• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM DAN KEGIATAN KOTA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

1

5.1. PROGRAM DAN KEGIATAN ASPEK TEKNIS DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

5.1.1. Air Limbah

Berdasarkan kondisi yang ada dan hasil analisa maka program pembangunan prasarana dan sarana air limbah yang diusulkan adalah sebagai berikut :

 Pembangunan MCK baru, Jamban Keluarga dan sarana sanitasi dan IPLT.

 Rehabilitasi dan Peningkatan Kapasitas Jamban Keluarga dan Mandi Cuci Kakus (MCK).

 Operasional dan Pemeliharaan IPLT dan Truk Tinja.

5.1.1.1.Kegiatan dan Rincian Program

Proyeksi dan kebutuhan sarana sanitasi Kota Surabaya disajikan pada Tabel 5.1.

5.1.1.2. Prioritas Program dan Asumsi Pelaksanaan Sektor Air Limbah

Usulan dan prioritas program disusun atas dasar hasil analisis kemampuan dan sistem yang ada, serta target pencapaian dan kemampuan pendanaan dan kelembagaan. Usulan diupayakan untuk mewujudkan sistem penyediaan pelayanan yang ada baik dalam hal teknis, keuangan, kelembagaan dan aspek kelayakan yang ada.

Berdasarkan kemampuan serta tingkat efisiensi dan efektivitas yang bisa dicapai, maka skala prioritas sektor air limbah dapat dilihat pada Tabel 5.2.

PROGRAM

DAN KEGIATAN KOTA

(2)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

Tabel 5.1. Proyeksi Kebutuhan Sarana Sanitasi Kota Surabaya Tahun 2014

Jumlah Penduduk

2008 Unit Sehat Tidak Sehat Total Baik Rusak

1 Tegalsari 119.471 93.984 78,67 32.015 25.127 6.888 40 35 5 2 Genteng 69.691 65.322 93,73 21.411 20.049 1.362 39 26 13 3 Bubutan 115.878 99.199 85,61 22.702 19.416 3.286 26 18 8 4 Simokerto 106.530 48.626 45,65 11.916 11.324 592 4 3 1 5 Pabean Cantikan 93.855 50.292 53,58 23.053 12.281 10.772 25 22 3 6 Semampir 193.186 147.024 76,10 34.752 26.393 8.359 50 48 2 7 Krembangan 125.159 114.143 91,20 35.924 32.740 3.184 34 34 -8 Kenjeran 116.747 101.941 87,32 23.776 20.742 3.034 28 28 -9 Bulak 35.115 25.028 71,28 8.210 5.846 2.364 3 3 -10 Tambaksari 223.149 180.033 80,68 55.060 44.398 10.662 19 19 -11 Gubeng 157.254 132.899 84,51 43.562 36.803 6.759 11 11 -12 Rungkut 91.502 87.519 95,65 25.063 23.963 1.100 29 28 1 13 Tenggilis Mejoyo 55.480 45.927 82,78 15.221 12.589 2.632 9 8 1 14 Gunung Anyar 46.627 43.132 92,51 13.407 12.402 1.005 - - -15 Sukolilo 99.362 82.813 83,34 22.127 18.441 3.686 - - -16 Mulyorejo 79.379 70.584 88,92 21.883 19.449 2.434 12 11 1 17 Sawahan 223.257 178.225 79,83 44.142 35.206 8.936 32 30 2 18 Wonokromo 186.813 155.217 83,09 36.281 30.117 6.164 33 26 7 19 Karangpilang 69.409 61.109 88,04 21.928 19.295 2.633 11 8 3 20 Dukuh Pakis 59.930 50.085 83,57 12.069 10.083 1.986 3 3 -21 Wiyung 59.790 56.665 94,77 13.522 12.813 709 7 6 1 22 Wonocolo 80.627 73.262 90,87 18.712 17.000 1.712 5 5 -23 Gayungan 45.149 40.537 89,79 10.540 9.460 1.080 5 5 -24 Jambangan 42.961 35.578 82,81 13.945 11.545 2.400 2 2 -25 Tandes 94.247 36.406 38,63 11.040 9.935 1.105 1 1 -26 Sukomanunggal 97.363 17.687 18,17 4.310 3.631 679 3 2 1 27 Asemrowo 38.487 1.539 4,00 306 306 - 2 2 -28 Benowo 42.583 38.733 90,96 11.096 10.090 1.006 4 4 -29 Lakarsantri 46.289 40.756 88,05 14.041 12.362 1.679 - - -30 Pakal 36.717 31.821 86,67 8.983 7.785 1.198 - - -31 Sambikerep 50.500 25.600 50,69 9.090 9.090 - - - -2.902.507 2.231.688 76,89 640.087 540.681 99.406 437 388 49

Sumber : hasil analisa

Prasarana & Sarana Yang Ada

Jiwa % Jamban Keluarga (unit) MCK (unit)

Total

No Kecamatan

Cakupan Pelayanan Jiwa

(3)

1 Ta b el 5 .2 . P ri o ri ta s Pr o gr am d a n A su m si J ad w al P e la ks an aa n Ha rga Sa tua n Bia ya (Rp .00 0) (Rp .00 0) Vo lum e Bia ya AP BN AP BD De sa/ Ma sy. Vo lum e Bia ya AP BN AP BD De sa/ M asy . Vo lum e Bia ya AP BN AP BD De sa/ M asy . IPe ren ca na an 1 Pe mb ua tan St ud i & DE D I PL T 1 Pa ke t 50 0.0 00 50 0.0 00 1 50 0.0 00 50 0.0 00 II Pe mb an gu na n & Pe rb aik an Sa pra s A Pe mb an gu na n B aru 1 Pe mb an gu na n J am ba n K elu arg a ( JK) 12 1.5 36 1.2 00 14 5.8 43 .20 0 24 .30 7 29 .16 8.4 00 5.8 33 .68 0 23 .33 4.7 20 24 .30 7 29 .16 8.4 00 5.8 33 .68 0 23 .33 4.7 20 24 .30 7 29 .16 8.4 00 5.8 33 .68 0 23 .33 4.7 20 2Pemb an gu na n M CK 34 Un it 18 .85 7 64 1.1 38 7 13 1.9 99 10 5.5 99 26 .40 0 7 13 1.9 99 10 5.5 99 26 .40 0 7 13 1.9 99 10 5.5 99 26 .40 0 3 Pe mb an gu na n I PL T 0 Un it 1.2 00 .00 0 1 1.2 00 .00 0 96 0.0 00 24 0.0 00 4Peng ad aa n M ob il Tin ja 4 Un it 20 0.0 00 80 0.0 00 2 40 0.0 00 32 0.0 00 80 .00 0 B Pe rb aik an /R eh ab 1 Pe rb aik an Ja mb an Ke lua rga (JK ) 99 .40 6 un it 45 2 44 .93 1.5 12 22 6 10 2.1 52 81 .72 2 20 .43 0 22 6 10 2.1 52 81 .72 2 20 .43 0 2 Pe rb aik an M CK 49 un it 6.6 48 32 5.7 52 25 16 6.2 00 13 2.9 60 33 .24 0 24 15 9.5 52 12 7.6 42 31 .91 0 19 3.0 41 .60 2 50 0.0 00 6.1 53 .96 1 23 .41 4.7 90 29 .56 2.1 03 6.1 48 .64 2 23 .41 3.4 61 30 .90 0.3 99 1.2 80 .00 0 6.2 59 .27 9 23 .36 1.1 20 III Pe ng ad aa n T an ah 1Pemb an gu an IP LT Ba ru 20 .00 0 m2 30 0 6.0 00 .00 0 6.0 00 .00 0 10 .00 0 3.0 00 .00 0 3.0 00 .00 0 10 .00 0 3.0 00 .00 0 3.0 00 .00 0 6.0 00 .00 0 6.0 00 .00 0 3.0 00 .00 0 3.0 00 .00 0 3.0 00 .00 0 19 9.0 41 .60 2 50 0.0 00 12 .15 3.9 61 23 .41 4.7 90 29 .56 2.1 03 9.1 48 .64 2 23 .41 3.4 61 33 .90 0.3 99 1.2 80 .00 0 9.2 59 .27 9 23 .36 1.1 20 Su mb er : h as il a na lisa Su b To tal To tal An gg ara n Su b To tal 20 10 20 11 Ta hu n A ng ga ran No K E G I A T A N VO LU M E SA TU AN 20 12

