DITINJAU DARI PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS
Dwi Aristyantidwi.aristyanti@yahoo.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to assess and to find out the effectiveness of company’s financial performance of PT. H.M. Sampoerna Tbk by using liquidity ratio and profitability ratio through financial statement of 2007-2012 periods.The research analysis uses descriptive analysis and compares the data which have been obtained by the research to the existing theories. It can be concluded that the profitability of PT. H.M. Sampoerna Tbk, is in the form of return on asset, return on equity, net profit margin, gross profit margin undergo enhancement each year. This ratio enhancement shows good financial performance in generating profit.PT. H.M. Sampoerna Tbk’s liquidity is measured by using current ratio, quick ratio, and cash ratio equations undergo declination. This declination is caused by the occurrence of current assets is smaller than current liability, and inventory which undergoes enhancement. The declination of liquidity has an impact on the company’s incapability to fulfill short-term liability.By knowingthe financial performance of the company, the corporate success level can be known and it will ease the investors in making decision to make investment.
Keywords: financial ratio, profitability, liquidity, and financial performance. ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui dan menilai efektifitas kinerja keuangan perusahaan PT. H.M. Sampoerna Tbk dengan menggunakan rasio profitabilitas dan rasio likuiditas melalui laporan keuangan periode tahun 2007-2012. Metoda penelitian menggunakan analisa deskriptif serta membandingkan antara data yang diperoleh dari penelitian dengan teori yang ada. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas PT. H.M. Sampoerna Tbk, berupa return on asset, return on equity, net profit margin, gross profit margin mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan rasio ini menunjukkan kinerja keuangan yang baik dalam menghasilkan laba.Sedangkan likuiditas pada PT. H.M. Sampoerna Tbk yang diukur dengan menggunakan persamaan current ratio, quick ratio, dan cash ratio mengalami penurunan.Hal ini disebabkan terjadinya aktiva lancar yang lebih kecil dari pada hutang lancar, serta persediaan yang mengalami peningkatan. Penurunan likuiditas berdampak perusahaan kurang mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.Dengan mengetahui kinerja keuangan akan dapat diketahui tingkat keberhasilan perusahaan serta mempermudah investor dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi.
Kata kunci: rasio keuangan, profitabilitas, likuiditas, dan kinerja keuangan
PENDAHULUAN
Pada umumnya perusahaan merupakan salah satu kegiatan perekonomian dalam dunia usaha yang berubah setiap saat dengan harapan dapat melangsungkan kehidupan usahanya untuk mewujudkan harapan tersebut. Oleh karena itu setiap perusahaan dalam melakukan usahanya harus mengambil langkah-langkah baru serta pengelolaan usaha yang lebih baik untuk tercapainya tujuan perusahaan.
Manajemen perusahaan sangat perlu mengetahui bagaimana kondisi keuangan suatu perusahaan. Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan lain-lain. Dengan menganalisa pos-pos laporan neraca akan dapat diketahui gambaran tentang posisi keuangan perusahaan tersebut. Demi tercapainya tujuan perusahaan, perusahaan harus mampu mengatur posisi keuangan karena sebagai tolak ukur kinerja keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya kemajuan atau perkembangan didalam suatu perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan merupakan kemampuan atau prestasi perusahaan dalam menjalankan usahanya yang secara finansial ditujukan dalam laporan keuangan. Untuk menilai kinerja keuangan perusahaan diperlukan suatu informasi yang relevan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan pada jangka waktu tertentu terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi (stakeholders) seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi suatu perusahaan bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.
