• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektifitas metode mind map (peta pikiran) dengan media gambar terhadap hasil belajar IPS kelas III semester II materi pokok jenis-jenis pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang tahun pelajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektifitas metode mind map (peta pikiran) dengan media gambar terhadap hasil belajar IPS kelas III semester II materi pokok jenis-jenis pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang tahun pelajaran 2016/2017"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS METODE MIND MAP (PETA PIKIRAN) DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS III SEMESTER II MATERI POKOK JENIS-JENIS

PEKERJAAN DI MIN SUMURREJO SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Disusun Oleh: QONITA HIDAYATI

NIM: 133911078

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2017

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Qonita Hidayati

NIM : 133911078

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Efektifitas Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III Semester II Materi Pokok Jenis-jenis Pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 08 Juni 2017 Pembuat pernyataan,

Qonita Hidayati NIM : 133911078

(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Prof. Dr. Hamka Km.02 Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN Naskah skripsi berikut ini :

Judul : Efektifitas Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III Semester II Materi Pokok Jenis-jenis Pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

Nama : Qonita Hidayati NIM : 133911078

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Telah diujikan dalam siding munaqasah oleh Dewan Penguji Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Semarang, 19 Juni 2017 DEWAN PENGUJI

Ketua,

H. Fakrur Rozi, M.Ag Dra. Hj. Ani Hidayati, M,Pd

NIP. 19690707 199703 2001 NIP. 19611205199303 2001

Penguji I, Penguji II,

Zulaikhah, M.Ag, M.Pd Kristi Liani Purwanti, S.Si, M.Pd NIP. 19760130 200501 2001 NIP.19810718 200912 2003

Pembimbing

Dr. Hj. Sukasih, M.Pd NIP. 19570202 199203 2001

(4)

iv

NOTA DINAS

Semarang, 08 Juni 2017 Kepada

Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum, wr. Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Efektifitas Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III Semester II Materi Pokok Jenis-jenis Pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

Nama : Qonita Hidayati

NIM : 133911078

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang untuk diujikan dalam sidang munaqasah. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing,

Dr. Hj. Sukasih, M.Pd NIP. 19570202 199203 2001

(5)

v

ABSTRAK

Judul : Efektifitas Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III Semester II Materi Pokok Jenis-jenis Pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017

Nama : Qonita Hidayati NIM : 133911078

Skripsi ini membahas tentang efektifitas metode Mind Map dengan media gambar terhadap hasil belajar IPS kelas III semester II materi pokok jenis-jenis pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Kajiannya dilatarbelakangi oleh metode pembelajaran yang diterapkan di kelas menggunakan metode ceramah dan komunikasi satu arah, sehingga siswa menjadi pasif dan hasil belajar kurang optimal.

Penelitian ini adalah penelitian jenis kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang dilaksanakan di MIN Sumurrejo Semarang . Penelitian ini merupakan penelitian populasi, karena yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu kelas IIIA sebagai kelas kontrol dan kelas IIIB sebagai kelas eksperimen.

Dalam uji hipotesis peneliti menggunakan uji t-tes. Berdasarkah hasil perhitungan t-test dengan taraf signifikansi = 5% diperoleh = 3,427 sedangkan = 1,627. Karena > maka ditolak dan diterima yang berarti hasil

belajar IPS siswa yang diajar dengan menggunakan metode Mind Map dengan media gambar lebih baik dari pada siswa yang diajar dengan pembelajaran metode ceramah.

Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen = 81,481 dan kelompok kontrol =70,156 sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Map dengan media gambar efektif dalam meningkatkan hasil belajar IPS kelas III Semester II materi pokok jenis-jenis pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Ajaran 2016/2017.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam senantiasa pula tercurahkan kehadirat beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dengan harapan semoga mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.

Skripsi yang berjudul “Efektifitas Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III Semester II Materi Pokok Jenis-jenis Pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Strata satu (S.1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. H. Raharjo, M.Ed.St selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. 2. H. Fakrur Rozi, M.Ag. ketua Jurusan PGMI Fakultas Ilmu

(7)

vii

3. Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikirannya untuk selalu memberikan bimbingan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan 4. Seluruh guru serta staf MIN Sumurrejo Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian dan memberikan informasi sehingga menunjang penulis dalam melakukan penelitian.

5. Kedua orang tuaku, Bapak Muhammad Subchi (Alm.) dan Ibu Masruroh terimakasih atas do’a, nasihat, dukungan, pengorbanan, ketulusan, dan curahan kasih sayang dalam mendidik penulis. 6. Bulek Hj. Noor Abidah, S.Ag terimakasih atas do’a, dukungan

dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini serta kakakku Anis Sakinah terimakasih atas segala dukungan dan motivasi.

7. Keluarga PGMI B 2013 yang selalu menyemangati, kompak dan saling membantu. Kalian luar biasa.

8. Sahabatku di Kos Mr. Rasehan (Mbak Aya, Nisa, Santi, Eka, Indah, Ipeh) dan sahabat Renawati Mentari terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi serta menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini baik dalam suka maupun duka. Semoga kita mendapatkan masa depan yang terbaik.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Kepada mereka semua peneliti tidak dapat memberikan balasan apa-apa selain ucapan terimakasih. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka.

(8)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan hasil yang telah didapat. Demikian peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Semarang, 06 Juni 2017 Penulis,

(9)

ix DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i PERNYATAAN KEASLIAN ... ii PENGESAHAN ... iii NOTA DINAS ... iv ABSTRAK ... v KATA PENGANTAR ... vi DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 9

1. Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan Media Gambar ... 9

(10)

x

B. Kajian Pustaka ... 40

C. Kerangka Berfikir ... 42

D. Rumusan Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

C. Populasi Penelitian ... 46

D. Variabel dan Indikator Penelitian ... 47

E. Pengumpulan Data Penelitian ... 48

F. Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 63

B. Analisis Data Hasil Penelitian ... 64

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 75

D. Keterbatasan Penelitian ... 81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jenis Pekerjaan Yang Menghasilkan Barang Tabel 1.2 Jenis Pekerjaan Yang Menghasilkan Jasa Tabel 1.3 Validitas Soal Uji Coba