(4)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1 Ha rg a Sa tu an Bi ay a (R p. 00 0) (R p. 00 0) Vol um e Bi ay a AP BN AP BD De sa /M as y. Vol um e Bi ay a AP BN AP BD De sa /M as IPe re nc an aa n 1Pe m bu at an S tu di & DE D IP LT 1 Pa ke t 50 0. 00 0 50 0. 00 0 II Pe m ba ng un an & P er ba ik an S ap ra s A Pe m ba ng un an B ar u 1Pe m ba ng un an Ja m ba n Ke lu ar ga (J K) 12 1. 53 6 1. 20 0 14 5. 84 3. 20 0 24 .3 07 29 .1 68 .4 00 5. 83 3. 68 0 23 .3 34 .7 20 24 .3 07 29 .1 68 .4 00 5. 83 3. 68 0 23 .3 34 .7 2 Pe m ba ng un an M CK 34 Un it 18 .8 57 64 1. 13 8 7 13 1. 99 9 10 5. 59 9 26 .4 00 6 11 3. 14 2 90 .5 14 22 .6 3 Pe m ba ng un an IP LT 2 Un it 1. 20 0. 00 0 2. 40 0. 00 0 1 1. 20 0. 00 0 96 0. 00 0 24 0. 00 0 4 Pe ng ad aa n M ob il T in ja 4 Un it 20 0. 00 0 80 0. 00 0 2 40 0. 00 0 32 0. 00 0 80 .0 00 B Pe rb ai ka n/ Re ha b 1 Pe rb ai ka n Ja m ba n Ke lu ar ga (J K) 99 .4 06 un it 45 2 44 .9 31 .5 12 2 Pe rb ai ka n M CK 49 un it 6. 64 8 32 5. 75 2 19 5. 44 1. 60 2 30 .9 00 .3 99 1. 28 0. 00 0 6. 25 9. 27 9 23 .3 61 .1 20 29 .2 81 .5 42 5. 92 4. 19 4 23 .3 57 .3 III Pe ng ad aa n Ta na h 1 Pe m ba ng ua n IP LT B ar u 20 .0 00 m 2 30 0 6. 00 0. 00 0 6. 00 0. 00 0 20 1. 44 1. 60 2 30 .9 00 .3 99 1. 28 0. 00 0 6. 25 9. 27 9 23 .3 61 .1 20 29 .2 81 .5 42 5. 92 4. 19 4 23 .3 57 .3 Su m be r : h as il a na lis a To ta l A ng ga ra n Ta hu n An gg ar an 20 13 20 14 No K E G I A T A N VO LU M E SA TU AN Su b To ta l Su b To ta l

(5)

1

5.1.2. Persampahan

Dari identifikasi permasalahan yang ada maka perlu adanya perencanaan sektor persampahan dengan menitikberatkan pada :

1. Rencana penanganan sampah pada sumber sampah

Usaha untuk meminimalisasi sampah pada sumber sampah dapat dilakukan dengan cara :

 Pemisahan sampah basah dan kering dengan collection secara terpisah

Pelaksanaan program 3R (reuse, reduce, recycle)

 Komposting skala rumah tangga

2. Sistem Pewadahan

Pengumpulan adalah proses pengangkutan dari sumber sampah menuju TPS. Sampah dari sumber sampah biasanya ditampung menggunakan bak sampah, kemudian dikumpulkan dengan gerobak sampah untuk dibuang ke TPS yang berupa landasan atau depo yang telah ditentukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Pengumpulan biasanya dikoordinir oleh organisasi masyarakat setempat, misalnya RT/RW, Karang Taruna dan lain-lain.

Sistem pengumpulan sampah kota Surabaya umumnya menggunakan sistem pengumpulan individual tidak langsung yaitu memanfaatkan gerobak sampah menuju TPS atau Depo dan menjadi tanggung jawab masyarakat kecuali untuk sampah hasil penyapuan jalan.

Pengumpulan sampah di kawasan Citra Raya (Surabaya Barat) yang mempunyai luasan 1000 m2 sudah dilakukan secara mandiri. Sistem pengumpulan yang dilakukan adalah sistem individual langsung yaitu truck pengangkut sampah mengambil pada setiap rumah secara langsung. Pewadahan sampah di kawasan Citra Raya umumnya terbuat dari pasangan batu bata (pewadahan tetap), kemudian dibawa ke tempat incenerator yang terletak di Kelurahan Bringin Kecamatan Sambikerep. Khususnya untuk sampah organik yang berupa sampah daun/tanaman dari hasil kegiatan golf dilakukan pengolahan secara komposting dengan prosentase 70 % dikomposting dan 30 % dibakar dalam incinerator. Volume sampah di kawasan Citra Raya saat ini sebesar 15 m3/hari.

(6)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

Sistem pengumpulan sampah dari sumber sampah menuju TPS tidak seluruhnya dilakukan setiap hari sehingga terjadi penumpukan pada sumber sampah. Hal ini terjadi karena segala pembiayaan sampah dari sumber sampah ke TPS adalah tanggung jawab masyarakat. Dengan komposisi sampah kota Surabaya di mana sebagian besar sampahnya adalah sampah organik, maka perlu disediakan wadah terpisah antara sampah organik dan anorganik, sistem ini akan mengefisienkan proses pemilahan sampah sehingga sampah bisa langsung dibawa ke lokasi komposting.

Pelaksanaan sistem ini dapat melalui berbagai pendekatan kepada masyarakat sebagai penghasil sumber sampah utama. Beberapa sistem pengumpulan yang dapat diterapkan adalah :

 Penggunaan container sampah berdasarkan komposisi sampah utama

Pengumpulan sampah, misalnya botol ke tempat recycle sampah yang ada di masing-masing kawasan

 Pengaturan jadual pengumpulan sampah berdasarkan komposisi yang dominan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem pengumpulan individual adalah :

 Kepadatan populasi dalam satu area

 Target material sampah yang harus dikurangi dan diolah yang didasarkan pada sistem pengolahan yang akan dilaksanakan

 Dampak terhadap biaya yang ditimbulkan

 Ketersediaan sarana infrastruktur penunjang diantaranya untuk proses recycling dan pengolahan sampah

 Peningkatan partisipasi masyarakat.

3. Rencana penanganan sampah pada aspek pengumpulan

Sistem pengumpulan yang ekonomis :

Tempat sampah individual (di sumber sampah) portable dan ringan

 Kecuali daerah protokol, pengumpulan dengan gerobak atau sistem komunal

(7)

1

 Untuk menunjang pemisahan sampah (basah dan kering) pada sumbernya, pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan secara terpisah pula.

4. Sistem penampungan sementara

TPS di kota Surabaya dapat berupa landasan/trnasfer depo. Pengertian landasan disini adalah tempat perletakan kontainer dan merupakan tempat bertemunya truk pembawa kontainer dengan gerobak, tanpa ada fasilitas kantor dan peralatan lain. Luas landasan biasanya 50 - 100 m2 atau bisa lebih. Sedangkan Depo yang dimaksud disini adalah depo yang mencakup areal sekitar 200 - 300 m2 dilengkapi tempat penyimpanan dan kantor. Depo biasanya menyediakan container dari beton/baja untuk penimbunan sampah sementara. Pada tiap TPS terdapat container yang biasanya digunakan untuk pengumpulan sampah sementara hingga pengangkutan untuk dibuang di TPA. Tiap-tiap TPS biasanya memiliki satu atau dua container tergantung volume timbulan sampah pada daerah yang dilayani. Penyebaran TPS dan tingkat pelayanannya di Kota Surabaya dapat dilihat dalam Tabel 5.3.

5. Rencana penanganan sampah pada TPS

 Penambahan TPS dimaksudkan untuk menambah daerah pelayanan

persampahan, khususnya untuk daerah yang TPS/Deponya masih kurang.

 Pengadaan sarana TPS dan penambahan jumlah container yang dibutuhkan dan mendistribusikan sesuai dengan kebutuhan.

 Membuat desain TPS, sedemikian rupa dengan memperhitungkan

kemudahan pemindahan sampah dari gerobak pengumpul ke kontainer serta mempertimbangkan syarat kesehatan dan keamanan petugas

Program 3R (reuse, reduce, recycle)

Komposting terpusat (of-site)

 Transformasi sampah (fisik, kimia, biologi)

(8)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

Tabel 5.3. Kebutuhan Sarana dan Prasarana TPS di Kota Surabaya Tahun 2014

Jumlah Pddk

Jiwa LPS/Depo Vol. Sampah Jmh. Pddk Penduduk Volume Total Pemb.