Menurut Munawir (2007:64) analisis rasio keuangan merupakan cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan atau kelemahan yang dihadapi perusahaan dibidang keuangan. Penilaian terhadap kinerja keuangan dapat dilakukan dengan dua pihak yaitu, pihak yang ada didalam perusahaan atau pihak intern yang bebas untuk melihat data-data akuntansi secara terperinci dan memperoleh laporan keuangan dalam bentuk asli, sedangkan pihak kedua adalah pihak eksternal atau pihak-pihak diluar perusahaan yang tidak berwenang melihat data-data secara terperinci atau mungkin laporan keuangan yang diperoleh sudah diolah sedemikian rupa atau tidak asli untuk mendapatkan hasil yang baik. Bagi pihak-pihak eksternal perusahaan seperti pemegang saham, pemerintah dan kreditur penilaian kinerja perusahaan mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan sasaran investasi modal yang dimilikinya. Dalam hal ini penulis merupakan pihak ekstern yaitu mengambil dan mengolah data keuangan perusahaan yang sudah diaudit oleh kantor akuntan public dan diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia.
Laporan keuangan merupakan sumber-sumber informasi atau media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan (Harahap 2004:105). Laporan keuangan masih perlu diolah dan di analisis untuk dapat dipergunakan sesuai dengan maksut pemakaian laporan keuangan, maka untuk itu diperlukan cara untuk menganalisis. Cara untuk menganalisis tersebut berbentuk analisis common size, analisis indeks, analisis rasio yang meliputi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rasio profitabilitas dan rasio likuiditas untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Semakin besar profitabilitas menandakan semakin baik kinerja perusahaan. Rasio likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Manfaat dari rasio ini yaitu perusahaan bisa mendapatkan suku bunga yang murah dalam mendapatkan pinjaman apabila likuiditas dari perusahaan tersebut dinilai baik.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih perusahaan rokok terkenal di indonesia yaitu PT. H.M Sampoerna Tbk. Dipilihnya perusahaan rokok tersebut dengan dasar pertimbangan
banyaknya masyarakat di Indonesia merupakan perokok aktif dan banyaknya acara-acara seperti olahraga, konser musik, dan acara lain yang di sponsori oleh perusahaan rokok, belum lagi banyaknya pegawai yang bekerja diperusahaan rokok serta banyaknya bea cukai yang diterima oleh negara. Hal ini menandakan perusahaan rokok merupakan suatu bentuk usaha yang mempunyai prospek di Indonesia. Mengingat permintaan yang tinggi akan produk rokok di Indonesia. Selain itu, beberapa saham perusahaan rokok merupakan saham-saham yang tergolong unggulan (blue chips).
Berdasarkan latarbelakang masalah yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah “Bagaimana analisis kinerja keuangan perusahaan PT. H.M. Sampoerna Tbk ditinjau dari profitabilitas dan likuiditas selama periode tahun 2007-2012”
Tujuan penelitian merupakan arah akan dituju seseorang dalam melakukan penelitian (Pabundu 2006:17). Tujuan tersebut sangat terkait dengan judul dan masalah penelitian yang ditetapkan, tujuan penelitian dimaksudkan untuk mengemukakan maksud-maksud yang terkandung dalam kegiatan penelitian.Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan ini adalah “Untuk mengetahui analisis kinerja keuangan perusahaan PT. H.M. Sampoerna Tbk ditinjau dari profitabilitas dan likuiditas selama periode tahun 2007-2012”.
TINJAUAN TEORETIS Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut Martono dan Harjito (2002:1) “Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dibedakan menjadi empat macam, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Dari keempat macam laporan tersebut dapat diringkas lagi menjadi dua macam, yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi saja.
Penyajian laporan keuangan oleh perusahaan dimaksutkan untuk menyediakan informasi yang menyangkut kondisi yang bermanfaat bagi semua pihak yang berhubungan dengan perusahaan tersebut baik pihak intern atau ekstern dalam pengambilan keputusan. Menurut Baridwan (2004:109) komponen laporan keuangan yang dihasilkan setiap periode adalah :
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi adalah gambaran hasil operasi perusahaan dengan menunjukan pendapatan dan biaya dalam suatu periode tertentu.
