MODUL PRAKTIKUM
STASE KESEHATAN WANITA
2019
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
1
MODUL PRAKTIKUM
Stase Kesehatan Wanita
Program Studi Profesi Fisioterapi Fk Unud
Tim Penyusun :
i
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu.Puji syukur kita haturkan pada Tuhan Yang Maha Esa bahwa kini telah tersusun Modul Praktikum Stase Kesehatan Wanita Program Studi Profesi Fisioterapi FK Unud.
Tujuan diterbitkannya modul praktikum ini adalah sebagai panduan dalam : 1. Melaksanakan proses praktik dalam ilmu fisioterapi kesehatan wanita
2. Menganalisis secara praktis dan professional dalam praktik fisioterapi kesehatan wanita Harapan kami semoga modul praktikum ini dapat bermanfaat sesuai tujuan dan sasaran pendidikan
Om santih, santih, santih, om.
Denpasar, 17 September 2016 Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...ii
Definisi ...1 Tujuan ...1 Sasaran ...1 Sumber Pembelajaran ...1 Sumber Daya ...2 Ruang Lingkup...2
Alat dan Kelengkapan ...2
Pengendalian dan Pemantauan ...2
Pelaksanaan ...2
A. Dismenorea Primer ...2
B. Senam Hamil ...3
C. LBP Pada Kehamilan ...5
D. Pelvic Inflamatory Disease ...6
E. Inkontinensia Urin ...8
F. Fase Nifas...9
G. Lympedema...11
H. Disfungsi Otot Dasar Panggul ...12
I. Osteoporosis ec Menopause ...13
1
Definisi
Manajemen fisioterapi kesehatan wanita merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi kasus fisioterapi kesehatan wanita yang bertujuan untuk memberikan gambaran penatalaksanaan kasus-kasus fisioterapi di bidang kesehatan wanita.
Tujuan
Tujuan instruksional umum
1. Memahami kasus-kasus fisioterapi kesehatan wanita
2. Memahami dan mampu menganalisa kasus-kasus fisioterapi kesehatan wanita 3. Memahami dan mampu melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus
kesehatan wanita
Tujuan intruksional khusus
Mahasiswa memahami dan mampu melakukan proses-proses fisioterapi spesifik seperti: 1. Pemeriksaan dengan cermat pada bidang kesehatan wanita dalam kasus wanita
pada masa pubertas, kehamilan, fase nifas dan menopause.
2.
Melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan intervensi, melakukan evaluasi terkait patologi kasus fisioterapi kesehatan wanita, serta melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi kesehatan wanitaSasaran
Sasaran pembelajaran praktikum manajemen fisioterapi kesehatan wanita adalah mahasiswa Profesi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah lulus pada mata kuliah anatomi, fisiologi, biomekanik, elektrofisika dan sumberfisis, patologi, manual therapy, terapi latihan, dan psikologi pada semester sebelumnya atau pada jenjang pembelajaran sebelumnya.
Sumber Pembelajaran
Sumber Pembelajaran yang digunakan sebagai rujukan adalah : A. Buku Text dan ebook :
1. KANIS, John A., et al. Guidelines for diagnosis and management of osteoporosis. Osteoporosis International, 1997, 7.4: 390-406.
2. Depkes.2010. Panduan Teknik Latihan Fisik Selama Kehamilan dan Nifas Mosby’s Guide to Women’s Health: A Handbook for Health Professionals.2007
3. B.K and Sherburn.M. 2005. Evaluation of Female Pelvic-Floor Muscle Function and Strength. Physical Therapy . Volume 85 . Number 3
2 B. Narasumber :
1. Dosen Matakuliah
Sumber daya
A. Sumber daya manusia:
1. Dosen pemberi mata kuliah : 1 orang B. Sarana dan Prasarana:
1. Komunitas Physio Femme Bali
Ruang Lingkup
Ruang lingkup praktikum manajemen fisioterapi kesehatan wanita adalah melakukan penatalaksanaan fisioterapi pada kasus kesehatan wanita mulai dari pemeriksaan hingga intervesi pemberian pelatihan untuk meningkatkan aktivitas fungsional wanita.
Alat dan kelengkapan :
1. White Board 2. Board Marker 3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
Pengendalian dan Pemantauan
1. Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani
2. Format penilaian responsi yang telah ditandatangani dan diberi nama jelas instruktur yang menilai dan peserta didik yang bersangkutan
3. Pedoman penilaian pencapaian kompetensi.
Pelaksanaan
A. DISMENOREA PRIMER
Definisi : Dismenorea primer yaitu nyeri yang timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.
Gejala : Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat
3
sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. kadang sampai terjadi muntah.
Intervensi :
1. Terapi es dan panas
Terapi es dapat menurunkan prostsglandin yang memperkuat sensitifitas reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat proses inflamasi. Terapi panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurungkan nyeri dengan memprcepat penyembuhan. 2. Transecutaneus Elektrikal Nerve Stimulaton ( TENS)
3. Relaksasi
Relaksasi merupakan teknik pengendoran atau pelepasan ketegangan. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama (teknik relaksasi nafas dalam). Contoh: bernafas dalam-dalam dan pelan.
B. SENAM HAMIL
Definisi : Senam hamil adalah rangkaian gerakan senam yang diperuntukkan bagi ibu hamil. Gerakan senam hamil umumnya aman dan ringan, sehingga dapat dilakukan di berbagai usia kehamilan, tujuan utama senam hamil adalah membantu ibu hami dalam mempersiapkan diri menghadapi proses persalinan.