Unit m³ Jiwa Terlayani sampah TPS/Depo Baru

2008 2014 Jiwa m3 Unit Unit

1 Tegalsari 119.471 3,31 395,45 7 233,88 131.238 104.990 347,52 10 3 2 Genteng 69.691 3,31 230,68 6 170,12 75.799 60.639 200,72 6 -3 Bubutan 115.878 3,31 383,56 5 163,50 127.427 101.942 337,43 10 5 4 Simokerto 106.530 3,31 352,61 3 189,37 115.890 92.712 306,88 9 6 5 Pabean Cantikan 93.855 3,31 310,66 6 225,82 102.213 81.770 270,66 8 2 6 Semampir 193.186 3,31 639,45 4 147,90 209.975 167.980 556,01 16 12 7 Krembangan 125.159 3,31 414,28 5 194,76 137.150 109.720 363,17 11 6 8 Kenjeran 116.747 3,31 386,43 4 44,35 123.119 98.495 326,02 9 5 9 Bulak 35.115 3,31 116,23 3 27,58 38.694 30.955 102,46 3 -10 Tambaksari 223.149 3,31 738,62 6 111,85 252.605 202.084 668,90 20 14 11 Gubeng 157.254 3,31 520,51 9 374,72 178.821 143.057 473,52 14 5 12 Rungkut 91.502 3,31 302,87 7 154,81 101.247 80.998 268,10 8 1 13 Tenggilis Mejoyo 55.480 3,31 183,64 6 169,00 61.727 49.382 163,45 4 -14 Gunung Anyar 46.627 3,31 154,34 2 43,25 51.045 40.836 135,17 4 2 15 Sukolilo 99.362 3,31 328,89 7 171,34 110.971 88.777 293,85 8 1 16 Mulyorejo 79.379 3,31 262,74 4 61,13 88.234 70.587 233,64 7 3 17 Sawahan 223.257 3,31 738,98 8 289,09 253.588 202.870 671,50 20 12 18 Wonokromo 186.813 3,31 618,35 8 231,30 213.725 170.980 565,94 17 9 19 Karangpilang 69.409 3,31 229,74 7 115,00 74.828 59.862 198,14 6 -20 Dukuh Pakis 59.930 3,31 198,37 2 13,26 64.477 51.582 170,74 5 3 21 Wiyung 59.790 3,31 197,90 7 78,52 63.946 51.157 169,33 5 -22 Wonocolo 80.627 3,31 266,88 6 178,83 91.151 72.921 241,37 7 1 23 Gayungan 45.149 3,31 149,44 6 99,80 48.768 39.014 129,14 3 -24 Jambangan 42.961 3,31 142,20 3 93,40 47.558 38.046 125,93 3 -25 Tandes 94.247 3,31 311,96 6 130,33 102.137 81.710 270,46 8 2 26 Sukomanunggal 97.363 3,31 322,27 4 133,51 105.849 84.679 280,29 8 4 27 Asemrowo 38.487 3,31 127,39 6 66,99 40.347 32.278 106,84 3 -28 Benowo 42.583 3,31 140,95 2 8,00 44.356 35.485 117,45 3 1 29 Lakarsantri 46.289 3,31 153,22 7 54,11 49.174 39.339 130,21 3 -30 Pakal 36.717 3,31 121,53 8 94,24 38.450 30.760 101,82 3 -31 Sambikerep 50.500 3,31 167,16 2 18,00 53.963 43.170 142,89 4 2 2.902.507 9.607,30 166 4.087,76 3.198.472 2.558.778 8.470 245 99 Total Kebutuhan TPS/Depo No Kecamatan

Jumlah Sampah Sarana & Prasarana

(lt/org/hr) m3/hr

2008

6. Teknologi alternatif pengolahan sampah

Untuk masa yang akan datang tidak hanya terfokus pada penggunaan TPA Benowo sebagai satu-satunya alternatif dalam pembuangan sampah, tetapi harus dipikirkan beberapa alternatif pengolahan sampah melalui peningkatan volume sampah yang dapat dimanfaatkan lagi dan penggunaan material yang dapat digunakan lagi.

Beberapa alternatif yang banyak digunakan dalam pengolahan sampah saat ini :

 Komposting

An Aerobic digestion

Incenerator dengan energy recovery

Thermochemical proses, seperti gasifikasi dan pirolisis

(9)

1

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi yang akan diterapkan adalah :

 Dampak lingkungan yang ditimbulkan

 Besarnya biaya pembangunan, operasional dan pemeliharaan

 Perbedaan hasil yang diharapkan berdasarkan komposisi sampah dan sistem operasionalnya.

Pada dasarnya tidak ada satu sistem solusi pengelolaan sampah yang ideal yang dapat memenuhi semua kebutuhan manajemen sampah yang baik, sebagai konsekuensinya maka harus dilaksanakan manajemen sampah yang terintegrasi. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya sebagai pengelola sampah harus mampu mengidentifikasikan dan menampung semua aspirasi yang ada dengan tujuan memahami dampak, kebutuhan fasilitas operasional dan alternatif teknologi yang dipilih.

7. Sistem Pengangkutan Sampah

Pengangkutan adalah proses pemindahan sampah dari TPS menuju lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Saat ini terdapat berbagai jenis dan kapasitas sarana pengangkutan yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (lihat tabel 5.6). Kegiatan pengangkutan sampah sangat tergantung dari pola jaringan jalan yang dilalui dan jangkauan pelayanan atau batas-batas geografis yang dapat dijangkau oleh armada transportasi sampah.

Dalam sistem pengangkutan samapah sangat ditentukan oleh model dan pola pengumpulan sampah, yang pada akhirnya akan mempengaruhi model pengangkutannya. Model pengangkutan sampah dari TPS ke TPA tergantung pada sistem container di TPS-nya. Untuk sistem conainer tetap, kendaraan pengangkut keluar dari pool langsung menuju TPS kemudian membawa conainer yang berisi sampah menuju TPA. Dari TPA, kendaraan truck membawa container kosong menuju container yang berisi sampah di TPS berikutnya sampai dengan yang terakhir.

Untuk sistem container tidak tetap terdapat dua macam yaitu model compactor dan arm roll. Terkait dengan pengertian diatas maka kegiatan pengangkutan sampah harus memperhatikan beberapa faktor berikut agar pengangkutan sampah dapat dilaksanakan secara efisien. Faktor-faktor tersebut adalah :

(10)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

 Lokasi dan jumlah sampah yang terkumpul di TPS maupun container. Dengan pembagian 5 (lima) daerah pelayanan maka pembagian kerja angkutan sampah juga menjadi lebih spesifik. Distribusi armada pengangkut sampah harus memperhatikan jumlah timbulan sampah pada daerah pelayanan masing-masing karena setiap kondisi daerah pelayanan tidak sama.

 Jarak TPS ke TPA, Pemilihan sistem pengangkutan sampah juga harus memperhatikan letak TPS. TPS yang jauh dari TPA menuntut kerja keras sopir untuk membawa sampah ke TPA. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pencapaian ritasi.

 Penggunaan kapasitas kontainer yang sesuai

 Kapasitas angkut kendaraan pengangkut sampah sesuai standar teknis

 Kondisi jaringan jalan yang dilalui dan jadual pengangkutan sampah ke TPA. Kondisi ini dapat mempengaruhi kinerja pengangkutan sampah karena tidak semua jaringan jalan dalam kondisi yang baik serta lancar.

 Kelancaran sistem loading (pengangkutan) dan unloading (pembongkaran) sampah di TPA yang banyak dipengaruhi oleh kondisi TPA itu sendiri.

Tabel 5.4. Kebutuhan sarana pengangkutan sampai tahun 2014.

Kapasitas Rotasi

2014 sampah Pengadaan Baru

Total terangkut (m3) Unit

1 Amroll truck 6 6 2 20 240 14 2 Amroll truck 8 26 2 40 640 14 3 Amroll truck 12 - 2 20 480 20 4 Amroll truck 14 58 2 100 2800 42 5 Compactor 6 5 2 20 240 15 6 Compactor 10 9 2 20 400 11 7 Dump Truck 6 10 2 40 480 30 114 260 5.280 146

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya ( 2008 ) & Analisis Jumlah

hari

Kebutuhan Sarana Pengangkutan

Total

No Jenis Kendaraan

m3

8. Sistem Pembuangan Akhir (TPA)

Dari aspek teknis operasional persampahan dalah pembuangan akhir sampah. Saat ini sebagai final disposal site (TPA) kota Surabaya adalah TPA Benowo yang terletak di wilayah Barat Surabaya dan berjarak sekitar 35 km dari pusat kota. Luas area saat ini sekitar 37,29 Ha dan sekitar 15 Ha sudah terisi.

(11)

1

 Kantor administrasi yang saat ini sudah berfungsi sebagai kantor proyek

 Dinding/tanggul penahan untuk cell sampah, dengan tujuan untuk membatasi cell sampah agar tidak terjadi pemasukan air ke dalam area cell sampah, misal bila terjadi banjir

 Jalan akses menuju TPA sudah bagus

 Ventilasi gas yang dipasang pada setiap luasan 500 m2 area landfill  Saluran penampung lindi yang sekaligus sebagai penampung air hujan

 Kolam lindi sampah yang terdiri dari kolam besar (pond) dengan fungsi sebagai penampung lindi yang berasal dari saluran lindi

Sedangkan peralatan berat yang ada di TPA Benowo adalah sebagai berikut :

 Loader : 2 unit, kondisi baik

 Landfill : 2 unit, kondisi baik

 Buldozer : 7 unit, rusak 3 unit

 Excavator : 5 unit, rusak 1 unit

 Sweeper : 3 unit, kondisi baik

9. Rencana Penanganan Sampah pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

 Menimimalisasi dampak TPA, diantaranya yang ditimbulkan oleh :

 Lindi, untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh lindi maka perlu pembangunan IPAL yang layak.

 Bau, salah satu cara untuk meminimalkan bau akibat tumpukan sampah yaitu dengan penyemprotan EM4 plus

 Kebakaran, pengambilan gas methan merupakan upaya untuk menghindari

bahaya kebakaran.

