• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MAKE – A MATCH DAN COURSE REVIEW HORAY Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Make – A Match Dan Course Review Horay Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi (Pada Siswa Kelas VII Semester

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MAKE – A MATCH DAN COURSE REVIEW HORAY Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Make – A Match Dan Course Review Horay Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi (Pada Siswa Kelas VII Semester"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MAKE – A MATCH DAN COURSE REVIEW HORAY

DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI

(Pada siswa kelas VII Semester Genap MTs Al – Hidayah Genengadal, Toroh Tahun Ajaran 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

Arina Zainatul Wafiroh A 410100168

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI MAKE A MATCH DAN COURSE REVIEW HORAY

DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI

(Pada siswa kelas VII Semester Genap MTs Al – Hidayah Genengadal, Toroh Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Arina Zainatul Wafiroh1, Drs. Ariyanto, M.Pd 2

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS.

2

Staf Pengajar UMS Surakarta.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis : (1) pengaruh antara penggunaan strategi pembelajaran Make A-Match dan strategi pembelajaran Course Review Horay terhadap prestasi belajar matematika , (2) pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika, (3) interaksi antara strategi pembelajaran Make A Match dengan strategi pembelajaran Course Review Horay ditinjau dari motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Al Hidayah Genengadal tahun ajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dua kelas, yaitu kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII C sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan kedua kelas sampel tersebut menggunakan cluster random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelian ini yaitu metode angket, metode tes dan metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dilakukan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe. Dari hasil analisis data dengan taraf signifikasi 5% dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan strategi pembelajaran Make A-Match dan strategi pembelajaran Course Review Horay terhadap prestasi belajar matematika, dengan FA > Ftabel yaitu FA= 4,7922 > 3,997. (2) ada

pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar matematika, dengan FB > Ftabel yaitu FB= 6,7629> 3,147. (3) tidak ada

interaksi antara strategi pembelajaran Make A Match dengan strategi pembelajaran Course Review Horay ditinjau dari motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika, dengan FB > Ftabel yaitu FAB= 1,4088 >

3,147.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah

kepada terbentuknya kepribadian peserta didik (Tirtarahaja, Umar dan S. L.

La Sulo, 2005:34). Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung

melalui tahap – tahap bersinambungan dan sistemik oleh karena berlangsung

dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling mengisi

(lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat). Pendidikan di sekolah tidak

bisa lepas dari interaksi antara guru dan siswa begitu pula dengan proses

pembelajaran. Guru sebagai pelaksana langsung dalam proses pendidikan

mempunyai peran sangat penting sehingga mendapat perhatian khusus.

Masalah guru dan tenaga kependidikan lainnya yang meliputi soal pengadaan,

pengangkatan, penyebaran, pembinaan jenjang karier, dan kesejahteraan

harus ditangani secara menyeluruh dan terkoodinasi.

Matematika merupakan salah satu cabang yang sulit untuk

didefinisikan secara akurat. Salah satu pengertian matematika adalah ilmu

tentang pola dan hubungan disebabkan dalam matematika sering dicari

keseragaman seperti keterurutan, dan keterkaitan pola dari sekumpulan

konsep – konsep tertentu atau model – model yang merupakan

representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk selanjutnya

dibuktikan kebenarannya secara deduktif. Maka dari itu guru harus pintar

untuk memilih – milih strategi pembelajaran yang tepat, jika salah strategi

siswa tidak bisa memahami materi dengan sepenuhnya dan akan merasa

bosan serta akan berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa.

Rendahnya prestasi belajar matematika siswa tidak mutlak disebabkan oleh

kurangnya kemampuan akademik siswa saja, akan tetapi juga dapat

dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat dipengaruhi oleh pendidik adalah

dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang kurang tepat.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan guru yaitu yaitu dengan

menerapkan strategi pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran aktif yang

(5)

Sedangkan hakikat pembelajaran aktif itu sendiri adalah untuk mengarahkan

atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya (Suprijono, 2013:111).

