• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 Dosen pembimbing II, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, .

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 Dosen pembimbing II, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENCAMPUR WARNA

SISWA KELAS IV SDN 151 PEKANBARU

Rahma Diana1, Dra. Zariul Antosa, M.Sn2, Dra.Hj. Munjiatun3 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

1

Dianarahma_89@yahoo.com id, 2Antosiana@yahoo.com,

3

Munjiatun@yahoo.com

CP : 1085278696353, 2085278996666, 3081371616168 Abstract

Research on the background is still a lack of skills in mixing colors on SDN 151 Pekanbaru. Data analysis using descriptive analysis. The results showed an increase in scores of color mixing skills base to score the first cycle an the second cycle. Based on data from the research skills of students increased from baseline 56,83 (skilled category), after the impelementation of the model guided inquiry in the frist cycle of meeting I 68,84 (skilled category) and the second meeting II 83,16 (highly skilled category). In the first cycle meeting I 75,97 (skilled category) and second cycle of meeting 84,31 (highly skilled category). Aktivitas students I encounter in the frist cycle with a percentage of 50% (enough category) increased to 62,5% (both category) at the second meeting. Further meetings on the second cycle I got a score of 75% (both category) increased to 87,5% (category very well). Aktivitas teacher I encounter in the frist cycle 58,33 (enough category) increased in the second meeting 66,66 (both category) in the second cycle to the I meeting at 70,83 (both category) increased to 91,66 (category very well). Based on the results of the study it can be concluded that the application of inquiri guided learning model can improve the color mixing skills fourth grade students of SDN 151 Pekanbaru.

Kata Kunci: inquiri guided, skill mix colors

PENDAHULUAN

Muatan seni Budaya dan Keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasiaonal Pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Dalam pembelajaran seni rupa di SD guru lebih banyak melakukan kegiatan menggambar dan melukis, karena siswa lebih senang dengan menggambar dan melukis, tetapi didalam menggambar dan melukis siswa kurang terampil dalam mencampur warna sehingga gambar yang dihasilkan tidak sesuai dengan warna yang diinginkan. Berdasarkan tes awal siswa yang kurang terampil dalam melakukan mencampur warna dapat dilihat dari 39 orang siswa, yang berkategori kurang sebanyak 7 siswa, yang berkategori cukup sebanyak 16 siswa dan yang mendapat kategori baik sebanyak 16 siswa.

1 Mahasiswa PGSD FKIP Universitas Riau, e-mail diana rahma_89@yahoo.com 2

Dosen pembimbing I, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail Antosiana@yahoo.com

3

Dosen pembimbing II, Staf pengajar program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, e-mail Munjiatun@yahoo.com

(2)

2

Sehingga kurang nya keterampilan siswa dalam menemukan warna dengan cara mencampur warna di dalam menggambar dan melukis. Karena :

1. guru tidak mengembangkan metoda pembelajaran

2. guru kurang memberikan pembelajaran tentang campuran warna 3. siswa kurang mengetahui cara mencampur warna yang baik

4. siswa kurang mengetahui perbedaan warna hijau dengan biru, misalnya sering menyebutkan biru langit dengan sebutan hijau langit.

(Trianto, 2009:166) mengungkapkan sasaran untama pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan mencampur warna siswa kelas IV SD Negeri 151Pekanbaru. Berdasarkan Permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah unutk meningkatkan keterampilan siswa dalam mencampur warna dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing bagi kelas IV SD Negeri 151 Pekanbaru. Manfaat penelitian siswa dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk berekspresi dan meningkatkan Keterampilan siswa dalam berkarya. Bagi guru dapat dijadikan bahan perbandingan dalam perbaikan pembelajaran pada materi seni rupa murni dalam mencampur warna di kelas IV SD Negeri 151 Pekanbaru. Peneliti dapat dijadikan acuan bagi peneliti lainya untuk meningkatkan keterampilan melalui mencampur warna maupun model atau metode pembelajaran lainnya.