 Pengawasan TPA, melakukan pengawasan terhadap sampah yang masuk TPA agar tidak sampai membawa sampah/limbah B3.

 Dibangun TPA dengan sistem cluster untuk surabaya Barat dan Timur. Dengan adanya TPA di kawasan Timur maka akan dapat mengurangi beban TPA Benowo serta dapat memperkecil biaya pengangkutan khususnya di wilayah Surabaya Timur

 Teknologi mengolah/memusnahkan sampah di TPA. Sampah yang sudah menumpuk di TPA segera dikurangi dengan mengolah/memusnahkan, misal

(12)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

sampah organik dapat digunakan sebagai makanan ternak atau komposting dan sampah an organik diolah dengan 3R.

 Penambahan anggaran untuk pengadaan peralatan, fasilitas dan

operasional.

 Peningkatan kualitas SDM

 Melakukan sampling sampah secara periodik 2 kali dalam setahun

 Detail Design TPA yang mempertimbangkan lingkungan

 Memperluas/mengembangkan komposting dan marketing.

 Pemanfaatan TPA sebagai sumber energi (pemanfaatn gas methane).

5.1.2.1.Kegiatan dan Rincian Program

Kegiatan dan rincian program sektor persampahan berdasarkan hasil analisa dan tingkat kebutuhan sampai tahun 2014 dapat dilihat dalam Tabel 5.5.

5.1.2.2. Prioritas Program dan Asumsi Pelaksanaan Program Persampahan

Usulan dan prioritas program disusun atas dasar hasil analisis kemampuan dan sistem yang ada, serta target pencapaian dan kemampuan pendanaan dan kelembagaan. Usulan diupayakan untuk mewujudkan sistem penyediaan pelayanan yang ada baik dalam hal teknis, keuangan, kelembagaan dan aspek kelayakan yang ada.

Berdasarkan kemampuan serta tingkat efisiensi dan efektivitas yang bisa dicapai, maka skala prioritas Program Persampahan tahun 2011 – 2014 dapat dilihat pada Tabel 5.6. Sedangkan usulan kegiatan yang berkaitan dengan RPIJM Bidang Cipta Karya pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 5.7.

(13)

1

Tabel 5.5. Rincian Kegiatan dan Program 2011 – 2014

Aspek Pengelolaan Kondsi Saat Ini Akhir PJM

A Kelembagaan

- Bentuk Institusi DKP Dinas Kebersihan dam Pertamanan

- Dasar Hukum Ada Ada

Pembentukkan Institusi

- SDM Cukup Perlu Penambahan Personil

B Teknik Operasional

1 Perencanaan

1 Ketersediaan Dokumen

perencanaan (Master plan, FS, DED) Ada Studi kelayakan untuk TPA Bag. Timur Surabaya

2 Prasarana dan Sarana

2.1 Pewadahan a. Bin/Tong Sampah

b. Keranjang Takakura & Tong Komposter 12.980 unit

2.2. Pengumpulan a. Gerobak Sampah

b. Becak Sampah

2.3. Pemindahan/Penampungan Sementara

a. Transfer Depo 166 unit 245 Unit

b. Container 340 unit 490 unit

c. Transfer Station 2.4 Pengangkutan

a. Dump truck 10 unit 40 unit

b. Arm Roll truck 90 unit 180 unit

c. Compactor truck 14 unit 40 unit

2.5 Alat Berat di TPA

a. Exavator 7 unit 13 unit

b. Buldozer 9 unit 15 unit

c. Shovel 3 unit 3 unit

d. Back Hoe Loeder 1 unit 3 unit

e. Forklift 0 unit 1 unit

2.5 Sistem Pengolahan & 3R

a. Pengomposan 14 rumah kompos 23 unit

b. Daur Ulang

2.6 Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

a. Lahan 37.29 Ha 47.29 Ha

b. Fasilitas Umum

- Jalan masuk ada ada

- Saluran Drainase ada ada

- Sistem air bersih Ada Ada

- Kantor Ada Ada

- Pagar/Gerbang Ada Ada

c. Fasilitas Perlindungan Lingkungan

- Lapisan kedap air Ada Ada

- Saluran pengumpul lindi Ada Ada

- Instalasi Pengolahan lindi Ada Ada

- Penanganan gas methan d. Fasilitas Operasional

- Jembatan Timbang Ada Ada

- Alat Berat Ada Ada

- Jalan operasi Ada Ada

- Area penghijauan Ada Ada

- Sel pembuangan sampah Ada Ada

- Cadangan tanah penutup Ada Ada

e. Fasilitas Penunjang Ada

- Pencucian kendaraan Ada Ada

- Parkir Ada Ada

- Komunikasi Ada Ada

C Sistem Pembiayaan

- Mekanisme pembiayaan Bulanan, Tahunan Bulanan, Tahunan

- Sumber Dana APBN, APBD & Swasta APBN, APBD & Swasta

- Retribusi & Mekanisme Pembayaran -Realisasi penerimaan retribusi

D Peraturan/Perundangan

- Kelengkapan & kelayakan materi Ada Review/revisi seusi perkembangan

-Penerapan sanksi &reward Belum optimal Dioptimalkan

E Peran Serta Masyarakat dan Swasta

- Penyuluhan, edukasi, dll Belum optimal Ditingkatkan

- kemapuan membayar retribusi

-Partisipasi masyarakat Cukup Ditingkatkan

-Partisipasi swasta Ada Ditingkatkan

Sumber : hasil analisa

No

Persampahan 2009 2014

(14)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1 Ta b e l 5 .6 . P ri o ri ta s U su la n P ro gr am 2 0 11 2 0 1 4 Ha rg a Sa tu an Bi ay a (R p. 00 0) (R p. 00 0) Vo lu m e Bi ay a AP BN AP BD De sa /M as y. Vo lu m e Bi ay a AP BN AP BD De sa /M as y. Vo lu m e Bi ay a AP BN AP BD De sa /M as y. I Pe re nc an aa n 1 DE D TP A Ba ru 1 Pa ke t 50 0, 00 0 50 0, 00 0 1 50 0, 00 0 50 0, 00 0 II Pe m ba ng un an & P er ba ik an S ap ra s A Pe m ba ng un an /P en ga da an S ap ra s 1 Ke ra nj an g Ta ka ku ra & T on g Kom pos te r 12 ,9 80 Un it 17 3. 08 2, 24 6, 53 8 2, 58 0 44 6, 53 8 44 6, 53 8 2, 60 0 45 0, 00 0 45 0, 00 0 2, 60 0 45 0, 00 0 45 0, 00 0 2 Pe m ba ng un an R um ah K om pos 9 Un it 24 8, 00 0. 00 2, 23 2, 00 0 1 23 2, 00 0 23 2, 00 0 2 50 0, 00 0 25 0, 00 0 25 0, 00 0 2 50 0, 00 0 25 0, 00 0 25 0, 00 0 3 Pe m ba ng un an TP S/ De po 10 Un it 25 0, 00 0 2, 50 0, 00 0 2 50 0, 00 0 50 0, 00 0 2 50 0, 00 0 50 0, 00 0 2 50 0, 00 0 50 0, 00 0 4 Pe ng ad aa n Co nt ai ne r 15 0 Un it 7, 00 0 1, 05 0, 00 0 30 21 0, 00 0 63 ,0 00 14 7, 00 0 30 21 0, 00 0 63 ,0 00 14 7, 00 0 30 21 0, 00 0 63 ,0 00 14 7, 00 0 5 Pe ng ad aa n tr uc k pe ng an gk ut sa m pa h - A m ro ll Tr uc k 6 m 3 Un it 30 0, 00 0 - A m ro ll Tr uc k 8 m 3 30 Un it 52 0, 00 0 15 ,6 00 ,0 00 10 5, 20 0, 00 0 3, 00 0, 00 0 2, 20 0, 00 0 10 5, 20 0, 00 0 3, 00 0, 00 0 2, 20 0, 00 0 - A m ro ll Tr uc k 12 m 3 Un it - A m ro ll Tr uc k 14 m 3 50 Un it 60 0, 00 0 30 ,0 00 ,0 00 10 6, 00 0, 00 0 3, 00 0, 00 0 3, 00 0, 00 0 10 6, 00 0, 00 0 3, 00 0, 00 0 3, 00 0, 00 0 - C om pa ct or 6 m 3 0 Un it 40 0, 00 0 - C om pa ct or 15 Un it 70 0, 00 0 10 ,5 00 ,0 00 5 3, 50 0, 00 0 3, 50 0, 00 0 5 3, 50 0, 00 0 3, 50 0, 00 0 - D um p tr uc k 15 Un it 60 0, 00 0 9, 00 0, 00 0 5 3, 00 0, 00 0 3, 00 0, 00 0 5 3, 00 0, 00 0 3, 00 0, 00 0 6 Pe ng ad aa n Al at B er at - B ul do ze r 6 Un it 82 5, 00 0 4, 95 0, 00 0 2 1, 65 0, 00 0 82 5, 00 0 82 5, 00 0 2 1, 65 0, 00 0 82 5, 00 0 82 5, 00 0 - F or kl ift 1 Un it 50 0, 00 0 50 0, 00 0 1 50 0, 00 0 50 0, 00 0 - W he el Lo ad er 2 Un it 50 0, 00 0 1, 00 0, 00 0 1 50 0, 00 0 50 0, 00 0 1 50 0, 00 0 50 0, 00 0 - E xc av at or 6 Un it 1, 20 0, 00 0 7, 20 0, 00 0 2 2, 40 0, 00 0 2, 40 0, 00 0 2 2, 40 0, 00 0 2, 40 0, 00 0 7 Pe m ba ng ua n TP A Ba ru (w ila ya h Ti m ur ) 10 Ha 10 0, 00 0, 00 0 10 0, 00 0, 00 0 18 7, 27 8, 53 8 2, 61 3 1, 38 8, 53 8 63 ,0 00 1, 32 5, 53 8 2, 67 0 24 ,4 10 ,0 00 17 ,0 38 ,0 00 7, 37 2, 00 0 2, 67 0 24 ,4 10 ,0 00 16 ,5 38 ,0 00 7, 87 2, 00 0 III Pe ng ad aa n Ta na h 1 Pe m ba ng ua n TP A Ba ru (w ila ya h Ti m ur ) 10 ,0 00 m 2 5, 00 0 50 ,0 00 ,0 00 50 ,0 00 ,0 00 23 7, 27 8, 53 8 1, 38 8, 53 8 63 ,0 00 1, 32 5, 53 8 24 ,4 10 ,0 00 17 ,0 38 ,0 00 7, 37 2, 00 0 24 ,4 10 ,0 00 16 ,5 38 ,0 00 7, 87 2, 00 0 Su m be r : h asi l a na lisa SA TU AN Ta hu n An gg ar an 20 10 20 11 20 12 No K E G I A T A N Su b Tot al Su b Tot al To ta l A ng ga ra n VO LU M E

