• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN BANTUAN MEDIA SOFTWARE AUTOGRAPH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN BANTUAN MEDIA SOFTWARE AUTOGRAPH."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN

MATEMATIKA REALISTIK DENGAN BANTUAN MEDIA SOFTWARE AUTOGRAPH

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

RAGUSTA HASIBUAN

(8106172015)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KREATIVITAS MATEMATIKA SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN

MATEMATIKA REALISTIK DENGAN BANTUAN MEDIA SOFTWARE AUTOGRAPH

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

RAGUSTA HASIBUAN

(8106172015)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

RAGUSTA HASIBUAN. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Kreativitas Matematika Siswa SMK Melalui Pendekatan Matematika Realistik Dengan Bantuan Media Software Autograph.Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2013.

(8)

ABSTRACT

RAGUSTA Hasibuan. Improving Students’mathematical Communication and Creativity Ability of SMK Through Realistic Mathematics Education Aided Media Software Autograph.Tesis. Medan: Medan State University Graduate Program in 2013.

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Sujud syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Pengasih dan Maha Penolong sebagai penggerak sejati, pembimbing sejati, dan

penyerta sejati dari awal sampai akhir penulisan tesis ini. Tesis ini berjudul Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan Kreativitas Matematikaa Siswa SMK

Melalui Pendekatan Matematikaa Realistik Dengan Bantuan Media Software

Autograph”. Penulisan tesis ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan moral maupun bantuan material dari banyak pihak yang tidak tersebutkan satu persatu. Tiada kata tulus selain kata terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis haturkan kepada mereka

yang telah meringankan beban dan membukakan pikiran selama penulisan tesis ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan berkat yang melimpah kepada mereka

yang telah membantu penulis.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Edy Syahputra, M.Pd dan Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Ketua

dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED serta Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku Staf Program Studi Pendidikan

Matematika.

2. Bapak Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Dr Izwita Dewi, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta

(10)

iv

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd , Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, dan

Bapak Prof. Dr. Dian Armanto, M.Pd.,M.A.,M.Sc.,Ph.D selaku narasumber yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis ini

menjadi lebih baik.

4. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED.

5. Bapak Syarifuddin, M.Sc, Ph.D selaku Asisten Direktur I Program Pascasarjana UNIMED.

6. Bapak dan Ibu dosen yang mengajar di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED.

7. Ibu Ir. Syawalina Fitri S,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMK Laksamana

Martadinata Medan beserta dewan guru yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan Program Studi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan seluruh kerabat, sahabat seperjuangan yang telah memberikan dorongan, semangat, serta bantuan lainnya

kepada penulis.

Rasa haru dan hormat yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada

orang tua, Ayahanda tercinta Rasmin Hasibuan dan Ibunda tersayang Minar br Gultom yang telah berjuang melebihi kemampuannya, dalam membantu penulisan tesis ini. Terima kasih juga kepada Abang , kakak dan adik: Rinto Hasibuan / Rianita

(11)

v

Jeremy, Irene, Joshua, Ridho keponakan tersayang , Pebrianto Aris Nainggolan

sahabat yang telah membantu dalam penulisan tesis ini. Semoga Allah membalas semua yang telah diberikan Bapak/Ibu serta saudara/i, kiranya kita semua tetap dalam

lindungan-Nya. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya matematika. Mungkin masih terdapat kekurangan/kelemahan dalam penyusunan tesis ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan berupa

pemikiran yang terbungkus dalam saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Mei 2013 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 14

1.3 Batasan Masalah... 15

1.4 Rumusan Masalah ... 16

1.5 Tujuan Penelitian ... 16

1.6 Manfaat Penelitian ... 17

1.7 Defenisi Operasional ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 20

2.1 Kerangka Teoritis ... 20

2.1.1 Komunikasi Matematika ... 20

2.1.2 Kreativitas Matematika ... 25

2.1.3 Hakekat Pembelajaran Matematika... 34

2.1.4 Pembelajaran Matematika Realistik ... 38

2.1.5 Pendekatan Pembelajaran Biasa ... 53

2.1.6 Media Software Autograph dalam Pembelajaran Matematika ... 55

2.1.7 Program Linear ... 61

2.1.8 Program Linear dengan Pendekatan Matematika Realistik Menggunakan Software Autograph ... 70

2.2 Teori Belajar Yang Mendukung... 74

(13)

2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan ... 88

2.5 Hipotesis Penelitian ... 89

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 90

3.1 Jenis Penelitian ... 90

3.2 Variabel Penelitian ... 91

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 91

3.4 Pengembangan Instrumen Penelitian ... 92

3.5 Teknik Analisis Data ... 104

3.6 Prosedur Penelitian ... 112

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 114

4.1. Deskripsi hasil penelitian ... 114

4.2. Hasil Penelitian Kemampuan Komunikasi ... 116

4.2.1 Analisis Data Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa .... 116

4.2.2 Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa ... 118

4.2.3 Uji Homogenitas Data Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa ... 120

4.2.4 Analisis Data Peningkatan Kemampuan Komunikasi siswa berdasarkan Pendekatan ... 121

4.2.5 Analisis Data Peningkatan Kemampuan Komunikasi siswa berdasarkan Pendekatan dan KAM ... 123

4.3. Hasil Penelitian Kemampuan Kreativitas ... 128

4.3.1 Analisis Data Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa ... 128

4.3.2 Uji Normalitas Data Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa ... 130

4.3.3 Uji Homogenitas Data Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa ... 132

(14)

4.3.5 Analisis Data Peningkatan Kemampuan Kreativitas siswa

berdasarkan Pendekatan dan KAM ... 135

4.4. Analisis Proses Penyelesaian Masalah Siswa ... 141

4.4.1 Hasil Proses Penyelesaian Jawaban Siswa pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematika ... 142

4.4.2 Hasil Proses Penyelesaian Jawaban Siswa pada Tes Kemampuan Kreativitas Matematika ... 152

4.5 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 165

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 168

4.6.1 Faktor Pembelajaran... 168

4.6.2 Kemampuan Komunikasi ... 172

4.6.3 Kemampuan Kreativitas ... 175

4.6.4 Interaksi ... 179

4.6.5 Proses penyelesaian jawaban siswa ... 181

4.6.6 Keterbatasan Penelitian ... 183

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 186

5.1. Simpulan ... 186

5.2 Implikasi ... 188

5.3 Saran ... 189

DAFTAR PUSTAKA ... 190

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sintaks Implementasi Matematika Realistik ... 42

