x
ABSTRAK
Perkembangan jumlah penduduk Indonesia sangat pesat, dan dengan perkembangan tersebut meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Seiring dengan meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup kuat menjadi driver utama pertumbuhan industri farmasi nasional, sehingga persaingan perusahaan farmasi ini semakin ketat, dan dengan perkembangannya perusahaan farmasi memiliki hambatan yaitu berhubungan dengan keputusan pendanaan. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi struktur modal tersebut. Adapun variabel yang digunakan meliputi Return on Asset (ROA), Total Asset Turn Over (TATO), dan Price Book Value (PBV). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2009 sampai dengan 2013. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Model analisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Menggunakan uji F untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara karakteristik perusahaan dan struktur modal. Menggunakan uji t untuk menguji secara parsial hubungan masing-masing variabel bebas terhadap struktur modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan semua variabel ROA, TATO, dan PBV berpengaruh terhadap struktur modal. Adapun variabel yang memiliki pengaruh yang dominan adalah TATO.
ABSTRACT
The development of Indonesia’s population is very rapid, and with that development increase public’s awareness of their health. And with economy’s increase and purchasing power of society which still strong enough become main driver of growth national pharmacy industry, the competition of the pharmacy companies increasingly stringent and with the development of pharmacy company has its obstacle is related to funding decisions. Related with that case, then this research aims for identification variable which effect of the capital structure. There are variable in use are Return On Asset (ROA), Total ASSET Turn Over (TATO), and Price Book Value (PBV). This research using secondary data which resourced from pharmacy industry’s financial reports who registered in BEI on 2009 until 2013. Whereas, the sampels has been taken for using purposing sampling methods. Analysis model using multiple linear regretion analysis. Using F’s test for knowing simultant effects between company’s characteristic and capital structure. Using T’s test for testing partial’s relation for each free variables to capital structure. The result of research showing that partially and simultant every variables ROA, TATO, and PBV are influents to capital structure. There is variable which has dominant effect is TATO.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK. ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 10
1.3Tujuan Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 12
2.1.2 Teori Struktur Modal yang Berkaitan ... 16
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 18
2.2 Kerangka Pemikiran ... 22
2.3 Penelitian Terdahulu ... 23
2.4 Pengembangan Hipotesis ... 27
2.4.1 Return On Asset (ROA) ... 27
2.4.2 Total Asset Turn Over (TATO) ... 28
2.4.3 Price Book Value (PBV)…... 28
2.5 Model Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Populasi dan Sampel ... 30
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 32
3.4 Definisi Operasional Variabel ... 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.6 Uji Data ... 36
3.6.1 Uji Outlier ... 36
3.6.2 Uji Normalitas ... 37
xiv
3.6.4 Uji Heterokedastisitas ... 38
3.6.5 Uji Autokorelasi ... 39
3.7 Teknis Analisis Data ... 39
3.8 Uji Hipotesis Penelitian ... 40
3.9.1 Uji t ... 40
3.9.2 Uji F ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Hasil Penelitian ... 42
4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 44
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 45
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 45
4.1.2.2 Uji Outlier ... 46
4.1.2.3 Uji Multikolinearitas ... 48
4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 49
4.1.2.5 Uji Autokorelasi ... 51
4.1.3 Analisis Data ... 52
4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 54
4.1.4.1 Uji t ... ... 54
4.1.4.2 Uji F ... ... 55
4.2 Pembahasan ... ... 56
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60
5.1 Simpulan ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
LAMPIRAN ... 66
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... 23
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Sampel ... ... 31
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... ... 33
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... ... 35
Tabel 4.1 Data Penelitian ………... 42
Tabel 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian ... 44
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas ... 46
Tabel 4.4 Data Outlier ... 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 50
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 51
Tabel 4.9 Hasil Persamaan Regresi Berganda ... 53
Tabel 4.10 Hasil Uji t ………... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 22
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ... 66
Lampiran 2 ... 66
Lampiran 3 ... 66
Lampiran 4 ... 66
Lampiran 5 ... 66
Lampiran 6 ... 66
Lampiran 7 ... 66
Lampiran 8 ... 66
Lampiran 9 ... 66
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan terus meningkat serta
kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan kesehatan seiring dengan
meningkatnya perekonomian dan daya beli masyarakat yang masih cukup
kuat menjadi driver utama pertumbuhan industri farmasi nasional.
