterai ekstra, kamera digital, teropong, dll)

 Memastikan anggota tim yang akan ikut dalam survei, mempersiapkan surat tugas (jika dibutuhkan), mencatat posisi GPS, mengisi seluruh formulir survei dan melakukan kontak radio/alat komunikasi lainnya dengan kantor BKKPN Kupang. b) Petugas Administrasi BKKPN Kupang

Bagian administrasi bertugas mengatur keuangan pelaksanaan pemantauan pemanfaatan sumberdaya, termasuk pembayaran dan pelunasan administrasi.

c) Petugas BKKPN Tenaga Teknis Kabupaten

Menyiapkan keperluan di lokasi berdasarkan sektor, seperti transportasi darat (misal sewa mobil, dll), penginapan lokal, persewaan kapal survei, serta berkoordinasi dengan masyarakat dan Pemda setempat.

(15)

9 d) Kapten Kapal

Bertanggung jawab dalam membawa kapal, mengikuti rute survei, bertanggung jawab dalam keselamatan penumpang selama survei di laut, mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan rute perjalanan (jika cuaca di laut tidak memungkinkan untuk dilalui) dan menentukan lokasi bermalam/berlabuh. Kapten kapal harus mempunyai sertifikat SKK60 mil, kecakapan yang diharuskan untuk mengemudikan kapal. Surat Keterangan Kecakapan (SKK) 60 mil yang asli harus selalu berada di atas kapal, setiap kali kapal dibawa oleh kapten yang bersangkutan.

e) Satu orang ABK

Bertugas menyiapkan logistik, mengisi bahan bakar, menjaga kebersihan dan tambatan kapal.

f) Satu anggota masyarakat lokal

Anggota tim dari masyarakat ini harus bisa berbahasa lokal dan mengerti tata karma lokal. Dia bertugas untuk memandu tim dan bertanggung jawab untuk: melakukan wawancara dengan pengguna sumberdaya, memberikan informasi nama lokasi yang sering dipakai oleh masyarakat, memberikan saran tempat menginap dan memberikan saran atas tindakan yang sebaiknya dilakukan jika menemukan kegiatan yang melanggar hukum.

g) Seorang petugas dari masing-masing Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten. Petugas ini bertugas dan bertanggung jawab: melakukan wawancara/membantu masyarakat lokal, menyampaikan aturan pemanfaatan sumberdaya di laut dan bertindak sebagai aparat pemerintah daerah dalam kewenangan melakukan survei monitoring. h) Unsur Penegak Hukum. Dari PSDKP/Pol Air/AL

Bertugas melakukan tindakan untuk aktifitas pelanggaran hukum.

Formulir, Rute Survey dan Pencatatan Data

Ketua tim bertanggung jawab dalam mengisi seluruh kelengkapan formulir lapang, memasukkan ke dalam komputer, menyimpan arsip data (hard copy) dan mengirimkan satu copy data kepada pemerintah daerah. Pengisian masing-masing formulir adalah sebagai berikut:

 Sebelum Berangkat

Ketua tim mengisi data awal pada formulir P1 (Sortie_ID, tanggal dan jam berangkat, kapal yang digunakan dan anggota tim). Ketua tim meminta masing-masing anggota untuk mengisi dan membubuhkan tandatangan pada formulir P1, termasuk kapten dan ABK. Setelah lengkap, formulir P1 ditandatangani oleh ketua tim. Formulir P1 dibuat dalam 2 copy, satu copy diserahkan kepada operator radio di darat, sedangkan satu copy lagi dibawa oleh tim.

 Memulai Perjalanan Pemantauan

Ketika seluruh tim ada di atas kapal, ketua tim menentukan rute perjalanan monitoring setelah berdiskusi dengan kapten, pada formulir P2. Rute survei tersebut diinformasikan kepada seluruh tim dan diserahkan kepada kapten. Ketua tim mengisi kelengkapan formulir P2 (Sortie_ID, tanggal berangkat dan jam berangkat, lokasi menginap, sektor yang dilewati dan jumlah pelanggaran yang ditemukan). Ketua tim atau kapten melapor kepada stasiun radio di kota, menyatakan bahwa tim segera berangkat.

(16)

 Perjalanan dan Wawancara

Ketika melihat pengguna sumberdaya bergerak, ketua tim mulai mempersiapkan posisi GPS, pengisian formulir P3, kamera digital dipegang oleh petugas pemerintah dan meminta kepada anggota tim dari masyarakat untuk melakukan wawancara kepada pengguna sumberdaya (nelayan atau pariwisata). Jika pengguna sumberdaya adalah pariwisata yang berbicara dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya, wawancara diambil alih oleh ketua tim atau petugas dari pemerintah daerah setempat.

