• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR TRACKER PADA PANEL SURYA. Alona Situmeang, ST., MT. 1. Imam Dwi Nugroho 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RANCANG BANGUN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR TRACKER PADA PANEL SURYA. Alona Situmeang, ST., MT. 1. Imam Dwi Nugroho 2"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN SOLAR TRACKER PADA PANEL SURYA

Alona Situmeang, ST., MT.1 Imam Dwi Nugroho2

Teknik Elektro Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok 16424

ABSTRAK

Di Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki iklim tropis, yang dilewati oleh garis khatulistiwa yang menyebabkan matahari bersinar sepanjang waktu, oleh karena itu sinar matahari yang terpancar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi pembangkit listrik tenaga surya yang bisa menjadi energi alternatif dan bisa menjadi solusi untuk menanggulangi pasokan listrik yang ramah lingkungan. Pembangkit listrik tenaga surya memanfaatan sel surya guna memenuhi kebutuhan energi listrik. Panel surya meruapakan alat yang mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik dan keuntungannya adalah sinar matahari dapat diperoleh setiap hari secara bebas. Namun terdapat kendala pemasangan panel surya yang terpasang kebanyakan masih bersifat statis, sehingga menyebabkan penerimaan energi sinar matahari tidak optimal. Oleh karena itu, alat ini dirancang agar panel surya dapat bergerak mengikuti arah pergerakan sinar matahari dengan menggunakan Solar Tracker. Rancang bangun alat panel surya dengan solar tracker menggunakan mikrokontroler berupa Arduino Uno yang dihubungkan dengan sensor LDR dan digerakan secara dua sumbu dengan motor servo. Sistem tracker ini juga dilengkapi dengan charge controller, baterai dan inverter. Pada alat ini menggunakan lampu sebagai output, oleh karena itu pemanfaatan perancangan alat ini dugunakan untuk Penerangan Jalan.

Kata Kunci: Panel Surya, Solar Tracker, Penerangan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Cahaya sinar matahari yang dapat digunakan sebagai sumber energi listrik, dimana energi pada saat ini merupakan salah satu permasalahan yang penting di Indonesia, karena Indonesia masih banyak bergantung pada sumber energi yang berasal dari bahan bakar fosil (minyak) yang sifatnya tidak dapat diperbaharui. Jika pasokan minyak dunia habis, maka akan terjadi

krisis energi yang berpengaruh buruk pada ekonomi negara, yaitu sektor industri, transportasi, dan rumah tangga. Telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah dan peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut, dengan mencari sumber energi alternatif yang tidak terbatas dan dapat diperbaharui maka dipandang perlu untuk mengembangkan atau memanfatkan sumber-sumber daya yang ada untuk dijadikan alternatif penyedia energi yang memiliki kemampuan untuk memasok energi

(2)

listrik yang diantaranya adalah dengan pemanfaatan sel surya guna pemenuhan kebutuhan energi listrik. Sel surya merupakan piranti yang dapat mengkonversikan cahaya matahari menjadi energi listrik. Pemanfaatan sel surya sebagai pembangkit listrik memiliki potensi yang sangat besar karena letak Indonesia yang berada didaerah tropis, yang dilewati oleh garis khatulistiwa dimana matahari bersinar sepanjang waktu, maka sangatltepat jika cahaya matahari ini dimanfaatkan sebagai penyedia energi listrik yang dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau dalam skala rumah tangga dikenal dengan Solar Home System (SHS). Oleh karena itu, penulis membuat alat “Rancang Bangun Penerangan Jalan Umum menggunakan Solar Tacker Pada Panel Surya“

1.2. Tujuan Penelitian

Penulisan ini bertujuan untuk merancang alat dan menganalisa alat penerangan jalan umun menggunakan solar tracker pada panel surya yang dapat menggerakkan panel surya tepat pada intensitas penyinaran yang maksimum, sebagai pemanfaatan energi matahari menggunakan sel surya untuk penerangan jalan umum.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panel Surya[1][2]

Panel Surya adalah suatu alat yang terdiri dari sel surya yang dapat digunakan untuk mengubah cahaya menjadi listrik. Sel surya ini perlu dilindungi dari kelembaban dan kerusakan yang bisa saja terjadi. Hal ini dilakukan agar tidak merusak efisiensi panel surya secara signifikan dan agar tidak menurunkan masa pakainya.