Berdasarkan permasalahan di atas , peneliti ingin meningkatkan kualitas pembelajaran melalui tindakan penelitian dengan judul Untuk itu diperlukan perbaikan pembelajaran dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan keterampilan mencampur warna siswa kelas IV SDN 151 Pekanbaru.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV SDN 151 Pekanbaru minggu kedua bulan april hingga minggu kedua bulan mei 2012 pada semester ( genap) tahun ajaran 2011/ 2012. Subjek Penelitian adalah siswa kelas IV SDN 151 Pekanbaru semester genap. Sebanyak 39 siswa Perempuan19 orang dan 20 laki-laki orang. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 kali pertemuan.

Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran

2. Teknik tes digunakan untuk mendapatkan hasil keterampilan mencampur warna siswa

3. Dokumentasi sebagai bukti dan pendukung dalam penelitian berupa foto-foto kegiatan pembelajaran.

(3)

3

Teknik Analisis Data Aktivitas Guru

Aktivitas guru yang diamati meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yang terdiri dari 6 indikator dengan empat pilihan jawaban dengan skor 1 sampai 4. Aktivitas guru didapat dari lembar observasi aktivitas guru kemudian data diolah dengan rumus:

P = X 100 Keterangan:

P = Angkah Aktivitas guru

F = Total Frekwensi aktivitas guru N = Jumlah aspek pengamatan

a. Jumlah kategori ada 4 yaitu: sangat baik, baik, cukup dan kurang Dengan kategori sebagai berikut :

Tabel 3.1 Aktifitas Guru INTERVAL KATEGORI ≥ 81,25 - 100 Baik sekali ≥ 62,5 < 81,25 Baik ≥ 43,75 < 62,5 Cukup ≥ 25 < 43,75 Kurang Sumber : Arikunto (julia, 2011:23) Aktivitas siswa

Analisis data tentang siswa berdasarkan hasil belajar, pengamatan selama proses pembelajaran dengan melihat kesesuaian antara perencana dan tindakan yang dilakukan. Aktivitas siswa yang diamati terdiri 6 indikator dengan empat pilihan jawaban pada tiap indikator dengan skor 1 sampai 4. Untuk menentukan persentase nilai aktivitas siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus : P =F X 100 % N

Keterangan:

P= Persentase jumlah siswa F= Jumlah skor aktivitas siswa

N= Jumlah skor maksimal aktivitas siswa

a. Jumlah kategori ada 4 yaitu: sangat baik, baik, cukup dan kurang Dengan kategori sebagai berikut

Tabel 3.2 Aktivitas Siswa INTERVAL % KATEGORI ≥ 81,25 - 100 Baik sekali ≥ 62,5 < 81,25 Baik ≥ 43,75 < 62,5 Cukup ≥ 25 < 43,75 Kurang Sumber : Arikunto (julia, 2011:23)

(4)

4

Penilaian keterampilan

Penilaian keterampilan meliputi keterampilan proses dan produk.

a. Penilaian keterampilan proses dinilai dengan indikator : melakukan percobaan, kesungguhan kerja dan kelengkapan alat & bahan.

Untuk mengetahui penilaian proses digunakan rumus berikut ini: Nilai = X 60 (KTSP:2006)

SP = Skor Perolehan SM = Skor Maksimal

b. Penilaian keterampilan produk dinilai dengan indikator : mencampurkan warna, Kerapian dan kebersihan.untuk mengetahui produk siswa dengan rumus sbagai berikut

Nilai = X 40 (KTSP: 2006) SP = Skor Perolehan

SM = Skor Maksimal

c. Nilai akhir = nilai proses + nilai hasil Tabel 3.3

Kriteria Keterampilan Mencampur Warna

INTERVAL KATEGORI

≥ 81,25 - 100 Baik sekali ≥ 62,5 < 81,25 Baik ≥ 43,75 < 62,5 Cukup ≥ 25 < 43,75 Kurang HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus.Siklus I terdiri dari 4 kali pertemuan, Setiap pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit. Setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan didukung oleh lembaran kerja siswa (LKS) sebagai pengamat hasil penemuan melalui percobaan.

