• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi Smk Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi Smk Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

DYAHNITA ADININGSIH 08403244025

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

(2)

Oleh:

Dyahnita Adiningsih 08403244025

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. 2) mengetahui Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. 3) mengetahui Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012 sejumlah 89 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan angket/kuisioner. Metode dokumentasi untuk mengungkap data Prestasi Belajar Akuntansi, metode angket digunakan untuk mengungkap variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar. Uji coba instrumen dilaksankan di SMK Kristen Penabur Purworejo dengan N= 30. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi Product Moment, dan uji reliabilitas mengunakan rumus Alpha Cronbach’s. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji liniearitas dan uji multikoliniearitas. Uji hipotesis terdiri dari regresi sederhana, regresi ganda, sumbangan relatif dan sumbangan efektif.

Hasil penelitian: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012, dengan rx1y

= 0,639; r2x1y = 0,409; dan thitung sebesar 7,754 lebih besar dari ttabel sebesar 1,990. 2)

Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012, dengan rx2y = 0,645; r2x2y = 0,416; dan thitung sebesar

7,874 lebih besar dari ttabel sebesar 1,990. 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan

Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012, dengan Ry(1,2) = 0,693; R2y(1,2) =

0,480; dan Fhitung sebesar 39.672 lebih besar dari Ftabel sebesar 2,72. Penelitian ini

menunjukkan sumbangan relatif variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru sebesar 48,07% dan variabel Kemandirian Belajar sebesar 51,93%. Sumbangan efektif varibel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru sebesar 23,07% dan variabel Kemandirian Belajar sebesar 24,93%.

(3)
(4)
(5)
(6)

”Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan namun bagaimana bertanding dengan baik” (Barron Pierre De Coubertin).

“Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana tapi juga perlu untuk percaya” (Anatole France)

“Hanya orang takut yang bisa berani, karena keberanian adalah melakukan sesuatu yang ditakutinya. Maka bila merasa takut, anda akan punya kesempatan untuk bersikap berani” (Mario Teguh)

(7)

vii terima kasihku untuk :

Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah mencurahkan kasih sayang serta untaian doa,

pengorbanan, nasehat dan perhatian yang selalu mengiringi langkahku hingga aku

menjadi seorang yang berhasil, serta untuk almamaterku tercinta Universitas

Negeri Yogyakarta.

Tak lupa kubingkiskan karya kecil ini untuk:

1. Adik dan kakak-kakakku yang menjadi motivasiku untuk bisa

menjadi contoh yang baik.

2. Sahabat-sahabat terbaikku dan teman seperjuangan Pendidikan

Akuntansi 2008 yang dengan sabar mendampingiku serta

(8)

Tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik

Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012” dapat di selesaikan sesuai rencana.

Skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai

pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta

yang mempermudah dalam urusan akademik.

2. Drs. Sugiharsono, M. Si, Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

3. Sukirno M Si, Ph. D, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi yang telah

berjuang demi peningkatan kualitas lulusan Pendidikan Akuntansi.

4. Ngadirin Setiawan, M.S., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

segala bimbingan, nasehat dan arahan.

5. Para karyawan Fakultas Ekonomi yang telah menberikan pelayanan dengan

baik.

6. Sujatmiko, SPd, Kepala Sekolah SMK Batik Perbaik Purworejo yang telah

(9)

ix

sempurna. Oleh sebab itu, kritik yang membangun akan diterima dengan senang

hati untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi dunia

pendidikan.

Yogyakarta, 1 Mei 2012

(10)

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kajian Teori ... 11

1. Prestasi Belajar Akuntansi ... 11

a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi ... 11

b. Mata Diklat Akuntansi Kelas X……….. 14

c. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi ... 16

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 16

3. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru 18

a. Pengertian Persepsi ... 18

b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 19

c. Pengertian Metode Mengajar... 19

d. Jenis-jenis Metode Mengajar………. 20

e. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru………. 24

(11)

xi

Kemandirian Belajar ... 27

c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar ... 28

B. Penelitian yang Relevan ... 30

C. Kerangka Berpikir ... 33

D. Paradigma Penelitian ... 36

E. Hipotesis Penelitian ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN ... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 38

B. Desain Penelitian ... 38

C. Definisi Operasional ... 39

D. Populasi Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Uji Coba Instrumen ... 43

1. Uji Validitas ... 44

2. Uji Reliabilitas ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Prasyarat Analisis ... 46

a. Uji Linieritas ... 46

b. Multikolinieritas ... 47

2. Uji Hipotesis ... 48

a. Analisis Regresi Sederhana ... 48

b. Analisis Regresi Ganda ... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Gambaran Umum SMK Batik Perbaik Purworejo .... 54

B. Deskripsi Data ... 56

C. Pengujian Prasyarat Analisis ... 65

D. Pengujian Hipotesis ... 67

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

F. Keterbatasan Penelitian ... 77

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

C. Implikasi ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian ... 41 Tabel 2. Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert ... 42 Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa tentang Metode

Mengajar Guru ... 43 Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Kemandirian Belajar ... 43 Tabel 5. Interpretasi nilai “r” ... 45 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Variabel Prestasi Belajar

Akuntansi ... 57 Tabel 7. Identifikasi Kategori Kecenderungan Prestasi Belajar

Akuntansi ... 58 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Variabel Persepsi Siswa

tentang Metode Mengajar Guru ... 59 Tabel 9. Identifikasi Kategori Persepsi Siswa tentang Metode

Mengajar Guru ... 61 Tabel 10. Identifikasi Kategori Kecenderungan Persepsi Siswa tentang