Biasanya panel surya ini memiliki umur sekitar 20 tahun. Biasanya, dalam jangka waktu tersebut

pemakaian panel surya tidak akan mengalami penurunan efisiensi yang signifikan. Sekarang ini, meskipun sudah menggunakan kemajuan teknologi yang maju, sebagian besar panel surya komersial hanya mampu mencapai efisiensi sekitar 15%. Panel surya komersial sangat jarang yang bisa melampaui efisiensi 20%.masing – masing ditunjukan dalam tabel dibawah ini.

Gambar 2.1 Panel Surya Tabel 2. 1. Identitas Panel surya

2.2. Solar Charge Controller [3] Solar charge controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar charge controller mengatur kelebihan pengisian karena baterai sudah penuh) dan kelebihan tegangan dari

Maks. Power (Pmax) 5,2 w Maks. Tegangan Daya

(Vmp)

12V Maks. Arus Listrik

(Imp)

0,43A Tegangan Sirkuit

Terbuka

13V Arus Hubung Singkat

(Isc)

0.5A Nominal Operating Cell

Temp 45 ± 2 ° C Berat 500 g 500gram Dimensi 415 x 245 x 20 mm 210 x 165mm

(3)

panel surya. Kelebihan tegangan dan pengisian akan mengurangi umur baterai panel surya. Solar charge controller biasanya terdiri dari 1 input (2 terminal) yang terhubung dengan output panel surya, 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan baterai/aki dan 1 output (2 terminal) yang terhubung dengan beban. Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak bias masuk ke panel surya karena terdapat dioda proteksi yang hanya melewatkan arus listrik DC dari panel surya ke baterai, bukan sebaliknya. Solar charge controller bahkan ada yang mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu bukan hanya berasal dari matahari, tapi juga bisa berasal dari tenaga angin ataupun mikrohidro.

Gambar 2.2. Solar Charge controller

2.3. Baterai [4]

Baterai digunakan sebagai media penyimpanan muatan yang bersumber dari sel surya, selain itu menjadi sumber cadangan saat sel surya tidak bekerja dengan optimal. Sebagai media penyimpanan muatan, baterai dianggap beban bagi sel surya namun saat menggantikan peran sel surya, baterai akan berfungsi sebagai sumber DC, sedangkan untuk sumber bagi beban AC, baterai membutuhkan inverter untuk mengkonversi tegangan DC menjadi AC. Bentuk fisik baterai dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2. 3. Baterai 2.4. Inverter [5]

Power inverter atau biasanya disebut dengan inverter adalah suatu rangkaian atau perangkat elektronika yang dapat mengubah arus listrik searah (DC) kearus listrik bolak-balik (AC) pada tegangan dan frekuensi yang dibutuhkan sesuai dengan perancangan rangkaiannya. Sumber-sumber arus listrik searah atau arus DC yang merupakan input dari power inverter tersebut dapat berupa baterai, aki maupun sel surya (solar cell). Inverter ini akan sangat bermanfaat apabila digunakan di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan pasokan arus listrik AC.

(4)

2.5. Arduino UNO[6]

Arduino UNO adalah board mikrokontroler berbasis Atmega328, memiliki 14 pin input/output dimana 6 pin tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog.

Gambar 2. 5. Arduino UNO Atmega328

Dimana dalam penulisan ini digunakan 4 pin analog sebagai input/output alat. Untuk proses upload program juga dapat dilakukan dengan aplikasi Arduino IDE (Integrated Developtment Enviroenment).

2.6. Power Arduino UNO

Berikut adalah fungsi dari setiap pin power di papan Arduino:

- VIN – Tegangan masukan papan saat digunakan dari sumber catu daya luar. Bisa digunakan untuk menginput daya ke papan.

- 3V3 – Pin tegangan 3.3 V catu daya umum langsung ke papan

- GND – adalah pin ground.