Tindakan Siklus I

Perencanaan Tindakan Siklus 1

Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dalam dua siklus, siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dengan dua Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta dua lembar alat observasi aktivitas guru dan dua lembar alat observasi aktivitas siswa. Siklus II juga terdri dari dua kali pertemuan dengan dua Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta dua lembar alat observasi aktivitas guru, dua lembar alat observasi aktivitas siswa dan lembar LKS untuk mengamati hasil dari percobaan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pelaksana dan guru kelas bertindak sebagai observer. Pada siklus I materi yang akan disajikan dalam pembelajaran adalah memulas warna primer dan menemukan warna skunder. sedangkan pada siklus II materi yang akan disajikan dalam pembelajaran adalah menemukan warna tersier dan penyempurnakan susunan warna primer, warna skunder dan warna tersier dalam bentuk lingkaran.

(5)

5

1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 21 April 2012 dalam waktu (2 x 35 menit) dengan materi. Penyajian materi memulas warna dengan menggunakan warna primer. Dilaksanakan oleh peneliti di kelas IV dengan jumlah siswa 39 orang. .

Pengamatan aktivitas guru

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyiapkan siswa dan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya guru berbicara tentang penjelasan untuk melatih siswa memulas warna dengan menggunakan warna primer atau warna dasar. Pembelajaran ini berpedoman pada Silabus, RPP, dan LKS. Sebelum proses pembelajaran dimulai terlebih dahulu guru meminta siswa untuk berdoa, menyiapkan kelasnya untuk memulai proses pembelajaran. kegiatan ini sesuai dengan model pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, 1 kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa dan membagikan LKS pada tiap kelompok ,masing-masing siswa telah mendapatkan kelompoknya.

Pengamatan aktivitas siswa

Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Setelah itu siswa menerima LkS yang diberikan guru, siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam melatih siswa untuk memulas warna primer,dimana warna primer ini untuk menemukan warna sekunder dan tersier yang akan ditemukan melalui percobaan di pertemuan berikutnya. Karena dalam memulas warna ini dibutuhkan cara memberikan takaran pada warna, maksudnya ketika siswa memulas warna primer yaitu merah,kuning dan biru. siswa meneteskan warna merah, kuning dan biru ke atas palet, lalu masing –masing warna diberi air satu tetes, jika warna itu sudah cair tidak perlu ditambahkan air karena jika ditambah air warna yang ditimbulkan tidak bagus dan warna yang dihasilkan semakin transparan. Kemudian dengan bimbingan guru siswa memulai pekerjaan nya dengan memulaskan warna primer atau warna dasar, yang telah siswa buat dengan berbentuk kotak atau lingkaran sebagai tempat memulaskan warna primer yaitu merah, kuning dan biru. kemudian siswa mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil latihan memulaskan warna primer dan mengisikannya dalam tabel pengamatan yang berbentuk LKS. Dalam melakukan latihan siswa sangat tertib dan tenang dalam melakukan latihan tersebut. .

Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerja kelompoknya dalam bentuk penjelasan atau laporan kepada teman-temannya dalam diskusi kelas. Siswa diperbolehkan bertanya, mengeritik dan menganalisis hasil kerja kelompok siswa yang lain, kemudian guru memberikan penjelasan untuk meluruskan jawaban sisiwa. Pada akhir kegiatan guru bersama siswa membuat kesimpulan materi yang telah diajarkan dan guru memberikan tindak lanjut.

(6)

6

Pertemuan Kedua

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 28 April 2012 Pada waktu (2 x 35 menit) dengan materi. Penyajian materi mencampur warna primer. Di laksanakan oleh peneliti di kelas IV dengan jumlah siswa 39 orang.

Pengamatan aktivitas guru

Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyiapkan siswa dan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan warna sekunder dengan mencampurkan 3 warna primer. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah– langkah pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran ini, guru menyajikan pelajaran dengan menjelaskan suatu warna yang telah ditemukan siswa dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Jawaban siswa dijadikan sebagai hipotesis atau jawaban sementara sebelum diadakan pembuktian dengan penemuan melalui percobaan. Maka dari itu guru membimbing siswa untuk mencampur warna sekunder dari warna primer. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi delapan kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 -5 dan membagikan LKS tentang hasil penemuan mencampur warna primer. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan memberi arahan siswa melanjutkan kembali diskusi kelompok pada pertemuan selanjutnya.