3. Laporan perubahan modal
Disamping penyususan laporan laba rugi pada akhir periode akuntansi biasanya juga disusun laporan yang menunjukan sebab-sebab perubahan modal perusahaan.
4. Laporan arus kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.
5. Catatan atas laporan keuangan
Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti sesuai dengan kebijaksanaan akuntansi pada tiap-tiap perusahaan baik didalam suatu negara maupun antar negara.
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Menurut Hanafi (2005:30) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut : (a) menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi; (b) menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas perusahaan eksternal; (c) menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas perusahaan; (d) menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya tersebut; (e) menyediakan informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya; (f) menyediakan informasi mengenai aliran kas, laporan aliran kas disajikan melalui laporan analisis aliran kas.
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi keungan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba rugi. Pertama, Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah kekayaan (harta), kewajiban (hutang) dan modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun pada akhir tahun (31 Desember). Kekayaan atau harta disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau hutang dan modal sendiri disajikan disisi pasiva. Kedua, laporan laba-rugi (income statement) merupakan laporan yang menggambarkan jumlah penghasilan atau pendapatan dan biaya dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Apabila neraca menunjukkan posisi keuangan pada saat tertentu, maka laporan laba-rugi menunjukkan laba atau rugi perusahaan selama periode tertentu. Menurut Prastowo (2008:57-58) tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut : (a) sebagai alat screening awal dalam memilih alternative investasi atau merger; (b) sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang; (c) sebagai alat ukur untuk evaluasi terhadap manajemen; (d) untuk mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada dugaan murni, terkaan, dan intuisi; (e) untuk mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa diletakkan pada setiap proses pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan pada hakekatnya bertujuan untuk memberikan dasar pertimbangan yang lebih baik dan sistematis dalam rangka memprediksi apa yang mungkin terjadi dimasa datang mengingat data yang disajikan oleh laporan keuangan menggambarkan apa yang terjadi.
Analisis Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2007:64), analisis rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tetentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi suatu perusahaan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio profitabilitas dan rasio likuiditas untuk kinerja keuangan perusahaan PT. H.M. Sampoerna Tbk.
a. Rasio profitabilitas yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, beberapa rasio profitabilitas menurut Harahap (2004:20-23) adalah: 1) Return On Total Asset (ROA)
Return on total assets menunjukkan kemampuan perusahaan dengan seluruh modal
yang ada didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Keuntungan tersebut merupakan hasil kegiatan operasional atas penggunaan modal yang diinvestasikan dalam seluruh aktiva. Semakin besar return on total asset menunjukkan semakin efektif perusahaan dalam menggunakan total aktivanya. Rumus return on total asset (ROA) dinyatakan dalam rumus :
2) Return On Equity (ROE)
Return on equity menunjukkan besarnya laba bersih yang diperoleh dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan (Hanafi,2005:87). Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Return on equity dinyatakan dalam rumus:
3) Net Profit Margin
Net Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu (Hanafi, 2005:86). Net Profit Margin dinyatakan dalam rumus:
4) Gross Profit Margin
Gross Profit Margin adalah selisih antara net sales dengan “operating expenses” (harga pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya umum) dimana selisihnya dalam presentase net sales. Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara laba kotor usaha dengan total penjualan.
b. Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, beberapa jenis rasio likuiditas sebagai berikut:
1) Current Ratio atau aktiva lancar
Current Ratio atau aktiva lancar yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi aktiva lancarnya. Current ratio dinyatakan dalam rumus:
2) Quick Ratio atau rasio cepat
Quick Ratio atau rasio cepat rasio ini sama seperti current ratio tetapi persediaan tidak diperhitungkan karena kurang likuid. Quick ratio dinyatakan dalam rumus:
Laba Bersih Return On Asset= --- x 100% Total Aktiva Laba Bersih Return On Equity = --- x 100% Modal Sendiri Laba Bersih
Net Profit Margin = --- x 100% Penjualan
Aktiva Lancar
Current Ratio = --- x 100% Hutang Lancar
Aktiva Lancar - Persediaan
Quick Ratio = --- x 100% Hutang Lancar
Laba Kotor
Gross Profit Margin = --- x 100% Penjualan
3) Cash ratio
Cash ratio adalah perbandingan antara dana tunai perusahaan dan hutang lancar. Dana tunai ini adalah kas dan rekening di bank yang setiap saat dapat dicaikan. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancar hanya dengan menggunakan kas atau setara kas.