Tabel 1.4 Tabel Persentase Tingkat Kesukaran Butir Soal Tabel 1.5 Tabel Daya Pembeda Butir Soal

Tabel 1.6 Daftar Chi Kuadrat Data Nilai Awal Tabel 1.7 Data Hasil Uji Homogenitas Awal Tabel 1.8 Daftar Uji Perbedaan Dua Rata-rata Tabel 1.9 Daftar Chi Kuadrat Data Nilai Akhir Tabel 1.10 Data Hasil Uji Homogenitas Akhir Tabel 1.11 Data Uji Perbedaan Dua Rata-rata Tabel 1.12 Data Uji N-Gain

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Mind Map Gambar 2.2 Petani Gambar 2.3 Nelayan Gambar 2.4 Peternak Gambar 2.5 Percetakan Gambar 2.6 Perajin Gambar 2.7 Penjahit Gambar 2.8 Koki Gambar 2.9 Sopir Gambar 2.10 Dokter

Gambar 2.11 Pemangkas Rambut Gambar 2.12 Guru

Gambar 2.13 Wartawan Gambar 2.14 Pilot

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Sekolah

Lampiran 2 Daftar Siswa Kelas Uji Coba Lampiran 3 Daftar Siswa Kelas Eksperimen Lampiran 4 Daftar Siswa Kelas Kontrol Lampiran 5 Silabus Kelas Eksperimen Lampiran 6 Silabus Kelas Kontrol

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Eksperimen Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kontrol Lampiran 9 Kisi-kisi Uji Coba

Lampiran 10 Soal Uji Coba

Lampiran 11 Lembar Jawab Soal Uji Coba Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Uji Coba Lampiran 13 Analisis Butir Soal

Lampiran 14 Analisis Validitas

Lampiran 15 Analisis Tingkat Kesukaran Lampiran 16 Analisis Daya Beda Lampiran 17 Analisis Reliabelitas Lampiran 18 Kisi-kisi Pretest Lampiran 19 Soal Pretest

Lampiran 20 Lembar Jawab Soal Pretest Lampiran 21 Kunci Jawaban Soal Pretet Lampiran 22 Kisi-kisi Soal Posttest

(14)

xiv

Lampiran 23 Soal Posttest

Lampiran 24 Lembar Jawab Soal Posttest Lampiran 25 Kunci Jawaban Soal Posstest Lampiran 26 Daftar Nilai Uji Coba Lampiran 27 Daftar Nilai Pretest Lampiran 28 Daftar Nilai Posttest

Lampiran 29 Uji Normalitas Awal Kelas Eksperimen Lampiran 30 Uji Normalitas Awal Kelas Kontrol Lampiran 31 Uji Homogenitas Awal

Lampiran 32 Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Lampiran 33 Uji Normalitas Akhir Kelas Eksperimen Lampiran 34 Uji Normalitas Akhir Kelas Kontrol Lampiran 35 Uji Homogenitas Akhir

Lampiran 36 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Lampiran 37 Uji N-Gain

Lampiran 38 Foto-foto Penelitian

Lampiran 39 Surat Keterangan Uji Laboratorium Lampiran 40 Surat Penunjukan Pembimbing Skripsi Lampiran 41 Surat Izin Riset Penelitian

Lampiran 42 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 43 Surat Keterangan KO-Kurikuler Daftar Riwayat Hidup

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada semua manusia dan berlangsung seumur hidup. Manusia yang semula tidak mengetahui sesuatu hal sedikit demi sedikit akan mengetahui banyak hal dengan belajar. Dunia pendidikan mendefinisikan belajar adalah suatu proses yang menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif sehingga pada tahap akhirnya akan didapat ketrampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru yang di dapat dari akumulasi pengalaman dan pembelajaran. Hasil dari proses belajar tersebut diindikasikan dengan prestasi dan hasil belajar.1 Jadi, dalam proses belajar mengajar guru dan siswa akan mengetahui seberapa tinggi tingkat pemahaman siswa terhadap apa yang telah dipelajari dengan melihat hasil belajar.

Proses belajar mengajar yang efektif tidak bisa lepas dari pemilihan metode dan media yang sesuai dengan materi pelajaran. Penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Sebaliknya, kesalahan dalam menerapkan metode akan berakibat fatal. Dorongan dalam memilih metode secara tepat dalam proses pembelajaran telah

1 Asis Saefuddin dan Ika Berdianti , Pembelajaran Efektif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 8

(16)

2

dijelaskan oleh Allah SWT secara langsung. Salah satunya terdapat dalam surat An-Nahl ayat 125 :









“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.2

Pemilihan metode yang tepat dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. Menurut Sutikno, pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.3 Sedangkan metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk

2Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta Ilmu Surabaya, 2006), hlm. 383

3

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: landasan dan aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 288

(17)

3 mencapai tujuan pembelajaran.4 Media dalam pembelajaran adalah perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.5 Antara metode dan media pembelajaran, keduanya seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Metode dan media digunakan untuk saling melengkapi dalam kelancaran proses belajar mengajar agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang isu-isu sosial dengan unsur kajiannya dalam konteks peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi. Tema yang dikaji dalam IPS adalah fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat baik masa lalu, masa sekarang dan kecenderungannya di masa-masa mendatang. Sehingga dengan adanya pelajaran IPS diharapkan peserta didik menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab serta menjadi warga dunia yang cinta damai. 6

Hasil pengamatan di MIN Sumurrejo Semarang ditemukan beberapa problematika : Pembelajaran IPS kelas III di MIN Sumurrejo masih menggunakan metode ceramah dan komunikasi satu arah. Cara mengajar seperti ini guru hanya berperan sebagai orang yang mentransfer ilmu pengetahuan

(transfer of knowledge), sementara itu peserta didik dipaksa untuk

4

Asis Saefudin dan Ika Berdianti, Pembelajaran Efektif, hlm 61-62. 5 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 119

6

Dadang Supardan, Pembelajaran IPS Perspektif Filosofi dan Kurikulum, (Jakarta:Bumi Aksara, 2015), hlm.17

(18)

4

menerima pengetahuan yang telah disampaikan oleh guru secara pasif dan hanya menjadi pendengar saja. Penggunaan media dalam pembelajaran kurang bervariasi dan belum diterapkan secara maksimal. 7

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan di atas maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran IPS kelas III di MIN Sumurrejo Semarang belum kondusif sehingga hal tersebut mengakibatkan hasil belajar peserta didik pada materi jenis-jenis pekerjaan masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai yang diperoleh dari masing-masing peserta didik masih di bawah kriteria minimum, yakni kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran IPS yang ditetapkan oleh MIN Sumurrejo Semarang adalah 75.

