• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Motivasi Diri Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien Diabetes Mellitus"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT PADA PASIEN DIABETES MELITUS

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

DIMAS ARI ANDHIKA J310 140 129

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

HUBUNGAN MOTIVASI DIRI DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Abstrak

Latar belakang. Diabetes Mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang Diabetes Mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Data diatas menunjukkan bahwa jumlah penyandang Diabetes Mellitus di Indonesia sangat besar. Faktor motivasi dan dukungan keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus. Tujuan. Menjelaskan hubungan motivasi diri dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus berdasarkan kajian terhadap literatur terpilih. Metode. Jurnal dalam penelitian ini menggunakan sumber bereputasi nasional (Sinta 1-4 dari link http://sinta.ristekbrin.go.id/) dan bereputasi internasional (Q1-Q4 dari link https://www.scimagolab.com/) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir kemudian di skrining dengan kriteria inklusi dan ekslusi sehingga didapatkan 5 jurnal yang dipilih dan dianalisa dengan metode critical review. Hasil. Hasil critical review terdapat tiga jurnal yang menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan diet yaitu ada dalam jurnal Bertalina dan Purnama (2016), Isnaini dan Saputra, M., H (2017) dan jurnal Azis and Aminah (2018). Kemudian, terdapat juga tiga jurnal yang menyatakan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet yaitu pada jurnal Bertalina dan Purnama (2016), Albanese dkk., (2020) dan jurnal Pesantes dkk., (2018). Kesimpulan. Ada hubungan anatara motivasi diri dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus.

Kata kunci : Diabetes Mellitus, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Diet, Motivasi Diri

Abstract

Background. Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases whom characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormalities in insulin secretion, insulin action or both. WHO predicts the increase of the number of people with Diabetes Mellitus in Indonesia is from 8.4 million in 2000 to 21.3 million in 2030. The data above shows that the number of people with Diabetes Mellitus in Indonesia are massive. The motivation factor and family support have a major influence on dietary adherence for diabetes mellitus sufferers. Objective. To explain the correlation between self-motivation and family support on Diabetes Mellitus diet compliance based on a review of selected literature. Methodology. The journals in this study had used some sources of national reputation (Sinta 1-4 from the link http://sinta.ristekbrin.go.id/) and had international reputation (Q1-Q4 from the link https://www.scimagolab.com/) in the

(6)

2

period on last 5 years, they were screened with inclusion and exclusion criteria so the 5 journals were selected and analyzed using the critical review method. Results.The results of the critical review were three journals which state that there was a correlation between motivation and dietary compliance, as was found in journals of Bertalina and Purnama (2016), Isnaini and Saputra, M., H (2017) and journals of Azis and Aminah (2018). Then, also the three journals explained the correlation between family support and dietary compliance, as was found in journals of Bertalina and Purnama (2016), Albanese et al., (2020) and journals of Pesantes et al., (2018). Conclusion. There was a correlation between self-motivation and dietary adherence in diabetes mellitus sufferers.

Keywords. Diabetes Mellitus, Diet Compliance, Family Support, Self Motivation

1. PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau dua-duanya (Rudijianto dkk., 2015). Penyakit Diabetes Mellitus berdasarkan penyebabnya terdiri dari dua yaitu, Diabetes Mellitus tipe I merupakan Diabetes Mellitus yang tergantung dengan insulin dan Diabetes Mellitus tipe II yang terjadi karena resistensi hormon insulin atau penurunan jumlah produksi dari hormon insulin (Suyono, 2007).

Jumlah orang penderita Diabetes Mellitus di dunia diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 51% dari tahun 2000 sampai 2030. Diabetes Mellitus telah mencapai jumlah terbanyak di negara berkembang, salah satunya adalah di Indonesia. Prevalensi Diabetes Mellitus tertinggi keempat setelah India, Cina dan Amerika Serikat adalah Negara Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (2018), penyakit PTM (Penyakit Tidak Menular) salah satunya yaitu Diabates Melitus pada penduduk umur ≥15 tahun di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2,6% dari tahun 2013 hingga 2018 (Riset Kesehatan Dasar, 2018).