Strategi Pembelajaran Make A Match merupakan strategi

pembelajaran aktif dimana pembelajaran dikembangkan dengan

menggunakan kartu – kartu. Kartu – kartu tersebut terdiri dari kartu berisi

pertanyaan – pertanyaan dan kartu – kartu lainnya berisi jawaban dari

pertanyaan – pertanyaannya tersebut.

Sedangkan strategi pembelajaran Course Review Horay merupakan

suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan

soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau kotak yang telah

dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban

atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus berteriak ‘horay’

atau menyanyikan yel - yel kelompoknya.

Berdasarkan pengamatan Penulis di MTs Al – Hidayah Genengadal

bahwa motivasi berprestasi siswa masih dirasa sangat kurang. Terbukti

dengan hasil ulangan harian dari 34 siswa yang mengikuti, terdapat 2 siswa

yang bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Mininum (KKM). Jadi, selain

strategi pembelajaran yang digunakan, motivasi berprestasi siswa dalam

belajar juga berperan dalam tercapainya keberhasilan pembelajaran. Siswa

yang terbiasa memiliki motivasi dalam belajar berarti mencerminkan bahwa

siswa tersebut mempunyai sikap tanggung jawab yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitian ini secara umum adalah

untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang keefektifan

pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi Make A Match

dan Course Review Horay. Selain itu tujuan khususnya adalah menguji dan

menganalisis: (1) pengaruh antara penggunaan strategi pembelajaran Make

A-Match dan strategi pembelajaran Course Review Horay terhadap prestasi

belajar matematika, (2) pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi

belajar matematika, (3) interaksi antara strategi pembelajaran Make A

Match dengan strategi pembelajaran Course Review Horay ditinjau dari

(6)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen .Penelitian ini

dilaksanakan di MTs Al - Hidayah Genengadal pada Semester Genap Tahun

2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII,

sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VII A sebagai kelas

eksperimen yang dalam pembelajarannya dikenai dengan strategi

pembelajaran Make A- Match dan kelas VII C sebagai kelas kontrol yang

dalam pembelajarannya dikenai dengan strategi pembelajaran Course Review

Horay. Teknik pengambilan sampling yang digunakan peneliti yaitu dengan

cluster random sampling dengan mengundi kedua kelas tersebut. Sampling

adalah Sampling adalah proses penyeleksian sejumlah individu dari suatu

populasi yang dilakukan dengan cara tertentu hingga mampu mewakili

kelompok yang lebih besar (Sutama, 2012:108).

Sebelum kedua kelas dikenai perlakuan, terlebih dahulu dilakukan uji

keseimbangan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontol dengan

menggunakan uji t dimana N=34 untuk masing-masing kelas. Uji t ini

dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelas tersebut dalam keadaan

seimbang. Dalam uji t ini peneliti menggunakan hasil nilai ujian Semester

Gasal siswa kelas VII A dan kelas VII C, kemudian dianalisis apakah

seimbang atau tidak.

Ada dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Variabel bebas meliputi strategi pembelajaran dan tingkat

motivasi berprestasi, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar

yang merupakan puncak dari hasil yang dicapai siswa setelah mengalami

proses belajar mengajar.

Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode pokok yang

meliputi metode angket dan metode tes selain itu juga ada metode bantu yaitu

metode dokumentasi. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data

tingkat motivasi berprestasi siswa. Metode tes digunakan untuk mendapatkan

data tentang prestasi belajar siswa pada pokok bahasan garis dan sudut.

(7)

metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar nama

siswa dan nilai ujian semester ganjil siswa kelas VII tahun 2013/2014.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data terdiri

dari angket motivasi berprestasi siswa dan tes prestasi belajar matematika.