Kelemahan yang dialami oleh peserta didik kelas III di MIN Sumurrejo Semarang dalam mempelajari IPS menimbulkan dampak rendahnya hasil belajar selama pembelajaran berlangsung. Peserta didik menjadi bosan dan kurang tertarik dalam belajar IPS. Sebagian besar tidak memperhatikan penjelasan guru. Mereka ada yang bermain sendiri dan bercanda dengan teman sebangkunya. Hal tersebut menyebabkan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas tidak dapat berjalan dengan baik.

7Observasi langsung saat pembelajaran berlangsung di kelas III MI Negeri Sumurrejo Semarang , tanggal 10 Desember 2016 pukul 09.15 WIB.

(19)

5 Peristiwa diatas merupakan tanggung jawab besar yang harus diselesaikan oleh seorang guru. Apapun materi yang disampaikan oleh seorang guru akan terlihat menyenangkan dan tidak membosankan ketika penyampaiannya dikemas dengan beberapa model, media, dan strategi yang tepat. Syamsul Ma’arif dalam bukunya berjudul Guru Profesional mengatakan bahwa :

“secara deskriptif tugas guru mengajar berarti guru harus menyampaikan informasi dan pengetahuan (knowledge) kepada siswa. Tetapi, pengertian seperti ini jangan diartikan kalau tugas guru menanamkan dan menyampaikan materi sebanyak-banyaknya kepada siswa, sehingga terkesan anak dijadikan sebagai objek dan selalu dijejali dengan berbagai informasi dari guru (Teacher Centered).”8

Pernyataan diatas menegaskan bahwa seorang guru yang professional harus mengembangkan metode, strategi dan media yang ia punya guna menghidupkan suasana kelas. Berdasarkan permasalahan tersebut, ada usaha untuk menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian bagi peserta didik dengan menggunakan strategi pembelajaran active learning dengan mengangkat metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan media gambar sebagai kegiatan yang akan dilakukan pendidik dalam menyampaikan pembelajaran.

Metode Mind Map adalah metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS khususnya materi jenis-jenis pekerjaan. Media gambar juga sangat mendukung dalam

8Syamsul Ma’arif, Guru Profesional, (Semarang : NEED’S PRESS, 2011), hlm.28-29

(20)

6

keberhasilan kegiatan pembelajaran, karena media ini bersifat nyata dan dapat menggambarkan sesuatu sesuai dengan aslinya. Dengan metode dan media ini peserta didik akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Sesuai latar belakang permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan Media Gambar terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III Semester II Materi Pokok Jenis-jenis Pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016-2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah yang akan dibahas penulis sebagai berikut : Apakah penggunaan metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan media gambar efektif terhadap hasil belajar IPS kelas III semester II materi pokok jenis-jenis pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016-2017?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keefektifan metode Mind Map dengan media gambar terhadap hasil belajar IPS kelas III semester II pada materi pokok jenis-jenis pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016-2017.

(21)

7 2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian nanti diharapkan bermanfaat bagi : a. Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar kognitif siswa, khususnya pada materi pokok jenis-jenis pekerjaan

2) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri prinsip atau konsep pembelajaran IPS

3) Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

b. Guru

1) Adanya inovasi metode pembelajaran IPS dengan menggunakan mind map dengan media gambar 2) Guru dapat lebih mengoptimalkan waktu dalam

pembelajaran

3) Guru akan termotivasi untuk mengembangkan potensi kemampuan dirinya dalam menerapkan metode-metode pembelajaran.

c. Madrasah

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang baik bagi madrasah dalam rangka memperbaiki sistem pembelajaran pada khususnya dan memajukan program madrasah pada umumnya

2) Menambah referensi madrasah dalam mengonsep metode pembelajaran

(22)

8

3) Dapat digunakan sebagai acuan penelitian lainnya. d. Peneliti

1) Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map dengan media gambar terhadap hasil belajar kognitif mata pelajaran IPS

2) Mendapat pengalaman langsung dalam proses belajar mengajar.

(23)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori

1. Metode Mind Map (Peta Pikiran) Dengan Media Gambar a. Pengertian Metode Mind Map

Metode berasal dari kata “method” yang berarti cara. Pembelajaran tanpa metode tidak akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh sebab itu, metode menjadi sesuatu yang sangat urgen dan signifikan dalam mewujudkan mutu pembelajaran.1 Menurut Wina Sanjaya dalam buku Mulyono yang berjudul strategi pembelajaran, metode adalah “ a way in achieving something”. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.2 Dengan demikian metode merupakan upaya untuk mewujudkan rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan dapat tercapai secara optimal.

Metode Mind Map (Peta Pikiran) sebenarnya bukanlah hal baru. Dalam dunia pendidikan, sistem ini telah digunakan bertahun-tahun. Cara kerja pikiran manusia (secara alami) adalah memancar dari satu titik

1 Saekan Muchith,dkk, Coopeative Learning, (Semarang : RaSAIL Media Group, 2010), hlm. 18

2

Mulyono, Strategi Pembelajaran : Menuju Efektivitas

(24)

10

pikiran ke berbagai asosiasi pemikiran yang lain dan selalu menyebar kembali dengan tidak terbatas atau diistilahkan dengan Radiant Thinking. Metode Mind Map ini ditemukan dan dipopulerkan oleh Dr. Tony Buzan diawal tahun 1970.

