• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Daya Saing Sekolah dalam Meningkatkan Peserta Didik Baru di SMK Bhineka Karya 04 Ampel T2 942014010 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Daya Saing Sekolah dalam Meningkatkan Peserta Didik Baru di SMK Bhineka Karya 04 Ampel T2 942014010 BAB II"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. 1. Strategi Bersaing

Persaingan antar lembaga pendidikan

merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri

lagi, karena hal ini berlangsung dengan sangat

sulit dan ketat. Persaingan yang bersangkutan

dengan efesiensi berlangsungnya penyelenggaraan

pendidikan. Strategi bersaing inti dari analisis

pesaing yang melakukan persaingan dalam bidang

manajemen. Persaingan yang terjadi di perusahaan

kini mulai menjalar kedalam bidang pendidikan,

dan semua ini berjuang untuk mengatasi

persaingan yang semakin meningkat. Selain itu

strategi bersaing juga sebagai motivasi dan

membantu membawa kemajuan untuk berprestasi.

Porter (1992:1) mengatakan bahwa strategi

bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing

yang menguntungkan dalam suatu industri, arena

fundamental dimana persaingan berlangsung.

Strategi bersaing bertujuan membina posisi yang

menguntungkan dan kuat dalam melawan

kekuatan yang menentukan persaingan dalam

(2)

10 Dalam menanggulangi persaingan yang terjadi

sekarang ini dalam Michael E Porter (2009:71) ada

tiga pendekatan strategis generik yang secara

potensial akan berhasil mengungguli perusahaan

lain dalam suatu industri. Dalam hal ini strategi

Generik adalah pendekatan untuk mengungguli

pesaing dalam industri; dalam memperoleh hasil

laba yang tinggi, sedangkan di industri yang lain

keberhasilan dengan salah satu strategi generik

mungkin diperlukan hanya untuk mendapatkan

hasil laba yang layak dalam artian mutlak. Berikut

adalah tiga strategi generik:

2.1.1 Keunggulan Biaya M enyeluruh

Michael E Porter (2009:71) menyatakan

keunggulan biaya memerlukan kontruksi agresif

dari fasilitas skala yang efisien, usaha yang

terus-menerus dalam mencapai penurunan biaya, dan

overhead (biaya lain-lain) yang ketat pengindaran

pelanggan marginal, serta minimal biaya dalam

bidang-bidang litbang, pelayanan, armada,

penjualan, periklanan, dan lain-lain. Posisi biaya

memberikan ketahanan terhadap rivalitas dari

para pesaing, karena biaya yang lebih rendah

memungkinkan dapat menghasilkan laba setelah

para pesaing mengorbankan laba mereka demi

(3)

11 Pencapaian posisi biaya keseluruhan yang

rendah sering kali menuntut bagian pasar relatif

tinggi atau lebih dari yang lain. Menerapakan

strategi biaya rendah mungkin memerlukan

investasi modal yang besar terlebih dahulu untuk

peralatan baru dan fasilitas yang modern guna

mempertahankan keunggulan biaya.

2.1.2 Diferensiasi

Diferensiasi merupakan strategi yang tepat

untuk menghasilkan laba diatas rata-rata dalam

suatu industri karena strategi ini menciptakan

posisi yang aman untuk mengatasi kelima

kekuatan persaingan meskipun dari cara yang

berbeda dari keunggulan biaya. Karena strategi

diferensiasi tidak memungkinkan perusahaan

untuk mengabaikan biaya namun biaya bukan

strategi utama (Porter 2009:74).

Diferensiasi menghasilkan margin yang lebih

tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi

kekuatan pelanggan, karena pelanggan tidak

mempunyai alternatif yang dapat dibandingkan.