Tata kerja :
4. Asesment : Pastikan pasien sesuai indikasi untuk diberikan senam hamil dengan surat keterangan dokter
5. Persiapkan matras dan bantal
6. Posisi duduk santai dengan tangan kebelakang menopang tubuh 7. Latihan 1
Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka.
Gerakan latihan: a) Gerakan kaki kanan dan kiri ke depan dan ke belakang; b) Putar persendian kaki melingkar ke dalam dan keluar; c) Bila mungkin angkat pantat dengan kedua tangan dan ujung telapak kaki; d) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut; e) Kerutkan dan kendurkan otot anus.
Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 gerakan 8. Latihan II
Posisi duduk tegak dengan tangan dibelakang menopang badan ibu.
Kedua tungkai dirapatkan dalam posisi lurus.
Bentuk latihan: a) Tempatkan tungkai kanan di atas tungkai bawah kiri, silih berganti; b) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut bagian bawah; c) Kerutkan dan kembangkan otot liang anus; d) Lakukan gerakan
4 ini sekitnya 8-10 kali.
9. Latihan III
Sikap duduk dengan badan disangga kedua tangan dibelakang, tungkai dirapatkan.
Tidur terlentang dengan kedua kaki dirapatkan.
Bentuk latihan: a) Pada sikap duduk, angkat tungkai bawah silih berganti ke atas dengan tinggi semaksimal mungkin; b) Sikap tidur dengan kedua tangan dapat disamping tetapi lebih baik dibawah kepala; c) Angkat tungkai bawah silih berganti kanan dan kiri dengan tinggi semaksimal mungkin; d) Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.
10. Latihan IV
Posisi duduk bersila dan tegak. Letakkan tangan diatas bahu sedangkan siku disamping badan
Bentuk latihan: a) Lengan diletakkan didepan dada; b) Putar lengan keatas dan kesamping kebelakang dan selanjutnya kembali kedepan tubuh (dada); c) Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.
11. Latihan V
Sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan satu sama lain.
Badan agak santai dan paha lemas.
Kedua tangan dipersendian lutut.
Bentuk latihan: a) Tekan persendian lutut dengan berat badan sebanyak 20 kali; b)Badan diturunkan kedepan semaksimal mungkin.
12. Latihan VI
Posisi latihan dengan tidur diatas tempat tidur datar.
Tangan diletakan disamping badan.
Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut dengan sudut tungkai bawah bagian bawah sekitar 80-90 derajat.
Bentuk latihan: a) Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak kedua kaki dan bahu; b) Pertahankan selama mungkin diatas dan selanjutnya turunkan perlahan-lahan.
13. Latihan VII
Sikap tidur terlentang ditempat tidur mendatar dan badan kondisi santai.
Tangan dan tungkai bawah lurus dan relaks.
Bentuk latihan: a) Badan dilemaskan pada tempat tidur; b) Tangan dan tungkai bawah membujur lurus; c) Pinggul diangkat kekanan dan kekiri sambil melatih otot liang anus; d) Kembang kempiskan otot bagian bawah; e) Lakukan latihan ini sedikitnya 10-15 kali.
14. Latihan pernapasan
Posisi tubuh terlentang pada tempat tidur yang datar dengan kedua tangan disamping badan dan tungkai bawah ditekuk pada lutut dan santai.
5
Bentuk latihan: a) Tarik napas perlahan dari hidung serta pertahankan dalam perut untuk beberapa saat; b) Bersama tarikan napas tersebut tangan berada diatas perut perlahan diangkat hingga kekepala; c) Keluarkan napas dari mulut secara perlahan; d) Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan; e) Lakukan gerakan ini hingga 8-10 kali dengan tangan silih berganti.
Bentuk gerakan lainnya: a) Tangan yang ada diatas perut dibiarkan mengikuti gerakan saat dilakukan tarikan napas dan saat mengeluarkannya; b) Tangan tersebut seolah-olah memberikan pembarat pada perut untuk memperkuat diafragma.
15. Latihan Relaksasi
Latihan relaksasi dapat dilakukan bersamaan dengan latihan otot tulang belakang, otot dinding perut dan otot liang dubur atau sama sekali relaksasi total.
Sikap tubuh seperti merangkak.
Bersikap tenang dan relaks
Badan disangga pada persendian tulang bahu dan paha.
Bentuk latihan: a) Tubuh disangga persendian tulang bahu dan paha; b) Lengkungkan dan kendurkan tulang belakang; c) Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut; d) Kerutkan dan kendurkan otot liang dubur; e) Lakukan latihan ini 8-10 kali.
Bentuk latihan lainnya: a) tidur miring dengan kaki membujur; b) terlentang dengan disangga bantal ada bagian bawah; c) Tidur terlentang dengan kaki ditekuk; d) Tidur miring dengan kaki ditekuk.
C. LBP PADA KEHAMILAN
Definisi : LBP pada kehamilan adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan lain yang tidak enak di daerah tulang belakang dari rusuk terakhir atau V Th 12 sampai bagian pantat atau anus karena pengaruh hormon yang menimbulkan gangguan pada substansi dasar bagian penyangga dan jaringan penghubung sehingga mengakibatkan menurunnya elastisitas dan fleksibilitas otot, dan juga bisa disebabkan faktor mekanika tubuh yang mempengaruhi kelengkungan tulang belakang dikarenakan perubahan sikap dan penambahan beban pada saat hamil.
Tanda dan gejala : Nyeri pada area panggul, tulang belakang, maupun diantara anus dan vagina, nyeri tersebut terjadi terutama saat posisi tubuh fleksi kearah depan, nyeri dapat dirasakan saat berjalan, menaiki tangga, berdiri menggunakan satu kaki, dan bangun dari tempat tidur.