Sebelum angket dan soal tes diberikan kepada sampel terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas tes dan angket

menggunakan rumus yang sama yaitu korelasi poduct moment. Untuk

menguji reliabilitas instrumen soal angket digunakan rumus Alpha, sedangkan

untuk menguji relibilitas instrumen soal tes menggunakan rumus K-R.20.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi dua

jalan sel tak sama pada taraf signifikansi 5%, yang sebelumnya telah

dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas menggunakan metode

Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartleet. Uji lanjut

setelah anava menggunakan metode Scheffe. Semua metode itu terdapat

didalam Arikunto, Suharsimi. (2007).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum dilkenai perlakuan kepada sampel penelitian maka dilakukan

terlebih dahulu uji keseimbangan sampel penelitian menggunakan uji t. Nilai

untuk uji t diambil dari nilai ujian semester gasal tahun 2013/2014. Dari hasil

perhitungan diperoleh kemudian , karena

maka dapat disimpulkan bahwa

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai kemampuan awal

matematika yang seimbang sebelum dikenai perlakuan.

Setelah dilakukan uji keseimbangan, kemudian dilakukan uji coba (try

out) instrumen kepada 35 siswa dari kelas VII B MTs Al - Hidayah

Genengadal Tahun 2013/2014. Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini yakni soal motivasi berprestasi yang terdiri dari 25 soal dan soal tes

prestasi belajar dengan materi garis dan sudut yang terdiri dari 20 butir

soal. Dari hasil uji validitas soal angket diperoleh 18 item dinyatakan valid

(8)

intrumen angket diperoleh = 0,883 yang berarti bahwa soal angket

dinyatakan reliabel dengan reliabelitasnya sangat tinggi. Sedangkan untuk uji

reliabel instrumen tes diperoleh diperoleh = 0,725 yang berarti bahwa soal

tes dinyatakan reliabel dengan reliabelitasnya tinggi.

Setelah instrumen penelitian sudah valid dan reliabel maka diberikan

kepada sampel penelitian. Untuk data tingkat motivasi berprestasi diperoleh

dari soal angket yang sudah valid dan dihitung menggunakan ukuran

tendensi sentral. Hasil perhitungan pada kelas eksperimen diperoleh nilai

tertinggi 51, nilai terendah 37, mean (rata – rata) sebesar 44,79 dan nilai

standar deviasi(SD) sebesar 4,42 sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh

nilai tertinggi 57, nilai terendah 37, hasil mean sebesar 47,44 dan nilai standar

deviasi(SD) sebesar 6,07 yang selanjutnya dikelompokkan ke dalam tiga

kategori berdasarkan standar deviasi (SD) yakni tinggi, sedang dan rendah.

Dari kategori tersebut hasil tingkat motivasi berprestasi siswa kelas

eksperimen dan kontrol sama-sama diperoleh kategori tinggi 12 siswa,

sedang 11 siswa dan rendah 11 siswa. Berdasarkan data tersebut dapat

disimpulkan bahwa tingkat motivasi berprestasi siswa pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol cenderung merata.

Data hasil belajar siswa diperoleh dari soal tes prestasi belajar yang

sudah valid yaitu 14 item dan dihitung menggunakan ukuran tendensi sentral.

Dari hasil perhitungan pada kelas eksperimen diperoleh hasil belajar

tertinggi 92,86 dan terendah 50,00, nilai rata-rata (mean) 76,47; median

78,57; modus 78,57; dan standar deviasi 10,92. Sedangkan hasil perhitungan

pada kelas kontrol diperoleh hasil belajar tertinggi 92,86 dan terendah 42,86,

nilai rata-rata (mean) 70,80; median 71,43; modus 78,57; dan standar

deviasi 13,20.

Dari hasil penelitian yang telah digolongkan terhadap masing-masing

kelompok dilakukan uji prasyarat analisis yakni uji normalitas menggunakan

metode Lilliefors dan uji homogenitas menggunakan metode Bartlett. Dari

uji normalitas untuk tes prestasi belajar dan motivasi berprestasi siswa

(9)

normal. Dari uji homogenitas itu sendiri diperoleh kesimpulan bahwa antara

variabel bebasnya mempunyai variansi yang sama atau homogen.