 Perjalanan dengan Dokumentasi

Dalam kegiatan wawancara, jika menemukan penggunaan alat yang melanggar atas pertimbangan tim, petugas dari pemerintah mengambil gambar atau video alat tangkap maupun kegiatan pemanfaatan sumberdaya yang melanggar ketentuan hukum. Termasuk kegiatan melanggar disini adalah mulai dari penggunaan alat kompresor. Jika menemukan jenis pemanfaatan sumberdaya yang baru dan tidak terdaftar dalam formulir P3 atau P4 dan P5, petugas membuat dokumentasi dari pemanfaatan sumberdaya dengan mengambil gambar menggunakan kamera digital.

 Perjalanan dengan Pengamatan

Ketika menemukan pemanfaatan sumberdaya tetap (karamba jaring apung, budidaya rumput laut, rumah berlabuh atau sejenisnya), ketua tim mengisi formulir P4 dengan memberikan tanda dan posisi sumberdaya tetap ke dalam sektor. Selanjutnya ketua tim mengisi formulir P5 (Sortie_ID, FeatureID, Feature_Type dan deskripsi atau keterangan objek)

 Tempat Bermalam

Tim bermalam di kapal/rumah penduduk dan melakukan evaluasi pada malam hari serta untuk persiapan kegiatan hari berikutnya. ABK menyiapkan logistik untuk makan malam dan sarapan pagi.

 Akhir Satu Sortie

Pada akhir survei, ketua tim melengkapi pengisian formulir P2, termasuk melakukan revisi terhadap rute survei yang aktual. Ketua tim bertanggung jawab untuk menyelesaikan seluruh administrasi dengan anggota tim monitoring .

 Penyimpanan Data

Ketua tim bersama tim monitoring bertanggung jawab dalam memasukkan data lapang ke dalam format data base di komputer. Data sudah harus dimasukkan paling lambat tiga hari setelah survei. Ketua tim membuat satu copy data dan diserahkan kepada Kepala Distrik setiap bulan. Formulir P1, P2, dan P3 untuk satu Sortie_ID disatukan dan disimpan secara berurutan dalam file-holder. Formulir P4 dan P5 dijadikan satu dan akan dibawa lagi bersama Sortie_ID selanjutnya sampai waktu 3 bulan atau 13 Sortie_ID.  Penyimpanan Gambar

Jika ada gambar yang penting dalam satu Sortie maka dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan seleksi terhadap gambar, memberikan nama file dan membuat diskripsi lengkap dari gambar tersebut. File gambar diberi nama sesuai dengan informasi Sortie. Misalnya: P_001_01.jpg (Gambar yang diambil pada Sortie_ID = 001, gambar nomor 01). File tersebut dijelaskan pada lembar data PIC

(17)

11

Estimasi Luas Area dalam Survey Lapangan

Cakupan area yang utama dalam kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya adalah garis pantai sampai kedalaman 20 m ditambah 500 m ke arah laut ditambah jangkauan binokular 1 kilometer. Monitoring bisa mencapai area di luar batas tersebut, kalau melihat aktifitas di tempat tersebut.

Untuk menduga area yang dicakup selama survei monitoring, area yang dibahas dibagi berdasarkan sektor. Estimasi kasar dari area yang dicakup dalam survei dilakukan dengan memberikan skoring apakah sektor tersebut dikunjungi atau tidak. Hal ini bisa dilihat dari rute perjalanan survei yang aktual. Selanjutnya dilakukan pendugaan yang lebih akurat terhadap persentase area pantai dari setiap sektor yang dicakup dalam survei, dimana wilayah pantai didefinisikan sebagai wilayah dari garis pantai sampai 500 m ke laut dari garis kedalaman 20 m. Persentase area yang disurvei ditulis pada formulir P2. Luas area per sektor untuk TNP Laut Sawu adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Luasan area per sektor

Sektor Luas I (ha) Luas II (ha) Pantai, km Utara Semau – Batek

Selatan pulau Timor Pulau Rote

Pulau Sabu Raijua

Sumba Timur bagian Timur – Selatan Utara Sumba Timur – Sumba Tengah

Utara Sumba Barat Daya – Sumba Barat Daya Selatan Manggarai dan Manggarai Barat

Keterangan:

Luas I : Luas suatu sektor, meliputi area dari pantai sampai kedalaman 20 m ditambah 500m secara horizontal ke arah laut

Luas II : Luas total laut dalam satu sektor

Pantai : Panjang total (penjumlahan dari masing-masing pulau) garis pantai dalam satu sektor

Penyimpanan dan Penyebaran Data

Tim monitoring bertanggung jawab untuk menyimpan data formulir monitoring pemanfaatan sumberdaya dalam file holder. Satu copy data formulir lapang disampaikan kepada Kepala Distrik setiap akhir bulan atau setelah 4 (empat) Sortie_ID.