Buzan mengungkapkan bahwa Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran. Mind Map juga sangat sederhana.3

Buzan dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar

Mind Map untuk Anak jugamendefinisikan :

Mind Map adalah diagram istimewa yang cara

kerjanya sesuai dengan cara kerja otak dan membantu untuk berfikir, membayangkan, mengingat dan merencanakan serta memilah informasi. Mind Map adalah alat sempurna untuk membantu belajar dan mengulang pelajaran.”4

Metode Mind Mapping membantu mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan memberikan

3

Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 4

4Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map untuk Anak, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm.11

(25)

11 wawasan baru. 5 Menurut Silberman dalam bukunya Active

Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif mengatakan bahwa

:

“Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Meminta siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan. ”6 Penggunaan simbol dan gambar seringkali lebih berdaya untuk mengungkapkan pikiran maupun mengingat informasi karena menurut Buzan otak memiliki kemampuan alami untuk pengenalan visual bahkan sebenarnya pengenalan sempurna.7 Oleh karena itu, simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi dapat ditambahkan pada Mind Mapping yang dibuat untuk menguatkan ingatan yang lebih baik. Selain itu Mind Mapping yang baik dibuat dengan mengkombinasikan beberapa warna sehingga terkesan berwarna-warni dan tidak monoton.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode Mind Map adalah metode yang menggunakan sebuah diagram untuk mempresentasikan

5Bobbi Deporter, dkk, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2010), hlm.225

6Melvin L Silberman, Active Learning : 101 Cara Belajar Siswa

Aktif, (Bandung : Nusamedia, 2006), hlm.200 7

(26)

12

kata-kata, ide-ide (gagasan) atau hal lain dalam fikiran untuk memudahkan kita mengingat banyak informasi. Penggunaan simbol dan gambar dalam Mind Map memudahkan otak untuk bekerja maksimal dalam mengingat sesuatu atau mengungkapkan gagasan.

Menurut Michael Michalko dalam Buzan (2007: 6), metode mind map dapat dimanfaatkan atau berguna untuk berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Diantara manfaat metode mind map :

1) Memungkinkan kita tetap fokus (berkonsentrasi) pada pokok bahasan

2) Mengaktifkan seluruh otak

3) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah

4) Memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian

5) Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya

6) Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Buzan dalam Buku Pintar Mind Map juga mengemukakan manfaat metode mind map, menurut Buzan:

(27)

13

Mind map dapat membantu kita untuk : merencana,

berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien.”8

Dengan mengetahui manfaat mind map maka diharapkan guru lebih kreatif dan maksimal dalam menggunakan metode mind map dalam proses pembelajaran.

Gambar 2.1 Contoh Mind Map

Langkah metode Mind Mapping yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran menurut standar proses yaitu:

8

(28)

14

a) Siswa membaca kembali sekilas materi yang dijelaskan guru pada awal kegiatan pembelajaran; b) Tanya jawab materi pelajaran secara garis besar; c) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok (4-5 orang

setiap kelompok);

d) Setiap kelompok menganalisis materi dan berdiskusi membuat Mind Map;

e) Langkah awal, masing-masing siswa membuat ide utama berupa simbol/ gambar di bagian tengah kertas. f) Langkah selanjutnya, siswa menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dengan satu kata kunci untuk setiap garisnya.

g) Kemudian siswa menghubungkan cabang-cabang tingkat dua ke tingkat satu (sub-cabang), cabang-cabang tingkat tiga ke tingkat dua(sub-sub cabang-cabang), dan seterusnya dengan garis hubung yang melengkung dan warna-warna yang menarik.

h) Setelah pekerjaan selesai, setiap kelompok mempresentasikan Mind Mapping mereka untuk mendapat tanggapan, masukan dari kelompok lain dan guru;

i) Siswa dan guru menyamakan persepsi dari hasil presentasi dan diskusi semua kelompok

j) Guru mereview materi dan kegiatan pembelajaran secara garis besar; dan

k) Siswa diberi penguatan motivasi agar lebih kreatif membuat Mind Mapping materi pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. 9

Dengan memperhatikan cara-cara membuat Mind Map dan menerapkannya dalam pembelajaran siswa dapat berlatih mengembangkan otaknya secara maksimal, siswa akan lebih mudah berkonsentrasi karena setiap catatan

9 Sulis Nur Azizah, Penerapan Metode Mind Mapping Siswa Kelas

V SD Negeri Jomblangan Bangutapan Bantul, Skripsi, (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2015), hlm. 33

(29)

15 yang dibuat oleh masing-masing siswa bersifat unik dan mudah dipahami.

b. Media Gambar

Kata “media” berasal dari bahasa latin “medius” yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”.10

Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. 11

Sedangkan menurut Fatah Syukur menjelaskan bahwa media pengajaran adalah alat atau metodik dan teknik yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan proses pengajaran di sekolah.12 Nampak jelas peran media pengajaran merupakan sebagai perantara atau alat untuk memudahkan proses belajar mengajar agar tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

Gambar atau foto adalah media pembelajaran yang sering digunakan. Media ini merupakan bahasa yang umum, dapat dimengerti, dan dinikmati oleh semua orang

10Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm.3

11Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar

Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm.120 12

(30)

16

dimana-mana. Gambar atau foto berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang menyangkut indera penglihatan.13 Benny A. Pribadi juga berpendapat bahwa media gambar mampu membuat informasi dan pengetahuan yang ditampilkan terlihat menjadi sangat konkret. Hal ini dapat membantu siswa untuk memahami informasi dan pengetahuan yang bersifat abstrak. 14 Jadi, dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah media yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan kepada peserta didik serta memperjelas pengertian materi pelajaran kepada peserta didik.

Media gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pemahaman pada peserta didik sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran. Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena gambar, pengalaman dan pemahaman peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak

13

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2011), hlm.45.

14Benny A. Pribadi, Model ASSURE untuk Mendesain

(31)

17 mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik.

