SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
DYAHNITA ADININGSIH 08403244025
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012
Oleh:
Dyahnita Adiningsih 08403244025
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. 2) mengetahui Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. 3) mengetahui Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012 sejumlah 89 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan angket/kuisioner. Metode dokumentasi untuk mengungkap data Prestasi Belajar Akuntansi, metode angket digunakan untuk mengungkap variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar. Uji coba instrumen dilaksankan di SMK Kristen Penabur Purworejo dengan N= 30. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi Product Moment, dan uji reliabilitas mengunakan rumus Alpha Cronbach’s. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji liniearitas dan uji multikoliniearitas. Uji hipotesis terdiri dari regresi sederhana, regresi ganda, sumbangan relatif dan sumbangan efektif.
Hasil penelitian: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012, dengan rx1y
= 0,639; r2x1y = 0,409; dan thitung sebesar 7,754 lebih besar dari ttabel sebesar 1,990. 2)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012, dengan rx2y = 0,645; r2x2y = 0,416; dan thitung sebesar
7,874 lebih besar dari ttabel sebesar 1,990. 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012, dengan Ry(1,2) = 0,693; R2y(1,2) =
0,480; dan Fhitung sebesar 39.672 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,72. Penelitian ini
menunjukkan sumbangan relatif variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru sebesar 48,07% dan variabel Kemandirian Belajar sebesar 51,93%. Sumbangan efektif varibel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru sebesar 23,07% dan variabel Kemandirian Belajar sebesar 24,93%.
”Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik” (Barron Pierre De Coubertin).
“Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana tapi juga perlu untuk percaya” (Anatole France)
“Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani” (Mario Teguh)
vii terima kasihku untuk :
Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah mencurahkan kasih sayang serta untaian doa,
pengorbanan, nasehat dan perhatian yang selalu mengiringi langkahku hingga aku
menjadi seorang yang berhasil, serta untuk almamaterku tercinta Universitas
Negeri Yogyakarta.
Tak lupa kubingkiskan karya kecil ini untuk:
1. Adik dan kakak-kakakku yang menjadi motivasiku untuk bisa
menjadi contoh yang baik.
2. Sahabat-sahabat terbaikku dan teman seperjuangan Pendidikan
Akuntansi 2008 yang dengan sabar mendampingiku serta
Tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik
Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012” dapat di selesaikan sesuai rencana.
Skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai
pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta
yang mempermudah dalam urusan akademik.
2. Drs. Sugiharsono, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
3. Sukirno M Si, Ph. D, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi yang telah
berjuang demi peningkatan kualitas lulusan Pendidikan Akuntansi.
4. Ngadirin Setiawan, M.S., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
segala bimbingan, nasehat dan arahan.
5. Para karyawan Fakultas Ekonomi yang telah menberikan pelayanan dengan
baik.
6. Sujatmiko, SPd, Kepala Sekolah SMK Batik Perbaik Purworejo yang telah
ix
sempurna. Oleh sebab itu, kritik yang membangun akan diterima dengan senang
hati untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia
pendidikan.
Yogyakarta, 1 Mei 2012
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
HALAMAN MOTTO ... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Kajian Teori ... 11
1. Prestasi Belajar Akuntansi ... 11
a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi ... 11
b. Mata Diklat Akuntansi Kelas X……….. 14
c. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi ... 16
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16
3. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru 18
a. Pengertian Persepsi ... 18
b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 19
c. Pengertian Metode Mengajar... 19
d. Jenis-jenis Metode Mengajar………. 20
e. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru………. 24
xi
Kemandirian Belajar ... 27
c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar ... 28
B. Penelitian yang Relevan ... 30
C. Kerangka Berpikir ... 33
D. Paradigma Penelitian ... 36
E. Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III. METODE PENELITIAN ... 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38
B. Desain Penelitian ... 38
C. Definisi Operasional ... 39
D. Populasi Penelitian ... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ... 41
F. Instrumen Penelitian ... 42
G. Uji Coba Instrumen ... 43
1. Uji Validitas ... 44
2. Uji Reliabilitas ... 45
H. Teknik Analisis Data ... 46
1. Uji Prasyarat Analisis ... 46
a. Uji Linieritas ... 46
b. Multikolinieritas ... 47
2. Uji Hipotesis ... 48
a. Analisis Regresi Sederhana ... 48
b. Analisis Regresi Ganda ... 50
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54
A. Gambaran Umum SMK Batik Perbaik Purworejo .... 54
B. Deskripsi Data ... 56
C. Pengujian Prasyarat Analisis ... 65
D. Pengujian Hipotesis ... 67
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73
F. Keterbatasan Penelitian ... 77
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
C. Implikasi ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 83
Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian ... 41 Tabel 2. Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert ... 42 Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa tentang Metode