Keunggulan Rasio Keuangan
Menurut Harahap (2004:298) analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibandingkan dengan teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut adalah sebagai berikut: (a) rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; (b) merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang diajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit; (c) mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain; (d) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam kondisi dalam mengisis moda-modal pengambilan keputusan dan model prediksi; (e) menstandarisasikan size perusahaan; (f) lebih mudah membandingkan peruahaan secara periode atau lime series; (g) lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
Manfaat Rasio Keuangan
Hasil analisis rasio keuangan menurut Djarwanto (2004:67) untuk pihak-pihak yang
berkepentingan meleputi: (a) untuk mengetahui keadaan dan kinerja terhadap rata-rata
industri dari perusahaan sejenis; (b) manajer dapat mengetahui keadaan perkembangan
finansial diperusahaan dan akan dapat diketahui hasil yang telah dicapai diwaktu yang sedang
berjalan; (c) perbaikan diwaktu yang akan datang jika diketahui kelemahan-kelemahan
perusahaan dari hasil penganalisaan; (d) para kreditur pada umunya merasakan kepentingan
terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban finansial baik
jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan calon kreditur lebih menekankan pada
struktur finansial dan struktur modal perusahaan; (e) para pemegang saham dan calon
pemegang saham karena tingkat keuntungan baik sekarang maupun pada masa yang akan
datang. Hal ini sangat baik bagi para pemegang saham dan calon pemegang saham karena
tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan akan mempengaruhi harga mereka miliki.
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah hasil dari kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Dengan analisis kinerja keuangan berdsarkan data keuangan yang dipublikasikan pada laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.
Kinerja keuangan perusahaan pada umunya didasarkan pada laba yang dihasilkan dibandingkan dengan investasi modal yang ditanamkan, kinerja keuangan yang baik harus didukung oleh pertumbuhan aktiva, pasiva dan modal serta kenaikkan penjualan, laba usaha dan hasil bersih yang memadai. Manfaat kinerja bagi manajemen maupun karyawan adalah sebagai berikut: (a) mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum; (b) membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberitahuan; (c) mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan; (d) menyediakan
Kas
Cash Ratio = --- x 100% Hutang Lancar
umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka; (e) menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Penilaian Kinerja
Menurut Mahsun (2006:25) kinerja atau performance adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaa suatu kegiatan/program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi yang tertuang dalam strategi suatu planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok, kinerja dapat diketahui jika individu atau kelompok tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai, tanpa ada tujuan atau target kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. Secara umum tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
b. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas
Yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu dan untuk mengatasi penurunan return on asset, return on equity maka perusahaan dapat memperbaki dengan cara memacu penjualan dan mengendalikan harga pokok dengan memperhatikan resiko serta mengelola seluruh aktiva dan modal yang dimiliki dengan baik lagi.