- IOREF – Pin yang menyediakan referensi tegangan agar mikrokontroler beroperasi dengan baik.

Untuk keluaran arus pada Arduino memiliki karakteristik tersendiri sebagai berikut:

- Saat dihubungkan dengan USB ke papan maka total arus adalah ±500 mA.

- Saat dihubungkan dengan eksternal baterai atau catu daya maka total arus berkisar antara 500 mA ~ 1 A

- Setiap pin input/output mengeluarkan arus sebesar 40mA

- Total arus dari semua pin Input/Output dan tidak termasuk pin 5 V adalah ±200 mA.

2.7. Sensor Cahaya LDR[7]

LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.

Gambar 2. 6. Sensor LDR Prinsip kerja LDR sangat sederhana tak jauh berbeda dengan variable resistor pada umumnya. LDR dipasang pada berbagai macam rangkaian elektronika. Dapat memutus dan menyambungkan aliran listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka nilai resistansinya akan menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang mengenai LDR maka nilai hambatannya akan semakin membesar.

(5)

2.8. Motor Servo MG996[8]

Motor servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di set-up atau di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor. motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo.

Penggunaan sistem kontrol loop tertutup pada motor servo berguna untuk mengontrol gerakan dan posisi akhir dari poros motor servo. Penjelasan sederhananya begini, posisi poros output akan di sensor untuk mengetahui posisi poros sudah tepat seperti yang di inginkan atau belum, dan jika belum, maka kontrol input akan mengirim sinyal kendali untuk membuat posisi poros tersebut tepat pada posisi yang diinginkan.

Gambar 2. 7. Motor Servo

Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms (mili detik) akan memutar poros motor servo ke posisi sudut 90º. Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms maka akan berputar ke arah posisi 0º atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180º atau ke kanan (searah jarum jam).

Gambar 2. 8. Gelombang pulsa Motor Servo

2.9. Sistem Dual Axis Tracking [9] Dua sumbu sistem menggunakan panel surya untuk melacak matahari dari timur ke barat dan utara ke selatan menggunakan dua derajat kebebasan untuk memutar. Sistem pelacakan sumbu ganda menggunakan empat LDR, dua motor dan mikrokontroler. Keempat LDR yang ditempatkan di empat arah yang berbeda. Satu set sensor dan satu motor digunakan untuk menggerakkan panel dari timur ke barat dan set lain dari sensor dan motor menggerakkan utara keselatan

(6)

Gambar 2. 9. Peracangan dua sumbu sistem

3. PEMBAHASAN 3.1. Blok Diagram alat

Perancangan alat yang terdapat pada Gambar 3.1 merupakan gambaran ringkas dari blok diagram untuk

rangkaian “penerangan jalan

menggunakan solar tracker pada panel surya“ .

Gambar 3. 1. Blok Diagram Alat Blok diagram terdiri dari beberapa bagian yaitu , blok input, blok proses, dan blok output.. Pada bagian blok input terdapat empat Sensor LDR mendeteksi intensitas cahaya matahari dan data tentang cahaya yang didapat di ubah dalam bentuk besar atau kecilnya tegangan yang di dapat selanjutnya masuk ke dalam Arduino. Kemudian di dalam blok proses pengiriman data tersebut akan diubah ke dalam sinyal analog yang nantinya akan diproses Arduino, di dalam Arduino data dari sensor LDR diubah ke dalam satuan intensitas cahaya (Lux). pada blok output

semua data di kirim kedalam Servo untuk menggerakan panel surya pada posisi dengan intensitas cahaya yang terang.

