PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD-TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI POKOK KALOR DI KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI 4 BINJAI
T.P 2011/2012
Oleh:
Halimatussaqdiya Hutasuhut NIM 071244220055 Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Rizki Ulfayani Lubis NIM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
DAFTAR GAMBAR xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 6
2.1.1. Pengertian Belajar 6
2.1.2. Hasil Belajar 6
2.1.3. Aktivitas Belajar 8
2.1.4. Model Pembelajaran 9
2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran Koopereatif 10
2.1.5.2. Langkah - Langkah Pembelajaran Kooperatif 13
2.1.5.3. Beberapa Variasi Dalam Pembelajaran Kooperatif 14
2.1.6. Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) 16
2.1.6.1.Langka -Langkah Pembelajaran Kooperatif NHT 17
2.1.6.2.Pengaruh Pembelajaran Kooperatif terhadap
Kemampuan Akademik 20
2.2. Model Pembelajaran Konvensional 20
2.3. Materi Pokok 23
2.4. Kerangka Konseptual 28
2.5. Hipotesis Penelitian 30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 31
3.2. Populasi dan Sampel 31
3.2.1. Populasi 31
3.2.2. Sampel 31
3.3. Variabel Penelitian 31
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 31
3.4.1. Jenis Penelitian 31
3.5. Prosedur Penelitian 32
3.6. Instrumen Penelitian 34
3.7. Tekhnik Analisa Data 35
3.7.1. KriteriaPenelitian Tes 35
3.7.2. Menghitung Nilai Rata – Rata dan Simpangan 35
3.7.3. Uji Normalitas 35
3.7.4. Uji Homogenitas Data 36
3.7.5. Pengujian Hipotesis 36
3.7.5.1. Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes (Uji T Dua Pihak) 36
3.7.5.2. Uji Kesamaan Rata-Rata Posttes (Uji T Satu Pihak) 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 39
4.1.1. Deskripsi Data Penilaian 39
4.1.1.1. Data Penilaian Pretest 39
4.1.1.2. Data Penilaian Postest 40
4.1.2. Uji Persyaratan Analisa 41
4.1.2.1. Uji Normalitas Data dengan Menggunakan Uji Liliofors 41
4.1.2.2. Uji Homogenitas 42
4.1.3. Hasil Pengujian Hipotesa 43
4.2. Pembahasan 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 48
5.2. Saran 49
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 13
Tabel 1.2. Perbandingan 4 Pendekatan Dalam Pembelajaran Kooperatif 14
Tabel 3.1. Two Group Pretest-Posttes Design 31
Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Tes Hasil Belajar Pada Sub Materi Kalor 34
Tabel 4.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 39
Tabel 4.2. Nilai Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 40
Tabel 4.3. Rata-rata Nilai Pretest dan Postes Kedua Kelas 41
Tabel 4.4. Hasil Analisa Uji Normalitas 42
Tabel 4.5. Hasil Analisa Uji Homogenitas 42
Tabel 4.6. Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa pada
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan Perubahan Wujud Zat 25
Gambar 4.1. Diagram Batang Data Pretes
Kelas Eksperimen dan Kontrol 40
Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes
Kelas Eksperimen dan Kontrol 41
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 51
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 63
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 74
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I 87
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II 91
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III 93
Lampiran 7. Tes Hasil Belajar 96
Lampiran 8. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 100
Lampiran 9. Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan I 106
Lampiran 10. Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan II 108
Lampiran 11. Hasil Pretest Kelas Eksperimen 111
Lampiran 12. Hasil Pretest Kelas Kontrol 113
Lampiran 13. Hasil Postest Kelas Eksperimen 115
Lampiran 14. Hasil Postest Kelas Kontrol 117
Lampiran 15. Data Pretest dan Postest Eksperimen 119
Lampiran 16. Data Pretest dan Postest Kontrol 120
Lampiran 17. Perhitungan Rata-rata dan Standar Deviasi
Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol 121
Lampiran 18. Uji Normalitas Data 124
Lampiran 19. Uji Homogenitas 128
Lampiran 20.Pengujian Hipotesa 130
Lampiran 21. Tabel Liliofors 134
Lampiran 22. Tabel Normalitas 135
Lampiran 23. Tabel Uji t 136
Lampiran 24. Tabel Uji F 137
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat.
Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan
manusia yang berkualitas yang berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya,
melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sendiri sehingga
didalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi
selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar. Dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, telah banyak usaha
yangdilakukan pemerintah,beberapa diantaranya ialah melakukan perubahan
kurikulum. Namun kenyataanya masih banyak belum mencapai hasil yang
memuaskan. Untuk pencapaian tujuan tersebut, diharapkan tiap-tiap sekolah
berusaha meningkatkan kualitas sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
Untuk meningkatkan pendidikan tentu saja tidak terlepas dari guru dan
proses belajar mengajar sebagai kegiatan utama disekolah. Penggunaan model
pembelajaran dan pendekatan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
dalam hal ini guru berperan sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru
merupakan salah satu tokoh penting dalam menentukan keberhasilan siswa
dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Selama ini kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan hanya terfokus pada guru. Pembelajaran seperti ini
menjadikan guru yang dominan sedangkan siswa vakum, guru aktif
sedangkan siswa pasif. Bagi siswa, ini menjadi ruang gerak yang terbatas,
siswa hanya terbiasa mendengar, mencatat kemudian menghapal tanpa
keinginan untuk memahami yang menyababkan siswa kurang kreatif dalam
belajar.
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP adalah Fisika. Fisika
merupakan pelajaran yang cukup rumit, yang membutuhkan pemahaman dan
metode ceramah tanpa melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, maka
siswa cenderung pasif dan tidak memiliki minat untuk belajar, akibatnya
siswa lebih banyak menunggu sajian yang diberikan guru. Kondisi ini
terkadang menjadikan siswa enggan untuk belajar, kemudian merasakan
kejenuhan dan keinginan agar proses belajar cepat selesai. Masalah lain yang
timbul adalah, adakalanya banyak siswa mampu menyajikan tingkatan
hapalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada
kenyataanya mereka tidak memahaminya sama sekali. Mereka tidak tahu
untuk apa mereka belajar fisika. Keadaan seperti ini yang di jumpai penulis
ketika melakukan observasi di SMP Negeri 4 Binjai berupa wawancara
kepada guru bidang studi fisika pengamatan langsung di kelas VII.
Adapun faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa
berdasarkan wawancara guru fisika dan penyerahan angket yang pada salah
satu kelas VII, adalah model pembelajaran fisika kurang bervariasi. Dalam
pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan model kovensional. Dalam
proses pembelajaran guru menjelaskan materi, menjelaskan rumus, memberi
contoh soal dan memberikan PR, sehingga siswa dalam pembelajaran
menjadi penerima informasi pasif. Siswa lebih banyak belajar dengan
menerima, mencatat dan menghafal pelajaran. Hal inilah yang membuat siswa
kurang senang belajar fisika, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa
tidak maksimal.
Berdasarkan uraian diatas, maka menurut peneliti perlu diterapkan suatu
sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan
belajar mengajar, guru meningkatkan hasil belajar fisika. Salah satunya
adalah model pembelajaran kooperatif. Melalui model pembelajaran ini siswa
dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja
sama, saling membantu jika ada yang mengalami kesulitan, serta berusaha
mengkaji dan menguasai materi pelajaran fisika sehingga meningkatkan hasil
belajar fisika.
Salah satu pembenahan dalam proses belajar mengajar fisika yang dapat
pembelajaran fisika, sehingga siswa mudah memahami dan menguasai
konsep fisika dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satunya adalah dengan cara mengembangkan model pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT). Teknik belajar mengajar ini
dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan
mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. Teknik
ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan
usia anak didik. (Lie,2008:59)
Dengan terbentuknya diskusi dalam kelompok belajar kooperatif tipe
NHT diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan rasa sosial yang
tinggi pada diri setiap anak. Karena mereka dibina untuk mengendalikan rasa
egois yang ada dalam diri masing-masing sehingga terbina kesetiakawanan
sosial. Persaingan yang positif akan terjadi di kelas dalam rangka pencapaian
prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan yakni anak didik yang
aktif kreatif dan mandiri.
Beranjak dari latar belakang di atas maka melalui penelitian ini penulis
berkeinginan meneliti kembali dengan judul ”Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kalor di Kelas VII Semester II SMP Negeri 4 Binjai T. P. 2011 / 2012.”