Pada akhirnya, lembaga/perusahaan yang telah

melakukan strategi diferensiasi ini memperoleh

kesetiaan pelanggan akan berada pada posisi yang

lebih baik terhadap produk pengganti daripada

(4)

12 2.1.3 Fokus

Porter (2009:75) menyatakan bahwa strategi

fokus dikembangkan untuk melayani target

tertentu secara baik. Memusatkan pada kelompok

pembeli, segmen lini produk atau pasar wilayah

geografis tertentu, seperti halnya diferensiasi.

Strategi berdasarkan pada pemikiran bahwa suatu

lembaga dengan demikian akan mampu melayani

target dalam hal ini yaitu sekolah yang melayani

siswanya dengan strategi yang lebih efektif dan

efisien dibandingkan dengan sekolah-sekolah

lainnya, sebagai pesaing yang bersaing secara

lebih luas. Hal ini berimbas pada sekolah yang

akan mencapai diferensiasi karena telah mampu

memenuhi kebutuhan target tertentu dengan lebih

baik. Strategi fokus juga dapat digunakan untuk

memilih target yang paling tidak rentan terhadap

produk pengganti atau dimana pesaing adalah

(5)

13 2. 2. Daya Saing Sekolah

Menurut Joewono dalam Wijaya (2012:64)

Daya saing (competitiveness) adalah unjuk kerja

dari kemampuan bersaing jangka pendek dan

jangka panjang untuk memberikan nilai bagi

pihak-pihak yang berkaitan secara berkelanjutan.

Daya saing dari sebuah organisasi dapat diukur

dengan menyeimbangkan antara posisi atau

kinerja yang telah dicapai dan kemampuan

bersaing di masa mendatang. Ukuran

keberhasilannya menurut Joewono dalam Wijaya

(2012:64) adalah 1) Penjualan, 2) Pangsa pasar, 3)

Kesadaran pelanggan, 4) Citra pelanggan, 5)

Kepuasan pelanggan, 6) Loyalitas pelanggan, 7)

Nilai bagi pemangku kepentingan, 8) Serta

pertumbuhan.

Pertama adalah Penjualan yang menjadi

salah satu dari tujuan sekolah adalah penjualan

jasa pendidikan karena omzet penjualan jasa pendidikan merupakan “aliran darah” likuiditas sekolahnya. Pendapatan sekolah diperoleh dari

melakukan kegiatan promosi dan pengelolaan

merek pendidikan yang menjadikan pelanggan jasa

pendidikan agar dapat menarik minat beli

(6)

14 Kedua yaitu Pangsa Pasar, dalam hal ini

dunia pendidikan adalah perbandingan antara

pendapatan penjualan jasa pendidikan dan ukuran

pasar jasa pendidikan pada sektor jasa pendidikan

nasional. Pangsa pasar jasa pendidikan

mencerminkan penguasaan pasar sekolah atas

sekolah kompetitornya. Semakin tinggi pangsa

pasar jasa pendidikan berarti semakin tinggi

penguasaan sekolah.

Kesadaran pelanggan menjadi ukuran

keberhasilan apabila pasar jasa pendidikan tidak

mengenal sekolah, kemungkinan pembeli jasa

pendidikan akan rendah. Karena banyak sekolah

yang berlomba-lomba untuk mengenalkan produk

dari sekolah tersebut dengan promosi dengan

semaksimal mungki agar pelanggan memperoleh

kesadaran yang tinggi.

Ukuran keberhasilan yang keempat adalah

citra pelanggan. Citra sekolah yang baik adalah

citra sekolah sesuai harapan pemimpin sekolah

atau pengelola merek pendidikan, yang biasanya

dikenal dengan istilah penentuan posisi.

Penentuan posisi dapat berupa harapan persepsi

terhadap sekolah, merek pendidikan, atau produk

(7)

15 Kelima adalah kepuasan pelanggan jasa

pelanggan harus disadari oleh pelanggan jasa

pendidikan. Kepuasan pelanggan jasa pendidikan

adalah proses yang dimulai dari perencanaan

produk jasa pendidikan, layanan prajual

pendidikan, layanan selama proses penjualan jasa

pendidikan, sampai dengan layanan purnajual jasa

pendidikan.

