• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK (V-A-K) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK (V-A-K) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK (V-A-K) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

FARIDA KRISTINA PURBA NIM : 8106142007

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

TESIS

PENGARUH PENGGUNAAN GAYA BELAJAR VISUAL-AUDITORIAL-KINESTETIK (V-A-K) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

Disusun dan diajukan oleh : FARIDA KRISTINA PURBA

NIM : 8106142007

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal 29 Juni 2012 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia

Medan, 29 Juni 2012

Menyetujui :

Tim Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II

Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S. NIP. 196006181987031002 NIP. 195303201980121001

Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan

(3)

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA

NO. NAMA TANDATANGAN

1. Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si

NIP. 196006181987031002 ... (Pembimbing I)

2. Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S.

NIP. 195303201980121001 ... (Pembimbing II)

3. Dr. Mahmud, M.Sc.

NIP. 195802221989031002 ... (Narasumber)

4. Dr. Simson Tarigan, M.Pd.

NIP. 196002231983061005 ... (Narasumber)

5. Dr. Hasruddin, M.Pd.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya yang telah diberikan kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Tesis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Gaya Belajar Visual-Auditorial-Kinestetik (V-A-K) Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Kimia, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Albinus Silalahi, M.S. sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Mahmud, M.Sc., Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd., Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd., sebagai dosen narasumber yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan tesis ini. Ucapan terimakasih juga kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak dan Ibu Guru Kimia yang telah membantu selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terimakasih kepada ayahanda T. Purba dan Ibunda S. F. Simatupang yang telah memberikan dorongan moril dan materil pada penulis selama dalam penyelesaian tesis ini. Juga kepada saudara-saudaraku tersayang : Rudi P.P.Purba, Ester S.Purba, Dina P.Purba, dan Josua R.Purba yang telah memberikan motivasi kepada penulis. Terimakasih juga buat teman-temanku stambuk 2010 Jurusan Pendidikan Kimia Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah banyak membantu penulis.

(5)

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan memperkaya khasanah pendidikan.

Medan, 14 Juni 2012 Penulis

Farida Kristina Purba NIM : 8106142007

(6)

 

ABSTRAK

Farida Kristina Purba. Pengaruh Penggunaan Gaya Belajar Visual-Auditorial-Kinestetik (V-A-K) Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan Non-Elektrolit. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan Juni 2012.

(7)

 

ABSTRACT

Farida Kristina Purba. Effect of Use of Learning Styles Visual-Auditory-Kinesthetic (VAK) In Improving Motivation and Learning Outcomes High School Students In Highlights Solvent Electrolyte and Non-Electrolytes. Graduate Program, State University of Medan in June 2012.

This study aims to demonstrate the influence of students motivation is taught with the learning styles of visual, auditory, kinesthetic learning outcomes for students and the differences in student learning outcomes with visual-auditory learning, visual-kinesthetic learning, and auditory-kinesthetic learning. The material taught in this study is a electrolyte and non-electrolyte solutions. The study population was all high school students class X school year 2011/2012. Samples studied were high school students class X medan district 12 school year 2011/2012 a total of six classes with each class consisting of 36 people with purposive random sampling technique. The first class with visual learning, the class-2 with auditory learning, the class-3 with kinesthetic learning, the class-4 with auditory-kinesthetic learning (AK), the class-5 with visual-kinesthetic learning (VK), and the class-6 with visual-auditory learning (VA), each of the six classes was achieved homogeneous (homogeneity test were analyzed by Chi-Square test). To determine the effect of learning styles visual, auditory, and kinesthetic are analyzed with statistical linear regression techniques and analysis to determine differences in student learning outcomes with visual-auditory learning, visual-kinesthetic learning, and auditory-kinesthetic learning are analyzed by one-way ANOVA statistical techniques. For terms of use of statistical techniques is notified first tested for normality with the Kolmogorov Smirnov technique. The analysis of data obtained from this study were: (1) visual and auditory learning styles significantly influence on student learning outcomes, kinesthetic learning styles whereas no significant effect on student learning outcomes on the subject of an electrolyte and the non-electrolyte solution with 0,05 level significance, (2) there are differences in learning outcomes students with visual-auditory, visual-kinesthetic, and auditory-kinesthetic at the 0,05 level significance. Effect of auditory-kinesthetic learning is greater than the effect of visual-kinesthetic and visual-auditory learning; visual-kinesthetic learning effect is greater than the effect of visual-auditory learning (learning outcomes of student learning through visual-auditory learning, visual-kinesthetic learning, and auditory-kinesthetic learning respectively are 85,3%, 87,5%, and 92,4%).