Menurut Ahmad Rohani manfaat media gambar dalam proses instruksional adalah penyampaian dan penjelasan mengenai informasi, pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak menggunakan bahasa-bahasa verbal, tetapi dapat lebih memberi kesan.15 Media gambar mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan, menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto kelebihan media gambar antara lain sifatnya konkret, lebih realistis dibandingkan dengan media verbal, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua, murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya. Adapun kelemahan dari media gambar antara lain gambar hanya menekankan persepsi indera mata, ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. 16 Dengan bantuan media gambar peserta didik lebih mudah mengingat materi pelajaran, karena media gambar sangat menarik dan membuat peserta didik lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Contoh gambar yang digunakan :

15 Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2014), hlm.76

16Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran

(32)

18

c. Metode Mind Map dengan Media Gambar

Hasil belajar peserta didik akan menunjukkan berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran menjadi sangat penting. Dalam hal ini guru harus menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Salah satu upaya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal adalah dengan menggunakan metode mind map dengan media gambar.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

Mind Map dan media gambar, Pertama, siswa mempelajari

konsep suatu materi dengan bimbingan guru, dalam kegiatan ini siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri sehingga menumbuhkan rasa tekun dalam belajar dan ulet menghadapi kesulitan pada diri siswa. Kedua, menentukan

(33)

19 ide-ide pokok, dalam kegiatan ini siswa aktif menemukan dan memilih kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari sehingga mengembangkan kemampuan siswa dalam mencari dan memecahkan bermacam-macam masalah. Ketiga, membuat atau menyusun Mind Map (peta pikiran), dalam hal ini setelah siswa menemukan seluruh kata-kata kunci atau istilah penting dari suatu materi pelajaran yang telah dipelajari, kemudian siswa menyusun kata kunci tersebut menjadi suatu struktur peta pikiran yang paling mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa sehingga kegiatan ini mengembangkan kemandirian siswa dalam menyelasaikan tugas, dalam hal ini siswa dapat membuat Mind Map berbantuan media gambar. Keempat, presentasi didepan kelas, mempresentasikan yang dimaksud adalah aktifitas siswa dalam menjelaskan peta pikirannya didepan kelas guna mengkomunikasikan ide dari siswa kepada siswa lain yang pada akhirnya ada kesempatan cukup bagi siswa untuk mempertahankan dan mempertanggungjawabkan pendapatnya.

d. Materi IPS Jenis-jenis Pekerjaan 1) Pengertian Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan manusia untuk tujuan tertentu. Suatu pekerjaan hendaknya

(34)

20

dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Manusia perlu bekerja untuk memenuhi dan pempertahankan hidupnya. Dengan bekerja seseorang akan mendapat uang. Uang yang diperoleh akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh sebab itu, uang tersebut harus berasal dari hasil kerja yang halal. Bekerja yang halal adalah bekerja dengan cara yang baik dan benar.

Banyak alasan orang yang bekerja yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan pendapatan, memperoleh kehidupan yang lebih baik dan member identitas diri. Ada beberapa lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan swasta meliputi bidang pertanian, pertambangan, agraris, industri, perdagangan dan jasa.17

2) Jenis-jenis Pekerjaan

Jenis-jenis pekerjaan dibedakan menjadi dua yaitu pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa.

a) Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang

Pekerjaan yang menghasilkan barang merupakan pekerjaan yang hasil pekerjaannya dalam bentuk barang. Contohnya petani, pengrajin

17

Indrastuti, dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas III Sekolah Dasar,

(35)

21 dan penjahit.18 Berikut ini jenis pekerjaan yang menghasilkan barang, antara lain :

(1) Petani

Petani adalah orang yang bekerja di bidang pertanian dengan cara melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman. Usaha pertanian dapat dilakukan di sawah, lading, atau di pegunungan yang dapat menghasilkan padi, jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran. Contoh:

Gambar 2.2 Petani

Kegiatan pertanian dapat dilakukan disawah, ladang, atau pegunungan.

(2) Nelayan

Para nelayan menangkap ikan dilaut dengan menggunakan alat jala, dan hasil

18

Herlan Firmansyah dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 3 : untuk SD/MI kelas 3, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm.66

(36)

22

penangkapannya dijual di pasar untuk mendapatkan uang.

Gambar 2.3 Nelayan

Masyarakat yang tinggal didaerah pantai biasanya bekerja sebagai nelayan. (3) Peternak

Peternak adalah kegiatan

mengembangbiakan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan hasil dan manfaat dari kegiatan tersebut. Misalnya peternak ayam, itik, kambing, sapi dan lain sebagainya. Jika beternak ayam menghasilkan telur dan daging, berternak sapi menghasilkan daging, kulit, susu, dan juga dapat digunakan untuk membajak sawah. Contoh gambar:

(37)

23 Gambar 2.4 Peternak

Masyarakat pedesaan memelihara ternak untuk memperoleh penghasilan tambahan (4) Percetakan

Percetakan adalah sebuah proses industri untuk memproduksi secara massal, tulisan dan gambar terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan mesin cetak. Percetakan juga merupakan bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi. Contoh gambar:

(38)

24

(5) Perajin

Perajin adalah orang yang bekerja dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki untuk menghasilkan barang, misalnya, perajin rotan. Dari rotan dapat dibuat kursi, dapat dibuat tempat tidur, rak buku, dan lain-lain.

Gambar 2.5 Perajin

Seorang perajin harus terampil dan kreatif agar barang yang dihasilkan bermutu baik.

(6) Penjahit

Penjahit atau tailor adalah orang yang menjahit pakaian, misalnya, menjahit kemeja, baju, celana, rok, jas, dan lain sebagainya. Contoh :

(39)

25 Gambar 2.7 Penjahit

(7) Koki

Koki bekerja untuk melayani pembeli yaitu menyiapkan makanan, misalnya membuat aneka macam masakan, dan roti. Contoh :

Gambar 2.8 Koki

Seorang koki bekerja untuk membuat makanan kemudian disajikan kepada pelanggan.

b) Jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa

Pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah pekerjaan yang hasilnya tidak dalam bentuk barang. Namun demikian, hasil pekerjaannya

(40)

26

dapat kita rasakan.19 Berikut ini jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa, antara lain :

(1) Sopir

Dengan bekerja sebagai sopir bisa mendapatkan uang dengan jasa mengantarkan penumpang ketempat tujuan. Dari terminal keterminal, sopir pribadi mengantarkan majikannya. Contoh:

Gambar 2.9 Sopir (2) Dokter

Dokter adalah orang yang bekerja di bidang kesehatan. berjasa dengan merawat pasien, misalnya dirumah sakit, puskesmas, dengan tujuan menyembuhkan penyakit yang diderita pasien dengan penuh tanggung jawab. Contoh:

19Herlan Firmansyah dkk, Ilmu Pengetahuan Sosial 3 : untuk SD/MI

(41)