Meningkatnya dukungan program pemerintah di bidang kesehatan sejalan
dengan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui
beroperasinya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan
sistem asuransi kesehatan nasional per Januari 2014 diproyeksikan
mendorong pertumbuhan industri farmasi lebih tinggi lagi beberapa tahun ke
depan. Di samping itu, proporsi pengeluaran kesehatan terhadap GDP
Indonesia masih relatif rendah sehingga potensi peningkatan masih cukup
besar. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp33 triliun untuk
Kementerian Kesehatan pada 2013 dan meningkatkannya menjadi Rp45
triliun pada 2014.
Pasar farmasi nasional diperkirakan tumbuh rata-rata 13% per tahun pada
2011-2015. Pasar farmasi nasional pada 2013 diperkirakan sebesar USD 5,88
miliar dan meningkat menjadi USD 6,61 miliar pada 2014. Obat resep
(ethical) mendominasi sekitar 60% pasar farmasi nasional dan sisanya 40%
2 BAB I PENDAHULUAN
ke depan, khususnya obat generik, diperkirakan akan semakin tinggi seiring
dengan implementasi SJSN.
Studi IMS pada 2011 memprediksikan bahwa pada 2011-2015
pertumbuhan pasar farmasi di Asia Pacific sebesar 13%-16%. Dalam
studinya, IMS menyatakan bahwa pasar farmasi global ke depan akan
didorong oleh kelompok pharmerging market, yaitu negara-negara dengan
pertumbuhan farmasi tinggi yang menawarkan prospek pertumbuhan yang
sangat kuat, didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi, meningkatnya
akses terhadap layanan kesehatan, dan di banyak kasus, membaiknya
regulasi. Sementara beberapa faktor yang terus berkontribusi terhadap
merosotnya pertumbuhan penjualan di pasar farmasi yang sudah matang, di
antaranya yaitu tingginya tingkat produk yang habis masa paten,
meningkatnya penetrasi pasar generik, kurangnya anggaran industri
bioteknologi, perubahan reimbursement, batasan pemerintah yang kian ketat
dalam hal pengeluaran dan keamanan produk, serta kondisi makroekonomi.
Indonesia sendiri termasuk dalam tier ke-3 pharmerging market bersama
beberapa negara lain.
Struktur industri farmasi di Indonesia sangat terfragmentasi dimana saat ini
terdapat sekitar 250 perusahaan farmasi yang beroperasi. Berdasarkan trend
investasi sektor industri farmasi Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia mencatat pada tahun 2011 beberapa perusahaan industri farmasi
memiliki pertumbuhan usaha, pendapatan dan harga saham tertinggi yaitu PT
Tempo Scan Pasific Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT
3 BAB I PENDAHULUAN
nilai pasarnya, Kalbe Group menguasai 13% pangsa pasar farmasi nasional.
Sementara berdasarkan volumenya, 20 perusahaan farmasi menguasai 40%
volume obat nasional. Persaingan dalam industri farmasi semakin ketat
dimana diversifikasi produk semakin banyak dilakukan perusahaan farmasi
besar (www.bankmandiri.co.id, 2013).
Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tentu
perusahaan-perusahaan sektor industri farmasi perlu melakukan pengembangan usaha.
Dalam perkembangannya perusahaan-perusahaan tersebut mengalami berbagai
hambatan. Salah satunya adalah berhubungan dengan keputusan pendanaan.
Sebagai bagian dari pasar modal Indonesia, Bursa Efek Indonesia dan
emiten-emitennya (termasuk sektor industri farmasi) telah menjadi perhatian
banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang
sangat efektif untuk mendapatkan dan menginvestasikan dana yang berdampak
produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal,
perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan
pengembangan perusahaan (Sormin, 2013).