Metode Mengajar Guru .…. ... 61 Tabel 11. Distribusi Frekuensi Data Variabel Kemandirian Belajar…... 63 Tabel 12. Identifikasi Kategori Kemandirian Belajar ... 64 Tabel 13. Identifikasi Kategori Kecenderungan Kemandirian Belajar ... 64 Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Linieritas ………….……… 66 Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas ….……… 67 Tabel 16. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana X1-Y. 68 Tabel 17. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana X2-Y. 69 Tabel 18. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda ……… 71 Tabel 19. Ringkasan Hasil Perhitungan Sumbangan Relatif dan

(13)

xiii

Gambar 4. Histogram Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru .. 60 Gambar 5. Pie Chart Kecenderungan Variabel Persepsi Siswa

tentang Metode Mengajar Guru ... 62 Gambar 6. Histogram Kemandirian Belajar ... 63 Gambar 7. Pie Chart Kecenderumgan Variabel Kemandirian Belajar .... 65

(14)

Lampiran 2. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 94

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 97

Lampiran 4. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 100

Lampiran 5 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siswa ... 105

Lampiran 6. Tabulasi Data Pokok (Variabel X1, X2, Y) ... 108

Lampiran 7. Distribusi Frekuensi ... 110

Lampiran 8. Uji Prasyarat Analisis ... 114

a. Uji Linieritas ... 115

b. Uji Multikolinearitas ... 116

Lampiran 9. Analisis Data ... 117

a. Uji Hipotesis ... 118

b. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 121

(15)

1

Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Dwi Siswoyo, 2008: 19).

Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan harus diselenggarakan dengan

sadar dan proses pembelajarannya direncanakan sehingga segala sesuatu yang

akan dilakukan oleh guru dan siswa merupakan proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengembangkan potensi

peserta didik.

Pendidikan dapat dilaksanakan melalui beberapa jalur dan salah satu di

antaranya adalah pendidikan formal yang diselenggarakan di sekolah. Jalur

pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari

pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

Salah satu indikator keberhasilan suatu pendidikan dapat dilihat dari

prestasi belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (2008: 141), “Prestasi belajar

adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan

dalam sebuah program”. Prestasi belajar merupakan pengukuran dan penilaian

(16)

proses pembelajaran yang kemudian dibuktikan dengan suatu tes dan hasil

pembelajaran tersebut dinyatakan dalam bentuk simbol baik dalam bentuk

angka, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai.

Dalam pendidikan formal, dengan prestasi belajar dapat diketahui kedudukan

siswa yang pandai, sedang, atau lambat. Dengan mengetahui hasil prestasi

belajar yang berbeda-beda maka dapat diketahui pula bahwa pemahaman

peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran berbeda-beda pula.

Dalam usaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal dipengaruhi

oleh faktor internal dan faktor eksternal. Menurut M. Dalyono (2009: 55)

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri. Terdiri atas: a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.

b) Intelegensi dan Bakat

Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.

c) Minat dan Motivasi

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dan kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.

d) Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

2)Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Terdiri atas: a) Keluarga (tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya

penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah).

b) Sekolah (kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanan tata tertib sekolah, dan sebagainya).

(17)

d) Lingkungan sekitar (keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya).

Sumadi Suryabrata (2006: 84) mengemukakan ”Cara Belajar adalah cara

atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu dalam belajar

dan cara-cara tersebut akan menjadi suatu kebiasaan”. Cara belajar dengan

kemandirian belajar dapat mempengaruhi belajar siswa. Umar Tirtarahardja

dan S.L. La Sulo (2005: 50) menyatakan bahwa “Kemandirian dalam belajar

adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan

sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri”. Menurut Haris Mudjiman

(2007: 8) belajar mandiri juga disebut Self-motivated learning yang

diperkirakan dengan belajar mandiri maka kualitas pembelajarannya akan lebih

baik.

SMK Batik Perbaik Purworejo merupakan salah satu dari sekian banyak

sekolah menengah kejuruan di Purworejo yang berusaha mencetak lulusan

yang siap untuk bekerja dan bersaing dalam dunia kerja. Dalam menghadapi

tantangan, SMK Batik Perbaik Purworejo berusaha meningkatkan kualitas

lulusannya melalui peningkatan prestasi belajar. Peningkatan prestasi belajar

ini dilakukan pada kelima jurusan yang ada di SMK Batik Perbaik Purworejo

terutama jurusan akuntansi yang menjadi jurusan favorit warga Purworejo.

Jurusan akutansi menjadi jurusan favorit dikarenakan banyaknya calon peserta

didik baru yang mendaftar di jurusan akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo.

Berdasarkan hasil penilaian mahasiswa jurusan pendidikan akuntansi

Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2011 sewaktu PPL di SMK Batik Perbaik

(18)

akuntansi tahun ajaran 2011/2012 mendapatkan hasil belajar yang kurang

memuaskan. Prestasi belajar para peserta didik kurang dari Standar Kelulusan

Belajar Mengajar dengan nilai SKBM sebesar tujuh puluh dua (72).

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, terdapat beberapa faktor yang

menyebabkan kurang optimalnya prestasi belajar pada siswa kelas X Program

Keahlian Akuntansi tahun ajaran 2011/2012. Kurang optimalnya prestasi

belajar tersebut diperkirakan karena adanya persepsi siswa tentang metode

mengajar guru yang masih kurang baik. Beberapa siswa kurang aktif sewaktu

kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa siswa kurang

senang terhadap kegiatan belajar mengajar yang berikan oleh guru. Pada

umumnya siswa yang memiliki persepsi positif terhadap metode mengajar guru

akan merasa senang dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa akan

memperhatikan guru ketika menyampaikan materi pelajaran dan ikut serta aktif

dalam kegiatan pembelajaran. Jika siswa memiliki persepsi negatif terhadap

metode mengajar guru, maka siswa kurang memperhatikan materi yang

diajarkan oleh guru dan sulit untuk memahami apa yang akan diajarkan oleh

guru sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang rendah.

