• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Kontekstual Berbasis Multimedia untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendekatan Kontekstual Berbasis Multimedia untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI ZAT DAN WUJUDNYA DI KELAS VII SMPN 8 KUALA NAGAN RAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh: REBIANTI AGUSMAN

Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Fisika

NIM : 251222796

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM, BANDA ACEH 2017 M / 1438 H

(2)
(3)
(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rebianti Agusman

Nim : 251222796

Prodi : Pendidikan Fisika Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Pendekatan Kontekstual Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya Di Kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak memanipulasi dan memalsukan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Bila di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan dan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Banda Aceh, 10 Februari 2017 Yang Menyatakan,

Rebianti Agusman 251222796

(5)

v ABSTRAK

Nama : Rebianti Agusman

Nim : 251222796

Fak/Jur : Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Fisika

Judul Skripsi : Pendekatan Kontekstual Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan

Tanggal Sidang : 10 Februari 2017

Tebal :

Pembimbing I : Dr. Muhammad Isa, M.Si Pembimbing II : Arusman, M.Pd

Kata Kunci : CTL, Multimedia, Hasil Belajar, Zat dan Wujudnya

Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting peranannya dalam membina dan membentuk manusia berkualitas tinggi. sehingga mutu pendidikan selalu menjadi pusat perhatian. Hasil belajar fisika siswa kelas VII pada umumnya masih rendah, hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata yang masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk mengatasi hal ini, maka diperlukan pendekatan yang sesuai dengan kondisi dikelas, salah satunya yaitu pendekatan kontekstual berbasis multimedia. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi zat dan wujudnya dengan pendekatan kontekstual berbasis multimedia di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya. 2) Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan kontekstual berbasis multimedia di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya. 3) Mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan kontekstual berbasis multimedia di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya. Penelitian ini menggunakan metode Pre-Experimental Design, sedangkan desainnya menggunakan Pretest-Posttest Design yang dilaksanakan di SMPN 8 Kuala Nagan Raya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. Sampel penelitian yaitu kelas VII1 yang berjumlah 20 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan soal tes, observasi, dan angket. Analisis data menggunakan Uji N-Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan hasil belajar, diperoleh persentase bahwa pada kategori tinggi mencapai 45%, kategori sedang mencapai 40%, dan kategori rendah mencapai 15%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adanya respon yang sangat setuju dengan pendekatan kontekstual berbasis multimedia.

(6)

vi KATA PENGANTAR

ِ ب

ِ س

ِ مِ

ِ الل

ِ

ِ رلا

ِ ح

ِ نم

ِ

ِ رلا

ِ ح

ِ ي

ِ م

Alhamdulilah segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Pendekatan Kontekstual Berbasis Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya”. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta sahabat beliau yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan.

Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri, bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ayahanda Agusman (Alm) dan Ibunda Sumiatun serta keluarga yang telah memberikan motivasi, dukungan, serta selalu berdoa untuk kesuksesan penulis. 2. Bapak Dr. Muhammad Isa, M.Si selaku pembimbing I dan bapak Arusman

M.Pd selaku pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Prodi Fisika beserta staf yang selama ini telah membantu

(7)

vii

4. Sahabat-sahabat seperjuangan dan pihak lain yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Walaupun telah banyak bantuan dan bimbingan yang telah penulis peroleh dari berbagai pihak. Tetapi penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerandahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk kesempurnaannya di masa mendatang. Kepada Allah jualah kita berserah diri semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya.

Amin, Amin yaa rabbal ‘Alamin

Banda Aceh, 10 Februari 2017

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perubahan Wujud Secara Fisika ... 34

Gambar 2.2 Susunan Partikel Zat Padat ... 35

Gambar 2.3 Susunan Partikel Zat Cair ... 36

Gambar 2.4 Susunan Partikel Zat Gas ... 36

Gambar 3.1 Alur Penelitian... 39

Gambar 4.1 Grafik Persentase Hasi Belajar Siswa ... 59

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan Ranah Koqnitif .. 60

Gambar 4.3 Grafik Persentase Respon Siswa ... 63

Gambar 4.4 Grafik Persentase Aktivitas Guru ... 65

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual... 15

Tabel 2.2 Jenis, Indikator Hasil Belajar ... 25

Tabel 2.3 Relevansi antara Pendekatan Kontekstual dengan Indikator Hasil Belajar ... 29

Tabel 2.4 Perbedaan Sifat-Sifat Zat ... 33

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 38

Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa Kelas VII SMPN 8 Kuala ... 40

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Instrumen Tes ... 45

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ... 46

Tabel 3.5 Indeks Kesukaran ... 47

Tabel 3.6 Daya Pembeda Soal ... 48

Tabel 3.7 Kriteria Nilai N-Gain ... 49

Tabel 3.8 Kriteria Observasi Guru dan Siswa ... 50

Tabel 4.1 Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas VII1 ... 51

Tabel 4.2 N-Gain Siswa Kelas VII1 ... 52

Tabel 4.3 Perbandingan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Setiap Ranah Koqnitif ... 53

Tabel 4.4 Hasil Respon Siswa ... 54

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Pertemuan Pertama dan Kedua ... 55

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Pertemuan Pertama dan Kedua ... 57

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat keputusan (SK) pembimbing... 73

Lampiran 2 Surat izin untuk mengumpulkan menyusun skripsi dari fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry... 74

