• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Warung Tiberias (Suatu Studi Kasus tentang Aspek Pelayanan Diakonia di Lingkungan Warga Jemaat GKI Salatiga) T1 712005079 BAB V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Warung Tiberias (Suatu Studi Kasus tentang Aspek Pelayanan Diakonia di Lingkungan Warga Jemaat GKI Salatiga) T1 712005079 BAB V"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Melayani atau pelayanan merupakan salah satu dari “Tri tugas panggilan Gereja”. Namun

sering kali melayani diartikan sebatas hal hidup ritual saja. Memang hal-hal yang bersifat ritual

penting untuk manusia, khususnya manusia Indonesia dalam menghadapi masalah kehidupan

dunia nyata yang keras, akan tetapi dunia yang nyata dan keras ini jauh lebih besar dari pada

kebutuhan manusia akan ritual (ibadah, kebaktian, liturgi dan doa). Oleh sebab itu pelayanan

gerejawi jangan lagi disempitkan maknanya oleh hal-hal yang bersifat ritual, karena keimanan

kita juga harus meliputi dunia yang nyata dan keras, bukan terbatas pada dunia ritual. Pelayanan

gerejawi yang sempit menunjukkan iman kita yang sempit.

Berdasarkan penjabaran di atas tentang hakekat gereja yang berdiakonia, maka dapat

disimpulkan, bahwa gereja adalah perpanjangan tangan Tuhan atau gereja merupakan wujud

jawab manusia terhadap panggilanNya. Dan keberadaan gereja tidak bisa dilepaskan dari

masyarakat. Sementara itu di dalam masyarakat ada permasalahan sosial yang membutuhkan

perhatian banyak pihak termasuk gereja, yaitu “kemiskinan”. Oleh karena itu pula, keberadaan

gereja tidak bisa dilepaskan dari kemiskinan itu. Karena tugas panggilan gereja adalah untuk

melayani mereka yang miskin, tertindas dan mengalami ketidakadilan akibat sistem dan struktur

yang membuat segelintir orang yang memiliki power untuk menguasi segala akses kehidupan.

Oleh sebab itu gereja hadir untuk berpihak kepada yang lemah, yang tidak berdaya, yang miskin,

(2)

Diakonia harus dijalankan dalam rangka Missio Dei, yaitu kehadiran kerajaan Allah di

dunia. Wilayah yang di dalamnya gereja berdiakonia adalah dunia yang penuh dengan

kontrakdiktsi dan kompleks. Diakonia pembebasan yang bertujuan melakukan transformasi

masyarakat tak bisa menghindar dari mereka yang berusaha melestarikan kemapanan dan

penindasan. Terjadi konflik di dalamnya, namun konflik tersebut harus diselesaikan melalui

penegakan kasih dan keadilan. Jadi diakonia pembebasan adalah diakonia yang bertujuan untuk

membebaskan rakyat kecil yang terbelenggu struktur yang tidak adil, bukan sekedar diakonia

yang berfungsi sebagai palang merah yang menolong korban tanpa usaha mencegah dan

mengurangi sebab-sebab terjadinya korban dari masalah-masalah sosial.

Warung Tiberias adalah kegiatan diakonia yang dilakukan oleh warga gereja yang

memiliki kepedulian terhadap masalah kemiskinan dan orang-orang miskin, melalui pemberian

makanan secara gratis kepada masyarakat di dalam dan luar gereja (tukang becak, kuli panggul,

pengemis, dsb). Dan dasar dari dibentuknya kegiatan ini adalah kepedulian dan Yesus sebagai

pedoman untuk menjalankannya, sementara itu diakonia yang dipahami adalah diakonia karikatif

yang memberi bantuan dengan cara memberi salah satu dari sekian banyak kebutuhan hidup,

yaitu makanan atau materi bagi mereka yang membutuhkan.

Kegiatan warung Tiberias tidak cukup menyentuh akar dari permasalahan kemiskinan.

karena kegiatan ini bersifat karikatif dan tidak ada upaya yang sistematis dan berkesinambungan.

Dalam hal ini warung Tiberias tidak melibatkan pemerintah atau lembaga-lembaga

kemasyarakatan lain dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Memang kegiatan ini berada di

dalam dan untuk masyarakat, tetapi tidak cukup menyentuh masalah konkret dalam masyarakat

(kemiskinan). Kegiatan ini tidak sesuai dengan fokus diakonia transformatif, karena manusia

(3)

oleh rasa belas kasihan (kepedulian), bukan keadilan, tidak menstimulir partisipasi manusia dan

tidak memamakai analisis sosial dalam memahami sebab-sebab kemiskinan.