Tabel 2.2 Perbedaan Pedagogik antara Pendekatan Matematika Realistik Menggunakan Software Autograph dengan Pendekatan Pembelajaran Biasa ... 47

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ... 80

Tabel 3.2 Weiner Tentang Keterkaitan Antara Variabel Bebas, Terikat Dan Kontrol ... 81

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika ... 83

Tabel 3.4 Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematika ... 84

Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa ... 85

Tabel 3.6 Penskoran Tes Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa... 86

Tabel 3.7 Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran... 88

Tabel 3.8 Hasil Validasi Tes Kemampuan Komunikasi Matematika….. 90

Tabel 3.9 Hasil Validasi Tes Kemampuan Kreativitas Matematika ... 90

Tabel 3.10 Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematika .. 92

Tabel 3.11 Validitas Butir Soal Tes Kemampuan Kreativitas Matematika .... 92

Tabel 3.12 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Tes Kemampuan Komunikasi dan Kreativitas... 93

Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Beda Tes Kemampuan Komunikasi... 94

Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Perhitungan Daya Beda Tes Kemampuan Kreativitas... 94

Tabel 3.14 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Komunikasi... 96

Tabel 3.15 Rangkuman Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes KemampuanKomunikasi... 96

(16)

dan Uji Statistic ... 97

Tabel 3.18 Desain faktorial 3×2 untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dengan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa... 103

Tabel 3.19 Rancangan Tabel ANOVA untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dengan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa... 103

Tabel 3.20 Tabel Perhitungan Rerata untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dengan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa ... 105

Tabel 3.21 Desain faktorial 3×2 untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dengan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa………... 106

Tabel 3.22 Rancangan Tabel ANOVA untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dengan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa... 106

Tabel 3.23 Tabel Perhitungan Rerata untuk Mengetahui Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Dengan Tingkat Kemampuan Matematika Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa ... 103

Tabel 4.1 Sebaran Sampel Penelitian ... 115

Tabel 4.2 Deskripsi Data Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kedua Kelompok Pembelajaran ... 116

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 119

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Postest ... 120

(17)

Tabel 4.6 Rangkuman Uji t Kelompok Data PMR dan PMB ... 122

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Kelompok Data ... 123

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Varians Kelompok Data... 125

Tabel 4.9 Rangkuman Uji ANOVA Dua Jalur Interaksi Kemampuan Komunikasi Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan Faktor Kemampuan Matematika Siswa... 127

Tabel 4.10 Deskripsi Data Kemampuan Kreativitas Matematika Siswa Kedua Kelompok Pembelajaran ... 129

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 131

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Postest ... 132

Tabel 4.13 Uji Homogenitas Varians Kelompok Data PMR dan PMB ... 133

Tabel 4.14 Rangkuman Uji t Kelompok Data PMR dan PMB ... 134

Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Kelompok Data ... 136

Tabel 4.16 Uji Homogenitas Varians Kelompok Data... 137

Tabel 4.17 Rangkuman Uji ANOVA Dua Jalur Interaksi Kemampuan Kreativitas Berdasarkan Faktor Pembelajaran dan Faktor Kemampuan Matematika Siswa... 138

Tabel 4.18 Peningkatan Setiap aspek Kemampuan Komunikasi ... 142

Tabel 4.19 Skor Butir Soal 1 Kemampuan Menginterpretasi Gambar... 143

Tabel 4.20 Skor Butir Soal 3 Kemampuan Menginterpretasi Gambar... 145

Tabel 4.21 Skor Butir Soal 1 Kemampuan Membuat Gambar ... 146

Tabel 4.22 Skor Butir Soal 3 Kemampuan Membuat Gambar ... 147

Tabel 4.23 Skor Butir Soal 2 Kemampuan Menulis informasi... ... 149

Tabel 4.24 Skor Butir Soal 2 Kemampuan Menulis ide / gagasan ... 150

Tabel 4.25 Skor Butir Soal 4 Kemampuan Memodelkan ... 151

Tabel 4.26 Peningkatan Setiap aspek Kemampuan Kreativitas ... 153

Tabel 4.27 Skor Butir Soal 1 Kemampuan Fluency... ... 154

Tabel 4.28 Skor Butir Soal 2 Kemampuan Flexibility ... 156

Tabel 4.29 Skor Butir Soal 3 Kemampuan Elaboration ... 157

Tabel 4.30 Skor Butir Soal 4 Kemampuan Originality... ... 159

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Siswa Terhadap Kasus Komunikasi ...8

2.1 Proses Matematisasi ...36

3.1 Prosedur Penelitian ...113

4.1 Rata – rata dan std. deviasi skor kemampuan komunikasi ...117

4.2 Interaksi kemampuan komunikasi ...127

4.3 Rata – rata dan std. deviasi skor kemampuan kreativitas ...129

4.4 Interaksi kemampuan komunikasi ...140

4.5 Proses Jawaban Siswa butir soal nomor satu kemampuan tinggi ...143

4.6 Proses Jawaban Siswa butir soal nomor satu kemampuan sedang ...144

4.7 Proses Jawaban Siswa butir soal nomor satu kemampuan rendah ...145

4.8 Proses Jawaban Siswa butir soal nomor dua kemampuan tinggi ...146

4.9 Proses Jawaban Siswa butir soal nomor dua kemampuan sedang ...147

4.10 Proses Jawaban Siswa butir soal nomor dua kemampuan rendah ...148

4.11 Proses Jawaban Siswa butir soal nomor empat kemampuan tinggi ...149

4.12 Proses Jawaban Siswa butir soal nomor empat kemampuan sedang ...150

(19)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (PERANGKAT PEMBELAJARAN)

1. Rencana Pelaksanaan Model Pembelajaran ... 194

2. Lembar Aktivitas Siwa (LAS) ... 210

LAMPIRAN B (HASIL VALIDASI) 1. Hasil Validasi Instrumen Tes dan Perangkat Pembelajaran ... 224