Pengukuran :
Nyeri Numeric Rating Scale (NRS)
Intervensi :
6
D. PELVIC INFLAMATORY DISEASE
Definisi : Pelvic Inflamatory Disease (PID) adalah infeksi rahim ,saluran tuba dan organ reproduksi lainnya yang menyebabkan gejala seperti nyeri perut bawah. Ini merupakan komplikasi serius dari beberapa penyakit menular seksual (PMS). PID dapat merusak tuba dan jaringan di dekat uterus dan ovarium. PID dapat menyebabkan kemandulan, kehamilan ektopik, pembentukan abses dan nyeri panggul kronis.
Tanda dan gejala :
Tegang di bagian bawah
Nyeri gerak pada serviks
Dapat teraba tumor karena pembentukan abses
Di bagian belakang Rahim terjadi penimbunan nanah
Dalam bentuk menahun mungkin teraba tumor, perasaan tidak enak (Discomfort) di bagian bawah abdomen
Intervensi :
A. PADA WANITA TIDAK HAMIL
Terapi PID harus ditujukan untuk mencegah kerusakan tuba yang menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik, serta pencegahan ektopik infeksi kronik.Banyak pasien yang berhasil di terapi dengan rawat jalan dan terapi rawat jalan dini harus menjadi pendekatan terapiotik permulaan. Pemilihan antibiotika harus ditujuakan pada organisme etiologi utama (N. Gonorrhoeae atau C. Trachomatis) tetapi juga harus mengarah pada sifat pilimik krobial PID. Untuk pasien dengan PID ringan atau sedang terapi oral dan perenteral mempunyai daya guna klinis yang sama. Rekomendasi terapi :
a. Terapi perenteral
Rekomendasi terapi parenteral A
- Sevotetan 2 g intavena setiap 12 jam atau - Sevoksitin 2 g intravena setiap 6 jam di tambah - Doksisiklin 100 mg oral atau parenteral setiap 12 jam
Rekomendasi terapi parenteral B
- Klindamisin 900 mg setiap 8 jam di tambah
- Gentamicin dosis muatan intravena atau intramuskuler ( 2mg / kg BB) diikuti dengan dosis pemeliharaan ( 1,5 mg / kg BB) Setiap 8 jam. Dapat di ganti denagn dosis tunggal harian.
Terapi parenteral alternative
Tiga terapi alternatif telah di coba dan mereka mempunyai cakupan spektrum yang luas
- Levofloksasin500 mg intravena 1X sehari dengan atau tanpa metronidazole 500 mg intravena setiap 8 jam atau
7
- Ofloksasin 400 mg intravena stiap 12 jam dengan atau tanpa metronidazole 500 mg intraven setiap 8 jam atau
- Ampisilin/sulbaktam 3 mg intavena setiap 6 jam di tambak Doksisiklin 100 mg oral atau intravena etiap 12 jam.
b. Terapi oral
Terapi oral dapat di pertimbangkan untuk penderita PID atau sedang karena kesudahan klinisnya sama dengan terapi parenteral. Pasien yang mendapat terapi dan tidak menunjukkan perbaikan setelah 72 jam harus dire-evaluasi untuk memastikan diagnosisnya dan diberikan terapi parenteral baik dengan rawat jalan maupun inap.
Rekomendasi terapi A
- Levofloksasin 500 mg oral 1X setiap hari selama 14 hari atau ofloksasin 400 mg 2x sehari selama 14 hari dengan atau tanpa
- Metronidazole 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari
Rekomendasi terapi B
- Seftriakson 250 mg intramuscular dosis tunggal di tambah doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan atau tanpa metronidazole 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari atau
- Sefoksitin 2 g intramuscular dosis tunggal dan probenosid di tambah doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan atau tanpa metronidazole 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari atau
- Sefalosporin generasi ketiga (missal seftizoksim atau sefotaksim) di tambah doksisiklin oral 2x sehari selam 14 hari dengan atau tanpa metronidazole 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari
B. PADA WANITA HAMIL
Pada ibu hamil yang terkena radang panggul tidak boleh di berikan antibiotic.Dan kemungkinan akan di lakukan terminasi.
C. PADA IBU MENYUSUI
Pada ibu menyusui yang terkena radang panggul boleh di berikan antibiotic, seperti 1. Ceftriaxone : Di anggap aman untuk digunakan selama menyusui oleh American
Academy of pediatric.
2. Doksisiklin : Dapat menyebabkan noda gigi atau menghambat pertumbuhan tulang. Produsen obat klaim serius potensi efek samping.
3. Metromidazol : Potensi resiko pertumbuhan tulang.
BILA UNTUK MENGURANGI RASA SAKIT PERUT DAN PANGGUL, bisa diberikan seperti penghilang rasa sakit ibuprofen dan paracetamol dan bersamaan dengan pemberian antibiotic
Infeksi radang panggul karena IUD, dilakukan pemberian antibiotic dulu dan dilakukan observasi beberapa hari dan jika tidak ada perbaikan maka
8
E. INKONTINENSIA URIN
Definisi : Inkontinensia urin adalah kondisi kesehatan dimana pasien tidak dapat mengendalikan kandung kemihnya dan seringkali buang air kecil tanpa disengaja atau urin yang terus keluar. Kondisi ini sangat umum terjadi kepada mereka yang telah berusia lanjut, karena otot kandung kemih yang melemah seiring bertambahnya usia. Para wanita dua kali lebih beresiko untuk terkena penyakit ini dibandingkan pria karena pelemahan otot panggul yang terjadi akibat proses melahirkan.