(15)

1 H ar ga S at ua n Bi ay a (R p. 00 0) (R p. 00 0) Vo lu m e Bi ay a AP BN AP BD De sa /M as y. Vo lu m e Bi ay a AP BN AP BD De sa /M as y. I Pe re nc an aa n 1 DE D TP A Ba ru 1 Pa ket 50 0,0 00 50 0,0 00 II Pe m ba ng un an & P er ba ik an S ap ra s A Pe m ba ng un an /P en ga da an S ap ra s 1 Ke ra nj ang Ta ka kur a & To ng K om po st er 12 ,9 80 Un it 17 3. 08 2,2 46 ,5 38 2, 60 0 45 0,0 00 45 0,0 00 2,6 00 45 0,0 00 45 0,0 00 2 Pe m ba ng una n Rum ah Ko m po s 9 Un it 24 8,0 00 .0 0 2,2 32 ,0 00 2 50 0,0 00 25 0,0 00 25 0,0 00 2 50 0,0 00 25 0,0 00 25 0,0 00 3 Pem ba ng un an T PS /D ep o 10 Un it 25 0,0 00 2,5 00 ,0 00 2 50 0,0 00 50 0,0 00 2 50 0,0 00 50 0,0 00 4 Pen ga da an C on ta in er 15 0 Un it 7,0 00 1,0 50 ,0 00 30 21 0,0 00 63 ,0 00 14 7,0 00 30 21 0,0 00 63 ,0 00 14 7,0 00 5 Pen ga da an tr uc k pen ga ng ku t s am pa h - A m ro ll Tr uc k 6 m 3 Un it 30 0,0 00 - A m ro ll Tr uc k 8 m 3 30 Un it 52 0,0 00 15 ,6 00 ,0 00 10 5,2 00 ,0 00 3, 00 0,0 00 2,2 00 ,0 00 - A m ro ll Tr uc k 12 m 3 Un it - A m ro ll Tr uc k 14 m 3 50 Un it 60 0,0 00 30 ,0 00 ,0 00 10 6,0 00 ,0 00 3, 00 0,0 00 3,0 00 ,0 00 20 12 ,0 00 ,0 00 6,0 00 ,0 00 6, 00 0,0 00 - C om pa ct or 6 m 3 0 Un it 40 0,0 00 - C om pa ct or 15 Un it 70 0,0 00 10 ,5 00 ,0 00 5 3,5 00 ,0 00 3, 50 0,0 00 - D um p tr uc k 15 Un it 60 0,0 00 9,0 00 ,0 00 5 3,0 00 ,0 00 3, 00 0,0 00 6 Pen ga da an A la t B er at - B ul do zer 6 Un it 82 5,0 00 4,9 50 ,0 00 2 1,6 50 ,0 00 82 5,0 00 82 5,0 00 - F or kl ift 1 Un it 50 0,0 00 50 0,0 00 - W he el L oa der 2 Un it 50 0,0 00 1,0 00 ,0 00 - E xc av at or 6 Un it 1,2 00 ,0 00 7,2 00 ,0 00 2 2,4 00 ,0 00 2, 40 0,0 00 7 Pem ba ng ua n TP A Ba ru (w ila ya h Ti m ur ) 10 Ha 10 0,0 00 ,0 00 10 0,0 00 ,0 00 10 10 0, 00 0,0 00 10 0,0 00 ,0 00 18 7,2 78 ,5 38 2, 66 8 23 ,4 10 ,0 00 16 ,0 38 ,0 00 7,3 72 ,0 00 2,6 64 11 3, 66 0,0 00 10 6,3 13 ,0 00 7, 34 7,0 00 III Pe ng ad aa n Ta na h 1 Pem ba ng ua n TP A Ba ru (w ila ya h Ti m ur ) 10 ,0 00 m 2 5,0 00 50 ,0 00 ,0 00 10 ,0 00 50 ,0 00 ,0 00 50 ,0 00 ,0 00 50 ,0 00 ,0 00 50 ,0 00 ,0 00 50 ,0 00 ,0 00 23 7,2 78 ,5 38 73 ,4 10 ,0 00 16 ,0 38 ,0 00 57 ,3 72 ,0 00 11 3, 66 0,0 00 10 6,3 13 ,0 00 7, 34 7,0 00 Su m be r : h as il an al isa SA TU AN Ta hu n An gg ar an 20 13 20 14 N o K E G I A T A N Sub To ta l Sub To ta l To ta l A ng ga ra n VO LU M E

(16)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

5.1.3. Drainase Lingkungan, Biopori dan Sumur Resapan

Dalam merumuskan usulan program untuk sektor drainase di Kota Surabaya ini tentunya tidak akan terlepas dari beberapa permasalahan yang telah diuraikan pada pembahasan sebelumnya. Di samping itu juga harus mengacu kepada studi Surabaya Drainage Master Plan (SDMP) 2018, yang secara komprehensif telah merumuskan

beberapa usulan dan rekomendasi terkait dengan pembangunan sektor

pematusan/drainase di Kota Surabaya. Secara umum untuk Usulan Program Jaringan Saluran Pematusan Kota Surabaya, meliputi :

1. Rencana jaringan saluran pematusan primer dan sekunder; 2. Rencana waduk di kawasan hulu;

3. Rencana boezem;

4. Rencana pintu laut;

5. Rencana rumah pompa.

Sedangkan Usulan untuk pembangunan sistem pematusan/drainase Kota Surabaya berdasarkan SDMP 2018 pada umumnya antara lain :

1. Konversi saluran Gunungsari dari saluran irigasi dengan bangunan pengatur lengkap dengan pintu untuk menaikkan elevasi muka air menjadi serangkaian saluran pematusan yang dihubungkan ke muara pembuangan sungai yang diperbaiki, serta sebuah saluran sudetan barn (High Level Diversion Channel) yang semuanya membuang debit aliran ke Pantai Utara;

2. Pembangunan muara pembuangan yang diperbaik untuk saluran¬saluran primer Kenjeran, Kali Kepiting, Kali Dami, Kali Bokor, Kali Wonorejo dan Kali Rungkut melewati pemukiman baru dan tambak ikan di kawasan pantai agar menurunkan elevasi muka air pada jaringan pematusan pada saat intensitas curah hujan tinggi; 3. Menyediakan 2 waduk/boezem baru untuk sistem daerah rendah Kenjeran/ Kali

Kepiting dan Kali Wonorejo/ Kali Rungkut untuk ditempatkan pada lahan yang saat ini digunakan untuk tambak ikan, untuk menampung air limpasan pada saat laut pasang;

4. Menyediakan boezem mini baru dengan pompa pematusan untuk mengalirkan air limpasan dari bagian atas sistem Medokan Semampir langsung ke Kali Wonokromo, sehingga menurunkan elevasi puncak muka air pada bagian atas sistem ini dan mengurangi banjir;

(17)

1

5. Pembangunan satu waduk penampung baru di bagian hulu dari sistem Kali Kedurus dan 4 (empat) waduk penampung baru di pematusan Gunungsari, supaya mengurangi aliran puncak waduk masuk ke sistem pematusan hilir;

6. Perbaikan rumah pompa pematusan yang ada dan pembangunan rumah pompa baru untuk menyediakan sejumlah 35 (tiga puluh lima) rumah pompa. Peran dari rumah pompa ini sangat penting berkenaan dengan aliran puncak pada kawasan dengan kemiringan sangat kecil, khususnya karena lahan tidak tersedia bagi pelebaran saluran untuk memberi tampungan;

7. Pengembangan kawasan industri yang direncanakan pada kawasan Barat Daya kota (WLL) dengan serangkaian boezem kecil, yang masing-masing dengan rumah pompa dan dengan pembuangan ke sungai yang direncanakan untuk diperbaiki berhubungan dengan penanganan air limpasan dari sistem Gunungsari.