Ada 4 pilar dalam penatalaksanaan Diabetes Mellitus agar tidak terjadi komplikasi yaitu latihan jasmani, edukasi, terapi gizi medis (diet) dan intervensi farmakologis (Ndraha, 2014). Pasien yang menderita penyakit Diabetes Mellitus diharuskan menjalankan diet Diabetes Mellitus dengan tepat (Buckman dan Cris,

(7)

2010). Peningkatan kadar glukosa darah pada pasien penderita Diabetes Mellitus berpengaruh buruk pada tubuh dan bisa menyebabkan komplikasi (neuropati, nefropati, penyakit kardiovaskuler, retinopati dan komplikasi lain) sehingga, dibutuhkan terapi diet untuk menurunkan terjadinya komplikasi tersebut (Buckman dan Cris, 2010).

Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan kepatuhan diet adalah motivasi, pengetahuan, persepsi, keikutsertaan penyuluhan gizi dan dukungan keluarga (Lestari, 2012). Pasien yang memiliki motivasi yang tinggi berpeluang tujuh kali untuk mematuhi diet dibandingkan pasien dengan motivasi yang rendah (Sugandi dan Bayhakki, 2018). Motivasi diri yang baik, akan membuat individu memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu melakukan tugas atau tindakan tertentu (Lestari, 2012).

Penelitian terdahulu oleh Indarwati dkk., (2012) menyatakan bahwasanya ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kepatuhan diet Diabetes Mellitus pada pasien Diabetes Mellitus di Desa Tangkil wilayah kerja Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten Pekalongan 2012. Faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan menjalan diet adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga bisa mempengaruhi terhadap ketepatan jenis makanan, ketepatan jumlah asupan energi dan ketepatan dalam jadwal makan (Budhisusetyo dan Widiyaningsih, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Ismansyah dan Ernawati (2014), menyatakan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Sempaja Samarinda.

Penelitian dengan metode critical review ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan hubungan antara motivasi diri dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus.

2. METODE

Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian critical review untuk mengetahui hubungan motivasi diri pasien dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus.

(8)

4 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal yang penulis review pada penelitian ini adalah jurnal yang berasal dari sumber database bereputasi nasional (Sinta 1-4 dari link http://sinta.ristekbrin.go.id/) dan bereputasi internasional (Q1-Q4 dari link https://www.scimagolab.com/) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Jurnal pertama dari Bertalina dan Purnama (2016) yang berjudul “Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus" mempunyai indeks Sinta 3 penerbit Jurnal Kesehatan.

Jurnal kedua dari Isnaini dan Saputra, M, H (2017) yang berjudul “Pengetahuan Dan Motivasi Meningkatkan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe II mempunyai indeks sinta mempunyai indeks Sinta 2 penerbit MEDISAINS : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan.

Jurnal ketiga dari Azis dan Aminah (2018) yang berjudul “Pengetahuan, Motivasi Dan Kepatuhan Diet Pasien DM Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu Kendal mempunyai indeks Sinta 4 penerbit Jurnal Smart Keperawatan.

Jurnal keempat dari Pesantes dkk., (2018) yang berjudul “Family Support and Diabetes:Patient’s Experiences From a Public Hospital in Peru “ mempunyai indeks Q1 penerbit Qualitative Health Research.

Jurnal kelima dari Albanese dkk., (2020) yang berjudul “The Role Of Spousal Support For Dietary Adherence Among Type 2 Diabetes Patients: a narrative review “ mempunyai indeks Q2 penerbit Social Work In Health Care. 3.1. Hubungan Motivasi Diri Dengan Kepatuhan Diit

Tiga jurnal yang membahas mengenai hubungan motivasi diri dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus yaitu jurnal dari Bertalina dan Purnama (2016), Isnaini dan Saputra (2017) dan jurnal dari Azis dan Aminah (2018) menunjukkan ada hubungan antara motivasi diri dengan kepatuhan diet. Penelitian yang dilakukan oleh Bertalina dan Purnama (2016) menunjukkan subjek penelitian yang patuh terhadap diet sebanyak 16,7% mempunyai motivasi yang kurang baik dan

(9)