Pengamatan aktivitas siswa

Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Siswa mendengarkan serangkaian permasalahan yang dipresentasikan oleh guru, Setelah itu siswa menerima LKS dari guru, siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk menemukan warna sekunder melalui percobaan. Kemudian siswa melakukan mencampur warna primer melalui percobaan dengan bimbing guru. Dengan melakukan mencampur warna primer yang dilakukan siswa untuk mendapatkan hasil dari warna sekunder, siswa mencampurkan warna primer yanitu mencampurkan warna merah dengan biru menjadi ungu (violet), biru dengan kuning menjadi hijau dan merah dangan kuning akan menjadi orange. sewaktu siswa melakukan penemuan melalui percobaan, guru memberikan arahan atau bimbingan yaitu ketika siswa memulai mencampurkan warna, warna tersebut ketika dicampurkan tarakan nya 1 berbanding 1 maka takarannya tidak akan merubah warna. Ada sebagian siswa yang tidak menemukan warna yang diinginkan oleh guru karena takarannya tidak sesuai dengan yang diajarkan oleh guru. Sehingga dari warna primer siswa menemukan warna sekunder melalui percobaan. Dan siswa mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil mencampur warna primer melalui percobaan dan mengisinya dalam tabel pengamatan melalui LKS.

Refleksi Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada siklus I sudah ada peningkatan keterampilan dari data awal sebagaimana yang telah ditetapkan SDN 151 Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat dari keterampilan proses dan produk siklus I pada pertemuan I sebesar 68,84 sudah baik dan siklus I pada pertemuan II sebesar 83,16 sangat baik, dalam melaksanakan percobaan dalam mencampurkan warna, tetapi didalam proses

(7)

7

pembelajaran, siswa belum memahami bagaimana cara belajar dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing kenyataan itu dapat dilihat dari proses pembelajaran, banyak siswa yang bermain–main saat melakukan percobaan di dalam kelompok. Untuk memperbaiki proses pembelajaran yang demikian maka guru harus memberi bimbingan yang optimal sehingga siswa memahami cara belajar yang diterapkan. Ada pun hasil refleksi I yang dilakukan dua kali pertemuan berkategori kurang. Masih ada kelemahan dan kebaikan yang ditemukan oleh peneliti. Kebaikan yang peneliti temukan yaitu selama proses penerapan model inkuiri terbimbing, peneliti sudah berusaha untuk membuat siswa terlihat sudah aktif sewaktu proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan kelemahannya yaitu dalam proses pembelajaran berlangsung selama ini, siswa banyak yang tidak aktif tetapi hanya mendengarkan yang disampaikan guru saja tidak mau mencari tahu sendiri.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2012 Pada waktu (2 x 35 menit) dengan materi. Penyajian materi mencampur warna primer dan warna skunder. Di laksanakan oleh peneliti di kelas IV dengan jumlah siswa 39 orang. Pengamatan aktivitas guru

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Pada pertemuan satu ini materi membahas tentang hasil mencampur warna sekunder dan warna primer. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyiapkan siswa dan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya guru berbicara tentang mencampur warna sekunder dan warna primer. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah- langkah pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran ini, guru menyajikan pelajaran dengan penjelasan suatu kehidupan sehari- hari yang memunculkan masalah dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Maka guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis yang relevan. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi delapan kelompok dan membagikan LKS tentang hasil Mencampur warna sekunder dan warna primer. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi delapan kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 -5 dan membagikan LKS tentang hasil penemuan mencampur warna primer. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan memberi arahan siswa melanjutkan kembali diskusi kelompok pada pertemuan selanjutnya.