Mengajar Guru ... 43 Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Kemandirian Belajar ... 43 Tabel 5. Interpretasi nilai “r” ... 45 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Prestasi Belajar
Akuntansi ... 57 Tabel 7. Identifikasi Kategori Kecenderungan Prestasi Belajar
Akuntansi ... 58 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Siswa
tentang Metode Mengajar Guru ... 59 Tabel 9. Identifikasi Kategori Persepsi Siswa tentang Metode
Mengajar Guru ... 61 Tabel 10. Identifikasi Kategori Kecenderungan Persepsi Siswa tentang
Metode Mengajar Guru .…. ... 61 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemandirian Belajar…... 63 Tabel 12. Identifikasi Kategori Kemandirian Belajar ... 64 Tabel 13. Identifikasi Kategori Kecenderungan Kemandirian Belajar ... 64 Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ………….……… 66 Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas ….……… 67 Tabel 16. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana X1-Y. 68 Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana X2-Y. 69 Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda ……… 71 Tabel 19. Ringkasan Hasil Perhitungan Sumbangan Relatif dan
xiii
Gambar 4. Histogram Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru .. 60 Gambar 5. Pie Chart Kecenderungan Variabel Persepsi Siswa
tentang Metode Mengajar Guru ... 62 Gambar 6. Histogram Kemandirian Belajar ... 63 Gambar 7. Pie Chart Kecenderumgan Variabel Kemandirian Belajar .... 65
Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 94
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 97
Lampiran 4. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 100
Lampiran 5 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa ... 105
Lampiran 6. Tabulasi Data Pokok (Variabel X1, X2, Y) ... 108
Lampiran 7. Distribusi Frekuensi ... 110
Lampiran 8. Uji Prasyarat Analisis ... 114
a. Uji Linieritas ... 115
b. Uji Multikolinearitas ... 116
Lampiran 9. Analisis Data ... 117
a. Uji Hipotesis ... 118
b. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 121
1
Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Dwi Siswoyo, 2008: 19).
Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan harus diselenggarakan dengan
sadar dan proses pembelajarannya direncanakan sehingga segala sesuatu yang
akan dilakukan oleh guru dan siswa merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengembangkan potensi
peserta didik.
Pendidikan dapat dilaksanakan melalui beberapa jalur dan salah satu di
antaranya adalah pendidikan formal yang diselenggarakan di sekolah. Jalur
pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
Salah satu indikator keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari
prestasi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (2008: 141), “Prestasi belajar
adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
dalam sebuah program”. Prestasi belajar merupakan pengukuran dan penilaian
proses pembelajaran yang kemudian dibuktikan dengan suatu tes dan hasil
pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk simbol baik dalam bentuk
angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai.
Dalam pendidikan formal, dengan prestasi belajar dapat diketahui kedudukan
siswa yang pandai, sedang, atau lambat. Dengan mengetahui hasil prestasi
belajar yang berbeda-beda maka dapat diketahui pula bahwa pemahaman
peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran berbeda-beda pula.
Dalam usaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Menurut M. Dalyono (2009: 55)
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri. Terdiri atas: a) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.
b) Intelegensi dan Bakat
Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.
c) Minat dan Motivasi
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dan kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.
d) Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.
2)Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Terdiri atas: a) Keluarga (tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah).
b) Sekolah (kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanan tata tertib sekolah, dan sebagainya).
d) Lingkungan sekitar (keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya).
Sumadi Suryabrata (2006: 84) mengemukakan ”Cara Belajar adalah cara
atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu dalam belajar
dan cara-cara tersebut akan menjadi suatu kebiasaan”. Cara belajar dengan
kemandirian belajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Umar Tirtarahardja
dan S.L. La Sulo (2005: 50) menyatakan bahwa “Kemandirian dalam belajar
adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan
sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri”. Menurut Haris Mudjiman
(2007: 8) belajar mandiri juga disebut Self-motivated learning yang
diperkirakan dengan belajar mandiri maka kualitas pembelajarannya akan lebih
baik.
SMK Batik Perbaik Purworejo merupakan salah satu dari sekian banyak
sekolah menengah kejuruan di Purworejo yang berusaha mencetak lulusan
yang siap untuk bekerja dan bersaing dalam dunia kerja. Dalam menghadapi
tantangan, SMK Batik Perbaik Purworejo berusaha meningkatkan kualitas
lulusannya melalui peningkatan prestasi belajar. Peningkatan prestasi belajar
ini dilakukan pada kelima jurusan yang ada di SMK Batik Perbaik Purworejo
terutama jurusan akuntansi yang menjadi jurusan favorit warga Purworejo.
Jurusan akutansi menjadi jurusan favorit dikarenakan banyaknya calon peserta
didik baru yang mendaftar di jurusan akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo.
Berdasarkan hasil penilaian mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2011 sewaktu PPL di SMK Batik Perbaik
akuntansi tahun ajaran 2011/2012 mendapatkan hasil belajar yang kurang
memuaskan. Prestasi belajar para peserta didik kurang dari Standar Kelulusan
Belajar Mengajar dengan nilai SKBM sebesar tujuh puluh dua (72).
