EFEKTIVITAS WORD OF MOUTH COMMUNICATION MELALUI MEDIA WHATSAPP DALAM MENINGKATKAN
KUNJUNGAN WISATA
(Studi Objek Wisata Air Terjun Pengantin Kabupaten Bengkulu Tengah)
Disusun Oleh :
BELLA RENA ANJELINA NPM. 17100031
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU ILMU SOSIAL UNIVERSITAS DEHASENBENGKULU
2022
KUNJUNGAN WISATA
(Studi Objek Wisata Air Terjun Pengantin Kabupaten Bengkulu Tengah)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
OLEH:
BELLA RENA ANJELINA NPM. 17100031
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2022
EFEKTIVITAS WORD OF MOUTH COMMUNICATION MELALUI MEDIA WHATSAPP DALAM MENINGKATKAN
KUNJUNGAN WISATA
(Studi Objek Wisata Air Terjun Pengantin Kabupaten Bengkulu Tengah )
Diajukan Oleh:
BELLA RENA ANJELINA NPM. 17100031
Menyetujui Pembimbing Utama
Vethy Octaviani, S.Sos, M. I. Kom NIDN. 0215108401
Pembimbing Pendamping
Septa Sari, M.Si NIDN. 0421098203 Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Vethy Octaviani, S.Sos, M. I. Kom NIK. 1703056
ii
dan hidayah-Nya sehingga Skripsi dengan judul Efektivitas Word Of Mouth Communication Melalui Media Whatsapp Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Studi Strata Satu (S-1) Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dehasen (UNIVED) Bengkulu. Dalam menyusun Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis, baik langsung maupun tidak langsung, untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Asnawati, S.Kom, M.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Dehasen (UNIVED) Dan Selaku Dosen Pembimbing 2. Ibu Vethy Octaviani, S.Sos, M.I.Kom, selaku Ketua Prodi Ilmu
Komunikasi Universitas Dehasen (UNIVED) Bengkulu, Serta sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Sapta Sari, M.Si Sebagai Dosen Pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan Doa dan dukungan kepada penulis.
5. Bapak Ibu dosen fakultas ilmu-ilmu sosial Universitas Dehasen Bengkulu yang telah banyak memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
iii
6. Staf dan karyawan fakultas ilmu-ilmu sosial Universitas Dehasen Bengkulu yang telah memberikan pelayanan dengan baik dalam hal administrasi.
7. Teman teman seperjuangan jurusan ilmu ilmu kmunikasi yang telah banyak membantu dan memberi semngat.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna baik dari segi bahasa maupun dari segi penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Akhir kata, penulis mengharapkan apa yang telah ditulis dalam Skripsi ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Agustus 2022
Peneliti
iv
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR BAGAN ... ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 3
1.3 Batasan Masalah... 3
1.4 Tujuan Penelitian... 3
1.5 Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu... 5
2.2 Landasan Teori ... 6
2.2.1 Pengertian Efektivitas ... 6
2.2.2 Komunikasi ... 7
2.2.3 Word Of Mouth... 11
2.2.4 Whatsapp... 12
2.2.5 Objek Wisata... 12
2.2.6 Pengertian Kunjungan Wisata... 16
2.3 Kerangka Pemikiran ... 18
v
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ... 19
3.2 Informan Penelitian ... 19
1. Informan Kunci ... 20
2. Informan Pokok ... 21
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.4 Teknik Analisa Data... 22
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN... 25
BAB V HASIL PENELIIAN DAN PEMBAHASAN... 26
5.1 Profil Informan... 26
5.2 Hasil Penelitian ... 27
5.3 Pembahasan... 41
BAB PENUTUP... 47
6.1 Kesimpulan... 47
6.2 Saran... 48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
Gambar 1.1 Foto Wisata Air Terjun Pengantin & Pemandian Pengantin ... 2 Gambar 4.1 Peta Lokasi Air Terjun Pengantin...25 Gambar 5.1 Implementasi Word Of Mouth Communication Melalui
Media Whatsapp
...
29
Gambar 5.2 Insight whatsapp Air Terjun Pengantin ...
31
Gambar 5.3 Bukti Chat whatsapp
...
34
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nama Informan Kunci ... 21
viii
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 18
ix
DAFTAR LAMPIRAN 1. Pedoman wawancara
2. Kartu Bimbingan Proposal
x
1.1 Latar Belakang
Pada abad modern ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju. Hal ini mendorong perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan persaingan pasar semakin ketat, sehingga menuntut adanya sistem pemasaran yang semakin baik pada setiap perusahaan yang bergerak dibidang barang dan jasa. Pemasaran merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang atau jasa sesuai dengan keinginan konsumen dengan memberikan pelayanan pribadi menyenangkan dan fasilitas yang menunjang.
Salah satunya cara pemasaran suatu barang, tempat atau jasa ialah melalui proses komunikasi dari mulut ke mulut (Word Of Mouth). Word Of Mouth (WOM) memiliki peran yang sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena Word Of Mouth dapat menyebar luas secara cepat dan dipercaya oleh para calon customer. Fenomena Word Of Mouth yang sering terjadi contohnya seperti sales yang menawarkan produk secara langsung dan menggunakan kalimat yang menarik sehingga dapat mempengaruhi calon pembeli agar ingin membeli produk yang ditawarkan dan adapun contoh lainnya yaitu komunikasi yang dilakukan secara berantai seperti didalam sebuah keluarga yang menceritakan pengalamannya terkait suatu tempat wisata yang membuat si pendengar merasa tertarik dan ingin mendatanhi objek wisata tersebut.
1
2
Word Of Mouth dalam kegiatan pemasaran di dasari pengalaman seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk atau jasa yang disampaikan secara langsung. Puas dan tidak puasnya seorang konsumen sangat berpengaruh terhadap dampak Word Of Mouth baik positif maupun negatif yang akan timbul. Sehingga untuk bisa memberikan kinerja yang maksimal dibutuhkanlah efektivitas dari suatu kegiatan yang diberikan oleh masyarakat dan pengurus wisata. Dimana pada konsep efektivitas, menurut Kurniawan beliau menjelaskan jika efektivitas merupakan kemampuan melaksanakan tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) dari pada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara pelaksanaannya. Berbeda dengan pendapat Susanto, yang memberikan definisi tentang Efektivitas merupakan daya pesan untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk mempengaruhi.20 Jadi dapat diartikan jika efektifitas sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya secara matang.