3.2. Blok Diagram kelistrikan

Blok diagram terdiri dari beberapa bagian yaitu blok input, blok proses, dan blok output. Pada bagian blok input terdapat sumber energi utama pada pembangkit listrik tenaga surya yaitu energi matahari, Sinar matahari memancarkan cahaya untuk di jadikan pasokan sumber energi. Yang akan di salurkan menuju blok proses, pada blok proses terdapat empat komponen yaitu panel surya, charge controller, baterai, dan inverter. Pertama panel surya menyerap sinar matahari, yang berfungsi mengkonversi energi dari energi cahaya matahari menjadi sumber arus listrik, arus listrk yang dihasilkan masih berupa arus listrik 12 VDC. Selanjutnya dihubungkan menuju charge controller Solar. charge controller adalah peralatan elektronik digunakan untuk mengatur arus searah yang dihasil oleh panel suya dan disalurkan menuju baterai, baterai sebagai penyimpanan muatan listirk yang akan digunakan oleh beban dan diproses oleh inverter. Inverter adalah sebuah peralatan elektonika yang berguna untuk mengubah sumber arus listirk yaitu sumber arus DC 12V menjadi arus AC 220V, Setelah melalui serangkaian hal yang terdapat pada blok proses kemudian ke bagian akhir yaitu blok output, didalam blok output terdapat lampu 220VAC yang akan aktif atau mati sesuai energi yang dihasilkan oleh panel surya. Alur kerja Sistem kelisrikan pembangkit listrik tenaga surya seperti gambar 3.2.

(7)

Gambar 3.2 Proses Penghasilan energi listrik pada Panel surya

3.3. Perancangan Keseluruhan Sistem Kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Perancangan pembangkit listrik tenaga surya ini memiliki komponen utama berupa panel suya, solar charge controller, baterai, inverter, saklar dan Lampu. Perancangan di mulai dari penyambungan kabel dari panel surya yang akan di hubungkan pada Charge Controller, harus di perhatikan kabel positif dan negatif agar tidak tertukar saat dalam pemasangan, menyambungkan kabel dari solar charge controller ke baterai, kemudian menyambungkan kabel kembali dari baterai ke inverter perhatikan kabel positif dan negatif agar tidak tertukar saat pemasangan. Hati – hati dalam pemasangan dari inverter ke saklar dan lampu karena di sini arus listrik yang di hasilkan sudah 220VAC.

Gambar 3.3 Sisten kelistrikan

3.4. Flowchart

Flowchart dengan tujuan memudahkan dalam membaca dan menganalisa alur kerja dari suatu perancangan alat yang dibuat.

Gambar 3.4. Flowchart sistem tracker Berdasarkan flowchart pada gambar 3.2 dapat dijelaskan bahwa. Dimulai dengan diaktifkannya alat, kemudian dilakukan persiapan pada mikrokontroler Arduino UNO dengan melakukan inisialisasi port untuk seluruh rangkaian alat. Selanjutnya sensor cahaya LDR dan motor servo diaktifkan, Kedua sensor tersebut aktif kemudian untuk sensor LDR mendeteksi cahaya sinar matahari sekitar dan Motor servo bergerak sesuai perintah dari sensor LDR . Pada saat kondisi Sensor 1 terkena cahaya maka motor servo akan bergerak ke arah timur sedangkan pada saat kondisi Sensor 1 tidak terkena cahaya dan sensor 2 terkena cahaya maka motor servo akan bergerak ke arah barat, dan jika sensor 1 dan 2 tidak terkena cahaya servo diam, Kemudian pada saat kondisi Sensor 3 terkena cahaya maka motor

(8)

servo akan bergerak ke arah utara sedangkan pada saat kondisi Sensor 3 tidak terkena cahaya dan sensor 4 terkena cahaya maka motor servo akan bergerak ke arah selatan. Dan jika sensor 3 dan 4 tidak terkena cahaya servo diam 3.5. Perancangan Sensor

Sensor pelacakan terdiri dari empat sensor LDR yang sama, yang terletak di timur, barat, selatan, dan utara untuk mendeteksi intensitas sumber cahaya. LDR sensor membentuk sudut 90° untuk setiap LDR. Sensor diberikan kurungan agar sinar matahari yang diterima LDR lebih fokus sehingga lebih cepat menentukan posisi matahari, bagian tengah sensor dibuat tinggi supaya tercipta bayangan, dan bayangan itu akan dijadikan sebagai penanda bahwa sensor tersebut belum tegak lurus dengan matahari, sehingga selama LDR masih ada yang terkena bayangan maka panel surya akan terus bergerak sampai tidak ada bayangan