Tata kerja :
Pedoman dalam melakukan proses asuhan fisioterapi 1. ASSESMENT A. Identitas Pasien Nama Usia Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Hobi Status
B. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Gejala : tidak dapat mengontrol/menahan buang air kecil C. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
D. Riwayat Kesehatan Keluarga E. Riwayat Sosial dan Ekonomi F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan kekuatan dasar otot panggul (dengan manual atau dengan alat perineometer).
2. DIAGNOSIS
3. PLANNING INTERVENSI
Meningkatkan kekuatan otot dasar panggul 4. INTERVENSI FISIOTERAPI
Home Exercise Program yaitu Kegel Exercise, dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Berbaring terlentang dengan kedua lutut ditekuk dan sedikit diregangkan, posisikan senyaman mungkin
2. Kencangkan otot-otot dasar panggul, namun perut dan paha tetap dalam keadaan santai.
Untuk mengencangkan otot-otot dasar panggul, dapat dilakukan dengan dua cara yakni :
9
Bayangkan sedang buang air kecil lalu hentikan aliran urin ditengah jalan Mencangkan otot-otot di sekitar anus seperti mencegah pelepasan gas
keluar dari anus.
3. Tahan selama 5 sampai 10 detik, lalu rileks selama 10 detik
4. Ulangi gerakan ini selama 5 kali. Jika 5 kali mudah dilakukan, tingkatkan menjadi 10 kali.
Latihan ini apabila dilakukan secara benar dan terus menerus akan memberikan dampak yang sangat bagus terhadap kekuatan otot dasar panggul. Sehingga diharapkan dengan melakukan latihan kegel dengan teratur dan tekun, dapat meningkatnya kekuatan otot dasar panggul sehingga inkontinensia urine akan dapat teratasi.
F. FASE NIFAS
Definisi : Fase nifas adalah fase sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari dalam rahim hingga 6 minggu berikutnya dengan pulihnya kembali organ-organ.yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami perubahan. Pada fase nifas terjadi perubahan fisiologis berupa perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem muskuloskeletal, dan perubahan pada vital sign. Perubahan tersebut merupakan suatu bentuk proses adaptasi tubuh untuk kembali lagi seperti saat sebelum hamil. Selain itu dalam proses pemulihan pada fase nifas ini senam nifas juga sangat membantu dalam proses pemulihan tubuh untuk kembali lagi seperti saat sebelum hamil.
Tata kerja :
Perhatikan :
Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai berikut: i. Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
ii. Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau rumah bersalin, dan diulang terus di rumah.
Persiapan senam nifas :
Sebelum melakukan senam nifas ada hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu sebagai berikut:
a. Memakai baju yang nyaman untuk berolahraga b. Persiapkan minum, sebaiknya air putih
c. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur
d. Ibu yang melakukan senam nifas di rumah sebaiknya mengecek denyut nadinya dengan memegang pergelangan tangan dan merasakan adanya denyut nadi kemudian hitung selama satu menit penuh. Frekuensi nadi yang normal adalah 60- 90 kali per menit
10
f. Petunjuk untuk bidan atau tenaga kesehatan yang mendampingi ibu untuk melakukan senam nifas: perhatikan keadaan umum ibu dan keluhan-keluhan yang dirasakan, pastikan tidak ada kontra indikasi dan periksa tanda vital secara lengkap untuk memastikan pulihnya kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu pernafasan, dan nadi. Perhatikan pula kondisi ibu selama senam. Tidak perlu memaksakan ibu jika tampak berat dan kelelahan. Anjurkan untuk minum air putih jika diperlukan
Ada berbagai versi gerakan senam nifas, meskipun demikian tujuan dan manfaatnya sama, berikut ini merupakan metode senam yang dapat dilakukan mulai hari pertama sampai dengan hari keenam setelah melahirkan :
1. Hari pertama
Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan di atas perut di bawah area iga- iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung tahan hingga hitungan ke-5 atau ke-8 dan kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru. Lakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan. 2. Hari kedua
Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan renggangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaan rilekskan kaki kiri dan renggangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh. Lakukan 5-10 kali gerakan.
3. Hari ketiga
Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokan sehingga kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke posisi semula dan ulangi gerakan hingga 5-10 kali. 4. Hari keempat
Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk ±45º kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±45º dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan gerakan tersebut 5-10 kali.
5. Hari kelima
Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki ditekuk ±45º kemudian angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian dengan kaki dan tangan yang lain. Lakukan hingga 5-10 kali.
6. Hari keenam
Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk sudut ±90º lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. Lakukan 5-10 kali.
11
G. LYMPEDEMA
Definisi : Lympedema adalah keadaan dimana beban limphatik melebihi kapasitas limfe, sehingga terjadi edema. Gangguan progresif yang khas dengan adanya gangguan pada aliran limfe dari jaringan ke sirkulasi darah karena kerusakan limphatik.
Ciri-ciri : Lymphedema terjadi akibat tidak lancarnya aliran limfe dalam jaringan yang disebabkan oleh terhambatnya atau bahkan terputusnya pembuluh limfe yang menuju pembuluh darah besar.
pembengkakan pada lengan atau tungkai
Pasien dengan lymphedema kronis akan mengalami pembengkakan yang sangat besar dan juga akan mengalami beberapa perubahan tropis kulit.
kulit licin dan pucat
Pada stadium yang sangat parah, akan terjadi kerusakan jaringan kulit akibat infeksi dari virus dan bakteri.