Keenam adalah Loyalitas pelanggan dengan

penjelasan bahwa biaya untuk merebut pelanggan

jasa pendidikan semakin mahal. Oleh karena itu,

upaya untuk mempertahankan pelanggan jasa

pendidikan yang sudah ada merupakan tugas

pemasar jasa pendidikan yang utama. Pelanggan

jasa pendidikan yang loyal sering kali tidak terlalu

peka terhadap jasa pendidikan yang utama..

Ketujuh Nilai bagi pemangku kepentingan

yaitu kinerja kompetisi pendidikan dapat di ukur

dari keberhasilan sekolah memberikan nilai

kepada para pemangku kepentingan. Merupakan

selisih dari manfaat jasa pendidikan dengan total

biaya yang menjadi beban para pemangku

(8)

16

Kemudian yang terakhir adalah

Pertumbuhan. Sekolah perlu bertumbuh, oleh

karena itu semua kinerja keberhasilan kompetisi

pendidikan harus terus ditingkatkan di setiap

waktu.

2. 3. Strategi Pemasaran Sekolah

Strategi pemasaran dalam Chandra

(2002:93) merupakan rencana yang menjabarkan

ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai

aktivitas atau program pemasaran terhadap

permintaan produk atau lini produknya di pasar

sasaran tertentu. Sedangkan strategi pemasaran

dalam Craven (2000:25) menjelaskan bahwa

proses strategi pemasaran meliputi: (a) Analisis

Situasi yang meliputi visi, struktur, dan analisis

pasar, segmentasi pasar, serta pengetahuan pasar

untuk memadu perancangan suatu strategi baru

atau perubahan strategi yang sudah ada. (b)

Perancangan Strategi pemasaran, merupakan

tahap analisis situasi dalam proses strategi

pemasaran dalam mengidentifikasi peluang pasar,

menggambarkan segmen pasar, mengevaluasi

persaingan, dan menilai kelemahan dan kekuatan

perusahaan. (c) Pengembangan Program

Pemasaran dalam tahap pengembangan program

(9)

17 manajemen strategi merk, rantai nilai, strategi

promosi dan harga. (d) Penerapan dan Manajemen

Strategi Pemasaran, merupakan tahap penerapan

dan manajemen strategi pemasaran meliputi

perancangan yang efektif, serta strategi

implementasi dan kontrol.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa

setiap sekolah yang didirikan bertujuan untuk

menghasilkan siswa yang berkompeten dalam

studi dan dunia kerja yang dibutuhkan. Untuk

dapat memperoleh siswa yang sesuai dengan

standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah

bahwa sekolah harus mendapat siswa sesuai

dengan rombel, kapasitas kelas dan guru yang ada

di sekolah tersebut. Oleh karena itu sekolah juga

harus saling mengenal/ mengetahui lingkungan

untuk memperoleh siswa yang akan bersekolah

dengan berada dalam persaingan dengan

sekolah-sekolah lainnya yang mungkin lebih unggul. Untuk

itu sekolah harus melakukan kegiatan

memasarkan sekolah untuk meningkatkan daya

saing sekolah agar sekolah dapat memperoleh

siswa dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas

(10)

18 Untuk dapat bersaing didalam maraknya

pembangunan sekolah-sekolah negeri (SMK/SMA)

yang sangat kompetitif, pihak sekolah swasta

hanya baruslah menentukan apa yang harus dijual

dan strategi apa yang hendak dipakai untuk

menarik orangtua siswa/calon siswa yang akan

bersekolah di sekolah tersebut.

