• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah audit SURVEI PENDAHULUAN DAN PROGRAM AUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "makalah audit SURVEI PENDAHULUAN DAN PROGRAM AUDIT "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kompleksitas operasi yang terdapat pada perusahaan saat ini mungkin sulit dan membuat frustasi untuk dipelajari. Banyak auditor sangat berharap dapat mengetahui kerumitan operasi yang diaudit pada saat audit mulai dilakukan, sebagaimana yang kemudian mereka ketahui pada saat audit telah selesai. Survey pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit.

Walaupun survei pendahuluan dapat menjadi sarana yang baik untuk menganalisis karyawan dan sistem,namun bisa juga sebuah “pencarian yang tak beraturan”.Auditor internal harus memastikan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survei pendahuluan bisa produktif. Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Jadi, keberhasilan atau kegagalan audit bisa jadi sangat tergantung pada survei. Jika survey pendahuluan direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, maka survei tersebut akan menjadi lebih dari sekedar cara untuk mendapatkan pemahaman yang efektif; melainkan juga menjadi penentu keberhasilan audit.Audit internal sebaiknaya melakukan survei dalam tujuh langkah dasar : melakukan studi awal,mendokumentasikan,bertemu klien,mendapatkan informasi,mengamati,membuat bagan alir,dan melaporkan.

Tak hanya survei pendahuluan, program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan.Dalam survei pendahuluan,auditor internal mengindentifikasi tujuan operasi,risiko,kondisi – kondisi operasi, dan kontrol yang diterapkan. Dalam pekerjaan lapangan merekan mengumpulkan bahan bukti tentang efektivitas sistem kontrol,efisiensi operasi, pencapaian tujuan dan dampak risiko terhadap perusahaan.

Latar Belakang Masalah di atas , maka penulis ini memberi makalah berjudul “Survei Pendahuluan Dan Program Audit”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah untuk menyusun makalah ini adalah sebagai berikut :

(3)

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini sebagai bahan untuk menerangkan ataupun menjelaskan antara lain yaitu :

1. Untuk memenuhi tugas Audit Internal .

2. Untuk mengetahui Survei Pendahuluan Dan Program Audit pada Audit Internal.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat dari makalah ini adalah pembaca maupun penulis akan lebih mengerti tentang Survei Pendahuluan Dan Program Audit pada Audit Internal.

(4)

2.1 Survei Pendahuluan

2.1.1 Pengertian Survei Pendahuluan .

Survei pendahuluan merupakan sarana penting untuk membuat auditor lebih memahami tujuan, proses, risiko, dan kontrol yang terkait dengan audit. Secara sederhana survei pendahuluan dapat dipahami sebagai suatu proses/kegiatan untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan verifikasi secara terperinci, tentang kegiatan yang akan di audit.

2.1.2 Langkah Dasar Survei Pendahuluan.

Dalam melakukan sesuatu proses kerja pasti ada cara atau langkah-langkah dalam menyelesaikannya. Begitu pula dengan survei pendahuluan memiliki langkah-langkah yang mana langkah-langkah dasar yaitu :

1. Melakukan Studi Awal

Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan audit, bagan organisasi dan dokumen lain yang akan membantu untuk lebih memahami subjek audit. Studi awal dilakukan dikantor pusat, meskipun banyak auditor internal saat ini dapat mengakses informasi secara elektronik dari lokasi yang jauh. Kertas kerja penugasan sebelumya dapat menunjukkan pendekatan yang dilakukan auditor lain atas penugas tersebut, meskipun pendekatan ini mungkin tidak lagi layak atau tidak diinginkan untuk di audit tahun ini.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila audit yang dilakukan oleh internal auditor merupakan penugasan rutin/audit berulang (repeat audit):

a. Mempelajari dokumen permanen (permanent file) berisi:

Salinan /copy laporan audit (audit report) terdahulu beserta jawabannya.

Informasi relevan lainnya tentang aktivitas yang diaudit.

b. Tujuannya untuk mengetahui masalah-masalah yang ditemukan pada audit sebelumnya serta langkah perbaikan (tindak lanjut) yang telah diambil.

c. Penelaahan literatur tentang subyek merupakan hal yang penting (penugasan rutin/penugasan baru) sebagai referensi untuk mengetahui perkembangan terbaru tentang teori & praktik, misalnya: jurnal profesi, text book dll).

d. Penelaahan atas bagan organisasi, termasuk pernyataan tanggung jawab dan kewenangan.