Intervensi :
1. Manual limphatic drainase
Manual Limphatic Drainage bertujuan untuk mengaktifkan aliran limfe dalam tubuh. Teknik ini didesain untuk menstimulasi aliran limfe dari distal limfe menuju limfe proximal. Konsepnya adalah MLD ini memobilisasi kelebihan limfe pada area yang bengkak atau area yang terhambat menuju jalur limfe lain disekitarnya.
Prinsip :
gerakan lambat, penekanan optimal penting saat massage karena semakin kuat penekanan akan menekan aliran lymphatic
lakukan pada semua tubuh ( trunk & limb)
Kotraindikasi : keganasan, acute inflamasi, cronic cardiac failure 2. Bandaging & compression
Karena elastisitas kulit menghilang pada lymphedema, tekanan hidrostatik harus dipertahankan melalui eksternal support. Alat bantu eksternal ini harus dipertahankan sampai terjadi penurunan volume yang stabil dan perbaikan fungsi kapasitas limfe. Prinsip :
hari 1 hanya diberikan di atas siku/lutut
awal treat tekanan bandage ringan, kemudian ditingkatkan & ditingkatkan
pemasangan dgn overlap (bertumpuk) cek sirkulasi 3. Skin care
Kulit pada anggota gerak cenderung lebih kering
Pemakaian moisturizer sangat dianjurkan
Perhatian lebih untuk resiko terkena jamur
12
H. DISFUNGSI OTOT DASAR PANGGUL
Definisi : Disfungsi otot dasar panggul adalah melemahnya otot dasar panggul yang dapat disebabkan karena jarang digunakan seperti otot lainnya, otot dasar panggul perlu dilatih agar dapat bekerja dengan baik, melemahnya otot dasar panggul juga dapat disebabkan karena kerusakan otot selama kehamilan dan persalinan, perubahan hormonal saat menopause, penurunan tonus otot karena proses penuaan, kerusakan otot karena peregangan otot jangka panjang seperti konstipasi kronik, batuk lama, atau karena obesitas. Disfungsi otot dasar panggul dapat menyebabkan terjadinya inkontinensia urin, prolaps organ panggul, hilangnya sensasi seksual, atau vagina terasa longgar.
Tata kerja :
Pedoman dalam melakukan proses asuhan fisioterapi 1. ASSESMENT A. Identitas Pasien Nama Usia Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Hobi Status
B. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Gejala : Vaginal flatus (keluarnya angin dari vagina), Incontinentia urine /
mengompol angka kejadian pada wanita 2 x lipat , Prolaps uteri/ turunnya uterus/ keadaan dimana uterus keluar menonjol di vagina.
C. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Riwayat Melahirkan D. Riwayat Kesehatan Keluarga E. Riwayat Sosial dan Ekonomi F. Pemeriksaan Fisik
Kekuatan otot Pelvic Floor manual atau alat periniometer/manometer 2. DIAGNOSIS
3. PLANNING INTERVENSI
Peningkatan kekuatan otot dasar panggul 4. INTERVENSI FISIOTERAPI
a. Latihan Dasar
Untuk pemula sebaiknya dilakukan pada posisi tidur telentang / miring
Gerakan harus dikuasai benar dengan sering melakukan latihan gerakan dasar
Latihan gerakan dasar terdiri dari Latihan 1, Latihan 2 , Latihan 3 b. Latihan 1
13
Seakan menahan keinginan buang angina
Kerutkan anus sekuat mungkin
Rasakan gerakan anus seolah tertarik masuk kedalam
Ulangi hingga lancar tanpa gerakan tungkai c. Latihan 2
Seakan menahan keinginan berkemih
Tahan serapat mungkin jangan sampai urin keluar
Ulangi hingga lancar tanpa gerakan otot perut dan paha dalam d. Latihan 3
Tekuk ke 2 lutut pada posisi tidur telentang
Letakkan jari diantara anus & vagina (perineum)
Tarik perineum kearah dalam sekuat mungkin
Ulangi hingga lancar tanpa menahan nafas e. Latihan Rutin
Sedikitnya 3 kali seminggu dengan pengulangan gerakan hingga 50 kali
Variasi posisi baik tidur telentang, miring, duduk bahkan berdiri
Tingkat mahir , dilakukan dengan gerakan cepat & lambat (sama banyak)
Gerakan cepat kontraksi – relaks, kontraksi – relaks, kontraksi – relaks
Gerakan lambat Kontraksi – tahan – relaks – istirahat (3 kali ulangan) f. Latihan Mahir
Gerakan Cepat
kontraksi – relaks, kontraksi – relaks, kontraksi – relaks (lakukan tanpa tahanan)
Gerakan Lambat
kontraksi – tahan 3 hitungan, relaks – istirahat kontraksi – tahan 3 hitungan, relaks – istirahat kontraksi – tahan 3 hitungan, relaks – istirahat
Lakukan latihan gerakan cepat & lambat dengan jumlah yang sama
Catatan : Selama latihan tidak dengan menahan nafas, otot perut dan otot paha / tungkai
5. EVALUASI
Periksa peningkatan kekuatan otot dasar panggul
I. OSTEOPOROSIS EC. MENOPAUSE
Definisi : Osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi lemah dan keropos dikarenakan kurangnya kalsium. Proses berkurangnya kalsium adalah alamiah. Akan tetapi pada saat menopause proses ini menjadi lebih cepat.
14
Pedoman dalam melakukan proses asuhan fisioterapi 1. ASSESMENT A. Identitas Pasien Nama Usia Jenis kelamin Alamat Pekerjaan Hobi Status
B. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)
Onset (kapan terjadinya? Berapa lama?)
Kronologis
Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi?)
Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?)
Faktor-faktor modifikasi keluhan.