Sifat normalitas dan homogenitas terpenuhi, maka analisis variansi

dua jalan dengan sel tak sama dapat dilakukan. Rangkuman hasil analisis

variansi dua jalan sel tak sama adalah sebagai berikut:

Tabel 1.Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK Dk RK Keputusan

Model

Pembelajaran (A)

601,0757 1 601,0757 4,7922 3,997 ditolak

Motivasi Berprestasi(B)

1696,528 2 848,2639 6,7629 3,147 ditolak

Interaksi (AB) 353,4125 2 176,7062 1,4088 3,147 diterima

Galat 7776,596 62 125,429

[image:9.595.121.530.258.449.2]

Total 10427,61 67

Tabel 2. Rerata Prestasi Belajar dan Motivasi Berprestasi Siswa

Model

Pembelajaran

Motivasi Berprestasi

Tinggi Sedang Rendah

Rerata marginal

Eksperimen 80,77 75,59417 71,42889 75,93102

Kontrol 80,22 70,83417 57,14444 69,39954

Rerata

marginal 80,495 73,21417 64,28666

1. Hipotesis Pertama

Dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi

(10)

H0A ditolak ini berarti ada perbedaan efek yang signifikan antara siswa yang

diberi pengajaran menggunakan strategi pembelajaran Make A - Match

dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan strategi pembelajaran

Course Review Horay pada pokok bahasan Garis dan Sudut terhadap prestasi

belajar matematika siswa.

Pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai prestasi belajar

matematika sebesar 76,47 sedangkan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata

nilai prestasi belajar matematika sebesar 70,80. Hal ini berarti bahwa prestasi

belajar matematika siswa yang dikenai dengan strategi pembelajaran Make A Match lebih tinggi atau lebih baik daripada dengan prestasi belajar matematika siswa yang dikenai strategi pembelajaran Course Review Horay.

Hal ini didukung oleh Ayu Febriana ( 2011 ) dalam penelitiannya bahwa

dengan menggunkan strategi pembelajaran Make A Match dapat

meningkatkan hasil rata – rata prestasi belajar siswa.

Kondisi ini didukung di dalam kelas bahwa siswa yang dikenai

pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran Make A Match

pokok bahasan garis dan sudut siswa terlihat lebih aktif dan kreatif dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Hampir seluruh siswa berpartisipasi aktif

dalam memecahkan masalah yang diberikan. Ketika peneliti membagikan

kartu yang berisikan soal dan jawaban kepada siswa secara acak, siswa

berusaha secara individu menyelesaikan soal itu dan akan mencari pasangan

masing – masing. Dalam kondisi ini tidak ada yang saling menyontek karena

setiap siswa mendapatkan soal – soal yang berbeda. Setelah menemukan

pasangan soal dan jawaban siswa bersemangat untuk mempresentasikan

jawabannya didepan kelas apakah cocok atau tidak.

Sedangkan pada kelas yang dikenai pembelajaran matematika dengan

strategi pembelajaran Course Review Horay pokok bahasan garis dan sudut,

siswa terlihat kurang begitu fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal ini dikarenakan adanya sebagian siswa yang disuruh membuat kotak

jawaban dengan ordo 3 x 3 saling tergantung pada jawaban teman

(11)

pada selera masing – masing siswa. Kebebasan meletakkan jawaban yang

diberikan kepada peneliti bertujuan untuk menciptakan rasa percaya diri atas

kerjakeras dari diri mereka masing – masing, justru sebaliknya pada kelas VII

C ini saling mengganggu teman – temannya dengan menanyakan

jawabannya, tidak mengerjakan soal secara individu dan saling

menggantungkan jawaban kepada teman yang dianggap pintar didalam kelas.