Hubungan Analisis Rasio Keuangan dengan Kinerja Keuangan
Teknik analisis rasio keuangan yang digunakan khususnya profitabilitas dan likuiditas bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan. Penilaian ini dilakukan pada suatu periode tertentu dan kemajuan yang diharapkan dapat dicapai dengan hasil yang lebih baik dibandingkan hasil yang telah dicapai sebelumnya. Dengan adanya laporan keuangan dapat dihitung besarnya rasio profitabilitas dan likuiditas dan dari hasil perhitungan tersebut manajemen dapat menganalisa kemampuan perusahaan dalam menetapkan kebijakan selanjutnya yang harus diambil dalam efektifitas operasi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan dan menarik investor maupun kreditor. Selain itu manajemen dapat mengambil kebijakansanaan yang penting untuk memperbaiki posisi maupun kondisi perusahaan yang dikelolanya dan kebijakan yang dibutuhkan sehubungan dengan kelangsungan perusahaan dimasa yang akan datang. METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun objek dalam penelitian ini adalah PT. H.M. Sampoerna Tbk dengan menggunakan analisis kinerja keuangan perusahaan PT. H.M. Sampoerna Tbk ditinjau dari profitabilitas dan likuiditas selama periode tahun 2007-2012. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan sampel karena penelitian ini bersifat studi kasus dengan menganalisa data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan hanya memusatkan pada suatu kasus yakni menilai kinerja keuangan perusahaan PT. H.M. Sampoerna Tbk ditinjau dari profitabilitas dan likuiditas selama periode tahun 2007-2012.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Profitabilitas
Rasio profitabilitas, rasio yang bertujuan melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Variabel rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Net profit margin (NPM),dan Gross Profit Margin (GPM) yang diperoleh dari data laporan keuangan dari tahun 2007-2012 pada PT. H.M. Sampoerna Tbk.
b. Likuiditas
Rasio likuiditas, rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel rasio likuiditas diukur dengan menggunakan Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio untuk data laporan keuangan dari tahun 2007-2012 pada PT. H.M. Sampoerna Tbk.
c. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu prestasi kerja yang diperoleh atau dicapai perusahaan yang tercermin dari informasi keuangan yang menggambarkan nilai suatu perusahaan pada akhir periode 2007-2012 pada PT. H.M Sampoerna Tbk.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Profitabilitas
1. Return On Asset (ROA)
Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. ROA sering juga disebut ROI atau Return On
Invesment atau untuk dapat mengukur kemampuan perusahaaan dengan keseluruhan
dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
Tolak ukur dari penelitian Return On Asset (ROA) dalam satuan persen (%) apabila Return on Asset (ROA) > 5% dikatakan “efisien” (Munawir, 2008:89).
Tabel 1
Rata-rata Return on Asset PT H.M. Sampoerna Tbk Selama Periode Tahun 2007-2012
Tahun Laba Bersih (Rp) Total Aktiva (Rp) ROA (%)
2007 3.642.081 15.680.542 23,11 2008 3.895.280 16.133.819 24,14 2009 5.087.339 17.716.447 28,71 2010 6.421.429 20.525.123 31,28 2011 8.051.057 19.329.758 41,65 2012 9.805.421 26.247.527 37,36
Rata-rata Return On Asset 31,04
Berdasarkan tebel 1 dapat dilihat bahwa return on asset PT H.M. Sampoerna Tbk pada tahun 2007-2012. Besarnya return on asset yang dihasilkan pada tahun 2007 sebesar 23,11%, ditahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 24,11%, diikuti dengan peningkatan ditahun 2009 sebesar 28,71%, dan ditahun 2010 sebesar 31,28% tahun 2011 sebesar 41,65, sedangkan ditahun 2012 return on asset mengalami penurunan sebesar 37,36%. Terjadinya penurunan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan kurang maskimal dalam menghasilkan keuntungan/laba dengan semua aktiva yang dimilikinya.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa kurun waktu tahun 2007-2012 rata-rata return on asset yang dihasilkan adalah sebesar 31,04%, artinya rata-rata PT H.M. Sampoerna selama tahun 2007-2012 hanya mampu menghasilkan laba bersih dari asset yang dimiliki sebanyak 0,3104 atau 31,04%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa return on asset yang dihasilkan PT H.M. Sampoerna dikatakan efisien. Return on asset yang tinggi menunjukkan efisiensi dan efektifitas pengelolahan asset yang semakin baik, karena
return on asset menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang
dipergunakan.