Lampiran 3 Surat mohon bantuan dan keizinan mengumpulkan data Skrispi ... 75

Lampiran 4 Surat keterangan telah mengadakan penelitian dari sekolah ... 76

Lampiran 5 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 77

Lampiran 6 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 95

Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Tes ... 106

Lampiran 8 Analisis Butir Soal Berdasarkan Pakar ... 107

Lampiran 9 Soal Tes ... 122

Lampiran 10 Kunci Jawaban ... 127

Lampiran 11 Nilai Pretest dan Posttest ... 128

Lampiran 12 Data Nilai N-Gain Secara Keseluruhan ... 129

Lampiran 13 Analisis Uji N-Gain ... 130

Lampiran 14 Analisis Butir Soal Pretest Siswa Setiap Ranah Koqnitif ... 131

Lampiran 15 Analisis Butir Soal Posttest Siswa Setiap Ranah Koqnitif ... 132

Lampiran 16 Data Hasil Belajar Siswa Setiap Ranah Koqnitif ... 133

Lampiran 17 Lembar Observasi Guru... 140

Lampiran 18 Lembar Observasi Siswa ... 145

Lampiran 19 Rubik Lembar Observasi Guru ... 149

Lampiran 20 Rubik Lembar Observasi siswa ... 153

Lampiran 21 Analisis Aktivitas Guru ... 154

Lampiran 22 Analisis Aktivitas Siswa ... 158

Lampiran 23 Lembar Respon Siswa ... 162

Lampiran 24 Nilai Ulang Zat dan Wujudnya Kelas VII1 ... 167

Lampiran 25 Foto Penelitian ... 168

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu pada individu-individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan serius yang menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, dan relevansinya.1 Pembelajaran merupakan proses kerjasama dan komunikasi antara siswa dengan guru atau dengan lingkunganya untuk mencapai suatu tujuan tertentu, salah satu pembelajaran yang terdapat disekolah adalah pelajaran yang mempelajari tentang gejala alam yaitu fisika.

Hakikat ilmu fisika merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan metode ilmiah dalam penyelesaian suatu masalah dan juga mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam terjadi.2 Pembelajaran IPA khususnya fisika disekolah selalu mengalami titik jenuh bagi para siswa, disamping banyaknya rumus yang harus dihafal siswa juga harus ____________

1 Wicaksono, A., G., “Penggunaan Pendekatan Kontekstual Melalui Media Simulasi

Animasi Komputer dan Film Pendek Ditinjau dari Kemampuan Penalaran Analitis dan Gaya Belajar”, Jurnal Inkuiri, ISSN: 2252-7893,Vol. 2, No. 1, 2013, h. 2.

2 Siregar, A., “Pembelajaran Fisika Kontekstual Melalui Metode Eksperimen dan

Demonstrasi Diskusi Menggunakan Multimedia Interaktif Ditinjau dari Sikap Ilmiah dan Kemampuan Verbal Siswa”, Jurnal Inkuiri, ISSN: 2252-7893, Vol. 2, No. 2, 2013, h. 2.

(12)

2

mendengarkan guru menyajikan materi di depan kelas kemudian memberikan latihan. Akibat dari kebiasaan tersebut siswa menjadi kurang kreatif dalam memecahkan masalah sehingga kegiatan belajar mengajar tidak efektif dan pada akhirnya hasil belajar menjadi rendah. Oleh karena itu pembelajaran fisika harus dibuat lebih menarik dan menyenangkan seperti yang dikatakan Nur, M dalam (jurnal Murtiani, dkk yang berjudul Penerapan Pendekatan Kontekstual Teaching and Learning (CTL) Berbasis Lesson Study dalam Meningkatkan Kualiatas Pembelajaran Fisika di SMP Negeri Kota Padang).3

Zat dan wujudnya salah satu materi dalam fisika yang dipelajari pada kelas VII tingkat SMP/MTs dan merupakan materi yang sulit dipahami oleh siswa, hal ini disebabkan selain terdapatnya persamaan matematis (rumus), pada materi ini juga banyak terdapat konsep-konsep yang berhubungan langsung dengan dunia nyata. Selain itu, kurangnya penjelasan guru untuk mengaitkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan nyata mengakibatkan siswa belum bisa menghubungkan materi yang telah mereka pelajari disekolah dan proses pengaplikasian materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena materi zat dan wujudnya sangat banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMPN 8 Kuala, dapat dikemukakan bahwa proses belajar mengajar pada umumnya masih berpusat pada guru. Siswa cenderung menerima apa yang dijelaskan oleh guru, namun belum memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara mandiri. Hal ini

____________

3 Murtiani, Fauzan, A., Wulan, R., “Penerapan Pendekatan Kontekstual Teaching and

Learning (CTL) Berbasis Lesson Study dalam Meningkatkan Kualiatas Pembelajaran Fisika di SMP Negeri Kota Padang”, Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, ISSN: 2252-3014, 2012, h. 3

(13)

3

menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar fisika dan pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil wawancara penulis dengan guru fisika di SMPN 8 Kuala Nagan Raya diperoleh informasi bahwa secara individual siswa dikatakan tuntas jika mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Namun kenyataannya, pada pembelajaran fisika 68% siswa belum mencapai nilai KKM dari 25 orang siswa. Nilai dapat dilihat pada lampiran 10.

Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi diri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sebagai anggota masyarakat.4

Multimedia dapat diartikan sebagai kombinasi dari teks, gambar atau foto, animasi, video, maupun audio yang disampaikan melalui komputer atau peralatan manipulasi elektronik dan digital lainnya.5 Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti tergantung pada indera, terutama telinga dan mata. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan kumpulan dari beberapa media yang digunakan

____________

4 Hosnan, M., Pendekatan Saintiik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 267

5

(14)

4

untuk menyampaikan materi pelajaran, penyampaiannya bisa melalui animasi, video, audio atau penggabungan dari media-media tersebut.

Penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis multimedia ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Adi dkk, diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas III MI Al-Hikmah Tolitoli.6 Amelia dkk, juga menyatakan bahwa penerapan pendekatan kontekstual berbasis penilaian kinerja dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas X SMK Negeri 3 Palu.7 Penelitian yang serupa juga telah dilakukan oleh Bukhori yang menyatakan bahwa pembelajaran fisika dengan pendekatan kontekstual berbasis kuantum memberikan motivasi maksimal kepada siswa sehingga siswa menjadi bergairah dalam belajar, dapat menumbuhkan kerjasama yang konstruktif antarsiswa, dapat mengefektifkan pembelajaran, serta dapat mencapai taraf penguasaan yang optimal terkait dengan hasil belajar siswa.8

____________

6 Adi, Mestawaty dan Minarti, “Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Tolitoli”,

Jurnal Kreatif Tadulako Online, ISSN: 2354-614X, Vol. 4, No. 10, h. 124 7

Amelia, R., N., Damardi., I, dan Syamsul., “Penerapan Pendekatan CTL Berbasis Penilaian Kinerja untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMK Negeri 3 Palu”, Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako, ISSN: 2338-3240, Vol. 2, No. 4, h. 31

8

Bukhori, M., A., F., “Peningkatan Motivasi, Kerjasama dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Fisika Melalui Pendekatan Kontekstual Berbasis Kuantum di SMAN 4 Magelang Jawa Tengah”, Berkala Fisika Indonesia, Vol. 6, No. 1, 2014, h. 27

(15)

5

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mencoba melakukan penelitian yang berjudul “Pendekatan Kontekstual Berbasis Multimedia untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pendekatan kontekstual berbasis multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi zat dan wujudnya di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya ?

