• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Dan Pemodelan Dispersi Pada Link Optik Multimode Graded Index Radio Over Fiber Teknologi WiFi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Dan Pemodelan Dispersi Pada Link Optik Multimode Graded Index Radio Over Fiber Teknologi WiFi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA DAN PEMODELAN DISPERSI PADA LINK OPTIK MULTIMODE GRADED INDEX RADIO OVER FIBER TEKNOLOGI WIFI

Megawati Sriayu Lestari¹, Akhmad Hambali², Leanna Vidya Yovita³

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Jaringan tanpa kabel masa depan diharapkan dapat melakukan alokasi trafik secara dinamis untuk memenuhi variasi kondisi trafik. Radio Over Fiber (ROF) adalah solusi tepat dalam

pemenuhan variasi kondisi trafik yang sedang menjadi masalah. Namun, sistem ROF mempunyai kelemahan yaitu adanya ketidaklinieran dari Ligth Emitting Diode (LED) sebagai sumber optic (source) dan dispersi kromatik dari fiber optik.

Pada Tugas Akhir ini frekuensi yang digunakan untuk standar wireless WiFi dengan LED sebagai sumber cahaya (source), fiber multimode graded index type G.651 sebagai jenis seratnya dan penelitian difokuskan untuk daerah dengan coverage area yang minimum yaitu ± 50km. Skema simulasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu variasi panjang fiber dan variasi panjang gelombang optik serta variasi code rate yang digunakan. Pemodelan dispersi dilakukan dengan memanipulasi ketiga parameter tersebut. Sehingga penilaian performa sistem radio over fiber dilihat dari nilai BER dari hasil pemodelan dari ketiga parameter tersebut.

Secara umum kinerja sistem ROF yang menggunakan panjang gelombang optik 1310 nm lebih baik dibandingkan dengan sistem ROF yang menggunakan panjang gelombang optik 850 nm. Panjang gelombang 1310nm masih dapat diimplementasikan pada jarak hingga 50 km dengan menggunakan serat multimode.

Kata Kunci : Kata kunci : Radio over fiber, dispersi, graded index multimode, BER

Abstract

Future wireless networks are expected to carry traffic is dynamically allocated to meet the variations in traffic conditions. Radio Over Fiber (ROF) is the right solution in meeting a variety of traffic conditions were an issue. However, the ROF system has drawbacks, namely the existence of ligth ketidaklinieran Emitting Diode (LED) as an optical source (source) and the chromatic dispersion of optical fiber.

At this Final frequencies used for wireless standards WiFi with the LED as a light source (source), graded index multimode fiber type and fiber G.651 as the type of research is focused on areas with a minimum coverage area is ± 50km.

Simulation scheme is conducted in this study is the variation of fiber length and optical

wavelength variations and variations in the rate code is used. Dispersion modeling performed by manipulating three parameters. So that the assessment of radio over fiber system performance seen from the BER of the modeling results of the three parameters.

In general, the performance of ROF system that uses optical wavelength 1310 nm is better than the ROF system using 850 nm optical wavelength. 1310nm wavelength can still be implemented at a distance of up to 50 km using multimode fiber.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan fiber optik sebagai media transmisi dalam proses pengiriman data akan menghasilkan begitu banyak keuntungan, diantaranya transmisi data yang cepat dan performansi yang prima. Apalagi jika diintegrasikan dengan kehandalan yang dimiliki oleh teknologi nirkabel, maka munculah suatu kehandalan baru yang dapat menghemat daya dalam transmisi maupun pemrosesan sinyal tersebut di ujung node, sebelum ditransmisikan lebih lanjut ke pelanggan yang disebut dengan Radio Over Fiber.

Akan tetapi setiap sistem pasti memiliki kekurangan, sama halnya pada ROF ini. Salah satu kelemahan yang dimiliki fiber optik yaitu terjadinya distorsi pada saat pentransmisian data. Ada beberapa distorsi yang terjadi pada ROF, namun yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah sifat nonlinier pada sumber cahaya (source) dan dispersi kromatik dari fiber optik yang dibangkitkan oleh perangkat pengirim (transmitter) yang akan mempengaruhi kualitas sinyal diujung penerima (photodetector).

Pada tugas akhir ini dilakukan skema simulasi berupa skema simulasi pada variasi panjang fiber dan variasi panjang gelombang optik serta variasi pada code rate yang digunakan. Dari ketiga skema simulasi tersebut maka akan tampak perbedaan nilai dispersi dari ketiga parameter tersebut yang direpresentasikan pada pengamatan nilai BER dari hasil pemodelan dispersi yang telah disimulasikan.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tugas akhir ini dilakukan utnuk mendapatkan beberapa tujuan yaitu : 1. Mengetahui pengaruh variasi panjang fiber optik (L) terhadap besar

nilai dispersi dalam pengamatan nilai BER

2. Mengetahui pengaruh variasi panjang gelombang (λ) terhadap besar nilai dispersi dalam pengamatan nilai BER

(3)