Data harus dimasukkan ke dalam program Excel dengan format yang sudah dipersiapkan khusus untuk itu (lihat Lampiran III). Memasukkan data ke dalam komputer dilakukan paling

(18)

lambat dua hari setelah dari lapang. Data base dikirimkan ke BKKPN Kupang setiap periode tiga bulan atau setara 13 Sortie_ID pada saat pergantian formulir P4 dan P5. Pengiriman file data ke pusat dilakukan melalui email (bkkpn_kupang@yahoo.co.id)

(19)

13

MEMASUKKAN DATA, ANALISA DATA DAN PELAPORAN

Memasukkan Data

Setelah selesai satu sortie monitoring, data harus dimasukkan ke dalam program database atau program spreadsheet. Lokakarya di Kupang 10-12 Desember 2014) sepakat bahwa paling lambat 3 (tiga) hari setelah selesainya satu sektor, data dari sektor tersebut sudah dimasukkan ke dalam komputer – bila formulir isian lapangan tidak jelas, dalam waktu dua hari ini tim lapangan mungkin masih ingat apa yang seharusnya menjadi masukan yang benar. Lokakarya juga sepakat untuk menggunakan workbook Excel untuk memasukkan data dari program monitoring pemanfaatan sumberdaya di TNP Laut Sawu.

Lampiran III menyajikan seluruh data template untuk pemasukan data hasil survei monitoring pemanfaatan sumberdaya ke dalam komputer. Data template dalam bentuk Excel tersebut memiliki lembar-lembar kerja (worksheet) sebagai berikut:

 Judul – berisi (1) penjelasan program monitoring, (2) rincian petugas yang bertanggung jawab dalam kompilasi terhadap template pemasukan data, (3) tanggal revisi, (4) deskripsi dari setiap lembar-kerja dalam workbook (Gambar 2)

 Lembar-lembar yang berisi tabel data (Gambar 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan 11).  Lembar yang berisi nama-nama dari semua variabel, nama-nama dari lembar-lembar

dimana setiap variabel terjadi, dan deskripsi lengkap tentang variabel, termasuk unit pengukuran dan arti kode-kode bilamana variabelnya adalah variabel kelas.

Nama file untuk data dasar (RUMonitoring_TNPLautSawu_Data.xls) dipisahkan dengan data untuk analisis (RUMonitoring_ TNPLautSawu_DataAnalysis.xls). Analisis data melibatkan manipulasi records, variabel dan observasi individu. Dalam analisis data, sangat mudah terjadi kesalahan yang mungkin merusak data awal. Lebih jauh, manipulasi data dalam Excel cenderung untuk mengubah lay-out dari database sampai taraf tertentu: kolom dengan kalkulasi antara ditambahkan, kolom yang tidak dibutuhkan mungkin disembunyikan atau dihapus dan worksheet mungkin akan bertambah karena grafik, catatan dan hasil analisis (seperti proses yang melibatkan pivotable dan pivotchart). Hal ini akan membuat database lebih sulit untuk dipahami oleh anggota tim yang mengerjakan data yang sama.

Analisa Data

Koordinator monitoring pemanfaatan sumberdaya dari BKKPN Kupang menyiapkan tinjauan umum dari data (statistik deskriptif dan grafik dasar) dan peta dengan posisi pengguna sumberdaya yang ditemui.

Alasan dasar untuk melakukan monitoring pemanfaatan sumberdaya adalah untuk menduga total tingkat pemanfaatan sumberdaya. Untuk memperkirakan total tingkat pemanfaatan sumberdaya, jumlah pengguna sumberdaya yang diobservasi selama lintasan survei harus dikalikan dengan satu faktor:

Total usaha pemanfaatan sumberdaya setiap tahun = total jumlah pengguna sumberdaya yang diobservasi * (365 / hari di lapangan) * (total sector / daerah yang disurvei) atau rata-ratanya rata-rata persentase semua sector yang disurvey

(20)

Rata-ratanya, rata-rata persentase = total persentase seluruh sector/ total sortie * total sector

Formula ini diterapkan juga pada sub-kelompok dari pengguna sumberdaya (nelayan dari Desa A, nelayan yang menggunakan alat tangkap B, operator wisata skala kecil, dsb.) sepanjang memungkinkan.

Untuk pemanfaatan sumberdaya ekstraktif, total output (misalnya, total tangkapan) dapat dihitung sebagai berikut:

Total tangkap per tahun = total usaha pemanfaatan sumberdaya per tahun * rata-rata hasil tangkap yang diobservasi per unit usaha * (1 / hari yang dihabiskan untuk melaksanakan observasi tangkapan)

Tangkapan per satuan usaha didefiniskan disini sebagai tangkapan yang dilakukan oleh satu unit usaha, biasanya dalam satu hari-perahu atau kelompok-hari bagi kelompok yang menangkap sumberdaya di terumbu karang (reef gleaners, makameting).