2. Return On Equity (ROE)
Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal sendiri yang dimilki.
Tolak ukur dari penilaian return on equity(ROE) dalam satuan persen (%) apabila return on equity(ROE) > 20% dikatakan “efisien” (Munawir, 2008:100).
Tabel 2
Rata-rata Return on equity PT H.M. Sampoerna Tbk Selama Periode Tahun 2007-2012
Tahun Laba Bersih (Rp) Modal Sendiri (Rp) ROE (%)
2007 3.642.081 8.063.542 44,94 2008 3.895.280 8.047.896 48,4 2009 5.087.339 10.461.616 48,63 2010 6.421.429 10.214.464 62,87 2011 8.051.057 10.302.670 78,14 2012 9.805.421 13.308.420 73,68
Rata-rata Return On Equity 59,44
Berdasarkan tebel 2 dapat dilihat bahwa return on equity PT H.M. Sampoerna Tbk pada tahun 2007-2012. Besarnya return on equity yang dihasilkan pada tahun 2007 sebesar 44,94%, mengalami kenaikan ditahun 2008 sebesar 48,4%, diikuti dengan peningkatan ditahun 2009 sebesar 48,63%, dan mengalami peningkatan kembali ditahun 2010 sebesar 62,87% tahun 2011 sebesar 78,14%, sedangkan pada tahun 2012 return on equity mengalami penurunan sebesar 73,68%. Terjadinya penurunan tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan yang kurang baik.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam periode tahun 2007-2012 rata-rata return on equity yang dihasilkan adalah sebesar 59,44%, artinya rata-rata PT H.M. Sampoerna Tbk selama tahun 2007-2012 hanya mampu menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang dimiliki sebanyak 0,5944 atau 59,44%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa return on equity yang dihasilkan PT H.M. Sampoerna dikatakan tidak efisien. Ini membuktikan bahwa dalam melakukan operasi usaha pada PT H.M. Sampoerna Tbk mengalami penurunan keuntungan yang berarti akan mengurangi keuntungan bagi pemegang saham dalam tahun berjalan.
3. Net Profit Margin (NPM)
Rasio ini untuk mengukur seluruh seluruh efektivitas dalam menghasilkan penjualan dan biaya pengendalian. Tolak ukur dari penilaian net profit margin (NPM) dalam satuan persen (%) apabila net profit margin (NPM) > 5% dikatakan “Efisien” (Munawir, 2008:100).
Tabel 3
Rata-rata Net Profit Margin PT H.M. Sampoerna Tbk Selama Periode Tahun 2007-2012
Tahun Laba Bersih (Rp) Penjualan (Rp) NPM (%)
2007 3.642.081 29.787.725 12,17 2008 3.895.280 34.680.445 11,23 2009 5.087.339 38.972.186 13,05 2010 6.421.429 43.381.658 14,8 2011 8.051.057 52.856.708 15,23 2012 9.805.421 66.626.123 14,72
Rata-rata Net Profit Margin 13,53
Berdasarkan tebel 3 dapat dilihat bahwa net profit margin PT H.M. Sampoerna Tbk pada tahun 2007-2012. Besarnya net profit margin yang dihasilkan pada tahun 2007 sebesar 12,17%, ditahun 2008 mengalami penurunan sebesar 11,23%. Terjadinya penurunan dikarenakan meningkatnya beban operasional perusahaan termasuk meningkatkan beban bunga, sehingga dapat mengurangi laba yang diperoleh. Sedangkan ditahun 2009 mengalami perubahan kenaikan sebesar 13,05%, ditahun 2010 mengalami kenaikan kembali sebesar 14,8%, dan tahun 2011 sebesar 15,23%. Sedangkan ditahun 2012 net profit margin mengalami penurunan sebesar 14,72%.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam periode tahun 2007-2012 rata-rata net profit margin yang dihasilkan adalah sebesar 13,53%, artinya rata-rata PT H.M. Sampoerna selama tahun 2007-2012 hanya mampu menghasilkan laba bersih dari penjualan yang ditetapkan sebanyak 0,1353 atau 13,53%. Net profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio yang rendah menunjukkan ketidakefisian manajemen.
4. Gross Profit Margin (GPM)
Rasio ini mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan.
Tolak ukur dari penilaian gross profit margin (GPM) dalam satuan persen (%) apabila return on equity(ROE) > 20% dikatakan “efisien” (Munawir, 2008:102).
Tabel 4
Rata-rata Gross Profit Margin PT H.M. Sampoerna Tbk Selama Periode Tahun 2007-2012
Tahun Laba Kotor (Rp) Penjualan (Rp) GPM (%) 2007 5.345.037 29.787.725 17,94 2008 5.797.289 34.680.445 16,72 2009 7.213.466 38.972.186 18,50 2010 8.748.229 43.381.658 20,16 2011 10.911.082 52.856.708 20,64 2012 13.383.257 66.626.123 20,08
Berdasarkan tebel 4 dapat dilihat bahwa gross profit margin PT H.M. Sampoerna Tbk pada tahun 2007-2012. Besarnya gross profit margin yang dihasilkan pada tahun 2007 sebesar 17,94%, ditahun 2008 mengalami penurunan sebesar 16,72%. Terjadinya penurunan dikarenakan meningkatnya beban operasional perusahaan termasuk meningkatkan beban bunga. Sedangkan ditahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 18,5%, kenaikan kembali ditahun 2010 sebesar 20,16%. Dan pada tahun 2011 meningkat kembali sebesar 20,64%. Sedangkan ditahun 2012 gross profit margin mengalami p
enurunan
sebesar 20%.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa dalam periode tahun 2007-2012 rata-rata gross profit margin yang dihasilkan adalah sebesar 15,63%, artinya rata-rata PT H.M. Sampoerna selama tahun 2007-2012 hanya mampu menghasilkan laba usaha sebelum memperhitungkan beban usaha sebesar 0,1563 atau 15,63%.
Analisis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek. Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap terhadap utang lancarnya. Adapun rasio likuiditas yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah : 1. Current Ratio
Current ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio yang terlalu tinggi menunjukan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan dengan kebutuhan sekarang atau tingkat likuiditas yang rendah dari pada aktiva lancar dan sebaliknya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Tolak ukur dari penilaian current ratio dalam satuan persen (%) apabila current ratio perusahaan tersebut adalah 2:1 atau 200% dikatakan “likuid” (Munawir, 2008:74).
Tabel 5
Rata-rata Current Ratio PT H.M. Sampoerna Tbk Selama Periode Tahun 2007-2012
Tahun Aktiva Lancar (Rp) Hutang Lancar (Rp) Current Ratio (%) 2007 11.056.457 6.212.685 177,97 2008 11.037.287 7.642.207 144,4 2009 12.688.643 6.747.030 188,06 2010 15.768.558 9.778.942 161,2 2011 14.851.460 8.368.408 177,47 2012 21.128.313 11.897.977 177,58
Rata-rata Current Ratio 171,11
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa current ratio PT H.M. Sampoerna Tbk selama tahun 2007-2012. Pada tahun 2007 current ratio sebesar 177,97% mengalami penurunan pada tahun 2008 sebesar 144,4%. Menurunnya current ratio tersebut disebabnya adanya penurunan aktiva lancar yang diikuti dengan kenaikan kewajiban lancar yang harus dibayar oleh perusahaan. Sedangkan ditahun 2009 current ratio pada PT H.M. Sampoerna Tbk mengalami peningkatan, dimana besarnya current ratio yang dihasilkan pada tahun 2009 sebesar 188,06% tetapi ditahun 2010 telah mengalami penurunan kembali sebesar