Sumber dana dapat dibedakan menjadi sumber dana perusahaan intern
dan sumber dana perusahaan ekstern. Dana intern adalah dana yang dibentuk
atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan yaitu laba yang ditahan dan
akumulasi depresiasi. Dana ekstern adalah dana dari para kreditur dan
pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Metode
pemenuhan kebutuhan akan dana dengan cara ini disebut metode
pembelanjaan dengan hutang (debt financing). Sedangkan dana dari pemilik,
4 BAB I PENDAHULUAN
perusahaan tersebut. Metode pemenuhan dana dengan cara ini disebut metode
pembelanjaan modal sendiri (equity financing) (Riyanto 2001; sebagaimana
dikutip oleh Hapsari, 2010).
Struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka
panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen
dan saham biasa (Horne dan Wachowicz, 1997; sebagaimana dikutip oleh
Hapsari, 2010). Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan
membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca
yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal
pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya sebagian dari
struktur keuangannya (Weston dan Copeland, 1996; sebagaimana dikutip
oleh Hapsari, 2010). Pengertian struktur modal menurut Riyanto (2001)
adalah perimbangan atau perbandingan antar jumlah hutang jangka panjang
dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal di proxy dengan Debt
to Equity Ratio (DER).
Menurut Sawir (2003) DER merupakan rasio yang menggambarkan
perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk
memenuhi seluruh kewajibannya. Dengan adanya proporsi hutang yang lebih
besar, maka perusahaan yang mempunyai DER lebih dari satu akan memiliki
risiko bisnis yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yg memiliki
5 BAB I PENDAHULUAN
Dengan nilai DER yang berada di atas satu berarti perusahaan
memiliki jumlah hutang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri dan
hal ini tidak sesuai dengan teori struktur modal yang optimal dimana
seharusnya jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar daripada modal
sendiri. Sementara itu kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan
modalnya ke dalam bentuk investasi pada perusahaan yang mempunyai DER
tertentu yang besarnya kurang dari satu, karena jika DER lebih besar dari satu
berarti risiko yang ditanggung oleh investor menjadi meningkat.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi keputusan struktur modal
perusahaan, antara lain: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi,
tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat manajemen,
sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan
fleksibilitas keuangan (Brigham dan Houston, 2000; sebagaimana dikutip
oleh Sarasati, 2013).
Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang
memengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, beberapa faktor yang
akan diteliti adalah :
1. Rasio Profitabilitas di proxykan dengan Return On Asset (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang
berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal
6 BAB I PENDAHULUAN
2013). ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya
dengan tanpa mengindahkan dari sumber mana modal tersebut berasal atau
keseluruhan modal (Setiana dan Rahayu, 2012). Semakin tinggi keuntungan
perusahaan, berarti semakin rendah kebutuhan dana eksternal (hutang),
karena perusahaan cenderung untuk menggunakan sumber dana internal yaitu
dalam bentuk laba ditahan, sehingga biaya hutang yang dikeluarkan oleh
perusahaan lebih rendah. Laba ditahan merupakan bagian dari laba bersih
setelah pajak yang tidak dibagikan kepada pemilik perusahaan, atau laba
bersih yang ditanamkan lagi dalam perusahaan (Hestuningrum, 2012). Oleh
karena itu, dapat disebut pula dengan semakin tingginya ROA, maka
besarnya laba yang digunakan sebagai modal akan meningkat, yang dapat
mengurangi kebutuhan modal yang dipenuhi dari pihak eksternal yang berupa
hutang.
Penelitian yang mendukung adalah Sari (2014) yaitu bahwa profitabilitas
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal (DER).
Sedangkan, berdasarkan hasil penelitian Kadam (2014) diketahui bahwa nilai
ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
2. Rasio Aktivitas di proxykan dengan Total Asset Turnover (TATO)
Total assets turnover (TATO) merupakan perbandingan antara penjualan
dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan
kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Total assets
7 BAB I PENDAHULUAN
penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume
penjualan tertentu (Syamsuddin, 2009; sebagaimana dikutip oleh Riadi,
2012).
Semakin tinggi rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat
lebih cepat berputar dan meraih laba, juga menunjukkan semakin efisien
penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan (Riadi, 2012).