Keluhan penyerta
C. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) D. Riwayat Kesehatan Keluarga E. Riwayat Sosial dan Ekonomi F. Pemeriksaan Fisik
Nyeri VAS
Kekuatan Otot MMT G. Pemeriksaan Spesifik H. Pemeriksaan Penunjang
Rontgent atau dengan DXA 2. DIAGNOSIS
3. PLANNING INTERVENSI
Jangka Pendek Langkah Preventif gejala tambahan Osteoporosis
Jangka Panjang Semandiri dan semaksmimal mungkin dengan keluhan yang dimiliki
4. INTERVENSI FISIOTERAPI a. Pain Management
TENS diaplikasikan pada bagian yang nyeri,
Kompres hangat untuk mengurangi kekakuan otot dan memberikan efek relaksasi pada sendi dan otot
15 b. Hidroterapi
Hidroterapi sangat aman untuk latihan bagi penderita osteoporosis.
Jenis fisioterapi di dalam kolam renang ini menyediakan tempat yang aman untuk latihan tanpa menimbulkan risiko terjatuh atau mengalami patah tulang.
Hidroterapi meningkatkan kekuatan otot, mengurangi nyeri dengan mengurangi tekanan penumpuan berat badan pada sendi dan tulang, meningkatkan keseimbangan, mempercepat kesembuhan, dan meningkatkan propioseptif (reseptor sendi).
Hidroterapi membantu untuk rileks dan meningkatkan sirkulasi darah, lingkup gerak sendi, tonus otot, dan kepercayaan diri.
c. Latihan Untuk Osteoporosis 1. Standing tall
Anda dapat mencegah atau mengobati osteoporosis dengan melakukan latihan sederhana untuk memperkuat otot Anda dan memperbaiki postur dan keseimbangan Anda.
Postur berdiri yang benar adalah dasar untuk postur duduk dan berjalan yang seimbang. Untuk mempraktikkan postur berdiri yang baik:
Berdirilah dengan kepala, bahu, dan bokong di dinding, dengan tumit dua hingga tiga inci dari dinding.
Tarik dagu Anda dan kencangkan perut dan bokong Anda.
Tekan punggung Anda ke dinding, sisakan ruang kecil di belakang lekuk punggung bawah Anda.
2. Walking posture
Berjalan menguatkan kaki dan jantung Anda dan meningkatkan keseimbangan Anda. Untuk mempertahankan postur berjalan yang benar:
Pegang kepala Anda tinggi-tinggi.
Jaga punggung dan leher selurus mungkin.
Kencangkan otot perut dengan lembut.
Biarkan bahu dan lengan Anda bergerak bebas dan alami. 3. Wall arch
Untuk meregangkan bahu dan betis Anda dan ratakan punggung dan perut Anda:
Berdirilah menghadap dinding, lengan berada di samping tubuh Anda, selebar enam inci dan enam inci dari dinding.
Saat menghirup, kencangkan otot perut dan rentangkan kedua tangan hingga menyentuh dinding.
Buang napas dan turunkan kedua lengan Anda ke posisi awal.
Saat menghirup, raih dengan tangan kanan Anda untuk menyentuh dinding dan regangkan ke bawah dengan lengan kiri Anda.
16
Buang napas dan turunkan lengan kanan ke posisi awal.
Berpindah tangan. Saat menghirup, raih ke atas dengan lengan kiri untuk menyentuh dinding dan regangkan ke bawah dengan lengan kanan Anda. 4. Chin tuck
Untuk meregangkan leher Anda, serta mempraktikkan posisi kepala dan bahu yang benar:
Saat duduk, lihat lurus ke depan.
Tarik dagu ke arah leher Anda, tetapi tetap melihat lurus ke depan; jangan biarkan kepala Anda menekuk ke depan.
Dorong tangan Anda ke bawah pada paha Anda untuk membantu meluruskan punggung Anda.
Tahan posisi ini selama beberapa detik. Anda akan merasakan regangan di belakang leher Anda. Ulangi latihan ini lima kali.
5. Shoulder blade squeeze
Untuk meregangkan dada dan memperkuat otot punggung bagian atas:
Dengan kaki rata di lantai, duduklah sedikit ke depan di kursi yang kokoh, jaga punggung dan leher tetap lurus.
Lihat lurus ke depan dan tekuk lengan ke siku.
Gerakkan siku dan tulang bahu dengan lembut sejauh yang Anda bisa dan masih nyaman.
Tahan posisi selama lima detik sambil bernapas dengan normal. Kembalikan lengan Anda ke posisi awal.
Ulangi latihan ini lima hingga 10 kali, tergantung kemampuan Anda. 6. Pelvic tilt
Untuk memperkuat otot punggung dan perut bagian bawah:
Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki rata di lantai. Pertahankan kurva normal di punggung Anda; jangan lengkungkan punggung Anda.
Kencangkan otot perut Anda.
Miringkan panggul sedikit ke atas tanpa mengangkat pinggul untuk meratakan punggung ke lantai. Hindari menggunakan otot kaki dan bokong Anda.
Tahan posisi selama lima detik sambil bernapas dengan normal, dan kemudian relaks. Ulangi latihan ini 10 kali.
7. Back and shoulder stretch
Untuk meregangkan punggung bagian atas dan bahu:
Berbaring di lantai. Tekuk lutut Anda, kencangkan otot perut Anda dan rentangkan tangan Anda di atas kepala Anda.
17
Jaga agar lengan Anda lurus, rentangkan dan turunkan sampai sejajar dengan bahu Anda.
Tahan posisi selama beberapa detik sambil bernapas dengan normal. Kemudian kembalikan lengan Anda ke posisi awal. Ulangi latihan ini lima hingga 10 kali, tergantung kemampuan Anda.