Selain persepsi siswa tentang metode mengajar guru, faktor lain yang

dapat mempengaruhi tingkat prestasi belajar siswa adalah kemandirian belajar.

Beberapa siswa malas dalam belajar akuntansi dan hanya akan belajar ketika

akan ada ujian. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kemandirian belajar siswa

masih rendah. Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo (2005: 50) menyatakan

(19)

berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan

tanggung jawab sendiri”. Dengan kemandirian belajar, siswa akan belajar

menguasai materi dengan usaha sendiri tanpa adanya guru atau disuruh orang

tua sehingga siswa akan cenderung positif untuk mencapai tujuan dengan

menguasai materi dan memperoleh prestasi yang memuaskan.

Metode yang digunakan guru dalam mengajar masih monoton.

Kebanyakan metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar hanya metode

ceramah, tanya jawab, dan metode pemberian tugas. Penggunaan metode

mengajar yang masih monoton ini disebabkan karena kurangnya media

pembelajaran. Media penunjang proses pembelajaran akuntansi di kelas kurang

memadai. Sebenarnya SMK Batik Perbaik ini sudah memiliki media

pembelajaran berupa LCD dengan jumlah yang cukup, hanya saja LCD

tersebut masih bersifat moving. Artinya, apabila guru membutuhkan LCD

untuk kegiatan pembelajaran, guru tersebut harus mengambil sendiri di bagian

perlengkapan, sehingga hal tersebut dirasa kurang efisien dalam kegiatan

pembelajaran.

SMK Batik Perbaik memiliki 30 kelas dengan ruangan yang digunakan

untuk kegiatan belajar mengajar berjumlah 30 ruangan. Ketiga puluh ruangan

tersebut terdiri dari ruangan kelas, dan laboratorium-laboratorium. Kadang ada

kelas yang terpaksa mengadakan kegiatan pembelajaran di perpustakaan.

Penggunaan ruang kelas untuk kegiatan pembelajaran diatur dengan sistem

(20)

mengajar karena dapat mengurangi waktu kegiatan belajar mengajar yang

sudah ditetapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian yang mengkaji

pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kemandirian

belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian

akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo tahun ajaran 2011/2012. Hal ini

dilakukan untuk memberi masukan dan solusi peningkatan prestasi belajar

para siswa SMK Batik Perbaik Purworejo.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan tersebut dapat

diidentifikasi masalah yang terkait dengan Prestasi Belajar Akuntansi siswa

kelas X Program keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo adalah

sebagai berikut:

1. Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X Program Keahlian Akuntansi

SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012 masih belum

optimal.

2. Terdapat beberapa siswa yang kurang aktif sewaktu kegiatan belajar

mengajar yang mengindikasikan adanya persepsi negatif pada metode

mengajar guru.

3. Terdapat beberapa siswa yang malas dalam belajar akuntansi yang

(21)

4. Media yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran kurang

memadai.

5. Metode mengajar yang digunakan guru kurang bervariasi.

6. Adanya sistem moving class sehingga terdapat ketidakefisienan dalam

proses belajar mengajar.

C.Pembatasan Masalah

Dari berbagai identifikasi masalah yang dikemukakan tersebut tidak semua

permasalahan itu akan diteliti. Pembatasan masalah diperlukan dalam

penelitian ini agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terjadi perluasan kajian

mengingat luasnya permasalahan yang ada. Penelitian ini dibatasi pada

pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kemandirian

belajar terhadap prestasi belajar akuntansi. Peneliti memilih persepsi siswa

tentang metode mengajar guru dan kemandirian belajar karena dua faktor

tersebut cukup mempengaruhi kualitas prestasi belajar.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat diajukan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian

(22)

2. Bagaimanakah pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik

Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012?

3. Bagaimanakah pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru

dan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas

X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun

Ajaran 2011/2012?

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan yang hendak dicapai

melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru

terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian

Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Mengetahui pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik

Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.

3. Mengetahui pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan

Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X

Program Keahlian Akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran

(23)

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini berupaya membuktikan teori-teori yang sudah

ada guna menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan di bidang

pendidikan, terutama dibidang peningkatan prestasi belajar berdasarkan

faktor persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kemandirian

belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa.

b. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi

siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya dengan memperhatikan

faktor-faktor yang ada di dalam maupun di luar diri siswa yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar mereka.

c. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi guru

agar guru dapat lebih meningkatkan metode mengajar sehingga siswa

lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran dan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

d. Bagi Sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pengembangan bagi

(24)

upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa dan meningkatkan

(25)

11 1. Prestasi Belajar Akuntansi

a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat

dilakukan di mana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan

masyarakat. Menurut Muhibbin Syah (2011: 68) “Belajar adalah

tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap

sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif”. Menurut M. Dalyono berpendapat bahwa

“Belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan

perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku,

sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya”

(2009: 49).

Di dalam belajar, siswa mengalami proses yang berulang-ulang,

karena itu menurut Hilgard dan Bower (M. Ngalim Purwanto, 2007:

84):

“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan seseorang.”

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri

(26)

karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri

perwujudan yang khas (Muhibbin Syah, 2011: 117) antara lain :

1) Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

2) Perubahan Positif dan aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.

3) Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.

Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, secara sengaja,

disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa

pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

Sumadi Suryabrata (2006: 297) merumuskan prestasi sebagai

berikut: “Prestasi Belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk

perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan

Prestasi Belajar siswa selama waktu tertentu”. Muhibbin Syah (2008:

141) mendefinisikan prestasi sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

(27)

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam

jangka waktu tertentu. Umumnya prestasi belajar dalam sekolah

berbentuk pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi

sejauh mana siswa telah menguasai meteri pelajaran yang

disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan

angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu.

Menurut Haryono Jusup (2009: 5), akuntansi didefinisikan sebagai

“Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan

penganalisaan data keuangan suatu organisasi”. Menurut AICPA yang

dikutip oleh Zaki Baridwan (2004: 1) mendefinisikan bahwa:

Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.

Taswan (2005: 4) mengatakan bahwa:

Akuntansi adalah seni, ilmu, sistem informasi, yang di dalamnya menyangkut pencatatan, pengihtisaran dan pengklasifikasian dengan cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta adanya pengihtisaran hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan keuangan.

Dari definisi-definisi tersebut, secara umum dapat disimpulkan

bahwa Akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran,

dan pengkomunikasian informasi keuangan atau informasi ekonomi

yang bersifat kuantitatif dalam satuan uang sehingga dapat digunakan

(28)

baik dalam pengambilan keputusan, pengendalian sumber daya operasi

maupun dalam mengevaluasi kinerja.

Dari seluruh definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian

prestasi belajar akuntansi adalah hasil penilaian melalui pengukuran

atas penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat

dicapai siswa setelah menjalankan proses belajar dalam jangka waktu

tertentu yang dinyatakan dalam angka (nilai) setelah dievaluasi pada

mata diklat Akuntansi. Prestasi belajar akuntansi juga dapat diartikan

sebagai suatu hasil belajar akuntansi yang merupakan perubahan

tingkah laku baik berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan,

maupun sikap yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang

diberikan secara periodik oleh guru akuntansi serta merupakan kriteria

keberhasilan seseorang dalam proses belajar akuntansi.

b. Mata Diklat Akuntansi Kelas X

Akuntansi adalah seni, ilmu, sistem informasi, yang di dalamnya

menyangkut pencatatan, pengihtisaran dan pengklasifikasian dengan

cara sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian

yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta

adanya pengihtisaran hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan

keuangan (Taswan, 2005: 4). Ilmu akuntansi sudah dapat dipelajari

pada jenjang SMK sejak kelas 1 hingga kelas 3.

Pelajaran akuntansi kelas 1 pada SMK Batik Perbaik Purworejo

(29)

tersebut yaitu terdiri dari mengerjakan persamaan dasar akuntansi,

mengelola dokumen transaksi, memproses entry jurnal, memproses

buku besar dan menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan jasa dan

dagang.

Pada standar kompetensi mengerjakan persamaan dasar akuntansi

memiliki tiga kemampuan dasar yaitu memahami dasar-dasar

akuntansi, mencatat transaksi dalam persamaan dasar akuntansi, dan

menyusun laporan keuangan dari persamaan dasar akuntansi. Pada

standar kompetensi mengelola dokumen transaksi terdapat empat

kemampuan dasar yaitu mengidentifikasi dokumen transaksi,

memverifikasi dokumen transaksi, memproses dokumen transaksi,

mengarsipkan dokumen transaksi.

Pada standar kompetensi memproses entry jurnal terdapat tiga

kemampuan dasar yaitu mengelompokkan dokumen sumber,

menyiapkan buku jurnal dan mengarsipkan dokumen. Pada standar

kompetensi memproses buku besar terdapat tiga kemampuan dasar

yaitu mempersiapkan pengelolaan buku besar, membukukan jurnal ke

buku besar dan menyusun daftar saldo akun dalam buku besar.

Pada standar kompetensi menyelesaikan siklus akuntansi

perusahaan jasa dan dagang terdapat delapan kemampuan dasar.

Kedelapan kemampuan dasar tersebut yaitu menyiapkan proses

penyusunan laporan keuangan, menyusun neraca lajur, menyusun

(30)

penyesuaian, membuat jurnal penutup, membukukan jurnal penutup,

dan menyusun daftar saldo setelah penutupan.

c. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian prestasi

belajar atau hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa, maka perlu

diadakan suatu pengukuran terhadap hasil belajar atau prestasi belajar

siswa. Menurut Sutrisno Hadi dalam Sugihartono, dkk (2007: 129)

“Pengukuran dapat diartikan sebagai suatu tindakan untuk

mengindetifikasikan besar kecilnya gejala”. Hasil pengukuran dapat

berupa angka atau uraian tentang kenyataan yang mengambarkan

derajat kualitas, kuantitas dan eksistensi keadaan yang diukur.

Dalam proses kegiatan belajar-mengajar, cara yang digunakan

untuk mengukur prestasi belajar adalah dengan menggunakan tes

sebagai alat pengukur. Alat ukur yang digunakan untuk melihat

prestasi belajar akuntansi adalah tes prestasi belajar yang dilaksanakan

berdasarkan suatu kompetensi. Tes prestasi belajar yang digunakan

dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar berdasarkan kompetensi

mengerjakan persamaan dasar akuntansi, mengelola dokumen

transaksi, memproses entry jurnal, dan memproses buku besar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi

Menurut M. Dalyono (2009: 55), faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar yaitu:

1) Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri. Faktor tersebut terdiri atas:

(31)

a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.

b) Intelegensi dan Bakat

Bila seseorang mempunyai intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses.

c) Minat dan Motivasi

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dan kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.

d) Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya.

2) Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor tersebut terdiri atas:

a) Keluarga (tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah).

b) Sekolah (kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian

kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan

fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanan tata tertib sekolah, dan sebagainya).

c) Masyarakat

d) Lingkungan sekitar (keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya).