3. Mengetahui pengaruh variasi code rate terhadap besar nilai dispersi dalam pengamatan nilai BER

4. Dan diharapkan pada akhirnya dapat menganalisa dan mengetahui perbandingan besar nilai dispersi pada kedua parameter (panjang fiber optik dan panjang gelombang)

1.3 Rumusan Masalah

Sebelumnya pada latar belakang telah dijelaskan bahwa salah satu masalah yang sangat tidak mungkin dihindarkan adalah terjadinya distorsi. Tetapi karena Tugas Akhir ini memilih graded index multimode sehingga efek dispersi yang akan sangat berpengaruh. Namun kualitas sinyal bukan satu-satunya parameter yang diperhitungkan dalam pembangunan suatu link komunikasi optik, pengefisiensian biaya tidak dapat disepelehkan. Sehingga dalam penerapannya multimode dapat dikatakan lebih unggul. Dari uraian diatas adapun masalah yang diangkat dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana mengetahui besar nilai dispersi dari variasi panjang serat optik (L) yang disimulasikan direpresentasikan pada nilai BER radio over fiber

2. Bagaimana mengetahui besar nilai dispersi dari variasi panjang gelombang (λ) yang disimulasikan direpresentasikan pada nilai BER radio over fiber

3. Bagaimana mengetahui besar nilai dispersi dari variasi code rate yang disimulasikan direpresentasikan pada nilai BER radio over fiber

4. Menganalisa kehandalan sistem dari hasil perbandingan besar nilai BER pada kedua parameter (panjang fiber optik dan panjang gelombang)

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan, maka permasalahan pada tugas akhir ini dibatasi. Adapun batasan masalah mencakup hal-hal sebagai berikut:

(4)

2. Fiber optik yang digunakan adalah jenis multimode graded index

G.651

3. Parameter yang disimulasikan: variasi panjang serat optik (L), variasi panjang gelombang (λ), dan variasi code rate

4. Jenis dispersi yang dimodelkan yaitu : dispersi kromatik

5. Panjang serat (L) yang diambil sebagai sample: 10km, 20km, 50km 6. Panjang gelombang (λ) yang diambil sebagai sample: 850nm dan

1310nm

7. Code rate yang diambil sebagai sample: ½, 1/3, 2/3

8. Output yang diamati adalah besarnya nilai BER (bit error rate) 9. Analisa dan simulasi dilakukan pada tingkat baseband

10.Proses sinkronisasi, modulasi dan demodulasi berlangsung sempurna 11.Tools simulasi yang digunakan adalah Matlab2009a.

1.5 Pemecahan Masalah

Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah: 1. Tahap inisialisasi

Pada tahap ini dilakukan sejumlah kegiatan pengumpulan literatur yang diperoleh dari berbagai sumber, diantanya buku-buku, jurnal, internet, maupun literatur lainnya.

2. Tahap pendefinisian masalah

Pada tahap ini dilakukan pendefisian masalah yang akan dibahas pada tugas akhir ini

3. Tahap pengumpulan data dan simulasi

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam proses pemodelan simulasi

4. Tahap simulasi

Pada tahap ini akan dibuat simulasi dari program Matlab yang akan mengintegrasikan masalah yang dikaji pada tugas akhir ini dan menganalisa hasil dari simulasi tersebut.

5. Tahap evaluasi

(5)

Pada tahap ini dilakukan proses analisa lebih lanjut terhadap hasil analisa yang telah diperoleh.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi penyelesaian masalah dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori tentang teknologi radio over fiber, teknologi wireless yaitu Wi-Fi, penjelasan mengenai graded index multimode sebagai salah satu jenis serat optik, berbagai macam jenis dispersi pada sistem komunikasi serat optik.

BAB III PEMODELAN SISTEM

Bab ini berisi tentang tahap-tahap dalam proses pemodelan simulasi yang akan dilakukan.

BAB IV SIMULASI DAN ANALISA

Bab ini berisi tentang penjelasan cara melakukan proses simulasi dan menjelaskan parameter-parameter apa saja yang berpengaruh dalam proses simulasi serta menganalisis hasil dari simulasi apakah sesuai dengan output yang diharapkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, dan saran yang berupa tindak lanjut yang bisa dilaksanakan untuk penelitian selanjutnya.

(6)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil simulasi dan tahap analisis terhadap kinerja sistem Radio Over Fiber diperoleh beberapa kesimpulan yang berarti seperti berikut :

1. Anlisis matematis

a. Pada panjang gelombang 850nm

 Peningkatan nilai panjang fiber sangat mempengaruhi dispersi. Dan performa terbaik dicapai dengan sistem pada panjang fiber 10km. Terbukti bahwa lamda 850nm tidak cocok untuk digunakan pada jaringan dengan coverage area yang jauh (melebihi 10km)

 Dari kedua panjang gelombang yaitu 850nm dan 1310nm. Hanya panjang gelombang 1310nm yang dapat menggunakan dua line coding (RZ dan NRZ) baik untuk transmisi jarak dekat maupun jauh untuk semua variasi code rate.