83,3% mempunyai motivasi yang baik. Hasil menunjukkan yang memiliki presentase motivasi diri yang rendah dikarenakan kurangnya kepercayaan pada diri sendiri serta merasa kesulitan dalam menjalankan diet yang dianjurkan oleh ahli gizi.. Hasil uji chi square yaitu nilai p-value<0,05 (ada hubungan signifikan). Hasil penelitian dari Bertalina dan Purnama (2016) menyimpulkan bahwa motivasi pasien merupakan salah satu hal yang mempengaruhi pasien Diabetes Mellitus terhadap kepatuhan dalam menjalani diet Diabetes Mellitus. Hasil dari wawancara yang dilakukan, responden dengan motivasi yang tinggi serta patuh terhadap diet (83,3%) menyatakan bahwa mereka percaya bahwa dengan menjalani diet tubuh mereka akan merasa lebih baik karena gula darah terus terkontrol sedangkan, responden dengan motivasi yang kurang serta tidak patuh dalam menjalani diet (77,8%) menyatakan bahwa mereka telah lama menderita Diabetes Mellitus sehingga merasa bosan dengan diet yang dianjurkan sehingga motivasi dalam menjalani diet menurun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gustina dkk., (2014) mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diet Diabetes Mellitus pada pasien DM dengan sampel sejumlah 70 orang yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara motivasi pasien dengan kepatuhan diet. Pasien yang memiliki keinginan (motivasi) yang kuat untuk sembuh akan menjadi pendorong bagi individu untuk mengikuti seluruh anjuran dalam proses pengobatan dan penatalaksanaan penyakit tersebut (Yulia, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Isnaini dan Saputra (2017) subjek penelitian dengan motivasi tinggi sebagian besar memiliki kepatuhan diit yang patuh sebanyak (86,4%) dan subjek penelitian dengan motivasi rendah sebagian besar memiliki kepatuhan diit yang tidak patuh sebanyak (88,9%). Kepatuhan responden terhadap pola diet berdasarkan hasil penelitian ini didukung oleh keinginan responden untuk tetap terjaga kondisi kesehatannya meskipun memiliki sebuah keluhan. Hasil uji chi-square pada penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap tingkat kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus dengan nilai p-value <0,05 sehingga, dapat dikatan bahwa penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bertalina dan Purnama (2016). Sesuai dengan penelitian Oftedal (2011), ketika seseorang termotivasi dengan

(10)

6

adanya Rangsangan dari stimulus (dukungan keluarga, lingkungan, sosial) akan membentuk suatu ekspektasi (harapan) yang mempengaruhi respon (motivasi) sehingga menghasilkan sikap/perilaku (kepatuhan dalam diet) yang akan bertahan lama atau bersifat continue.

Penelitian yang dilakukan oleh Azis dan Aminah (2018) subjek penelitian yang patuh terhadap diet dengan motivasi yang baik sebesar (50%). Banyaknya responden yang memiliki motivasi baik dan patuh dalam menjalankan diet karena mereka tahu konsekuensi akibat ketidakpatuhan tersebut dapat membuat gula darah meraka tidak stabil, menyulitkan penyembuhan dan meningkatkan resiko komplikasi sehingga adanya keinginan untuk terhindar dari hal-hal negatif tersebut menyebabkan mereka patuh dalam menjalankan diet Diabetes Mellitus. Hasil penghitungan menggunakan pearson product moment didapatkan r-value 0,819 dengan p-value <0,05, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kepatuhan diet pada pasien Diabates Melitus. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bertalina dan Purnama (2016) dan Isnaini dan Saputra (2017). Individu yang memiliki motivasi diri yang baik akan memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu untuk melakukan tugas atau tindakan tertentu. Individu yang bertindak berdasarkan motivasi diri (intrinsik) akan lebih bertahan dibandingkan dengan individu yang berprilaku berdasarkan motivasi dari luar diri (ekstrinsik) (Lestari, 2012).