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1 Kurangnya minat siswa mempelajari fisika
2 Hasil belajar fisika siswa masih rendah
3 Pembelajaran masih didominasi oleh guru dan siswa yang mampu
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dan untuk menghindari
pembahasan yang terlalu luas maka penulis membatasi masalah: pembelajaran
fisika dengan menerapkan model pembelajaran NHT(Nambered Head
Together) untuk meningkatkan ativitas dan hasil belajar fisika siswa kelas VII
SMP N.4 Binjai tahun ajaran 2011/2012.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, disusunlah rumusan masalah
pada penelitian ini yaitu:
a. Bagaimana pengaruh pembelajaran konvensional terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok kalor di Kelas VII Semester II
SMPN 4 Binjai tahun pembelajaran 2011/2012?
b. Bagaimana pengaruh pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok kalor di Kelas VII Semester
II SMPN 4 Binjai tahun pembelajaran 2011/2012?
c. Bagaiman aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran tipe NHT pada pokok bahasan kalor di Kelas VII
Semester II SMPN 4 Binjai tahun pembelajaran 2011/2012?
d. Adakah perbedaaan akibat pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok kalor di
Kelas VII Semester II SMPN 4 Binjai tahun pembelajaran
1.5. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar siswa.
b. Untuk menegtahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
NHT terhadap hasil belajar siswa.
c. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran tipe NHT.
d. Untuk mengetahui besar pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe NHT terhadap hasil belajar siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi peneliti tentang pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Bagi peneliti sebagai calon guru dapat menambah wawasan
tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian data dan uji statistik serta pembahasan maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata pretes 40,33 dan nilai
rata-rata postes 74,83.
2. Hasil belajar fisika siswa pada materi pokok Kalor dengan menerapkan
model pembelajaran Kooperatif tipe NHT memilki nilai rata-rata pretes
44,17 dan nilai rata-rata postes adalah 82,67.
3. Aktivitas belajar siswa yang diamati pada penerapan pembelajaran
kooperatif mengalami peningkatan dari pertemuan I sampai pertemuan II
dengan perolehan rata-rata nilai keseluruhan sebesar 63,3 termasuk
kategori penilaian aktif. Aktivitas siswa yang dikategorikan aktif sejalan
dengan peningkatan hasil belajar siswa yang juga dikategorikan baik yaitu
dengan skor 77 dengan nilai B. Dalam hal ini, aktivitas siswa memiliki
pengaruh positif terhadap hasil belajar.
4. Berdasarkan uji kemempuan awal dengan uji t dua pihak nilai kedua
sampel diperoleh thitung=1,669 pada taraf signifikan α=0.05 dan dk=58 dan
harga ttabel=1,671. dengan membandingkan antara thitung dan ttabel diperoleh
thitung< ttabel atau 1,669<1,671 maka Ha ditolak, dan pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan uji t satu pihak nilai kedua sampel
diperoleh thitung=3,862 pada taraf signifikan α=0.05 dan dk=58 dan harga
ttabel=1,671. dengan membandingkan antara thitung dan ttabel diperoleh thitung>
ttabel atau 3,862>1,671 maka Ha diterima. Persentase pengaruh peningkatan
sebesar 10,48 % , sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian di atas,
maka penulis memberikan saran untuk memperbaiki kualitas hasil belajar
siswa antara lain:
1. Peneliti belum dapat memanfaatkan waktu secara efisien dalam
menetapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, oleh karena itu bagi
peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan model pembelajaran ini,
sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu model pembelajaran ini dengan
sebaik-baiknya, sehingga waktu yang digunakan dapat semaksimal
mungkin.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head
Together) disarankan lebih memperhatikan dan membimbing siswa selama
bekerja dalam kelompok dengan cara aktif bertanya kepada tiap siswa
tentang apa yang telah dikerjakannya dalam kelompok dengan begitu
siswa akan lebih termotivasi untuk aktif dalam menyelesaikan tugas
kelompok.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan sebelum memulai proses
pembelajaran terlebih dahulu dijelaskan kepada siswa bagaimana
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, sehingga pada saat
pelaksanaan pembelajaran para siswa sudah mengerti apa yang akan
dilakukan dan tidak menyita waktu untuk fase-fase pembelajaran yang