2. Bagaimana respon siswa terhadap pendekatan kontekstual berbasis multimedia di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya?

3. Bagaimana aktifitas guru dan siswa ketika diterapkan pendekatan kontekstual berbasis multimedia di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi zat dan wujudnya melalui pendekatan kontekstual berbasis multimedia di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya.

2. Mengetahui respon siswa terhadap pendekatan kontekstual berbasis multimedia di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya.

(16)

6

3. Mengetahui aktifitas guru dan siswa ketika diterapkan pendekatan kontekstual berbasis multimedia di kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi upaya peningkatan proses belajar mengajar bagi siswa SMPN 8 khususnya. Adapun secara spesifik manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini dapat dibagi dalam dua bentuk sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pendekatan kontekstual berbasis multimedia terhadap pencapaian kompetensi mata pelajaran IPA khususnya fisika.

b. Memberikan pemikiran secara ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang yang berhubungan dengan penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran, serta kegiatan siswa yang mengacu kepada pencapaian kompetensi mata pelajaran IPA khususnya fisika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk memilih atau menyiapkan strategi pembelajaran dan juga sebagai masukan bagi guru bidang studi.

(17)

7

c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan efektivitas pembelajaran di dalam kelas pada mata pelajaran IPA maupun pembelajaran lain.

d. Bagi penulis, berguna untuk mengaplikasi ilmu yang didapat dari perguruan tinggi ke dunia pendidikan. Peneliti juga memperoleh pengalaman langsung bagaimana memilih pendekatan dan media yang tepat dalam melakukan proses pembelajaran.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.9 Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan kontekstual berbasis multimedia pada materi zat dan wujudnya di SMPN 8 Kuala Nagan Raya.

F. Definisi Operasional

Agar terhindar dari kesalahpahaman dalam memahami pengertian yang terdapat dalam judul penelitian ini, penulis merasa perlu memberikan penjelasan dan batasan terhadap pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam judul yang dimaksud. Adapun istilah yang dimaksud sebagai berikut:

1. Pendekatan kontekstual

Pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya ____________

9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. (Bandung: Alfabeta,

(18)

8

dengan situasi kehidupan nyata.10 Pendekatan yang dimaksud penulis adalah pendekatan yang dapat memudahkan siswa dalam membuat hubungan antara materi yang diajarkan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Multimedia

Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berarti banyak dan media berarti perantara. Multimedia dapat diartikan sebagai kombinasi dari teks, gambar atau foto, animasi, video, maupun audio yang disampaikan melalui komputer atau peralatan manipulasi elektronik dan digital lainnya.11 Multimedia yang dimaksud oleh penulis adalah media powerpoint yang didalamnya akan di gabungkan dengan video dan gambar yang dapat memudahkan siswa untuk memahami materi dan melihat langsung pengaplikasiaannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya .12 Hasil belajar merupakan prestasi yang dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang dibuktikan dengan perubahan tingkahlaku seorang siswa. Hasil belajar yang dimaksud oleh penulis adalah perubahan yang terdapat pada siswa setelah mengikuti pembelajaran secara keseluruhan dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku.

____________

10 Stephani, A., “ Penerapan Pendekatan Kontekstual dan Model Pembelajaran Kooperatif CRH Pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas XIIPA SMAN 1 Rambatan”, Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 1, No. 1, 2014, h. 3.

11

Naseer, M dan Harsemadi, G., Sistem Multimedia, (Yogyakarta: Andi, 2013), h. 1-2

(19)

9

4. Zat dan wujudnya

Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.13 Menurut wujudnya zat digolongkan menjadi tiga, yaitu: zat padat, zat cair, dan zat gas. Zat yang penulis maksudkan dalam penelitian ini yaitu perubahan wujud zat beserta gerakan partikel-partikel pada setiap zat. Menurut wujudnya zat digolongkan menjadi tiga, yaitu: zat padat, zat cair, dan zat gas.

____________ 13

Sugiyarto, T dan Ismawati, E., Ilmu Pengetahuan Alam , (Jakarta: Depdiknas 2008), h. 64

(20)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Kontekstual

1. Pengertian Pendekatan Kontekstual

Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.13

CTL adalah suatu pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.14 Pembelajaran dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya, sehingga mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti, dengan demikian mereka memposisikan sebagai dirinya sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti. Menurut Lailatul Istiqomah dalam buku (Hosnan) menyebutkan, pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang ____________

13 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009),

h. 105

14 Taniredja, T., Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung: Alfabeta,

(21)

11

membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan mereka sehari-hari.15

Proses belajar mengajar sehari-hari, siswa diminta untuk dapat mengeksplorasi segala kemampuannya dalam bidang mata pelajaran yang mereka sukai. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilannya dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit dan dari proses mengkonstruksi diri sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Pembelajaran CTL adalah salah satu pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses mereka belajar agar kelas menjadi lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipercayainya. Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan kehidupan baik disekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, siswa dilatih untuk dapat

____________

15 Hosnan, M., Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 2,

(22)

12

memecakan masalah yang mereka hadapi dalam situasi, misalnya dalam bentuk

video, gambar, dan masalah yang ada di dunia nyata.16 Pembelajaran kontekstual dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan

pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah pengetahuan. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks materi tersebut digunakan, serta hubungan bagaimana seseorang belajar atau cara siswa belajar. Pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa akan menjadi peserta yang aktif bukan hanya pengamat yang pasif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya.17

Berdasarkan uraian di atas pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang membantu guru untuk mengajar selama proses pembelajaran berlangsung dan mempermudah siswa untuk memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