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan kurang optimalnya prestasi belajar pada siswa kelas X Program
Keahlian Akuntansi tahun ajaran 2011/2012. Kurang optimalnya prestasi
belajar tersebut diperkirakan karena adanya persepsi siswa tentang metode
mengajar guru yang masih kurang baik. Beberapa siswa kurang aktif sewaktu
kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa kurang
senang terhadap kegiatan belajar mengajar yang berikan oleh guru. Pada
umumnya siswa yang memiliki persepsi positif terhadap metode mengajar guru
akan merasa senang dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa akan
memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pelajaran dan ikut serta aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Jika siswa memiliki persepsi negatif terhadap
metode mengajar guru, maka siswa kurang memperhatikan materi yang
diajarkan oleh guru dan sulit untuk memahami apa yang akan diajarkan oleh
guru sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang rendah.
Selain persepsi siswa tentang metode mengajar guru, faktor lain yang
dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa adalah kemandirian belajar.
Beberapa siswa malas dalam belajar akuntansi dan hanya akan belajar ketika
akan ada ujian. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemandirian belajar siswa
masih rendah. Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo (2005: 50) menyatakan
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan
tanggung jawab sendiri”. Dengan kemandirian belajar, siswa akan belajar
menguasai materi dengan usaha sendiri tanpa adanya guru atau disuruh orang
tua sehingga siswa akan cenderung positif untuk mencapai tujuan dengan
menguasai materi dan memperoleh prestasi yang memuaskan.
Metode yang digunakan guru dalam mengajar masih monoton.
Kebanyakan metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar hanya metode
ceramah, tanya jawab, dan metode pemberian tugas. Penggunaan metode
mengajar yang masih monoton ini disebabkan karena kurangnya media
pembelajaran. Media penunjang proses pembelajaran akuntansi di kelas kurang
memadai. Sebenarnya SMK Batik Perbaik ini sudah memiliki media
pembelajaran berupa LCD dengan jumlah yang cukup, hanya saja LCD
tersebut masih bersifat moving. Artinya, apabila guru membutuhkan LCD
untuk kegiatan pembelajaran, guru tersebut harus mengambil sendiri di bagian
perlengkapan, sehingga hal tersebut dirasa kurang efisien dalam kegiatan
pembelajaran.
SMK Batik Perbaik memiliki 30 kelas dengan ruangan yang digunakan
untuk kegiatan belajar mengajar berjumlah 30 ruangan. Ketiga puluh ruangan
tersebut terdiri dari ruangan kelas, dan laboratorium-laboratorium. Kadang ada
kelas yang terpaksa mengadakan kegiatan pembelajaran di perpustakaan.
Penggunaan ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran diatur dengan sistem
mengajar karena dapat mengurangi waktu kegiatan belajar mengajar yang
sudah ditetapkan.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian yang mengkaji
pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kemandirian
belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian
akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Hal ini
dilakukan untuk memberi masukan dan solusi peningkatan prestasi belajar
para siswa SMK Batik Perbaik Purworejo.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut dapat
diidentifikasi masalah yang terkait dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa
kelas X Program keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo adalah
sebagai berikut:
1. Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi
SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012 masih belum
optimal.
2. Terdapat beberapa siswa yang kurang aktif sewaktu kegiatan belajar
mengajar yang mengindikasikan adanya persepsi negatif pada metode
mengajar guru.
3. Terdapat beberapa siswa yang malas dalam belajar akuntansi yang
4. Media yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran kurang
memadai.
5. Metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi.
6. Adanya sistem moving class sehingga terdapat ketidakefisienan dalam
proses belajar mengajar.
C.Pembatasan Masalah
Dari berbagai identifikasi masalah yang dikemukakan tersebut tidak semua
permasalahan itu akan diteliti. Pembatasan masalah diperlukan dalam
penelitian ini agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terjadi perluasan kajian
mengingat luasnya permasalahan yang ada. Penelitian ini dibatasi pada
pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kemandirian
belajar terhadap prestasi belajar akuntansi. Peneliti memilih persepsi siswa
tentang metode mengajar guru dan kemandirian belajar karena dua faktor
tersebut cukup mempengaruhi kualitas prestasi belajar.
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat diajukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian
2. Bagaimanakah pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik
Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012?
3. Bagaimanakah pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas
X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun
Ajaran 2011/2012?
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai
melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian
Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Mengetahui pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik
Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Mengetahui pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan
Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini berupaya membuktikan teori-teori yang sudah
ada guna menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan, terutama dibidang peningkatan prestasi belajar berdasarkan
faktor persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kemandirian
belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
b. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dengan memperhatikan
faktor-faktor yang ada di dalam maupun di luar diri siswa yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar mereka.
c. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru
agar guru dapat lebih meningkatkan metode mengajar sehingga siswa
lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
d. Bagi Sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pengembangan bagi
upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa dan meningkatkan
11 1. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat
dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan
masyarakat. Menurut Muhibbin Syah (2011: 68) “Belajar adalah
tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif”. Menurut M. Dalyono berpendapat bahwa
“Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan
perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku,
sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”
(2009: 49).
Di dalam belajar, siswa mengalami proses yang berulang-ulang,
karena itu menurut Hilgard dan Bower (M. Ngalim Purwanto, 2007:
84):
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan seseorang.”