3.2. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit

Tiga jurnal yang membahas mengenai hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus yaitu jurnal dari Bertalina dan Purnama (2016), Albanese dkk., (2020) dan jurnal dari Pesantes dkk., (2018). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bertalina dan Purnama (2016) subjek penelitian yang patuh terhadap diet sebanyak 60% mendaoatkan dukungan keluarga yang baik, sedangkan responden yang mendapatkan dukungan keluarga kurang tidak ada yang patuh terhadap diet. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus (p-value <0,05). Berdasarkan penelitian ini, dikatakan bahwa peran keluarga sangat penting

(11)

dalam pengaturan diet pada penderita Diabetes Mellitus. Dukungan keluarga berfungsi untuk mengawasi dan mendukung dalam menjalankan diet yang dianjurkan serta tidak melanggar diet yang diberikan. Menurut Diana dkk., (2016) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan diet salah satunya yaitu tidak adanya dukungan keluarga yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Yulia (2015) mengatakan bahwa dukungan keluarga merupakan faktor yang dominan dalam menjalankan kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus.

Penelitian yang dilakukan oleh Albanese dkk., (2020) melakukan sebuah penelitian dengan metode Narrative Review. Tujuan dalam studi penelitian ini mempunyai tiga pembahasan pokok yaitu, fungsi peran gender dan dinamika pasangan dalam hubungan dukungan pasangan terhadap kepatuhan diet, peran ras dan etnis dalam hubungan dukungan pasangan pada kepatuhan diet, dan intervensi yang secara khusus menargetkan dukungan pasangan. Penelitian Albanese dkk., (2020) mengatakan bahwa jenis kelamin dari seseorang bisa mempengaruhi kepatuhan diet. Seseorang laki-laki yang sudah berkeluarga secara spesifik menyebut pasangan mereka sebagai sumber utama dukungan untuk kepatuhan dalam manajemen Diabetes Mellitus, berbeda dengan seorang perempuan, dukungan untuk kepatuhan manajemen Diabetes Mellitus mereka tidak harus dari pasangan laki-laki mereka, namun bisa dari orang lain baik itu laki-laki ataupun perempuan dari kerabat keluarga ataupun lingkungan kerja (Mathew et al., 2012). Salah satu studi baru-baru ini dengan melakukan wawancara pada pasien Diabetes Mellitus menemukan bahwa sebagian besar seorang laki-laki mengandalkan dukungan orang lain seperti pasangan mereka dalam mengatur pola makan mereka (Weaver dkk., 2014). Penelitian ini menjelaskan bagaimana dinamika pasangan dalam memberikan dukungan yang positif seperti beberapa pasangan memberikan motivasi untuk membantu pengelolaan diet dan dalam banyak kasus, mereka berhasil melakukannya (Stodberg, Sunvisson, & Ahlstrom, 2007).. Penelitian Albanese dkk., (2020) menjelaskan bagaimana ras dan etnis juga bisa mempengaruhi dukungan pasangan dalam melakukan diet. Salah satu etnis yaitu, orang Asia Timur peran perempuan sangat begitu penting baik dalam hal pengelolaan makanan dan bahkan dalam mengasuh keluarga (Song dkk., 2012).

(12)

8

Etnis Orang Afrika-Amerika dalam salah satu studi, seseorang yang sudah menikah mengatakan lebih banyak mendapatkan dukungan positif dan lebih banyak memberikan manfaat dengan dukungan mereka dibandingkan dengan teman sebaya yang belum menikah dalam hal mengatur pola makan yang sehat (Tang TS dkk., 2008).

Penelitian yang dilakukan oleh Pesantes dkk., (2018) dengan menggunakan metode wawancara kepada pasien menjelaskan bagaimana cara anggota keluarga berpartisipasi dalam manajemen Diababetes Melitus dan bagaimana mereka mempunyai peran seperti memberikan dukungan, mengontrol, atau bahkan bisa juga memberi dampak yang tidak mendukung manajemen diet. Perilaku suportif yang dilakukan oleh keluarga adalah pemberian dukungan emosional, seperti memberikan rasa empati, mampu mengurangi tekanan terhadap penyakit yang sedang diderita dan penyediaan dukungan instrumental seperti membayar obat-obatan serta membantu peserta menerapkan insulin. Beberapa peserta juga mengatakan kerabat mereka yang acuh tak acuh terhadap kebutuhan mereka dan sering menawarkan mereka makanan tidak sehat. Alhasil, beberapa peserta menghindari hadir di acara sosial keluarga, di mana makanan terlarang akan disajikan. Penelitan ini menyimpulkan bahwa Individu dengan kondisi Diabetes Mellitus yang kronis menerima dukungan dalam mengelola kondisi tersebut terutama dari anggota keluarga seperti pasangan dan anak-anak. Bentuk bantuan bisa bermacam-macam seperti dukungan dalam hal manajemen diri Diabetes Mellitus hingga sosial kontrol sebagai bentuk dalam membatasi tindakan pasien yang bertentangan dengan saran dokter. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Albanese dkk., 2020).

