Outline
Pengertian, Prinsip dan komponen
“Best” practices
Penerapan
performance-based budgeting
(PBB) di Indonesia
Beberapa Isyu
Pengertian
May 3, 2016 dsusetyo
3
Marc and Jim, 2005
PBB adalah prosedur atau mekanisme untuk
memperkuat keterkaitan antara dana yang
diberikan kepada instansi/lembaga pemerintah
dengan outcome (hasil/dampak) dan/atau output
(keluaran), melalui pengalokasian anggaran yang
didasarkan pada informasi ‘formal’ tentang kinerja.
Informasi kinerja ‘formal’: informasi mengenai
ukuran kinerja (
performance measure
), ukuran
biaya untuk masing-masing kelompok output dan
outcome, dan penilaian atas efektivitas dan
Pengertian (2)
Joyce and Sieg, 2000
“
a continuum that involves the availability and
use of performance information at each of the
various stages of the budget process – budget
preparation, budget approval, budget execution,
and audit and evaluation
”
Tujuan PBB
May 3, 2016 dsusetyo
5
Marc & Jim, 2005
• untuk meningkatkan efisiensi alokasi dan produktivitas
(allocative and productive efficiency) dari belanja pemerintah. VanLandingham, Wellman, Andrews, 2005
• Increase agency accountability by facilitating mission and goal definition, performance evaluation, and the use of
performance information in planning and budgeting decision-making;
• Increase agency budget flexibility by focusing the legislative appropriation process on outcomes, not inputs;
• Improve coordination, eliminate program duplication, and provide better information to decision-makers;
• Involve citizens more in the governance process—with the
assumption that citizens are more interested in results than they are in process; and
• Develop incentives for agencies to be more efficient and effective.
A well-performing budget system:
1. Aggregate fiscal discipline,
2. Resource allocation and use based on strategic priorities,
3. Efficiency and effectiveness of programs and service delivery.
(Public Expenditure Management Handbook, World Bank,
1998)
Komponen
May 3, 2016 dsusetyo
7
Struktur program yang jelas untuk mencapai output dan
outcome yang terukur, serta jelas siapa penanggung jawabnya,
Indikator kinerja,
Pengukuran kinerja & evaluasi program,
Sistem informasi mengenai kinerja.
Output & Outcome:
•
Keluaran (Output):
Barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran dan tujuan program & kebijakan
Hasil (Outcome):
Segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya keluaran (output) dari
Input – Program & Kegiatan –
Output & Outcome
(2)May 3, 2016 dsusetyo 9 Output Program/ Kegiatan Input: Pendanaan Outcome Outcome Outcome “Efisiensi” “Efektivitas”
Indikator Kinerja
(1)
Agar pengukuran dapat dilakukan,
maka kinerja harus dapat dinyatakan
dalam angka (kuantifikasi).
Oleh karena itu diperlukan
indikator-indikator yang dapat menunjukkan
secara
tepat
tingkat
prestasi
kerja/kinerja.
Macam Indikator Kinerja:
Indikator Kinerja Kegiatan
Indikator Kinerja Program
Indikator Efisiensi
Contoh Sederhana Indikator Kinerja
*)May 3, 2016 dsusetyo
11
ø Input :
o jumlah guru yang mengikuti lokakarya, o biaya total
ø Indikator kinerja Kegiatan :
o jumlah guru yang mengikuti lokakarya hingga
selesai (output subkegiatan),
o Jumlah guru dengan kualifikasi yang diharapkan
(output kegiatan)
ø Indikator kinerja Program :
o Jumlah & presentase penduduk yang menamatkan
pendidikan sembilan tahun (Outcome)
Program: Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Kegiatan : Peningkatan Kualitas Guru MI dan MTs Subkegiatan: Lokakarya Peningkatan Kualitas Guru
Contoh Sederhana Indikator Kinerja
(1)
ø
Indikator efisiensi :
o Biaya lokakarya per peserta (harga per unit
satuan dari output subkegiatan)
o Biaya per guru untuk meningkatkan kualifikasi
guru satu tingkat lebih tinggi (harga per unit satuan dari output kegiatan)
o Biaya per murid untuk menuntaskan wajib
belajar sembilan tahun (harga per unit satuan dari outcome program)
Contoh Sederhana Indikator Kinerja
(2)May 3, 2016 dsusetyo
13
ø Indikator kualitas subkegiatan & kegiatan :
o Presentase peserta yang mengikuti lokakarya
hingga selesai, atau
o Presentase peserta yang nilai hasil evaluasinya
baik/tinggi (jika dalam lokakarya tersebut ada evaluasi)
o Presentase guru dengan kualifikasi yang sesuai
dengan yang diharapkan
ø Indikator kualitas program (outcome):
o Presentase murid yang menamatkan wajib
belajar 9 tahun (lulusan MTs) dengan nilai baik/tinggi.
Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja diperlukan untuk
menilai seberapa besar perbedaan (
gap
)
antara kinerja aktual dengan kinerja
yang diharapkan.
Dengan diketahuinya perbedaan (
gap
)
tersebut, maka maka upaya-upaya
perbaikan dan peningkatan kinerja
dapat dilakukan.
Pengukuran Kinerja
(2)
May 3, 2016 dsusetyo
15
Pengukuran kinerja akan membantu dalam
mengukur perbedaan antara
output-outcome
aktual dengan
output-outcome
ideal yang merupakan visi kementerian/
lembaga serta visi nasional
Pengukuran Kinerja
(3) Standar Kinerja 1 Kinerja Aktual Waktu Level Kinerja gap Standar Kinerja 2Sistem Pemantauan/Evaluasi
Program & Kinerja:
May 3, 2016 dsusetyo 17
Australia:
Auditor - General Productivity Commission Florida (USA):
Office of Program Policy Analysis and Government
Accountability (OPPAGA)
Virginia (USA):
Australia: Auditor-General
•Two main types of audit:
– Financial (assurance) audit –financial accounts and processes – Performance audit –how well agencies perform
•
Scope:
– Exclude appropriateness of policy/outcomes – ie not full
evaluation
– Performance audits cover:
• management of the operations
• internal procedures for promoting and monitoring economy, efficiency
and effectiveness
• improvements to management practices (including procedures for
Australia: Auditor General
May 3, 2016 dsusetyo
19
Political context:
Around 50 Performance Audits per year
Politically sensitive – hard to separate implementation from
policy
Auditor-General must exercise judgment about when to
challenge government
Subtopik
May 3, 2016 dsusetyo
21
1.
Dasar Hukum Anggaran Berbasis Kinerja
2.Maksud Penerapan Anggaran Berbasis
Kinerja
3.
Prestasi Kerja/Kinerja
4.Indikator Kinerja
5.
Pengukuran Kinerja
6.
Penanggung jawab Evaluasi Kinerja
7.Pemeriksaan Kinerja
1. Dasar Hukum
Dalam rangka penyusunan RAPBN, menteri/
pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/
pengguna barang menyusun
R
encana
K
erja dan
A
nggaran
K
ementerian/
L
embaga. (ps 14 ayat 1)
RKAKL sebagaimana dimaksud ayat 1 disusun
berdasarkan
prestasi kerja / kinerja
yang akan
dicapai. (ps 14 ayat 2)
Dasar Hukum
(2)
May 3, 2016 dsusetyo
23
PP No. 20 tahun 2004 Pasal 3 ayat 2:
“Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, disusun dengan pendekatan
berbasis kinerja, kerangka pengeluaran jangka menengah, dan penganggaran terpadu”.
PP 21/2004 (Pasal 4):
“RKA-KL disusun dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut:
a. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah; b. Penganggaran terpadu;
2. Maksud Penerapan Anggaran berbasis Kinerja
(Penjelasan PP 21/2004):
Untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya
dari penggunaan sumber daya yang terbatas
Tujuan dan indikator kinerja yang jelas akan:
mendukung perbaikan efisiensi dan
efektivitas dalam pemanfaatan sumber daya,
dan
Memperkuat proses pengambilan keputusan
tentang kebijakan dalam jangka menengah
3. PRESTASI KERJA/KINERJA:
May 3, 2016 dsusetyo
25
Tingkat pencapaian
sasaran (target)
dari
suatu program atau suatu kegiatan
Sasaran (target):
•
Hasil (outcome) yang diharapkan dari
suatu program, atau
•
Keluaran (output) yang diharapkan dari
suatu kegiatan
Input – Program & Kegiatan – Output & Outcome
PP 21/2004 Pasal 7 ayat 1:
“Penyusunan anggaran berbasis
kinerja dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara
pendanaan dengan keluaran dan
hasil yang diharapkan termasuk
efisiensi dalam pencapaian hasil
dan keluaran tersebut”.
4. INDIKATOR KINERJA
May 3, 2016 dsusetyo
27
PP 21/2004 Pasal 7 ayat 2:
“Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan”
Penjelasan PP 21/2004 (Poin I.4):
“Kementerian/lembaga dituntut memperkuat diri dengan kapasitas dalam mengembangkan
indikator kinerja, dan sistem pengukuran kinerja, dan dalam meningkatkan kualitas penyusunan kebutuhan biaya, sebagai
5. Pengukuran Kinerja
PP 21/2004 Pasal 8:
“(1) Dalam rangka penerapan anggaran berbasis kinerja, kementerian/lembaga melaksanakan pengukuran kinerja”
“(2) Kementerian/lembaga melakukan evaluasi kinerja kegiatan satuan kerja kementerian/lembaga setiap tahun berdasarkan sasaran dan/atau standar kinerja kegiatan yang telah ditetapkan sebagai umpan balik bagi penyusunan RKA-KL tahun berikutnya”
“(3) Kementerian/lembaga melakukan evaluasi kinerja program sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun berdasarkan sasaran dan/atau standar kinerja
6. Penanggung Jawab Evaluasi Kinerja
May 3, 2016 dsusetyo
29
Pimpinan satker bertanggung jawab
terhadap evaluasi kinerja kegiatan
(Pasal 8 ayat 2 PP 21/2004)
Menteri/pimpinan lembaga
bertanggung jawab terhadap evaluasi
kinerja program
7. Pemeriksaan Kinerja
UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan & Tanggung Jawab Keuangan Negara, Pasal 4
ayat 3:
“Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas”
Penjelasan UU No. 15/2004:
“Pemeriksaan Kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan negara
diselenggarakan secara ekonomis dan efisien serta memenuhi sasarannya secara efektif”
Langkah Persiapan...