Gambar 3. 5. Perancangan sensor pada sistem tracker

3.6. Pengujian pada Alat

Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui kelayakan dan kekurangan alat. pengujian ini dilakukan pengukuran beberapa bagian pada input dan output. Langkah pengujian dimulai ketika alat telah berada di luar rungan yang ditentukan. Alat diujikan pada tiga hari pada tempat yang sama . Lokasi yang ditentukan untuk dilakukan pengujian di atas rumah

3.7. Pengukuran Tengangan pada Charge Controller

Pengukuran tegangan keluaran charge controller dilakukan untuk mendata tegangan yang masuk ke baterai / aki. Pengukuran di lakukan dari pukul 6;00 – 18;00 dengan pengambilan data setiap 1 jam

Tabel 3. 1. Pengukuran tegangan keluaran pada charge Controller

Tabel 3.1 menunjukkan nilai tegangan, dam arus, dengan suhu sekitar 28°C - 34°C. Sehingga diperoleh nilai tertinggi tegangan dan arus 12.40 V dan 0.73 A pada pukul 13.00, dan nilai terendah tegangan dan arus 10.30 V dan 0.33 A , maka dapat diperoleh selisih tegangan pada nilai tertinggi dan terendah adalah 2.10 V dan selisih arus pada nilai tertinggi dan terendah adalah 0.40A. Nilai tertinggi tegangan dan arus pada pukul 13.00 WIB. Dapat dilihat bahwa rentang waktu yang mendapatkan nilai tegangan dan arus tertinggi sekitar pukul 12.00 – 14.00

3.8. Pengukuran pada Baterai Pengukuran tegangan Baterai dengan dua cara pengukuran tegangan, yaitu membandingkan tegangan masuk

(9)

ke baterai dengan tegangan operasional dan pengukuran besarnya tegangan pada kondisi tertentu untuk mengamati respon dari baterai tersebut.

Tabel 3. 2. Pegukuran Baterai

Tegangan operasional sebuah batrai adalah 12 V dan pada saat dilakukan pengukuran tegangan yang masuk kedalam batrai didapat 11.50 V. Adapun langkah-langkah pengukuran tegangan masukan pada batrai yaitu digunakan Avometer dengan menghubungkan probe merah ke + (plus) dan probe hitam dihubungkan ke – (nimus) pada baterai.

3.9. Pengukuran pada inverter Pengukuran tegangan inverter dengan dua cara pengukuran tegangan, yaitu membandingkan tegangan masuk ke inverter dengan tegangan operasional danpengukuran besarnya tegangan pada kondisi tertentu untuk mengamati respon dari inverter tersebut.

Tabel 3. 3. Pengukuran inverter

Hasil pengujian pada tabel 3.3. menyatakan bahwa tegangan pada saat pengukuran tegangan output inverter dan pada tengangan operasi. Pada saat pengukuran tegangan output inverter, didapatkan hasil sebesar 210 Volt. Sedangkan pada tengangan operasional

yang tertera memiliki tegangan sebesar 220 Volt

3.10. Pengukuran output pada lampu

Pada pengujian ini terdapat output berupa lampu 220VAC yang akan menyala jika tegangan sesuai dengan data sheet pada tiap-tiap komponen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3. 4. Pengukuran output pada lampu

Hasil pengujian pada tabel 3.4 menyatakan bahwa tegangan yang akan terbaca oleh lampu minimum sebesar 120 Volt. Tegangan maksimum yang akan terbaca oleh lampu maksimum sebesar 220 Volt.

3.11. Pengujian Panel Surya Sistem Tracker

Pengujian alat ini dilakukan pada panel surya menggunakan sistem solar tracker, selama tiga hari dari pukul 6.00 – 18.00 WIB, dengan pengambilan data setiap 1 jam. Pengujian tegangan dan arus panel surya ini dilakukan tanpa beban untuk mendapatkan nilai Tengangan (V) dan Arus (A), kondisi cuaca sekitar yang dikatagorikan dengan terang dan berawan, dan mengukur suhu sekitar. Posisi panel surya diamati Tegangan Operasi Tegangan

Terukur 12 Volt 11.50 Volt

Tegangan Operasi Tegangan Terukur 220 Volt 210 Volt Nilai Tegangan (volt) Kondisi 0 Mati 0,1 - 120 Redup 120,1-120,9 Redup 121-220 Nyala