Hasil evaluasi studi SDMP 2018 yang dilakukan pada tahun anggaran 2007 dan 2008, mengklasifikasikan usulan pembangunan sistem pematusan/drainase Kota Surabaya sesuai dengan pembagian rayon sebagai berikut :

A. Rayon Tandes

Program untuk kebutuhan pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Tandes diusulkan antara lain :

1. Peningkatan saluran pematusan primer, meliputi :

a. Peningkatan Saluran Gunungsari, yang dibagi arah alirannya sesuai dengan kondisi alirannya yang mengalir ke rencana saluran diversi Gunungsari, Kali Balong, Kali Kandangan. Kali Sememi, dan ke Kali Lamong. Pada tahap awal diusulkan peningkatan saluran Gunungsari di ruas Pintu Kali Petemon-Pintu Kali Simo (yang merupakan DAS saluran rencana saluran Diversi Gunungsari) dengan menggunakan box culvert selebar 8 meter yang bisa berfungsi sebagai jalan di atasnya, dimasa mendatang box culvert ini bisa ditambah menjadi 2 (dua) cell karena lebar rencana saluran gunungsari di ruas ini adalah sekitar 18 (delapan belas) meter. Rencana pekerjaan untuk Saluran Gunungsari ini terbagi dalam beberapa sub sistem yaitu :

(18)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

i. Sub Sistem Gunungsari – Greges, dengan rencana pekerjaan :

Membongkar bangunan siphon di Simomulyo karena rawan sampah yang menyebabkan buntu dan akhirnya terjadi banjir;

 Membangun pintu air di Saluran Primer Gunungsari pada batas antara sub sistem Greges dan sub sistem Balong, karena desain saluran Gunungsari direncanakan sesuai dengan catchment area yang berasal dari sub sistem Gunungsari – Greges saja;

 Peningkatan Saluran Primer Gunungsari sesuai debit banjir yang harus dialirkan, agar pembangunan saluran tidak banyak menggusur permukiman warga, maka dapat menggunakan badan jalan sebagai saluran namun berupa saluran tertutup (gorong-gorong) dari plat beton dan dibagian atasnya bisa dimanfaatkan sebagai jalan. Dengan cara seperti ini diperoleh dua keuntungan yaitu lebar saluran bisa terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan dan badan jalan juga semakin lebar sehingga kemacetan dapat teratasi.

 Pada saluran-saluran sekunder yang tidak memenuhi kapasitas rencana perlu di desain ulang;

 Peningkatan gorong-gorong dan jembatan sesuai desain saluran rencana.

ii. Sub Sistem Gunungsari – Balong, dengan rencana pekerjaan :

 Membangun pintu air di Saluran Primer Gunungsari pada batas antara sub sistem Balong dengan sub sistem Greges di bagian Timur dan antara sub sistem Kandangan di bagian Barat, karena desain saluran Gunungsari direncanakan sesuai dengan catchment area yang berasal dari sub sistem Gunungsari – Balong saja;  Peningkatan Saluran Primer Balong (Kali Balong) dengan lebar

sesuai rencana (lihat pada sub bab Dimensi dan Elevasi Rencana) dan tebing saluran dari sheetpile;

(19)

1

 Pada saluran-saluran sekunder yang tidak memenuhi kapasitas rencana perlu di desain ulang;

 Pada bagian hilir Kali Balong setelah pertemuan dengan Saluran Margomulyo perlu dilengkapi dengan pintu air pasang surut, pompa banjir dan mini bozem. Sarana tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya air balik yang akan masuk ke Saluran Margomulyo dan saluran Gunungsari. Penempatan bangunan tersebut juga harus memperhatikan kepentingan nelayan yang menggunakan Kali Balong sebagai jalur perahu ke arah hulu;

 Pada kawasan hulu sub sistem Gunungsari – Balong perlu dibangun waduk, lokasi rencana waduk ini berada pada pertemuan Saluran Lontar dengan Saluran Balongsari yang kondisinya merupakan daerah cekungan;

 Peningkatan gorong-gorong dan jembatan sesuai desain saluran rencana.

iii. Sub Sistem Gunungsari – Kandangan, dengan rencana pekerjaan :

 Membangun pintu air di Saluran Primer Gunungsari pada batas antara sub sistem Kandangan dengan sub sistem Balong di bagian Timur dan antara sub sistem Sememi di bagian Barat, karena desain saluran Gunungsari direncanakan sesuai dengan catchment area yang berasal dari sub sistem Gunungsari – Kandangan saja.  Peningkatan Saluran Primer Gunungsari sesuai debit banjir yang

harus dialirkan, agar pembangunan saluran tidak banyak menggusur permukiman warga maka dapat menggunakan badan jalan sebagai saluran namun berupa saluran tertutup (gorong-gorong) dari plat beton dan dibagian atasnya bisa dimanfaatkan sebagai jalan. Dengan cara seperti ini diperoleh dua keuntungan yaitu lebar saluran bisa terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan dan badan jalan juga semakin lebar sehingga kemacetan dapat teratasi.

(20)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

 Peningkatan Saluran Primer Kandangan (Kali Kandangan) dengan lebar sesuai rencana dan tebing saluran dari sheetpile;

 Pada saluran-saluran sekunder yang tidak memenuhi kapasitas rencana perlu di desain ulang;

 Pada bagian hilir Kali Kandangan perlu dilengkapi dengan pintu air pasang surut, pompa banjir dan mini bozem. Sarana tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya air balik yang akan masuk ke saluran sekundernya, penempatan bangunan tersebut juga harus memperhatikan kepentingan nelayan yang menggunakan Kali Balong sebagai jalur perahu ke arah hulu. Cara lain untuk mencegah air balik adalah melengkapi saluran sekunder dengan pintu air pasang surut pada outletnya yang menuju Kali Kandangan.

 Pada kawasan hulu sub sistem Gunungsari – Kandangan juga perlu dibangun waduk, lokasi rencana waduk ini berada di sebelah utara jalan Ngemplak yang kondisinya saat ini masih berupa tegalan;

 Peningkatan gorong-gorong dan jembatan sesuai desain saluran rencana.

iv. Sub Sistem Gunungsari – Sememi, dengan rencana pekerjaan :

 Membangun pintu air di Saluran Primer Gunungsari pada batas antara sub sistem Sememi dengan sub sistem Kandangan di bagian Timur dan antara sub sistem Lamong di bagian Barat, karena desain saluran Gunungsari direncanakan sesuai dengan catchment area yang berasal dari sub sistem Gunungsari – Sememi saja;

 Peningkatan Saluran Primer Gunungsari sesuai debit banjir yang harus dialirkan, agar pembangunan saluran tidak banyak menggusur permukiman warga maka dapat menggunakan badan jalan sebagai saluran namun berupa saluran tertutup (gorong-gorong) dari plat beton dan dibagian atasnya bisa dimanfaatkan sebagai jalan. Dengan cara seperti ini diperoleh dua keuntungan

(21)

1

yaitu lebar saluran bisa terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan dan badan jalan juga semakin lebar sehingga kemacetan dapat teratasi;

 Peningkatan Saluran Primer Sememi (Kali Sememi) dengan lebar sesuai rencana dan tebing saluran dari sheetpile;

 Pada saluran-saluran sekunder yang tidak memenuhi kapasitas rencana perlu di desain ulang;

 Pada bagian hilir Kali Kandangan perlu dilengkapi dengan pintu air pasang surut, pompa banjir dan mini bozem. Sarana tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya air balik yang akan masuk ke saluran sekundernya, atau melengkapi saluran sekunder dengan pintu air pasang surut pada outletnya yang menuju Kali Sememi untuk mencegah terjadinya air balik. Penempatan bangunan tersebut pada Kali Kandangan juga harus memperhatikan kepentingan nelayan agar jalan transportasi perahu tidak terganggu;

 Pada kawasan hulu sub sistem Gunungsari – Sememi juga perlu dibangun waduk, lokasi rencana waduk ini berada di bagian hulu saluran Dukuh Jerawat tepatnya pada perbatasan Kabupaten Gresik;

 Peningkatan gorong-gorong dan jembatan sesuai desain saluran rencana.

v. Sub Sistem Gunungsari – Lamong, dengan rencana pekerjaan :

 Membangun pintu air di Saluran Primer Gunungsari pada batas antara sub sistem Lamong dengan sub sistem Sememi di bagian Timur, karena desain saluran Gunungsari direncanakan sesuai dengan catchment area yang berasal dari sub sistem Gunungsari – Lamong saja;