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri
karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri
perwujudan yang khas (Muhibbin Syah, 2011: 117) antara lain :
1) Perubahan Intensional
Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.
2) Perubahan Positif dan aktif
Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.
3) Perubahan efektif dan fungsional
Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.
Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, secara sengaja,
disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa
pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi
dengan lingkungannya.
Sumadi Suryabrata (2006: 297) merumuskan prestasi sebagai
berikut: “Prestasi Belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk
perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan
Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu”. Muhibbin Syah (2008:
141) mendefinisikan prestasi sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam
jangka waktu tertentu. Umumnya prestasi belajar dalam sekolah
berbentuk pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi
sejauh mana siswa telah menguasai meteri pelajaran yang
disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan
angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.
Menurut Haryono Jusup (2009: 5), akuntansi didefinisikan sebagai
“Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisaan data keuangan suatu organisasi”. Menurut AICPA yang
dikutip oleh Zaki Baridwan (2004: 1) mendefinisikan bahwa:
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.
Taswan (2005: 4) mengatakan bahwa:
Akuntansi adalah seni, ilmu, sistem informasi, yang di dalamnya menyangkut pencatatan, pengihtisaran dan pengklasifikasian dengan cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta adanya pengihtisaran hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan.
Dari definisi-definisi tersebut, secara umum dapat disimpulkan
bahwa Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran,
dan pengkomunikasian informasi keuangan atau informasi ekonomi
yang bersifat kuantitatif dalam satuan uang sehingga dapat digunakan
baik dalam pengambilan keputusan, pengendalian sumber daya operasi
maupun dalam mengevaluasi kinerja.
Dari seluruh definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian
prestasi belajar akuntansi adalah hasil penilaian melalui pengukuran
atas penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat
dicapai siswa setelah menjalankan proses belajar dalam jangka waktu
tertentu yang dinyatakan dalam angka (nilai) setelah dievaluasi pada
mata diklat Akuntansi. Prestasi belajar akuntansi juga dapat diartikan
sebagai suatu hasil belajar akuntansi yang merupakan perubahan
tingkah laku baik berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan,
maupun sikap yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang
diberikan secara periodik oleh guru akuntansi serta merupakan kriteria
keberhasilan seseorang dalam proses belajar akuntansi.
b. Mata Diklat Akuntansi Kelas X
Akuntansi adalah seni, ilmu, sistem informasi, yang di dalamnya
menyangkut pencatatan, pengihtisaran dan pengklasifikasian dengan
cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian
yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta
adanya pengihtisaran hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan
keuangan (Taswan, 2005: 4). Ilmu akuntansi sudah dapat dipelajari
pada jenjang SMK sejak kelas 1 hingga kelas 3.
Pelajaran akuntansi kelas 1 pada SMK Batik Perbaik Purworejo
tersebut yaitu terdiri dari mengerjakan persamaan dasar akuntansi,
mengelola dokumen transaksi, memproses entry jurnal, memproses
buku besar dan menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan
dagang.
Pada standar kompetensi mengerjakan persamaan dasar akuntansi
memiliki tiga kemampuan dasar yaitu memahami dasar-dasar
akuntansi, mencatat transaksi dalam persamaan dasar akuntansi, dan
menyusun laporan keuangan dari persamaan dasar akuntansi. Pada
standar kompetensi mengelola dokumen transaksi terdapat empat
kemampuan dasar yaitu mengidentifikasi dokumen transaksi,
memverifikasi dokumen transaksi, memproses dokumen transaksi,
mengarsipkan dokumen transaksi.
Pada standar kompetensi memproses entry jurnal terdapat tiga
kemampuan dasar yaitu mengelompokkan dokumen sumber,
menyiapkan buku jurnal dan mengarsipkan dokumen. Pada standar
kompetensi memproses buku besar terdapat tiga kemampuan dasar
yaitu mempersiapkan pengelolaan buku besar, membukukan jurnal ke
buku besar dan menyusun daftar saldo akun dalam buku besar.
Pada standar kompetensi menyelesaikan siklus akuntansi
perusahaan jasa dan dagang terdapat delapan kemampuan dasar.
Kedelapan kemampuan dasar tersebut yaitu menyiapkan proses
penyusunan laporan keuangan, menyusun neraca lajur, menyusun
penyesuaian, membuat jurnal penutup, membukukan jurnal penutup,
dan menyusun daftar saldo setelah penutupan.
c. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian prestasi
belajar atau hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa, maka perlu
diadakan suatu pengukuran terhadap hasil belajar atau prestasi belajar
siswa. Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugihartono, dkk (2007: 129)
“Pengukuran dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk
mengindetifikasikan besar kecilnya gejala”. Hasil pengukuran dapat
berupa angka atau uraian tentang kenyataan yang mengambarkan
derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi keadaan yang diukur.