Apabila perusahaan menghasilkan penjualan-penjualan yang sama dengan
aset yang lebih sedikit, berarti perusahaan tersebut semakin efektif karena
memerlukan tingkat investasi yang lebih rendah. Oleh karena itu, apabila
TATO semakin tinggi, maka perusahaan akan cenderung menggunakan
sumber dana internal dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan merupakan
bagian dari laba bersih setelah pajak yang tidak dibagikan kepada pemilik
perusahaan, atau laba bersih yang ditanamkan lagi dalam perusahaan
(Hestuningrum, 2012). Semakin tingginya TATO, maka besarnya laba yang
digunakan sebagai modal akan meningkat, yang dapat mengurangi kebutuhan
modal dari pihak eksternal yang berupa hutang, dan biaya hutang yaitu bunga
yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih rendah.
Dalam penelitian Gunawan (2011), menunjukkan bahwa TATO (Total
Asset Turn Over) berpengaruh positif terhadap struktur modal. Ini sudah
dibuktikan dalam jurnalnya yang menguji struktur modal optimal melalui
pola hubungan antar variabel. Sedangkan, berdasarkan hasil regresi penelitian
Purwanti (2005), total asset turnover berpengaruh negatif dan tidak
8 BAB I PENDAHULUAN
3. Rasio Pasar di proxykan dengan Price Book Value (PBV)
Price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang
digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya
(Ang, 1997; sebagaimana dikutip oleh Hidayati, 2010). Semakin tinggi PBV,
maka menunjukkan semakin besar kepercayaan pasar terhadap prospek
perusahaan tersebut (Syamsuddin, 2007; sebagaimana dikutip oleh Kadam,
2014).
Menurut Signaling Theory, pihak perusahaan mempunyai keyakinan
bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut
meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor.
Perusahaan bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai sinyal yang lebih
credible. Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal bahwa
perusahaan mempunyai prospek yang baik (Kadam, 2014).
Untuk menentukan posisi saham menggunakan metode Price Book Value
tidak mencari nilai intrinsik dari saham yang diteliti, melainkan menghitung
nilai PBV kemudian mengukur harga saham mahal atau murah dengan cut off
1 yang berarti jika nilai PBV diatas 1 menunjukkan bahwa nilai pasar saham
lebih besar dari nilai bukunya (overvalued), sebaliknya jika nilai PBV
dibawah 1 berarti nilai pasar saham lebih kecil dari nilai bukunya
(undervalued) (Permata, 2010; sebagaimana dikutip oleh Kadam, 2014).
Dalam penelitian Kadam (2014), Price to Book Value (PBV)
9 BAB I PENDAHULUAN
menurut penelitian Sulistiono (2010) PBV berpengaruh negatif terhadap
struktur modal perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSET
(ROA), TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), DAN PRICE BOOK
VALUE (PBV) TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI
FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
10 BAB I PENDAHULUAN
1.2Identifikasi Masalah
1. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013?
2. Apakah Total Asset Turnover (TATO) berpengaruh secara
signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2009-2013?
3. Apakah Price Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan
terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013?
4. Apakah Return On Asset (ROA), Total Asset Turnover (TATO), dan
Price Book Value (PBV) secara simultan berpengaruh terhadap
struktur modal pada perusahaan-perusahaan farmasi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013?
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA)
terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Total Asset Turnover
(TATO) terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
11 BAB I PENDAHULUAN
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Price Book Value (PBV)
terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA),
Total Asset Turnover (TATO), dan Price Book Value (PBV)
terhadap struktur modal pada perusahaan-perusahaan farmasi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2013.
1.4Kegunaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan bagi
pihak-pihak yang memerlukannya. Kegunaan penelitian ini di antaranya adalah:
1. Bagi Perusahaan
Agar dapat membantu perusahaan untuk mengelola struktur
modal lebih baik berdasarkan data yang telah peneliti analisis.
2. Bagi Investor
Agar dapat memberikan informasi dan menjadi bahan
pertimbangan perusahaan-perusahaan farmasi mana yang akan
dipilih untuk melakukan investasi dilihat dari struktur modal
perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Agar dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya di
60
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data, kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
penelitian ini adalah:
1. Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan dalam uji regresi linier
berganda adalah struktur modal sedangkan variabel independen yang digunakan
adalah ROA, TATO, dan PBV.
2. Secara parsial, variabel independen ROA berpengaruh terhadap struktur modal
dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar
0,000, variabel independen TATO juga berpengaruh terhadap struktur modal
dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar
0,020, selanjutnya pada variabel independen PBV yang juga berpengaruh terhadap
struktur modal dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05
yaitu sebesar 0,032. Secara simultan, variabel independen ROA, TATO dan PBV
secara bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal sebesar 49% sedangkan
sisanya sebesar 51% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
3. Variabel yang paling berpengaruh pada penelitian ini adalah variabel ROA, maka
dapat dikatakan bahwa ROA memiliki pengaruh yang dominan terhadap struktur
modal pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
61 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
tingginya pengaruh ROA dalam perusahaan ini, karena perusahaan menggunakan
hutang yang memiliki banyak manfaat, seperti mempunyai hubungan kerja yang
luas, mengurangi biaya-biaya dari dalam, mempunyai kepercayaan dari investor
bahwa perusahaan layak untuk berinvestasi karena perkembangannya lebih besar.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi investor, selain rasio ROA, TATO, dan PBV, diharapkan investor juga dapat
memperhatikan faktor-faktor lain dalam pertimbangan untuk mengambil keputusan
berinvestasi dengan melihat struktur modal yang baik. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi struktur modal seperti struktur aktiva, PER, pertumbuhan penjualan,
ukuran perusahaan, dan lain-lain.
2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga
dapat lebih meningkatkan keuntungan perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat menambahkan variabel-variabel
keuangan lainnya seperti NPM, PER, dan lain-lain, untuk mengetahui pengaruh
terhadap struktur modal dan menggunakan sampel perusahaan lain agar
mendapatkan wawasan lebih mengenai kondisi perusahaan yang berada di sektor
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene dan Joel F Houston, 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta:Salemba Empat
Cooper, Donald R., Pamela S. Schindler. 2011. Business Research Methods. (11th ed). New York: McGraw Hill International Edition.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Kedua, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam, 2008. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.
Gunawan, A. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Perputaran Aktiva terhadap Struktur Modal. Jurnal Manajemen dan Bisnis, vol.11, no.01.
Harianti, A.M., dkk. 2012. Statistika II. Edisi Pertama. CV Andi Offset. Yogyakarta. Harmono. 2010. Pengujian Struktur Modal Optimal Melalui Pola Hubungan Antar
Variabel Leverage, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No. 2, Hal. 220-236.
Hartono, J. 2013. Metode Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Edisi Kelima. BPFG. Yogyakarta.
Hapsari, L.I. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive Allied Product). Fakultas Ekonomi. Universitas Diponegoro Semarang.
Haryoputra, H.B. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.
Hestuningrum, R.D. 2012. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Struktur Modal Perusahaan Pemanufakturan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.
Mardinawati. 2008. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurusan Akuntansi. Politeknik Negeri Semarang.
Permata, I.S., Kertahadi., dan Topowijono. 2013. Penilaian Saham Dengan Menggunakan Metode Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya Malang.
Sarasati, G. 2013. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Price Earning Ratio, Struktur Aktiva, Operating Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Real Estate & Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011). Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang.
Sari, N.P.A.P. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2012. Jurnal Akuntansi, 7(1), hal. 33-47.
Seftianne., dan Handayani, R. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akutansi, 13(1), hal. 39-56.
Setiana, E., dan Rahayu, D. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Jurnal Telaah Akuntansi, 13(1) Juni 2012, hal. 33-50. Suad Husnan. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio. Edisi Kedua. AMP YKPN.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Edisi Kedua. CV Alfabeta. Bandung.
Suliyanto. 2006. Edisi Kedua. Metode Riset Bisnis. CV Andi Offset. Yogyakarta. Sunjoyo, dkk. 2013. Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Edisi Kedua. CV Alfabeta.
Bandung. www.idx.co.id
www.bankmandiri.co.id
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-aktivitas.html diakses pada tanggal 26 Februari 2015.