Menurut Ngalim Purwanto (2007: 107), pretasi belajar dipengaruhi

oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Faktor dari luar

a) Lingkungan, yang terdiri dari lingkungan alam dan lingkungan sosial.

b) Instrumental, yang terdiri dari kurikulum/bahan ajar, guru/pengajar, sarana dan fasilitas dan administrasi/manajemen. 2. Faktor dari dalam

a) Fisiologi, yang terdiri dari kondisi fisik dan kondisi panca indera. b) Psikologi, yang terdiri dari bakat, kecerdasan, motivasi, dan

(32)

Menurut Nana Sudjana (2005: 39), prestasi belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan

faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa adalah

kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian,

sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan

psikis. Faktor dari luar diri siswa adalah kualitas pengajar, besarnya kelas,

lingkungan suasana belajar, fasilitas dan sumber daya belajar yang

tersedia.

3. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru

a. Pengertian Persepsi

“Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau

informasi ke dalam otak manusia” (Slameto, 2010: 102). Melalui

persepsi, manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan

lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera

penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Menurut

Sugihartono (2007: 8) “Persepsi adalah kemampuan otak dalam

menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan/

mengintrepetasi stimulus yang masuk kedalam alat indera”.

Menurut Bimo Walgito (2010: 99), Persepsi merupakan proses

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga

disebut proses sensoris. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan

persepsi adalah suatu proses di mana seseorang menyimpulkan suatu

(33)

pengalamannya. Penerimaan pesan ini dilakukan melalui panca indra

yang dimilikinya.

b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Bimo Walgito (2010: 101), faktor yang mempengaruhi

persepsi antara lain:

1) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga datangdari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor.

2) Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran, sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3) Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan pada sesuatu atau sekumpulan objek.

c. Pengertian Metode Mengajar

Nana Sudjana (2005: 76) mengemukakan bahwa “Metode

mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

Metode mengajar dapat dikatakan sebagai alat untuk menciptakan

proses mengajar dan belajar. Metode mengajar menurut Tardif (1989)

yang dikutip oleh Muhibbin Syah (2008: 202) ialah “Cara yang berisi

prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya

(34)

tersebut dapat disimpulkan bahwa metode mengajar guru adalah suatu

cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas agar tercipta suatu kondisi belajar yang efektif,

khususnya dalam penyampaian materi pelajaran.

d. Jenis-jenis Metode Mengajar

Metode mengajar merupakan cara yang digunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat kegiatan pembelajaran.

1) Metode Ceramah

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Ceramah adalah penuturan

bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila

penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung

dengan alat, media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan

penggunaannya”. Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2003:

106), Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling

tradisional dan telah lama dilaksanakan oleh guru. Ceramah adalah

penuturan bahan pelajaran secara lisan.

2) Metode Tanya Jawab

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Metode Tanya jawab adalah

metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi

langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama

terjadi dialog antara guru dan siswa”. Guru bertanya siswa

menjawab, atau siswa bertanya guru menjawab. Menurut R.

(35)

adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya

komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang

sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Dalam komunikai ini

terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru

dengan siswa.

3) Metode Diskusi

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Diskusi pada dasarnya ialah

tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman

secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama

yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk

mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Menurut

R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 106), Metode diskusi pada

dasarnya adalah bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur

pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat

pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang

permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Dalam diskusi,

setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran, sehingga

dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut berkenaan dengan

masalah tersebut.

4) Metode Tugas

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Tugas dan resitasi tidak sama

dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa

(36)

lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar

baik secara individual maupun secara kelompok. Menurut R.

Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 106), Metode ini dimaksudkan

untuk member kesempatan kepada siswa melakukan tugas/kegiatan

yang berhubungan dengan pelajaran, seperti mengerjakan soal-soal,

mengumpulkan kliping, dan sebagainya.

5) Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Demonstrasi dan eksperimen

merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu

para siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri

berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud

ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana

proses terjadinya sesuatu. Dalam pelaksanaannya demonstrasi dan

eksperimen dapat digabungkan, artinya demonstrasi dulu lalu

diikuti dengan eksperimen. Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih

(2003: 106), Metode demonstrasi merupakan metode mengajar

yang cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh

jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang

memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu, di mana

keaktifan biasanya lebih banyak pada pihak guru. Jika dalam

metode demonstrasi, keaktifan lebih banyak pada pihak guru,

(37)

percobaan untuk mencari jawaban terhadap permasalahan yang

diajukan. Eksperimen sering dilakukan dalam pengajaran bidang

stidi IPA, dimana metode ini merupakan unsur pokok dalam

pendekatan inquiry dan discovery.

6) Metode Sosiodrama

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Sosiodrama pada dasarnya

mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan

masalah sosial.

Tujuan yang diharapkan dengan sosiodrama antara lain ialah :

a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang

lain.

b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.

c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi

kelompok secara spontan.

d) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.

Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih (2003: 106), Metode

sosiodrama atau bermain peran, merupakan metode yang sering

digunakan dalam mengajarkan nilai-nilai dan memecahkan

masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan

orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Dalam pelaksanaannya, siswa-siswa diberi berbagai peran tertentu

(38)

7) Metode Karyawisata

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), Karyawisata dalam arti metode

mengajar mempunyai arti tersendiri yang berbeda dengan

karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti

kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Menurut R. Ibrahim

dan Nana Syaodih (2003: 106), Melalui metode ini, siswa-siswa

diajak mengunjungi tempat-tempat tertentu di luar sekolah.

Tempat-tempat yang akan dikunjungi dan hal-hal yang perlu

diamati telah direncanakan terlebih dahulu, dan setelah selesai

melakukan kunjungan, siswa-siswa diminta untuk

membuat/menyampaikan laporan.

Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan jenis-jenis metode

mengajar terdiri dari tujuh jenis. Ketujuh jenis metode mengajar

tersebut yaitu, metode ceramah,metode tanya jawab, metode diskusi,

metode pemberian tugas, metode demonstrasi dan eksperimen, metode

sosiodrama dan metode karyawisata.

e. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru

Persepsi adalah suatu proses yang berkaitan masuknya pesan dan

informasi kedalam otak manusia melalui alat panca indra yang ada.

Informasi atau pesan yang dimaksud dalam hal ini adalah mengenai

metode mengajar guru. Metode mengajar guru adalah suatu cara yang

digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di

(39)

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

tentang metode mengajar guru merupakan proses siswa menerima dan

menanggapi metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercipta suatu

kondisi belajar yang efektif.

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Menurut Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Syaiful Bahri

Djamarah (2006: 78), pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu:

1) Anak Didik

Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam sekon yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Dengan demikian jelas, kematangan anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.

2) Tujuan

Perumusan tujuan instruksional akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaranpun dipengaruhinya. Demikian juga penyeleksian metode yang harus guru gunakan di kelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka metode harus mendukung sepenuhnya.

3) Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situai belajar mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam

(40)

beberapa kelompok belajar di bawah pengawasan dan bimbingan guru. Di sana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak didiknya, yaitu metode problem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

4) Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukung.

5) Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

4. Kemandirian Belajar

a. Pengertian Kemandirian

Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2005: 114),

“Kemandirian merupakan suatu kekuatan internal individu yang

diperoleh melalui proses individuasi”. Proses individuasi adalah

realisasi kedirian dan proses menuju kesempurnaan. Menurut Hamzah

B. Uno (2007: 51), “Metode belajar yang sesuai kecepatan sendiri juga

disebut belajar mandiri”. Maksud dari kecepatan sendiri adalah siswa

memiliki tanggung jawab sendiri, sesuai dengan kecepatan sendiri

untuk menciptakan belajar yang berhasil. Semuanya berdasarkan pada

sasaran belajar khusus dan bermacam-macam kegiatan dengan

(41)

Umar Tirtarahardja dan S.L. La Sulo (2005: 50) menyatakan

bawha “Kemandirian dalam belajar adalah aktivitas belajar yang

berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri

dan tanggung jawab sendiri”. Dorongan dari internal individu memiliki

kunci pokok dalam kegiatan belajar anak. Perolehan hasil belajar yang

didapat anak, baik keterampilan maupun kompetensi tertentu akan

mampu dicapai jika dialami sendiri dalam proses perolehan hasil

belajar tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah proses

belajar yang dilakukan atas dorongan internal dari individu tanpa

bergantung pada orang lain, memiliki tanggung jawab sendiri untuk

menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar

Selain potensi yang dimiliki sejak lahir, perkembangan

kemandirian juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang datang dari

lingkungannya. Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori

(2005: 118), ada sejumlah faktor yang mempengaruhi kemandirian

belajar yaitu sebagai berikut:

1) Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga.

2) Pola asuh orang tua. Cara orang tua mengasuh anak akan mempengaruhi perkembangan kemandirian anak.

3) Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinisasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan kemandirian. Sebaliknya, proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi anak,

(42)

pemberian reward, dan penciptaan kompetitif positif akan memperlancar kemandirian.

4) Sistem pendidikan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur social, merasa kurang aman atau tercekam serta kurang menghargai manifestasi potensi dalam kegiatan produktif, dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi anak dalam bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarkis akan merangsang dan mendorong perkembangan kemandirian anak.

c. Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Anak yang memiliki kemandirian belajar akan menunjukkan ciri

khusus dalam proses belajarnya. Ciri tersebut biasanya Nampak dalam

berbagai tindakan yang dilakukannya. Menurut Laird yang dikutip

oleh Haris Mudjiman (2007 : 14) mengemukakan ciri-ciri kemandirian

belajar sebagai berikut:

1. Kegiatan belajarnya bersifat mengarahkan diri sendiri tidak dependent.

2. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri atas dasar pengalaman bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain.

3. Tidak mau didekte guru.

4. Umumnya tidak sabar untuk segera memanfaatkan hasil belajar. 5. Lebih senang dengan problem-centered learning daripada

content-centered learning.

6. Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru.

7. Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki (konstruktivistik).

8. Lebih menyukai collaborative learning.

9. Perencanaan dan evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam batas tertentu antara siswa dan guru.

10.Belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya mendengarkan dan menyerap.

Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2005:117),

(43)

1) Tingkat Sadar Diri

Ini dapat ditafsirkan bahwa remaja telah memiliki kemampuan sebagai berikut.

a) Cenderung mampu berpikir alternatif. b) Melihat berbagai kemungkinan dan situasi.

c) Peduli akan pengambilan manfaat dari situasi yang ada. d) Berorientasi pada pemecahan masalah.

e) Memikirkan cara mengarungi hidup.

f) Berupaya menyesuasikan diri terhadap situasi dan peranan. 2) Tingkat Saksama

a) Cenderung bertindak atas dasar nilai internal.

b) Melihat dirinya sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan. c) Melihat keragaman emosi, motif, dan prespektif diri sendiri

maupun orang lain.

d) Sadar akan tanggung jawab.

e) Mampu melakukan kritik dan penilaian diri. f) Peduli akan hubungan mutualistik.

g) Berorientasi pada tujuan jangka panjang. 3) Tingkat Individualistis

a) Memiliki kesadaran yang lebih tinggi akan individualitas. b) Kesadaran akan konflik emosionalitas antara kemandirian dan

ketergantungan.

c) Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain. d) Sadar akan eksistensi perbedaan individual.

e) Bersikap toleran terhadap perkembangan dalam kehidupan. f) Mampu membedakan kehidupan dalam dirinya dengan

kehidupan luar dirinya. 4) Tingkat Mandiri

a) Telah memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan. b) Bersikap objektif dan realistis terhadap diri sendiri maupun

orang lain.

c) Mampu mengintregasikan nilai-nilai yang bertentangan. d) Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik dalam diri. e) Menghargai kemandirian orang lain.

f) Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain. g) Mampu mengekspresikan perasaannya dengan penuh

keyakinan dan keceriaan.