2. Komponen Pembelajaran Kontekstual

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual, memiliki tujuh komponen utama. Komponen-komponen pembelajaran kontekstual ini antara lain sebagai berikut:

____________

16 Nurhadi, Yasin, B, dan Senduk, A., G., pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dan Penerapannya dalam KBK Edisi Kedua (Revisi) Cet.1, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), h. 4

(23)

13

1. Konstruktivisme (constructivism)

Menurut Muslich dalam buku (Hosnan) mengemukakan bahwa konstruktivisme adalah proses pembelajaran yang menekankan terbangunnya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman belajar yang bermakna. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep, dan kaidah yang siap dipraktikkan. Manusia harus mengkonstruksikannya terlebih dahulu pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.18

2. Inkuiri (Inquiry)

Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan belajar pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.19

3. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari bertanya. Bertanya (Questioning) merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk melakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Hasil ____________

18

Hosnan, M., Pendekatan Saintifik,..., h.278

(24)

14

belajar yang diperoleh dari sharing antar teman, kelompok, dan antara yang tahu dan belum tahu.

5. Pemodelan (Modelling)

Sanjaya dalam buku (Hosnan) mengemukakan, pemodelan adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa.20 Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa, seseorang bisa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.21

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima.22

7. Penilaian Autentik (Authentic Assessment) a. Menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan b. Berlangsung selama proses secara terintegrasi c. Dilakukan melalui berbagai cara (tes dan non tes)

d. Alternatif bentuk kinerja,observasi, portofolio, atau jurnal.23

____________

20 Hosnan, M., Pendekatan Saintifik,..., h. 272 21 Trianto, Mendesain Model,..., h. 117 22 Trianto, Mendesain Model,..., h. 118 23 Hosnan, M., Pendekatan Saintifik,..., h.273

(25)

15

Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Karena assessment menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran.24

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan yang lebih realistis dan mendekatkan hal-hal yang teoritis ke praktis.

3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual memiliki tahapan kegiatan yang khusus, dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Tahapan pembelajaran kontekstual.25 No Tahap

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa CTL 1 Pendahuluan Menyampaikan

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut. Menyampaikan prasyarat Mendengarkan tujuan yang disampaikan guru. Menjawab

prasyarat dari guru.

Relating 2 Inti Menyampaikan motivasi. Menyampaikan materi dan memberikan contoh. Menjelaskan dan mendemonstrasikan percobaan. Mengorganisasi Menjawab motivasi dari guru Mendengarkan dan mencatat penjelasan guru. Memperhatikan demonstrasi guru. Membentuk Cooperating ____________

24 Trianto, Mendesain Model,..., h. 117 25 Hosnan, M., Pendekatan Saintifik,..., h.278

(26)

16

No Tahap

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa CTL siswa ke dalam

kelompok belajar yang heterogen. Membimbing siswa menjawab

pertanyaan yang ada di LKS.

Meminta perwakilan dari setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas. kelompok. Melakukan percobaan yang ada di LKS. Menjawab pertanyaan yang ada di LKS. Mempresentasikan hasil percobaan kelompok. Experimenting Appllying

3 Penutup Membimbing siswa merangkum atau menyimpulkan semua materi yang telah dipelajari. Memberikan tes.

Merangkum atau menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Mengerjakan soal-soal tes.

Transfering

(Sumber: Hosnan, 2014)

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa guru hendaknya mengetahui tahapan-tahapan yang akan dilakukan sebelum melakukan pembelajaran. Pendekatan kontekstual memiliki tahapan-tahapan kegiatan yang khusus sebagai berikut:

a. Relating

Belajar dikatakan dengan konteks pengalaman nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang dipelajarinya lebih bermakna. Guru membimbing siswa dan diajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru atau dari materi yang diberikan guru.

(27)

17

b. Cooperating

Belajar merupakan suatu proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan intersubjektif. Dengan bimbingan guru, siswa diajak untuk menemukan suatu fakta dari permasalahan yang disajikan guru atau dari materi yang diberikan guru. Guru mengarahkan siswa untuk dapat mengembangkan pemikirannya untuk melakukan kegiatan belajar yang bermakna, berkesan, baik dengan cara meminta siswa untuk bekerja sendiri dan mencari serta menemukan sendiri jawabannya, kemudian memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan keterampilannya yang baru saja ditemuinya.

c. Experimenting

Belajar adalah kegiatan mengalami. Peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajarinya. Guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi dan tanya jawab. Guru memancing reaksi siswa untuk melakukan pertanyaan-pertanyaan guna mengembangkan rasa ingin tau siswa serta, mendemonstrasikan ilustrasi atau gambaran materi dengan media sebenarnya.

d. Applying

Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya. Guru bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan atas kegiatan yang telah dilakukan.

(28)

18

e. Transfering

Belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru. Guru melakukan evaluasi dengan menilai kemampuan siswa yang sebenarnya.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual memiliki kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kontekstual yaitu sebagai berikut:

a. Kelebihan:

1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil.

2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa.

b. Kekurangan:

1) Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi.

2) Guru hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.26

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan pembelajaran kontekstual yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat pembelajaran itu menjadi lebih bermakna dan menyenangkan, siswa

____________

(29)

19

dapat berpikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data, memahami suatu isu, memecahkan masalah, sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu materi untuk menguatkan suatu konsep. Selain itu, siswa akan bekerja dengan efektif dalam kelompok hingga terbentuk pada diri mereka sikap kerjasama antar individu maupun kelompok. Sedangkan kelemahan pembelajaran kontekstual dapat disimpulkan bahwa tidak setiap dapat dengan mudah menyesuaikan dri dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dan peran guru tidak lagi terlalu penting karena dalam pembelajaran kontekstual peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing.