 Pembuatan waduk di bagian hulu saluran Benowo untuk menahan sementara aliran menuju ke hilir sehingga dimensi saluran rencana bisa dikurangi;

(22)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

Di bagian outlet saluran Gunungsari yang menuju Kali lamong perlu dibangun pintu air untuk mencegah masuknya air dari Kali lamong ke saluran Gunungsari. Untuk mengantisipasi terjadinya air banjir bersamaan dengan naiknya muka air Kali Lamong perlu juga dilengkapi dengan pompa banjir dan mini bozem;

 Pada kawasan hulu sub sistem Gunungsari – Benowo juga perlu dibangun waduk, lokasi rencana waduk ini berada di bagian hulu saluran Benowo tepatnya pada perbatasan Kabupaten Gresik;

 Peningkatan gorong-gorong dan jembatan sesuai desain saluran rencana.

vi. Peningkatan Saluran Kalianak, dengan rencana pekerjaan sebagai berikut :

i. Normalisasi Saluran Primer Kalianak dengan menertibkan bangunan yang mendesak ke badan saluran;

ii. Rehabilitasi Saluran Primer Kalianak pada bagian yang masih merupakan saluran alam menjadi saluran yang berplengsengan. vii. Peningkatan Kali Krembangan, dengan rencana pekerjaan sebagai

berikut :

i. Normalisasi Saluran Primer Krembangan (Kali Krembangan) dengan menertibkan bangunan yang mendesak ke badan saluran; ii. Peningkatan Saluran Primer Krembangan (Kali Krembangan)

dengan sheetpile;

iii. Perlu adanya program pemberdayaan masayarakat sekitar saluran untuk pengolahan sampah khususnya di wilayah Tambak Mayor (Kelurahan Asemrowo) dan Tanjungsari.

viii.Peningkatan Kali Balong, di hulu dilengkapi dengan waduk pada pertemuan saluran Lontar dan Balongsari. Di hilir dilengkapi dengan pintu air, pompa banjir, dan boezem;

(23)

1

ix. Peningkatan Kali Kandangan, di hulu dilengkapi dengan waduk di lokasi sebelah Utara Jalan Ngemplak. Di hilir dilengkapi dengan pintu air, pompa banjir, dan boezem;

x. Peningkatan Kali Sememi, di hulu dilengkapi dengan waduk di hulu saluran Dukuh Jerawat. Di hilir dilengkapi dengan pintu air, pompa banjir, dan boezem;

xi. Peningkatan saluran Romo Kalisari, dengan rencana pekerjaan sebagai berikut :

i. Peningkatan Saluran Romokalisari untuk mengimbangi perubahan tata guna lahan menjadi lahan terbangun;

ii. Pembangunan pintu air pasang surut di bagian outlet saluran yang bermuara di Kali Lamong untuk mencegah terjadinya air balik. Untuk mengantisipasi terjadinya air banjir bersamaan dengan naiknya muka air Kali Lamong perlu juga dilengkapi dengan pompa banjir dan mini bozem;

iii. Peningkatan gorong-gorong dan jembatan sesuai desain saluran rencana.

xii. Peningkatan saluran Tambak Dono, dengan rencana pekerjaan sebagai berikut :

i. Peningkatan Saluran Tambakdono untuk mengimbangi perubahan tata guna lahan menjadi lahan terbangun dan juga adanya rencana pembangunan kawasan stadion di Surabaya Barat; ii. Pembangunan pintu air pasang surut di bagian outlet saluran yang

bermuara di Kali Lamong untuk mencegah terjadinya air balik. Untuk mengantisipasi terjadinya air banjir bersamaan dengan naiknya muka air Kali Lamong perlu juga dilengkapi dengan pompa banjir dan mini bozem;

iii. Peningkatan gorong-gorong dan jembatan sesuai desain saluran rencana.

(24)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

2. Peningkatan saluran pematusan sekunder , meliputi :

a. Peningkatan saluran sekunder yang berada di kawasan berelevasi tinggi di sistem pematusan Gunungsari;

b. Peningkatan saluran sekunder dikawasan berelevasi rendah pantai Barat dan menggunakan pompa masuk ke saluran primernya.

Gambaran usulan program pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Tandes dapat dilihat pada gambar 3.5.

B. Rayon Wiyung

Program untuk kebutuhan pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Wiyung diusulkan antara lain :

1. Peningkatan saluran pematusan primer Kali Kedurus;

2. Pembuatan Waduk/Boezem di bagian hulu Kali Kedurus, yang berlokasi di hilir jembatan Bangkingan (perbatasan dengan Kabupaten Gresik), waduk ini berfungsi untuk menyimpan sementara debit banjir karena keterbatasan saluran Kedurus Hilir yang bermuara di Kali Surabaya;

3. Peningkatan saluran tepi Kali Kedurus (Side Drain Kiri dan Side Drain Kanan) yang menampung air dari catchment area Kedurus sebelum dialirkan menuju bozem Kedurus;

4. Normalisasi saluran sekunder yang saat ini kondisinya hilang yaitu Saluran Pesapen, Saluran Sumur Welut, Saluran Pondok Maritim Indah Barat, Saluran Tambak Watu Timur, Saluran Tambak Watu Tengah dan Saluran Tambak Watu Barat;

5. Pada saluran-saluran sekunder yang tidak memenuhi kapasitas rencana perlu di desain ulang;

6. Peningkatan gorong-gorong dan jembatan sesuai desain saluran rencana; 7. Membuat long storage memanjang di bagian hulu Kali Kedurus;

8. Pembersihan sisa-sisa bangunan (pintu air, pilar dan lain-lain) di bagian hilir Kali Kedurus yang dapat mengurangi kapasitas aliran menuju Kali Surabaya. Gambaran usulan program pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Wiyung dapat dilihat pada gambar 3.6.

(25)

1

C. Rayon Genteng

Program untuk kebutuhan pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Genteng diusulkan antara lain :

1. Pada Sistem Pematusan Kali Greges berupa Normalisasi boezem

Morokrembangan yang terdiri dari : a. Pengerukan boezem;

b. Membuat lining pasangan batu tepi boezem;

c. Membuat saluran baru short cut boezem Morokrembangan bagian Utara-Selatan

d. Pembangunan rumah pompa dan pompa air di Kali Greges. e. Rehabilitasi saluran primer;

f. Peningkatan saluran sekunder;

g. Peningkatan dan pengadaan pompa banjir; dan h. Penggantian pintu air dibeberapa lokasi.

Gambaran usulan program pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Genteng dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Tabel 5.7.

Usulan Program Pematusan di Rayon Genteng

SUB PEMATUSAN JENIS KEGIATAN

1. Kayun/Grahadi dan PA. Kenari

1. Rehabilitasi dan Normalisasi saluran Embong Sawo, Embong Malang

2. Peningkatan saluran Embong Malang utara B = 1.40 m 3. Pengadaan Pompa baru Q = 4 m3/dt di Kenari

4. Pengadaan Pompa baru Q = 3 m3/dt di Grahadi 5. Peningkatan saluran Grahadi B = 2.30 m 6. Peningkatan saluran RRI barat B = 1,40 m 7. Pemindahan balai RW diatas saluran

8. Peningkatan saluran Embong sawo Barat B = 1,60m 9. Peningkatan saluran Embong Malang selatan B = 1.50

m s/d 3.30 m

10. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan

2. Peneleh 1. Rehabilitasi sepanjang saluran Primer Peneleh

2. Rencana Pengumpulan limbah cair Domestik Modul Bongkaran Peneleh

(26)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

SUB PEMATUSAN JENIS KEGIATAN

3. Studi Detail sub Pematusan 3. PA Darmo Kali

Ciliwung 1. Rehabilitasi sepanjang saluran : Darmo, Primer

Brawijaya, Hayam Wuruk

2. Pembangunan Pintu Kleb baru 2 buah 3. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan

4. Greges 1. Rehabilitasi dan normalisasi sepanjang saluran primer

Greges

2. Pelebaran gorong-gorong (2 bh) km 0.000 dan 0.052 dengan B = 3 m

3. Peningkatan saluran Ikan Mungsing Km 0.300 s/d 0.713 dengan B = 3 m

4. Peningkatan Saluran Pasar Loak B=1,6 m

5. Saluran primer diperdalam dengan Koperan Baru Km. 2.572 s/d 2.800. Km 2.887 s/d 3.200

6. Penggantian pintu air Petemon untuk penggelontoran sistem Greges

7. Penertiban bangunan sepanjang saluran 8. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan 5. PA Dinoyo dan

Keputran 1. Rehabilitasi dan normasilisasi sepanjang saluran

primer

2. Peningkatan saluran Keputran, aliran PA keputran 3. Peninggian Jembatan Untung Surapati

4. Penertiban bangunan sepanjang saluran 5. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan Sumber : Evaluasi (Riview) SDMP Tahun 2008.

D. Rayon Gubeng

Program untuk kebutuhan pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Gubeng diusulkan antara lain (lihat tabel 5.8) :

1. Pembukaan penyempitan (bottle neck) ruas saluran yang berada di Pantai Timur yaitu :

a. Saluran Kenjeran, yaitu pembuatan saluran baru dari pintu laut sampai dengan laut atau alternatif jalur lain yaitu short cut ke Kali Kepiting melalui Kali Tempurejo;

(27)

1

c. Kali Dami, yaitu peningkatan Kali Dami dari pintu laut ke laut. 2. Peningkatan dan rehabilitasi saluran primer;

3. Peningkatan dan pembuatan baru saluran sekunder;

4. Pengadaan pompa banjir;

5. Penggantian pintu; dan

6. Pengadaan mekanikal screen sampah, di beberapa lokasi.

Tabel 5.8.

Usulan Program Kegiatan Pematusan di Rayon Gubeng

SUB PEMATUSAN JENIS KEGIATAN

1. Lebak Indah dan Tanah Kali Kedinding

1. Rehabilitasi sepanjang saluran Pantai ria, Komplek kenjeran, cupat kulon, lebak indah 2. Pintu laut lama dibongkar diganti pintu sorong 3. Pintu laut lama dibongkar diganti pintu sorong

dan pompa baru Q = 3 m/dt

4. Rehabilitasi saluran lebak jaya tengah dengan baru B = 4.0 m

5. Peningkatan saluran lebak jaya utara 6. B = 1.60m s/d 2.60m

7. Peningkatan saluran kenjeran B = 2.00m 8. Peningkatan saluran gading B = 1.60 m

9. Peningkatan saluran Kiai Tambak Deres B = 2.7 m s/d 5.0 m

10. Pembangunan Saluran baru B = 1.70 m 11. Pembangunan Saluran baru B = 2.0 m 12. Peningkatan saluran Bulak Setro B = 5.0 m 13. Pengadaan Pompa baru Q = 2 m3/dt 14. Pemberian AWLR pada saluran

15. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan

2. Kenjeran 1. Rehabilitasi sepanjang saluran larangan, kalijudan

dan primer Kenjeran

2. Pelebaran dan pendalaman saluran Kalijudan 3. Pendalaman saluran Karang Empat

4. Pelebaran Saluran Lebak Arum 5. Pendalaman saluran Primer Kenjeran 6. Pengadaan Pintu laut dan pompa

(28)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

SUB PEMATUSAN JENIS KEGIATAN

8. Pembuatan saluran baru sudetan kenjeran ke saluran muara kali kepiting

9. Pembangunan Boezem baru 7,5 Ha

10. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan

3. Jeblokan 1. Peningkatan saluran bagian hilir sepanjang 500 m

2. Peningkatan saluran Tanah merah B = 2.40m, gorong-gorong outlet baru

3. Pembuatan saluran baru saluran tanah merah utara I, B = 2.30 m, gorong-gorong outlet baru 4. Penurunan elevasi dasar saluran Primer Jeblokan 5. Pemberian AWLR pada saluran

6. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan

4. Tambak Wedi Penggirian

1. Pompa Simokerto diganti baru saluran Simolawang 2.80 m3/dt, saluran Donorejo 2.2 m3/dt

2. Pemasangan alat pengakut sampah mekanis pada saluran Simo Lawang dan saluran Donorejo 3. Peningkatan saluran Penggirian makam

4. Jembatan dilebarkan 2.60 m menjadi 3 X 2.60 m 5. Rehabilitasi dan saluran Primer Pegirian dan

pembersihan bangunan diatas saluran

6. Saluran Simokerto dilebarkan 6 m menjadi 8 m 7. Jembatan pada tanggul dilebarkan 5.6 m menjadi

8 m

8. Pintu air Jatipurwo dibongkar, diganti saringan sampah mekanis

9. Peningkatan saluran Wonosari Wetan

10. Saluran Tenggumung Baru dilebarkan diperdalam dan 8 jembatan dilebarkan

11. Pembangunan Pompa baru saluran Tenggumung baru

12. Peningkatan saluran Mrutu Kalianyar 13. Peningkatan saluran Bulak banteng 14. Pembangunan Saluran baru Bulak Banteng

tengah

15. Peningkatan saluran Bandar Rejo

16. Pembangunan Saluran baru Bulak Banteng timur 17. Pintu laut 4 X 3 m ditambah menjadi 7 X 3 m dan

(29)

1

SUB PEMATUSAN JENIS KEGIATAN

18. Pembangunan Saluran baru tambak wedi utara 19. Peningkatan saluran Tambak Wedi utara II 20. Rehabilitasi dan normalisasi saluran Tambak

Wedi dan pembersihan bangunan diatas saluran 21. Pengadaan Pompa baru saluaran Randu Barat

6.50 m3/ dt

22. Peningkatan saluran Tanah Merah indah 23. Peningkatan saluran Tanah Merah indah II 24. Pembangunan Saluran baru Kapas Madya Baru 25. Peningkatan saluran Kapas Madya II

26. Pembangunan Saluran baru Kapas Madya X 27. Pembangunan Saluran Kapas Madya timur

diperdalam

28. Talang Irigasi lama dibongkar 29. Pembangunan Saluran baru Rangka

30. Pembangunan Saluran Putro Agung diperdalam 31. Saluran Ploso Bogen bagian hilir diperdalam dan

2 jembatan diperlebar

32. Peningkatan saluran Dharma Rakyat III

33. Saluran Tambak Sari diperdalam , sampah pasar dibersikan, 6 jembatan dilebarkan, jembatan penduduk ditertibkan

34. Pembangunan Saluran baru Tambak sari bagian hulu

35. Pemberian AWLR pada saluran

36. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan

5. Kali Kepiting 1. Rehabilitasi dan normalisasi saluran Primer Kali

Kepiting termasuk pelebaran saluran 2. Peningkatan tanggul saluran Babatan Pantai 3. Pelebaran Saluran Tempu Rejo

4. Pintu kleb lama dibongkar 5. Rencana bozem baru luas 7.5 h 6. Pelebaran saluran Sutorejo Prima 7. Pelebaran saluran Mulyorejo

8. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan

6. Kalibokor 1. Rehabilitasi sepanjang Saluran Primer Kalibokor

2. Lining saluran primer sebelah kiri 651 m Km 1.976 s/d 2.627

(30)

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) AB 1

SUB PEMATUSAN JENIS KEGIATAN

3. Rencana saluran sekunder baru Keputih barat 4. Melebarkan saluran primer dengan lining baru

kiri dan kanan sampai ke pintu laut 1640 m, Km 5.200 s/d 6.840

5. Pelebaran saluran dan pembuatan gorong-gorong sepanjang 600 m di Jl. AR Hakim Keputih 6. Pemberian AWLR pada saluran

7. Studi detail jaringan tersier di sub Pematusan Sumber : Evaluasi (Riview) SDMP Tahun 2008.

Gambaran usulan program pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Gubeng dapat dilihat pada Gambar 3.8.

E. Rayon Jambangan

Program untuk kebutuhan pembangunan sistem pematusan/drainase di Rayon Jambangan diusulkan antara lain (lihat tabel 5.9) :

1. Peningkatan saluran primer Kali Wonorejo, Kali Kebon Agung, dan Kali Perbatasan;

2. Peningkatan dan rehabilitasi saluran primer;

3. Peningkatan dan pembuatan baru saluran sekunder

4. Penambahan luas boezem Wonorejo;

5. Peningkatan pompa banjir

6. Penggantian pintu; dan

Gambar

Tabel 5.17.  Rencana Alokasi Pendanaan RPIJM Kota Surabaya Tahun 2010 -2014
Tabel Proyeksi Pendanaan RPIJM Kota Surabaya Tahun 2011 – 2014

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Zahiriyah, saksi boleh dari perempuan dengan pertimbangan dua orang perempuan sama kedudukannya dengan seorang laki-laki. 4) Sighat akad nikah yaitu

Iklan layanan masyarakat pun menjadi salah satu media yang dengan mudah menyampaikan informasi tentang virus covid-19 ini karena pesan yang dimuat dalam iklan

Penelitian menggunakan kajian intertekstualitas ini dilakukan dengan beberapa pandangan: Pertama, pipihnya antara fakta dan fiksi dalam karya sastra sehingga memungkinkan

Dengan tekad yang kuat, maka kita sebagai umat Tuhan pun dapat bertemu dengan Tuhan di dalam kehidupan kita lewat ibadah yang aktual. Hai mari, berhimpun

Dari hasil data yang di peroleh dari melalui wawancara yang dilakukan bahwa peningkat Sumber Daya Manusia yang dilakukan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Menakjubkan, kemajuan dalam ilmu komputer dan teknologi elektronik dalam beberapa tahun ini tahun telah banyak mengubah cara kita hidup, bekerja. Ponsel misalnya, adalah perangkat

“In het logo maakten we dan ook de verbinding tussen twee hoekige lijnen, afgeleid van de architectuur van het gebouw. De verrassende kruisingen verwijzen naar de vele

Sesuai tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bentuk pengasuhan anak yang di terapkan oleh orang tua dalam menanamkan perilaku moral terhadap