Karena pemasaran itu sangat penting sekali

tidak bagi perusahaan melainkan bagi sekolah juga

dibutuhkan karena ini sangat berpengaruh dalam

menghadapi persaingan dengan sekolah-sekolah

lainnya. Maka dari itu melalui pemasaran, sekolah

dapat memperkenalkan produk apa yang akan

dijual oleh sekolah tersebut sehingga calon siswa

tertarik bersekolah di sekolah tersebut, berikut

adalah strategi pemasaran yang menurut Buchari

Alma (2009:2005) yang dapat dilaksanakan oleh

sekolah demi meningkatkan daya saing sekolah

yang sedang menurun dengan melakukan

Marketing Mix yaitu strategi mencampur

kegiatan-kegiatan marketing agar kombinasi maksimal

sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan.

Ada 4 komponen yang tercakup dalam kegiatan

marketing mix ini yang terkenal dengan sebutan 4

(11)

19 2.3.1 Product

Dalam Pilip Kolter (2008:266) produk

adalah semua hal yang dapat ditawarkan kepada

pasar untuk menarik perhatian akuisisi,

penggunaan, atau konsumsi yang dapat

memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan.

Dalam bidang pendidikan seperti halnya mutu

sekolah, sarana prasarana sekolah serta jurusan

kalau itu sekolah kejuruan. Produk itu tidak

hanya berwujud barang atau objek-objek yang

secara fisik dapat dilihat wujudnya, namun

produk juga dapat berupa jasa yang menurut

Pilip Kolter (2008:266) adalah semua kegiatan

atau manfaat yang dapat ditawarkan suatu pihak

kepada pihak lainnya, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan

sesuatu. Jika tidak ada produk atau jasa tidak

mungkin ada yang dijadikan unggulan di suatu

sekolah untuk proses persaingan dengan sekolah

(12)

20 2.3.2 Price

Harga dalam hal ini juga menentukan daya

serap calon siswa untuk bersekolah karena

orangtua akan mempertimbangkan sistem

keuangan dalam sekolah mahal atau tidak

tergantung dari fasilitas dan kebutuhan yang di

sesuaikan oleh sekolah tersebut. Maka kebijakan

harga dapat dilakukan oleh sekolah, dengan

melakukan Penetration Price dalam Buchari Alma

(2009:209) yang bertujuan meneroboskan produk

ke pasar karena banyak barang sejenis yang

sudah ada dipasar. Oleh karena itu produsen

mencoba merebut pasar dengan harga rendah.

Hal ini dapat di aplikasikan dalam sekolah,

terutama memberikan kesan murah agar dapar

menarik calon siswa yang bersekolah di sekolah

tersebut dengan biaya SPP dan uang gedung yang

relatif terjangkau, selain itu pemberian beasiswa

yang menggratiskan siswa untuk bersekolah di

sekolah tersebut adalah langkah yang sangat

baik dalam menyikapi persaingan dengan

(13)

21 2.3.3 Place

Lokasi atau tempat dimana sekolah itu

berada dapat menjadikan pertimbangan bagi

orangtua dan calon siswa yang akan

bersekolah, karena ini dapat mengurangi

pengeluaran calon siswa. Selain itu lokasi

dimana sekolah itu berada, dapat menjadikan

sekolah ini dapat dikenal/diketahui oleh

masyarakat luas atau tidak, dekat dengan

keramai atau tidak karena ini berpengaruh

juga terhadap sistem pembelajaran yang

dilaksanakan disekolah tersebut.

2.3.4 Promotion

Buchari Alma (2009:209) menyatakan

bahwa promosi adalah kegiatan-kegiatan

periklanan, personal selling, promosi

penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh

perusahaan dipergunakan untuk

meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi

dipengaruhi oleh macam-macam kegiatan

yang dilakukan dengan melalui media tertulis

yaitu koran, iklan poster, pameran dll.