Pengamatan aktivitas siswa

Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Siswa mendengarkan serangkaian permasalahan yang dipresentasikan oleh guru, siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan untuk menemukan melalui percobaan mencampur warna sekunder dan warna primer, untuk menemukan hasil warna tersier. Sehingga akan menghasilkan warna tersier yaitu pergabungan antara warna primer dan warna sekunder. Di dalam mencampurkan warna primer dan skunder masing- masing warna juga memiliki takaran untuk mencampurkan warna primer dan skunder supaya hasil yang diperoleh sesuai dengan warna yang akan digabungkan yaitu warna biru dengan hijau takaran nya 2:1 maka akan menghasilkan warna biru

(8)

8

kehijau-hijauan, kuning dan hijau takarannya 2:1 maka warnanya menjadi hijau kekuning-kuningan,dan seterusnya. Sehingga warna yang lebih banyak untuk menghasilkan warna tersier adalah warna dari primer. tetapi ada sebagian siswa yang menemukan warna yang telah mereka temukan melalui percobaan tersebut warna yang mereka hasilkan yaitu coklat, abu-abu, Kemudian siswa melakukan penemuan melalui percobaan dengan bimbingan guru, kemudian siswa mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil penemuan warna tersebut. Siswa diskusi dengan kelompok masing-masing tentang data yang diperoleh dari hasil penemuan melalui percobaan yang telah dilakukannya untuk membuat suatu penjelasan atau laporan. Kemudian siswa menggunakan pengetahuan dan data- data yang sudah didapat untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan untuk mendukung penjelasan siswa. Selanjutnya siswa membantu penjelasan atau laporan dan siswa dengan guru menyimpulkan pelajaran.

Pertemuan Kedua

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2012 Pada waktu (2 x 35 menit) dengan materi. Penyajian materi mencampur warna primer dan warna skunder. Di laksanakan oleh peneliti di kelas IV dengan jumlah siswa 39 orang. Pengamatan aktivitas guru

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyiapkan siswa dan mengabsen kehadiran siswa. Dimana materi pelajarannya membahas mengenai penyempurnaan pencampuran warna primer, sekunder dan tersier. Sebelum memulai pelajaran guru meminta siswa untuk mengucapkan salam, menyiapkan siswa, berdoa dan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya guru memberikan appersepsi berupa pertanyaan, menyampaikan tujuan pembelajran. kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran ini, guru menyajikan pelajaran dengan penjelasan suatu kehidupan sehari –hari yang memunculkan masalah dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Jawaban siswa dijadikan sebagai hipotesis atau jawaban sementara sebelum diadakan pembuktian dengan penemuan melalui percobaan. Maka dari itu guru membimbing siswa untuk membuat hipotesis yang relevan.

Selanjutnya guru membagi delapan kelompok dan membagi LKS tentang penyempurnakan susunan mencampur warna primer, sekunder dan tersier dalam bentuk lingkaran, yaitu dengan cara setelah siswa mencampur warna dengan melakukan penemuan melalui percobaan, Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa dengan memberi arahan siswa melanjutkan kembali diskusi kelompok pada pertemuan selanjutnya.

Pengamatan aktivitas siswa

Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Siswa mendengarkan serangkaian permasalahan yang dipresentasikan oleh guru, Setelah itu menerima LKS dari guru, siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam percobaan tentang penyempurnaan warna primer, sekunder dan tersier. Kemudian siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru. Kemudian siswa mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil percobaan. Siswa berdiskusi dengan kelompok

(9)

9

masing-masing tentang data yang diperoleh dari hasil percobaan yang telah dilakukannya untuk membuat suatu penjelsan atau laporan. Kemudian siswa menggunakan pengetahuan dan data- data yang sudah didapatkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan untuk mendukung pelajaran siswa. Selanjutnya siswa membuat penjelasan atau laporan. kemudian siswa mulai menyempurnakan warna seperti mengurutkan warna dari warna primer,sekunder dan tesier hasil dari penemuan warna tersebut.yaitu merah, kuning, biru, hijau, orange, ungu, kemerah-merahan, hijau kekuning-kuningan dan seterrusnya yaitu melalui gambar untuk melihat hasil mencampur warna yang sesuai penemuan siswa.