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Konsep Belajar 9

2.1.2. Hakikat Hasil Belajar 10

2.1.3. Hakikat Pengajaran Kimia 13

2.1.4. Gaya Belajar Visual-Auditorial-Kinestetik (V-A-K) 17

2.1.5. Hakikat Motivasi Belajar 21

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan 26

2.3 Kerangka Konseptual 28

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 32

3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian 32

3.3 Langkah-langkah dan Rancangan Penelitian

serta Teknik Statistik Analisis Data 32

3.4. Instrumen Penelitian 34

3.5. Diagram Alir Kerja Penelitian 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Gaya Belajar 39 4.2. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Visual 39 4.3. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Auditorial 42 4.4. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Kinestetik 44 4.5. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Auditorial-Kinestetik 49 4.6. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Visual-Kinestetik 52 4.7. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Visual-Auditorial 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 60

B. Saran 60

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 4.2. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Visual

Gambar 4.1 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar (a), Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa (b), dan Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa (c) 39 4.3. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Auditorial

Gambar 4.2 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar (a), Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa (b), dan Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa (c) 43 4.4. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Kinestetik

Gambar 4.3 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar (a), Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa (b), dan Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa (c) 46 4.5. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Auditorial-Kinestetik

Gambar 4.4 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar (a), Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa (b), dan Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa (c) 49 4.6. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Visual-Kinestetik

Gambar 4.5 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar (a), Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa (b), dan Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa (c) 53 4.7. Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Gaya Belajar Visual-Auditorial

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Belajar Aktif dan Belajar Pasif 16

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa 35 A. Kelas Visual

Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian 134

Tabel 4.2 Data Statistika Nilai Motivasi Belajar Siswa,

Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa 135 Tabel 4.3 Data Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa 136 Tabel 4.4 Data Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa 137 Tabel 4.5 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa 138 Tabel 4.6 Hubungan Antara Motivasi Belajar

Siswa dan Hasil Belajar Siswa 139

Tabel 4.7 Data Statistika Nilai Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa 139 Tabel 4.8 Normalitas Nilai Motivasi Belajar Siswa, Gaya Belajar Siswa,

dan Hasil Belajar Siswa dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 140 Tabel 4.9 Data Nilai Motivasi Belajar Siswa 140

Tabel 4.10 Data Nilai Gaya Belajar Siswa 141

Tabel 4.11 Data Nilai Hasil Belajar Siswa 141

Tabel 4.12 Homogenitas Kelompok Sampel dalam Chi-Square Test 141

Tabel 4.13 Data Frekuensi Nilai Posttest 142

Tabel 4.14 Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi dalam

Levene's Test of Equality of Error Variancesa 142

Tabel 4.15 Koefisien Data Regresi 142

Tabel 4.16 ANOVAb 142

Tabel 4.17 Sumbangan Gaya Belajar dalam Model Summaryb 143 B. Kelas Auditorial

Tabel 4.18 Data Hasil Penelitian 143

Tabel 4.19 Data Statistika Nilai Motivasi Belajar Siswa,

(12)

Tabel 4.20 Data Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa 145 Tabel 4.21 Data Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa 146 Tabel 4.22 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa 146 Tabel 4.23 Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa

dan Hasil Belajar Siswa 148

Tabel 4.24 Data Statistika Nilai Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa 148 Tabel 4.25 Normalitas Nilai Motivasi Belajar Siswa, Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 148 Tabel 4.26 Data Nilai Motivasi Belajar Siswa 149 Tabel 4.27 Data Data Nilai Gaya Belajar Siswa 150