LAMPIRAN C (INSTRUMEN PENELITIAN) 1. Kisi-kisi Tes, Butir Soal Pretes dan Postes Kemampuan Komunikasi ... 250

2. Alternatif Jawaban Soal Pretes dan Postes Kemampuan Komunikasi ... 254

LAMPIRAN D (HASIL PENELITIAN) 1. Deskripsi Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Komunikasi ... 275

2. Perhitungan Normalitas Pretes dan Postes Kemampuan Komunikasi ... 276

3. Perhitungan Uji Homogenitas N.Gain Kemampuan Komunikasi ... 277

4. Perhitungan ANOVA Komunikasi Matematika ... 289

5. Perhitungan Interaksi Kemampuan Komunikasi ... 291

6. Deskripsi Hasil Pretes dan Postes Kemampuan Kreativitas ... 293

7. Perhitungan Normalitas Pretes dan Postes Kemampuan Kreativitas ... 294

8. Perhitungan Uji Homogenitas N.Gain Kemampuan Kreativitas ... 295

9. Perhitungan ANOVA Kreativitas Matematika ... 308

10.Perhitungan Interaksi Kemampuan Kreativitas ... 310

LAMPIRAN E (Perlengkapan Penelitian) 1. Jadwal Penelitian di Sekolah ... 315

2. Pembagian Kelompok Belajar Kelas Eksperimen ... 316

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan kita selalu dihadapkan dengan masalah, karena masalah adalah adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di dalam era globalisasi dapat dipandang

sebagai masalah adaptasi. Dengan demikian, setiap individu diharapkan mampu beradaptasi dengan keadaan dan perubahan yang terjadi serta mampu bekerjasama

secara kolaboratif dalam memecahkan masalah. Karena untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat dituntut sumber daya manusia yang handal, yang memiliki kemampuan dan keterampilan serta kreativitas yang tinggi.

Untuk terampil dan kreatif bukanlah hal yang mudah dan instan, dibutuhkan latihan dan proses.

Sejalan dengan hal tersebut, menurut Syaban (2009) :“Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Sain (IPTEKS) sangat pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat dari kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi tersebut, arus informasi datang dari berbagai penjuru dunia secara cepat dan melimpah ruah. Untuk tampil unggul pada keadaan yang

selalu berubah dan kompetitif ini, kita perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi, kemampuan untuk dapat berpikir secara kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan untuk dapat bekerjasama secara efektif.

(21)

yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan siapapun yang mempelajarinya terampil berpikir rasional.”

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat penting dan

berguna dalam kehidupan sehari – hari maupun dalam menunjang pembangunan sumber daya manusia serta perkembangan Iptek. Keterampilan matematika berkaitan dengan karakteristik matematika yang dapat digolongkan dalam berpikir

tingkat rendah dan berpikir tingkat tinggi. Berpikir tingkat rendah termasuk kegiatan melaksanakan operasi hitung sederhana, menerapkan rumus matematika

secara langsung, mengikuti prosedur (algoritma) yang baku, sedangkan yang termasuk pada berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan memahami idea matematika secara lebih mendalam, mengamati data dan menggali idea yang

tersirat, menyusun konjektur, analogi, dan generalisasi, menalar secara logik, menyelesaikan masalah (problem solving), berkomunikasi secara matematik, dan

mengaitkan idea matematik dengan kegiatan intelektual lainnya.

Matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan pola pikir logis, sistematis, objektif, kritis dan rasional, ini terungkap dalam

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan KTSP 2006, bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah :

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya dalam melalui kegiatan penyelidikan, mengeksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan

(22)

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi

dan penemuan dapat mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi serta mencoba-coba.

3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

Berdasarkan keterangan ini dapat kita lihat bahwa melalui pendidikan matematika diharapkan peserta didik dibekali dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.

Depdiknas (2007) menyatakan bahwa upaya pembelajaran matematika

untuk penguasaan kompetensi seperti tertuang dalam SK dan KD dilakukan dengan menggunakan sumber belajar yang beragam tidak hanya terfokus pada buku pegangan tetapi juga dapat menggunakan TIK, alat peraga pembelajaran

matematika (jangka, kalkulator, busur, komputer dan lain-lain) dan lingkungan. Dalam prosesnya TIK dapat dimanfaatkan sebagai gudang ilmu, sebagai sumber

belajar, sebagai fasilitas pendidikan, sebagai alat bantu, sebagai infrastruktur sekolah bahkan sebagai alat penunjang adminstrasi pendidikan. Menurut Sutrisno (2011) TIK bukan hanya sebatas bagaimana mengoperasikan komputer saja,

namun bagaimana menggunakan teknologi untuk berkolaborasi, berkomunikasi, melakukan penelitian dan menyelesaikan berbagai persoalan dalam proses

pembelajaran yang semakin kompleks dan berkembang secara dinamis.

Namun sampai saat ini pola pembelajaran masih satu arah yaitu terpusat kepada guru dan lebih menekankan kepada pemberian pengalaman yang dimilki

(23)

bahkan cenderung besifat pasif. Untuk itu, model pengelolaan pembelajaran yang

terpusat kepada peserta belajar dapat dijadikan sebagai pilihan. Guru berperan sebagai fasilitator dalam rangka menunjang tumbuhnya kreativitas siswa.

Kemandirian belajar siswa terus ditumbuhkan dan dimotivasi dengan merubah pola interaksi pembelajaran yang multi arah. Ramsay (dalam Sutrisno, 2011) harapannya, TIK dalam pembelajaran dapat mendorong timbulnya komunikasi,

kreativitas dan mampu memecahkan masalah – masalah yang dihadapi oleh peserta belajar.

Matematika merupakan bahasa, artinya matematika tidak hanya sekedar alat bantu berfikir, alat untuk menemukan pola, tetapi matematika juga sebagai wahana komunikasi antar siswa dan komunikasi antara guru dengan siswa.

Komunikasi dalam matematika dan pembelajaran matematika menjadi sesuatu yang diperlukan , jika kita sepakat bahwa matematika itu merupakan suatu bahasa

dan bahasa tersebut sebagai bahasan terbaik dalam komunitasnya, maka mudah dipahami bahwa komunikasi merupakan esensi dalam mengajar, belajar, dan mengassess matematika. Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting pada

matematika dan pendidikan matematika.