Dalam proses kegiatan belajar-mengajar, cara yang digunakan
untuk mengukur prestasi belajar adalah dengan menggunakan tes
sebagai alat pengukur. Alat ukur yang digunakan untuk melihat
prestasi belajar akuntansi adalah tes prestasi belajar yang dilaksanakan
berdasarkan suatu kompetensi. Tes prestasi belajar yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar berdasarkan kompetensi
mengerjakan persamaan dasar akuntansi, mengelola dokumen
transaksi, memproses entry jurnal, dan memproses buku besar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi
Menurut M. Dalyono (2009: 55), faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar yaitu:
1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri. Faktor tersebut terdiri atas:
a) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.
b) Intelegensi dan Bakat
Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.
c) Minat dan Motivasi
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dan kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.
d) Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.
2) Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor tersebut terdiri atas:
a) Keluarga (tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah).
b) Sekolah (kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian
kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan
fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanan tata tertib sekolah, dan sebagainya).
c) Masyarakat
d) Lingkungan sekitar (keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya).
Menurut Ngalim Purwanto (2007: 107), pretasi belajar dipengaruhi
oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor dari luar
a) Lingkungan, yang terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial.
b) Instrumental, yang terdiri dari kurikulum/bahan ajar, guru/pengajar, sarana dan fasilitas dan administrasi/manajemen. 2. Faktor dari dalam
a) Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan kondisi panca indera. b) Psikologi, yang terdiri dari bakat, kecerdasan, motivasi, dan
Menurut Nana Sudjana (2005: 39), prestasi belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan
faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa adalah
kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan
psikis. Faktor dari luar diri siswa adalah kualitas pengajar, besarnya kelas,
lingkungan suasana belajar, fasilitas dan sumber daya belajar yang
tersedia.
3. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
a. Pengertian Persepsi
“Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia” (Slameto, 2010: 102). Melalui
persepsi, manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera
penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Menurut
Sugihartono (2007: 8) “Persepsi adalah kemampuan otak dalam
menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan/
mengintrepetasi stimulus yang masuk kedalam alat indera”.
Menurut Bimo Walgito (2010: 99), Persepsi merupakan proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga
disebut proses sensoris. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan
persepsi adalah suatu proses di mana seseorang menyimpulkan suatu
pengalamannya. Penerimaan pesan ini dilakukan melalui panca indra
yang dimilikinya.
b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Menurut Bimo Walgito (2010: 101), faktor yang mempengaruhi
persepsi antara lain:
1) Objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga datangdari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.
2) Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf
Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran, sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
3) Perhatian
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan pada sesuatu atau sekumpulan objek.
c. Pengertian Metode Mengajar
Nana Sudjana (2005: 76) mengemukakan bahwa “Metode
mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.
Metode mengajar dapat dikatakan sebagai alat untuk menciptakan
proses mengajar dan belajar. Metode mengajar menurut Tardif (1989)
yang dikutip oleh Muhibbin Syah (2008: 202) ialah “Cara yang berisi
prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya
tersebut dapat disimpulkan bahwa metode mengajar guru adalah suatu
cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas agar tercipta suatu kondisi belajar yang efektif,
khususnya dalam penyampaian materi pelajaran.
d. Jenis-jenis Metode Mengajar
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran.
1) Metode Ceramah
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Ceramah adalah penuturan
bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila
penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung
dengan alat, media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan
penggunaannya”. Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2003:
106), Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling
tradisional dan telah lama dilaksanakan oleh guru. Ceramah adalah
penuturan bahan pelajaran secara lisan.
2) Metode Tanya Jawab
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Metode Tanya jawab adalah
metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa”. Guru bertanya siswa
menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Menurut R.
adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang
sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Dalam komunikai ini
terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru
dengan siswa.
3) Metode Diskusi
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Diskusi pada dasarnya ialah
tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman
secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama
yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk
mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Menurut
R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 106), Metode diskusi pada
dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang
permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dalam diskusi,
setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran, sehingga
dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan
masalah tersebut.
4) Metode Tugas
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Tugas dan resitasi tidak sama
dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa
lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar
baik secara individual maupun secara kelompok. Menurut R.
Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 106), Metode ini dimaksudkan
untuk member kesempatan kepada siswa melakukan tugas/kegiatan
yang berhubungan dengan pelajaran, seperti mengerjakan soal-soal,
mengumpulkan kliping, dan sebagainya.
5) Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Demonstrasi dan eksperimen
merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu
para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri
berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud
ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana
proses terjadinya sesuatu. Dalam pelaksanaannya demonstrasi dan
eksperimen dapat digabungkan, artinya demonstrasi dulu lalu
diikuti dengan eksperimen. Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih
(2003: 106), Metode demonstrasi merupakan metode mengajar
yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh
jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang
memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, di mana
keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak guru. Jika dalam
metode demonstrasi, keaktifan lebih banyak pada pihak guru,
percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang
diajukan. Eksperimen sering dilakukan dalam pengajaran bidang
stidi IPA, dimana metode ini merupakan unsur pokok dalam
pendekatan inquiry dan discovery.
6) Metode Sosiodrama
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah sosial.