2. Pendokumentasian (documenting).

(5)

membuat kuesioner yang akan digunakan dalam wawacara dan diskusi dengan manjer klien dan yang lainnya.Dokumentasi berupa kuesioner penting untuk bahan wawancara / diskusi.

Daftar pengingat (reminder list).

Catatan atas langkah-langkah awal yang harus dilakukan auditor mulai dari perencanaan, pekerjaan lapangan sampai penyelesaian,sehingga memudahkan pekerjaan.Daftar pengingat membantu auditor mengorganisasikan kertas kerja mereka dan membuat tahap audit selanjutnya lebih sederhana untuk dikerjakan.

Daftar isi (table of contents).

Sebelum auditor mulai melakukan instruksi-instruksi yang terdapat pada daftar,sebaiknya siapkan dulu daftar is dibagian pertama kertas kerja.Langkah ini dilakukan sebelum tahap perencanaan audit.Daftar isi akan memaksa auditor untuk mendaftarkan masalah-masalah tertentu yang harus ditangani seiring dengan kemajuan penugasan dan membuat acuan kerja.

Pengurangan biaya (cost reduction).

Pengurangan biaya secara langsung memengaruhi laba perusahaan.Pada umumnya manajemen mengharapkan penugasan audit internal menghasilkan pengurangan biaya,maupun peningkatan operasi.

Catatan kesan (record of impression).

Catatan kesan tidak dibuat untuk diberikan kepada manajemen.Fungsinya adalah sebagai daftar pengingat bagi auditor ketika mereka sedang melakukan pembicaraan rahasia dengan manajer senior.Kesan yang perlu dicatat antara lain : moral karyawan, kebiasaan kerja, organisasi & penugasan staf, supervise, hubungan dengan organisasi lain & daerah kerja.

Kuesioner (questionaires).

Kuesioner formal maupun informal.Bentuk kuesioner dengan susunan pertanyaan pada sisi kiri halaman dan jawaban di sisi kanan merupakan bentuk yang berguna dan bisa menjadi catatan agenda pertemuan.Halaman tersebut kemudian dapat disisipkan dikertas kerja tanpa harus disalin ulang.

3. Pertemuan dengan klien

(6)

keahlian dalam teknik wawancara dan komunikasi efektif.Kesuksesan atau kegagalan suatu wawancara sangat ditentukan oleh 6 (enam) langkah sebagai berikut : Persiapan, Penjadwalan, Pembukaan, Pelaksanaan,Penutupan dan Pen-catatan.

4. Mengumpulkan Bahan Bukti/mendapatkan informasi

Informasi penting dapat diklasifikasikan berdasarkan empat fungsi dasar manajemen, yaitu:

a. Perencanaan (planning).

Tentukan tujuan aktivitas atau organisasi,baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Dapatkan salinan kebijakan,arahan,dan prosedur.

Dapatkan salinan anggaran.

Tentukan proyek atau studi khusus yang tengah berlangsung.

Tentukan apakah rencana untuk masa datang telah dibuat.

Tanyakan jika ada ide-ide perbaikan yang belum direalisasikan.

Tentukan cara menetapkan sasaran dan siapa yang menetapkan atau yang membantu menetapkannya.

b. Pengorganisasian (organizing).

Dapatkan salinan bagan organisasi.

Dapatkan salinan deskripsi jabatan.

Tanyakan hubungan dengan organisasi lain.

Telaah tata letak fisik,catatan peralatan,serta lokasi dan kondisi aktiva.

Tentukan perubahan-perubahan organisasional apa yang dilakukan akhir-akhir ini atau sejak audit terakhir.

Dapatkan informasi mengenai otoritas yang didelegasikan dan tanggung jawab yang di emban.

Dapatkan informasi mengenai lokasi,sifat,dan ukuran kantor cabang.

c. Pengarahan (actuating).

Dapatkan salinan instruksi operasional bagi karyawan.

Tanyakan kepada karyawan apakan instruksi sudah cukup jelas dan bisa dipahami.

(7)

Tentukan apakah kewenangan sama dengan tanggung jawab.