27 Gambar 2.10 Dokter

Dokter bekerja untuk mengabdi untuk kepentingan kemanusiaan. (3) Pemangkas rambut

Dari jasa memangkas rambut bisa mendapatkan upah atau uang. Memberi kenyamanan pada pelanggan. Contoh:

Gambar 2.11 Pemangkas Rambut (4) Guru

Guru adalah orang yang pekerjaanya mengajar, mendidik, dan membimbing siswanya dalam belajar disekolah. Ada guru

(42)

28

yang mengajar di sekolah negeri. Ada pula guru yang mengajar di sekolah swasta. Contoh:

Gambar 2.12 Guru

Ibu guru sedang mengajar siswanya dengan memberikan ilmu yang bermanfaat. (5) Wartawan

Wartawan adalah orang yang mencari dan menyusun berita. Dengan jasa wartawan masyarakat dapat mengetahui kejadian penting yang diliput dalam majalah, radio, dan televisi. Contoh:

(43)

29 Gambar 2.13 Wartawan

Wartawan ini sedang melakukan wawancara/mencari berita dengan narasumbernya

(6) Pilot

Pilot adalah orang yang bertugas menerbangkan pesawat terbang. Dengan jasa pilot pengguna atau penumpang pesawat dapat memenuhi keninginanya ketempat tujuan. Contoh :

Gambar 2.14 Pilot

Pilot diatas sedang menjalankan tugasnya yaitu menerbangkan pesawat terbang.

Supaya kita lebih mengingat jenis-jnis pekerjaan, tugas dan hasil pekerjaan kita perhatikan tabel berikut:

(44)

30

Tabel 1.1

Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang

No. Pekerjaan Tugas/hasil pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Petani Peternak Tukang kayu Penjahit Nelayan Perajin batik Pembuat sepatu Pembuat gerabah Aristektur Percetakan

Menghasilkan beras, jagung, sayuran

Kambing, sapi,bebek, ayam, telur, madu

Menghasilkan meja, kursi, lemari

Menghasilkan baju,celana Menangkap ikan, kerang, udang di laut

Membuat kain batik

Sepatu, sandal

Vas, piring gelas

Sketsa, maket, bangunan

Menerbitkan buku, majalah

(45)

31 Tabel 1.2

Jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa

No. Pekerjaan Tugas/hasil pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dokter Polisi Guru Tentara Wartawan Pilot Tukang cukur Badut/pelawak Masinis Memberikan layanan kesehatan Menjaga keamanan Memberikan ilmu

Menjaga pertahanan Negara

Mencari berita

Menerbangkan pesawat

Mencukur rambut

Menghibur

Menjalankan kereta api

e. Metode Mind Map dengan Media Gambar pada Materi IPS Jenis-jenis Pekerjaan

Metode mind map dengan media gambar dapat diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di

(46)

32

tingkat Madrasah Ibtida’iyyah terutama pada materi jenis-jenis pekerjaan. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Penggunaan metode mind map dengan media gambar mendorong siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang dipersiapkan oleh guru.

Kelas eksperimen (IIIB) diberi perlakuan yaitu pembelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan dengan menggunakan metode mind map dengan media gambar.

Pertama, Guru menjelaskan materi pokok jenis-jenis

pekerjaan. Kedua, Guru memberikan contoh jenis-jenis pekerjaan yang ada dilingkungan sekitar dengan menggunakan media gambar. Ketiga, Siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok. Tiap kelompok membuat mind map yang berisi materi jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa berbantuan media gambar.

Keempat, Salah satu siswa dari masing-masing kelompok

maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain menanggapi atau memberi komentar. Dalam pembelajaran yang terjadi pada kelas eksperimen, guru hanya berperan sebagai pemandu jalannya pembelajaran sehingga mudah terserap oleh peserta didik.

(47)

33 2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Adanya proses belajar tidak akan lepas dari pencapaian yang akan diperoleh setelah proses belajar dilakukan, yang biasa disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil belajar dari kegiatan belajar.20 Menurut Ahmad Sutanto bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. 21

Menurut Sutratinah, hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.22 Sedangkan menurut Anas Sudijono hasil belajar adalah perkembangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh para peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu

20 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran disekolah

Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013), hlm. 5.

21 Ahmad Sutanto, Teori Belajar dan Pembelajaran…, hlm.5.

22Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal Dan Program

(48)

34

tertentu.23 Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil usaha yang telah dicapai oleh setiap anak melalui proses pembelajaran pada jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam symbol, angka, maupun huruf.

b. Aspek Penilaian Hasil Belajar

Menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana hasil belajar dibagi dalm tiga ranah yaitu ranah kognitif,ranah afektif, dan ranah psikomotorik.24

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu :

pengetahuan (knowledge), pemahaman

(comprehension), penerapan (aplication), analisis

(analysis), sintesis (synthesis), dan penilaian

(evaluation).25 Hasil belajar berupa pemahaman pada

peserta didik, mampu menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya.

23

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.460.

24 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 22

25 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 103

(49)

35 2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu menerima (receiving), menjawab (responding), menilai (valuing), organisasi

(organization), dan karakteristik dengan suatu nilai

atau kompleks nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada perserta didik dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar kemampuan dan ketrampilan bertindak. Ada enam aspek dalam ranah psikomotorik yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative.26

c. Alat Untuk Mengukur Hasil Belajar

Untuk memperoleh hasil belajar siswa, dilakukan tes atau evaluasi hasil belajar. Alat untuk mengukur hasil belajar ini disebut juga dengan instrumen penilaian.

26Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 22-23

(50)

36

Instrumen penilaian merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru/ penilai untuk mengumpulkan data tentang karakteristik siswa dengan cara melakukan pengukuran. Dengan melakukan pengukuran akan diperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menilai hasil belajar siswa.

Instrumen hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Instrumen tes

Secara etimologis, istilah “tes” berasal dari Bahasa Latin “testum” yang berarti sebuah piring atau jambangan dari tanah liat. Dalam konteks pendidikan dan psikologi, istilah tes dikonotasikan sebagai alat atau prosedur sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku.27

Tes diartikan sebagai teknik atau instrumen yang harus dijawab, atau tugas yang harus dilaksanakan secara khusus untuk mengetahui potensi, kemampuan dan keterampilan peserta didik sehingga menghasilkan data atau skor yang dapat diinterpretasikan. Teknik dan instrumen ini dapat digunakan secara efektif dalam pengukuran terhadap

27

Shodiq Abdullah, Evaluasi Pembelajaran, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 1-2.

(51)

37 tujuan pembelajaran pada ranah kognitif.28 Adapun bentuk-bentuk tes antara lain:

a) Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawaban berupa tulisan. Tes ini dpat mengukur kemampuan peserta didik dalam jumlah besar, tempat terpisah dan waktu bersamaan.29 Tes tertulis dibedakan menjadi dua yakni tes subjektif dan tes objektif.

Tes subjektif disebut juga sebagai tes esai (uraian). Tes bentuk esai adalah tes yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Biasanya didahului dengan kata-kata seperti jelaskan, mengapa, bagaimana dan sebagainya.30 Skor penilaian dalam tes ini bersifat politemi, artinya skor dari tiap butir soal lebih dari satu.31 Ada dua jenis tes esai yaitu tes esai bentuk bebas dan tes esai bentuk terbatas.

Tes esai bentuk bebas hanya menyangkut masalah utama yang yang dibahas tanpa

28

Shodiq Abdullah, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 43-44. 29

Dirman dan Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), hlm. 56.

30Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hlm. 177.

31

Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 175.

(52)

38

memberikan arahan tertentu dalam menjawabnya.32 Peserta didik bebas untuk menguraikan jawaban soal tanpa dibatasi dan dapat melatih peserta didik dalam menyusun kata dengan baik, benar dan cepat. Sedangkan, tes uraian terbatas memberikan kebebasan peserta didik untuk menjawab soal-soal yang ditanyakan namun arah jawaban dibatasi.33 Peserta didik tidak dapat menerka-nerka jawaban dari soal karena jenis soalnya terarah.

Tes objektif adalah tes tertulis jawabannya pasti dan singkat. Skor untuk penilaian tes ini bersifat dikotomi, artinya bila jawaban benar mendapat skor 1 dan jawaban salah mendapat skor 0.34 Bentuk-bentuk dari tes objektif antara lain pilihan ganda, isian singkat, menjodohkan dan benar salah.35

b) Tes Lisan (Oral Test)

Tes lisan adalah tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan yang mengukur kompetensi pengetahuan.36 Pada tes ini, guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik secara

32 Dirman dan Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, hlm. 57. 33 Dirman dan Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, hlm. 58. 34

Kunandar, Penilaian Autentik, hlm. 175. 35

Dirman dan Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, hlm. 59. 36 Dirman dan Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, hlm. 62.

(53)

39 langsung melalui pendapat yang dikemukakan secara lisan.

c) Tes Tindakan (Performance Test)

Tes tindakan adalah tes dimana jawaban dari peserta didik berupa tindakan atau tingkah laku yang konkrit. Tes ini lebih cocok digunakan untuk mengukur aspek psikomotor. Guru dapat mengetahui aplikasi dari teori yang sudah disampaikan.37

2) Instrumen non tes

Instrumen non tes yakni berupa pedoman observasi, check list, rating scale, angket, dan rubrik. Angket dapat berupa skala sikap (attitude scale), maupun laporan pribadi (self report).38

Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan ranah kognitif dari soal evaluasi tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Peneliti menggunakan instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal yang terlebih dahulu diujicobakan di kelas IV kemudian di analisis dan di ambil 20 soal untuk dipakai sebagai soal

37

Dirman dan Cicih Juarsih, Penilaian dan Evaluasi, hlm. 63. 38

Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah.

(54)

40

pretest dan posttest di kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

B. Kajian Pustaka

Skripsi Muhammad Arif Ikhwanuddin (1401409135) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang 2013, dengan judul “Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IVA SDN Wonosari 02 Semarang”. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa keterampilan guru mengalami peningkatan pada siklus I 79,2% dengan kategori sangat baik dan pada siklus II menjadi 86,49% dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa juga meningkat, yaitu 58,3% dengan kategori baik dan pada siklus II 65,5% dengan kategori baik keterampilan menulis narasi siswa meningkat, pada siklus I 75,67% dengan kategori baik dan pada siklus II 89,19% dengan KKM > 64.39

Penelitian Muhammad Mustaghfirin (093911045) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang 2014, dengan judul “Penggunaan Metode Mind

Mapping Berbasis Cooperative Learning untuk Meningkatkan

Hasil Belajar pada Materi Pokok Pesawat Sederhana Kelas V MI Miftahul Ulum Genuk Semarang Tahun Ajaran 2013/2014 ”. Berdasarkan data yang diperoleh dari rata-rata hasil belajar peserta

39

Muhammad Arif Ikhwanuddin, Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada Siswa Kelas IVA SDN Wonosari 02 Semarang, Skripsi, (Semarang : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2013), hlm.vii.

(55)

41 didik pada siklus I adalah 65,00 dengan ketuntasan klasikal 23,52%. Sedangkan rata-rata hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 77,05 dengan ketuntasan klasikalnya mencapai 88,23%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPA adanya peningkatan aktifitas peserta didik dengan Metode Mind Mapping Berbasis

Cooperative Learning sehingga meningkatkan hasil belajar

peserta didik kelas V MI Miftahul Ulum Genuk Semarang.40 Skripsi Umadlir Adibah (113911076) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang 2015, dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Jenis-jenis Pekerjaan dengan Metode

Concept Mapping Siswa Kelas III di MI Miftakhul Akhlaqiyah

Semarang Tahun Ajaran 2014/2015”. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar signifikan pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan sesudah diterapkan metode concept mapping pada siswa kelas III di MI Miftakhul Akhlaqiyah Semarang tahun ajaran 2014/2015. Hal ini diperoleh dari hasil penelitian bahwa nilai rata-rata kelas

40

Muhammad Mustaghfirin, Penggunaan Metode Mind Mapping Berbasis Cooperative Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Pokok Pesawat Sederhana Kelas V MI Miftahul Ulum Genuk Semarang Tahun Ajaran 2013/2014, Skripsi, (Semarang : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang, 2014), hlm.v.