5. Penelitian yang Relevan

Penelitian Irwandi menyatakan bahwa pendekatan kontekstual dalam pembelajaran biologi melalui masyarakat belajar diperluas memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan masyarakat belajar terbatas terhadap hasil belajar kognitif.27 Menurut Murtiani, dkk bahwa pendekatan CTL berbasis Lesson Study pada mata pelajaran fisika, ternyata cukup baik untuk meningkatkan aktivitas belajar fisika siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.28 Menurut Rahayu, dkk, sesuai dengan hasil angket/kuesioner siswa merespon positif

____________

27Irwandi, “Pengaruh Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi melalui

Strategi Inkuiri dan Masyarakt Belajar pada Siswa dengan Kemampuan Awal Berbeda terhadap Hasil Belajar Kognitif di SMA Negeri Kota Bengkulu” Jurnal Pendidikan Triadik, April 2009, Vol. 12, No. 1, h. 38

28 Murtiani, Fauzan, A, dan Wulan, R., “Penerapan Pendekatan Kontekstual Teaching and

Learning (CTL) Berbasis Lesson Study dalam Meningkatkan Kualiatas Pembelajaran Fisika di SMP Negeri Kota Padang” Jurnal Penelitian Pemeblajaran Fisika 1 (2012), ISSN: 2252-3014, Februari 2012, h.7

(30)

20

terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu ketika guru menerapkan pembelajaran pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis.29

B. Multimedia

1. Pengertian Multimedia

Multimedia berasal dari kata “multi” dan “media”. Multi berarti banyak, sehingga multimedia dapat diartikan sebagai gabungan dari berbagai media yang terintegrasi. Multimedia merupakan kombinasi antara media audio dan visual yang sangat efektif digunakan untuk pembelajaran.30 Berdasarkan uraian tersebut, multimedia adalah berbagai macam kombinasi grafik, teks, suara, video, dan animasi. Penggabungan ini merupakan suatu kesatuan yang secara bersama-sama menampilkan pesan atau isi pembelajaran.

Pembelajaran multimedia dapat disajikan dengan menarik dan variatif, mengontrol arah maupun kecepatan peserta didik, menyajikan informasi belajar secara serempak dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Pembelajaran mutimedia didesain dengan menggunakan berbagai media secara bersamaan seperti teks, gambar (foto), film (video) dan lain sebagainya yang kesemuanya saling berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

____________ 29

Rahayu, S., Rasna, dan Artawan., “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis pada Siswa Kelas XII SMKN 1 Denpasar”, e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 2, 2013, h. 11

(31)

21

Proses pembelajaran multimedia ada tiga hal yang harus kita pahami saat menggunakan multimedia. 1) pembelajaran melalui multimedia menggunakan bermacam media seperti teks, gambar (animasi), animasi, film (video), audio dan lain sebagainya yang digunakan secara bersamaan. 2) bermacam-macam media yang digunakan, dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang secara spesifik dirumuskan sebelumnya. 3) pembelajaran melalui multimedia didesain secara khusus.31

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam satu proses pembelajaran melalui multimedia, siswa tidak hanya belajar dari satu media saja, akan tetapi dari berbagai macam media yang secara bersamaan dirancang secara utuh untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pada awalnya multimedia digunakan sebagai alat bantu mengajar, yang penggunaannya sangat ditentukan dan tergantung pada guru dalam proses pembelajaran dalam kelas. Pada saat mengajar guru menggunakan berbagai jenis media seperti video, audio, slide, gambar, foto dan sebagainya, semua itu digunakan secara bersamaan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Multimedia digunakan bukan hanya sebagai alat bantu mengajar akan tetapi berfungsi sebagai sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa untuk mempelajari sesuatu secara mandiri, dalam konteks pembelajaran multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animas, dan video sehingga pengguna dapat melakukan navigasi,

____________

(32)

22

berinteraksi, dan berkarya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan terlebih dahulu.32

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui multimedia, guru dapat menyajikan materi pelajaran dengan berbagai alat seperti slide,video dan lain sebagainya, dengan menggunakan komputer. Melalui komputer semua yang diperlukan dapat digabungkan menjadi satu. Hubungan pendekatan kontekstual dengan multimedia yaitu siswa menjadi lebih aktif dalam belajar, karena dengan berbantuan multimedia guru dapat menghadirkan dunia nyata tentang materi yang tidak dapat ditemukan dalam keseharian ke dalam kelas. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta hubungan dengan bagaimana cara siswa belajar. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat perlu diupayakan guru untuk memudahkan proses terbentuknya pengetahuan pada siswa, guru juga harus memperhatikan pendekatan pembelajaran yang diterapkan apakah sudah efektif dan efisien.

2. Manfaat Penggunaan Multimedia

Penggunaan multimedia dalam pembelajaran memiliki manfaat khususnya bagi siswa maupun guru, berikut beberapa manfaat penggunaan mutimedia: a. Manfaat penggunaan multimedia untuk siswa

1) Penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran dapat melayani perbedaan gaya belajar.

____________

(33)

23

2) Pembelajaran akan lebih bermakna.

3) Multimedia dapat digunakan untuk pembelajaran individual, yang berarti dalam beberapa hal tertentu sebagian tugas guru khususnya yang berhubungan dengan menanamkan pengetahuan dapat diwakili dengan multimedia.

4) Multimedia dapat memberikan wawasan yang lebih luas untuk mempelajari topik tertentu.

5) Multimedia dapat mengemas berbagai jenis materi pelajaran. b. Manfaat penggunaan multimedia untuk guru

1) Melalui multimedia, guru dapat memanfaatkan waktu belajar untuk memberikan materi pelajaran dengan luas.

2) Dapat merangsang siswa untuk belajar lebih lanjut diluar waktu belajar khususnya untuk memberikan wawasan yang lebih luas sesuai dengan topik terkait.

3) Dengan waktu yang terbatas, guru dapat membelajarkan siswa lebih optimal.

4) Pelayanan terhadap setiap individu siswa akan lebih terkontrol.

5) Guru akan lebih mudah mengontrol keberhasilan proses pembelajaran. 6) Umpan balik dapat diberikan dengan segera, dengan demikian kontrol

terhadap pencapaian tujuan dapat dilakukan lebih cepat.33

____________

(34)

24

C. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Menurut R. Gagne (1989), balajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pelajaran berlangsung.34 Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.35 Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa balajar merupakan usaha yang di lakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam buku (Susanto, 2013) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

____________

34 Susanto, A., Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013), h. 1

35

(35)

25

diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.36 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar siswa yang diperoleh setelah dilakukan aktifitas belajar.