Pada badan-badan pemerintah, tentukan masalah-masalah penting yang akan menarik minat legislatif atau publik.

Idetifikasikan hambatan-hambatan bagi kemampuan organisasi untuk melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.

d. Pengawasan (controlling).

Dapatkan salinan standar dan pedoman kerja tertulis.

Telaah sistem dan alur kerja.

Telaah data finansial historis,kenali trennya.

Telaah laporan operasi finansial.

Indentifikasi aktivitas atau prosedur khusus yang akan digambarkan dengan bagan alir.

5. Pengamatan

Proses Pengamatan pada pengumpulan bahan bukti memiliki manfaat :

Menentukan tujuan, sasaran dan standar.Audit berorientasi manajemen yang efektif (effective management oriented audit).

Menilai pengendalian untuk mencapai tujuan.

Mengevaluasi risiko. Practice advisory 2210.A1-1 dan Standar 2210.A.1.

Menentukan pengendalian untuk memiminimalkan risiko.

Membuat penentuan risiko (risk assesment) secara statistik.

Menilai gaya manajemen (management style) terkait aspek perilaku manusia.

Pengamatan Fisik

Pengamatan fisik dapat dilakukan melalui berkeliling fasilitas perusahaan (termasuk pabrik/ plant) untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai lokasi, kondisi dan tata letak (layout). Selain itu berupa penelusuran dan penelaahan beberapa aktivitas dari awal sampai akhir untuk menyiapkan bagan alir (flowchart).

6. Pembuatan Bagan Alir.

Flowchart menjelaskan suatu proses. Flowchart sebaiknya distandarisasi (berupa simbol-simbol). Tidak semua flowchart harus rinci, formal dan ekstensif.

7. Pelaporan.

(8)

kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan fase pelaporan audit.

Pemilihan Informasi

Obtaining Information

a. Survey pendahuluan yang dilakukan dengan baik oleh internal auditor akan menghasilkan informasi yang bermanfaat.

Anggaran Survey (Budgeting The Survey).

a. Tidak ada standar untuk anggaran survey pendahuluan.

b. Berdasarkan hasil survey dari praktek, estimasi yang wajar sekitar1 0%-20% dari anggaran untuk audit.

2.2 Program Audit.

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Program Audit Internal

Pengertaian Program Program audit internal merupakan pendoman bagi auditor dan merupakan satu kesatuan dengan supervisi audit audit dalam pengambilan langkah-langkah audit tertentu. Langkah – Langkah audit dirancang untuk : (1) Mengumpulkan bahan bukti audit.(2) Untuk memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapan mengenai efisiensi, keekonomisan, dan efektifitas aktifitas yang akan di priksa.Program tersebut berisi arahan – arahan pemeriksaan dan evaluasi informasi yan di butuhkan untuk memenuhi tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.

Program audit di rancang untuk menjadi pedoman bagi auditor mengenai :

Apa yang akan di lakukan.

Kapan akan di lakukan.

Bagaimana melakukannya.

Siapa yang akan melakukannya.

Berapa lama waktu yang di butuhkan

Program audit merupakan alat yang menghubungkan survey pendahuluan dengan pekerjaan. Dalam survey pendahuluan , auditor internal mengidentifikasi tujuan operasi , resiko , kondisi – kondisi operasi dan control yang diterapkan. Dalam pekerjaan lapangan mereka mengumpulkan bahan bukti tentang efektifitas system control , efisiensi operasi , pencapaian tujuan dan dampak perusahaan.

2.2.2 Manfaat Program Audit Internal.

Program audit yang di susun dengan baik bisa memberikan banyak manfaat seperti :

Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit y, yang merupakan suatu rencana yang dapat di komunikasikan baik kepada supervisor maupun kepada staff.

Menjadi dasar penugasan auditor.

(9)

Memungkinkan supervisor audit dan manager membandngkan apayang di kerjakan dengan apa yang di rencanakan.

Membantu melatih staf – staf yang belu berpengalaman dalam tahap – tahap pelaksanaan audit.

Memberi ringkasan catatan pekerjaan yang di lakukan.

Membantu auditor pada audit sebelumnya untuk mengenal lebih dekat jenis yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan.

Mengurangi waktu supervise langsung yang di butuhkan.