Penyajian Data

Berikut adalah tabel-tabel yang bisa diproduksi (data yang dikumpulkan selama tahun survei paling terbaru):

 Karakteristik survei (berapa hari di lapangan, waktu yang dipakai di lapangan, dsb.)  Tabel dengan asal pengguna sumberdaya vs total usaha dan total tangkapan  Tabel dengan tipe-tipe pemanfaatan sumberdaya (alat tangkap) vs total usaha dan

total tangkapan

 Tabulasi silang dari tipe pemanfaatan sumberdaya (alat tangkap) vs asal pengguna sumberdaya

Berikut adalah gambar-gambar yang bisa dibuat:

 Kecenderungan-kecenderungan musiman dan tahunan dalam upaya pemanfaatan sumberdaya, dipisahkan oleh tipe (misalnya alat tangkap, asal pengguna sumberdaya)

 Kecenderungan-kecenderungan musiman dan tahunan dalam output pengguaan sumberdaya (tangkapan, tingkat kunjungan)

 Komposisi agregat tahunan dari usaha pemanfaatan sumberdaya (misalnya, diagram pie dari alat tangkap yang diobservasi, asal pengguna sumberdaya)

 Komposisi agregat tahunan dari outpus pemanfaatan sumberdaya (mis diagram pie dari komposisi tangkapan)

 Peta-peta dengan posisi dimana pemanfaatan sumberdaya diobservasi (jika cocok dipisahkan oleh tipe alat tangkap, asal nelayan, musim, dsb.)

Pelaporan

Koordinator Monitoring BKKPN Kupang (bersama tim) mempersiapkan laporan-laporan sebagai berikut:

Laporan teknis tahunan dan tengah tahunan, dengan kesimpulan dari semua temuan (kadangkala, berguna untuk mempersiapkan infosheet dan poster dengan temuan-temuan paling penting). Lihat kerangka / outline yang disarankan bagi

(21)

15 laporan teknis. Laporan ini disampaikan kepada Kepala Bagian Pendayagunaan dan Pengawasan, dengan tembusan kepada Kepala BKKPN.

Laporan kegiatan (bulanan) yang menjelaskan: siapa yang bergabung dalam monitoring, daerah mana yang dimonitor, detail tanggal dan jam, berapa jam di laut, dsb. Laporan kegiatan harus mempunyai narasi singkat terhadap hasil-hasil observasi yang penting atau kendala-kendala logistik, dsb. Laporan ini disampaikan setiap akhir bulan kepada Kepala Bagian Pendayagunaan dan Pengawasan.

Laporan pengeluaran, dalam format seperti yang diminta oleh bagian administrasi & keuangan. Laporan ini disampaikan kepada bagian akuntan, dengan tembusan disampaikan kepada Kepala Bagian Pendayagunaan dan Pengawasan.

Laporan insidentil (didistribusikan dalam bentuk e-mail atau hard copy, mana yang lebih sesuai) jika tim mengamati sesuatu yang diluar kebiasaan, yang memerlukan tindak lanjut langsung (misalnya pemanfaatan sumberdaya tipe baru, pelanggaran serius peraturan pemanfaatan sumberdaya) atau sesuatu yang menarik (misalnya penampakan biota yang tidak biasa). Observasi kegiatan-kegiatan illegal harus dilaporkan kepada minimal pihak berwenang tingkat lokal (Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/Kota/Prov dan/atau Polair). Secara internal, laporan insidental disampaikan kepada Kepala Bagian Pendayagunaan dan Pengawasan.

Kerangka dari laporan teknis: 1) Abstrak (maks. 500 kata)

2) Ringkasan Eksekutif (2-5 halaman, mungkin memasukkan gambar-gambar dan tabel-tabel paling penting)

3) Pendahuluan (penjelasan ringkas tentang daerah survei, tujuan-tujuan dari program monitoring pemanfaatan sumberdaya, penjelasan singkat dari pendekatan monitoring pemanfaatan sumberdaya)

4) Materi dan metode (metodologi observasi, perahu survei yang digunakan, peralatan survei yang digunakan, penjadwalan survei – tabel dari tanggal survei)

5) Hasil (kebanyakan tabel dan gambar-gambar dengan teks penjelasan) 6) Diskusi (penjelasan dan diskusi hasil)

7) Rekomendasi pengelolaan (‘list bullet’ dengan implikasi pengelolaan dari temuan-temuan paling penting)

8) Referensi

9) Lampiran I – Peta topografi dari daerah yang dipilih 10) Lampiran II – Formulir isian lapangan

(22)

PROSEDUR PELAKSANAAN LAPANG Perlengkapan Survei

Hal-hal berikut adalah daftar yang harus dipersiapkan oleh ketua tim BKKPN Kupang yang akan melakukan kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya:

 Formulir: P1, P2, P3, P4, dan P5 (Lampiran I)

 Kertas tulis, working-pad, pensil, penghapus, cutter untuk penajam pensil  GPS tangan, batterai ekstra

 Kompas

 Kamera digital, batterai ekstra  Teropong/Binokular

 Material informasi tentang: UU No. 31/2004 jo UU 45 Tahun 2009, UU 27 Tahun 2007 jo UU No 1 Tahun 2014, UU No. 5/1990, UU No. 9/1985, dll

 Gambar alat tangkap, gambar ikan

 Protokol monitoring pemanfaatan sumberdaya  Peralatan pribadi (topi, kacamata, sunblock)  Makanan & air

 Formulir pengamatan insidentil – setasea, manta, duyung, karang putih skala luas (bleaching)

Semua daftar tersebut di atas harus ada dan tersedia sebelum melakukan Sortie atau monitoring pemanfaatan sumberdaya. Koordinator monitoring membuat print out dari daftar tersebut ketika melakukan pengecekan akhir.