3. Indikator Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu setelah melakukan proses pembelajarannya. Setiap siswa dikatakan memiliki hasil belajar setelah mencapai target yang telah ditentukan sebelumnya, pencapaian hasil belajar dapat dilihat dari ranah kognitif yaitu pengetahuan, afektif yaitu sikap dan psikomotor yaitu keterampilan siswa. Indikator hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Indikator Hasil Belajar.37 Ranah/Jenis

Prestasi Aspek Indikator

Kognitif

Pengetahuan

Menyebutkan, menuliskan, menyatakan, mengurutkan,mengidentifikasi.

Pemahaman

Menerjemahkan, tafsiran, menguraikan dengan kata-kata sendiri, menulis kembali, merangkum, membedakan, menduga, mengambil kesimpulan, menjelaskan.

Aplikasi Menggunakan, mengoperasikan, menciptakan/membuat perubahan, menyelesaikan, memperhitungkan, menyiapkan, menentukan. ____________ 36

Susanto, A., Teori Belajar ,...,h. 5

37 Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Cet. Pertama , (Jakarta: Bumi Aksara, 1989), h.

(36)

26

Ranah/Jenis

Prestasi Aspek Indikator

Analisis

Membedakan, memilih, memisahkan, membagi, merinci, menganalisis, membandingkan.

Sintesis

Membuat pola, merencanakan, menyusun, mengubah, mengatur menyimpulkan, merencanakan.

Evaluasi

Menilai,membandingkan,membenarkan, menjelaskan, menafsirkan, merangkum, mengevaluasi.

(Sumber: Nasution, 1989)

Berdasarkan Tabel 2.2 dapat disimpulkan bahwa indikator pada ranah koginitif meliputi:

a. Pengetahuan

Kemampuan peserta didik untuk mengingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, rumus-rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau ingatan adalah proses berfikir yang paling rendah.

b. Pemahaman

Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. c. Aplikasi

Kesanggupan peserta didik untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus,

(37)

teori-27

teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan konkrit. Aplikasi merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi daripada pemahaman.

d. Analisis

Kemampuan peserta didik untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian dan faktor-faktor lain.

e. Sintesis

Kemampun berfikir peserta didik yang merupakan kebalikan dari proses berfikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur secara logis sehingga menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan.

f. Evaluasi

Kemampuan peserta didik untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melalui proses belajar. Setiap guru atau pendidik selalu bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Menurut Wasliman dalam buku (Susanto) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara rinci uraian faktor internal dan eksternal yaitu sebagai berikut:

(38)

28

a) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b) Faktor Eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Perhatian orangtua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik.38

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tercapai atau tidaknya suatu hasil belajar yang maksimal disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor internal, faktor psikologis dan faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi minat belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

5. Relevansi antara Pendekatan Kontekstual dengan Hasil Belajar

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontestual adalah pembelajaran yang akan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh guru hendaknya

____________

(39)

29

disesuaikan dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai.39 Relevansi antara langkah-langkah pendekatan kontekstual dengan indikator hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Relevansi antara Pendekatan Kontekstual dengan Hasil Belajar No Komponen Pendekatan

Kontekstual Indikator Hasil Belajar 1 kontruktivisme

Mengidentifikasi, mendefinisikan, menyebutkan, menggambarkan, mencocokkan

2 Inkuiri

Menerjemahkan, tafsiran, mengurai dengan kata-kata sendiri, menulis kembali,

membedakan, menduga, mengambil kesimpulan, menjelaskan, merangkum informasi peristiwa dan sebagainya.

3 Bertanya

Menggunakan, mengoperasikan, menciptakan, membuat perubahan, menyelesaikan, memperhitungkan, menyiapkan, menentukan.

4 Masyarakat Belajar

Membedakan, memilih, memisahkan, membagi, merinci, menganalisis, membandingkan.

5 Pemodelan

Membuat pola, merencanakan, menyusun, mengubah, mengatur, mneyimpulkan, merencanakan.

6 Refleksi Menilai, membandingkan, membenarkan,

menjelaskan, menafsirkan, merangkum, mengevaluasi.

7 Penilaian Nyata

Berdasarkan Tabel 2.2 dapat disimpulkan bahwa seorang guru hendaknya menyesuaikan antara pendekatan dengan indikator hasil belajar yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Pendekatan kontekstual memiliki 7 langkah yang harus disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai. Tahapannya yaitu sebagai berikut:

____________

39 Tim Pengembangan MKPD Kurikulum Pembelajaran, Kurikulum PengembanganEdisi 3,Cetakan ke-3, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 205

(40)

30

a. Kontruktivisme

Guru merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental siswa serta memberikan motivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Indikator yang ingin dicapai adalah siswa mampu mendefinisikan dan mencocokkan materi dengan dunia nyata.

b. Inkuiri

Guru membantu peserta didik untuk membentuk kelompok belajar yang saling tergantung. Siswa saling belajar dari sesamanya di dalam kelompok-kelompok kecil dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok yang lebih besar (kelas). Indikator yang ingin dicapai adalah siswa mampu menerjemahkan, membedakan, menduga serta mampu menjelaskan kembali suatu peristiwa dari materi yang telah dijelaskan oleh guru.

c. Bertanya

Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri dengan karakteristik kesadaran berpikir, penggunaan srtategi, dan motivasi berkelanjutan. Indikator yang ingin dicapai adalah siswa mampu menggunakan, mengoperasikan bahan-bahan yang disediakan oleh guru saat akan melakukan eksperimen dan mampu menyelesaikannya.

d. Masyarakat belajar

Mempertimbangkan keragaman siswa, seperti latar belakang suku bangsa, status sosial, ekonomi, bahasa utama yang dipakai dirumah, dan berbagai kekurangan yang mungkin dimiliki siswa. Indikator yang ingin dicapai adalah siswa mampu memilih, memisahkan bahan-bahan eksperimen yang telah

(41)

31

diberikan oleh guru serta menganalisis dan membandingkan hasil bersama kelompoknya.

e. Pemodelan

Memperhatikan multi intelgensia siswa. Indikator yang ingin dicapai adalah siswa mampu membuat pola, mengatur langkah-langkah dalam melakukan eksperimen dan menyimpulkan hasil dari perencanaan pola yang telah dibuat. f. Refleksi

Menggunakan teknik-teknik bertanya yang meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Indikator yang ingin dicapai adalah siswa mampu membandingkan dan menjelaskan kembali materi yang dijelaskan oleh guru.

g. Penilaian nyata

Menerapkan penilaian autentik yang akan mengevaluasi pengetahuan dan berpikir kompleks seorang siswa, dari pada sekedar hafalan informasi faktual. Indikator yang ingin dicapai adalah siswa mampu menyimpulkan seluruh serangkaian pembelajaran yang telah dilakukan dan guru segera mengevaluasi siswa dengan memberikan soal-soal latihan dan pekerjaan rumah.