Kondisi seperti ini membuat pemahaman siswa tentang materi dan

permasalahan yang diberikan menjadi kurang maksimal dan terkesan

menyepelekan perintah yang diberikan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran Make A Match

lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran matematika menggunakan

strategi pembelajaran Couse Review Horay.

2. Hipotesis Kedua

Dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi

5% diperoleh Fhit = 6,7629dan Ftabel = 3,147. Karena Fhit (FB) > Ftabel ,maka

H0B ditolak. Ini berarti ada perbedaan efek yang signifikan antara motivasi

berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika pada pokok bahasan

garis dan sudut. Karena Ho ditolak maka perlu dilakukan uji komparasi ganda

atau uji lanjut. Uji komparasi ganda dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan rerata prestasi belajar antara siswa yang memiliki motivasi

berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Uji komparasi ganda ini menggunakan

metode Scheffe. Rangkuman hasil uji komparasi ganda antar kolom dapat

[image:11.595.143.497.630.731.2]

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Rangkuman Analisis Uji Komparasi Antar Kolom

Keputusan

6,437 6,294 ditolak

27,189 6,294 ditolak

(12)

Berdasarkan Tabel 3 di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

(a) Terdapat perbedaan rerata hasil belajar matematika pada kelompok siswa

yang bermotivasi tinggi dengan kelompok siswa yang bermotivasi sedang, (b)

Terdapat perbedaan rerata hasil belajar matematika pada kelompok siswa

yang bermotivasi tinggi dengan kelompok siswa yang bermotivasi rendah dan

(c) Terdapat perbedaan rerata hasil belajar matematika pada kelompok siswa

yang bermotivasi sedang dengan kelompok siswa yang bermotivasi rendah.

Kondisi ini didukung di lapangan bahwa motivasi berprestasi antara

siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda, ada yang tergolong tinggi,

sedang dan rendah. Perbedaan motivasi berprestasi yang signifikan terjadi

pada siswa yang memiliki kedisiplinan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa

yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih antusias dan serius dalam

mengikuti pembelajaran, aktif dalam pembelajaran dan mengerjakan setiap

tugas yang diberikan dengan baik dan tepat waktu serta bertanggungjawab.

Siswa yang memiliki motivasi berprestasi sedang mengikuti pembelajaran

dengan antusias, namun kurang aktif dalam mengerjakan soal, serta sesekali

bercerita dengan teman satu sebangkunya. Sedangkan siswa yang memiliki

motivasi berprestasi rendah cenderung lebih pasif dalam mengikuti

pembelajaran. Tidak menaati peraturan dan sering meremehkan nasehat dari

guru. Selain itu, mereka sering minta ijin untuk kebelakang dengan alasan

pergi ke kamar kecil, selain itu saat pembelajaran berlangsung banyak

diantara mereka yang asik bercerita dengan temannya.

Berdasarkan uraian analisis di atas dapat disimpulkan bahwa

perbedaan motivasi berprestasi siswa menghasilkan prestasi belajar yang

berbeda. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi mempunyai

prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa dengan bermotivasi prestasi

rendah. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat motivasi berprestasi maka

akan semakin mudah untuk mencapai prestasi belajar sesuai yang diharapkan.

3. Hipotesis Ketiga

Dari hasil ANAVA dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi

(13)

H0B diterima, artinya tidak ada interaksi yang signifikan antara strategi

pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa.