Promosi ini harus dipertimbangkan terlebih

dahulu sebelum dilaksanakan karena ini

akan memperkenal reputasi dari sekolah yang

(14)

22 2. 4. M anajeman kesiswaan

Manajemen peserta didik dapat diartikan

sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik

mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah

sampai mereka lulus sekolah. Knezevich (1961)

dalam Solehhamdani (2013:10) mengartikan

manajeman peserta didik atau pupil personel

administration sebagai suatu layanan yang

memusatkan perhatian pada pengaturan,

pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan diluar

kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan

individual seperti pengembangan keseluruhan

kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang

di sekolah. Manajeman kesiswaan atau

manajeman peserta didik merupakan salah satu

bidang operasional MBS. Manajemen kesiswaan

adalah penataan dan pengaturan terhadap

kegiatan berkaitan dengan peserta didik, mulai

masuk sampai dengan keluarnya peserta didik

tersebut di suatu sekolah. Manajemen kesiswaan

bukan hanya berbentuk pencataan data peserta

didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas

yang secara operasional dapat membantu upaya

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik

(15)

23

Slameto (2009:17) mengemukakan

manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur

berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar

kegiatan pembelajaran disekolah dapat berjalan

dengan lancar, tertib, dan teratur serta mencapai

tujuan pendidikan sekolah. Untuk mencapai

tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan

setidaknya memiliki tiga tugas utama yang harus

diperhatikan, yaitu penerimaan siswa baru,

kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan

konseling dan pembinaan disiplin. Berdasarkan

tiga tugas utama tersebut tanggungjawab kepala

sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan

berkaitan dengan hal-hal berikut: Kehadiran murid

di sekolah, dan masalah-masalah yang

berhubungan dengan itu; Penerimaan, orientasi,

klasifikasi, dan penunjukan murid ke kelas dan

program studi; Evaluasi dan kemajuan belajar;

Program supervisi bagi murid yang mempunyai

kelainan, seperti pengajaran, perbaikan, dan

pengajran luar biasa; Pengendalian disiplin murid;

Program bimbingan dan konseling; Program

kesehatan dan kemanan; Penyesuaian pribadi,

(16)

24 Jadi menajemen kesiswaan dapat diartikan

sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik

mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah

sampai dengan lulus sekolah. Yang diatur secara

langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan

peserta didik secara langsung dalam menciptakan

pendidikan perdamaian di sekolah, dan segi-segi

lain yang berkaitan dengan peserta didik secara

tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain

selain peserta didik dimaksudkan untuk

memberikan layanan yang sebaik mungkin

terhadap peserta didik.

2.4.1 Penerimaan Peserta Didik Baru

Dilingkungan sekolah, peserta didik

merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Karena

itu, jika tidak ada peserta didik, tentunya tidak

ada kegiatan pendidikan. Lebih-lebih di era

persaingan antar lembaga pendidikan yang begitu

ketat seperti sekarang ini. Sekolah harus mampu

berjuang secara sungguh-sungguh untuk

mendapatkan peserta didik. Tidak sedikit lembaga

pendidikan yang mati karena tidak mendapatkan

peserta didik, bahkan ada ketua yayasan

pendidikan yang mengatakan bahwa mencari

peserta didik jauh lebih sulit ketimbang me ncari

(17)

25 Untuk mendapatkan siswa baru belum tentu

dengan mengedarkan brosur dan memasang

spanduk siswa akan datang. Hal ini

menggambarkan bahwa dalam kegiatan

pendidikan di era persaingan ini, peserta didik

merupakan unsur utama yang harus dihargai

martabatnya tak jauh berbeda dengan

pembeli/konsumen dalam dunia usaha.

Mulyono (2010:178) mengatakan bahwa

peserta didik adalah anggota masyrakat yang

berusaha mengembangkan potensi diri melalui

proses pembelajaran yang tersedia jalur, jenjang

dan jenis pendidikan tertentu. Maka dari itu

perlunya tindakan penerimaan siswa baru untuk

melaksanakan kegiatan pendidikan. Penerimaan

siswa baru harus dikelola sedemikian rupa mulai

dari perencanaan penetuan daya tampung sekolah

atau jumlah siswa baru yang akan diterima, yaitu

dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah

anak yang akan tinggal kelas atau mengulang.

Kegiatan penerimaan siswa baru biasanya dikelola

oleh panitia Penerimaan Siswa Baru (PSB) atau

(18)

26 Demikian juga yang dinyatakan dalam

Slameto (2009:132) bahwa kegiatan ini kepala

sekolah membentuk panitia atau menunjuk

beberapa orang guru untuk bertanggungjawab

dalam tugas tersebut. Setelah para siswa diterima

lalu dilakukan pengelompokan dan orientasi

sehingga secara fisik, mental, dan emosional siap

untuk mengikuti pendidikan sekolah.

Tujuan pendidikan tidak hanya untuk

mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga

sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional,

disamping keterampilan-keterampilan lain.

sekolah tidak bertanggungjawab memberikan

berbagai ilmu pengetahuan, tetapi memberi

bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang

bermasalah, baik dalam belajar, emosional,

maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal sesuai dengan potensi

masing-masing. Untuk kepentingan tersebut,

diperlukan data yang lengkap tentang peserta

didik. Untuk itu, dalam penerimaan siswa baru

perlu diadakan seleksi calon siswa baru.

Pengelolan siswa baru ini harus dilakukan

sedemikian rupa, sehingga kegiatan belajar –

mengajar sudah dapat dimulai pada hari pertama

(19)

27

Menurut Drs. Ismed Syarief dalam

Suryosubroto (2004:74) memberikan

langkah-langkah penerimaan siswa baru pada garis

besarnya adalah sebagai berikut: membentuk

panitia penerimaan murid, menentukan syarat

pendaftaran calon, Menyediakan formulir

pendaftaran, Pengunguman pendaftaran calon,

Menyediakan buku pendaftaran, Waktu

pendaftaran, Penentuan calon yang diterima.

2.4.2 Pengelolaan sekolah

Menjadikan sekolah mandiri yaitu

mewujudkan sekolah yang mempunyai

kemampuan yang matang sumber daya manusia

dan sumber daya lainnya (seperti: uang, peralatan,

perlengkapan, bahan, dan perbekalan),

manajemen, organisasi, kepemimpinan, dan

administrasi. Keberadaan otonomi sekolah yang

dipercayakan kepada sekolah perlu disambut baik

oleh segenap komponen dalam sekolah seperti

kepala sekolah, guru, dan para siswa. dengan

diterimanya otonomi sekolah dapat berinovasi dan

berkreasi untuk kemajuan sekolah, meningkatkan

(20)

28 Menurut Barlian Ikbal (2014:22) menyatakan

bahwa sekolah yang mandiri adalah sekolah yang

memiliki otonomi (kewenangan dan

tanggungjawab) yang signifikan untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam

menyelenggarakan sekolah untuk mencapai

prestasi-prestasi seluruh warga yang ada di

sekolah. Kemandirian sekolah yang dimaksud

dalam konteks ini haruslah tetap dalam lingkup

visi dan misi sekolah.

2. 5. Analisis SW OT

Salah satu alat yang digunakan dalam

perencanaan strategi peningkatan mutu adalah

analisis SWOT. Salis (2006:36) mengemukakan

analisis SWOT adalah singkatan dari Strengths,

Weaknesses, Opportunities and Treats (Kekuatan,

Kelemahan, Peluang, dan Anca kelemahaman).

Yang bertujuan memaksimalkan kekuatan,

meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman da

(21)
[image:21.516.70.491.92.615.2]

29 Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT

2. Mengubah Strategi (-,+) 1. Strategi Agresif (+,+)

3. Strategi bertahan (-,-) 4. Strategi Diversifikasi (+,-)

Dari diagram analisis SWOT diatas yang menurut

Rangkuti (2009:89) dimaksud dengan strategi agresif

(SO) adalah sebuah strategi yang digunakan dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan sekolah untuk

merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Dalam kuadran I merupakan situasi yang sangat

menguntungkan bagi sekolah, karena sekolah memiliki

peluang dan kekuatan yang baik. Sehingga dapat

dimanfaatkan oleh sekolah dengan maksimal. PELUANG (O)

KEKUATAN (S)

KELEMAHAN (W)

ANCAMAN (T)

……… ……… …..