Tujuan yang diharapkan dengan sosiodrama antara lain ialah :
a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang
lain.
b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan.
d) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 106), Metode
sosiodrama atau bermain peran, merupakan metode yang sering
digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan
orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, siswa-siswa diberi berbagai peran tertentu
7) Metode Karyawisata
Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Karyawisata dalam arti metode
mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan
karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti
kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Menurut R. Ibrahim
dan Nana Syaodih (2003: 106), Melalui metode ini, siswa-siswa
diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah.
Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu
diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah selesai
melakukan kunjungan, siswa-siswa diminta untuk
membuat/menyampaikan laporan.
Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan jenis-jenis metode
mengajar terdiri dari tujuh jenis. Ketujuh jenis metode mengajar
tersebut yaitu, metode ceramah,metode tanya jawab, metode diskusi,
metode pemberian tugas, metode demonstrasi dan eksperimen, metode
sosiodrama dan metode karyawisata.
e. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Persepsi adalah suatu proses yang berkaitan masuknya pesan dan
informasi kedalam otak manusia melalui alat panca indra yang ada.
Informasi atau pesan yang dimaksud dalam hal ini adalah mengenai
metode mengajar guru. Metode mengajar guru adalah suatu cara yang
digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa
tentang metode mengajar guru merupakan proses siswa menerima dan
menanggapi metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercipta suatu
kondisi belajar yang efektif.
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Syaiful Bahri
Djamarah (2006: 78), pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu:
1) Anak Didik
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
2) Tujuan
Perumusan tujuan instruksional akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaranpun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang harus guru gunakan di kelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.
3) Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situai belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam
beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode problem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
4) Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukung.
5) Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
4. Kemandirian Belajar
a. Pengertian Kemandirian
Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2005: 114),
“Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang
diperoleh melalui proses individuasi”. Proses individuasi adalah
realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Menurut Hamzah
B. Uno (2007: 51), “Metode belajar yang sesuai kecepatan sendiri juga
disebut belajar mandiri”. Maksud dari kecepatan sendiri adalah siswa
memiliki tanggung jawab sendiri, sesuai dengan kecepatan sendiri
untuk menciptakan belajar yang berhasil. Semuanya berdasarkan pada
sasaran belajar khusus dan bermacam-macam kegiatan dengan
Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo (2005: 50) menyatakan
bawha “Kemandirian dalam belajar adalah aktivitas belajar yang
berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri
dan tanggung jawab sendiri”. Dorongan dari internal individu memiliki
kunci pokok dalam kegiatan belajar anak. Perolehan hasil belajar yang
didapat anak, baik keterampilan maupun kompetensi tertentu akan
mampu dicapai jika dialami sendiri dalam proses perolehan hasil
belajar tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah proses
belajar yang dilakukan atas dorongan internal dari individu tanpa
bergantung pada orang lain, memiliki tanggung jawab sendiri untuk
menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar
Selain potensi yang dimiliki sejak lahir, perkembangan
kemandirian juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari
lingkungannya. Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori
(2005: 118), ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kemandirian
belajar yaitu sebagai berikut:
1) Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga.
2) Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak.
3) Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinisasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak,
pemberian reward, dan penciptaan kompetitif positif akan memperlancar kemandirian.
4) Sistem pendidikan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur social, merasa kurang aman atau tercekam serta kurang menghargai manifestasi potensi dalam kegiatan produktif, dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi anak dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.
c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar
Anak yang memiliki kemandirian belajar akan menunjukkan ciri
khusus dalam proses belajarnya. Ciri tersebut biasanya Nampak dalam
berbagai tindakan yang dilakukannya. Menurut Laird yang dikutip
oleh Haris Mudjiman (2007 : 14) mengemukakan ciri-ciri kemandirian
belajar sebagai berikut:
1. Kegiatan belajarnya bersifat mengarahkan diri sendiri tidak dependent.
2. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain.
3. Tidak mau didekte guru.
4. Umumnya tidak sabar untuk segera memanfaatkan hasil belajar. 5. Lebih senang dengan problem-centered learning daripada
content-centered learning.
6. Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru.
7. Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki (konstruktivistik).
8. Lebih menyukai collaborative learning.
9. Perencanaan dan evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam batas tertentu antara siswa dan guru.
10.Belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya mendengarkan dan menyerap.
Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2005:117),
1) Tingkat Sadar Diri
Ini dapat ditafsirkan bahwa remaja telah memiliki kemampuan sebagai berikut.
a) Cenderung mampu berpikir alternatif. b) Melihat berbagai kemungkinan dan situasi.
c) Peduli akan pengambilan manfaat dari situasi yang ada. d) Berorientasi pada pemecahan masalah.
e) Memikirkan cara mengarungi hidup.
f) Berupaya menyesuasikan diri terhadap situasi dan peranan. 2) Tingkat Saksama
a) Cenderung bertindak atas dasar nilai internal.
b) Melihat dirinya sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan. c) Melihat keragaman emosi, motif, dan prespektif diri sendiri
maupun orang lain.
d) Sadar akan tanggung jawab.