(56)

42

eksperimen adalah 82,33 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 76,29.41

Dari hasil penelitian tersebut penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan yang sama yaitu metode mind map. Sedangkan perbedaan penelitian yang peneliti lakukan sekarang dengan penelitian-penelitian terdahulu, yakni terletak pada subjek dan objek, serta materi yang peneliti gunakan. Peneliti menggunakan metode Mind Map dengan media gambar pada kelas III di MIN Sumurrejo Semarang dengan materi yang digunakan yaitu jenis-jenis pekerjaan.

C. Kerangka Berfikir

Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini guru harus menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Salah satu upaya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal adalah dengan menggunakan metode mind map dengan media gambar.

Metode mind map dengan media gambar dapat diterapkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di tingkat Madrasah Ibtida’iyyah terutama pada materi jenis-jenis pekerjaan. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil

41

Umadlir Adibah, Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Materi Jenis-jenis Pekerjaan dengan Metode Concept Mapping Siswa Kelas III di MI Miftakhul Akhlaqiyah Semarang Tahun Ajaran 2014/2015, Skripsi, (Semarang : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo

(57)

43 belajar yang maksimal. Penggunaan metode mind map dengan media gambar mendorong siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran yang dipersiapkan oleh guru.

Adapun alur kerangka berfikir dalam pelaksanaan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.15 Alur Kerangka Berfikir Kondisi Awal

Pembelajaran IPS

1. Guru masih menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah dan komunikasi satu arah.

2. Penggunaan media kurang bervariasi

3. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran

4. Hasil belajar IPS siswa masih rendah

Pelaksanaan Pembelajaran

IPS

1. Siswa mempelajari konsep suatu materi dengan bimbingan guru 2. Siswa menentukan ide-ide pokok 3. Siswa membuat atau menyusun

Mind Map (peta pikiran) dengan

Media Gambar

4. Siswa Mempresentasikan hasil didepan kelas

Kondisi Akhir Pembelajaran

(58)

44

D. Rumusan Hipotesis

Setelah peneliti mengadakan telaah yang mendalam tentang landasan teori dari berbagai sumber yang ada, maka untuk menguapayakan agar penelitian lebih terarah dan memberikan tujuan yang tegas, perlu adanya suatu hipotesis. Hipotesis yaitu suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai bukti melalui data yang terkumpul. 42

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Metode Mind Map (Peta Pikiran) dengan media gambar efektif terhadap hasil belajar IPS kelas III semester II materi pokok jenis-jenis pekerjaan di MIN Sumurrejo Semarang Tahun Pelajaran 2016-2017.”

42Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

(59)

45 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap kondisi yang terkendali.1 Rancangan penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group

design yaitu desain eksperimen dengan melihat perbedaan pretest

maupun posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun rancangan penelitian adalah:

Keterangan :

R : Kelompok eksperimen dan kontrol peserta didik O1 : Hasil belajar awal kelompok eksperimen dengan

menggunakan Pretest

O3 ; Hasil belajar awal kelompok kontrol dengan menggunakan Pretest

1Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 107

R

O

1

X

O

2

(60)

46

O2 : Hasil belajar kelompok peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode mind map dengan media gambar.

O4 : Hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah dan diskusi.

X : Treatment. Kelompok atas sebagai kelompok eksperiment diberi treatment, yaitu pembelajaran menggunakan metode mind map dengan media gambar .

B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah semester genap tahun pelajaran 2016/2017 yaitu selama 3 minggu dari tanggal 10 – 30 Januari 2017.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah MIN Sumurrejo Semarang, Jl. Moedal No. 3, Sumurrejo, Gunung Pati, Kota Semarang.

C. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti yang dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.2

2

(61)

47 Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas III MIN Sumurrejo Kota Semarang tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas III A dan kelas III B. Kelas A berjumlah 32 siswa, kelas III B berjumlah 27 siswa. Total keseluruhan populasi adalah 59 siswa.

Peneliti tidak menggunakan sampel dalam penelitian ini, dikarenakan di MIN Sumurrejo Semarang untuk kelas III hanya terdapat dua kelas yaitu kelas III A dan III B dengan jumlah populasi kurang dari 100 (59). Dengan alasan diatas maka penelitian ini disebut dengan penelitian populasi.

D. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.3 Dalam penelitian tersebut terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (Independent) dan variabel terikat (dependent).

1.

Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

3

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 3.

(62)

48

dependen.4 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

(Independent Variable) adalah metode mind map dengan

media gambar. Dengan indikator sebagai berikut:

a. Peserta didik mampu membuat mind map dengan media gambar

b. Peserta didik mampu mempresentasikan hasil mind map dengan media gambar

2.

Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Independent Variable).5 Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah hasil belajar kognitif pada tes mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan kelas III MIN Sumurrejo Kota Semarang tahun pelajaran 2016/2017 dengan indikator hasil belajar kognitif peserta didik materi jenis-jenis pekerjaan setelah dikenai metode mind map dengan media gambar mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.

E. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian yang tersusun sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan

4

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 4. 5 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, hlm. 4.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh Mind Map
Gambar 2.2 Petani
Gambar 2.8 Koki
Gambar 2.15 Alur Kerangka Berfikir Kondisi Awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisa data yang digunakan dalam laporan ini adalah data deskriptif kualitatif, penulis memperoleh data yaitu dengan menggunakan observasi dan wawancara

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar biologi menggunakan strategi pembelajaran Mind Mapping dan media visual gambar pada materi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh pengembangan karir terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi

Dengan adanya aplikasi perpustakaan yang terkomputerisasi ini, diharapkan dapat menambah nilai guna terhadap perpustakaan di SMAN 1 Sakra, terutama bagi petugas perpustakaan

Dalam penulisan mi, metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok pesanan adalah yang diterapkan oleh perusahaan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan metodefiili

Regression Test Result shows that the determinant coefficient value is 0.785 meaning the percentage contribution of variables of career motivation, quality motivation,

Mark up ditambahkan pd biaya variabel  harga transfer yg dihasilkan utk menutup biaya variabel, biaya tetap & sejumlah laba yg disetujui antara unit pengirim & unit

Proses ini akan memicu kesamaan persepsi individu terhadap keadilan dan beberapa individu dalam kelompok kerja akan bersetuju tentang persepsi tersebut sehingga