(10)

dengan menggunakan aplikasi Arduino yang akan menampilkan posisi motor servo dengan satuan drajat. Pengujian ini berfungsi untuk mengetahui efesiensi dari sistem ini. hasil pengukuran tegangan dan arus panel surya dengan alat ukur multitester

Tabel 3. 5. Pengambilan Data Alat pada Hari Pertama

Tabel 3.5 menunjukkan nilai tegangan, arus, derajat busur dan suhu, busur derajat yang didapat 180° – 10° dengan suhu sekitar 27°C - 33°C, suhu tidak mempengaruhi pergeseran busur drajat. Sehingga diperoleh nilai tertinggi tegangan dan arus 12.18 V dan 0.66 A pada pukul 12.00, dan nilai terendah tegangan dan arus 10 V dan 0.30 A , maka dapat diperoleh selisih tegangan pada nilai tertinggi dan terendah adalah 2.18 V dan selisih arus pada nilai tertinggi dan terendah adalah 0.36A. Nilai tertinggi tegangan dan arus pada pukul 12.00 WIB , dengan posisi panel surya 120° derajat. Dapat dilihat bahwa rentang waktu yang mendapatkan nilai tegangan dan arus tertinggi sekitar pukul 11.00 – 13.00 WIB

Tabel 3. 6. Pengambilan Data Alat pada Hari Kedua

Tabel 3.6 menunjukkan nilai tegangan, arus, drajat bursur dan suhu, busur drajat yang didapat 180° – 15° dengan suhu sekitar 28°C - 33°C, suhu tidak mempengaruhi pergeseran busur drajat. Sehingga diperoleh nilai tertinggi tegangan dan arus 12.24 V dan 0.69 A pada pukul 12.00, dan nilai terendah tegangan dan arus 10.20 V dan 0.31 A , maka dapat diperoleh selisih tegangan pada nilai tertinggi dan terendah adalah 2.04 V dan selisih arus pada nilai tertinggi dan terendah adalah 0.38A. Nilai tertinggi tegangan dan arus pada pukul 12.00 WIB , dengan posisi panel surya 125° drajat. Dapat dilihat bahwa rentang waktu yang mendapatkan nilai tegangan dan arus tertinggi sekitar pukul 11.00 – 13.00 WIB.

(11)

Tabel 3. 7. Pengambilan Data Alat pada Hari Ketiga

Tabel 3.7 menunjukkan nilai tegangan, arus, drajat bursur dan suhu, busur drajat yang didapat 180° – 10° dengan suhu sekitar 28°C - 34°C, suhu tidak mempengaruhi pergeseran busur drajat. Sehingga diperoleh nilai tertinggi tegangan dan arus 12.40 V dan 0.73 A pada pukul 13.00, dan nilai terendah tegangan dan arus 10.30 V dan 0.33 A , maka dapat diperoleh selisih tegangan pada nilai tertinggi dan terendah adalah 2.10 V dan selisih arus pada nilai tertinggi dan terendah adalah 0.40A. Nilai tertinggi tegangan dan arus pada pukul 13.00 WIB , dicapai dengan posisi panel surya 115° drajat. Dapat dilihat bahwa rentang waktu yang mendapatkan nilai tegangan dan arus tertinggi sekitar pukul 12.00 – 14.00

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan alat penerangan jalan umum menggunakan solar tracker pada panel surya dapat ditarik kesimpulan bahwa pengujian yang dilakukan selama tiga hari menunjukkan nilai tertinggi tegangan dan arus di peroleh pada kisaran waktu pukul 12.00 – 13.00 dalam kondisi cuaca terang, suhu lingkungan berkisaran 33°C -34°C dan pada posisi panel surya dikisaran 115° - 125° busur derajat.