8. Chest stretch
Untuk meratakan punggung bagian atas dan meregangkan dada:
Dengan kaki Anda rata di lantai, duduklah di kursi dengan tangan Anda beristirahat dengan nyaman di belakang leher Anda.
Tarik napas sambil menggerakkan siku ke belakang dengan lembut.
Tahan posisi selama beberapa detik, bernapas dengan normal, sebelum kembali ke posisi awal. Ulangi lima hingga 10 kali, tergantung pada kemampuan Anda.
9. Sitting knee extension
Untuk memperkuat otot paha Anda:
Duduk di kursi dengan kaki rata di lantai, punggung lurus dan tangan di paha. Kencangkan otot perut dan lihat lurus ke depan.
Luruskan satu lutut dengan perlahan sambil mengangkat tumit beberapa sentimeter dari lantai. Jangan membungkuk atau membelakangi Anda.
Tahan posisi ini selama beberapa detik sambil bernapas dengan normal. Rileks dan kembali ke posisi awal, lalu beralih ke kaki lainnya. Ulangi lima hingga 10 kali dengan masing-masing kaki, tergantung pada kemampuan Anda. Tahan posisi ini selama beberapa detik sambil bernapas dengan normal. Ulangi lima kali dengan masing-masing kaki. 10. Upper back lift
Untuk memperkuat otot punggung Anda:
Berbaring telungkup di lantai dengan bantal di bawah perut dan pinggul Anda. Gunakan handuk tangan yang digulung untuk melindungi dahi Anda, jika Anda mau.
Jaga agar lengan Anda beristirahat di samping tubuh saat Anda mengencangkan otot perut.
Tarik napas dan angkat kepala dan dada Anda beberapa inci dari lantai. Jaga agar kepala Anda sejajar dengan leher dan dada Anda. Berfokuslah untuk menjaga bahu Anda tetap rendah - jangan biarkan bahu Anda naik ke telinga Anda.
Tahan selama lima detik, bernapas normal, sebelum kembali ke posisi awal. Beristirahatlah selama beberapa detik. Ulangi lima hingga 10 kali, tergantung pada kemampuan Anda.
18 11. Shoulder strengthening
Untuk memperkuat otot di sepanjang punggung bahu Anda, otot di belakang lengan atas Anda (triceps) dan otot punggung atas Anda:
Berdirilah dengan kaki kiri di depan kanan dan tangan kiri di belakang kursi. Tekuk lutut depan (kiri) Anda sambil memegang bobot 1 hingga 2 pon di tangan kanan Anda.
Gerakkan tangan kanan Anda ke belakang, luruskan lengan di belakang Anda, dan tahan selama beberapa detik.
Kembali ke posisi awal Anda dan ulangi lima hingga 10 kali.
Lakukan latihan dengan beban di tangan kiri dan dengan lutut ditekuk. Ulangi pada sisi ini lima hingga 10 kali.
Jika dokter Anda menyetujui, Anda dapat secara bertahap meningkatkan berat badan, tetapi jangan melebihi 5 kilogram.
5. EVALUASI dilakukan dengan memeriksa kembali nyeri apabila timbul nyeri, memerika kekuatan otot apabila timbul weakness. Dan evaluasi hasil intervensi disesuaikan dengan keluhan yang muncul.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
19
FORM PENILAIAN SIKAP (AFEKTIF DAN PRAKTEK PROFESIONAL)
HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________
EVALUASI AFEKTIF
No NIM Nama Mahasiswa
Nilai
Nilai Total Tanggung
Jawab Disiplin Kerjasama Kejujuran Prakarsa Sopan Santun
1
2
3
4
5
EVALUASI PRAKTIK PROFESIONAL
No NIM Nama Mahasiswa
Nilai
Nilai Total
Keamanan Prilaku
Profesional Akuntabilitas Komunikasi
Kompetensi Budaya Pengembangan Profesional 1 2 3 4 5
Kriteria penilaian: Penilai,
1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
20
FORM PENILAIAN PRESENTASI JURNAL
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Materi Nilai Maksimal Nilai
1 Format presentasi (power point) 10
2 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir
penalaran 10
3 Penguasaan metodelogi penelitian 10
4 Review jurnal
- Materi jurnal 20
- Diskusi dan kemampuan argumentasi 20
- Kelayakan (feasibility) 20
5 Performance presentator
- Bahasa dan sopan santun 10
Jumlah 100
Penilai,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
21
FORM PENILAIAN REVIEW JURNAL
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Materi Nilai Maksimal Nilai
1 Penguasaan konsep dan sistematika berfikir
penalaran 20
2 Penguasaan metodelogi penelitian 10
3 Review jurnal - Materi jurnal 30 - Kelayakan (feasibility) 30 - Format penulisan 10 Jumlah 100 Penilai, ( )
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
22
FORM PENILAIAN PRESENTASI KASUS
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
No Aspek Penilaian Nilai Maksimal Nilai Penilaian Status Klinis
1 Pemeriksaan Subjektif 4 2 Pemeriksaan Objektif - Vital Sign 2 - Pemeriksaan Per-Kompetensi 4 3 Diagnosis - Impairment 2 - Activity Limitation 2 - Participation Restriction 2 - Contextual Factor 2 4 Prognosis 2 5 Planning
- Jangka Panjang & Pendek 2
- Clinical Reasoning 3
6 Prosedur Intervensi
- Metode Pelaksanaan & Dosis 4
- Clinical Reasoning 6
7 Edukasi & Home Program 2
8 Evaluasi 3
Format Penilaian Presentasi
1 Penguasaan konsep dan penalaran klinis 25
2 Diskusi dan kemampuan argumentasi 25
3 Format presentasi dan bahasa 10
TOTAL 100
Penilai,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
23
FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
TEMPAT :
HARI/TANGGAL :
Aspek yang nilai Rentan Nilai Bobot Nilai
Assessment 0-100 25%
Diagnosis Fisioterapi (ICF) 0-100 25%
Planning 0-100 25%
Intervensi 0-100 25%
Total Nilai
Penilai,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
24
FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN / OSCE STASE PILIHAN
NAMA PESERTA :
NIM :
TEMPAT :
TANGGAL :
PRAKTIK PROFESIONAL (PROFESSIONAL PRACTICE) N
o Komponen Penilaian Kinerja
Subjektif Jumla h Poin 0 1 2 3 4
1 Keamanan (Safety)
2 Perilaku Profesional (Professional Behaviour)
3 Akuntabilitas (Accountability)
4 Komunikasi (Communication)
5 Kompetensi Budaya (Cultural Competence)
6 Pengembangan Profesional (Professional
Development)
TOTAL POIN
MANAJEMEN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT) N
o Komponen Penilaian Kinerja
Objektif Subjektif Jumla h Poin 0 1 0 1 2 3 4
ASSESMENT
Anamnesis Umum
1 Peserta memperkenalkan diri
2 Peserta menanyakan identitas pasien
Anamnesis Khusus
1 Peserta menanyakan keluhan utama
pasien
2 Menanyakan Riwayat Penyakit
Sekarang (RPS)/S7
3 Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu
(RPD)
4 Menanyakan Riwayat Penyakit
Keluarga (RPK)
5 Menanyakan Riwayat Penyakit
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
25
6 Menanyakan Riwayat Sosial
Pemeriksaan Umum
1 Pemeriksaan Vital Sign
2 Pemeriksaan Kondisi Umum Pasien
3 Pemeriksaan Fisik Inspeksi Statis Inspeksi Dinamis Palpasi Auskultasi Pemeriksaan Khusus
1 Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Aktif
Pasif
Isometrik Resisted
2 Pengukuran Kekuatan Otot
3 Pengukuran ROM
4 Pengukuran Antropometri
5 Pengukuran Nyeri
6 Pemeriksaan Spesifik
Untuk mendukung penegakan
diagnosis
Untuk menentukan diagnosis banding 7 Melakukan Pengukuran terkait
Diagnosis
DIAGNOSIS
1 Diagnosis Medis (penjelasan)
2 Diagnosis Fisioterapi
Impairment
Functional Limitation
Disability/Participant Restriction
PLANNING
1 Rencana Jangka Pendek
2 Rencana Jangka Panjang
INTERVENSI
1 Penerapan Intervensi Modalitas
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
26
3 Penerapan Intervensi Terapi Latihan
EDUKASI & HOME PROGRAM
1 Modifikasi faktor internal
2 Modifikasi faktor eksternal
3 Home Program
EVALUASI
1 Evaluasi sesuai dengan pemeriksaan
awal
Total Poin
PERHITUNGAN NILAI AKHIR N
o Penilaian Perhitungan Bobot (%) Nilai
1 Praktik Profesional (Professional Practice)
(Jumlah Poin : 24) x
100 30%
2 Manajemen Pasien (Patient Management)
(Jumlah Poin : 157)
x 100 70%
Total Nilai Akhir
Interpretasi :
Objektif …...………….,
………
0 Tidak Dilakukan
1 Dilakukan Mengetahui,
Subjektif Penguji Bagian
0 Tidak Dilakukan
1 Kurang Baik
2 Cukup Baik
3 Baik ( )
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656Laman : www.unud.ac.id, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
27
FORM PENILAIAN MORNING REPORT
HARI/TANGGAL :__________________________STASE :__________________________TEMPAT :__________________________
No NIM Nama Mahasiswa Kehadiran Partisipasi
Aktif Berpikir Kritis Kemampuan Komunikasi Time Manajemen Tata
Krama Nilai Total 1 2 3 4 5 Keterangan Penilaian No Keterangan Nilai 1 Kehadiran
Hadir tepat waktu 4
Terlambat <15 menit 3 Terlambat <30 menit 2 Tidak hadir 0 2 Partisipasi
Memberikan komentar dan jawaban secara aktif 4 Kadang - kadang memberikan komentar dan jawaban 3
Hanya menjawab kalau ditanya 2
Diam saja 1 3 Berpikir kritis
Mempunyai materi dengan jelas 4
Ragu - ragu menyampaikan materi tapi benar 3
Materi yang disampaikan tidak jelas 2
Salah menyampaikan materi 1
4 Kemampuan komunikasi
Bahas jelas, mau menerima dan memberikan saran/kritik 4 Bahasa jelas, kurang bisa menerima kritik teman 3 Bahasa kurang jelas, tidak bisa menyampaikan kritik/saran 2
Tidak dapat menyampaikan komentar dengan jelas 1
5 Manajemen Waktu
Aktif berdiskusi dan menyampaikan materi secara efektif 4
Aktif berdiskusi, cenderung monopoli 3
Kurang aktif dan sering bicara ngelantur 2
Bicara dan ngobrol di luar materi diskusi 1
6 Tata krama
Tegar sapa dengan sopan kepada fasilitator dan teman saat
berdiskusi 4
Jarang melakukan tegur sapa kepada teman tapi masih bersikap
sopan 3
Sering memotong pembicaraan teman tanpa sopan santun 2
Bertindak dan bicara seenaknya 1
Penilai,