Menjadi titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya audit yang telah dilakukan

2.2.3 Kapan sebaiknya menyiapkan program audit.

a. Program audit dilakukan setelah selesai survei pandahuluan. b. Semua program audit dianggap tentatif sampai audit diselesaikan. c. Semua perubahan draft program audit memerlukan pengesahan.

d. Program proforma biasa digunakan pada audit berulang (repeat audit ) atas aktivitas / operasi yang sama.

e. Program proforma perlu dilakuan uji coba sehingga apabila ditemukan kekurangan sejak awal bisa dilakukan perbaikan sebelum program tersebut digunakan secara lebih luas.

2.2.4 Tanggung Jawab Audit

Tanggung jawab audit :

1. Tanggung jawab auditor internal untuk merencanakan penugasan audit. 2. Perencanaan harus didokumentasikan dan mencakup :

a. penetapan tujuan audit dan lingkup pekerjaan.

b. perolehan latar belakang informasi tentang aktivitas yang diaudit. c. penentuan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan audit.

d. komunikasi dengan orang-orang yang perlu mengetahui audit yang akan dilakukan. e. pelaksanaan jika layak survei lapangan untuk mengenal lebih dekat aktivitas dan kontrol

yang akan diaudit. f. penulisan program audit.

g. penetuan bagaimana kapan dan kepada hasil audit dikomunikasikan. h. perolehan penegasan rencana kerja audit.

2.2.5 Ruang Lingkup Audit

Lingkup audit

Program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit, yaitu menjelaskan apa yang tercakup dalam audit dan tidak. Tujuan audit seharusnya dapat menuntun lingkup pekerjaan audit.

Menurut Standar Auditor Internal yang professional bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi efektivitas system control internal organisasi dan kualitas kinerja dalam pelaksanaan tanggung jawab yang diemban.

(10)

1. keandalan dan integritas informasi.

2. ketaatan dengan kebijakan rencana, prosedur, hukum dan regulasi. 3. pengamanan aset.

4. penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.

5. pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan untuk operasi dan program

2.2.6 Konsep ekonomis, efisiensi dan efektivitas (3E)

Mendefenisikan ekonomis, efisiensi dan efektivitas (3E)

Istilah-istilah ekonomis, efisiensi, dan efektivitas sering digunakan bergantian, meskipun ter tipis pada istilah-istilah tersebut.

a. Ekonomis (economy)

Ekonomis sering digunakan untuk mengartikan penghematan; tetapi sebenarnya lebih dari itu. Implikasi utamanya adalah adanya "manajemen yang berhati-hati" atau "gunakan hingga mendapatkan keuntungan terbaik tanpa ada sisa"—makna yang juga bisa diterapkan untuk efisiensi.

Istilah tersebut lebih luas diterapkan dibandingkan istilah berhemat, yang

hanya mengacu pada seseorang atau pengeluarannya. Sebagai contoh: Angkatan Laut adalah

angkatan yang paling mudah melakukan mobilisasi sehingga menjadi bentuk yang paling

ekonomis pada angkatan militer. Dalam istilah ekonomis bisa lebih tepat diganti dengan kata

efisien tanpa melanggar maknanya.

b. Efisiensi (Efficiency)

Efesiensi berarti meminimalkan kerugian atau penghamburan tenaga ketika

memberikan dampak, rnenghasilkan, atau memfungsikan. Bila mengacu ke seseorang, istilah efisien berarti menggunakan keahlian, tahan menderita, dan tetap waspada; kadang kala menjadi sinonim dengan istilah cakap dan kompeten. Dalam beberapa kasus istilah efisien (efficient) dapat diterapkan ke orang atau operasi yang kompeten dan cakap memproduksi basil yang diinginkan dengan upaya minimum.

c. Efektivitas (effectiveness)

Efektivitas menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu. Sesuatu bisa jadi efektif tetapi tidak efisien atau ekonomis. Program untuk membuat system menjadi lebih efisien atau ekonomis juga bisa menjadi lebih efektif.

Karena program audit biasanya melibatkan ketiga konsep tersebut, auditor internal harus memiliki definisi perbedaan ketiganya di pikiran mereka ketika membuat program audit.

(11)

memeriksa setiap aktivitas yang dilakukan. Tetapi program yang efektif dan ekonomis memfokuskan pada hal-hal yang menarik perhatian.