Persiapan

Tim monitoring harus sudah menyelesaikan seluruh persiapan sebelum melakukan survei di lapangan. Persiapan tersebut, termasuk:

 Menentukan pimpinan survei berdasarkan surat tugas dari Kepala BKKPN

 Menyampaikan rencana monitoring kepada Pemerintah Daerah terdekat dengan membawa surat penugasan kegiatan monitoring kepada tim.

Sebelum Berangkat

Sebelum berangkat, ketua tim sebaiknya melakukan briefing dengan seluruh anggota sambil melakukan pengecekan ulang terhadap seluruh persiapan dan logistik. Hal penting yang harus diperhatikan adalah:

 Formulir P1 diisi dan ditandatangani oleh seluruh peserta/petugas. Satu copy formulir P1 diberikan kepada petugas radio di darat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui catatan seluruh peserta yang ada di dalam kapal. Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di laut, petugas radio bisa mendapat kejelasan peserta survei dan hal ini akan memudahkan petugas radio dalam membuat laporan tindak lanjut.  Petugas radio komunikasi harus diberitahu pada pusat control informasi. Sambil

mencatat jam berangkat pada formulir P2, ketua tim atau kapten kapal melapor kepada petugas radio di darat bahwa tim segera melakukan survei.

(23)

17

Selama Kegiatan Monitoring

Selama menyelesaikan seluruh rute survei monitoring pemanfaatan sumberdaya, tim melakukan observasi terhadap pemanfaatan sumberdaya yang bergerak dan tetap. Kegiatan tersebut termasuk:

 melakukan wawancara terhadap seluruh perahu nelayan dan pariwisata yang ditemui selama survei. Berdasarkan pengujian lapang sebelumnya, wawancara berlangsung tidak lebih dari 5 menit (menghindari nelayan merasa terganggu dalam melakukan aktifitas). Wawancara dilakukan dalam seluruh aktifitas nelayan dan pengguna sumberdaya bergerak lainnya, baik ketika melakukan istirahat, melintas atau ketika sedang melakukan kegiatan. Wawancara dilakukan untuk mengisi formulir P3

 Rumah berlabuh, rumah kebun, karamba, atau budidaya rumput laut dicatat dengan menggunakan form P4 dan P5

 Catat rute perjalanan pada Formulir P2 (pengisian sektor dan rute pada peta)  Wawancara harus didahului dengan penjelasan singkat: salam, penjelasan singkat

tentang maksud wawancara dan (jika disetujui) melakukan pertanyaan tentang: asal pengguna, jenis alat dan hasil tangkap

Penanganan Kasus Aktifitas Melanggar Hukum

Ketika sedang melakukan kegiatan monitoring, tim bisa saja menemukan pengguna sumberdaya yang melanggar hukum. Jika hal itu terjadi, tim disarankan untuk melakukan kombinasi penanganan kasus sebagai berikut (yang memungkinkan):

 Selalu melapor melalui radio

 Mengambil gambar dengan kamera digital (audio-visual), jika ada delik yang membutuhkan tindak lanjut penanganan hukum

 Jika kecenderungan akan terjadi kekerasan, pertahankan jarak yang aman, gunakan radio untuk minta pertolongan kepada tim pengamanan. Pertahankan kontak visual dengan pelaku/tersangka sampai tim penegakan hukum datang

 Selalu membuat file laporan tertulis kepada polisi setelah sampai di darat

Setelah survei

Setelah menyelesaikan seluruh rute monitoring, umumnya anggota tim cukup payah. Dalam kondisi seperti ini, mereka sering melupakan hal-hal yang seharusnya diselesaikan sebagai berikut:

 Ketua tim melengkapi formulir P2 sebelum diarsip dalam file folder

 Semua Formulir dicopy, satu set disimpan di BKKPN Kupang, satu set diserahkan kepada Pemerintah Distirk atau Desa

 Masukkan data dalam Excel spreadsheet, paling lambat dua hari setelah menyelesaikan satu Sortie_ID. Jika ada kesalahan dalam mengisi formulir lapangan, ketua tim masih bisa mengingat seluruh peristiwa sehubungan dengan pencatatan data tersebut.