 Sistem pada code rate 1/3 menghasilkan nilai dispersi terkecil. Terbukti bahwa semakin kecil nilai pengkodean maka semakin memperbaiki kinerja sistem.

b. Pada panjang gelombang 1310nm

 Keseluruh sistem bahkan hingga panjang fiber mencapai 50km sistem masih dikatakan memiliki performa bagus. Terbukti bahwa panajng gelombang 1310nm memiliki nilai dispersi yang rendah dari panjang gelombang 850nm (sesuai window optik)

 Sama halnya pada lamda 850nm, nilai code rate 1/3 menhasilkan nilai dispersi yang paling kecil.

2. Analisis berdasarkan simulasi

(7)

a. Panjang gelombang 850nm

Kesimpulan untuk analisis ini tidak berbeda jauh dari analisis secara matematis. Terlihat bahwa sistem yang menggunakan panjng gelombang 850nm tidak dapat diimplementasikan untuk jarak jangkau yang jauh (≤10km) karena akan sangat mempengaruhi performa sistem. Hal ini terlihat dari nilai BER yang dicapai.

b. Panjang gelombang 1310nm

Nilai BER untuk panjang gelombang 1310nm lebih baik dari panjang gelombang 850nm. Hal ini menunjukkan sistem dengan menggunakan panjang gelombang 1310nm memiliki performa lebih baik. Terlebih lagi dapat diimplementasikan untuk jarak jangaku mencapai 50km dengn jenis serat multimode.

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian terhadap kanal tanpa kabel dengan memperhitungkan pengruh dispersi setelah melewati kanal tersebut

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengamatan nilai BER bukan hanya dari pemodelan dispersi kromatik, namun memperhitungkan dispersi lainnya.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan panjang gelombang, panjang fiber, serta code rate yang lebih bervariasi.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Andini, Sarah Setya. IEEE 802.11g. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta [2] Febrizal. 2009. Evaluasi Kinerja Sistem OFDM Radio Over Fiber

(OFDM-ROF). Intitut Teknologi Bandung

[3] Hong Bong Kim. Radio over Fiber Based Network Architectur. von der Fakult¨at IV - Elektrotechnik und Informatik -der Technischen

Universit¨at Berlin

[4] International Telecommunication Union. Transmission System and Media, Digital System and Network. 1998

[5] Modul Kejuruan. Mengoperasikan/Instalasi dan Pemeliharaan SKSO.

SMK Telkom Sandhy Putra 2 Makassar. 2006

[6] NN. Teknologi Radio Over Fiber (RoF). Institut Teknologi Telkom. 2011 [7] Telecommunication Standarization Sector of ITU-T. 1998. Transmission

System And Media, Digital System And Netork.

[8] Vidya Leana. 2010. Studi Penerapan DWDM-ROF untuk Transmisi Multi Teknologi Akses Nirkabel. Institut Teknologi Telkom. Bandung

[9] Yamane, Kazuo. New functionalities for advanced optical interfaces

(Dispersion compensation). Photonic Systems Development Departement.

[10] http://badien.wordpress.com/2008/08/16/dasar-sistem-komunikasi-serat-optik/, diunduh pada tanggal 13 Juli 2012

[11] http://ewijaya.wordpress.com/2007/09/25/bagaimana-fiber-optic-bekerja/, diunduh pada tanggal 13 Juli 2012

[12] http://septialutfi.edublogs.org/files/2007/11/, diunduh tanggal 27 Juni 2012.

[13]http://spie.org/Documents/Publications/00%20STEP%20Module%2008.pdf/, diunduh tanggal 27 Juni 2012.

[14] http://www.archcomtech.com/, diunduh tanggal 28 Juni 2012.

[15] http://www.fiberoptics4sale.com/Merchant2/multimode-fiber.php , diunduh pada tanggal 13 2012.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut [Ruhaya and Kartawinata, 2017]. Analisis laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting

Indikator yang harus dikuasai siswa untuk mencapai kompetensi tersebut antara lain (1) siswa dapat menuliskan latar belakang buku dengan tepat, (2) siswa dapat mengklasifikasikan

Abstrak—Wisata, rekreasi, dan hiburan telah mejadi hal penting dalam kehidupan masyarakat modern. Seiring berkembangnya jaman, padatnya aktivitas, dan tingkat stress yang

Pengawasan yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini terutama meliputi keselamatan kerja, pengawasan produksi dan kegiatan lainnya dalam pertambangan yang menyangkut kepentingan

melakukan audit terkait kewajaran harga dari pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang sudah selesai dan telah dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka Kepala Badan

Penelitian studi kasus akan sangat tepat apabila memenuhi hal-hal yang relevan, seperti: (a) menyangkut fenomena yang luar biasa dan mempunyai kaitan dengan

Dengan adanya partikel berupa filler, maka pada beberapa daerah pada resin sebagai matriks akan terisi oleh partikel, sehingga pada saat terjadi

c) Tentukan berapa lembar jumlah resep yang mengandung narkotika d) Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar.. MODUL SIMPEL di Apotek | PSPA Fakultas Farmasi, Unand 56 1)