Setelah percobaan dilakukan oleh masing–masing kelompok. Guru meminta beberapa kelompok secara bergantian menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. Siswa diperbolehkan bertanya, mengeritik dan menganalisis hasil kerja kelompok lain. Kemudian guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Selanjutnya siswa dengan bantuan guru menyimpulkan pelajaran.

Refleksi Siklus II

Adapun hasil refleksi siklus II yang dilakukan dua kali pertemuan. Aktivitas siswa berkategori dan aktivitas guru sudah ada peningkatannya dengan berkategori sanagt baik. Dan sebagian besar siswa sudah terlihat aktif dan sudah mau berfikir sendiri walaupun belum semuanya. Sebagaimana dikemukakan (Trianto,2009:165) model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan pembelajaran yang menekankan seseorang harus berfikir. Inti dari berfikir yang baik adalah kemampuan untuk memecahkan masalah. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan mencampur warna siswa kelas IV SDN 151 Pekanbaru.

Analisis Deskripsi Hasil Penelitian

Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran

Data hasil observasi siklus I dan siklus II tentang aktivitas guru, pada siklus I dengan materi memulas warna primer dan pada siklus II dengan materi mencampur warna primer dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.2

Peningkatan Aktivitas Guru Siklus I dan Sikllus II

No Aktivitas yang diamati Siklus I Siklus II

Pertemuan I Pertemuan II Pertemua n I Pertemuan II 1. Menyampaikan pertanyaan dan masalah 2 3 3 3

2. Membinmbing siswa membuat

hipotesis 3 3 2 4 3. Membimbing siswa merancang percobaan 2 3 3 4 4. Membimbing siswa 3 2 3 4

(10)

10

melakukan percobaan untuk memperoleh informasi dengan kelompok

5. Mengumpulkan dan

menganalisis data

2 2 2 3

6. Membimbing siswa membuat

kesimpulan

3 3 4 4

Jumlah 14 16 17 22

Skor maksimal 24 24 24 24

Skor 58,33 66,66 70.83 91,66

Kategori Cukup Baik Baik Sangat baik

Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa secara umum aktivitas guru selama empat kali pertemuan mengalami peningkatan. Pada aktivitas guru siklus I pertemuan pertama dengan jumlah 14 dengan skor 58,33 meningkat sebesar 2 poin atau sebesar 8,33% pada pertemuan kedua dengan jumlah 16 dengan skor 66,66. Kemudian aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama atau pertemuan ketiga juga mengalami peningkatan dari pertemuan kedua pada siklus I yaitu mengalami peningkatan sebesar 1 poin atau sebesar 4,17 % dengan jumlah 17 dan skor 70,83. Pada siklus II pertemuan kedua atau pertemuan keempat juga mengalami peningkatan dari pertemuan ketiga yaitu sebesar 5 poin atau sebesar 20,83% dengan jumlah 22 dengan skor 91,66

1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Data hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa pada siklus 1 dengan materi mencampur warna primer dan skunder dan siklus II dengan materi menyempurnakan susunan warna berbentuk lingkaran warna dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.2

Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

No Jenis aktivitas Siklus I Siklus II Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II 1. Menjawab pertanyaan dan masalah 2 3 3 4 2. Membuat hipotesis 2 3 3 3 3. Merancang percobaan 1 2 2 3 4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi dengan kelompok 3 3 4 4

5. Menyajikan hasil kerja

kelompok 2 2 3 3 6. Membuat kesimpulan 2 2 3 4 Jumlah 12 15 18 21 Skor maksimum 24 24 24 24 Persentase 50% 62,5% 75 % 87,5 %

Kategori Cukup Baik Baik Sangat

(11)

11

Pada tabel 4.2 di atas Pada siklus I pertemuan pertama terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan aktivitas siswa tersebut telah diperbaiki. Secara keseluruhaan terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I pertemuan pertama dan kedua hingga siklus II pertemuan pertama dan kedua. Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama dengan jumlah skor 12 dan persentase 50 % kategori cukup, meningkat pada pertemuan kedua sebesar 3 poin atau sebesar 12,5% dengan jumlah skor 15 dan persentase 62,5% kategori baik. Pada siklus II Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II pertemuan pertama dengan jumlah skor 18 dan persentase 75% kategori baik meningkat pada pertemuan kedua sebesar 3 poin atau sebesar 12,5 % dengan jumlah skor 21 dan persentase 87,5% kategori sangat baik