(24)

Catatan dan Pemanfaatan Sumberdaya Tetap

Pemanfaatan sumberdaya yang tetap adalah termasuk setiap tipe pemanfaatan yang cenderung tetap selama periode 2 – 3 bulan atau lebih, tidak termasuk struktur permanent seperti pelabuhan, resort di pantai, dst.

Beberapa contoh pemanfaatan sumberdaya yang tetap, termasuk:  Rumpon atau Fish Aggregating Devices (FADs)

 Karamba jaring apung

 Petak-petak budidaya rumput laut/ mutiara  Lokasi budidaya kerang mutiara,

 Bagan tancap (perikanan lampu dari lokasi yang tetap dengan menggunakan jaring)  rumah berlabuh

 Mooring buoys (pelampung tambatan perahu) untuk armada pariwisata

Prinsip dasar monitoring pemanfaatan sumberdaya tetap adalah bahwa tim monitoring membawa peta sketsa (formulir P4) untuk periode 3 bulan dimana seluruh pemanfaatan sumberdaya dimasukkan pada awal mereka ditemukan. Hal ini berarti bahwa tim harus membawa peta yang sama pada setiap sortie/trip.

Pemanfaatan sumberdaya tetap yang hilang selama dalam periode monitoring tiga bulan (misalkan, sebuah budidaya karamba yang sudah pindah atau tidak ada lagi) tidak boleh dihilangkan dari peta sketsa. Asumsinya adalah bahwa selama periode tiga bulan, seluruh area yang dibahas sudah dicakup (dikunjungi), paling tidak satu kali. Setelah periode tiga bulan, peta sketsa di-file dan diambil lagi peta sketsa yang baru. Anggota tim survei harus mengerti pengisian formulir P4 dan P5.

(25)

19

ANGGARAN PELAKSANAAN SURVEI

Total hari lapang untuk kegiatan monitoring pemanfaatan sumberdaya laut dalam setahun adalah 32 hari. Perkiraan total biaya langsung dari kegiatan tersebut mencapai sekitar Rp 10.000.000 per hari. Komponen biaya tertinggi berasal dari perdiem perjalanan dinas staff BKKPN Kupang. Perkiraan biaya langsung secara rinci disajikan pada tabel berikut – dengan catatan pengelola TNP Laut Sawu belum memiliki kapal khusus pemantauan serta perlunya mengadakan beberapa alat dasar pemantauan pemanfaatan sumberdaya, seperti kamera digital, binokuler, telepon satelit, dll.

Tabel 4. Anggaran pelaksanaan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut

No Item Unit Hari Per Unit Total

(Rp) (Rp)

I Logistic

1 ATK Survei Paket 8 1 1,000,000 8,000,000

2 Printing material Paket 8 1 750,000 6,000,000

3 Peralatan kesehatan dan P3K Paket 8 1 750,000 6,000,000

II Akomodasi dan transportasi

1 Kapal Unit 8 5 1,500,000 60,000,000

2 Makan minum Orang 8 32 75,000 19,200,000

3 Penginapan Rumah 8 5 500,000 20,000,000

4 Transportasi darat Unit 8 5 1,500,000 60,000,000

III Peralatan dan perlengkapan

1 GPS Unit 2 1 5,000,000 10,000,000

2 Batterai GPS, kamera dan senter Unit 10 8 150,000 12,000,000

3 Life jacket Unit 80 1 150,000 12,000,000

4 Binokular Unit 2 1 2,500,000 5,000,000

5 Kamera Unit 2 1 5,000,000 10,000,000

6 Senter Unit 3 1 1,500,000 4,500,000

7 Kompas Unit 2 1 250,000 500,000

8 Telepon satelit + pulsa Unit 1 1 5,000,000 5,000,000

IV Tim lapang

1 Perjalanan Dinas Staff balai Orang 6 32 450,000 86,400,000

(26)

REKOMENDASI

Program monitoring pemanfaatan sumberdaya di TNP Laut Sawu berasumsi bahwa hasil tangkap yang diamati adalah merupakan hasil tangkap harian. Namun beberapa nelayan juga melakukan multi-trip, wawancara juga harus memasukkan pertanyaan jumlah hari nelayan sudah melaut dalam mengartikan hasil tangkap hasil pengamatan.

Beberapa nelayan juga melakukan aktifitas malam atau pagi hari (sebelum matahari terbit), yang juga dijadikan sebagai catatan dalam pengamatan dan wawancara.