D. Zat dan Wujudnya

1. Pengertian Massa Jenis suatu Zat

Massa jenis suatu zat adalah massa zat itu per satuan volumenya. Secara matematis, massa jenis suatu zat dapat dirumuskan sebagai berikut:

(42)

32 Keterangan: = massa jenis (kg/m3) = massa (kg) = volume (m3)40

2. Zat dan Wujudnya

Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Wujud zat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: padat, cair dan gas.

a. Zat padat adalah zat yang mempunyai volume tetap. Dilihat dari susunan molekul dan antar molekunya, zat padat mempunyai susunan molekul yang teratur dan gaya tarik-menarik antarmolekulnya yang kuat. Contoh zat padat antara lain adalah batu, meja, kapur tulis, papan tulis dan pensil.

b. Zat cair adalah zat yang mempunyai volume tetap, tetapi bentuknya selalu berubah-ubah mengikuti tempatnya. Dilihat dari susunan molekul dan ikatan antarmolekulnya. Zat cair mempunyai susunan molekul yang kurang teratur dan jarak antarmolekulnya yang agak renggang sehingga gaya tarik-menarik antarmolekulnya relatif lebih rendah dibandingkan zat padat. Contoh zat cair antara lain air sirop, air teh, dan air mineral.

c. Gas adalah zat yang mempunyai bentuk dan volume yang tidak tetap. Hal ini disebabkan karena susunan molekul-molekul gas sangat tidak teratur

____________

(43)

33

sehingga gaya tarik-menarik antarmolekulnya sangat lemah. Contoh zat gas adalah udara.41

Perbedaan sifat-sifat zat padat, zat cair, dan zat gas dapat dilihat pada Tabel berikut:

Sifat Zat Padat Zat Cair Zat Gas

Bentuk Tetap Mengikuti wadahnya Mengikuti bentuk

wadahnya

Volume Tetap Tetap Tergantung pada

tempatnya Kompresibilitas (pemampatan) Tidak dapat dimampatkan Sulit utuk dimampatkan Mudah dimampatkan Massa jenis Umumnya

mempunyai massa jenis besar

Mempunyai massa jenis sedang

Mempunyai massa jenis yang sangat kecil

Kemudahan mengalir

Tidak mengalir Dapat mengalir Dapat mengalir (Sumber: Wasis, 2008)

3. Perubahan Wujud Zat

Bentuk zat suatu benda keadaannya tidak selalu tetap. Artinya benda tidak selamanya menjadi padat. Apabila benda tersebut mendapat pengaruh dari luar maka bentuknya dapat berubah. Didalam sains perubahan bentuk zat dibedakan menjadi dua, yaitu: perubahan kimia dan perubahan fisika.

a. Perubahan kimia adalah perubahan yang akan menghasilkan zat jenis baru dan proses perubahannya tidak dapat dibalik. Terdapat beberapa ciri-ciri perubahan kimia suatu zat, yaitu: terbentuk zat jenis baru,zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula, diikuti oleh perubahan sifat kimia

____________

41

(44)

34

melalui reaksi kimia. Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum sama dengan massa zat sesudah reaksi.

b. Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat jenis baru dan prosesnya dapat dibalik. Terdapat beberapa ciri-ciri pada perubahan fisika, yaitu: tidak terbentuk zat jenis baru, zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula, hanya diikuti perubahan sifat fisika saja. Perubahan sifat fisika yang tampak adalah bentuk, ukuran, dan warna berubah.

Perubahan wujud secara fisika dapat digambarkan pada Gambar 2.1

Perubahan wujud zat digolongkan menjadi enam peristiwa sebaga berikut: a. Membeku

Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.

b. Mencair

Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.

c. Menguap

Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.

(45)

35

Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.

e. Menyublim

Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.

f. Mengkristal

Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.42

4. Partikel Zat

Zat terdiri atas partikel-partikel yang jarak dan kebebasannya berbeda-beda. Partikel adalah bagian terkecil pembentuk zat.43 Meskipun partikel-partikel zat sangat kecil dan tidak dilihat oleh mata, namun susunan dan sifat partikel ini sangat menentukan wujud suatu zat, yaitu padat, cair dan gas.

a. Zat Padat

Gambar 2.2 Zat padat memiliki susunan partikel dengan pola teratur

Zat padat mempunyai sifat bentuk dan volumenya tetap. Bentuknya tetap dikarenakan partikel-partikel pada zat padat saling berdekatan, tersusun teratur dan mempunyai gaya tarik antar partikel sangat kuat. Volumenya tetap ____________

42

Sugiyarto, T dan Ismawati, E., Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 65

(46)

36

dikarenakan partikel pada zat padat dapat bergerak dan berputar pada kedudukannya saja.

b. Zat Cair

Gambar 2.3 Zat cair memiliki gaya bekerja lebih kecil dari zat padat

Zat cair mempunyai sifat bentuk berubah-ubah dan volumenya tetap. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat cair berdekatan tetapi renggang, tersusun teratur, gaya tarik antar partikel agak lemah. Volumenya tetap dikarenakan partikel pada zat cair mudah berpindah tetapi tidak dapat meninggalkan kelompoknya.

c. Zat Gas

Gambar 2.4 Partikel-partikel zat gas bergerak bebas

Zat gas mempunyai sifat bentuk ubah dan volumenya berubah-ubah. Bentuknya berubah-ubah dikarenakan partikel-partikel pada zat gas dapat bergerak bebas meninggalkan kelompoknya.44

____________ 44

(47)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Bidang fisika, penelitian-penelitian dapat menggunakan desain eksperimen, karena variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat.46 Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan setiap langkah tindakan yang terdefenisi, sehingga informasi yang diperlukan untuk persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara faktual.47 Penelitian eksperimen didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat.48 Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu: Pre-Experimental Design, True Experimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.49 Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental Design.