3. Hasil Keterampilan Mencampur Warna siswa Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan siklus II maka penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan beberapa hal seperti:

a. Peningkatan Aktivitas Guru

Pada lembar pengamatan aktivitas guru, pada siklus I rata-rata peningkatan aktivitas guru adalah 58,33 (baik) mengalami kenaikan pada siklus II dengan rata-rata 91,66 (sangat baik).

b. Peningkatan Aktivitas Siswa

Pada lembar pengamatan aktivitas siswa, dari siklus 1 rata rata peningkatan siswa adalah 50% (cukup) mengalami kenaikan pada siklus ke II menjadi 87,50% (sangat baik).

c. Peningkatan hasil keterampilan siswa mencampur warna

Untuk mengetahui hasil keterampilan siswa sebelum dan sesudah Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada siswa IV SDN 151 Pekanbaru tahun ajaran 2011/2012 dilakukan analisis yang terdiri dari hasil keterampilan siswa berupa skor dasar, Skor keterampilan siklus I dan Skor Siklus II

HASIL KETERAMPILAN SISWA SEBELUM TINDAKAN DAN SESUDAH TINDAKKAN PADA SIKLUS I DAN SIKLUS II

NO Interval Kategori

Persentase Hasil Keterampilan Siswa Sebelum

Tindakan (Skor Dasar)

Siklus I Siklus II

Pert I Pert II Pert I Pert II

1 81,25-100 Sangat Terampil - 8 (20,51 %) 29 (74,35%) 19 (48,71%) 34 (87,17%) 2 62,5-81,25 Terampil 16 (41,02%) 20 (52,63%) 10 (25,64%) 20 (51,28%) 5 (12,82%) 3 43,75-62,5 Cukup Terampil 16 (41,02%) 11 (28,20%) - - 4 25-43,75 Kurang Terampil 7 (17,95%) - - -

Jumlah siswa yang hadir 39 orang 39 orang 39 orang 39 orang 39 orang

(12)

12 Kategori Cukup Terampil Terampil Sangat terampil Terampil Sangat terampil

GRAFIK PENINGKATAN KETRAMPILAN SISWA DARI SKOR DASAR, SIKLUS I DAN SIKLUS II

. Sebagaimana dapat dilihat dari data awal oleh SDN 151 Pekanbaru. Peningkatan hasil keterampilan siswa juga dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan mencampur warna siswa kelas IV SDN 151 Pekanbaru dapat di lihat pada:

1. Peningkatan yang memuaskan dari nilai rata-rata awal sebesar 56,83 pada siklus I pertemuan I nilai rata-ratanya sebesar 68,84 dan pada pertemuan ke II pada siklus I dengan nilai rata-ratanya sebesar 83,16. Selanjutnya pada siklus II pertemuan I dengan nilai rata- ratanya 79,57 dan pada pertemuan ke II nilai rata- ratanya 84,31.

2. Aktivitas guru siklus I pertemuan pertama dengan skor 58,33 dengan kategori cukup meningkat pada pertemuan II dengan skor 66,66 dengan kategori baik. Kemudian siklus II pada pertemuan I dengan skor 70,83 dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II pertemuan II dengan skor 91,66 dengan kategori sangat baik.

3. Aktivitas siswa pada siklus I pertemuan I skor persentase 50 % kategori cukup, meningkat pada siklus I pertemuan II seb 12,5% dengan skor persentase 62,5% kategori baik. Kemudian Pada siklus II pertemuan II dengan skor persentase 75% kategori baik meningkat pada pertemuan II dengan skor persentase 87,5% kategori sangat baik.

56.83 68.84 83.16 79.57 84.31 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

data awal pert 1 pert2 pert 3 pert 4

data awal siklus I siklus II

(13)

13

Saran

Saran yang peneliti ajukan berhubungan dengan pembelajaran model inkuiri terbimbing pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan adalah:

1. Di harapkan dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kesenian disekolah sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan teruntama pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.

2. Di harapkan agar melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan benar sehingga akan menjadikan siswa yang aktif.

3. Di harapkan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran diharapkan ada pemberian informasi melalui pelatihan-pelatihan teruntama mengenai model pembelajaran inkuiri terbimbing. 4. Di harapkan pada guru mata pelajaran lain untuk memakai model

pembelajran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan yang sesuai dengan materi yang diajarkan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto. 2008. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Andang,Ismail,2005. Mengukur Kreativitas Anak.Http/www.geogle,co.id

(29-3-2012)

Htt:// be4rt,com/ lukis / pengertian – warna- dalam – seni – lukis. Augt soth – 2011.18.08 (22-3-2012)

Http:// digitalview.weebley.com/ konsep – dasar – warna (23-3-2012) / teori – warna. Tembolok – Mirip.(22-3-2012)

Herawati. Siti ida. Pendidikan Kesenian. DEPDIKNAS.

Hudoyono.1979.Model Inkuiri Terbimbing [Online].Tersedia:htt:// www.etsu.esu.edu/ criticalthinking/defaul.asp (20-3-2012)

Kartika Sony, Dharsono.2004. Seni Rupa Modren.Bandung

Mulyasa,E. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarsa. Subekti, Ari, dkk. 2009. Seni Budaya dan Keterampilan kelas IV SD.

Sumanto. 2006. Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: DEPDIKNAS.

Simon Garfield (10 Januari 2000). Mauve: How One Man Invented a Color That Changed the World. Faber and Faber. ISBN 0-393-02005-3. (16 februari 2012).

Sanjaya,W. 2006. Strategis Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Trianto.2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana.

Wartono.1999. Model Inkuiri Terbimbing [Online]. Tersedia: htt:// www.etsu.esu.edu/ criticalthinking/defaul,asap (23- 3-2012)

Gambar

Tabel 3.1  Aktifitas Guru  INTERVAL  KATEGORI  ≥ 81,25  - 100  Baik sekali  ≥ 62,5    &lt; 81,25  Baik  ≥ 43,75   &lt; 62,5   Cukup      ≥ 25     &lt; 43,75  Kurang           Sumber :  Arikunto  (julia, 2011:23)  Aktivitas siswa
GRAFIK  PENINGKATAN  KETRAMPILAN SISWA DARI SKOR  DASAR, SIKLUS I DAN SIKLUS II

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini perkembangan teknologi semakin pesat jika tidak diiringi dengan kewaspadaan yang baik terhadap penggunaan teknologi informasi, maka bisa-bisa kita dapat menjadi salah

(3) Secara vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri komplemen-komplemen usaha bagi industri perusahaan produsen utama. Maka diperlukan suatu strategi

Untuk melakukan simulasi transien ini maka perIn dibuat model nodalisasi seluruh komponen pada jaringan sistem pendingin reaktor yang meneakup kolam clan teras reaktor, pemipaan,

Sistem pemantau laju dosis gamma terpasang (UJA) merupakan peralatan pemantau laju dosis gamma yang ditempatkan di dalam gedung reaktor yang diperkirakan mempunyai paparan cukup

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah langkah- langkah penyusunan anggaran pemasaran pada PT Madubaru (PG Madukismo) telah sesuai dengan

gagal 75,00%, (3) jenis–jenis kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam mengerjakan soal tes operasi hitung pada bilangan bulat adalah kesalahan menggunakan konsep, definisi,

kemampuan siswa dalam menulis kata depan di dan ke dapat dilihat dari hasil nilai rata-rata dan persentase anak yang tuntas pada pretes, tes akhir siklus 1,1. dan postes /

Prodeo dalam bahasa latin sama artinya dengan informa pamperus dan biaya cuma-cuma, berperkara tanpa biaya dapat di ajakan baik untuk tergugat maupun penggugat