(27)

21

BAHAN BACAAN

Keputusan Menteri Perikanan Kelautan, Nomor 5, tahun 2014 tentang Penetapan Kawasan Taman Nasional Perairan Laut Sawu

Keputusan Menteri Perikanan Kelautan, Nomor 6, tahun 2014 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi kawasan Taman Nasional Perairan Laut Sawu

Keputusan Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan, Nomor 45, tahun 2000 tentang Perijinan Usaha Perikanan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 392 392/Kpts/IK.120/4/99 tahun 1999, tentang Jalur-Jalur Penangkapan Ikan

Oakley, K.L., L.P. Thomas, and S.G. Fancy 2003. Guidelines for long-term monitoring protocols. Wildlife Society Bulletion 2003, 31(4): 1000-1003

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 Junto Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan junto Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan

(28)

Lampiran 1. Formulir isian lapang yang digunakan dalam program pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut di TNP Laut Sawu

Formulir P1. Pernyataan yang harus ditandatangani oleh seluruh peserta sebelum melakukan sortie/perjalanan

Tanggal Berangkat : Tanggal Tiba : Speedboat : Sortie_ID. :

Nama Organisasi Fungsi Tandatangan

1 Captain 2 ABK 3 Ketua tim 4 Administrasi 5 Tenaga Teknis 6 Masyarakat lokal 7 Pemda 8 Penegak Hukum 9 10

Tanda Tangan Ketua Tim

(29)

23 Formulir P2.

Sortie ID

Tgl/Bln/Thn jam:menit jam:menit

Tanggal Berangkat Jam Berangkat Jam Tiba Tanggal Tiba Jam Berangkat Jam Tiba Jam Berangkat Jam Tiba Jam Berangkat Jam Tiba Tempat Bermalam 1

Tempat Bermalam 2 Tempat Bermalam 3

Persentase masing-masing seksi yang dilewati pada Sortie ini:

1. Perairan Utara Semau – Batek 5. Perairan Sumba Timur bagian Timur – Selatan

2. Perairan Selatan pulau Timor 6. Perairan Utara Sumba Timur – Sumba Tengah 3. Perairan pulau Rote 7. Perairan Utara Sumba Barat Daya – Sumba Barat Daya 4. Perairan pulau Sabu Raijua 8. Perairan Selatan Manggarai dan Manggarai Barat

Total Wawancara P3 = Total pelanggaran = Total pengamatan P4 = Berdasarkan modifikasi metode pengamatan, maka perlu dicatat juga:

Mempengaruhi ketelitian pengamatan, terutama optimalisasi binokuler.

Jarak pandang = a. <250m b. 250-500m c. 500-750m d. 750-1000m e. >1000m Tinggi gelombang = a. <0,5m b. 0,5-1m c. 1-2m d. >2m

(30)

2 4 F o rm u li r P 3 . P e n g a m a ta n p e m a n fa a ta n s u m b e rd a ya b e rg e ra k P o s is i P e m a n fa a ta n K e g ia ta n N e la y a n K e g ia ta n W is a ta N o T a n g g a l (T g l/ B ln /T h n ) W a k tu (j a m :m e n it ) Lin ta ng S . . . . o . . . . , . . . . . .

'

al) sim de it en t m ja era (d

Bu ju r E . . . . . o . . . . , . . . . . .

'

al) sim de it en t m ja era (d

N a m a l o k a s i 1. N ela ya n 2. Wis ata S ela m 3. Wis ata S urf in g 4. Wis ata M an cin g 5. Ka pa l P es ia r 6. Wis ata D ara ta n ( te rm as uk sn ork elin g) 1. K erj a 2. Ja la n 3. Is tir ah at 1. B erw is ata 2. Pe rja la na n 3. Is tir ah at (b ua ng ja ng ka r) Ju mla h W is ata wa n / P en um pa ng Ke te ra ng an

(31)

2 5 F o rm u li r P 3 . P e n ga m a ta n p e m a n fa a ta n s u m b e rd a ya b e rg e ra k – t a b e l la n ju ta n J e n is k a p a l A s a l (a d a p ti f s e ti a p s e k to r - d e ta il a s a l d i K e te ra n g a n ) J e n is a la t ta n g k a p : J e n is h a s il J u m la h h a s il K e t A s a l n e la y a n 1. M es in d ala m 2. Me sin te mp el be sa r 3. Me sin te mp el ke tin tin g 4. Ta np a m es in 5. Ta np a k ap al 1. K up an g 2. Da la m S ek to r ( de sa /k ec am ata n) 3. Lu ar Se kto r ( di da la m T NP ; d es /k ec ) 4. Lu ar TN P L au t S aw u ( ka bu pa te n) 5. Lu ar Ne ge ri 1. P an cin g t on da 2. Pa nc in g d as ar (te ta p) 3. Ra wa i t eta p & h an yu t 4. Hu ha te (p ole a nd lin e) 5. Ja rin g i ns an g h an yu t / te ta p ( p uk at )/ 6. Ja rin g/p uk at cin cin , la mp ara 7. Bu bu 8. Ko mp re so r ( a la t s ela m ) 9. M ak am eti ng (s uru t a mb il ik an ) 10 . B om , p ota s, tu ba 11 . T om ba k, pa na h, se na pa n 12. Ala t l ain ny a 0. B elu m a da h as il 1. I ka n p ela gis m ati 1. I ka n k ara ng m ati 2. Ik an k ara ng h id up (k era pu , n ap ole on ) 4. Sir ip h iu 5. Te rip an g 6. Pe ny u, lu mb a-l um ba 7. Lo bs te r 8. Kim a/l ola /m ata tu ju /tr ito n 9. C um i-c um i/s oto ng /g uri ta 11 . L ain ny a Be ra t b as ah (k g) Be ra t k eri ng (k g)