e) Mampu melakukan kritik dan penilaian diri. f) Peduli akan hubungan mutualistik.
g) Berorientasi pada tujuan jangka panjang. 3) Tingkat Individualistis
a) Memiliki kesadaran yang lebih tinggi akan individualitas. b) Kesadaran akan konflik emosionalitas antara kemandirian dan
ketergantungan.
c) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain. d) Sadar akan eksistensi perbedaan individual.
e) Bersikap toleran terhadap perkembangan dalam kehidupan. f) Mampu membedakan kehidupan dalam dirinya dengan
kehidupan luar dirinya. 4) Tingkat Mandiri
a) Telah memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan. b) Bersikap objektif dan realistis terhadap diri sendiri maupun
orang lain.
c) Mampu mengintregasikan nilai-nilai yang bertentangan. d) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik dalam diri. e) Menghargai kemandirian orang lain.
f) Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain. g) Mampu mengekspresikan perasaannya dengan penuh
keyakinan dan keceriaan.
Jadi dapat disimpulkan, ciri-ciri kemandirian belajar yaitu
mempunyai perencanaan dalam belajar, adanya keinginan untuk
untuk maju, belajar atas inisiatif diri sendiri, dan melakukan evaluasi
sendiri.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Wahyuningsih (2010) dengan judul
“Pengaruh Motivasi Berprestasi, Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar
Guru, dan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Keuangan Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Juwiring Klaten Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar akuntansi keuangan dengan nilai r
sebesar 0,516 dan r2 sebesar 0,267 dengan thitung 5,290 (p=0.000<0.05), (2)
terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode
mengajar guru terhadap prestasi belajarakuntansi dengan nilai r sebesar
0,288 dan r2 sebesar 0,083 dengan thitung 2,639 (p=0.010<0.05), (3)
terdapat pengaruh positif dan signifikan perhatian orang tua terhadap
prestasi belajar akuntansi keuangan dengan nilai r sebesar 0,323 dan r2 sebesar 0,104 dengan thitung 2,992 (p=0.004<0.05), (4) terdapat pengaruh
positif dan signifikan motivasi berprestasi, persepsi siswa tentang metode
mengajar guru dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi
keuangan yang ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,536 dan R2 sebesar 0,287 dengan Fhitung 10,065 (p=0.000<0.05). hal ini berarti prestasi belajar
persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan perhatian orang tua.
Persamaan dengan penelitian ini adalah dalam hal variabel penelitian yaitu
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru sebagai variabel bebas dan
Prestasi Belajar Akuntansi sebagai variabel terikat. Perbedaannya adalah
variabel bebas lain yang diteliti dan subjek penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah (2010) dengan judul
“Pengaruh Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar
Guru Mata Pelajaran Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Nubatukan Lembata NTT Tahun
Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat
pengaruh positif dan signifikan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi rX1Y sebesar
0,323 dan koefisien determinasi rX1Y2 sebesar 0,104, thitung 3,511 lebih
besar dari pada ttabel 1,980 pada taraf signifikansi 5%; 2) terdapat pengaruh
positif dan signifikan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Mata
Pelajaran Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi, hal ini
ditunjukkan dengan koefisien korelasi rX2Y sebesar 0,325 dan koefisien
determinasi rX2y2 sebesar 0,106, thitung 3,537 lebih besar dari pada ttabel
1,980 pada taraf signifikansi 5%; 3) terdapat pengaruh positif dan
signifikan Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar
Guru Mata Akuntansi secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Nubatukan Lembata NTT
RX1X2Y sebesar 0,345 dan Koefisien determinasi RX1X2Y2 sebesar 0,119,
Fhitung 7,109 lebih besar dari pada Ftabel 3,07 pada taraf signifikansi 5%.
Persamaan dengan penelitian ini adalah dalam hal variabel penelitian yaitu
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru sebagai variabel bebas dan
Prestasi Belajar Akuntansi sebagai variabel terikat. Perbedaannya adalah
variabel bebas lain yang diteliti dan subjek penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Ma’rifatun Toyibah (2010) dengan
judul “Hubungan antara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan
Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman TA 2009/2010”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) terdapat hubungan positif dan
signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi
belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian Akuntansi SMK YPKK
1 Sleman Tahun Ajaran 2009/2010, ditunjukkan dengan r = 0,577 lebih
besar dari rtabel = 0,213 dan r2 = 0,429 dengan signifikansi 0,000 < 0,05;
2)terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar
dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian
akuntansi SMK YPKK 1 Sleman tahun ajaran 2009/2010, ditunjukkan
dengan r = 0,655 lebih besar dari rtabel = 0,213 dan r2 = 0,429 dengan
signifikansi 0,000 < 0,05; 3) terdapat hubungan positif dan signifikan
antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dan kemandirian belajar dengan
prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK
R2 = 0.476 dengan Fhitung = 36.293 lebih besar dari Ftabel = 3.11. Persamaan
dengan penelitian ini adalah dalam hal variabel penelitian yaitu
Kemandirian Belajar sebagai variabel bebas dan Prestasi Belajar
Akuntansi sebagai variabel terikat. Perbedaannya adalah variabel bebas
lain yang diteliti dan subjek penelitian.