Tabel 4.28 Data Nilai Hasil Belajar Siswa 150

Tabel 4.29 Homogenitas Kelompok Sampel dalam Chi-Square Test 150

Tabel 4.30 Data Frekuensi Nilai Posttest 151

Tabel 4.31 Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi dalam

Levene's Test of Equality of Error Variancesa 151

Tabel 4.32 Koefisien Data Regresi 151

Tabel 4.33 ANOVAb 151

Tabel 4.34 Sumbangan Gaya Belajar dalam Model Summaryb 152 C. Kelas Kinestetik

Tabel 4.35 Data Hasil Penelitian 152

Tabel 4.36 Data Statistika Nilai Motivasi Belajar Siswa,

Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa 153 Tabel 4.37 Data Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa 154 Tabel 4.38 Data Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa 154 Tabel 4.39 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa 155 Tabel 4.40 Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa

dan Hasil Belajar Siswa 156

(13)

Tabel 4.44 Data Nilai Gaya Belajar Siswa 157

Tabel 4.45 Data Nilai Hasil Belajar Siswa 158

Tabel 4.46 Homogenitas Kelompok Sampel dalam Chi-Square Test 158

Tabel 4.47 Data Frekuensi Nilai Posttest 158

Tabel 4.48 Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi dalam

Levene's Test of Equality of Error Variancesa 159

Tabel 4.49 Koefisien Data Regresi 159

Tabel 4.50 ANOVAb 159

Tabel 4.51 Sumbangan Gaya Belajar dalam Model Summaryb 159 D. Kelas Auditorial-Kinestetik (AK)

Tabel 4.52 Data Hasil Penelitian 160

Tabel 4.53 Data Statistika Nilai Motivasi Belajar Siswa,

Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa 161 Tabel 4.54 Data Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa 161 Tabel 4.55 Data Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa 162 Tabel 4.56 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa 162 Tabel 4.57 Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa

dan Hasil Belajar Siswa 163

Tabel 4.58 Data Statistika Nilai Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa 164 Tabel 4.59 Normalitas Nilai Motivasi Belajar Siswa, Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 164 Tabel 4.60 Data Nilai Motivasi Belajar Siswa 164

Tabel 4.61 Data Nilai Gaya Belajar Siswa 165

Tabel 4.62 Data Nilai Hasil Belajar Siswa 165

Tabel 4.63 Homogenitas Kelompok Sampel dalam Chi-Square Test 165

Tabel 4.64 Data Frekuensi Nilai Posttest 165

Tabel 4.65 Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi

dalam Levene's Test of Equality of Error Variancesa 166 Tabel 4.66 Statistika Nilai Pretest dan Posttest 166

Tabel 4.67 Korelasi Sampel 166

(14)

Tabel 4.69 Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Gaya Belajar Siswa serta Sumbangan Gaya Belajar AK

dalam Tests of Between-Subjects Effects 167

E. Kelas Visual-Kinestetik (VK)

Tabel 4.70 Data Hasil Penelitian 167

Tabel 4.71 Data Statistika Nilai Motivasi Belajar Siswa,

Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa 168 Tabel 4.72 Data Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa 169 Tabel 4.73 Data Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa 169 Tabel 4.74 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa 170 Tabel 4.75 Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa

dan Hasil Belajar Siswa 171

Tabel 4.76 Data Statistika Nilai Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa 171 Tabel 4.77 Normalitas Nilai Motivasi Belajar Siswa, Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 172 Tabel 4.78 Data Nilai Motivasi Belajar Siswa 172

Tabel 4.79 Data Nilai Gaya Belajar Siswa 173

Tabel 4.80 Data Nilai Hasil Belajar Siswa 173

Tabel 4.81 Homogenitas Kelompok Sampel dalam Chi-Square Test 173

Tabel 4.82 Data Frekuensi Nilai Posttest 174

Tabel 4.83 Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi dalam

Levene's Test of Equality of Error Variancesa 174 Tabel 4.84 Statistika Nilai Pretest dan Posttest 174