Penelitian Pre-Experimental Design merupakan penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol. Memilih menggunakan bentuk penelitian Pre-Experimental Design karena tujuan ____________

46

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, (Bandung: ALFABETA, 2014), h. 72

47 Noor, J., Metode Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 112

48

Noor, J., Metode Penelitian,..., h. 42

(48)

38

penelitian ini hanya untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual berbasis multimedia.

Desain yang tergolong kelompok Pre-Experimental Design ada tiga jenis yaitu (1) The One shot Case Study, (2) One Group Pre-test dan post-test Design, dan (3) The Static Group Comparison.50 Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu One Group Pre-test dan post-test Design, dalam rancangan ini digunakan satu kelompok subjek. Pertama-tama dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perlakuan untuk jangka waktu tertentu, kemudian dilakukan pengukuran untuk ke dua kalinya.51 Penelitian ini dilakukan di SMPN 8 Kuala Nagan Raya dengan sampel kelas VII-1. Rancangan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian52

Pretest Treatment Posttest

T1 X T2

Keterangan:

T1 = Tes awal (Pretest) dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan dengan pendekatan kontekstual

X = Diberikan perlakuan dengan menerapkan pendekatan kontekstual

T2 = Tes akhir (Posttest) dilakukan setelah siswa diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kontekstual (CTL)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan kontekstual berbasis multimedia, sedangkan yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar ____________

50 Kasiram, M., Metodologi Penelitian, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h.214 51

Siregar, S., Metodologi Penelitian, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010), h. 101 52

(49)

39

siswa pada materi zat dan wujudya. Secara rinci alur penelitian dijelaskan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Analisis masalah Observasi Lapangan

Pembelajaran kurang menarik

Hasil belajar siswa menurun Pembelajaran

berpusat pada guru

Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbasis Multimedia

Menyusun instrumen penelitian, RPP, Soal Tes, Observasi, dan

Angket

Uji coba instrumen, analisis hasil uji coba

instrumen, dan perbaikan instrumen Validitas pakar Revisi Penelitian di kelas VII-1 Pre-test

Penerapan Pendekatan Kontekstual Berbasis Multimedia

Post-test

Kesimpulan Analisis Data

(50)

40

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sugiyono menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.53

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMPN 8 Kuala Nagan Raya tahun ajaran 2016/2017. Data jumlah siswa secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2 Tabel 3.2 Data Jumlah Siswa Kelas VII SMPN 8 Kuala Nagan Raya

No. Kelas Jumlah siswa

1. VII-1 20

2. VII-2 18

Jumlah 38

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yng dimiliki populasi.54 Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII-1 yang berjumlah 20 siswa. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel purposif (Purposive Sampling). Sampel purposif adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.55 Pemilihan sampel berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru fisika di SMPN 8 Kuala Nagan Raya.

____________

53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,..., h. 80 54

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,..., h. 81 55

(51)

41

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.56 Instrumen penelitian yang penulis maksud merupakan alat ukur untuk mengukur hasil belajar siswa. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu:

1. Soal Tes

Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.57 Tujuan diberikan tes adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan materi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan kontekstual berbasis mutimedia. Tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda berjumlah 20 butir soal yang berkaitan dengan materi zat dan wujudnya, masing-masing soal yang terdiri dari empat bentuk pilihan yaitu a, b, c, dan d, dengan tingkat kompetensi kognitif menurut Taksonomi Bloom C1 (ingatan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis), C5 (evaluasi) dan C6 (kreasi).

____________

56 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,..., h. 102

(52)

42

2. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.58 Angket merupakan salah satu media untuk mengumpulkan data dalam penelitian pendidikan paling populer digunakan adalah kuesioner. Kuesioner ini juga sering disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pernyataan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan. Angket dalam penelitian ini berupa lembar pernyataan yang berisi respon siswa terhadap penerapan pendekatan kontekstual dan dijawab dengan memberi tanda Check lis pada kolom yang telah disediakan. 3. Lembar Observasi

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga didapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian tersebut.59 Lembar observasi dalam penelitian ini berupa lembar pengamatan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan model pembelajaran pendekatan kontekstual (CTL) berbasis multimedia, sedangkan lembaran aktivitas siswa digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual berbasis multimedia.

____________ 58

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, ..., h. 142 59

Gambar

Tabel 2.1 Tahapan pembelajaran kontekstual. 25 No  Tahap
Tabel 2.2 Indikator Hasil Belajar. 37 Ranah/Jenis
Tabel 2.3. Relevansi antara Pendekatan Kontekstual dengan Hasil Belajar  No  Komponen Pendekatan
Gambar 2.3 Zat cair memiliki gaya bekerja   lebih kecil dari zat padat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada potongan gambar B.5.1 merupakan salah satu dari bagian scene yang terdapat dalam video klip Navicula, scene tersebut menggambarkan sebuah kehidupan yang

Uji Normalitas .... Uji

Tesis yang berjudul: “ PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA ZAT ADIKTIF DAN KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR” ini adalah karya penelitian saya sendiri

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi panjang driven pipe dan diameter air chamber terhadap efisiensi pompa hidram. Pompa hidram yang digunakan dalam

Pemberian morfin dapat menimbulkan efek mengantuk dan lethargi. Kombinasi morfin dengan obat yang berefek depresi sentral seperti hipnotik sedatif akan menyebabkan

dan LPT ( longest Processing time) pada suatu proses produksi jasa Laundry.

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, serta Surat Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi Nomor : 602.1/07/ POKJA-PERINDAGKOP & UKM/CONS-PSPP/IX/2013 , Tanggal 24

of the experiment. an element of A ) for each real number r is not much of a restriction since the use of random variables is, in our case, to describe only events.. Example: