• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Durasi Waktu Ketahanan (Duration of Endurance) dan Kesigapan (Alertness) Kognitif dan Eksekutif Pemakai Gitar Menggunakan Penyangga Gitas (Guitar Support) dan Penyangga Kaki (Footstool).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Durasi Waktu Ketahanan (Duration of Endurance) dan Kesigapan (Alertness) Kognitif dan Eksekutif Pemakai Gitar Menggunakan Penyangga Gitas (Guitar Support) dan Penyangga Kaki (Footstool)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PERBANDINGAN DURASI WAKTU KETAHANAN (DURATION OF

ENDURANCE) DAN KESIGAPAN (ALERTNESS) KOGNITIF DAN EKSEKUTIF PEMAKAI GITAR MENGGUNAKAN PENYANGGA GITAR (GUITAR SUPPORT) DAN PENYANGGA KAKI (FOOTSTOOL) Stephen Lukman , 2016 Pembimbing I : dr. Jo Suherman, M.S., AIF

Pembimbing II : dr. Heddy Herdiman, M.Kes

Alternatif selain penggunaan penyangga kaki dalam bermain gitar dengan posisi duduk adalah penggunaan penyangga gitar (guitar support).

Tujuan penelitian ini adalah membandingkan durasi waktu ketahanan dan kesigapan kognitif dan eksekutif pemakai gitar dengan menggunakan penyangga gitar dan penyangga kaki.

Data yang diambil adalah (1) durasi waktu ketahanan postur ketika subjek penelitian menggunakan penyangga gitar dan penyangga kaki, dan (2) skor TMT yang diambil sebelum dan sesudah subjek penelitian menggunakan penyangga gitar dan penyangga kaki. Analisis data menggunakan Independent T-Test dengan ɑ = 0,05 dan tingkat kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan durasi waktu ketahanan penggunaan penyangga gitar (423,21 detik) lebih lama (p < 0,0001) dibandingkan dengan penyangga kaki (214,68 detik), kesigapan kognitif penggunaan penyangga gitar (-5,63 detik) lebih cepat (p = 0,0074) dibandingkan dengan penyangga kaki (2,37 detik), dan kesigapan eksekutif penggunaan penyangga gitar (-13,63 detik) lebih cepat (p = 0,0016) dibandingkan dengan penyangga kaki (-2,00 detik).

Kesimpulan adalah durasi waktu ketahanan pemakai gitar menggunakan penyangga gitar lebih lama dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki dan kesigapan kognitif dan eksekutif pemakai gitar menggunakan penyangga gitar lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.

Kata Kunci : durasi waktu ketahanan, kesigapan, gitar, penyangga gitar, penyangga kaki

(2)

v

ABSTRACT

COMPARISON OF DURATION OF ENDURANCE AND COGNITIVE ALERTNESS AND EXECUTIVE ALERTNESS ON GUITAR PLAYERS

EMPLOYING GUITAR SUPPORT AND FOOTSTOOL

Stephen Lukman , 2016 Tutor I : dr. Jo Suherman, M.S., AIF Tutor II : dr. Heddy Herdiman, M.Kes

Another option besides employing footstool in purpose of elevating guitar is employing guitar support.

Purpose of this experiment is to examine comparison of duration of endurance and cognitive alertness and executive alertness on guitar player employing guitar support and footstool.

Taken data were (1) duration of endurance while guitar players were employing guitar support and footstool, and (2) Trail Making Test (TMT) score which were taken before and after sitting with guitar support and footstool. Data were analyzed by Independent T-Test (Student T-Test) with ɑ = 0.05, significance based on p value < 0.05.

Results showed that duration of endurance while employing guitar support (423.21 second) is longer in time (p < 0.0001) compared to employing footstool

(214.68 second), cognitive alertness while employing guitar support (-5.63 second) is faster (p = 0.0074) compared to employing footstool (2.37 second), and executive alertness while employing guitar support (-13.63 second) is faster (p = 0.0016) compared to employing footstool (-2.00 second).

Conclusions were duration of endurance while guitar players were holding a guitar employing guitar support is longer in time compared to employing footstool, and cognitive alertness and executive alertness while guitar players were holding a guitar employing guitar support is faster compared to employing footstool.

Keywords: duration of endurance, alertness, guitar, guitar support, footstool

(3)

vii DAFTAR ISI

JUDUL ……… i

LEMBAR PERSETUJUAN ……… ii

SURAT PERNYATAAN ……… iii

ABSTRAK ……… iv

ABSTRACT ………v

KATA PENGANTAR………vi

DAFTAR ISI ………vii

DAFTAR TABEL ………xii

DAFTAR GAMBAR ………xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2Identifikasi Masalah……… 3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………3

1.4Manfaat Penelitian ……… 4

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ……… 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran………4

1.5.2 Hipotesis ……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Anatomi dan Fisiologi ………7

2.1.1 Anatomi Pelvis, Ekstremitas Bawah, dan Punggung ……… 7

2.1.1.1Pelvis ……… 7

2.1.1.1.1 Tulang Pada Pelvis……… 8

2.1.1.1.2 Sendi Pada Pelvis ……… 9

2.1.1.1.3 Otot pada Pelvis ……… 10

(4)

viii

2.1.1.1.4 Persarafan pada Pelvis……… 11

2.1.1.1.5 Vaskularisasi pada Pelvis………11

2.1.1.1.5.1Arteriae pada Pelvis ……… 11

2.1.1.1.5.2Venae pada Pelvis ……… 12

2.1.1.2Ekstremitas Bawah ………12

2.1.1.2.1 Gerakan pada Ekstremitas Bawah ……… 13

2.1.1.2.2 Tulang pada Ekstremitas Bawah ……… 14

2.1.1.2.2.1Acetabulum ……… 14

2.1.1.2.2.2Femur……… 15

2.1.1.2.2.3Patella……… 17

2.1.1.2.2.4Tibia ……… 18

2.1.1.2.2.5Fibula……… 18

2.1.1.2.3 Sendi pada Ekstremitas Bawah ……… 19

2.1.1.2.3.1Articulatio Coxae ……… 20

2.1.1.2.3.2Articulatio Genus ……… 21

2.1.1.2.3.3Articulatio Tibiofibularis ……… 21

2.1.1.2.4 Fossa Poplitea ……… 22

2.1.1.2.4.1Isi Fossa Poplitea ……… 22

2.1.1.2.5 Otot pada Ekstremitas Bawah ……… 22

2.1.1.2.5.1Otot pada Regio Glutealis ……… 23

2.1.1.2.5.1.1 Otot Profunda Regio Glutealis ……… 23

2.1.1.2.5.1.2 Otot Superficial Regio Glutealis ………… 23

2.1.1.2.5.2Otot pada Regio Femur ……… 24

2.1.1.2.5.2.1 Otot pada Regio Femur Kompartemen Anterior……… 25

2.1.1.2.5.2.2 Otot pada Regio Femur Kompartemen Medialis……… 26

2.1.1.2.5.2.3 Otot pada Regio Femur Kompartemen Posterior……… 27

2.1.1.2.5.3Otot pada Regio Cruris ……… 27

2.1.1.2.6 Persarafan pada Ekstremitas Bawah ……… 28

(5)

ix

2.1.1.2.7 Vaskularisasi pada Ekstremitas Bawah ……… 31

2.1.1.2.7.1Arteriae pada Ekstremitas Bawah ……… 31

2.1.1.2.7.2Venae pada Ekstremitas Bawah……… 33

2.1.1.3Punggung……… 34

2.1.1.3.1 Gerakan pada Punggung ……… 35

2.1.1.3.2 Tulang pada Punggung ……… 36

2.1.1.3.3 Canalis Vertebralis ……… 38

2.1.1.3.4 Sendi pada Punggung ……… 39

2.1.1.3.5 Otot pada Punggung……… 41

2.1.1.3.5.1Otot Punggung Intrinsik……… 42

2.1.1.3.5.1.1 Otot Extensor dan Rotator Columna Vertebralis……… 42

2.1.1.3.5.1.2 Otot Segmental ………44

2.1.1.4Otot Abdomen yang Berperan Terhadap Gerakan Punggung 44 2.1.2 Anatomi Fisiologi Sistem Saraf yang Berhubungan dengan Kewaspadaan……… 46

2.1.3 Fisiologi Sistem Muskuloskeletal ……… 49

2.2Ergonomika ……… 54

2.3Cedera ……… 55

2.4Performance Related Musculoskeletal Disorder (PRMD) ……… 55

2.5Kelelahan ……… 56

2.6Durasi Waktu Ketahanan (Duration of Endurance)……… 65

2.7Kesigapan (Alertness) ……… 65

2.8Deskripsi Alat yang Digunakan dalam Penelitian……… 66

2.8.1 Trail Making Test (TMT) ……… 66

2.8.2 Gitar ……… 68

2.8.3 Alat Bantu Posisi Pemakaian Gitar ……… 69

2.8.3.1Somatic Tools ……… 69

2.8.3.2Extra Somatic Tools………69

2.8.3.2.1 Penyangga Kaki (Footstool) ……… 70

2.8.3.2.2 Penyangga Gitar (Guitar Support) ……… 70

(6)

x

BAB III PERSIAPAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1Alat Penelitian ……… 72

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian……… 72

3.3Prosedur Penelitian………72

3.3.1 Kriteria Subjek Penelitian ………72

3.3.2 Persiapan Subjek Penelitian ……… 73

3.3.3 Prosedur Pengambilan Data dan Pemberian Perlakuan……… 73

3.4Rancangan Penelitian……… 74

3.4.1 Desain Penelitian ……… 74

3.4.2 Variabel Penelitian……… 75

3.5Penentuan Besar Sampel ……… 76

3.6Teknik Pengumpulan Data serta Instrumen Penelitian ……… 77

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data……… 77

3.6.2 Instrumen Penelitian ……… 77

3.7Pengolahan dan Analisis Data ……… 78

3.7.1 Metode Analisis Data……… 78

3.7.2 Hipotesis Statistik ……… 79

3.7.3 Kriteria Uji……… 79

3.8Aspek Etik Penelitian……… 79

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……… 81

4.2 Pembahasan ………86

4.3 Uji Hipotesis ……… 91

(7)

xi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 93

5.2 Saran……… 93

DAFTAR PUSTAKA……… 94

LAMPIRAN ………100

RIWAYAT HIDUP ……… 114

(8)
[image:8.595.115.500.244.579.2]

xii DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Durasi Waktu Ketahanan ……… 81

4.2 Kesigapan Kognitif berdasarkan Skor TMT part A ……… 82

4.3 Kesigapan Eksekutif berdasarkan Skor TMT part B ………83

4.4 Hasil Kolmogorov-Smirnov Test masing-masing Sampel……… 84

4.5 Hasil Independent T-Test Durasi Waktu Ketahanan ……… 85

4.6 Hasil Independent T-Test Selisih Kesigapan Kognitif Sesudah dan Sebelum Perlakuan Berdasarkan Skor TMT part A ……… 85

4.7 Hasil Independent T-Test Selisih Kesigapan Eksekutif Sesudah dan Sebelum Perlakuan Berdasarkan Skor TMT part B ……… 85

(9)
[image:9.595.116.505.156.769.2]

xiii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tulang pada pelvis ……… 7

2.2 Os ilium, os ischium, dan os pubis ……… 8

2.3 Tulang pada pelvis ……… 8

2.4 Os sacrum dan os coccygis ……… 9

2.5 Articulatio lumbosacralis……… 9

2.6 Articulatio sacroiliaca ……… 10

2.7 Musculus piriformis dan musculus obturatorius internus ……… 10

2.8 Saraf pada pelvis ……… 11

2.9 Arteriae pada pelvis ……… 12

2.10 Ekstremitas bawah ……… 13

2.11 Gerakan pada ekstremitas bawah……… 14

2.12 Tulang pada ekstremitas bawah ……… 15

2.13 Acetabulum ……… 15

2.14 Femur bagian proximal ……… 16

2.15 Femur dan potongan melintang femur……… 16

2.16 Femur ……… 17

2.17 Patella ……… 17

2.18 Tibia bagian proximal ……… 18

2.19 Fibula bagian proximal ……… 19

2.20 Tibia dan fibula ……… 19

2.21 Articulatio coxae ……… 20

2.22 Ligamenta pada articulatio coxae ……… 20

2.23 Articulatio genus ……… 21

2.24 Articulatio tibiofibularis ………21

2.25 Fossa poplitea ………22

2.26 Otot profunda pada regio glutealis ……… 23

2.27 Otot superficial pada regio glutealis ……… 24

2.28 Musculus tensor fasciae latae ………24

(10)

xiv

2.29 Kompartemen pada regio femur ……… 25

2.30 Musculus psoas major dan musculus iliacus ……… 25

2.31 Otot pada regio femur kompartemen anterior ……… 26

2.32 Otot pada regio femur kompartemen medialis………26

2.33 Otot pada regio femur kompartemen posterior ……… 27

2.34 Musculus gastrocnemius dan musculus plantaris ……… 27

2.35 Musculus popliteus ……… 28

2.36 Plexus lumbalis dan plexus sacralis……… 29

2.37 Nervus femoralis dan cabangnya……… 29

2.38 Nervus obturatorius dan cabangnya……… 30

2.39 Nervus ischiadicus dan cabang lain dari plexus lumbalis dan plexus sacralis……… 30

2.40 Nervus ischiadicus dan cabangnya ……… 31

2.41 Arteria iliaca externa dan arteria iliaca interna ……… 32

2.42 Arteria pada regio glutealis dan regio femur ……… 32

2.43 Arteria pada regio glutealis dan regio femur ……… 33

2.44 Arteria poplitea ……… 33

2.45 Venae pada ekstremitas bawah ……… 34

2.46 Punggung……… 35

2.47 Kurvatura pada punggung ……… 35

2.48 Gerakan pada punggung ……… 36

2.49 Tulang pada punggung……… 36

2.50 Vertebra lumbalis……… 37

2.51 Foramina intervertebralia……… 37

2.52 Canalis vertebralis, corda spinalis, dan nervus spinalis ……… 38

2.53 Sendi symphisis pada punggung ……… 39

2.54 Sendi synovial pada punggung ……… 40

2.55 Ligamenta pada punggung ……… 41

2.56 Otot pada punggung……… 42

2.57 Otot extensor dan rotator columna vertebralis……… 43

2.58 Otot segmental pada punggung ……… 44

(11)

xv

2.59 Musculus obliquus externa ……… 45

2.60 Musculus obliquus interna ……… 45

2.61 Musculus transversus abdominis……… 45

2.62 Musculus rectus abdominis dan musculus pyramidalis ……… 45

2.63 Nukleus yang membentuk formatio reticularis ……… 47

2.64 Dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC) ……… 48

2.65 Anterior cingulated cortex (ACC) ……… 48

2.66 Orbitofrontal cortex (OFC) ……… 48

2.67 Skema Umum Kontraksi Otot ……… 51

2.68 Skema Kerja Impuls Motorik dan Neurotransmitter pada Neuromuscular Junction ……… 52

2.69 Skema Kerja Ion Kalsium dalam Sel Otot ……… 52

2.70 Skema Siklus Kontraksi ……… 53

2.71 Skema Sliding Filament Mechanism ……… 53

2.72 Skema Thick Filament dan Thin Filament ……… 53

2.73 Skema Susunan Filamen dalam Sarkomer ……… 54

2.74 Skema Potensial Membran, Potensial Aksi, Polarisasi, Depolarisasi Hiperpolarisasi, dan Repolarisasi……… 58

2.75 Sistem serotonergik dan sistem dopaminergik ……… 60

2.76 Jalur dopaminergik utama pada sistem saraf pusat manusia ……… 62

2.77 Pemrosesan dopamin pada sinaps ……… 62

2.78 Contoh Lembar Kerja TMT part A & B ……… 67

2.79 Gitar (Guitar) ……… 69

2.80 Penyangga Kaki (Footstool) ……… 70

2.81 Penyangga Gitar (Guitar Support) ……… 71

(12)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (KS-Test) ……… 100

Durasi Waktu Ketahanan pada Penggunaan Penyangga Gitar………100

Durasi Waktu Ketahanan pada Penggunaan Penyangga Kaki……… 101

Selisih Kesigapan Kognitif pada Sebelum dan Sesudah Penggunaan Penyangga Gitar ……… 102

Selisih Kesigapan Kognitif pada Sebelum dan Sesudah Penggunaan Penyangga Kaki ……… 103

Selisih Kesigapan Eksekutif pada Sebelum dan Sesudah Penggunaan Penyangga Gitar ……… 104

Selisih Kesigapan Eksekutif pada Sebelum dan Sesudah Penggunaan Penyangga Kaki ……… 105

Lampiran 2 Hasil Independent T-Test ………106

Durasi Waktu Ketahanan……… 106

Selisih Kesigapan Kognitif Sesudah dan Sebelum Perlakuan Berdasarkan Skor TMT part A ……… 107

Selisih Kesigapan Eksekutif Sesudah dan Sebelum Perlakuan Berdasarkan Skor TMT part B ……… 108

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ……… 109

Gitar……… 109

Kursi……… 110

Penyangga Kaki (Footstool) ……… 110

Penyangga Gitar (Guitar Support) ……… 110

Mistar ……… 111

Kamera Video ……… 111

Trail Making Test (TMT) ……… 111

Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha……… 112

Subjek Penelitian Ketika Duduk Memangku Gitar Menggunakan Penyangga Gitar dan Ketika Terjadi Perubahan Postur……… 112

(13)

xvii

Subjek Penelitian Ketika Duduk Memangku Gitar Menggunakan Penyangga Kaki dan Ketika Terjadi Perubahan Postur ……… 112 Lampiran 4 Formulir Etik Penelitian……… 113 Formulir Etik Penelitian ……… 113

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pemakaian gitar dengan posisi duduk dan dibantu oleh penyangga kaki

(footstool) untuk rentang waktu lebih dari 30 menit, sering menimbulkan kelelahan (fatigue / tiredness) dan nyeri (pain) (Johnson, 2009). Kelelahan yang

ditimbulkan adalah kelelahan fisik yang bersifat lokal, yaitu di daerah tulang

belakang, pinggang, panggul, dan ekstremitas bawah. Sedangkan sensasi yang

dirasakan adalah nyeri pada tulang belakang, articulatio sacroiliaca, articulatio coxae, otot punggung bagian bawah, dan kesemutan pada kaki yang disangga (Käo, 2013).

Penggunaan penyangga kaki selama lebih dari 4 tahun dapat menyebabkan

sacroiliitis (inflamasi pada articulatio sacroiliaca) dan nyeri tulang belakang kronis (chronic back pain). Penggunaan penyangga kaki selama lebih dari 8 tahun

dapat menyebabkan tumbuhnya otot punggung kompensatorik kontralateral

(compensatory contralateral muscle hypertrophy) pada punggung bawah dan tulang belakang tidak lurus terhadap bidang koronal dan sagital (kyphosis dan scoliosis). Penggunaan penyangga kaki selama lebih dari 20 tahun dapat

menyebabkan pembentukan thrombus (sumbatan pada pembuluh darah yang

dibentuk oleh sel darah merah dan keping darah) pada kaki ipsilateral dan saraf

terjepit (nerve impingement). Gejala awal berupa nyeri, paresthesia, dan hypesthesia. Penemuan riwayat tersebut menandakan adanya cedera (injury) dan komplikasi yang mengancam sistem sirkulasi darah yang ditimbulkan oleh

kesalahan postur duduk (imperfect sitting posture) (Käo, 2013; Fishbein et al,

1988).

Adanya kelelahan fisik dan keluhan nyeri dapat menimbulkan kelelahan

mental (mental fatigue), yang menyebabkan kesigapan (alertness) permainan menurun (Davis et al, 2010). Hal ini menyebabkan menurunnya kualitas

permainan yang sedang berlangsung. Kelelahan dan nyeri pun memaksa pemain

(15)

2

untuk beristirahat ketika kelelahan dan nyeri timbul. Istirahat dapat berlangsung

selama beberapa jam, beberapa hari, bahkan sampai beberapa minggu untuk

mengurangi kelelahan dan rasa nyeri (Johnson, 2009). Hal ini mengurangi

ketahanan (endurance) dan jumlah jam latihan pemain gitar, sehingga dapat menghambat pemain dalam mencapai permainan optimal.

Alternatif dari penggunaan penyangga kaki dalam bermain gitar dengan

posisi duduk adalah penggunaan penyangga gitar (guitar support), sehingga pengangkatan (raising) gitar tidak dilakukan dengan pengangkatan kaki seperti

pada penggunaan penyangga kaki, melainkan oleh penyangga gitar terhadap paha

pemakai. Dengan demikian, kaki pemakai tidak perlu diangkat, sehinga postur

duduk pemain menjadi sama dengan postur duduk pada umumnya.

Dengan postur duduk pemain yang menjadi sama dengan postur duduk

pada umumnya, diharapkan penggunaan penyangga gitar dapat meringankan

keluhan nyeri dan lelah, dan dapat mengurangi gangguan konsentrasi dan

gangguan ketahanan dibandingkan dengan penggunaan penyangga kaki.

Mayoritas pemain gitar saat ini menggunakan alat bantu penyangga kaki,

penggunaan alat bantu lainnya baru terlihat sejak tahun 1980, dan masih jarang

sekali digunakan sampai sekarang (Johnson, 2009; Fiore, 2007).

Hasil studi dan analisis dari pembahasan terdahulu yang masih berkaitan

dengan penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian gitar selama lebih dari 30

menit menimbulkan nyeri dan kelelahan, tetapi studi sebelumnya tidak membahas

dengan baik mengenai perbandingan durasi waktu ketahanan (duration of endurance) dan kesigapan (alertness) pemakai gitar menggunakan penyangga gitar (guitar support) dan penyangga kaki (footstool).

Pembahasan terkini mengenai kelelahan, nyeri, ketahanan, dan penurunan

konsentrasi menjelaskan bahwa asam laktat bukan penyebab dan tidak

berhubungan dengan rasa lelah dan nyeri. Nyeri ditimbulkan dari robeknya

jaringan otot, regangan jaringan ikat, otot dan tendon, kontak sendi yang tidak

tepat, dan distribusi berat pada sendi yang tidak merata. Kelelahan pada otot

disebabkan oleh habisnya cadangan tenaga dan meningkatnya membran potensial

pada jaringan otot. Menurunnya ketahanan otot disebabkan oleh kelelahan otot

(16)

3

dan nyeri pada otot. Menurunnya kesigapan disebabkan oleh perubahan kadar

neurotransmitter di otak yang berperan pada focus inhibitory attention mechanism.

Studi ini bertujuan untuk membandingkan ketahanan otot dan kesigapan

manusia ketika duduk memangku gitar dengan menggunakan penyangga kaki dan

penyangga gitar, dengan cara mengukur durasi waktu ketahanan postur yang dapat

dipertahankan ketika menggunakan penyangga gitar dan menggunakan penyangga

kaki, dan menilai kesigapan kognitif dan eksekutif pemakai gitar secara kuantitatif

yang dilakukan dengan cara membandingkan selisih lama waktu pengerjaan Trail

Making Test (TMT) part A & part B sesudah dan sebelum memakai penyangga

gitar, dan sesudah dan sebelum memakai penyangga kaki.

1.2Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini

adalah :

 Apakah durasi waktu ketahanan pemakai gitar dengan menggunakan

penyangga gitar lebih lama dibandingkan dengan menggunakan

penyangga kaki.

 Apakah kesigapan kognitif pemakai gitar menggunakan penyangga gitar lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.

 Apakah kesigapan eksekutif pemakai gitar menggunakan penyangga gitar

lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh alternatif pemakaian alat

bantu selain penyangga kaki untuk menyempurnakan postur duduk dalam bermain

gitar, mengurangi kelelahan dan cedera yang ditimbulkan, dan mengurangi risiko

komplikasi yang ditimbulkan dari duduk memangku gitar.

(17)

4 Tujuan penelitian ini adalah :

 Membandingkan durasi waktu ketahanan pemakai gitar dengan

menggunakan penyangga gitar dan menggunakan penyangga kaki.

 Membandingkan kesigapan kognitif pemakai gitar dengan menggunakan penyangga gitar dan menggunakan penyangga kaki.

 Membandingkan kesigapan eksekutif pemakai gitar dengan menggunakan

penyangga gitar dan menggunakan penyangga kaki.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademis penelitian ini adalah menambah pengetahuan bidang

ilmu fisiologi cabang ergonomika khususnya perbandingan durasi waktu

ketahanan dan kesigapan kognitif dan eksekutif dari penggunaan penyangga gitar

dan penggunaan penyangga kaki.

Manfaat praktis penelitian ini adalah memberikan pilihan baru penggunaan

alat bantu dalam pemakaian gitar, yaitu penyangga gitar.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Kelelahan otot adalah ketidakmampuan seseorang untuk mempertahankan

postur atau mengulang gerakan sebelumnya dengan benar. Kelelahan otot

disebabkan oleh mempertahankan postur atau mengulang gerakan sampai

melampaui batas ketahanan, sehingga menyebabkan nyeri. Nyeri adalah sensasi

tidak menyenangkan yang menandakan adanya kerusakan jaringan (cedera), yang

disebabkan oleh regangan jaringan ikat, tendon, dan otot, dan aktivasi saraf yang

berhubungan. Kontraksi otot dalam mempertahankan postur secara terus-menerus

dipengaruhi juga oleh kerja sistem saraf pusat, sehingga menyebabkan penurunan

fungsi neuron pada sistem saraf pusat. Hal ini akan menyebabkan kelelahan

mental yang merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mempertahankan

(18)

5

kesigapan atau mengulang tugas dengan benar. Kelelahan mental disebabkan oleh

aktivitas kognisi yang melampaui batas ketahanan (Davis et al, 2010).

Postur kaki dan tulang belakang pemakai saat bermain gitar dengan posisi

duduk dibantu dengan penyangga gitar menjadi seperti duduk di kursi seperti

biasa. Postur kaki dan tulang belakang pemakai saat bermain gitar dengan posisi

duduk dibantu dengan penyangga kaki menjadikan sendi tulang belakang dalam

posisi rotasi (rotated) dan sendi lutut dalam keadaan lebih menekuk/fleksi (flexed), yang mengakibatkan kontraksi otot terus-menerus dan distribusi berat

tidak merata, sehingga menimbulkan rasa lelah dan nyeri. Kelelahan fisik dan

nyeri menyebabkan pemakai gitar tidak dapat mempertahankan postur yang sama

dan tidak dapat mengulang gerakan sebelumnya dengan benar, sehingga

menyebabkan menurunnya durasi waktu ketahanan (Johnson, 2009).

Kelelahan fisik, nyeri, dan aktivitas kognisi terus-menerus pada sistem

saraf pusat akan menyebabkan kelelahan mental (mental fatigue) yang ditandai dengan perubahan pada sistem saraf pusat, yaitu peningkatan kadar serotonin dan

penurunan kadar dopamin di otak, yang dikarenakan oleh peningkatan ambilan

(uptake) triptofan dari perifer menuju sentral sebagai bahan baku serotonin dan peningkatan ambilan dopamin oleh neuron pre-sinaptik dan degradasi dopamin

pada otak, ketika aktivitas perifer terjadi. Terjadinya kelelahan mental ditandai

dengan penurunan kesigapan (alertness) kognitif dan eksekutif, dengan demikian

menyebabkan penurunan kualitas permainan yang sedang berlangsung (Davis et

al, 1997).

Penggunaan penyangga gitar (guitar support) akan memposisikan sendi lutut, sendi panggul, dan sendi pada tulang belakang menjadi lebih ideal dan

stabil, dan memposisikan otot menjadi lebih rileks (relaxed) dibandingkan dengan

penggunaan penyangga kaki (footstool). Berdasarkan hal-hal tersebut di atas,

diharapkan durasi waktu ketahanan dan kesigapan kognitif dan eksekutif pemain

gitar dengan menggunakan penyangga gitar lebih lama dan lebih sigap

dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki. Oleh karena itu, peneliti

hendak mengamati perbandingan penggunaan penyangga gitar dan penggunaan

(19)

6

penyangga kaki terhadap durasi waktu ketahanan dan kesigapan kognitif dan

eksekutif pemain gitar.

1.5.2 Hipotesis

 Durasi waktu ketahanan pemakai gitar dengan menggunakan penyangga gitar lebih lama dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.  Kesigapan kognitif pemakai gitar dengan menggunakan penyangga gitar

lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.

 Kesigapan eksekutif pemakai gitar dengan menggunakan penyangga gitar

lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.

(20)

93 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

 Durasi waktu ketahanan pemakai gitar menggunakan penyangga gitar lebih lama dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.

 Kesigapan kognitif pemakai gitar menggunakan penyangga gitar lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.

 Kesigapan eksekutif pemakai gitar menggunakan penyangga gitar lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan penyangga kaki.

5.2 Saran

Para pemakai gitar dapat menggunakan penyangga gitar (guitar support)

untuk mengurangi kelelahan perifer, nyeri, dan kelelahan sentral, dan komplikasi

yang ditimbulkan dari pemakaian gitar.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan :

 mengenai Performance Related Musculoskeletal Disorder (PRMD) pada bagian tubuh secara lebih spesifik dengan menggunakan elektromiografi

(electromyography) (EMG).

 dengan menggunakan subjek penelitian dengan kelompok tertentu berdasarkan jenis kelamin, dimensi, dan massa bagian tubuh seseorang.  dengan menggunakan subjek penelitian yang telah bermain gitar secara

serius selama rentang waktu tertentu dan hanya menggunakan satu jenis

alat bantu dari saat mulai bermain gitar secara serius sampai pada saat

penelitian lanjutan diselenggarakan.

(21)

94

DAFTAR PUSTAKA

Alvarez, J.A., Emory, E. & Julie, A. (2006). Executive function and the frontal

lobes: A meta-analytic review. Neuropsychology Review 16 (1): 17-42.

Arnett, J.A. & Labovitz, S.S. (1995). Effect of physical layout in performance of

the Trail Making Test. Psychological Assessment 7 (2): 220-221.

Bailey, S.P., Davis, J.M. & Ahlborn, E.N. (1993). Neuroendocrine and substrate responses to altered brain 5-HT activity during prolonged exercise to

fatigue. Journal of Applied Physiology. 74:3006-3012.

Beadle, S. (2006). Directed Attention Fatigue and Restoration. Retrieved from http://www.troutfoot.com/attn/index.html

Becker, W.M., Kleinsmith, L.J., Hardin, J. & Bertoni, G.P. (2009). Signal Transduction Mechanisms: I. Electrical and Synaptic Signaling in

Neurons. The World of the Cell, 7th ed. San Francisco: Pearson Benjamin

Cummings.

Bellinger, A.M., Reiken, S., Dura, M., Murphy, P.W., Deng, S., Landry, D.W., Nieman, D., Lehnart, S.E., Samaru, M., LaCampagne, A. & Marks, A.R. (2008). Remodeling of ryanodine receptor complex causes “leaky”

channels: A molecular mechanism for decreased exercise capacity.

Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of

America 105 (6): 2198-202.

Berque, P (2015). Musculoskeletal Disorders Affecting Musicians and

Considerations for Prevention Retrieved from

http://musicianshealth.co.uk/musiciansmusculoskeletaldisorders.pdf

Bidwell, L.C., McClernon, F.J. & Kollins, S.H. (2011). Cognitive enhancers for

the treatment of ADHD. Pharmacol. Biochem. Behav. 99 (2): 262-274.

Blomberg, O. (2011). Concepts of cognition for cognitive engineering.

International Journal of Aviation Psychology 21 (1): 85-104.

Bowie, C.R. & Harvey P.D. (2006). Administration and interpretation of the trail

making test. Nature Protocols 1 (5): 2277-2281.

Carter, H.V. (1918). Plate 727 (Anterior cingulate cortex) & Plate 729 (Orbital

gyrus). In Lewis, W.H. Gray’s Anatomy of the Human Body, 20th ed.

plate 727 & plate 729. Philadelphia and New York: Lea and Febiger.

Chaouloff, F., Laude, D. & Elghozi, J.L. (1989). Physical exercise: evidence for differential consequences of tryptophan on 5-HT synthesis and metabolism in central serotonergic cell bodies and terminals. J. Neural Transm.

(22)

95

Conlay, L.A., Sabournjian, L.A. & Wurtman, R.J. (1992). Exercise and neuromodulators: choline and acetylcholine in marathon runners. Int. J.

Sports Med. 13 (Suppl. 1): S141-142.

Davis, J.M. & Bailey, S.P. (1997). Possible mechanisms of central nervous system

fatigue during exercise. Medicine & Science in Sports & Exercise 29 (1):

45-57.

Davis, M.P. & Walsh, D. (2010). Mechanismsof Fatigue. J. Support Oncol. 2010 Jul-Aug;8(4):164-74. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20822034

Drake, R.L., Vogl, A.W. & Mitchell, A.W.M. (2010). Gray’s Anatomy for

Students, 2nd ed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier.

Dreyer, J.L. (2010). New insights into the roles of microRNAs in drug addiction

and neuroplasticity. Genome Med 2 (12): 92.

Dubuc, B. (2015). The Brain Structures that Wake You up and Put You to Sleep.

Retrieved from

http://thebrain.mcgill.ca/flash/a/a_11/a_11_cr/a_11_cr_cyc/a_11_cr_cyc.ht ml

Eiden, L.E. Schäfer, M.K., Weihe, E. & Schütz, B. (2004). The vesicular amine transporter family (SLC18): amine/proton antiporters required for vesicular accumulation and regulated exocytotic secretion of monoamines

and acetylcholine. Pflugers Arch. 447 (5): 636-40.

Eisenhofer, G., Kopin, I.J. & Goldstein, D.S. (2004). Cathecolamine metabolism:

a contemporary view with implications for physiology and medicine.

Pharmacological Reviews 56 (3): 331-49.

Elliot, R. (2003). Executive functions and their disorders. British Medical

Bulletin. (65); 49-59.

Enoka, R.M. & Stuart, D.G. (1992). Neurobiology of muscle fatigue. J. Appl.

Physiol. 72:1631-1648.

Fay, M.P. & Proschan, M.A. (2010). Wilcoxon-Mann-Whitney or t-test? On assumptions for hypothesis tests and multiple interpretations of decision

rules. Statistics Surveys 4: 1-39.

Fiore, G. (2007). Postural and Sitting Musings for the XXI Century Classical

Guitarist. Retrieved from

http://www.giacomofiore.com/wordpress/wp-content/uploads/fiore_sitting_posture.pdf

(23)

96

Fishbein, M. Middlestadt, S.E., Ottati, V., Straus, S. & Ellis, A. (1998). Medical

Problems among ICSOM Musicians. Medical Problems of Performing

Artists: Volume 3 Number 1: Page 1 (March 1988). Retrieved from

https://www.sciandmed.com/mppa/journalviewer.aspx?issue=1145&articl e=1451

Fitzgerald, M. (2010). How Lactic Acid Prevents Fatigue. Retrieved from http://running.competitor.com/2010/10/sports-science-update/sports-science-update-how-lactic-acid-prevents-fatigue_15666

Fitzgerald, M. (2014). Six Lies You Were Taught About Lactic Acid. Retrieved from http://running.competitor.com/2014/01/training/six-lies-you-were-taught-about-lactic-acid_29432

Fitzgerald, M. (2010). The Lactic Acid Myths. Retrieved from

http://running.competitor.com/2010/01/training/the-lactic-acid-myths_7938

Frazer, A. & Hensler, J.G. (1999). Understanding the neuroanatomical organization of serotonergic cells in the brain provides insight into the functions of this neurotransmitter. In Seigel, G.J. Basic Neurochemistry 6th ed. Agranoff, B.W., Fisher, S.K., Albers, R.W. & Uhler, M.D. Lippincott Williams and Wilkins.

Gandevia, S.C. (1992). Some central and peripheral factors affecting human

motoneuronal output in neuromuscular fatigue. Sports Medicine

(Auckland, N.Z.) 13 (2): 93-8.

Grimmett, G.R. & Stirzaker, D.R. (2001). Probability and Random Processes, 3rd ed. Oxford: Oxford University Press.

Hall, J.E. (2006). Textbook of Medical Physiology, 11th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Hannon, J. & Hoyer, D. (2008). Molecular biology of 5-HT receptors. Behav.

Brain Res. 195 (1): 198-213.

Hawley, J.A. & Reilly, T. (1997). Fatigue Revisited. Journal of sports sciences 15 (3): 245-6.

Hurley, M.J. & Jenner, P. (2006). What has been learnt from study of dopamine receptors in Parkinson’s disease?. Pharmacol. Ther. 111 (3): 715-28.

International Ergonomics Association (2015). What is Ergonomics. Retrieved from http://www.iea.cc/whats/index.html

Itti, L. Rees, G. & Tsotsos, J.K. (2005). Neurobiology of Attention. Boston: Elsevier.

(24)

97

Jaffe, E. (2010). The side of paradise: discovering why the human mind needs

nature. Retrieved from

http://www.psychologicalscience.org/observer/getArticle.cfm?id=2679

Johnson, D.(2009). Classical Guitar and Playing-Related Musculoskeletal

Problems. Retrieved from

http://lup.lub.lu.se/luur/download?func=downloadFile&recordOld=15300 17&fileOld=1530022

Kamen, G. (2004). Electromyographic Kinesiology. In Robertson, D.G.E., Caldwell, G.E., Hamill, J., Kamen, G. & Whittlesey, S.N. Research

Methods in Biomechanics 2nd ed. Champaign, IL: Human Kinetics Publ.

Kang, K., Park, S., Kim, Y.S., Lee, S. & Back, K. (2009). Biosynthesis and

biotechnological production of serotonin derivatives. Appl. Microbiol.

Biotechnol. 83 (1): 27-34.

Käo, K. (2013). What hurts the guitarist?. Retrieved from http://blog.strumprofessor.com/what-hurts-the-guitarist

Kaplan, R. & Kaplan, S. (1989). The experience of nature: A psychological

perspective. Cambridge University Press.

Kinomura, S., Larsson, J., Gulyás, B. & Roland, P.E. (1996) Activation by attention of the human reticular formation and thalamic intralaminar

nuclei. Science. 1996 Jan26;2271(5248):512-5. Retrieved from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8560267

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N. & Aster, J. (2010). Robbins & Cotran

Pathologic Basis of Disease. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Lezak, M.D., Howieson, D.B. & Loring, D.W. (2004). Neuropsychological

Assessment, 4th ed. New York: Oxford University Press.

Malenka, E.J., Nestler, S.E. & Hyman, R.C. (2009). Chapter 10: Neural and

Neuroendocrine Control of the Internal Milieu. In Sydor, A. & Brown,

R.Y. Molecular Neuropharmacology: A Foundation for Clinical

Neuroscience, 2nd ed. New York: McGraw-Hill Medical. p. 249.

Malenka, E.J., Nestler, S.E. & Hyman, R.C. (2009). Chapter 13: Higher

Cognitive Function and Behavioral Control. Molecular

neuropharmacology: a foundation for clinical neuroscience, 2nd ed. New

York: McGraw-Hill Medical. p. 318.

Marcora, S.M., Staiano, W. & Manning, V. (2009). Mental fatigue impairs

physical performance in humans. Journal of Applied Physiology 106(3):

857-864.

(25)

98

MedlinePlus (2015). Wounds and Injuries. Retrieved from https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/woundsandinjuries.html

Montvilo, J.A. (2010). Membrane Action Potentials. Rhode Island College. Retrieved from http://www.ric.edu/faculty/jmontvilo/335.htm

Musacchio, J.M. (2013). Chapter 1: Enzymes involved in the biosynthesis and

degradation of cathecolamines. In Iverson, L. Biochemistry of Biogenic

Amines. Springer. pp. 1-35.

Newsholme, E.A., Acworth, I.N. & Bloomstrand, E. (1987) Amino acids, brain neurotransmitters and a functional link between muscle and brain that is

important in sustained exercise. In: Advances in Myochemistry, G. Benzi

(Ed.). London: John Libbey Eurotext Ltd.

Posner, M.I., Sheese, B.E., Odludaş, Y. & Tang, Y. (2006). Analyzing and

shaping neural networks of attention. Neural Netw. 2006: 19, 1422-1429.

Rothballer, A.B. (1956). Studies on the adrenaline-sensitive component of the

reticular activating system. Electroencephalogr Clin Neurophysiol. 1956

Nov;8(4):603-21. Retrieved from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/13375499

Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2011). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, 4thed. Sagung Seto.

Seeman, P. (2009). Chapter 1: Historical overview: Introduction to the dopamine

receptors. In Neve, K. The Dopamine Receptors. Springer. pp. 1-22.

Silverthorn, D.U. (2009). Human Physiology: An Integrated Approach. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Simons-Weidenmaier, N.S., Weber, M., Plappert, C.F., Pilz, P.K.D. & Schmid, S. (2006). Synaptic depression and short-term habituation are located in the

sensory part of the mammalian startle pathway. BMC Neuroscience 7,

38-38.

Smith, S. (2015). Determining Sample Size: How to Ensure You Get the Correct

Sample Size. Retrieved from

http://www.qualtrics.com/blog/determining-sample-size/

Spector, S.A., Jackman, M.R., Sabounjian, L.A., Sakkas, C., Landers, D.M. & Willis, W.T. (1995). Effects of choline supplementation on fatigue in

trained cyclists. Med. Sci. Sports Exerc. 27: 668-673.

Standring, S (2008). Gray’s Anatomy : The Anatomical Basis of Clinical Practice, 40thed. Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier.

(26)

99

The National Collaborating Centre for Chronic Conidtions, ed. (2006).

Symptomatic pharmacological therapy in Parkinson’s disease.

Parkinson’s Disease. London: Royal College of Physicians. pp. 59-100.

Torres, G.E., Gainetdinov, R.R. & Caron, M.G. (2003). Plasma membrane

monoamine transporters: structure, regulation and function. Nature

Reviews Neuroscience 4 (1): 13-25.

Tortora, G.J. & Derrickson, B. (2011). Principles of Anatomy & Physiology, 13th ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Tombaugh, T.N. (2004). Trail Making Test A and B: Normative Data Stratified by

Age and Education. Archives of Clinical Neuropsychology : The Official

Journal of the National Academy of Neuropsychologists 19 (2): 203-214.

Tritsch, N.X., Ding, J.B. & Sabatini, B.L. (2012). Dopaminergic neurons inhibit

striatal output through non-canonical release of GABA. Nature 490

(7419): 262-6.

Wilmore, J.H., Costill, D.L. & Kenney, W.L (2008). Physiology of Sport and

Exercise, 4th ed. Champaign: Human Kinetics.

Young, S.N. (2007). How to increase serotonin in the human brain without drugs.

Rev. Psychiatr. Neurosci. 32 (6): 394-99.

Young, S.N. (1986). The clinical psychopharmacology of tryptophan. In:

Nutrition and the Brain. Vol 7, pp. 49-88, R.J. Wurtman and J.J.

Wurtman, (Eds.). New York: Raven.

Zahr, N.M. & Sullivan, E.V. (2008). Translational Studies of Alcoholism Bridging

the Gap. Alcohol Research & Health, Volume 31, Number 3, p.215.

Sagittal human brain with cortical regions delineated. National Institute

on Alcohol Abuse and Alcoholism. Retrieved from http://pubs.niaaa.nih.gov/publications/arh313/215-230.htm

Zhou, M., Engel, K. & Wang, J. (2007). Evidence for significant contribution of a newly identified monoamine transporter (PMAT) to serotonin uptake in

the human brain. Biochem. Pharmacol. 73 (1): 147-54.

Gambar

Tabel  Halaman
Gambar  Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Mencari estimasi kerugian maksimum pada tingkat kepercayaan (1- α ) yaitu sebagai nilai kuantil ke- α dari distribusi empiris return portofolio yang diperoleh pada langkah

Untuk kegiatan pembelajaran tentang Kehidupan Politik dan Ekonomi Indonesia pada Masa Orde Baru..  Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari

Pada flowchart Gambar 2.2 dan Gambar 2.3, memiliki 15 nama gangguan afektif yaitu Gangguan Afektif Akibat Penyakit Umum, Gangguan Afektif Akibat Zat, Gangguan Bipolar I,

Berdasarkan analisis data penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tidak tertdapat pengaruh positif dan signifikan pelaksanaan supervisi pendidikan oleh

dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara

Laporan Keuangan Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Regional III Bandar Lampung yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan

• Keselamatan kerja menjadi landasan kegiatan operasional perusahaan dan tidak dapat dilepaskan dari solusi maupun layanan yang kami tawarkan kepada pelanggan. Kinerja

Pengembangan Model Dalam Pembelajaran Koreografi Ii Pada Mahasiswa Semester Iii Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar. Seni