Jadi, diakonia gereja sejatinya harus membebaskan rakyat kecil dari belenggu struktur

yang tidak adil, bukan sekedar diakonia yang berfungsi sebagai palang merah yang menolong

korban tanpa usaha mencegah dan mengurangi sebab-sebab terjadinya korban dari

masalah-masalah sosial.

1.2. Saran

Adapun saran yang menurut penulis perlu untuk diperhatikan bagi para teolog,

gereja-gereja, khususnya GKI Salatiga (warung Tiberias) yang menjadi objek penelitian dan juga

Fakultas Teologi UKSW, untuk bisa tetap menjalankan panggilannya di tengah-tengah

masyarakat dan bangsa, ialah sebagai berikut :

1. Gereja yang dalam hal ini adalah GKI Salatiga melalui warung Tiberias-nya harus ikut

menanggulangi kemiskinan yang terjadi disekitarnya, jangan hanya menyibukkan diri

dengan urusan keuangan dan berbagai kepentingan dirinya sendiri. Karena Ini dapat

membuat lupa akan tugas dan hakikat panggilannya di tengah masyarakat. Bukan sikap

moralis yang terus saja dibicarakan kepada jemaat, melainkan tindakan yang proaktif

untuk pembebasan kemiskinan

2. Kegiatan warung Tiberias perlu untuk dirancang kembali dalam rangka ikut dalam

penanggulangan kemiskinan dengan upaya yang lebih sistematis dan berkesinambungan.

Dan agar kegiatan yang dilakukan lebih bersifat transformatif bukan karikatif atau

(4)

3. Sikap apatis merupakan hal yang harus dihindari oleh Fakultas Teologi UKSW terhadap

kemiskinan. Agar bukan hanya teori yang bisa diberikan kepada mahasiswa, tetapi juga

sebuah praktek yang menjadi sarana bagi mahasiswa, sehingga mahasiswa bisa melihat

realitas yang ada di sekitar mereka tentang kemiskinan. Dan untuk merubah cara pendang

mahasiswa terhadap kemiskinan, serta panggilannya sebagai umat Kristen di tengah

masyarakat.

4. Dialog antar umat beragama harus selalu diadakan untuk bersama membahas pembebasan

kemiskinan. Sebab ini merupakan salah satu cara yang paling baik untuk memberantas

kemiskinan. Jadi dengan demikian antar umat beragama dapat bekerjasama dalam rangka

menanggulangi kemiskinan, juga bersama pemerintah, dengan sama-sama merendahkan

hati, dan mengesampingkan segala latar belakang yang dimiliki oleh masing-masing

pihak, demi keselarasan ide penanggulangan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan hal tersebut, maka Gereja Kristen Indonesia Palsigunung Depok sebagai organisasi yang terdapat didalamnya memiliki banyak potensi

Untuk jangka panjang dalam rangka mempersiapkan masa depan gereja, maka salah satu hal yang dikembangkan oleh Majelis GKI Palsigunung untuk pemberdayaan anggota

Warga jemaat GKS Nggongi diharapkan dapat bertahan dalam masalah yang ada dan bersama-sama menyelesaikannya dengan pihak yang bertikai dan juga dengan gereja, sehingga ketika ada

GKI Salatiga membuat program pelayanan kesehatan gratis bagi semua anggota masyarakat (jemaat dan non-jemaat) untuk menjawab permasalahan kesehatan yang terjadi

4.4.1 Pendapatan Warung Tradisional Sebelum Munculnya Minimarket Warung tradisional memiliki pendapatan yang lebih baik sebelum. munculnya minimarket , meskipun tiap

Namun dalam hal ini GKJ sebagai Sinode tidak mempunyai sebuah aturan yang baku. untuk mengatur tentang persembahan perpuluhan di Gereja-Gereja di bawah naungan

Inilah yang perlu kami (Gereja) pelajari ketika gereja melakukan kunjungan terhadap warga jemaat yang sakit, terkhususnya bagi warga jemaat pasca stroke tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gereja melakukan perkunjungan pastoral bagi warga gereja pasca stroke hanya berupa ibadah, konseling pastoral dianggap sangat penting oleh jemaat