Melly dalam Sudrajat (2001) mengatakan:“ Ketika seorang siswa

memperoleh informasi berupa konsep matematika yang diberikan guru maupun yang diperoleh dari bacaan, maka saat itu terjadi transformasi informasi matematika dan sumber kepada siswa tersebut. Siswa akan memberikan respon

berdasarkan interpretasinya terhadap informasi itu. Masalah yang sering timbul adalah respon yang diberikan siswa atas informasi yang diterirnanya tidak sesuai

(24)

matematika yang sarat dengan istilah dan simbol, sehingga tidak jarang ada siswa

yang mampu menyelesaikan soal matematika dengan baik, tetapi tidak mengerti apa yang sedang dikerjakannya”.

Kesulitan yang dialami siswa untuk mengerti apa yang sedang dikerjakannya menunjukkan pembelajaran matematika selama ini kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk memahami matematika yang sedang

mereka pelajari. Fokus utama dari pembelajaran matematika selama ini adalah mendapatkan jawaban. Para siswa menyandarkan sepenuhnya pada guru untuk

menentukan apakah jawabannya benar. Sehingga setiap pelajaran matematika yang disampaikan di kelas lebih banyak bersifat hafalan. Memang dimungkinkan siswa memperoleh nilai yang tinggi, tetapi mereka bukanlah pemikir yang baik di

kelas dan akan kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika terutama untuk soal-soal pemecahan masalah (problem solving). Selanjutnya akan

menghambat kemampuan kreativitas siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut keaktifannya. Aktif yang dimaksud adalah siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan

dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena belajar memang merupakan suatu proses aktif dari siswa dalam membangun pengetahuannya.

Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Siswa tidak hanya dituntut keaktifannya saja tapi juga kekreativitasannya, karena

kreativitas dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi yang baru, tidak monoton dan menarik sehingga siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan

(25)

pakum. Elah (2011) mengatakan bahwa kreativitas membutuhkan suatu konteks

dimana individu dipersiapkan yang didasarkan kepada pengalaman-pengalaman sebelumnya yang signifikan untuk menghadapi keadaan yang baru.

Dalam setiap pembelajaran guru berharap agar siswa yang diberi pembelajaran memperoleh hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Kenyataan yang dijumpai di lapangan

sangat bertolak belakang dengan yang diharapkan guru. Tidak semua siswa yang mengalami pembelajaran memperoleh hasil belajar yang maksimal, bahkan masih

banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar, siswa belajar secara pasif menerima pelajaran yang diberikan gurunya sebagai barang jadi. Akibatnya siswa tidak dapat menerapkan konsep karena tidak memahami bagaimana terbentuknya

konsep tersebut dan selanjutnya sukar untuk mengadaptasikan pengetahuannya terhadap keadaannya.

Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep dan memecahkan masalah, antara lain dengan memperhatikan penyebab kesulitan yang berasal dari siswa sendiri maupun yang berasal dari luar diri siswa.

Seringkali siswa menjadi korban dan dianggap sebagai sumber penyebab kesulitan belajar. Mungkin saja kesulitan itu bersumber dari luar diri siswa,

misalnya saja proses pembelajaran yang terkait dengan kurikulum, cara penyajian materi pelajaran, dan suasana pembelajaran. Hal tersebut dapat mengakibatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap siswa terhadap matematika cukup

memprihatinkan, akibatnya siswa tidak mampu mandiri dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya sehingga prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika

(26)

Dalam rangka mengatasi permasalahan hasil belajar matematika yang

relatif rendah tersebut pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya pembinaan dan peningkatan kualitas hasil belajar matematika, baik pembinaan terhadap guru

maupun siswa. Salah satu upaya yang dilakukan terhadap guru adalah pelatihan kemampuan guru matematika, sedangkan untuk para siswa telah diberikan bimbingan intensif dan les tambahan diluar jam belajar siswa. Meskipun berbagai

upaya telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar khususnya hasil belajar matematika, namun sejauh ini hasil belajar tersebut masih tetap rendah dan tidak

menunjukkan adanya peningkatan yang cukup berarti.

Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa Indonesia dalam PISA (Ariyadi , 2011:1). Pada PISA 2009, skor matematika siswa Indonesia turun

menjadi 371 dan Indonesia berada pada posisi 61 dari 65 negara. Dari hasil PISA Matematika tahun 2009, diperoleh hasil bahwa hampir setengah dari siswa

Indonesia (yaitu 43,5 %) tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most basic PISA tasks). Sekitar sepertiga siswa Indonesia (yaitu 33,1 % ) hanya bisa mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal kontekstual diberikan

secara ekplisit serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan secara tepat. Hanya 0,1 % siswa Indonesia yang mampu

mengembangkan dan mengerjakan pemodelan matematika yang menuntut keterampilan berpikir dan penalaran.

Hal tersebut di atas juga terlihat dari jawaban siswa di SMP Negeri 28

Medan kelas VIII-1. Ketika siswa diminta meggambarkan relasi dalam bentuk diagram panah, grafik Cartesius atau himpunan pasangan himpunan berurutan dari

(27)

Dalam seminggu mereka mempunyai hari tertentu untuk memancing. Selain

memancing mereka juga harus mengaji. Raki mengaji di hari selasa dan kamis , Aji mengaji di hari jumat dan sabtu, sementara Rio mengaji di hari kamis dan

sabtu. Jika Raki dan Aji memancing di hari yang sama dan di hari minggu mereka tidak memancing, maka

a. Gambarkan relasi antara pemancing dan hari mereka memancing.

b. Pada hari apakah mereka memancing bersama? c. Pada hari apakah mereka tidak memancing?

Di bawah ini merupakan beberapa pola dari jawaban siswa.

Gambar 1.1 Pola Jawaban Siswa Terhadap Kasus Komunikasi

Dari 44 siswa yang menjawab benar keseluruhan atau sempurna adalah 12/44 atau 27,27 %. Menjawab kurang sempurna adalah 20/44 atau 45,45%, dimana siswa

salah dalam menyebutkan kodomain. Menjawab tidak sempurna adalah 8/44 atau 18.18%, dimana siswa salah dalam menyebutkan kodomain dan hari mereka tidak

memancing. Yang salah menjawab keseluruhan adalah 4/44 atau 9,09%.