Efektivitas juga dapat diartikan sebagai ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif Wisata air terjun pengantin yang berada di kabupaten bengkulu tengah merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Provinsi Bengkulu dikarenakan lokasi yang mudah dijangkau dan terdapat cerita yang membuat wisata tersebut menjadi lebih menarik. Terdapat 2 objek wisata di desa bukit di kabupaten Bengkulu Tengah yaitu Pemandian Pengantin dan Air Terjung Pengantin, air terjun pengantin tidak lain adalah aliran dari pemandian
pengantin. Lokasi wisata yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini adalah wisata air terjun pengantin. Adapun 2 foto objek wisata tersebut dibawah ini :
Gambar 1.1 : Foto wisata Air Terjun Pengantin & Pemandian Pengantin
Berdasarkan hasil observasi awal oleh salah satu pengunjung atas nama Feggy dan Relly di lokasi wisata, bahwa mereka mengetahui adanya wisata Air Terjun Pengantin melihat dari media Whatsapp yang pada saat itu ada snap whatsapp yang sedang mengabadikan momentnya di Wisata tersebut, untuk mengunjungi air terjun pengantin tidak memakan waktu yg lama karena tidak jauh dari pusat kota dengan estimasi waktu 30 menit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa, Setelah masa pandemi setiap minggunya pengunjung yang datang ke air terjun pengantin kurang lebih sekitar ±300 orang. Pengurus mengetahui objek objek wisata selain melihat dimedia sosial juga karena mendengar pengalaman dari keluarga atau tetangga yang pernah kesana.1 Maka dengan ini peneliti tertarik untuk merumuskan ke dalam suatu karya tulis yang berjudul “Efektivitas
1 Wawancara Dengan Kepala Desa, 24 Juli 2022
4
Word Of Mouth Communication Melalui Media Whatsapp Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Efektivitas Word Of Mouth Communication Melalui Media Whatsapp Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata”
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan skripsi digunakan agar penelitian lebih terarah dan mempermudah dalam penyusunan skripsi. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah efektivitas Word Of Mouth Communication dalam meningkatkan kunjungan wisata Air Terjun Pengantin adalah objek wisata saja, tidak termasuk pemandian pengantinnya.
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini tidak lepas dari permasalahan pokok yang telah dikemukakan. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Efektivitas Word Of Mouth Communication Melalui Media Whatsapp Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini berguna untuk memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dengan teori-teori yang relevan. Dan juga untuk memperluas wawasan pengetahuan ilmiah mengenai efektivitas Word Of Mouth Communication melalui media Whatsapp dalam meningkatkan kunjungan wisata.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat kota bengkulu
Penelitian ini dapat dijadikan sumber untuk mengetahui seberapa besar efektivitas Word Of Mouth Comuunication dalam meningkatkan kunjungan wisata.
b. Bagi Akademik
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu
Secara umum pengertian penelitian terdahulu adalah sumber lampau dari hasil penelitian yang nantinya diusahakan oleh peneliti untuk membandingkan penelitian yang akan dilaksanakan, penelitian terdahulu juga bisa berfungsi sebagai sumber insipari yang nantinya membantu pelaksanaan penelitian. Selain itu penelitian juga bisa memeriksa apa yang kurang dan kelebihan untuk dikembangkan, sehingga ilmuan juga bisa membuat sebuah penelitian yang baru karena tau mana yang sudah ditemukan dan mana yang belum, penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dasar dalam melakukan penelitian, sehingga memperkaya teori-teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian ini ( Neumen dalam Sugiyono, 2010:52 ).
2.1.1 Penelitian ini dilakukan oleh Aprilia, Srikandi Kumadji, Andriani Kusumawati Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, dengan Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya Pada Keputusan Berkunjung “Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat berunjung dan dampaknya pada keputusan berkunjung. Penelitian ini menggunakan penelitian penjelasan. Purposive sampling merupakan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini. kuesioner digunakan untuk metode pengumpulan data. Data analisis dari penelitian ini menggunkan analisis deskriptif dan analisis jalur. Hasil peelitian ini maka disarankan agar pihak jatim park 2 dapat
6
meningkatkan kunjungan wisataan dengan melakukan e-wom seperti melalui media sosial. Selain itu juga meningkatkan kualitas fasilitas yang diberikan serta lebih inovatif dengan menciptakan wahana – wahana yang dapat disukai oleh semua orang dan menimbulkan pengalaman positif.
2.1.2 Penelitian ini dilakukan oleh Ani Wijayanti tahun 2021 Universitas Bina Sarana, Yogyakarta, dengan Jurnal yang berjudul : “Efektivitas Instagram dalam Meningkatkan Minat Kunjungan Wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Tujuan penelitian adalah mengetahui sejauh mana efektivitas pemanfaatan Instagram dengan mengukur sejauh mana pengaruh kemampuan wisatawan dalam mengakses Instagram dengan Kualitas Instagram yang berdampak pada minat wisatawan dalam mengunjungi sebuah destinasi wisata.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Efektivitas
Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atay dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Efektivitas pada dasarnya menunjukkan pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antar input dan outputnya (Siagaan, 2001:24).
8
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Media pembelajaran bisa dikatakan efektif ketika memenuhi kriteria, diantaranya mampu memberikan pengaruh, perubahan atau dapat membawa hasil. Ketika dari seberapa jauh tujuan itu tercapai.
Semakin banyak tujuan tercapai, maka semakin efektif pula media pembelajaran tersebut. Ketercapaiannya efektivitas sangat tergantung kepada sebearapa besar usaha atau suatu cara dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran itu sendiri, kegiatan yang dilakukan haruslah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka dari itu kegiatan tersebut memerlukan keaktifan, daya guna, adanya kesesuaian dalam suatu kegaitan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan sehingga sasaran yang dituju dalam melaksanakan kegiatan tersebut dapat tercapai, maka dengan tercapainya tujuan dari kegiatan tersebut menunjukkan bahwa apa yang dilakukan sudah efektif sesuai dengan hasil yang dicapai.
2.2.2 Komunikasi
A. Definisi Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana (2005:41) kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin
communis yang berarti “sama” comminico, communicatio atau Communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).
Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan tetapi defini-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai hal- hal tersebut.
B. Definisi Efektivitas Komunikasi
Efektivitas merupakan suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan. Sedangkan komunikasi adalah sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu. Efektivitas Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang mampu mencapai tujuan dari isi pesan tersebut dan memberikan umpan balik (feed back) atau reaksi sehingga pesan pun berhasil tersampaikan dan menimbulkan sebuah komunikasi yang efektif (Jalaludin Rakhmat 2008:45).
Jalaludin Rakhmat dalam buku psikologi komunikasi menyatakan bahwa, “ethos atau faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator, Atraksi, faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal: daya tarik fisik, kesamaan
10
dan kemampuan. Atraksi fisik menyebabkan komunikator menarik karena menarik ia memiliki daya persuasif. Kekuasaan menyebabkan seseorang komunikator dapat memaksakan kehendaknya kepada orang lain karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting.
Bagaimana cara mengukur keefektifan komunikasi. Orang tidak dapat menilai keefektivan komunikasi yang dilakukan bila apa yang maksudkan tidak jelas; maka harus benar-benar tahu apa yang diinginkan. Salah satu hal yang membuat definisi awal mengenai komunikasi efektif tidak memadaikan (bila orang berhasil menyampaikan apa maksudnya) adalah bahwa dalam berkomunikasi, mungkin orang menginginkan sebuah hasil atau lebih dari beberapak kemungkinan hasil yang diperoleh. Yang akan dibahas ada lima hal yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan (Jalaludin Rakhmat, 2008:45).
1. Pengertian/Pemahaman
Seorang komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya.
2. Kesenangan
Tujuan mazhab analisis transaksional adalah sekedar berkomunikasi dengan orang lain untuk menimbulkan
keakraban. Komunikasi semacam ini biasa deisebut komunikasi fatik atau mempertahankan hubungan insani.
Dan komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap
Komunikasi persuasif memerlukan pemahaan tentang faktor-faktor pada diri komunikator dan pesan menimbulkan efek pada komunikan. Persuasif didefinisikan sebagai “Proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendak sendiri. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi iskap orang lain, dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita.