Disaat yang sama, auditor internal harus menaati tanggung jawab profesional mereka dalam memutuskan apa yang akan diaudit dan yang tidak. Auditor internal tidak bisa dibebankan tanggung jawab untuk mencegah kekurangan, pelanggaran, atau kesalahan. Hal ini merupakan tanggung jawab manajemen. Auditor internal bertanggung jawab untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang memungkinkan atau mendorong terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika terjadi kecurangan atau pelanggaran, auditor internal hanya memiliki satu alasan: metode dan prosedur mereka sudah dilakukan dengan profesional dan telah dipertimbangkan untuk mengidentifikasi dan mengetahui risiko-risiko perusahaan. Dan inilah salah satu fungsi program audit internal yang profesional: untuk menunjukkan bahwa program tersebut efektif hanya menekannkan pada hal-hal yang signifikan; dan untuk memberikan bukti bahwa risiko dan kontrol yang signifikan telah diidentifikasi dan di evaluasi.

Beberapa contoh akan membantu menjelaskan pendekatan ini dangan lebih jelas disertai uraian tertulis. Mari kita lihat bagaimana pendekatan analitis untuk tujuan, risiko, kontrol diterapkan ke fungsi-fungsi pembelian dan pemasaran.

a. Program audit Pembelian.

Tujuan-tujuan manajemen operasi pembelian yang paling umum berlaku adalah mendapatkan barang atau jasa yang tepat:

Dengan harga yang tepat.

Dengan waktu yang tepat.

Dengan kuantitas yang tepat.

Dari pemasok yang tepat

Risiko-risiko administratif yang bisa ditemukan dalam survey pendahuluan adalah:

Bagan organisasi departemen pembelian tidak disiapkan. (bisa mengakibatkan kebingungan dalam hal siapa yang bertanggung jawab untuk membeli barang atau jasa tertentu).

Kurangnya arahan yang mencakup wewenang dan tanggung jawab departemen pembelian. (organisasi-organisasi lainnya[unit-unit lini] bisa dibebani wewenang untuk berhubungan langsung dengan pemasok).

Kurangnya petunjuk operasi departemen pembelian. (karyawan bisa bertindak sesuai keinginannya, tidak berdasarkan cara yang konsisten dan disetujui).Tidak ada prosedur yang mengatur wewenang untuk menandatangani penerimaan barang dan jasa. (pesanan bisa dikeluarkan untuk kepentingan sendiri atau untuk membeli barang yang salah atau jumlah yang tidak tepat).

b. Program audit Pemasaran

Beberapa tujuan penting organisasi pemasaran adalah

Menentukan potensi pasar untuk barang dan jasa organisasi (riset pasar).

(12)

Mendorong distributor memberikan perhatian lebih ke penjualan produk organisasi dan membujuk pelanggan membeli produk-produk tersebut (promosi penjualan)

c. Program Audit yang Kompherensif

Dalam beberapa kondisi, auditor internal mungkin ingin melakukan audit kompherensif atas suatu operasi. Mungkin audit pertama kali untuk operasi membutuhkan audit untuk semua aktivitas, baik yang berisiko tinggi ataupun tidak. Atau auditor mungkin ingin mendokumentasikan keseluruhan sistem untuk menentukan kesesuaiannya dengan ketentuan kontrol akuntansi internal dari U.S.Foreign Corrupt Practices Act 1977 atau aturan lainnya yang telah ditetapkan.

Program audit sesuai kondisi mungkin masih yang terbaik, tetapi fokusnya adalah pada kontrol karena risiko tidak menjadi dsar utama untuk menentukan luas dan pendekatan audit.

d. Program Pro Forma

Program Pro Forma sangat penting dan berguna jika audit akan dilaksanakan oleh auditor-auditor yang kurang berpengalaman yang pekerjaanya harus diawasi. Program tersebut juga bermanfaat jika :

Jenis audit yang sama akan dilakukan di sejumlag lokasi yang berbeda.

Informasi yang bisa dibandingkan diperlukan untuk setiap lokasi.

Laporan serupa atau laporan konsolidasi akan dikeluarkan.

Operasi yang audit relatif serupa

Program tersebut berfokus pada verifikasi rinci dan juga memberikan auditor latar belakang informasi yang menunjukan tujuan-tujuan operasi dan sistem kontrol. Program tersebut sangat bermanfaat dan membantu auditor serta mampu menghasilkan semua informasi yang diperlukan untuk evaluasi komprehensif dari aktivitas yang diperiksa.

Ambiguitas

Ambiguitas akan berkurang apabila aktivitas audit internal menggunakan makna yang seragam untuk berbagai istilah yang digunakan dalam program audit, misalnya :

 Menganalisis = memecah menjadi bagian-bagian penting dan menentukan sifatnya.

 Mengecek = mebandingkan atau menghitung ulang, sesuai keperluan, untuk mengetahui akurasi atau kewajarannya.

 Mengonfirmasi = membuktikan kebenaran atau akurasi, biasanya melalui tanya jawab tertulis atau melalui inspeksi.

 Mengevaluasi = mencapai kesimpulan mengenai kelayakan, efektivitas, atau kegunaan.

 Memeriksa = melihat lebih dekat dan berhati-hati dengan tujuan mencapai akuarasi, kelayakan, dan opini yang sesuai.

 Menginspeksi = memeriksa secara fisik.

 Menginvestigasi = memastikan fakta kondisi-kondisi yang dicurigai atau yang dituduhkan.

 Menelaah = mempelajari secara kritis.

(13)

 Membuktikan = mencari bukti yang meyakinkan.

 Menguji = memeriksa sampel yang represntatif dengan tujuan mencapai kesimpulan mengenai poulasinya.

 Memverifikasi = menetapkan akurasi

Hubungan program dengan laporan audit internal

Laporan audit final dapat dipikirkan sejak masih tahap penyusunan program audit. Biasanya dibuat laporan audit yang standar dalam bentuk ringkas. Tujuannya sebgai arahan / acuan serta untuk menghindarkan pekerjaan audit yang tidak perlu. Auditor dapat menyusun bagian-bagian dari laporan audit sesuai dengan kmajuan pekerjaan sehinggan pekerjaan audit sesuai dengan kemajuan pekerjaan sehinggan menjadi lebih efisien.

Mekanisme program

Program audit cenderung mengalami evolusi . Dalam praktek, pelaksanaan pekerjaan audit terus berkembang sejak program audit awal. Setiap terdapat perubagan signifikan, ahrus ditulis berikut alasannya. Program audit harus mendokumentasikan kemajuan program audit. Setiap langkah audit yang direncanakan harus memiliki referensi kertas kerja

Penugasan staf untuk audit skala kecil

Untuk audit skala kecil, biasnya cukup ditugaskan dua orang tenaga auditor internal seorang menjadi ketua tim dan seorang lagi menjadi anggota. Sebuah laporan audit boasanya dibuat oleh seorang auditor. Untuk perusahaan / organisasi yang relatif kecil, auditor eksternal dapat menafaatkan hasil audit dari internal auditor, tujuannya untuk mengurangi biaya audit eksternal.

Pedoman penyiapan program audit

Penyiapan program audit sangat berkaitan erat dengan informasi yang diperoleh selama survey pendahuluan. Pedoman penyiapan program perlu mempertimbangkan hasil-hasil dari langkah-langkah yang dilakukan selama survei pendahuluan. Setiap pedoman yang dibuat disertai alasannya.

Pedoman Alasan

Telaah laporan, program audit dan kertas kerja, serta dokumen-dokumen lainnya dari audit terdahulu, dan buat daftar masalah-masalah yang membutuhkan tindakan perbaikan

untuk mendapatkan latar belakang dan menentukan apakah hasil-hasil penelaahan sebelumnya untuk memutuskan lingkup audit sekarang dengan lebih baik.

(14)

yang akan diperiksa, risiko-risiko yang aktual/potensial, dan sistem kontrol yang ada

Telaah kebijakan dan prosedur fungsi yang telah diaudit, manual operasinya, bagan wewenang, tujuan dan sasaran

dari fungsi yang diaudit untuk mengidentifikasikan kelemahankontrol dan mendapatkan analisis visual aliran transaksi

untuk mendapatkan kesepakatan dari klien dan untuk menghindari salah

Data semua risiko material yang harus dipertimbangkan menghilangkan risiko-risiko yang diidentifikasi

Tentukan substansi masalah-masalah utama dan peluang-peluang yang ada

untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan utama dan menentukan penyebab serta perbaikan yang mungkin dilakukan

Kriteria-kriteria program audit

(15)

a. Program harus sesuai dengan penugasan audit.

b. Langkah-langkah kerja harus dinyatakan dengan instruksi positif. c. Program audit hendaknya bersifat fleksibel.

d. Informasi yang tidak perlu harus dihindari.

e. Program audit harus dilakukan review dan mendapat persetujuan dari supervisor, termasuk jika terdapat perubahan-perubahan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Program audit sebaiknya disiapkan setelah survei pendahuluan. Survei pendahuluan merupakan sarana penting untuk membuat auditor lebih memahami tujuan, proses, risiko, dan kontrol yang terkait dengan audit. Secara sederhana survei pendahuluan dapat dipahami sebagai suatu proses/kegiatan untuk mendapatkan informasi, tanpa melakukan verifikasi secara terperinci, tentang kegiatan yang akan di audit.

Auditor sebaiknya melakukan survey dengan 7 langkah dasar yaitu :

Melakukan Studi Awal.

Pendokumentasian.

Bertemu Klien.

Mendapatkan Informasi melalui Wawancara dan Mengumpulkan bahan bukti.

Pengamatan.

Pembuatan Bagan Alir.

Pelaporan.

Tak hanya survei pendahuluan, program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan.Program audit harus dianggap tentatif (sementara) sampai audit diselesaikan yang membutuhkan pengesahan. Tanggung jawab audit juga sangat di perlukan dalam merencakanan penugasan audit.Dimana seorang audit harus menetapkan tujuan audit dan lingkup pekerjaannya, harus mengethaui latar belakang informasi yang akan diaudit, menentukan sumber daya yang diperlukan, mengomunikasikan dengan orang-orang yang perlu mengethaui audit yang akan dilakukan, melakukan pelaksanaan, penulisan program audit,menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil audit disampaikan, perolehan pengesahan rencana kerja audit.

(16)

Seorang auditor juga dituntut untuk memiliki sikap ekonomis, efisien dan efektif. Ia juga diharapkan dapat berhati-hati dalam bertindak, meminimalkan kerugian, dan menekankan hasil aktual dari dampak atau kekuatan untuk menghasilkan dampak tertentu.

Seorang auditor tentu juga harus memiliki prosedur yang tepat untuk mencapai tujuan. Mengikuti mekanisme Program yang dapat mencakup estimasi waktu. Dapat menyelasaikan pekerjaan dalam waktu yang wajar. Memahami pedoman-pedoman yang ada, memahami kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam audit. Mengetahui kriteria-Kriteria Program audit.

3.2 Kritik dan Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arief Efendi, Audit Internal, STIE Trisakti Jakarta , 2017

2. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004); Standar Profesi Audit Internal, Yayasan Pendidikan Internal Audit, Jakarta (SPAI)

Referensi

Dokumen terkait

pekerjaannya seperti naik pangkat. c) Tanggung jawab (Responsibility). Besar keceilnya yang dirasakan terhadap tanggung jawab yang diberikan kepada seorang tenaga kerja.

Untuk mencapai tingkat independensi yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan tanggung jawab aktivitas audit intern, Kepala Satuan Audit Intern harus memiliki akses

Makalah ini telah membahas tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan pengendalian internal serta tanggung jawab auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan

Seorang auditor harus memiliki kinerja yang baik dengan melakukan pekerjaannya sesuai standar audit yang berlaku agar hasil audit yang dihasilkan oleh auditor tidak

 Dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya, Chief Audit Executive dan seluruh auditor internal harus mematuhi dan berpedoman kepada Pedoman

Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab aktivitas audit internal harus didefinisikan secara formal dalam suatu piagam audit internal, dan harus sesuai dengan Misi

Fungsi utama dari keberadaan komite audit dalam perusahaan adalahmembantu dewan komisaris dalam melaksanakan tanggung jawab untuk mereview informasi keuangan yang disediakan

Berikut ini hal-hal yang harus disiapkan oleh auditor agar tidak mengalami kegagalan dalam penugasan audit manajemen, yaitu:  Memahami tujuan dan ruang lingkup audit, prosedur audit,