Jadi dapat disimpulkan, ciri-ciri kemandirian belajar yaitu

mempunyai perencanaan dalam belajar, adanya keinginan untuk

(44)

untuk maju, belajar atas inisiatif diri sendiri, dan melakukan evaluasi

sendiri.

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Wahyuningsih (2010) dengan judul

“Pengaruh Motivasi Berprestasi, Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar

Guru, dan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Akuntansi

Keuangan Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1

Juwiring Klaten Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi

berprestasi terhadap prestasi belajar akuntansi keuangan dengan nilai r

sebesar 0,516 dan r2 sebesar 0,267 dengan thitung 5,290 (p=0.000<0.05), (2)

terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa tentang metode

mengajar guru terhadap prestasi belajarakuntansi dengan nilai r sebesar

0,288 dan r2 sebesar 0,083 dengan thitung 2,639 (p=0.010<0.05), (3)

terdapat pengaruh positif dan signifikan perhatian orang tua terhadap

prestasi belajar akuntansi keuangan dengan nilai r sebesar 0,323 dan r2 sebesar 0,104 dengan thitung 2,992 (p=0.004<0.05), (4) terdapat pengaruh

positif dan signifikan motivasi berprestasi, persepsi siswa tentang metode

mengajar guru dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar akuntansi

keuangan yang ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,536 dan R2 sebesar 0,287 dengan Fhitung 10,065 (p=0.000<0.05). hal ini berarti prestasi belajar

(45)

persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan perhatian orang tua.

Persamaan dengan penelitian ini adalah dalam hal variabel penelitian yaitu

Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru sebagai variabel bebas dan

Prestasi Belajar Akuntansi sebagai variabel terikat. Perbedaannya adalah

variabel bebas lain yang diteliti dan subjek penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Aminah (2010) dengan judul

“Pengaruh Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar

Guru Mata Pelajaran Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi

Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Nubatukan Lembata NTT Tahun

Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat

pengaruh positif dan signifikan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi rX1Y sebesar

0,323 dan koefisien determinasi rX1Y2 sebesar 0,104, thitung 3,511 lebih

besar dari pada ttabel 1,980 pada taraf signifikansi 5%; 2) terdapat pengaruh

positif dan signifikan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Mata

Pelajaran Akuntansi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi, hal ini

ditunjukkan dengan koefisien korelasi rX2Y sebesar 0,325 dan koefisien

determinasi rX2y2 sebesar 0,106, thitung 3,537 lebih besar dari pada ttabel

1,980 pada taraf signifikansi 5%; 3) terdapat pengaruh positif dan

signifikan Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar

Guru Mata Akuntansi secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar

Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Nubatukan Lembata NTT

(46)

RX1X2Y sebesar 0,345 dan Koefisien determinasi RX1X2Y2 sebesar 0,119,

Fhitung 7,109 lebih besar dari pada Ftabel 3,07 pada taraf signifikansi 5%.

Persamaan dengan penelitian ini adalah dalam hal variabel penelitian yaitu

Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru sebagai variabel bebas dan

Prestasi Belajar Akuntansi sebagai variabel terikat. Perbedaannya adalah

variabel bebas lain yang diteliti dan subjek penelitian.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Ma’rifatun Toyibah (2010) dengan

judul “Hubungan antara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan

Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X

Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman TA 2009/2010”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) terdapat hubungan positif dan

signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi

belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian Akuntansi SMK YPKK

1 Sleman Tahun Ajaran 2009/2010, ditunjukkan dengan r = 0,577 lebih

besar dari rtabel = 0,213 dan r2 = 0,429 dengan signifikansi 0,000 < 0,05;

2)terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian belajar

dengan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian

akuntansi SMK YPKK 1 Sleman tahun ajaran 2009/2010, ditunjukkan

dengan r = 0,655 lebih besar dari rtabel = 0,213 dan r2 = 0,429 dengan

signifikansi 0,000 < 0,05; 3) terdapat hubungan positif dan signifikan

antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dan kemandirian belajar dengan

prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK

(47)

R2 = 0.476 dengan Fhitung = 36.293 lebih besar dari Ftabel = 3.11. Persamaan

dengan penelitian ini adalah dalam hal variabel penelitian yaitu

Kemandirian Belajar sebagai variabel bebas dan Prestasi Belajar

Akuntansi sebagai variabel terikat. Perbedaannya adalah variabel bebas

lain yang diteliti dan subjek penelitian.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar akuntansi.

Persepsi siswa tentang metode mengajar guru merupakan proses siswa

menerima dan menanggapi metode mengajar yang digunakan oleh guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercipta suatu

kondisi belajar yang efektif. Siswa memiliki persepsi yang berbeda-beda

satu dengan yang lainnya, yaitu persepsi yang tinggi atau persepsi yang

rendah. Guru dituntut harus dapat menggunakan metode yang bervariasi

agar siswa memiliki persepsi tinggi dan tidak mengalami kejenuhan.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama

berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

Umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai dari

guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai

meteri pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini

dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode

(48)

Persepsi siswa pada metode mengajar guru yang tinggi akan

meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa memiliki persepsi yang tinggi,

siswa akan terdorong untuk dapat memperhatikan penjelasan guru,

sedangkan jika persepsi siswa pada metode mengajar guru rendah, siswa

akan merasa jenuh pada proses pembelajaran yang pada akhirnya siswa

tidak mengetahui materi yang disampaikan, hal ini akan berdampak pada

prestasi belajar siswa yang turun.

2. Pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi.

Kemandirian belajar adalah proses belajar yang dilakukan atas

dorongan internal dari individu tanpa bergantung pada orang lain untuk

menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Dengan memiliki

kemandirian belajar, siswa dapat mengerjakan tugas-tugasnya tanpa

bergantung orang lain dan mampu mengatasi masalah yang muncul pada

dirinya.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama

berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

Umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai dari

guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai

meteri pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini

dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode

tertentu.

Siswa dengan mandiri yang tinggi tentu akan berdampak pada prestasi

(49)

lebih tinggi daripada siswa dengan mandiri yang rendah. Oleh karena itu,

dengan adanya kemandirian belajar maka prestasi belajar juga akan

meningkat.

3. Pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi.

Persepsi siswa tentang metode mengajar guru merupakan proses siswa

menerima dan menanggapi metode mengajar yang digunakan oleh guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas agar tercipta suatu

kondisi belajar yang efektif. Siswa memiliki persepsi yang berbeda-beda

satu dengan yang lainnya, yaitu persepsi yang tinggi atau persepsi yang

rendah. Guru dituntut harus dapat menggunakan metode yang bervariasi

agar siswa memiliki persepsi tinggi dan tidak mengalami kejenuhan.

Kemandirian belajar adalah proses belajar yang dilakukan atas

dorongan internal dari individu tanpa bergantung pada orang lain untuk

menguasai kompetensi guna mengatasi suatu masalah. Dengan memiliki

kemandirian belajar maka siswa dapat mengerjakan tugas-tugasnya tanpa

bergantung orang lain dan mampu mengatasi masalah yang muncul pada

dirinya.

Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama

berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.

Umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai dari

guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai

meteri pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini

(50)

Siswa yang memiliki persepsi positif terhadap metode mengajar guru

dan disertai memiliki kemandirian belajar maka prestasi belajar juga akan

meningkat. Dengan adanya persepsi positif pada metode mengajar guru

maka siswa akan lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran yang

disampaikan oleh guru, selain itu siswa juga memiliki kemandirian belajar

sehingga siswa mampu mengerjakan tugas-tugasnya tanpa tergantung

dengan orang lain. Oleh karena itu, adanya persepsi positif tentang metode

mengajar guru dan kemandirian belajar siswa secara bersama-sama

dimiliki oleh siswa maka akan meningkatkan prestasi belajar.

D. Paradigma Penelitian

Penelitian ini mempunyai satu variabel dependen (terikat) dan dua variabel

independen (bebas). Prestasi belajar akuntansi sebagai variabel dependen (Y),

persepsi siswa tentang metode mengajar guru sebagai variabel independen

pertama (X1), dan kemandirian belajar sebagai variabel independen kedua

(X2). Hubungan variabel independen dan variabel dependen tersebut dapat

dilihat melalui paradigma sebagai berikut:

Gambar 1. Paradigma Penelitian X 1

X 2

(51)

Keterangan:

X1 = Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru

X2 = Kemandirian Belajar

Y = Prestasi Belajar Akuntansi

= Pengaruh X1dan X2 secara sendiri-sendiri terhadap Y

= Pengaruh X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y

E. Hipotesis Penelitian

1. Terdapat pengaruh positif persepsi siswa tentang metode mengajar guru

terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X program keahlian

akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Terdapat pengaruh positif kemandirian belajar terhadap prestasi belajar

akuntansi siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK Batik Perbaik

Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012.

3. Terdapat pengaruh positif persepsi siswa tentang metode mengajar guru

dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas X

program keahlian akuntansi SMK Batik Perbaik Purworejo Tahun Ajaran

(52)

Penelitian ini di laksanakan di SMK Batik Perbaik Purworejo kelas X

Program Keahlian Akuntansi Tahun Ajaran 2011/2012, yang berlokasi di Jln.

KHA Dahlan 14 Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

2012.

B.Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian ex-post-facto, karena peneliti

berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu

memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti (Sukardi, 2005: 15).

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang artinya semua

informasi atau data yang diperoleh diwujudkan dengan angka dan analisis yang

digunakan adalah analisis statistik.

Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian kausal

komparatif. Menurut Sukardi, “Penelitian kausal komparatif melibatkan

kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu

terhadap variabel lainnya, kemudian dia berusaha mencari kemungkinan

variabel penyebabnya (2005: 171). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui

pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Kemandirian

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu faktor yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan sebuah layanan perpustakaan adalah desain interior perpustakaan, berdasarkan permasalahan tersebut

The instrument of the research is a data card to write and categorize the backchannel types and functions from Conversation Analysis (CA) approach to analyze a conversation

Analisis Model Matematika Proses Pembkaran Batu Bata Dengan Me- tode Volume Hingga; Fery Hendra Mukti, 080210191054; 2012: 128 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika,

Menj alin ker j asam a dengan pihak lain dalam lingk up r egional, nasional dan int er nasional unt uk pengem bangan pendidikan, penelit ian dan pengabdian m asyar

Untuk pembuktian pengalaman pekerjaan, penyedia agar membawa kontrak pekerjaan(ASLI (ASLI (ASLI (ASLI dan REKAMAN) dan REKAMAN) dan REKAMAN) yang merupakan kontrak

Skripsi berjudul Karakterisasi Susu Bubuk Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata) Dengan Penambahan Susu Skim dan Maltodekstrin telah diuji dan disahkan oleh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik biji kopi (warna, kadar air, bulk density) yang dihasilkan dari tiga perlakuan penundaan pulping yaitu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karbon tersimpan yang terdapat pada serasah dan nekromassa pada kawasan arboretum adalah 5.02 ton/ha dan pada hutan lindung