4. Memperbaiki hubungan/hubungan sosial yang baik
Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seseorang dapat memiliki kata yang tepat, mempersiapkannnya jauh sebelumnya dan mengemukakan dengan tepat pula maka hasilnya adalah komunikasi yang sempurna. Dan dapat dipastikan hubungan sosial yang baik akan timbul.
5. Tindakan
Persuasi juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbulkan tindakan nyata memang
12
indikator efektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu memanmkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbukan hubungan yang baik.
2.2.3 Word Of Mouth
Menurut Mowen dan Minor (2002: 182) komunikasi dari mulut ke mulut (Word Of Mouth Communication) mengacu pada pertukaran komentar, pemikiran, atau ide-ide diantara dua konsumen atau lebih, yang tak satupun merupakan sumber pemasaran. Terdapat dua sumber utama yang menghasilkan komunikasi Word Of Mouth, daintaranya yaitu reference group dan opinion leader. Peter dan Olson (2000: 104) menegaskan bahwa sebuah grup terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak berbadan hukum.
Bentuk- bentuk grup yang penting antara lain keluarga, teman dekat, mitra kerja, serta tetangga, dan grup- grup tersebut dapat menjadi sebuah grup referensi. Menurut Shimp (2003: 286) seorang pemimpin opini (opinion leader) adalah seseorang yang sering mempengaruhi sikap-sikap atau perilaku yang visibel dari individu lainnya.
2.2.4 Whatsapp
Whatsapp sebagai salah satu media saat banyak yang menggunakan untuk penyampaian bersosialisasi maupun sebagai penyampaian pesan baik oleh individu maupun kelompok. Melakukan percakapan melalui menu chat, bisa meng-copy, men-delete, atau
men-forward pesan. Gambar yang terkirim bisa di-forward. Selain itu juga dapat mengirim pesan suara maupun share lokasi keberadaan pengguna, Juga menyediakan fitur grup chat, dimana pengguna bisa mengumpulkan beberapa kontak untuk membuat sebuah grup chat.
2.2.5 Objek Wisata
Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang ingin datang berkunjung ke tempat tersebut. Objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang No 10 tentang kepariwisataan yaitu daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan dan daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata.
Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksebilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan wisata, termasuk objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Inti atau komponen pariwisata yaitu:
a. Atraksi/ attraction seperti atraksi alam, budaya dan buatan.
14
b. Amenitas/ amenities berhubungan dengan fasilitas atau akomodasi
c. Aksesibilitas/ accebilities berhubungan dengan segala jenis transportasi, jarak atau kemudahan pencapaian. Serta unsur pendukung lainnya (masyarakat, pelaku industry pariwisata, dan institusi pengembangan) yang membentuk sistem yang sinergis dalam menciptakan motivasi kunjungan serta totalitas pengalaman kunjungan wisatawan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud; 1995;628).
Ridwan (2012:5) mengemukakan pengertian objek wisata adalah segala sesuatu yang memilik keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Berdasarkan definisi diatas maka objek wisata adalah tempat yang dikunjungi dengan berbagai keindahan yang didapatkan, tempat untuk melakukan kegiatan pariwisata, tempat untuk bersenang–senang dengan waktu yang cukup lama demi mendapatkan kepuasaan, pelayanan yang baik, serta kenangan yang indah di tempat wisata.
A. Unsur Penting Objek Wisata a. Daya Tarik
Daya tarik merupakan faktor utama yang menarik wisatawan mengadakan perjalanan mengunjungi suatu tempat, baik suatu tempat primer yang menjadi tujuan utamanya, atau
tujuan sekunder yang dikunjungi dalam suatu perjalanaan primer karena keinginannya untuk menyaksikan, merasakan, dan menikmati daya tarik tujuan tersebut. Sedangkan daya tarik sendiri dapat diklasifikasikan ke dalam daya tarik lokasi yang merupakan daya tarik permanen.
b. Prasarana Wisata
Prasarana wisata ini dibutuhkan untuk melayani wisatawan selama perjalanan wisata. Fasilitas ini cenderung berorientasi pada daya tarik wisata di suatu lokasi, sehingga fasilitas ini harus terletak dekat dengan objek wisatanya.
Prasarana wisata cenderung mendukung kecenderungan perkembangan pada saat yang bersamaan. Prasarana wisata ini terdiri dari:
1) Prasarana akomodasi
Prasarana akomodasi ini merupakan fasilitas utama yang sangat penting dalam kegiatan wisata. Proporsi terbesar dari pengeluaran wisatawan biasanya dipakai untuk kebutuhan menginap, makan dan minum. Daerah wisata yang menyediakan tempat istirahat yang nyaman dan mempunyai nilai estetika tinggi, menu yang cocok, menarik, dan asli daerah tersebut merupakan salah satu yang menentukan sukses tidaknya pengelolaan suatu daerah wisata.
16
2) Prasarana pendukung
Prasarana pendukung harus terletak ditempat yang mudah dicapai oleh wisatawan. Pola gerakan wisatawan harus diamati atau diramalkan untuk menentukan lokasi yang optimal mengingat prasarana pendukung akan digunakan untuk melayani mereka. Jumlah dan jenis prasarana pendukung ditentukan berdasarkan kebutuhan wisatawan.
3) Sarana Wisata
Sarana Wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih dari itu, selera pasar pun dapat menentukan tuntutan berbagai sarana yang dimaksud. Berbagai sarana wisata yang harus disediakan di daerah tujuan wisata antara lain biro perjalanan, alat transportasi, alat komunikasi, serta sarana pendukung lainnya. Tidak semua objek wisata memerlukan sarana yang sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.
4) Infrastruktur
Infrastruktur adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan maupun bangunan fisik diatas permukaan tanah dan dibawah tanah, seperti: sistem pengairan, sumber listrik dan energi, sistem jalur angkutan dan terminal, sistem komunikasi, serta sistem keamanan atau pengawasan.
Infrastruktur yang memadai dan terlaksana dengan baik di daerah tujuan wisata akan membantu meningkatkan fungsi sarana wisata, sekaligus membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
2.2.6 Pengertian Kunjungan Wisatawan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kunjungan adalah perihal (perbuatan, proses, hasil) mengunjungi atau berkunjung.
Wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor. (Kusumaningrum dalam Suharto, 2004). Efektivitas juga dapat diartikan sebagai ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif.
Dengan demikian, kedatanga wisatawan ke suatu daerah akan membuka peluang bagi masyarakat ersebut untuk menjadi pengusaha hotel, wisma, homestay, restoran, warung, angkutan dan lain-lainnya.
Peluang usaha tersebut akan memberikan kesempatan kepada
18
masyarakat lokal untuk bekerja dan sekligus dapat menambah pendapatan untuk dapat menunjang kehidupan rumah tangganya.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran merupakan suatu perumusan dari latar belakang penelitian dan landasan teori yang telah diuraikan ditinjauan pustaka guna memperjelas pola pikir peneliti dalam melakukan penelitian yg berjudul
“Efektivitas Word Of Mouth Communication Melalui Media Whatsapp Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata”.
Pemasaran merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang atau jasa sesuai dengan keinginan konsumen dengan memberikan pelayanan pribadi menyenangkan dan fasilitas yang menunjang. Salah satunya cara pemasaran suatu barang, tempat atau jasa ialah melalui proses komunikasi dari mulut ke mulut (Word Of Mouth).
Word Of Mouth (WOM) memiliki peran yang sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena Word Of Mouth dapat menyebar luas secara cepat dan dipercaya oleh para calon customer. Oleh karena itu, pada penelitian ini membahas tentang efektivitas Word Of Mouth yang dapat mengembangkan minat wisatawan sebagai bentuk ketertarikan para wisatawan baik dari dalam kota ataupun luar kota untuk berkunjung ke wisata air terjun Pengantin tersebut. Untuk lebih rincinya, maka peneliti membuat kerangka berfikir yang dapat di lihat pada Bagan 2.1 di bawah ini:
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengunjung Wisata
Word Of Mouth Communication
Peningkatan kunjungan wisata
Efektivitas Komunikasi Jalaludin Rakhmat (2008) 1. Pengertian/Pemahaman 2. Kesenangan
3. Mempengaruhi Sikap 4. Memperbaiki
hubungan/hubungan sosial yang baik 5. Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian Kualitatif yang bersifat grounded theory yaitu salah satu metode kualitatif, dimana peneliti dapat menarik generalisasi (apa yang diamati secara induktif), teori yang abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi berdasarkan pandangan dari partisipan yang diteliti (Creswell, 2012).
Metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data dalam bentuk deskriptif berupa kata-kata tertulis. Dalam penelitian ini penulis akan mengungkapkan hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian dengan cara mengumpulkan data yang merupakan informasi deskripsi hasil pengamatan di lapangan, wawancara, tulisan dan dokumentasi.
Masalah yang ada pada penelitian ini adalah bagaimana efektivitas Word Of Mouth Communication dalam meningkatkan kunjungan wisata.
Agar lebih terarah maka peneliti memilih objek wisata Air Terjun Pengantin yang berlokasi di Desa Bukit Bengkulu Tengah.
3.2 Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan pada populasim tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial dalam kasus yang
20
dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif tidak disebut responden melainkan narasumber partisipan atau informan (Sugiyono, 2012:216)
Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian melalui wawancara. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moeleong, 2006:372).
Informasi tersebut dapat berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan informan kunci dan informan pendukung.
1. Informan Kunci (Key Informan)
Menurut Moleong (2005:3) Key Informan adalah mereka yang tidak hanya bisa membei keterangan tentang sesuatu kepada peneliti tetapi juga bisa memberi saran tentang sumber bukti yang mendukung serta menciptakan sesuatu terhadap sumber yang bersangkutan.
Dalam menentukan informan kunci, penulis menggunakan teknik purposive sampling yaitu informan dipilih menurut kriteria tertentu.
Peneliti membuat kriteria agar mempermudah untuk menentukan informan kunci. Dalam penelitian ini, peneliti memilih pengurus dan penjaga di wisata Air Terjun Pengantin untuk menjadi informan kunci.
Adapun kriteria-kriteria yang dibuat oleh peneliti sebagai berikut:
1. Mengetahui latar belakang Air Terjun Pengantin 2. Secara rutin memantau Air Terjun Pengantin
22
3. Terlibat langsung dalam pengelolaan wisata Air Terjun Pengantin.
Dari kriteria tersebut, peneliti mendapat informan kunci sebagai berikut:
Tabel 3.1 Nama Informan Kunci
No. Nama Keterangan
1 Bapak Ali Amran Kades Desa Bukit
2 Yudi Karang taruna
3 Bapak Irwan Penjaga pintu masuk
pengunjung
2. Informan Pokok
Informan pokok adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yg diteliti. Informan pokok dalam penelitian ini adalah pengunjung yang datang ke Wisata Air Terjun Pengantin. Informan yang ditentukan dengan menggunakan teknik Accidental Sampling (sampling kebetulan) dan Snowball Sampling.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis memilih informan pokok yaitu pengunjung yang tidak sengaja ditemui pada saat peneliti melakukan penelitian tanggal 22-24 Juli 2022 yang lalu di Wisata Air Terjun Pengantin.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Cara memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik- teknik sebagai berikut :
a. Accidental Sampling
Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data. Dalam teknik sampling accidental, pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahului. Peneliti langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. (Sugiyono dalam, 2012)
b. Snowball Sampling
Teknik Snowball adalah suatu pendekatan untuk menemukan informan-informan kunci yang memiliki banyak informasi. Dengan menggunakan pendekatan ini, beberapa responden yang potensial dihubungi dan ditanya apakah mereka mengetahui orang yang lain dengan karakteristik seperti yang dimaksud duntuk keperluan penelitian. Kontak awal akan membantu mendapatkan responden lainnya melalui rekomendasi. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik ini didukung juga dengan teknik wawancara dan survey lapangan.
3.4 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles dan Humberman (Sugiyono, 2007:95). Analisis data kualitatif adalah analisis terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi serta menganalisis masalah yang ditemukan dilapangan
24
sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan.
Peneliti dalam menganalisa data, yaitu dengan cara mengumpulkan data-data terlebih dahulu diinterpretasikan, artinya data diproses terlebih dahulu. Aktivitas dalam analisis data menurut Sugiyono (2007:95) yaitu Reduksi Data, Display Data dan Analisis Data.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi Data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sehingga dapat disimpulkan.
Data yang direduksi oleh peneliti adalah data-data yang diperoleh selama hasil wawancara dengan pengurus dan penanggung jawab Air Terjun Pengantin serta data-data yang diperoleh ketika melakukan observasi langsung. Dari keseluruhan data yang diperoleh peneliti, kemudian data tersebut difokuskan pada data-data yang diperlukan untuk dimasukkan ke dalam identifikasi permasalahan yang dimaksud saja.
2. Data Display (Penyajian Data)
Penyajian data yaitu yaitu susunan informasi yang memungkinkan dapat ditariknya suatu kesimpulan, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. Dalam penyajian data, data disusun berdasarkan poin-poin yang telah ditentukan sebelumnya. Seperti hasil wawancara yang disusun berdasarkan susunan identifikasi masalah secara berurutan.
3. Conclusion Drawing/ Verification (Penarikan Kesimpulan)
Menurut Miles dan Huberman, kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukug pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Tahap analisis data dalam penelitian ini :
1. Membuat kerangka berfikir terlebih dahulu untuk mempermudah penelitian.
2. Melakukan proses pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
3. Menganalisis data yang telah terkumpul dengan cara membandingkan antara literature dari ahli dengan data yang didapatkan dari penelitian berdasarkan keadaan lapangan saat penelitian.
4. Membuat kesimpulan dan memaparkan hasil penelitian.
26
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Wisata Air Terjun Pengantin yang berada di Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan salah satu objek wisata yang terkenal di Provinsi Bengkulu dikarenakan lokasi yang mudah dijangkau dan terdapat cerita yang membuat wisata tersebut menjadi lebih menarik.
Terdapat dua objek wisata di desa bukit di kabupaten Bengkulu Tengah yaitu Pemandian Pengantin dan Air Terjung Pengantin, air terjun pengantin tidak lain adalah aliran dari pemandian pengantin. Lokasi wisata yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini adalah wisata air terjun pengantin.
Air Terjun Pengantin terletak di Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, dengan kode Pos 38882. Untuk menuju lokasi Wisata Curug Pengantin jika pengunjung berangkat dari Kota Bengkulu, akan menghabiskan sekitar 36 Menit dari Kota menuju ke Wisata Curug Pengantin. dari gapura selamat datang ke Bengkulu Tengah terus saja berjalan sampai ketemu Pom Bensin di sebelah kanan. Lalu berhenti sebelum Pom Bensin tersebut. Kemudian diarahkan untuk masuk ke jalan sebelum Pom Bensin, nantinya ada gang disamping Pom Bensin tersebut. Setelah masuk pengunjung diarahkan untuk terus berjalan terus sampai ketemu gapura atau Taman yang bertuliskan “Curug Pengantin”.
Letak wisatanya terdapat di sebelah kanan. Sehingga untuk jarak tempuh dari Kota Bengkulu ke lokasi Air terjun ini sekitar 25 Km. Air terjun ini memiliki pesona tersendiri di mana di sekitar air terjun, terdapat sebuah Taman yang indah.
Masyarakat setempat percaya bahwa jika seseorang sulit mendapatkan pasangan
25
hidup, dipersilakan untuk mandi di Air Terjun Pengantin. Selain enteng jodoh, mandi di tempat ini juga dipercaya dapat memudahkan pasangan yang baru menikah untuk mendapatkan keturunan.
Gambar 4.1 Peta Lokasi Air Terjun Pengantin
Gambar 4.2 Objek Wisata Air Terjun Pengantin
28
Gambar 4.3 Tampak Kondisi dan Situasi Objek Wisata Air Terjun
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Profil Informan
Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan melalui tujuh orang informan yang bekerja di Objek Wisata Air Terjun Pengantin di Bengkulu Tengah, maka peneliti dapat menjelaskan hasil temuan yang diperoleh melalui hasil wawancara serta observasi pada pihak terkait dalam penggunaan media Whatsapp dengan Word Of Mouth Communication dalam meningkatkan kunjungan wisata Air Terjun Pengantin. Data informan penelitian dapat dijabarkan pada Tabel 5.1 sebagai berikut:
Tabel 5.1 Data Informan Penelitian
Nama Jabatan Usia Jumlah Kunjungan
Bapak Ali
Amran Kades Desa Bukit 41 Sudah Sering Berkunjung Yudi Karang Taruna 25 Sudah Sering Berkunjung Bapak
Irwan
Penjaga pintu masuk pengunjung
24 Sudah Sering Berkunjung
Feggy Pengunjung I 24 2 Kali Berkunjung
Relly Pengunjung II 23 2 Kali Berkunjung
Putri Pengunjung III 23 1x Berkunjung
Okta Pengunjung IV 24 1x Berkunjung
Dari hasil observasi dan wawancara kepada pengunjung maka di dapatkan hasil bahwa pengunjung atas nama Feggy dan Relly sudah 2 kali berkunjung ke wisata Air Terjun Pengantin tersebut. Mereka juga mengatakan pengunjung Feggy dan Relly tertarik untuk berkunjung ke wisata tersebut karena melihat status snap WA temannya atau melalui sosial media Whastapp (WA). Sedangkan Pengunjung atas nama Okta dan Putri baru pertama kali datang ke wisata Air Terjun29
30
Pengantin, kunjungannya pun awalnya tertarik karena mendengar cerita dari teman atau kerabat.
Pada proses penjabaran hasil analisis serta interpretasi terhadap data yang didapatkan, maka peneliti melakukan analisis secara induktif ke dalam kategori- kategori berupa Komunikasi pemasaran yang digunakan yaitu promosi serta penggunaan Whastsapp sebagai media dalam mengimplementasikan proses promosi tersebut dengan Word Of Mouth Communication untuk meningkatkan kunjungan wisata Air Terjun Pengantin.
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Pengertian/Pemahaman
Adapun yang dilakukan sebagai bentuk pemahaman efektivitas Word Of Mouth Comuunication dalam meningkatkan kunjungan wisata Air Terjun Pengantin, agar masyarakat tertarik dengan apa yang bagikan di media sosial.
Hasil wawancara berkaitan dengan tujuan dari pengertian atau pemahaman efektivitas melalui media sosial whatsapp yakni berikut ini tanggapan mengenai pemahaman atau pengertian tentang destinasi wisata Air terjun Pengantin, tanggapan menurut Kepala Desa Bukit yang bertanggung jawab atas wisata Air terjun pengantin, beliau mengatakan:
“Tujuan kita adalah untuk mendatangkan orang sebnyak-banyaknya, sehingga pengelola menggunakan salah satu bentuk promosi dengan menggunakan media social whatsapp yaitu periklanan dan publisitas salah satu hal yang tepat dilakukan untuk saat ini. Dengan adanya media sosial yang selalu menjadi bagian kegiatan sehari-hari hampir seluruh masyrakat maka melakukan iklan dan publisitas di media sosial merupakan hal yang tepat. Advertising (periklanan) dan publisitas merupakan salah satu bentuk dari promosi yang digunakan oleh Objek Wisata Air Terjun Pengantin” (Wawancara, Ali Amran, Pada 22 Juli 2022, di Air Terjun Pengantin)
Kemudian tanggapan kepala desa juga didukung dan ditanggapi oleh Karang Taruna yang mengatakan bahwa:
“Tujuan dari mempromosikan wisata ini melalui media social bermaksud untuk mendatangkan dan memperkenalkan bahwa di Bengkulu Tengah tak kala juga memiliki wistaa yang bagus untuk dikunjungi. Sehingga kami para karang taruna senantiasa mempromosikan lokasi dan keindahan-keindahan yang ada di wisata air terjun pengantin, agar masyarakat tahu betapa indah nya wisata tersebut”. (Wawancara kpd.Yudi, Pada 22 Juli 2022, di Air Terjun Pengantin)
Dan juga menurut Pengelola Air Terjun Pengantin beliau mengatakan bahwa:
“Sebagai pengelola Air terjun ini, saya dan warga sangat berantusias untuk sama-sama saling menjaga keindahan, kebersihan dan kenyamanan pengunjung agar setiap orang yang berkunjung merasa aman saat berwisata ke sini. Dan kamipun senantiasa menyambut dan bertanggungjawab penuh atas apapun yang terjadi di wisata ini”. (Wawancara Irwan, Pada 22 Juli 2022, di Air Terjun Pengantin)
Dari beberapa tanggapan orang-orang penting yang ikut menjaga dan mengelola wisata, ada juga tanggapan yang diberikan oleh salah satu pengunjung wisata yang bernama fegy, ia mengatakan bahwa:
“Sebagai pengunjung jauh saya sangat merasakan keindahan yang ada di Wisata ini, saya juga berwisata merasa senang, damai dan tentram pada saat saya berkunjung kesini, masyarakatnya juga ramah-ramah, dengan disambutnya keindahan air terjun ini membuat saya menjadi ingin kembali kesini dan mengajak teman-teman lainnya untuk menikmati indahnya alam yang ada di wisata air terjun pengantin ini”. (Wawancara Feggy dan Relly, Pada 22 Juli 2022, di Air Terjun Pengantin)
Efektivitas tidak terlepas pada: faktor yang ingin dicapai manusia, nilai- nilai, serta sistem instansi itu sendiri dan dapat terhubung pada faktor waktu, sasaran, jumlah, serta kualitas. Dengan konteks ini efektivitas memiliki sifat multidimensional, maka strategi yang terpilih pada peningkatan efektivitas terkait pada kekhsusan atau spesifikasi faktor pada permasalahan yang akan di selesaikan. Yang akan digaris bawahi sesuatu di nyatakan efektif belum tentu efesian, maka begitu pula sebaliknya sesuatu yang efesien belum tentu efektif, maka akan di tegaskan bahwa sesuatu aktivitas akan terbukti tidak efesien, maka di permasalahkan lagi keefesiennya.
5.2.2 Kesenangan
32
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu.
Sebenarnya, tujuan mazhab analisis transaksional adalah sekadar berkomunikasi dengan orang lain untuk menimbulkan kesejahteraan bersama. Komunikasi semacam ini biasa disebut komunikasi fatik, atau mempertahankan hubungan insani. Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan terhadap orang yang berinteraksi. Tujuan komunikasi publik dapat pula untuk kesenangan.
Dalam melakukan promosi melalui media sosial pengurus wisata Air Terjun Pengantin memiliki strategi komunikasi manajemen pemasaran yang tepat untuk membantu tindakan penetrasi terhadap pasar melalui informasi. Dalam konteks komunikasi pemasaran tujuan pemasaran adalah bagaimana semua kegiatan komunikasi yang digunakan untuk memasarkan produk menghasilkan kesenangan dalam hal ini keuntungan yang diharapkan adalah peningkatan wisatawan yang datang ke wisata Air Terjun Pengantin.
Salah satu alat atau tool dalam proses pemasaran adalah promosi. Promosi dapat dilakukan dengan menekankan pada media tertentu seperti Whatsapp. Pada tahapan awal proses perencanaan promosi tersebut diperlukan sumber daya yang kemudian diharapkan mampu menjadi pihak yang menjalankan proses promosi secara berkelanjutan.
Dalam hal ini penulis dapat melihat bahwa memang bentuk promosi yaitu periklanan mendominasi sebagai salah satu promosi pariwisata dengan menggunakan media sosial. Menggunakan media social terutama whatsapp sebagai sarana untuk membuat iklan memungkinkan untuk lebih mengenalkan
sektor pariwisata Air Terjun Pengantin ke masyarakat luas. Di dukung dengan pernyataan dari Bapak Yudi sebagai Karang taruna menyatakan bahwa:
“Penggunaan whatsapp sebagai media promosi merupakan hal yang sangat diperlukan dijaman milenial ini, seiring perkembangan jaman media sosial menjadi hal yang dekat dengan masyarakat sehingga menjadi hal yang tepat menggunakan media sosial sebagai alat promosi dengan bentuk iklan dan publishitas yang dilakukan di media sosial”
Hasil wawancara berkaitan dengan langkah Bapak Ali Amran selaku Kepala Desa dalam mempromosikan wisata Air Terjun Pengantin melalui media whatsapp, Bapak Ali Amran mengatakan bahwa:
“Saya membuat iklan terkait air terjun pengantin dan saya kirimkan kepada orang terdekat saya menggunakan whatsapp dan meminta tolong untuk di sebarkan ke orang- orang”
Dalam pemasaran jasa yakni untuk membangun kesenangan calon pengunjung atau klien atau target terhadap jasa atau barang yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen, membujuk calon pengunjung agar bersedia datang berkunjung, mau menggunakan jasa tersebut. Dalam hal ini penulis dapat melihat bahwa memang bentuk promosi yaitu periklanan mendominasi sebagai salah satu promosi pariwisata Air Terjun Pengantin dengan melalui media sosial terutama Whatsapp. Melalui media sosial sebagai sarana untuk membuat iklan memungkinkan untuk lebih mengenalkan pariwisata Air Terjun Pengantin ke masyarakat luas. Kembali peneliti bertanya kepada Pengelola Air Terjun Pengantin apakah dalam mempromosikan wisata tersebut menggunakan metode penyampaian informasi secara langsung atau melalui media sosial, Pengelola Wisata Air Terjun Pengantin mengatakan bahwa:
“Iya, karna tidak hanya melakukan berkomunikasi secara langsung tetapi saya juga menggunakan whtasapp saat berkomunikasi jarak jauh seperti menelfon dan memberikan pesan singakat peromosi wisata kepada masyarakat”
34
Menggunakan whatsapp sebagai alat promosi dan media untuk melakukan periklanan dan publisitas ke masyarakat merupakan hal memang sangat diperlukan untuk menarik minat masyarakat kepada pariwisata Air Tejun Pengantin. Selain itu whatsapp juga merupakan media yang sedang menjadi idola di masyarakat kita, ini lah yang di lihat Bapak Irwan sebagai Pengelola Wisata Air Terjun Pengantin. Sehingga penggunaan media social Whatsapp menjadi media pilihan guna sebagai media promosi wisata Air Terjun Pengantin.
5.2.3 Mempengaruhi Sikap
Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain, dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita. Proses mengubah dan merumuskan kembali sikap, atau pengaruh sikap (attitude influence), berlangsung terus seumur hidup. Dalam hubungan antara dua orang, pengaruh sikap sering disebut pengaruh sosial. Dalam obrolan dengan biro penasehat, hal ini disebut bujukan halus (gentle persuasion). Mempengaruhi sikap tidak kalah pentingnya dalam komunikasi kelompok kecil atau organisasional. Bila diterapkan pada konteks komunikasi publik dan komunikasi massa, proses mempengaruhi sikap disebut membujuk (persuasi). Pengkajian komunikasi massa terutama berkenaan dengan pengaruh persuasif pesan terhadap para pemimpin pendapat yang merupakan bagian dari khalayak yang lebih luas
Mempengaruhi sikap menjadi tahap paling krusial sehingga pesan promosi dapat terjalin dengan calon konsumen. Pada tahap ini, melibatkan proses penciptaan serta integrasi antar-sistemnya. Penciptaan dan integrasi antar-sistem tersebut dapat dilihat secara jelas dalam akun Whatsapp Air Terjun Pengantin
melalui karakteristik yang ditampilkan baik berupa foto, pesan verbal, ataupun video untuk mempengaruhi sikap calon pengunjung. Adapun foto tahapan mempengaruhi sikap dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Snap Whatsapp Air Terjun Pengantin
Foto yang ditampilkan banyak mengusung tema kegiatan pengunjung dan tampilan alam yang dominan dengan air terjun. Nuansa tersebut juga berkesuaian dengan tujuan dari pihak pengelola yang lebih berfokus pada product knowledge atau pengetahuan terkait produk yang mereka tawarkan yaitu berupa aktivitas di Objek Wisata Air Terjun Pengantin, dimana objek tersebut merupakan wisata alam yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah. Selain foto terkait suasana alam dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada Objek Wisata Air Terjun Pengantin, pihak pengelola juga kerap menceritakan kisah atau mitos tentang Air Terjun Pengantin dengan mitos mendekatkan jodoh dan menunjukkan tingkat pemahaman pihak pengelola terhadap kebaharuan informasi terkini sebagai fungsi mempengaruhi sikap calon pengunjung. Peneliti memberikan pertanyaan kepada
36
Bapak Irwan selaku pengelola akan bagaimana ketertarikan wisatawan terkait legenda air terjun pengantin yang katanya bisa mendatangkan jodoh. Bapak Irwan selaku Pengelola Wisata mengatakan bahwa:
“Adanya ketertarikan pengunjung terkait mitos sangat besar sampai – sampai mereka mandi di air terjun pengantin agar di berikan jodoh”
Peneliti lalu bertanya kembali kepada Bapak Yudi selaku Karang Taruna Desa Bukit bagaimana tanggapan beliau terkait berita yang beredar mengenai wisatawan yang mendapatkan jodoh setelah mandi ke wisata air terjun pengantin tersebut, lalu Bapak Yudi pun menjawab:
“Mereka mempercayai hal tersebut dan banyak bertanya tentang adanya kebenaran berita tersebut”
Tak hanya dengan pengelola wisata, peneliti juga bertanya kepada pengunjung atas nama Feggy yang ada di wisata Air Terjun Pengantin mengenai apakah anda berkunjung kewisata air terjun pengantin terpengaruh oleh legenda yang ada, pengunjung menjawab:
“Yang pertama membuat saya tertarik untuk datang ke sini ada lah pemandangannya, lalu setelah saya mencari informasi dari googel ternya tempat ini memiliki sejarah dan mitos yng sangat menarik, sehingga saya ingin membuktikan mitos yang beredar, tentang orng-orang yng mendapatkan jodoh setelah mandi disini” (Wawancara Feggy dan Relly, Pada 22 Juli 2022, di Air Terjun Pengantin).
Lanjut peneliti pun kembali bertanya kepada pengunjung yang lain yaitu Putri, bagaimana tanggapan anda terkait berita yang bereda mengenai wisatawan yang mendapatkan setelah mandi kewisata air terjun pengantin tersebut, Putri pun menjawab:
“Saya sangat kagum dan tertarik untuk mengikuti mitos yang ada di air terjun penganti apa lagi setelah saya mendengar banyak yang berhasil mendapatkan jodoh”
Pesan merupakan salah satu bagian dari komunikasi yang tidak dapat dihindari, bentuk pesan yang digunakan secara verbal oleh pihak pengelola akun Whatsapp Air Terjun Pengantin dalam menarik prospektif konsumen adalah melalui fitur caption pada snap whatsapp. Pada efektivitas inilah mempengaruhi sikap melalui prmosi yang dilakukan oleh pengelola Whatsapp Objek Wisata Air Terjun Pengantin di Whatsapp, selalu dilakukan evaluasi dengan melihat Insight dari penggunaan akun tersebut. Perkembangan ini yang dijadikan acuan oleh pengelola Objek Wisata Air Terjun Pengantin dalam melakukan promosi selanjutnya di Whatsapp.
Gambar 5.2 Insight Whatsapp Air Terjun Pengantin
Dari insight itulah fungsi mempengaruhi sikap ini terjadi agar Word Of Mouth Communication melalui media Whatsapp bisa terjadi dan semakin banyak insight pada whatsapp maka semakin banyak pula orang tahu akan wisata Air Terjun Pengantin lalu akan berwisata dan melakukan foto-foto selanjutnya memasukan ke snap whatsapp mereka.
38
Pada kegiatan promosi yang dilakukan oleh pengelola Whatsapp Objek Wisata Air Terjun Pengantin, selalu dilakukan evaluasi dengan melihat Insight dari penggunaan akun tersebut. Hal tersebut disampaikan dalam wawancara oleh Bapak Ali Amran selaku Kades Desa Bukit.
“Dengan insight ini kami cek secara berkala dan nantinya di koordinasikan dengan penelola wisata agar menjadi evaluasi kedepan. Sehingga bisa kita ketahui berapa, komen, views dan interaksi dengan netizen pada akun whtasapp”
Perkembangan ini yang dijadikan acuan oleh pengelola Objek Wisata Air Terjun Pengantin dalam melakukan promosi selanjutnya di Whatsapp. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti juga menunjukkan adanya jangka waktu berulang atau frekuensi yang sering kali dilakukan oleh pengelola akun Whatsapp Objek Wisata Air Terjun Pengantin dalam proses promosi. Frekuensi pengelolaan tersebut dapat dilihat berdasarkan unggahan Snap Whtatsapp.
Gambar 5.3 Foto dengan pengelola wisata Air Terjun Pengantin 5.2.4 Memperbaiki Hubungan Sosial Yang Baik
Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seseorang dapat memilih kata yang tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya dengan
tepat pula, maka hasil komunikasi yang sempurna dapat dipastikan. Namun keefektifan komunikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator yang kompeten pun bisa saja berubah makna atau didiskreditkan.
Memperbaiki hubungan sosial yang baik terutama hubungan soasial di aplikasi whatsapp sebagai sarana promosi tentu menjadi hal yang diharapkan.
Seringkali pekerjaan mengelola media sosial dianggap sepele sehingga akhirnya tidak ada orang yang khusus menanganinya. Jika masalah ini dibiarkan maka jangan heran jika pada akhirnya banyak hasil yang kurang optimal dalam menjalankan media sosial marketing atau media sosial sebagai sarana melakukan promosi.
Pada saat melakukan promosi mengenai produk yang ditawarkan atau ditunjukkan, pilihlah waktu yang tepat agar memperbaiki hubungan sosial yang baik. Usahakan untuk tidak update status yang berisikan mengenai promosi yang tidak sejalan dengan wisata Air Terjun Pengantin, karena hal tersebut dapat membuat insight lama kelamaan akan merasa jenuh kemudian meninggalkan.
Peneliti bertanya kepada pengelola wisata Air Terjun Pengantin akan hubungan sosial yang baik dari media whatapp dalam meningkatkan kunjungan wisata di Air Terjun Pengantin, dengan pertanyaan tentang dampak apa yang dirasakan setelah melalui media whatsapp sebagai media promosi, Bapak Irwan mengatakan bahwa:
“Jumlah pengunjung meningkat dari yang biasanya cuman 10-20 orang sekarang bisa sampai kurang lebih 100 pengunjung saat musim libur”
40
Didukung dengan pernyataan dari pengunjung Relly, setelah peneliti bertanya apakah anda mengetahui wisata air terjun pengantin melalui media social, Relly mengatakan bahwa:
“Iya, saya awalnya mengetahui informasi tentang wisata ini dari setatus whatsapp teman saya lalu saya mencari tau info lebih lengkapnya di googel dan jg bertanya pada teman saya yang sudah datang ke sana”
Pernyataan selanjutnya dari pengunjung Okta saat peneliti bertanya mengenai sudah berapa kali anda berkunjung ke wisata Air Terjun Pengantin, pengunjung mengatakan bahwa:
“Sebenarnya ini adalah kali ke 2 saya ke sini, pertama kali saya kesini saya pergi berdua lalu untuk kali ke 2 saya pergi bersama keluarga saya karna saya lihat tempatnya bagus untuk kumpul keluarga”
Fungsi dan peran media sosial Whatsapp ini mengubah cara seseorang berkomunikasi yang semula satu dan dua arah, kini menjadi segala arah.
Memperbaiki hubungan social yang baik terutama dalam promosi melalui whatsapp efektif dalam menstimulasi attention (perhatian). Media whatsapp sangat cocok untuk menarik perhatian pengguna whatsapp sehingga pengguna whatsapp mengetahui berbagai informasi khususnya mengenai promosi dari wisata Air Terjun.
Gambar 5.4 Bukti Chat Whatsapp pengunjung
Dari wawancara dan bukti chat di atas dapat disimpulkan bahwa memperbaiki hubungan sosial yang baik dalam penggunaan media sosial whatsapp sebagai sarana promosi dapat dilihat dari seberapa banyak kunjungan wisata yang datang, atau seberapa banyak kesan yang di tinggalkan masyarakat dan seberapa sering wisatawan berkunjung kembali. Banyak nya pengunjung ke wisata Air Terjun Pengantin tersebut maka dengan adanya hubungan sosial yang baik akan meningkatkan kunjungan wisata dengan kegiatan Word Of Mouth Communication melalui media Whatsapp dalam meningkatkan kunjungan wisata.
5.2.5 Tindakan
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang di inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
Tampaknya lebih mudah mengusahakan agar pesan dipahami daripada mengusahakannya agar pesan disetujui. Selanjutnya, lebih mudah membuat orang lain setuju. Beberapa perilaku muncul karena paksaan, tekanan social, atau karena peranan dokter, semua ini tidak memerlukan perubahan sikap terlebih dahulu.
Tindakan suka rela muncul lebih dulu sebelum terjadi perubahan sikap.
Membangkitkan tindakan pada penerima pesan, kemungkinan respon sesuai dengan yang diinginkan akan lebih besar bila:
1. Memudahkan pemahaman penerima tentang apa yang diharapkan, 2. Meyakinkan penerima bahwa tujuan itu masuk akal, dan
3. Mempertahankan hubungan harmonis dengan penerima. Tindakan yang diharapkan tidak terjadi secara otomatis, namun besar kemungkinan akan terwujud bila ketiga hal tersebut di atas telah dipenuhi.
42
Adanya media sosial sangat memudahkan pengguna untuk melakuakan tindakan memperkenalkan, mempromosikan serta mempengaruhi khalayak dengan foto maupun video yang di posting oleh pengelola Wisata Air Terjun Pengantin. Selain dapat mempromosikan wisata ini secara mudah dan lebih hemat, pengelola media sosial juga dapat mengakses postingan tersebut setiap saat. Pengelola memilih whatsapp sebagai media promosi dalam mempromosikan Wisata Air Terjun Pengantin.
Tujuan dibentuknya akun whatsapp adalah tindakan untuk mempermudah proses promosi. Selain mudah dan cepat pengguna akun media sosial whatsapp dapat mengunggah foto maupun video setiap hari dimanapun dan kapanpun.
Kecanggian dari fitur-fitur whatsapp menjadi alasan mengapa pengelola Wisata Air Terjun Pengantin menggunakan whatsapp sebagai media promosi.
Gambar 5.5 Chat whatsapp calon wisatawan Air Terjun Pengantin Hal ini juga dibuktikan dengan pernyataan salah satu pengunjung yaitu Feggy, saat peneliti bertanya apakah anda mengetahui wisata air terjun pengantin melalui media sosial, Feggy mengatakan:
“Kalo dari yang saya rasakan whatsapp sangat gampang di lihat apa lagi jika itu berasal dari status orang-orang yang sudah pernah”
Peneliti kembali bertanya ke pengunjung bagaimana pengaruh media sosial tersebut untuk membuat pengunjung beminat untuk berkunjung, lalu kembali Feggy mengatakan bahwa:
“Sangat berpengaruh bagi saya karna saya bisa melihat foto dan vidio unggahan dari teman-teman sayang sudah lebih dulu datang berkunjung”
Pendapat serupa disampaikan oleh karang taruna yang bernama Yudi, peneliti bertanya bagaimana respon pengunjung mengenai wisata Air Terjun Pengantin dengan melakukan promosi dengan media social whatsapp, Yudi mengatakan bahwa:
“Respon mereka baik mereka datang untuk berfoto ada yang bertamasya bersama keluarga untuk menghabis kan waktu bersama”
Word Of Mouth Communication melalui media Whatsapp merupakan tindakan atau cara yang bersifat unik dan menarik dapat mendorong kedatangan wisatawan. Selain itu tindakan yang di lakukan dalam promosi media sosial juga mampu memberikan dampak positif dalam media pemasaran suatu objek wisata dilihat dari segi biaya efektivitas serta kemudahan dalam menjalankan promosi melalui media ini sehingga menjadikan whatsapp semakin diminati banyak pihak dalam melakukan promosi.
5.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari penelitian dalam mencapai suatu kesimpulan yang benar dan objektif, peneliti akan melakukan konfirmasi dan analisa dari beberapa data yang telah diperoleh sebagai hasil observasi serta wawancara secara langsung ke Air Terjun Pengantin Desa Bukit Kabupaten Bengkulu Tengah.
44
Dari hasil penelitian maka peneliti dapat membahas Efektivitas Word Of Mouth Communication Melalui Media Whatsapp Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata di Air Terjun Pengantin Desa Bukit Kabupaten Bengkulu Tengah ialah sebagai berikut:
5.3.1 Pengertian/Pemahaman
Indikator pertama ini meliputi kegiatan untuk meneliti dan mengawasi pengetahuan dan pendapat pengunjung atau klien serta pihak-pihak yang berkepentingan atau berpengaruh oleh tindakan dan kebijakan dari objek wisata.
Pemahaman mengenai pengertian, maksud dan tujuan Efektivitas Word Of Mouth Communication Melalui Media Whatsapp Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata di Air Terjun Pengantin Desa Bukit Kabupaten Bengkulu Tengah.
Objek Wisata Air Terjun Pengantin memanfaatkan Word Of Mouth Communication menlalui media Whatsapp dalam meningkatkan kunjungan wisata guna menunjang proses promosi yang mereka lakukan. Implementasinya pun beragam dan berbagai upaya telah dikembangkan oleh pihak pengelola melalui akun whatsapp. Hal tersebut berkenaan dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat terlebih lagi momentum kemunculan Objek Wisata ini bertepatan dengan pandemi Covid-19 sehingga pemasaran secara online dapat memberikan jawaban guna kemudahan akses informasi.
5.3.2 Kesenangan
Indikator kedua mencakup kesenangan berupa respon yang didapat baik dari pengunjung atau pengelola Word Of Mouth Communication Melalui Media Whatsapp Dalam Meningkatkan Kunjungan tentang bagaimana bentuk rasa
senang dari kedua belah pihak mengenai perencanaan dan promosi melalui Whatsapp.
Komunikasi pemasaran merupakan proses komunikasi yang melibatkan beberapa proses dan tahapan seperti perencanaan, penciptaan, integrasi, dan implementasi dari beragam bentuk komunikasi dalam pemasaran seperti iklan, dan lain sebagainya, yang ditujukan kepada calon konsumen. Hal tersebut juga
dilakukan oleh pihak pengelola dengan melakukan promosi 3 tahap yaitu perencanaan, implementasi, serta evaluasi di Air Terjun Pengantin.
Objek Wisata Air Terjun Pengantin melalui akun whatsapp melakukan tahapan persiapan. Tahapan ini dilakukan dengan menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam promosi serta pertimbangan aspek-aspek penting. Hal ini bertujuan agar memunculkan kesenangan dalam proses promosi yang akan diimplementasikan.
5.3.3 Mempengaruhi Sikap