(32)

2 6 F o rm u li r P 4 S o rt ie _ ID ( li h a t fo rm u li r P 1 ): T a n g ga l/ b u la n /t a h u n :

(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

31

Formulir P5. Pemanfaatan sumberdaya tetap selama periode:

Sumberdaya tetap

SortieID FeatureID FeatureType Deskripsi sumberdaya tetap

(bawa beberapa lembar formulir jika dibutuhkan)

Catatan:

Feature type: titik, garis, poligon

SortieID: SortieID pengamatan selama 3 bulan Lembar halaman ke:

(38)

3 2 La m p ir a n 2 . F o rm a t d a ta e n tr y F o rm a t d a ta e n tr y ya n g d ig u n a ka n d a la m p ro gr a m m o n it o ri n g p e m a n fa a ta n s u m b e rd a ya d i T N P L a u t S a w u G a m b a r 2 .‘ W o rk sh ee t Ju d u l’ d al am d at ab as e m o n it o ri n g p em a n fa at an s u m b er d a y a.

(39)

3 3 G a m b a r 3 . T ab el ‘ P 1 ’ d al a m d at ab as e m o n it o ri n g p em an fa at a n s u m b er d a y a, m en g an d u n g i n fo rm as i y an g r in ci t en ta n g m as in g -m as in g s o rt ie s.

(40)

3 4 G a m b a r 4 . T ab el ‘ P 2 ’ b ag ia n k ir i d al a m d at ab as e m o n it o ri n g p em a n fa at a n s u m b er d a y a.

(41)

3 5 G a m b a r 5 . B ag ia n k ir i d ar i ta b el ‘ P 3 ’ d al a m d at ab as e m o n it o ri n g p em a n fa at an s u m b er d a ya , m en g an d u n g i n fo rm as i d ar i m as in g -m as in g p em an fa at a n su m b er d a y a.

(42)

3 6 G a m b a r 6 . B ag ia n k a n an d a ri t ab le ‘ P 3 ’ d al am d at ab as e m o n it o ri n g p em an fa at a n s u m b er d a y a, m en g a n d u n g i n fo rm as i m as in g -m as in g p em an fa at a n su m b er d a y a y an g d ia m at i.

(43)

3 7 G a m b a r 7 T ab el P 5 d al am d at ab as e m o n it o ri n g p em an fa at a n s u m b er d a y a, m en g a n d u n g i n fo rm as i d et ai l m as in g -m as in g

(44)

3 8 G a m b a r 8 . D af ta r v ar ia b el d al a m d at ab as e m o n it o ri n g p em an fa at a n s u m b er d a y a b er d as ar k a n p en em p at a n d al a m s h ee t d an t ab el d en g a n p en je la sa n d ar i d at ab as e.

Gambar

Tabel 1. Lokasi awal perjalanan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut
Gambar  1. Pembagian sektor monitoring pemanfaatan sumberdaya di TNP Laut Sawu.
Tabel 3. Luasan area per sektor
Tabel 4. Anggaran pelaksanaan pemantauan pemanfaatan sumberdaya laut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model kuantitatif yang digunakan untuk memperkirakan potensi kerugian maksimum pada portofolio bank dalam risiko pasar disebut:.. Credit

Sebagai kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia, dengan karakteristik masyarakat yang cukup heterogen, diharapkan gambaran profil perilaku konsumen dari hasil penelitian

Sup tom yam goong ini cukup memiliki kandungan gizi yang baik karena mengandung tinggi protein yang berasal dari udang, jamur merang dan kuah dari kaldunya. andungan gizi

Menurut Delphie (2006:103) Anak Tunarungu adalah anak yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen dan biasanya memiliki hambatan dalam

Iklan Baris Iklan Baris JAKARTA UTARA JAKARTA UTARA Serba Serbi JAKARTA BARAT RUPA-RUPA SABLON SEKOLAH Rumah Dikontrakan JAKARTA PUSAT JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA

yaitu etik dalam hal kemamuan enamilan ker&#34;a dan yaitu etik dalam hal kemamuan enamilan ker&#34;a dan etik dalam hal erilaku manusia)i! Etik yang

Beban pendidikan yang menyangkut beban studi mahasiswa dan beban mengajar bagi dosen memerlukan ukuran. Ukuran ini dinyatakan atau diukur dalam satuan kredit. Fakultas Pertanian

Bertitik tolak dari pendapat diatas, dapat penulis simpulkan bahwa masalah supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja dalam pe- ningkatan kinerja guru pada proses