KUADRAN III KUADRAN I

(22)

30 Strategi Turn-around (WO) dilakukan dengan

meminimalkan kelemahan yang ada disekolah untuk

menangkap peluang. Kuadran II meskipun ada

ancaman dari luar sekolah, sekolah dapat

menggunakan kekuatan internal yang dimilikinya.

Strategi def ensif (TW) dilakukan dengan meminimalkan

kelemahan yang ada di sekolah untuk menghindari

ancaman. Dalam kuadran III sekolah menghadapi

peluang yang besar, namun sekolah dapat menghadapi

kelemahannya dengan merebut peluang yang ada di

sekitar lingkungan sekolah. Strategi diversif ikasi (ST)

dilakukan dengan memanfaatkan seluruh kekuatan

yang memiliki sekolah untuk mengatasi masalah.

Situasi yang sangat tidak diinginkan oleh sekolah

karena sangat merugikan oleh karena banyaknya

ancaman dan kelemahan yang ada di Internal sekolah,

ini terletak dalam kuadran IV. Apabila analisis ini

digunakan dengan baik oleh sekolah, sekolah akan

mengetahui kekuatan yang dimiliki sekolah,

kelemahan, peluang dan ancaman atau keadaan

keseluruhan yang dihadapi sekolah. Untuk membantu

mengembangkan visi sekolah serta membantu sekolah

dalam mengembangkan program pengembangan yang

sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh sekolah dan

masyarakat disekitar, faktor internal dan eksternal

(23)

31 Oleh karena itu, proses analisis SWOT ini

merupakan alat untuk memahami seluruh

informasi pada suatu permasalahan, sehingga

perlu perhatian dalam menganalisis keadaan yang

terjadi, supaya dapat merumuskan jalan keluar

untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi di

sekolah.

2. 6. Langkah-langkah Pengembangan Rencana Strategis

Menurut Sugiyono (2012:409) ada sepuluh

langkah yang digunakan untuk mengembangkan

rencana strategis bersaing, yaitu: potensi dan

masalah, mengumpulkan informasi, desain

produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba

produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi

produk, pembuatan produk masal.

Berdasarkan langkah-langkah diatas

dijadikan peneliti sebagai dasar untuk melakukan

penelitian pengembangan. Dalam menentukan

rencana strategis daya saing sekolah dalam

meningkatkan peserta didik baru di SMK Bhineka

(24)

32 2. 7. Penelitian yang relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Uswatun

Qoyyimah (2011) yang berjudul Meningkatkan

Daya Saing Sekolah Swasta Berbasis Pesantren Di

Daerah dengan menggunakan Knowledge

Management, dengan hasil yang positif yang

menerapkan sistem sekolah yang mempunyai

pesantren untuk para siswanya sehingga dapat

mempertahankan persaingan sekolah tetap dalam

keadaan baik, begitu juga penelitian yang

dilakukan oleh Hidayatullah (2010) Strategi

promosi SMP PGRI 12 Jakarta dalam

meningkatkan jumlah siswa yang dalam

menghadapi daya saing sekolah dengan sekolah

lainnya dengan melakukan strategi promosi yang

dapat mempengaruhi daya saing sekolah menjadi

meningkat.