Tabel 4.85 Korelasi Sampel 174

Tabel 4.86 Statistika Kriteria Penerimaan Hipotesis 175 Tabel 4.87 Hubungan Motivasi Belajar Siswa dengan Gaya Belajar

Siswa serta Sumbangan Gaya Belajar VK dalam

Tests of Between-Subjects Effects 175

F) Kelas Visual-Auditorial (VA)

(15)

Tabel 4.89 Data Statistika Nilai Motivasi Belajar Siswa,

Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa 177 Tabel 4.90 Data Frekuensi Nilai Motivasi Belajar Siswa 178 Tabel 4.91 Data Frekuensi Nilai Gaya Belajar Siswa 179 Tabel 4.92 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa 179 Tabel 4.93 Hubungan Antara Motivasi Belajar Siswa

dan Hasil Belajar Siswa 181

Tabel 4.94 Data Statistika Nilai Gaya Belajar dan Hasil Belajar Siswa 181 Tabel 4.95 Normalitas Nilai Motivasi Belajar Siswa, Gaya Belajar Siswa, dan Hasil Belajar Siswa dalam One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 181 Tabel 4.96 Data Nilai Motivasi Belajar Siswa 181

Tabel 4.97 Data Nilai Gaya Belajar Siswa 182

Tabel 4.98 Data Nilai Hasil Belajar Siswa 182

Tabel 4.99 Homogenitas Kelompok Sampel dalam Chi-Square Test 183

Tabel 4.100 Data Frekuensi Nilai Posttest 183

Tabel 4.101 Homogenitas Varians Gain Ternormalisasi dalam

Levene's Test of Equality of Error Variancesa 183 Tabel 4.102 Statistika Nilai Pretest dan Posttest 183

Tabel 4.103 Korelasi Sampel 183

Tabel 4.104 Statistika Kriteria Penerimaan Hipotesis 184 Tabel 4.105 Hubungan Motivasi Belajar dengan Gaya Belajar serta

Sumbangan Gaya Belajar VA dalam Tests of Between-Subjects Effects 184

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Materi Pelajaran 66

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 80 Lampiran 3 Penilaian Visual-Auditorial-Kinestetik (V-A-K) 104

Lampiran 4 Angket Motivasi Belajar Siswa 107

Lampiran 5 Soal-soal Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

(Soal-soal Yang Diuji Validitasnya) 110 Lampiran 6 Soal-soal Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

(Instrumen Penelitian) 116

Lampiran 7 Perhitungan Validitas Item 120

Lampiran 8 Reliabilitas Test 121

Lampiran 9 Daya Pembeda Soal Dan Tingkat Kesukaran Tes 122

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Tes 123

Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Tes 125

Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran 126

Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda Tes 127

Lampiran 14 Data Kelas Visual 128

Lampiran 15 Data Kelas Auditorial 129

Lampiran 16 Data Kelas Kinestetik 130

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan belajar-mengajar merupakan proses aktif yang dialami siswa untuk

mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam pembelajaran. Dalam

pembelajaran diperlukan pengajaran dan sumber daya manusia yang tepat agar tercapai

tujuan yang diharapkan. Sumber daya manusia yang diharapkan adalah para pelaku

pembangunan yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam mengembangkan diri serta

dalam etos kerja produktif. Pembaruan pendidikan yang dilakukan senantiasa berorientasi

pada tuntutan perubahan kualitas pendidikan yang berkembang di masyarakat (Tilaar, 1995).

Rendahnya kualitas pembelajaran sains di jenjang pendidikan dasar dan menengah

yang dirasakan adalah rendahnya minat siswa mempelajari sains dimana siswa kurang

menguasai materi dan konsep kimia. Dalam sebuah situs di internet ditulis, fakta yang terjadi

akhir-akhir ini ada banyak keluhan murid tentang pendidikan. Salah satu diantaranya, murid

beranggapan pendidikan saat ini kurang memberikan kebebasan berfikir, banyak hafalan,

mata pelajaran banyak mengejar kurikulum, mengajarkan pengetahuan bukan keterampilan,

dan banyak mengajarkan logika tanpa melibatkan emosi (Kihariyadi dalam Ridho, 2005).

Beberapa publikasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang terjadi pada siswa

memerlukan rangsangan atau stimulus dari pendidik agar meningkatkan motivasi siswa

sehingga hasil pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Banyak faktor yang

mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan siswa dalam pembelajaran kimia. Publikasi yang

ditulis oleh Nurhafni menyatakan bahwa keberhasilan dan kegagalan siswa itu dapat dilihat

dari hasil belajar dan pemahaman siswa terhadap pelajaran kimia. Keberhasilan dapat dilihat

dari hasil belajar yang baik serta pemahaman materi kimia yang utuh, sebaliknya, kegagalan

tercermin dari hasil belajar yang kurang baik serta pemahaman materi kimia yang tidak utuh

(Nurhafni, 2011).

Disamping itu, beberapa hasil penelitian tentang peningkatan motivasi belajar siswa

dalam pembelajaran kimia menyatakan bahwa motivasi dipandang sebagai salah satu faktor

paling penting dalam keberhasilan siswa terhadap pembelajaran kimia. Motivasi merupakan

pendorong bagi perbuatan seseorang, terkait dengan mengapa seseorang berbuat dan apa

tujuannya sehingga ia berbuat demikian. Dalam pengembangan motivasi yang baik pada

anak-anak didik, disamping harus menjauhkan saran-saran atau sugesti yang negatif yang

(18)

Publikasi yang ditulis oleh Purwanto menyatakan bahwa Pendidik dapat mengatur dan

menyediakan situasi-situasi yang memungkinkan timbulnya persaingan atau kompetisi yang

sehat antar anak didik. Pendidik juga harus mampu membangkitkan self-competition dengan

jalan menimbulkan perasaan puas terhadap hasil-hasil dan prestasi yang telah mereka capai,

betapapun kecil atau sedikitnya hasil yang dicapai itu (Purwanto, 2007).

Penggunaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah salah satu bagian

dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sains di jenjang pendidikan

menengah yang mengharapkan adanya siswa memiliki kompetensi yang diinginkan. Artinya

siswa benar-benar menguasai bahan pelajaran yang dapat digunakannya serta dapat

dikembangkannya untuk hidupnya.

Istilah “bagaimana” sangat terkait dengan pembelajaran sains khususnya kimia dimana siswa harus menguasai, memahami, atau membangun konsep yang dipahaminya

dengan benar, sehingga sangat perlu diperhatikan yang namanya prinsip perbedaan individu.

Setiap siswa memiliki perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Perbedaannya

bermacam-macam, mulai perbedaan fisik, pola pikir dan cara-cara merespon atau

mempelajari hal-hal baru. Jika tidak memperhatikan siswa sebagai setiap individu maka

diakui atau tidak, siswa akan merasa sistem pendidikan terutama proses belajar-mengajar

telah membosankan.

Data yang dirilis dari salah satu situs menunjukkan bahwa dampak dari proses

pembelajaran yang membosankan bermuara pada hasil belajarnya terutama nilai-nilai ujian.

Rilis itu menyebutkan bahwa secara umum hasil belajar kimia baik itu dalam Ujian Nasional

Kimia SMA ada yang hanya memperoleh nilai 1,75 dari 2,5 per item soal. Situs itu juga

menyebutkan bahwa mutu pendidikan Indonesia terus menurun dilihat dari peringkat negara.

Mutu pendidikan Indonesia berada di urutan ke-160 dunia dan urutan ke-16 di Asia, bahkan

secara rata-rata, Indonesia masih berada di bawah Vietnam, Malaysia, atau Singapura (Topix,

2011).

Proses pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya memperhatikan kemampuan otak

dalam menyerap, mengelola dan menyampaikan informasi. Berdasarkan hal tersebut, maka

cara belajar individu dibagi dalam 3 (tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut adalah cara

belajar visual, auditorial dan kinestetik yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu.

Pengkategorian ini merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu karakteristik

yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang sesuai dalam belajar

maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Dengan kata lain jika individu

(19)

cepat ia menjadi "pintar" sehingga kursus-kursus ataupun les privat secara intensif tidak

diperlukan lagi (Prayudi, 2007).

Dalam pembelajaran klasikal yang dilaksanakan di sekolah-sekolah, penyesuaian

pelajaran dengan perbedaan individual sangat terbatas, dimana guru dalam suatu kelas pada

jam pelajaran yang sama, mengajarkan bahan dan materi dengan cara yang sama untuk semua

siswa pada kelas tersebut, sehingga perbedaan individu tersebut cenderung diabaikan (Sagala,

2003). Hal ini menyebabkan anak tidak nyaman, merasa bosan, dan takut terhadap pelajaran

karena mereka terus-menerus tertinggal. Banyak faktor difikirkan dan dipertimbangkan untuk

mengatasi masalah ini, salah satunya merubah strategi pengajaran dengan memperhatikan

gaya belajar visual-auditorial-kinestetik yang disesuaikan dengan prinsip perbedaan individu

tersebut.

Salah satu materi di SMA adalah larutan elektrolit dan non-elektrolit yang merupakan

materi pokok dasar kimia SMA yang dipelajari di kelas X. Dalam materi ini, siswa dituntut

untuk lebih banyak memahami larutan elektrolit dan non-elektrolit secara teoritis dan praktik

sehingga pembelajaran materi ini dirasakan cukup rumit dan membosankan, karena harus

mempelajari teori dan praktiknya. Merujuk hal di atas, perlu diadakan pembelajaran yang

melibatkan kemampuan siswa secara individu agar pembelajaran yang dilakukan sesuai

dengan minat siswa dan lebih mudah dipahami siswa.

Ditinjau dari sudut pandang teknologi pendidikan/pembelajaran dengan mengacu

pada kerangka teori pembelajaran, masalah rendahnya kualitas pembelajaran dapat

disebabkan adanya masalah yang bersumber dari kondisi pembelajaran meliputi karakteristik

siswa dan karakteristik materi/konsep kimia, dan masalah yang bersumber dari metode

pembelajaran yang digunakan guru (Yusufhadi, 2004).

Survey pendahuluan yang dilakukan menunjukkan bahwa rendahnya kualitas

pembelajaran kimia, disebabkan oleh adanya kesenjangan antara keahlian guru dalam

menguasai ilmu kimia dengan kemampuannya dalam membelajarkan siswa. Buku paket yang

digunakan umumnya kurang memenuhi prinsip-prinsip urutan konsep dan cenderung

mengabaikan teori-teori instruksional, guru kurang memahami adanya prakonsepsi siswa

karena adanya perbedaan siswa dalam menerima suatu konsep. Pada umumnya guru belum

melaksanakan analisis kebutuhan sebagai dasar menyusun desain pembelajaran, kemampuan

guru dalam menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan KTSP cenderung terbatas,

penyediaan prasarana pembelajaran yang terbatas. Adanya berbagai kekurangan dalam

pembelajaran ini dapat mengakibatkan siswa “mandek belajar” karena adanya ketinggalan

(20)

Berdasar uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh

Penggunaan Gaya Belajar Visual-Auditorial-Kinestetik (V-A-K) Dalam Meningkatkan

Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit Dan

Non-Elektrolit”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah-masalah yang

diidentifikasi dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah guru masih jarang melibatkan siswa secara aktif selama kegiatan

belajar-mengajar sehingga tingkat pencapaian hasil belajar kimia siswa masih rendah?.

2. Apakah dalam pembelajaran di sekolah-sekolah, penyesuaian pelajaran dengan

perbedaan individual sangat terbatas dan cenderung diabaikan?.

3. Apakah siswa menganggap pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit rumit

dan membosankan karena harus dipelajari secara teoritis dan praktik?.

4. Apakah kualitas pembelajaran kimia masih rendah?.

5. Apakah manfaat pembaruan pendidikan belum dapat dirasakan oleh siswa?.

1.3. Batasan Masalah

Karena masalah-masalah yang dididentifikasi di atas terlalu luas maka beberapa hal

dalam masalah-masalah yang diidentifikasi tersebut dibatasi sebagai berikut :

1. Siswa tersebut adalah siswa SMA Kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.

2. Hasil belajar siswa yang diteliti adalah sesuai dengan ranah kognitif C1, C2, C3, dan

C4.

3. Materi pelajaran Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit yang digunakan dalam

penelitian ini sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun

Ajaran 2006.

4. Kualitas pembelajaran dalam penelitian ini terkait dengan pengaruh gaya belajar

visual terhadap hasil belajar siswa, pengaruh gaya belajar auditorial terhadap hasil

belajar siswa, pengaruh gaya belajar kinestetik terhadap hasil belajar siswa, perbedaan

antara gaya belajar visual-auditorial-kinestetik (V-A-K) terhadap hasil belajar siswa,

serta pengaruh gaya belajar visual-auditorial-kinestetik (V-A-K) terhadap motivasi

belajar siswa.

(21)

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah tersebut di atas, maka masalah-masalah

yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah motivasi belajar siswa yang ditimbulkan pembelajaran visual berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa?

2. Apakah motivasi belajar siswa yang ditimbulkan pembelajaran auditorial berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa?

3. Apakah motivasi belajar siswa yang ditimbulkan pembelajaran kinestetik berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa?

4. Bagaimanakah perbedaan hasil belajar siswa yang diperoleh dari antara yang

dibelajarkan dengan visual-auditorial, visual-kinestetik, dan auditorial-kinestetik?

1.5. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan :

1. Pengaruh motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan gaya belajar visual

terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan

Non-Elektrolit.

2. Pengaruh motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan gaya belajar auditorial

terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan

Non-Elektrolit.

3. Pengaruh motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan gaya belajar kinestetik

terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan

Non-Elektrolit.

4. Perbedaan hasil belajar siswa yang diperoleh dari antara yang dibelajarkan dengan

visual-auditorial, visual-kinestetik, dan auditorial-kinestetik pada pokok bahasan

Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan penelitian ini, diharapkan akan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan

(22)

dimanfaatkan siswa dan guru untuk menggali dan mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan belajar untuk topik lain.

2. Menambah informasi ilmiah bagi semua pihak yang terkait dalam bidang pendidikan

dalam rangka menumbuhkembangkan budaya ilmiah.

3. Bagi guru, sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat diterapkan

dalam proses belajar mengajar sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa.

4. Bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, sebagai masukan yang berkenaan

dengan peningkatan keterampilan dalam mendesain proses pembelajaran berdasarkan

kebutuhan belajar siswa yang mengacu pada prinsip-prinsip perancangan isi

pembelajaran.

5. Bagi peneliti, sebagai masukan dalam rangka mengembangkan penelitian-penelitian

lanjutan.

1.7. Defenisi Operasional

1. Gaya belajar adalah cara dalam memahami materi pelajaran yang melibatkan

kemampuan seseorang dalam belajar yang juga merupakan modalitas belajar

seseorang. Gaya belajar inilah yang juga menjadi kemampuan dalam mengajar siswa

untuk mendorong siswa belajar lebih baik lagi. Gaya belajar ini terdiri atas gaya

belajar visual, auditorial, dan kinestetik.

2. Gaya Belajar Visual adalah kemampuan belajar yang mengakses citra visual, yang

diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar

menonjol dalam gaya belajar ini. Seseorang yang visual bercirikan teratur,

memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih

suka membaca daripada dibacakan, mengingat apa yang dilihat, membutuhkan

gambaran dan tujuan menyeluruh serta menangkap detail.

3. Gaya Belajar Auditorial adalah kemampuan belajar yang mengakses segala jenis

bunyi dan kata-kata, yang diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima,

dialog internal, dan suara menonjol dalam gaya belajar ini. Seseorang yang auditorial

bercirikan perhatiannya mudah terpecah, berbicara dengan pola berirama, belajar

dengan mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara saat membaca, berdialog secara

internal dan eksternal.

4. Gaya Belajar Kinestetik adalah kemampuan belajar yang mengakses segala jenis

gerak dan emosi, yang diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama,

(23)

Seseorang yang kinestetik bercirikan sering menyentuh orang dan berdiri berdekatan,

banyak bergerak, belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca,

menanggapi secara fisik, mengingat sambil berjalan dan melihat.

5. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang

sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

6. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang

menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dapat diberikan kesimpulan dan saran-saran sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan

penelitian ini.

A. Kesimpulan

Adapun yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil data penelitian bahwa :

1. Motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan gaya belajar visual memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Larutan

Elektrolit dan Non-Elektrolit.

2. Motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan gaya belajar auditorial memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan Larutan

Elektrolit dan Non-Elektrolit.

3. Motivasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan gaya belajar kinestetik memberikan

pengaruh yang tidak signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan

Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

4. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diperoleh dari antara yang dibelajarkan

dengan visual-auditorial, visual-kinestetik, dan auditorial-kinestetik pada pokok

bahasan Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

B. Saran

Adapun yang dapat disarankan berdasarkan hasil data penelitian bahwa :

1. Bagi Guru dan Peneliti

Dalam peranan sebagai fasilitator dan motivator yang harus mampu memperhatikan

siswa. Pembelajaran maupun evaluasi yang diberikan guru perlu mempertimbangkan

bagaimana peluang bagi siswa untuk mengembangkan diri melalui potensi modalitas atau

gaya belajar yang ada dalam dirinya sehingga salah satu yang menjadi perhatian bagi guru

agar memanfaatkan potensi itu semaksimal mungkin sehingga siswa memiliki kebebasan

mengembangkan diri melalui kegiatan yang membuat mereka lebih cepat belajar di kelas dan

lebih berkonsentrasi tanpa mengganggu siswa yang lain. Walaupun gaya belajar bukan

(25)

pemahaman gaya belajar dan stimulus yang tepat akan dapat meningkatkan efektivitas proses

pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Siswa disarankan untuk lebih giat melatih diri dalam berpikir dan memahami berbagai

permasalahan dengan mengembangkan rasa keingintahuannya sehingga siswa mampu

mengenal gaya belajarnya masing-masing dan mampu mengoptimalisasikan kegiatan

belajarnya.

3. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut untuk penelitian sejenis

diharapkan lebih memperhatikan aktivitas-aktivitas siswa di dalam maupun diluar lingkungan

Gambar

Gambar 4.1 Frekuensi Nilai Motivasi Belajar (a), Frekuensi Nilai Gaya Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik dengan prestasi belajar geografi siswa kelas XII IPS SMA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Quantum Teaching dengan kombinasi modalitas visual, auditorial dan kinestetik berpengaruh terhadap hasil belajar kimia pada materi pokok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi gaya belajar visual, auditorial, kinestetik dengan hasil belajar Biologi siswa kelas VIII SMP Swasta Satria

Berdasarkan uraian di muka, maka perlu dilakukan penelitian yang dapat mengungkap aktivitas belajar siswa ditinjau dari gaya belajar visual auditorial kinestetik pada

Analisis Kesesuaian antara Cara Mengajar dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Matematika terhadap Gaya Belajar VAK (Visual, Auditorial dan Kinestetik) Siswa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1 Terdapat pengaruh positif signifikan antara gaya belajar visual X1 terhadap hasil belajar siswa Y, yakni sebesar 0,469 atau 46,9% dengan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan di atas maka didapat simpulan tidak ada hubungan assosiatif antara gaya belajar dengan hasil

Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan kepada guru agar dapat menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan gara belajar visual, auditorial, kinestetik untuk