Dengan demikian antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi

siswa tidak terjadi interaksi sistematis yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar matematika. Hal ini didukung oleh grafik profil pengaruh variabel

[image:13.595.151.481.268.459.2]

strategi pembelajaran sebagai berikut :

Gambar 1. Grafik Profil Efek Variabel Strategi Pembelajaran

Dari perhitungan tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata

nilai pada kelas eksperimen selalu lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

nilai pada kelas kontrol, baik pada siswa yang bermotivasi berprestasi tinggi,

sedang maupun rendah.Hal ini sejalan dengan tidak adanya interaksi antara

strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa. Berdasarkan hasil

hipotesis tersebut, ada atau tidaknya interaksi dapat dilihat dari grafik profil

efek. Pada profil variabel bebas pertama yaitu strategi pembelajaran dan

profil variabel bebas kedua yaitu tingkat motivasi berprestasi tidak

berpotongan maka strategi pembelajaran dan tingkat motivasi berprestasi

cenderung tidak ada interaksi antara keduanya. Dengan demikian terbukti

bahwa tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran Make A Match

dengan strategi pembelajaran Course Review Horay ditinjau dari motivasi

berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika. 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90

Tinggi Sedang Rendah

R

a

ta

r

a

ta

Motivasi Berprestasi

eksperimen

(14)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5% dan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan

strategi pembelajaran Make A-Match dan strategi pembelajaran Course

Review Horay terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini didasarkan

analisis data diperoleh FA = 4,7922 > Ftab = 3,997. Jika dilihat dari rata-rata

nilai prestasi belajar matematika siswa yang dikenai strategi pembelajaran

Make A-Match lebih tinggi daripada rata-rata nilai prestasi belajar matematika

siswa yang dikenai strategi pembelajaran Course Review Horay yaitu 76,47 >

70,80, Dengan demikian disimpulkan bahwa pembelajaran matematika

dengan strategi pembelajaran Make A-Match lebih baik daripada

pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran Course Review

Horay.(2) Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi berprestasi siswa

terhadap hasil belajar matematika, dengan harga statistik uji FB > Ftabel, yaitu

6,7629 > 3,147. Hasil belajar siswa kelompok motivasi berprestasi tinggi

lebih baik daripada siswa kelompok motivasi berprestasi sedang maupun

rendah.(3) Tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi

berprestasi siswa terhadap prestasi belajar matematika. Hal ini didasarkan

analisis data diperoleh FAB < Ftabel, yaitu 1,4088 < 3,147.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Bandung: Rineka Cipta.

Febriana, Ayu. 2011.Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ips siswa kelas v SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang. KREATIF Jurnal Kependidikan Dasar. Volume 01, Nomor 2, Tahun 2011. Hal 151 – 161.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Kartasura: Fairuz Media.

Gambar

Tabel 2. Rerata Prestasi Belajar dan Motivasi Berprestasi Siswa
Tabel 3. Rangkuman Analisis Uji Komparasi Antar Kolom
Gambar 1. Grafik Profil Efek Variabel Strategi Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Penelusuran atau skrining kandungan kimia dan aktivitasnya pada kulit batang sangat diperlukan untuk mengetahui efek sitotoksik fraksi non polar ekstrak etanolik kulit batang

Dapat digunakan untuk membantu dalam penyusunan laporan, perhitungan rugi laba dan penyusunan neraca secara cepat, mendapatkan hasil perhitungan yang akurat dan benar

Peningkatan kemampuan berpikir kritis ini terlihat dari data pretes dan postes kedua kelas yang mengalami peningkatan, namun baik pretes dan postes tidak dapat

Kedua subjek mengalami depresi dan penurunan kualitas hidup pasca-amputasi ekstremitas.Berdasarkan instrumen, didapatkan skor BDI, HDRS dan WHOQOL BREF preterapi realitas subjek

Minyak akar wangi mempunyai bau yang menyenangkan, keras, tahan lama, dan disamping itu juga berfungsi sebagai pengikat bau (fixative). Oleh karena itu,

Padahal dia adalah dosen dan dekan fakultas ekonomi yang sehari-harinya mengajar teori ekonomi; (5) Model-model pengentasan kemiskinan yang dilakukan Yunus, antara lain: (a)

185 Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP) adalah kelompok masyarakat yang terpilih untuk memperoleh Dana Ekonomi Produktif (DEP). Hasil penilaian kinerja KMP tergolong

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah : Apakah masa kerja, umur, dan absensi berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja dan