Hasil penelitian dari tiga jurnal diatas menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus. Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap faktor psikologis yang stabil dan penurunan fungsi tubuh, sehingga keluarga menjadi semakin kahawatir terhadap kesehatan penderita, oleh karena itu keluarga merasa perlu untuk memberikan dukungan positif terhadap anggota (Yulia, 2015). Menurut Purba dkk., (2010) kepatuhan jadwal makan dengan karakteristik jadwal makan yang sama dengan

(13)

anjuran ahli gizi sebelum diberikan edukasi oleh ahli gizi dipengaruhi oleh dukungan keluarga.

4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Motivasi diri dan dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepatuhan diet. Seseorang yang mempunyai motivasi diri dan dukungan keluarga yang tinggi atau baik, lebih patuh terhadap diet dari pada seseorang yang memiliki motivasi dan dukungan keluarga yang rendah. Ada hubungan antara motivasi diri dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus.

4.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam menjalankan pengendalian kepatuhan diet pada pasien Diabetes Melitus . Serta penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan memasukkan beberapa variabel lain menjadi variabel perantara di dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Albanese, A. M., Huffman, J. C., Celano, C. M., Malloy, M., Wexler, D. J., Freedman, M. E., Rachel, A., & Ph, D. (2020). The role of spousal support for dietary adherence among type 2 diabetes patients: a narrative review. Social Work in Health Care, 58(3), 1–17. https://doi.org/10.1080/00981389.2018.1563846. Azis, A., & Aminah, S. (2018). Pengetahuan, Motivasi Dan Kepatuhan Diet Pasien DM Tipe II Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu Kendal. Jurnal Smart Keperawatan, 5(1), 72–79.

Bertalina, B., & Purnama, P. (2016). Hubungan Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi Pasien Dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2), 329. https://doi.org/10.26630/jk.v7i2.211

Buckman, R., & Cris, M. (2010). Apa Yang Seharusnya Anda Ketahui Tentang Hidup Dan Diabetes. PT Aji Cipta Parama.

Budhisusetyo, P. Y., & Widiyaningsih, E. N. (2009). Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit Pada Pasien Diabetes Meliltus Tipe 2 Rawat Jalan di RSUD dr. Soedirman Mangun Sumarso Soedirman. Skripsi.Universitas Muhammadiyah Surakarta.

(14)

10

Diana, D., Nugroho, H., & Hadisaputro, S. (2016). Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kegagalan Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien yang Berobat di PT. Askes Cabang Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 2(1), 1. https://doi.org/10.14710/jekk.v2i1.3965

Gustina, Suratun, & Heryati. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Pada Pasien DM. Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III, 2(3), 97–107.

Indarwati, D., Riskiana, Rusmariana, A., & Hartanti, R. D. (2012). Hubungan Motivasi Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Pada Pasien Diabetes. Jurnal Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan, 1–9.

Ismansyah, & Ernawati, R. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Melitus Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II. Jurnal Husada Mahakam, 3(8), 389–442.

Isnaini, N., & Saputra, M, H, A. (2017). Pengetahuan dan motivasi meningkatkan kepatuhan diet pasien diabetes mellitus tipe 2. Medisains : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Kesehatan, 15(3), 136–141.

Lestari, T. S. (2012). Hubungan Psikososial Dan Penyuluhan Gizi Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Di Rsup Fatmawati Tahun 2012. In Hubungan Psikososial dan Penyuluhan Gizi Dengan Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus. Skripsi. Universitas Indonesia.

Mathew, R., Gucciardi, E., De Melo, M., & Barata, P. (2012). Self-management experiences among men and women with type 2 diabetes mellitus: A qualitative analysis. BMC Family Practice, 13. https://doi.org/10.1186/1471-2296-13-122 Ndraha, S. (2014). Diabetes Melitus Tipe 2 Dan Tatalaksana Terkini. Medicinus, 27(2), 9–16.

Oftedal, B. F. (2011). Motivation for self-management among adults with type 2 diabetes. Thesis. Faculty of Social Sciences University of Stavanger. http://brage.bibsys.no/xmlui/handle/11250/184267

Pesantes, M. A., Del Valle, A., Diez-Canseco, F., Bernabé-Ortiz, A., Portocarrero, J., Trujillo, A., Cornejo, P., Manrique, K., & Miranda, J. J. (2018). Family Support and Diabetes: Patient’s Experiences From a Public Hospital in Peru. Qualitative Health Research, 28(12), 1871–1882. https://doi.org/10.1177/1049732318784906 Purba, M. B., Rahayu, E. S., & Sinorita, H. (2010). Dukungan keluarga dan jadwal makan sebelum edukasi berhubungan dengan kepatuhan jadwal makan pasien diabetes melitus (DM) tipe 2 rawat jalan yang mendapat konseling gizi di RSUD

(15)

Kota Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 7(2), 74. https://doi.org/10.22146/ijcn.17739

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.

Rudijianto, A., Yuwono, A., Shahab, A., Manaf, A., Promono, B., Lindart, D., Purnamasari, D., Sanusi, H., Zufry, H., Novida, H., Suastika, K., W Sucipto, K., Sasiarini, L., Pande Dwipayana, M., Ratna Saraswati, M., Nathalia Soetedjo, N., Soewondo, P., Sugiarto, Adi Soelistijo, S., & Asri Langi, Y. (2015). Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia 2015. In Perkeni (Pertama). PB PERKENI.

Shayna L. Henry, M., USAKaren S. Rook, P., USAMary Ann Parris Stephens, P., & USAMelissa M. Franks, P. (2016). Spousal Undermining of Older Diabetic Patients’ Disease Management. Physiology & Behavior, 176(1), 139–148. https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2017.03.040

Song, Y., Song, H. J., Han, H. ra, Park, S. Y., Nam, S., & Kim, M. T. (2012). Unmet Needs for Social Support and Effects on Diabetes Self-care Activities in Korean Americans With Type 2 Diabetes. The Diabetes Educator, 38(1), 77–85. https://doi.org/10.1177/0145721711432456

Sugandi, A., N, Y. H., & Bayhakki. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Diet Diabetes pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Keperawatan Universitas Riau, 143–152.

Suyono, S. (2007). Kecendrungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI.

Tang TS, Brown MB, Funnell MM, A. R. (2008). Social support, quality of life, and self-care behaviors amongAfrican Americans with type 2 diabetes. Diabetes Educ, 266–276. https://doi.org/10.1177/0145721708315680

Weaver, R., Lemonde, M., & Goodman, W. M. (2014). Health Capabilities And Diabetes Self-Management: The impact of economic, social, and cultural resources. Social Science Dan Medicine, 58–68.

Yulia, S. (2015). Kepatuhan Dalam Menjalankan Diet Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 (Vol. 2). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti bahwa demokrasi tidak serta merta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi sebaliknya, demokrasi dapat menyengsarakan rakyat, oleh kareena

fidusia seluruh Indonesia dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak lagi menerima permohonan pendaftaran jaminan fidusia secara manual, tapi tetap turut

Harjanto Prabowo, selaku Dosen Pembimbing Manajemen yang telah memberikan banyak bimbingan, nasehat dan masukan–masukan baru yang sangat banyak membantu

Tujuan umum: memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan dengan masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).. Pembahasan:

Uji kaji proses pemesinan kisar ke atas benda-kerja bahan komposit plastik bertetulang serabut kenaf ekaarah dan tenunan dilakukan bagi melihat pembandingan faktor pelekangan

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, muhadatsah merupakan salah satu cara agar siswa mampu bercakap-cakap (berbicara) sehari-hari dengan menggunakan Bahasa Arab.. Untuk

bahwa dalam rangka mewujudkan akuntabilitas penatausahaan keuangan dalam penanggulangan bencana alam/non alam/sosial di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kendal, maka

Peraturan Daerah Nomor 12Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Polewali Mandar (Lembaran Daerah Kabupaten Polewali Mandar Tahun