(28)

matematika seperti yang diharapkan. Dalam hal ini guru matematika mempunyai

peran yang sangat penting karena guru memiliki peran model dalam kegiatan proses belajar mengajar. Peran model ini adalah mentransformasikan

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kepada peserta didik. Jika pada pembelajaran guru masih menerapkan pendekatan yang sama pada sistem pembelajaran , yaitu proses belajar mengajar yang didominasi oleh guru dimana

guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, dengan kata lain pembelajaran masih berpusat pada guru, maka dimungkinkan tujuan-tujuan

pembelajaran matematika atau kompetensi yang diharapkan dari siswa tidak tercapai. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa dituntut untuk

mengkonstruksi pengetahuan dengan kemampuannya sendiri melalui akivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kegiatan pembelajaran dan materi yang

dipelajari harus dapat dikomunikasikan.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan guru dapat melihat proses belajar siswa adalah pembelajaran dengan Realistik Mathematics

Education (RME) . Pada pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi konsep-konsep matematika berdasarkan

masalah yang dialami mereka dalam kehidupan sehari-hari atau masalah realistik yang diberikan oleh guru. Situasi realistik dalam belajar memungkinkan siswa menggunakan pengetahuan informal mereka untuk memecahkan masalah. Lebih

lanjut Misdalina dkk (2009:159) mengatakan bahwa “Pembelajaran matematika dengan menggunakan PMR lebih menekankan kepada “student oriented” atau

(29)

menggunakan pendekatan ini,siswa akan belajar konsep-konsep matematika

berdasarkan realitas atau lingkungan disekitar mereka. Struktur sajian materi matematika,pada pembelajaran matematika realistik diawali oleh realitas atau lingkungan,bahkan memungkinkan diawali dengan “matematika informal”, agar

pembelajarannya bermakna . Selanjutnya menuju kepada materi matematika yang sebenarnya abstrak”.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut siswa untuk bersikap aktif, kreatif dan inovatif dalam menanggapi setiap mata pelajaran yang diajarkan,

dalam hal ini khususnya pelajaran matematika. Keaktifan siswa sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Di samping menerima pelajaran dari guru, siswa juga dapat berperan aktif dengan melakukan interaksi yang

mendukung proses belajar diantaranya adalah dengan berdiskusi. Namun, selama ini kegiatan pembelajaran di kelas masih didominasi oleh guru, sehingga siswa

kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, interaksi yang terjadi mayoritas hanya dilakukan oleh siswa pandai, sedangkan siswa yang lain kurang atau tidak melakukan interaksi belajar di kelas yang mengakibatkan kurang

berhasilnya prestasi belajar siswa. Hal itu terjadi antara lain disebabkan oleh interaksi siswa dengan siswa lainnya di dalam proses pembelajaran belum terarah

untuk menyelesaikan masalah - masalah matematika yang dihadapi. Jika interaksi belajar siswa terlaksana dengan baik maka dapat memberikan potensi yang besar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena potensi yang baik dapat

(30)

Pembelajaran matematika merupakan usaha untuk membantu siswa

mengonstruksi pengetahuan melalui proses. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bruner bahwa mengetahui adalah suatu proses bukan produk.

Proses tersebut dimulai dengan pengalaman, sedangkan pengetahuan dibangun dari pengalaman. Untuk itu siswa diberi kesempatan untuk mengonstruksi sendiri pengetahuan yang harus dimiliki, karena dengan memberikan kesempatan kepada

siswa merupakan suatu strategi agar siswa berinteraksi dalam kelompok belajar. Menurut teori yang dikemukan oleh Piaget, siswa harus secara aktif berinteraksi

dengan lingkungan belajarnya agar dapat membantu memperoleh pemahaman yang lebih tinggi.

Materi-materi dalam pelajaran matematika tersusun secara hierarkis dan

konsep matematika yang satu dengan yang lain saling berkorelasi membentuk konsep baru yang lebih kompleks. Ini berarti bahwa pengetahuan matematika

yang diketahui siswa sebelumnya menjadi dasar pemahaman untuk mempelajari materi selanjutnya. Mengingat matematika merupakan dasar dan bekal untuk mempelajari berbagai ilmu, juga mengingat matematika tersusun secara hierarkis,

maka kemampuan awal matematika yang dimiliki peserta didik akan memberikan sumbangan yang besar dalam memprediksi keberhasilan belajar siswa pada masa

selanjutnya, baik dalam mempelajari matematika sendiri ataupun mempelajari ilmu lain secara luas. Kemampuan awal matematika (KAM) merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Apabila

(31)

Mengingat matematika itu obyek-obyek penelaahnya abstrak, tetapi harus dipelajari oleh siswa sejak sekolah dasar, maka dalam pembelajarannya guru perlu

memperhatikan aspek psikologi anak. Setiap siswa mempunyai kemampuan yang

berbeda dalam memahami matematika . Menurut Ruseffendi (1991), perbedaan kemampuan yang dimiliki siswa bukan semata-mata merupakan bawaan dari lahir, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Yang terjadi, masih banyak guru yang belum dapat mengenal, memahami karakter dan kemampuan siswanya

dengan baik, yaitu kemampuan siswa yang tinggi, sedang dan rendah. Sementara guru yang dapat mengenal dan memahami karakter dan kemampuan siswanya dengan baik, dapat merupakan modal awal yang sangat menunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Dengan diketahui kemampuan-kemampuan siswa yang tinggi, sedang dan rendah, akan sangat membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran

dan pelaksanaan di depan kelas. Oleh karena itu, pemilihan lingkungan belajar

khususnya pendekatan pembelajaran menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan artinya pemilihan pendekatan pembelajaran harus dapat

mengakomodasi kemampuan matematika siswa yang heterogen sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.

Autograph adalah software atau perangkat lunak yang sangat membantu dalam proses belajar mengajar di Sekolah, Software ini dikembangkan oleh Douglas Butter. Pemanfaatan Autograph dalam pembelajaran di kelas merupakan

suatu inovasi baru dalam pembelajaran matematika, karena pembelajaran matematika di kelas selama ini bersifat tradisional. Kegiatan pembelajaran lebih

(32)

menggunakan tangan, sehingga dari eksperimennya siswa dapat menemukan,

mengkonstruksi dan menyimpulkan prinsip-prinsip matematika, dan akhirnya memahami konsep matematika itu sendiri.

Pendekatan matematika realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang memberi kesempatan yang luas pada siswa untuk bergelut dengan ide-ide matematika yang dipelajari, membentuk sikap pertanggung jawaban dari anak

dan bekerjasama dengan orang lain. Melalui pembelajaran ini diharapkan siswa akan lebih berani untuk mengungkapkan ide-ide yang dimilikinya serta lebih

menghargai ide-ide yang disampaikan oleh teman sebayanya. Berdasarkan karakteristik matematika realistik yang menuntut siswa terlibat secara aktif untuk melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan tentunya akan lebih mudah

dilakukan jika mempergunakan media atau fasilitas lain yang medukung.

Salah satu media yang dapat digunakan salah satunya adalah software

Autograph. Melalui media pembelajaran Autograph membantu siswa dalam

perhitungan-perhitungan dan penggambaran grafik menjadi lebih mudah dan cepat dalam waktu yang singkat. Autograph sebagai salah satu media

pembelajaran matematika yang sangat membantu siswa dalam menjembatani dunia real dan keabstrakan matematika. Autograph merupakan alat peraga real

yang akan membantu guru dan siswa untuk melihat hubungan antara representasi visual dan simbolik dan wacana ilmiah yang selanjutnya akan menciptakan lingkungan untuk menggunakan istilah-istilah yang benar dan konsep-konsep

yang didalami. Pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik menggunakan software Autograph memiliki beberapa kelebihan yang diyakini

(33)

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun konjektur akan

konsep-konsep matematika yang dipelajari artinya siswa menemukan sendiri konsep-konsep matematika. Kedua, memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan

eksplorasi. Tentunya dengan bantuan software Autograph akan membantu siswa melakukan percobaan secara berulang-ulang, menguji lebih banyak contoh dalam waktu singkat.

Melihat pentingnya pemilihan pendekatan dalam proses pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kreativitas

matematika siswa serta keefektifan penggunaan media dalam membelajarkan matematika, agar tujuan pendidikan dapat tercapai, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan

Kreativitas Matematika Siswa SMK Melalui Pendekatan Matematika Realistik dengan Bantuan Media Software Autograph.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan yang ditemukan sebagai berikut:

1. Siswa belajar secara pasif, menerima pelajaran yang diberikan gurunya sebagai barang jadi.

2. Pembelajaran masih berpusat pada guru. 3. Hasil belajar matematika siswa rendah.

4. Respon yang diberikan siswa atas informasi yang diterirnanya tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan.

5. Kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah.

(34)

7. Kurangnya penggunaan media termasuk software dalam pembelajaran

matematika

8. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran matematika belum sesuai

dengan yang diharapkan.

9. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa pada saat proses pembelajaran. 10.Interaksi yang terjadi mayoritas hanya dilakukan oleh siswa pandai.

11.Guru belum dapat mengenal kemampuan siswanya dengan baik, yaitu kemampuan

siswa yang tinggi, sedang dan rendah.

1.3Pembatasan Masalah

Masalah yang teridentifikasi di atas merupakan masalah yang cukup luas dan kompleks, agar penelitian ini lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis

membatasi masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan komunikasi matematika siswa masih rendah. 2. Kemampuan kreativitas matematika siswa masih rendah.

3. Interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal matematika siswa terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa.

(35)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian

ini adalah :

1. Apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajar dengan pendekatan matematika realistik dengan bantuan media

software Autograph lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pembelajaran biasa?

2. Apakah peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan pendekatan matematika realistik dengan bantuan media software Autograph lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan

pembelajaran biasa?

3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal

matematika dalam peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa?

4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal

matematika dalam peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa?

5. Bagaimana proses penyelesaian jawaban siswa pada masing – masing pembelajaran ?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan yang diajukan dalam penelitian ini, maka yang

(36)

1. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan komunikasi matematika

siswa yang diajar dengan pendekatan matematika realistik dengan bantuan media software Autograph lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan

pendekatan pembelajaran biasa

2. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajar dengan pendekatan matematika realistikdengan bantuan

media software Autograph lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran biasa

3. Mengetahui apakah ada interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa.

4. Mengetahui apakah ada interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika

siswa.

5. Untuk mengetahui proses penyelesaian jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah kemampuan komunikasi dan kreativitas

matematika pada pendekatan matematika realistik dan pembelajaran biasa.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian

ini dapat bermanfaat sebagai berikut.

1. Sebagai acuan bagi guru-guru matematika yang ingin mengembangkan

(37)

2. Sebagai masukan kepada guru-guru tentang alternatif pembelajaran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran.

3. Sebagai masukan bagi segenap pembaca dan pemerhati yang perduli pada

peningkatan mutu pendidikan khususnya mutu pendidikan matematika.

1.7 Defenisi Operasional

1. Kemampuan komunikasi matematis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek menulis yang diukur melalui kemampuan menulis gagasan /

ide ke dalam bentuk table / grafik / diagram. Sedangkan aspek menggambar diukur melalui kemampuan menginterpretasi diagram/ grafik dan membuat gambar. Aspek memodelkan diukur melalui kemampuan

menyatakan suatu situasi atau peristiwa sehari-hari ke dalam model matematika.

2. Kemampuan kreativitas yang dimaksud adalah aspek kelancaran (fluency) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam,

pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang

asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakan orang. Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan menambah situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang didalamnya dapat

berupa table, grafik, gambar, model, dan kata-kata.

3. Pembelajaran Matematika Realistik adalah suatu pendekatan pembelajaran

(38)

masalah real sebagai langkah awal; (2) menggunakan model matematika

yang dikembangkan siswa; (3) mempertimbangkan kontribusi siswa; (4) mengoptimalkan interaksi siswa dengan temannya, siswa dengan guru dan

sarana pendukung lain; dan (5) mempertimbangkan keterkaitan antar topik pelajaran.

4. Pembelajaran biasa adalah pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah

pada umumnya, biasanya diawali dengan penjelasan tentang materi, dilanjutkan dengan memberikan contoh soal, kemudian memberikan

soal-soal latihan, dan diakhiri dengan tugas siswa.

5. Media software autograph yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah software autograph versi 3.0 yang dikembangkan oleh Douglas Butter dan

bekerja di lembar 2 ( dua ) dimensi.

6. Kemampuan awal matematika siswa adalah klasifikasi kemampuan siswa

dalam suatu kelas (kontrol dan eksprimen) yang dibentuk berdasarkan perolehan nilai raport pada semester III siswa yang terdiri dari tiga kelompok yaitu: tinggi, sedang, rendah. Dengan kriteria sebagai berikut:

Kelompok tinggi, siswa yang memiliki nilai raport ≥xs

Kelompok sedang, siswa yang memiliki nilai raport diantara xs dan

s  x

(39)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis, temuan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya diperoleh beberapa simpulan yang berkaitan dengan faktor pembelajaran, kemampuan awal matematika, kemampuan

komunikasi matematika, kemampuan kreativitas matematika. Simpulan tersebut sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik lebih tinggi dengan siswa yang menggunakan pembelajaran biasa . Skor rata- rata

tertinggi kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan matematika realistic yaitu pada aspek menggambar sedangkan

skor rata- rata terendah kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan matematika realistic yaitu pada aspek memodelkan.

2. Peningkatan kemampuan kreativitas matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik lebih tinggi dengan

pembelajaran biasa . Skor rata- rata tertinggi kemampuan kreativitas matematika siswa yang diajarkan dengan pendekatan matematika realistic yaitu pada aspek fluency sedangkan skor rata- rata terendah kemampuan

(40)

3. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran (pendekatan

matematika realistik dan pembelajaran biasa) dan kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap peningkatan

kemampuan komunikasi matematika. Hal ini juga diartikan bahwa interaksi antara pendekatan pembelajaran (pendekatan matematika realistik dan pembelajaran biasa) dan kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang

dan rendah) tidak memberikan pengaruh secara bersama-sama yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematika.

4. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran (pendekatan matematika realistik dan pembelajaran biasa) dan kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap peningkatan

kemampuan kreativitas matematika. Hal ini juga diartikan bahwa interaksi antara pendekatan pembelajaran (pendekatan matematika realistik dan

pembelajaran biasa) dan kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) tidak memberikan pengaruh secara bersama-sama yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan kreativitas matematika.

5. Proses penyelesaian jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah kemampuan komunikasi dan kreativitas matematika pada pendekatan

matematika realistik rapi, langkah-langkah berurutan dan penyelesaian benar dibanding dengan proses penyelesaian jawaban siswa dengan pembelajaran biasa. Hal ini dapat ditemukan dari hasil kerja siswa baik yang diajarkan

(41)

kemampuan komunikasi dan kreativitas matematika maka proses jawaban

kelas PMR lebih baik dari proses jawaban kelas PMB.

5.2 Implikasi

Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh dapat dikemukakan beberapa

implikasi yaitu:

1. Temuan penelitian ini telah membuktikan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi dan kreativitas matematik siswa

pembelajarannya menggunakan pendekatan matematika realistik lebih baik dari pembelajaran biasa. Oleh karena itu perlu dilakukan

pembinaan atau pelatihan guru agar penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik dapat diterapkan dengan

baik. Temuan ini juga memberikan implikasi bahwa seorang guru harus merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sebelum memulai pembelajaran sehingga siswa lebih menyenangi pelajaran

matematika.

2. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal

matematika siswa terhadap kemampuan komunikasi dan kreativitas matematik, memberikan indikasi bahwa penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik tidak perlu ada

(42)

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi dari hasil penelitian, maka disampaikan beberapa saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yaitu:

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran berdasarkan pendekatan matematika realistik dapat: (1) meningkatkan kemampuan komunikasi matematika, (2) meningkatkan kemampuan kreativitas matematika.

Dengan demikian, pendekatan pembelajaran berdasarkan pendekatan matematika realistik sangat potensial untuk diterapkan dalam

pembelajaran matematika pada tingkat menengah kejuruan.

2. Dalam pendekatan matematika realistik, keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran tidak cukup hanya melalui tes tertulis tetapi

diperlukan alat evaluasi yang mampu mengevaluasi seluruh kegiatan siswa selama proses pembelajaran, misalnya menilai siswa yang mengajukan

pertanyaan dan yang merespon pendapat teman atau guru yang relevan khususnya ketika diskusi kelas dalam proses pembelajaran.

3. Sebelum menerapkan pembelajaran berdasarkan pendekatan matematika

realistik, sebaiknya siswa dibiasakan dengan metode diskusi kelompok. Hal ini dimaksudkan agar siswa memahami peran dan fungsi tiap anggota

kelompok serta siswa terbiasa untuk menghargai pendapat orang lain. 4. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan matematika realistik

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Alhaddad, S.F. 2002. “Pembelajaran Matematika Realistik Pokok Bahasan Pecahan

di SD Muhammadiyah 4 Surabaya” Tesis Magister Pendidikan. Surabaya: PPs Universitas Negeri Surabaya.

Ali ,M (2010). Mengukur Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis. [online]. Tersedia : http://www.staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali. [4oktober 2011]

Akden ,S. (2009). Pembelajaran Matematika Realistik. Medan : Unimed

Ansari, B.2009. Komunikasi Matematik: Konsep dan Aplikasi. Banda Aceh: Yayasan PeNA Banda Aceh

Arikunto, (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta : Bumi Aksara

Ariyadi, W.(2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Graha Ilmu

Caray (2009). Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. [online]. Tersedia:

http://h4mm4d.wordpress.com/2009/02/27/pendidikan-matematika-realistik-indonesia-pmri-indonesia. [4 Oktober 2011]

Darsono (2010). PMRI (Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia) Suatu Inovasi Dalam Pendidikan Matematika Di Indonesia.[online] Tersedia: http://darsono.wordpress.com/2010/06/22/jurnalpmri. [18 Oktober 2011] Djamilah (2011). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik. [online]

Tersedia:http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2011/06/meningka tkan_kemampuan_komunikasi_matematik.pdf. [2 November 2011] Elah , N (2011). Kreativitas Matematika dalam Mendorong Berfikir Matematika

Tingkat Tinggi. [online]. Tersedia: http://www.etd.eprints.ums.ac.id [4 oktober 2011]

Fitriani (2010). Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik. [online]. Tersedia: http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2010/08/pembelajaran

matematika-realistik-rme.html. [4 Oktober 2011]

Hadi. (2009) .Tujuan Pembelajaran Matematika. [online]. Tersedia: http ://

(44)

Hake, R.R. (1999), Analyzing Change/Gain Score. Woodland Hills: Dept. Of Physics,Indiana University. [Online]. Tersedia: http://www.physics. indiana.du/ ~sdi/AnalyzingChang-Gain.pdf .

Hasratuddin. 2010. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik. Jurnal pendidikan Matematika Unimed (PARADIKMA). ISSN 1978-8002. (Vol. 3, No. 1, Hal. 19 - 30, Edisi Juni 2010).

Herdian. (2010). Peningkatan Kemampuan komunikasi Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya. [online]. Tersedia: http://etd.eprints.ums.ac.id/4538/1/A410050024.pdfhttp://etd.eprints.um s.ac.id. [2 November 2011]

Hudojo, H., 1988. Pembelajaran Matematika. Dirjen Dikti: Jakarta

Imelda. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) Dengan Media Software Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Matematik Siswa. Tesis tidak dipublikasikan. Medan: Pascasarjana Unimed.

Jalaluddin . (2004). Psikologi Komunikasi. (Edisi Revisi) Bandung : Remaja Rosdakarya

Jelarwin, Djamilah. (2008). Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil BelajarPengelasan Pada Siswa Yang Berprestasi Tinggi dan Rendah di Smk Swasta 1 Trisakti Laguboti-Kabupaten Toba Samosir. [Online]. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/3904721. [10 september 2011] Jozua ,S .(2009). Berpikir Kritis dan Kreatif Dalam Pembelajaran Matematika

.[Online]. Tersedia: http://eduklinik.info/2011/05/02/berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran-matematika. [2 November 2011]

Ketut J .(2011). Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://www.edukasi komp asiana.com/2009/12/18. [2 november 2011]

Matthew, H. (2008). Theories of Learning ( Teori Belajar) Edisi ketujuh. Jakarta : Kencana

Melly,A.(2008). Komunikasi Matematika. [online]. Tersedia: http://www.mellyirzal blogspot.com/2008/12/komunikasi-matematika.html. [4 oktober 2011] Misdalina ,dkk. (2009). Pengembangan Materi Inegral Untuk Sekolah Menengah

(45)

Mulyana, D (2003). Ilmu Komunikasi. Suatu Pengantar Bandung : Remaja Rosdakarya

Munandar, U (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat .Jakarta : Rineka Cipta

Nainggolan, P. 2009. Pengaruh Pendekatan matematika Realistik dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Kemampuan Pemodelan Matematika Siswa SMP di Lubuk Pakam. Tesis tidak dipublikasikan. Medan: Pascasarjana Unimed.

Nopiwan. (2011). Hakekat Pembelajaran Matematika. [online]. Tersedia:

http://www.noviansangpendiam.blogspot.com/2011/05/hakikat-pembelajaran-matematika.html. [29 September 2011]

Orton, A. 1992. Learning Mathematics (Second Edition). London : Cassel

Ruseffendi, E. T. (1993). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito

Sanjaya,W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media Group

Saragih, S. (2007). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Komunikasi Matematik Siswa Pendidikan Dasar Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi. UPI-Bandung: tidak diterbitkan

Sitepu, J (2009). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Dan Proses Berpikir Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP Kota Pematangsiantar. Tesis tidak dipublikasikan. Medan: Pascasarjana Unimed.

Slavin, R. E, 1997. Educational Psychology Theory Into Practice. Edisi 6. Boston: Allyn & Bacon.

(2009). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta : Indeks

(46)

Suherman, E. (1990) Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Tarsito

Suparno, P. 2001. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Sutrisno .(2011).Pengantar Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.Jakarta: Gaung Persada

Syariuddin .(2009). Langkah – langkah Pembelajaran Matematika. [online]. Tersedia: http://www.syarifartikel.blogspot.com/2009/01/langkah-langkah- pembelajaran-matematika_11.html. [4 oktober 2011]

Tatag , Y . (2009). Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif. [online]. Tersedia: http://suaraguru.wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuan- berpikir- kreatif-siswa. [4 oktober 2011]

Gambar

Tabel 3.18  Desain faktorial 3×2 untuk Mengetahui Interaksi Antara
Gambar         1.1  Siswa Terhadap Kasus Komunikasi ................................................................
Gambar 1.1 Pola Jawaban Siswa Terhadap Kasus Komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa di kelas melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share dalam pembelajaran

Mengingat sortimen tidak tersedia maka pengukuran dilakukan dengan (mengandaikan) membuat sortimen pada pohon berdiri dengan panjang 150 cm. Selanjutnya, praktikan akan

Dalam upaya meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk perikanan, khususnya fillet ikan, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan,

Oleh karena pengendalian bahan baku sangat penting bagi setiap perusahaan maka perusahaan perlu memberikan perhatian khusus dalam pengendalian bahan baku sehingga diperoleh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh praktik komunikasi terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang dimediasi oleh kepuasan komunikasi

Tugas Akhir dengan judul Pengembangan Karyawan (Karyawan Medis) Rumah Sakit Brayat Minulya Surakarta, disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar profesi ahli madya

Hasil Observasi SMA di Surakarta yang dipilih secara acak, yaitu di SMAN 2, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 6, dan SMAN 7melalui Ulangan dan Ujian seperti Ujian Nasional, Ujian

The Indonesian Financial Transactions Reports and Analysis Centre of the Republic of Indonesia and the Financial Inte11igence Centre of the Republic of South Africa