Seperti juga dalam penelitian Abdul Hakim

Salim (2012) yang berjudul Menuju Penyusunan

Strategi Peningkatan Daya Saing Pendidikan Tinggi

Teknik Industri, penelitian ini berupaya

peningkatan kesejahteraan bangsa dan

perkembangan keilmuan di masa yang akan

datang, terutama dikaitkan dengan jumlah

penyelenggara pendidikan tinggi Teknik Industri

(25)

33 Penelitian Junghoon Leem & Byungro lim

(2007) The current status of e-Learning and

strategies to enhance educational competitivenes in

Korea Higher Education serta Robert T. Palmer

(2010) A nation at risk: increasing college

participation and persistence among Af rican

American males to stimulate U.S global.

Peningkatan daya saing sekolah melalui

pembinaan program kesiswaan yaitu dengan

menganalisis Penerimaan Peserta Didik Baru di

SMK Bhineka Karya 4 Ampel dan menggunakan

analisis SWOT untuk mengetahui

kekuatan-kelemahan yang dimiliki oleh sekolah tersebut,

sehingga lebih efektif dalam memberi tanggapan

dalam meningkatkan daya saing sekolah.

[image:25.516.88.458.82.664.2]

2. 8. Kerangka berfikir

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Strategi daya saing sekolah dalam meningkatkan

peserta didik baru

di SMK Bhineka Karya 4 Ampel

Pembangunan SMA/SMK N & penyerapan tenaga kerja

Dampak terhadap sekolah

Berkurangnya siswa

Panduan program promosi

(26)

34 Strategi daya saing merupakan perencanaan

kegiatan sebagai tindakan dalam memastikan

standarisasi jumlah siswa yang bersekolah di SMK

Bhineka Karya 4 Ampel ini. Untuk mendapatkan

strategi sekolah perlu mengindentifikasi bidang

kesiswaan yang berkaitan dengan penerimaan siswa

baru, yang mana hal ini juga dapat menentukan

kemajuan sekolah. Strategi yang dapat meningkatkan

kualitas sekolah melalui faktor internal dan eksternal

yang menjadikan sekolah dapat menggunakan faktor

tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan peserta

didik baru yang bersekolah di SMK Bhineka Karya 4

Ampel ini. Analisis tersebut memberikan informasi

yang dapat dijadikan dasar dalam menentukan

rancangan strategi daya saing sekolah dalam

meningkatkan jumlah peserta didik baru. Setelah

melaksanakan strategi dan mengevaluasinya

kemungkinan strategi itu belum dapat dijalankan

dengan baik. Maka dapat dilanjutkan dengan revisi dan

Gambar

Gambar 2.1 Diagram Analisis SWOT
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Bagi pemegang saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif --- wajib memperlihatkan Konfirmasi Tertulis Untuk Rapat (KTUR) yang - dapat diperoleh melalui Anggota Bursa

'LEDQGLQJ GXD SHNHUMD ,QGRQHVLD VHEHOXPQ\D 0DKPXG DGDODK SDOLQJ VHQLRU8VLDQ\DVHNLWDUDQ'LDVXGDKWLJDNDOLNHOXDUPDVXN%HODQGDWHQWX

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. PT Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Malang Kawi disarankan untuk mempertahankan serta semakin meningkatkan knowledge sharing

RISING STAR ACADEMY di buat dengan tujuan Mengedukasi para Orang Tua untuk tau cara membimbing BUAH HATINYA meniti karier nya dengan jalan CEPAT DAN BENAR, MENJADI SEORANG RISING

Pemanfaatan e-mail dan mengelolaan website juga menjadi perhatian khusus dalam cyber public relations , serta adakah milis atau discussion group bagi suporter.

Kedua, metode investigasi kelompok lebih efektif diterapkan dengan model pembelajaran Project Based Learning di SMP Negeri 3 Sukoharjo dibandingkan dengan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa instrumen tes formatif Fisika SMA yang dikembangkan sudah sesuai dengan karakteristik tes Fisika yang baik karena

Tulisan ini merupakan skripsi dengan judul “Pembuatan Sabun Cair Menggunakan Alkali Dari Kulit Coklat ( Theobroma cacao L. ) dengan Minyak Kelapa” berdasarkan hasil penelitian