May 3, 2016 dsusetyo
31
•
Kerjasama Pemerintah – World Bank: Government
Financial Management and Revenue Administration
Project/GFMRAP (First Phase I 2004-2008)
– Public Financial Management – Budget Planning and
Development
• Technical Assistance, Training, Information System
•
World Bank’s Initiative for Public Expenditure Analysis
– Workshops, Video Conferences (2006)
•
Canadian International Development Agency (2005)
Isyu utama
Belum adanya strategi penerapan PBB di
Indonesia?
Struktur program & kegiatan pemerintah
Perlu kejelasan & konsistensi peran pemerintah (<> pasar &
masyarakat), pemerintah pusat (<> pemerintah daerah), serta peran tiap kementerian/lembaga
Pemilihan dan penetapan output, outcome
Mekanisme pengukuran kinerja yang obyektif dan
independen;
Proses penyusunan, pembahasan (di intern
pemerintah dan di DPR), pelaksanaan, evaluasi anggaran
Perlunya Strategi…
May 3, 2016 dsusetyo 33 1. Reform Context 2. Reform Strategy 3. Reform Results Tekanan Fiskal; Konteks: Sosial, Adminmistratif, Politik Intervening variables: Ekspektasi publik;Ekspektasi dan perubahan perilaku politisi dan birokrasi •Tujuan Reform •Strategi Implementasi Perubahan: • Fungsi anggaran, • Prosedur anggaran, • Struktur anggaran.
PBB saja tidak cukup…
•
PBB is a Political Rather than a Managerial
Problem
•
Perlu reform di bidang lain, a.l:
–
Civil Service,
–
Accounting system,
–
Public sector management,
•
“PBB requires changes in attitudes and culture
by central agencies as well as spending
ministries”.
Depkeu saja tidak cukup…
May 3, 2016 dsusetyo
35
•
Depkeu umumnya lebih concern dengan
performance-budgeting, sedangkan
•
Kementerian/lembaga lebih concern dengan “
getting
money first
”,
•
Semestinya kementerian/lembaga tidak sekedar
menjadi ‘peserta’, dan harus memiliki visi yang sama
dengan Depkeu & Bappenas mengenai penerapan
PBB
•
Capacity building dalam perencanaan-penganggaran
sangat diperlukan, di Depkeu & Bappenas serta di
kementerian/lembaga.
Faktor yang dapat mempengaruhi
penerapan PBB
Organisasional
Teknis/proses
Faktor yang dapat mempengaruhi
penerapan PBB (2)
May 3, 2016 dsusetyo 37 Faktor organisasional
Ketiadaan kepemimpinan (leadership) yang konsisten, Ketiadaan kesepakatan mengenai tujuan reformasi,
Ketiadaan sistem & yang menangani pencatatan/ perekaman, Inersia
Faktor yang dapat mempengaruhi
penerapan PBB (3)
Teknis/proses
Pendefinisian program yang tidak tepat/memadai,
Struktur program & anggaran dalam PBB tidak selalu bisa
langsung diterjemahkan dalam struktur anggaran dan perbendaharaan,
Indikator/ukuran kinerja yang tidak tepat dan berimbang, Data mengenai kinerja yang tidak reliable,
Masalah-masalah dalam pemberian insentif berdasarkan kinerja, Dukungan anggota parlemen.
Referensi
May 3, 2016 dsusetyo
39
Miekatrien Sterck & Geert Bouckaert, 2006, The impact of performance budgeting on
the role of parliament: a four-country study, paper for the Conference: A Performing Public Sector, the 2nd Translatic Dialogue on, Leuven-Belgium 1-3 June 2006.
Gary VanLandingham, Martha Wellman and Matthew Andrews, 2005, Useful, but not a
panacea - performance-based program budgeting in Florida, International Journal of Public Administration, Vol. 28 No. 3 and 4.
Geoff Dixon, 2005, Thailand’s quest for results focused budgeting, Prem Note, World
Bank
Herb Hill and Matthew Andrews, 2005, Reforming budget ritual and budget practice:
The case of performance management implementation in Virginia, International Journal of Public Administration, Vol. 28, No’s 3&4