Alat ini mampu melakukan pembacaan terhadap cahaya matahari menggunakan sensor LDR dengan baik, yaitu memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap cahaya. Terbukti bahwa pergerakan panel surya dapat mengikuti arah cahaya matahari,pengaplikasiannya sangat efektif untuk menyalakan piranti elektronik yang bertegangan kecil seperti untuk menyalakan lampu jalan umum. Setelah pengujian dengan menggunakan menggunakan lampu, alat ini mampu menyalakan lampu pada saat nilai tegangan bernilai 1-120,9 volt dan mengakibatkan lampu menyala dalam keadaan redup. Pada saat tegangan bernilai 121-220 volt lampu akan berubah dari kondisi redup menjadi nyala dengan terang

(12)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim, “solar cell”, http://digilib.unimus.ac.id/file/di skl/149/jtptunimu s-gdl-efendiabdu-7401-3-babii.pdf, Tanggal Akses : 5 Juni 2019 [2] Septiadi, D., Nanlohy, P.,

Souissa, M., dan Rumlawang, F.Y., 2009, Proyeksi Potensi Energi Surya Sebagai Energi Terbarukan (Studi Wilayah Ambon dan Sekitarnya), Universitas Pattimura, Ambon.. Tanggal Akses : 9 juni 2019 [3] Manual Book Solar Charge

Controller,

http://www.panelsurya.com/inde x.php/id/solar-controller/12- solar-charge-controller-solar-controller, 2012, tanggal akses : 16 agustus 2019

[4] Rianti M.S., “Rancang Bangun Prototipe Sistem Pengendali Pengisian Muatan Baterai Dengan Tenaga Surya Sebagai Catu Daya Base Transceiver Station (BTS) GSM”, Skripsi, Jurusan Teknik Elektro Universitas Indonesia, Depok, 2010. tanggal akses : 25 Juli 2019 [5] Teknik elektronika, “Pengertian Inverter dan Prinsip Kerjanya”, https://teknikelektronika.com/pe ngertian-inverter-prinsip-kerja-power-inverter/, 2019, tanggal akses : 25 Juli 2019

[6] Farnel, “ Arduino Uno”, AVNET

Company: England.

https://www.farnell.com/datashe ets/1682209.pdf. Tanggal Akses : 20 juli 2019.

[7] Fajar, K., 2011, Analisis Efisiensi Sensor Cahaya (LDR,

Photodioda, Dan

Phototransistor) Pada Rancang Bangun Robot Pemadam Api,

Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN, Maulana Malik Ibrahim, Malang.

Tanggal Akses : 20 juni 2019 [8] Anonim, “Motor Servo”,

http://elektro.um.ac.id/wp- content/uploads/2016/04/LAB- ELKA-2-Jobsheet-5-Motor-

Servo-dan-Mikrokontroller.pdf,2016, Tanggal Akses : 10 Juni 2019 [9] Risal Fauzi, “ Dual Axis

Tracking ”

http://repository.ipb.ac.id:8080/h andle/123456789/70520,2018, Tanggal Akses : 10 Juni 2019 [10] Agus Susanto, 2010, Sistem

PengendalianPosisi Model Panel Surya Berbasis Mikrokontroller ATMega 8535, BandarLampung, Universitas Lampung.

Gambar

Gambar 2.1 Panel Surya  Tabel 2. 1. Identitas Panel surya
Gambar 2.2. Solar Charge controller
Gambar 2. 5. Arduino UNO  Atmega328
Gambar 2. 7. Motor Servo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem monitoring panel surya solar tracker berbasis internet of things dengan GOIOT adalah alat yang digunakan untuk memonitoring angka dan grafik dari data

Secara teoritis diharapkan bisa memberi manfaat dalam memberi wawasan serta ilmu pengetahuan mengenai Teori TAM (Technology Acceptance Model) yang memiliki kaitan dengan

Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan H 1 diterima, artinya variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan produk, citra merek, dan kepercayaan merek

Salah satu upaya untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas sapi potong adalah dengan menggunakan bibit sapi potong yang berkualitas, karena hal ini merupakan salah

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya, penulis masih diberikan kesehatan untuk menyelesaikan skripsi

Untuk mengetahui apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung

mengendalikan dalam tingkat penjaminan layanan atau servis baik pada para penggunanya maupun pemangku kepentingan. Fungsi evaluasi juga sebagai umpan balik terhadap