C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar akuntansi.
Persepsi siswa tentang metode mengajar guru merupakan proses siswa
menerima dan menanggapi metode mengajar yang digunakan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercipta suatu
kondisi belajar yang efektif. Siswa memiliki persepsi yang berbeda-beda
satu dengan yang lainnya, yaitu persepsi yang tinggi atau persepsi yang
rendah. Guru dituntut harus dapat menggunakan metode yang bervariasi
agar siswa memiliki persepsi tinggi dan tidak mengalami kejenuhan.
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
Umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai dari
guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai
meteri pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode
Persepsi siswa pada metode mengajar guru yang tinggi akan
meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa memiliki persepsi yang tinggi,
siswa akan terdorong untuk dapat memperhatikan penjelasan guru,
sedangkan jika persepsi siswa pada metode mengajar guru rendah, siswa
akan merasa jenuh pada proses pembelajaran yang pada akhirnya siswa
tidak mengetahui materi yang disampaikan, hal ini akan berdampak pada
prestasi belajar siswa yang turun.
2. Pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi.
Kemandirian belajar adalah proses belajar yang dilakukan atas
dorongan internal dari individu tanpa bergantung pada orang lain untuk
menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Dengan memiliki
kemandirian belajar, siswa dapat mengerjakan tugas-tugasnya tanpa
bergantung orang lain dan mampu mengatasi masalah yang muncul pada
dirinya.
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
Umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai dari
guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai
meteri pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode
tertentu.
Siswa dengan mandiri yang tinggi tentu akan berdampak pada prestasi
lebih tinggi daripada siswa dengan mandiri yang rendah. Oleh karena itu,
dengan adanya kemandirian belajar maka prestasi belajar juga akan
meningkat.
3. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi.
Persepsi siswa tentang metode mengajar guru merupakan proses siswa
menerima dan menanggapi metode mengajar yang digunakan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercipta suatu
kondisi belajar yang efektif. Siswa memiliki persepsi yang berbeda-beda
satu dengan yang lainnya, yaitu persepsi yang tinggi atau persepsi yang
rendah. Guru dituntut harus dapat menggunakan metode yang bervariasi
agar siswa memiliki persepsi tinggi dan tidak mengalami kejenuhan.
Kemandirian belajar adalah proses belajar yang dilakukan atas
dorongan internal dari individu tanpa bergantung pada orang lain untuk
menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Dengan memiliki
kemandirian belajar maka siswa dapat mengerjakan tugas-tugasnya tanpa
bergantung orang lain dan mampu mengatasi masalah yang muncul pada
dirinya.
Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
Umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai dari
guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai
meteri pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
Siswa yang memiliki persepsi positif terhadap metode mengajar guru
dan disertai memiliki kemandirian belajar maka prestasi belajar juga akan
meningkat. Dengan adanya persepsi positif pada metode mengajar guru
maka siswa akan lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, selain itu siswa juga memiliki kemandirian belajar
sehingga siswa mampu mengerjakan tugas-tugasnya tanpa tergantung
dengan orang lain. Oleh karena itu, adanya persepsi positif tentang metode
mengajar guru dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama
dimiliki oleh siswa maka akan meningkatkan prestasi belajar.
D. Paradigma Penelitian
Penelitian ini mempunyai satu variabel dependen (terikat) dan dua variabel
independen (bebas). Prestasi belajar akuntansi sebagai variabel dependen (Y),
persepsi siswa tentang metode mengajar guru sebagai variabel independen
pertama (X1), dan kemandirian belajar sebagai variabel independen kedua
(X2). Hubungan variabel independen dan variabel dependen tersebut dapat
dilihat melalui paradigma sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian X 1
X 2
Keterangan:
X1 = Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
X2 = Kemandirian Belajar
Y = Prestasi Belajar Akuntansi
= Pengaruh X1dan X2 secara sendiri-sendiri terhadap Y
= Pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y
E. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat pengaruh positif persepsi siswa tentang metode mengajar guru
terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian
akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Terdapat pengaruh positif kemandirian belajar terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK Batik Perbaik
Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Terdapat pengaruh positif persepsi siswa tentang metode mengajar guru
dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X
program keahlian akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran
Penelitian ini di laksanakan di SMK Batik Perbaik Purworejo kelas X
Program Keahlian Akuntansi Tahun Ajaran 2011/2012, yang berlokasi di Jln.
KHA Dahlan 14 Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei
2012.
B.Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian ex-post-facto, karena peneliti
berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu
memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti (Sukardi, 2005: 15).
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang artinya semua
informasi atau data yang diperoleh diwujudkan dengan angka dan analisis yang
digunakan adalah analisis statistik.
Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian kausal
komparatif. Menurut Sukardi, “Penelitian kausal komparatif melibatkan
kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu
terhadap variabel lainnya, kemudian dia berusaha mencari kemungkinan
variabel penyebabnya (2005: 171). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian